FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)
|
|
- Teguh Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Nursiah Hasyim 1, Faradiba 2, dan Gina Agriany Baharuddin 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk formulasi gel sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi basis gel dengan tujuan untuk memperoleh formula gel sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang stabil secara fisik. Dua formula gel dibuat dengan basis gel carbopol (formula I) dan hidroksipropilmetilselulosa ( (Formula II). Kemudian dilakukan evaluasi kestabilan fisik dengan parameter pemeriksaan organoleptik, pengukuran viskositas, dan penentuan yield value sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Pada pemeriksaan organoleptik kedua formula gel tidak mengalami perubahan warna, bau dan konsistensi sebelum maupun setelah penyimpanan dipercepat. Pada pengukuran viskositas diperoleh hasil bahwa formula I dan II tidak berbeda nyata sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Analisis statistik dari yield value menunjukkan bahwa formula I dan II tidak berbeda nyata sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Pada rheogram terlihat bahwa formula I memiliki kurva yang tidak terlalu berhimpit dan formula II memiliki kurva yang berhimpit sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sediaan stabil, tetapi yang memiliki kestabilan paling optimal yaitu formula II dengan dasar gel hidroksipropilmetilselulosa (. Kata kunci : gel, sari buah belimbing wuluh, karbopol, hidroksipropilmetilselulosa, kestabilan fisik. PENDAHULUAN Masalah kulit yang sering timbul antara lain kering, kusam, kasar, berminyak dan berjerawat. Bagaimana cara mendapatkan kulit yang sehat? Jawabannya dimulai dari pori-pori, dengan cara memelihara pori-pori kulit agar tetap halus dan sehat menjauhkan kita dari banyak masalah kulit, ter-utama jerawat. Masalah kulit makin terasa di Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu yang panas dan lembab serta udara kotor. Salah satu obat tradisional yang digunakan sebagai obat antijerawat adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan cara mengoleskan langsung cairan hasil irisan dari buahnya. Masyarakat menggunakan buah belimbing wuluh sebagai obat untuk mengatasi jerawat karena mengandung asam oksalat, kalium, riboflavin, niasin, asam askorbat, piridoksin, tiamin, karoten, kalsium, fosfor, besi dan natrium (1,2,3). Untuk mengatasi masalah jerawat dibutuhkan suatu sediaan yang mempunyai daya penetrasi yang baik dan waktu kontak yang cukup lama untuk mengurangi/mengobati jerawat, di antaranya adalah sediaan gel yang mempunyai kadar air yang tinggi sehingga dapat menghidrasi stratum corneum dan mengurangi resiko timbulnya peradangan lebih lanjut akibat menumpuknya minyak dalam pori-pori. Dari penelitian ini diharapkan dapat dibuat sediaan gel dari bahan dasar sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai gel dengan variasi basis carbopol dan hidroksipropilmetilselulosa (. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah bagaimana mengembangkan sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) agar menghasilkan formula gel yang memiliki kestabilan yang optimal. Maksud penelitian ini adalah untuk memformulasi gel dari sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi dasar gel, dengan tujuan untuk menentukan formula gel sari buah belimbing wuluh yang stabil secara optimal. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain alat pengering beku (freeze drier), gelas erlenmeyer 25 ml, 250 ml, dan 500 ml (Pyrex), gelas piala 50 ml dan 100 ml (Iwaki, Pyrex), gelas ukur 25 ml (Pyrex), lemari pendingin (Sharp), lumpang dan alu, ph meter, timbangan analitik (Chyo), dan Viscometer Brookfield. Bahan yang digunakan antara lain air suling, etanol, hidroksipropilmetilselulosa (, carbopol 934, trietanolamin (TEA), metil paraben, propilenglikol, dan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). 5
2 6 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 Maret 2011, hlm. 5 9 Pembuatan Sari Kering Sebanyak 6 buah belimbing wuluh berukuran sedang, yang setara dengan 29 g dibersihkan, kemudian diambil sarinya dengan juicer, dan diperoleh jus sebanyak 8,2 ml dengan berat 10,1 gram. Jus yang diperoleh dikeringbekukan dengan freeze drier, dan diperoleh ekstrak kering sebanyak 425 g. Rancangan Formula dan Pembuatan Sediaan Gel sari buah belimbing wuluh dibuat dengan variasi bahan pembentuk gel yaitu karbopol dan HPMC. Sebagai pelarut digunakan air suling, metil paraben sebagai pengawet, propilenglikol sebagai humektan. Komposisi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rancangan Formula Gel Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan basis karbopol dan HPMC Nama bahan Konsentrasi (% b/v) Formula I Formula II Sari belimbing wuluh 0,425% 0,425% HPMC - 8% Carbopol 0,35% - TEA 2% - Propilenglikol 10% 10% Metil Paraben 1,2% 1,2% Air suling Ad 100% Ad 100% Formulasi gel dengan basis karbopol Karbopol didispersikan dalam air suling yang telah dipanaskan hingga suhu 70 o C di dalam lumpang, lalu digerus hingga terbentuk dispersi yang homogen. Propilenglikol dan TEA ditambahkan hingga terbentuk gel yang mengembang dan jernih. Ke dalam basis ditambahkan ekstrak belimbing wuluh yang telah ditambah dengan metilparaben dan telah dilarutkan dengan etanol. Pengadukan dihentikan dan gel disimpan dalam wadah tertutup. Gel didiamkan selama 24 jam hingga gelembung-gelembung hilang, kemudian dilakukan pengukuran ph dan viskositas gel. Formulasi gel dengan basis HPMC HPMC didispersikan dalam air suling yang telah dipanaskan hingga suhu 70 o C di dalam lumpang, lalu digerus hingga terbentuk dispersi yang homogen. Ke dalam basis ditambahkan propilenglikol, dan diaduk sampai homogen, selanjutnya ditambahkan ekstrak belimbing wuluh yang telah ditambah dengan metil paraben dan telah dilarutkan dengan etanol. Pengadukan dihentikan dan gel disimpan di dalam wadah tertutup. Gel didiamkan selama 24 jam hingga gelembung hilang, lalu dilakukan pengukuran ph dan viskositas gel. Evaluasi Kestabilan Evaluasi kestabilan dari sediaan gel sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) biasanya dilakukan dalam kondisi dipaksakan (stressed condition) untuk mempercepat peruraian dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk pengujian. Penyimpanan kondisi dipercepat dilakukan pada suhu antara 5 dan 35 o C masing-masing 12 jam selama 10 siklus (4,5). Pemeriksaan organoleptik sediaan gel Pemeriksaan organoleptik meliputi pemeriksaan perubahan warna, konsistensi dan bau dari formula sebelum dan sesudah penyimpanan kondisi dipercepat. Pengukuran viskositas sediaan gel Sebanyak 100 ml gel dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml kemudian viskositasnya diukur dengan Viscometer Brookfield yang dilengkapi dengan spindle no. 64 dengan kecepatan 50 rpm (putaran per menit) kemudian data yang diperoleh dicatat dan dianalisis secara statistik. Penentuan yield value sediaan gel Sebanyak 100 ml gel dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml kemudian yield valuenya diukur menggunakan Viscometer Brookfield yang dilengkapi dengan spindle nomor 64 dengan berbagai kecepatan yakni 5, 10, 20, 30, dan 50 rpm (putaran per menit). Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis secara statistik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dibuat gel antijerawat dengan menggunakan bahan aktif ekstrak sari belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) karena secara empiris belimbing wuluh dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan jerawat dengan cara dihaluskan dan digosokkan pada wajah yang berjerawat. Sediaan gel dibuat dengan basis gel yang berbeda, yaitu karbopol dan hidroksipropilmetilselulosa (. Karbopol dipilih sebagai salah satu bahan dasar gel berdasarkan bentuk dan penampakan gel yang ingin diperoleh yakni gel satu fase dan bening atau transparan, karena berdasarkan literatur bahan dasar gel tersebut dari golongan bahan sintetik bila diformulasi akan membentuk gel satu fase yang jernih. Sedangkan hidroksipropilmetilselulosa ( merupakan dasar gel semisintetik turunan selulosa. Trietanolamin ditambahkan sebagai bahan penetral untuk karbopol yang bersifat asam karena
3 Nursiah Hasyim, Formulasi Gel Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) 7 mengandung 56 86% asam karboksilat. Mekanisme kerjanya dengan mengionisasi gugus karboksil dari karbopol ketika terpapar oleh cahaya dan menyebabkan oksidasi yang diperlihatkan dengan penurunan viskositas dispersi karbopol (6). Trietanolamin juga berfungsi sebagai bahan penstabil dan pengembang dari karbopol dan mencegah rusaknya dispersi dari karbopol ketika terpapar oleh cahaya yang dapat menyebabkan gel menjadi keruh. Penambahan metil paraben dimaksudkan sebagai pengawet (7). Hal ini disebabkan karena penggunaan medium pendispersi air yang sangat rentan terhadap pertumbuhan mikroba. Sedangkan propilenglikol pada formula ini digunakan sebagai humektan (6). Evaluasi kestabilan sediaan gel sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat dilakukan untuk menentukan kestabilan secara fisik karena evaluasi tersebut merupakan salah satu parameter untuk mendeteksi ketidakstabilan dari sediaan gel. Evaluasi dilakukan dengan pada kondisi dipaksakan (stressed condition) untuk mempercepat peruraian dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk pengujian. Sediaan gel diuji kestabilannya pada suhu 5 35 C selama 10 siklus dengan tiap siklus selama 12 jam. Evaluasi kestabilan meliputi pemeriksaan organoleptis, pengukuran viskositas dan yield value. Hasil pemeriksaan organoleptis menunjukkan bahwa kedua sediaan gel stabil secara fisik karena tidak mengalami perubahan warna, bau dan konsistensi, baik itu sebelum maupun setelah penyimpanan dipercepat. Salah satu indikator perubahan yang mengarah pada ketidakstabilan suatu sediaan adalah terjadinya perubahan warna dan bau sediaan. Pengamatan organoleptis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan warna, bau dan konsistensi yang terjadi selama penyimpanan (8). Dari pengukuran viskositas diperoleh data sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata yang dapat dijadikan parameter bahwa kedua sediaan gel stabil secara fisik. Pengukuran viskositas dengan Viscometer Brookfield dengan spindle 64 dan kecepatan 50 rpm sebanyak tiga kali replikasi sebelum penyimpanan dipercepat menghasilkan nilai pada formula I 86,733 poise dan pada formula II 115,400 poise. Sedangkan setelah penyimpanan dipercepat diperoleh hasil pada formula I adalah 82,133 poise dan pada formula II adalah 115,233 poise. Hasil analisis statistik terhadap nilai viskositas menunjukkan bahwa kedua formula berbeda sangat signifikan yang ditunjukkan oleh F hitung lebih besar dari F tabel. Yield value adalah besarnya gaya atau tekanan geser yang harus dilampaui agar dapat mengalir. Yield value dan viskositas saling berhubungan karena semakin tinggi viskositas maka yield value semakin besar. Yield value pada formula I sebelum penyimpanan dipercepat adalah 53,064 dyne/cm 2 dan setelah penyimpanan dipercepat adalah 48,286 dyne/cm 2. Sedangkan pada formula II sebelum penyimpanan dipercepat adalah 4,693 dyne/cm 2 dan setelah penyimpanan dipercepat adalah 9,400 dyne/cm 2. Analisis statistik menunjukkan bahwa kedua formula berbeda sangat signifikan yang ditunjukkan oleh F hitung lebih besar dari F tabel. Kedua sediaan gel menunjukkan tipe aliran non-newton yaitu aliran plastis karena tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai yield value. Pada rheogram terlihat bahwa formula I memiliki kurva yang tidak terlalu berhimpit sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat sedangkan pada formula II memiliki kurva yang berhimpit sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Gel Sari Buah Belimbing (Averrhoa bilimbi L.) dan Penyimpanan Dipercepat Jenis Sediaan Kondisi Jenis Pemeriksaan Warna Bau Konsistensi Kuning Khas Halus, lunak Kuning Khas Halus, lunak Kuning Khas Halus, lunak Kuning Khas Halus, lunak
4 Tekanan Geser Tekanan Geser 8 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 Maret 2011, hlm. 5 9 Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-rata Viskositas (poise) Gel Sari Buah Belimbing (Averrhoa bilimbi L.) dan Setelah Penyimpanan Dipercepat Formula Viskositas Rata-rata (poise) 86,733 82, , ,233 Tabel 4. Hasil Penentuan Rata-rata Yield Value (Dyne/cm detik) Gel Sari Buah Belimbing (Averrhoa bilimbi L.) dan Setelah Penyimpanan Dipercepat Jenis Sediaan Kondisi Ulangan ,343 52,786 48,157 48,414 4,657 9,757 4,729 9,043 Formula I 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0, ,2 0,4 0,6 0,8 1 Kecepatan Geser Gambar 1. Rheogram Hubungan antara Kecepatan Geser dengan Tekanan Geser Gel Sari Buah Belimbing (Averrhoa bilimbi L.) pada Karbopol) 120, ,000 Formula II 80,000 60,000 40,000 20,000 0, ,2 0,4 0,6 0,8 1 Kecepatan Geser Gambar 1. Rheogram Hubungan antara Kecepatan Geser dengan Tekanan Gel Sari Buah Belimbing (Averrhoa bilimbi L.) pada
5 Nursiah Hasyim, Formulasi Gel Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) 9 Berdasarkan pengamatan organoleptik, kedua formula tidak mengalami perubahan warna, bau dan konsistensi sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Berdasarkan parameter viskositas dan yield value, kedua formula tidak berbeda nyata sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Rheogram memperlihatkan bahwa formula I memiliki kurva yang tidak terlalu berhimpit dan formula II memiliki kurva yang yang berhimpit sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat, sehingga diperoleh hasil bahwa kedua formula gel stabil, tapi formula II dengan dasar gel hidroksipropilmetilselulosa ( adalah yang paling stabil secara optimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, gel dari sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan basis gel HPMC (hidroksi-propilmetilselulosa) memiliki kestabilan fisik paling optimal. DAFTAR PUSTAKA 1. Asean countries, 1993, Standard of Asean Herbal Medicine, vol 2, Jakarta, Soedibyo, M., 1998, Alam sumber kesehatan, manfaat dan kegunaan, Balai Pustaka, Jakarta, Thomas, A.N.S, 1989, Tanaman Obat Tradisional, Yogyakarta. Kanisius. 4. Aulton, M.E, 1988, Pharmaceutics; The Science of Dosage Form Design, Chur-chill Livingstone, New York. 5. Banker, G.S., Rhodes, C.T., editor, 1990, Modern Pharmaceutics, 2 nd ed, USA, Marcel Dekker. 6. Kibbe. A.H., 2000, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 3 rd ed. American Pharmaceutical Press, USA. 7. Gennaro, A.R., 1990, Remington s Pharmaceutical Sciences, 18 th ed., Mack Publishing Company, Easton, Penn-sylvania, 1305, Lachman L., Lieberman H.A., Kaning J.L., 1986, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Lea and Febiger 600 Washington Square Philadelphia, USA.
FORMULASI SALEP EKSTRAK DIETIL ETER DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS
FORMULASI SALEP EKSTRAK DIETIL ETER DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS Faradiba Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciFORMULASI MASKER GEL (PEEL OFF MASK) SARI BUAH TOMAT APEL (Licopersicum esculentum Mill)
As-Syifaa Vol 04 (02) : Hal. 129-135, Desember 2012 ISSN : 2085-4714 FORMULASI MASKER GEL (PEEL OFF MASK) SARI BUAH TOMAT APEL (Licopersicum esculentum Mill) Faradiba * ), Ermina Pakki ** ), Auliawati
Lebih terperinciUJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)
UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) Nur Ida dan Sitti Fauziah Noer Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Makassar Email : nurida_said@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciFORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci, Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini 1 1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental
8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode faktorial desain 2 faktor 2 level. Jumlah formula yang dibuat adalah
Lebih terperinciGEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)
GEL Uji gel a. Viskositas Pengujian viskositas ini dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas dari sediaan, dimana viskositas tersebut menyatakan besarnya tahanan suatu cairan untuk mengalir.
Lebih terperinciDevelopment Formulation of Lemon Syrup (Citrus limon L.) in Facial Peeling Scrub With Variation Concentration of Tea-Stearate
Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences 2017 2(2): pp 63-67 Development Formulation of Lemon Syrup (Citrus limon L.) in Facial Peeling Scrub With Variation Concentration of Tea-Stearate Hamsinah
Lebih terperinciEVALUASI STABILITAS FISIK DAN PROFIL DIFUSI SEDIAAN GEL (MINYAK ZAITUN)
EVALUASI STABILITAS FISIK DAN PROFIL DIFUSI SEDIAAN GEL (MINYAK ZAITUN) A. Mumtihanah Mursyid Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia mumtihanah.mursyid@umi.ac.id ABSTRACT Olive oil contains vitamin
Lebih terperinciFORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2
A.1 FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI Naela Nabiela 1*, Ahmad Hilmi Fahmi 1, Muhammad Sukron 1, Ayu Elita Sari 1, Yusran, Suparmi 1 1 Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah
Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris
Lebih terperinciFORMULASI SALEP EKSTRAK METANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa L) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS. A. Muflihunna, Hediyanti Lating
As-Syifaa Vol 05 (01) : Hal. 72-79, Juli 2013 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SALEP EKSTRAK METANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa L) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS A. Muflihunna, Hediyanti Lating Fakultas Farmasi
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI [ 5(1) ]
16 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI [ 5(1) ] A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Deskripsi singkat matakuliah Teknologi Sediaan Farmasi Matakuliah Teknologi Sediaan
Lebih terperinciFormulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne
Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulation of Kokang (Lepisanthes amoena Leaves Extract in Anti-acne Gel Husnul Warnida 1, Yullia Sukawati 2 Akademi Farmasi
Lebih terperinciFORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di
Lebih terperinciFORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION
FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Lebih terperinciFORMULASI LULUR KRIM YANG MENGANDUNG KOMBINASI YOGHURT DAN PATI BERAS HITAM (Oryza sativa L.)
As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 83-91, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 FORMULASI LULUR KRIM YANG MENGANDUNG KOMBINASI YOGHURT DAN PATI BERAS HITAM (Oryza Vina Purnamasari M 1, Ermina Pakki 2, Mirawati 1 1
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang 59 Lampiran 2. Gambar tanaman rimbang dan gambar makroskopik buah rimbang A Keterangan: A. Tanaman rimbang B. Buah rimbang B 60 Lampiran 3. Gambar serbuk
Lebih terperinciFORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER. A.Muflihunna
As-Syifaa Vol 04 (01) : Hal. 1-6, Juli 2012 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER A.Muflihunna Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal formulasi, dilakukan orientasi untuk mendapatkan formula krim yang baik. Orientasi diawali dengan mencari emulgator yang sesuai untuk membentuk krim air
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah Allium shoenoprasum L. yang telah dinyatakan berdasarkan hasil determinasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)
PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD) Isriany Ismail, Surya Ningsi, Nurshalati Tahar, Aswandi Jurusan Farmasi Fakultas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT
PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT Nursiah Hasyim 1, Mirawati 2, dan Sri Sulistiana 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi
digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi jernih yang terbentuk dari fasa lipofilik, surfaktan, kosurfaktan dan air. Dispersi mikroemulsi ke dalam air bersuhu rendah akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup di kulit (Jawetz et al., 1991). Kulit merupakan organ tubuh manusia yang sangat rentan terhadap
Lebih terperinciGEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula
10/25/2012 1 GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula @Dh hadhang_wk Laboratorium Farmasetika Unso oed GEL Semi padat yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.
PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) Karlina Amir Tahir 1, Sartini 2, Agnes Lidjaja 2 1 Jurusan Farmasi,
Lebih terperinciPENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO
PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC HV IN VITRO Boesro Soebagio, Dolih Gozali, Nadiyah Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai
Lebih terperinciSUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.
SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Sediaan cair banyak dipilih untuk pasien pediatrik dan geriatric karena mudah untuk ditelan, dan fleksibilitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET
MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET Effionora Anwar Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciNama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan
Nama Sediaan Kosmetika : Hand sanitizer alami I. Tujuan Pemakaian : Membersihkan kulit dengan kemampuan membunuh bakteri yang ada di tangan tanpa harus dibilas Memberikan efek melembutkan pada tangan II.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Hasil determinasi Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer) swingle fructus menunjukan bahwa buah tersebut merupakan jeruk nipis bangsa Rutales, suku Rutaceae, marga Citrus,
Lebih terperinciFORMULASI SABUN LOSIO PENCUCI TANGAN (HAND WASH) GEL LIDAH BUAYA (Aloevera L.) DENGAN VARIASI EMULGATOR. Audia Triani Olii
As-Syifaa Vol 06 (01) : Hal. 25-33, Juli 2014 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SABUN LOSIO PENCUCI TANGAN (HAND WASH) GEL LIDAH BUAYA (Aloevera L.) DENGAN VARIASI EMULGATOR Audia Triani Olii Fakultas Farmasi
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Gambar 1. Tumbuhan Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.) Gambar 2. Daun Kemenyan Segar Lampiran 3. Gambar
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan adalah alat-alat gelas, neraca analitik tipe 210-LC (ADAM, Amerika Serikat), viskometer Brookfield (Brookfield Synchroectic,
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Propolis Gold (Science&Nature ), minyak lavender (diperoleh dari PT. Martina Berto), aquadest, Crillet 4 (Trimax), Crill 4 (diperoleh dari PT. Pusaka Tradisi Ibu), setostearil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis yang menghendaki tempat tumbuh yang tidak ternaungi dan cukup lembab.
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan, Alat, dan Hewan Percobaan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah duku (Lansium domesticum Corr.), hirdoksipropil metilselulosa (HPMC), carbomer, gliserin, trietanolamin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu dengan mengenalisis aktivitas anti jamur ekstrak etanol daun ketepeng
Lebih terperinciPot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel
Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa (Meggle), HPMC (hidroksi propil metil selulosa)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jenis kulit yang dimiliki tiap orang berbeda-beda, tergantung dari jumlah minyak yang dihasilkan. Jenis kulit terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kulit normal, kulit
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.
PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinci1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak
Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan penelitian Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Belut (Monopterus
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL Setelah dilakukan penelitian Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Belut (Monopterus Albus) Terhadap Luka Bakar Tikus Putih Jantan Spraque-Dawley, diperoleh hasil sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,
Lebih terperinciKode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets
I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam
Lebih terperinciProses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan
Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah beriklim tropis yang merupakan tempat endemik penyebaran nyamuk. Dari penelitiannya Islamiyah et al., (2013) mengatakan bahwa penyebaran nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh kita yang melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, gangguan panas atau dingin, dan gangguan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jerawat adalah penyakit kulit yang biasa terjadi pada usia remaja. Penyakit ini terbatas pada folikel pilosebase dibagian kepala atau badan bagian atas karena kelenjar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara tropis memungkinkan berbagai tanaman buah tropis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini menyebabkan buah tropis banyak dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang kosmetika saat ini sangatlah pesat. Kosmetika berdasarkan penggunaannya dapat digunakan sebagai tata rias dan juga sebagai perawatan kulit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan
Lebih terperinciFORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI
FORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI Oleh : RAFA EMBUN RELIGIA K100110016 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciEFEK PENINGKAT PENETRASI DIMETILSULFOKSIDA TERHADAP LAJU DIFUSI PADA SEDIAAN GEL KLINDAMISIN HIDROKLORIDA SECARA IN VITRO
EFEK PENINGKAT PENETRASI DIMETILSULFOKSIDA TERHADAP LAJU DIFUSI PADA SEDIAAN GEL KLINDAMISIN HIDROKLORIDA SECARA IN VITRO Lidia 1, Eti Anggraini 2, Sari Meisyayati 3 Sekolah Tinggi Ilmu farmasi (STIFI)
Lebih terperinciPengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika. Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika.zip
Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika.zip berbeda bermakna dengan sediaan etanol, sedangkan sediaan dengan kadar Pemakaian antiseptik tangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas gel rambut dari ekstrak seledri dan minyak kemiri terhadap pertumbuhan
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciFORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60 Maria Ulfa, Nur Khairi, Fadillah Maryam Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi,
Lebih terperinciAnis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2
PERBEDAAN CARBOXYMETHYL CELLULOSA DAN XANTHAN GUM SEBAGAI SUSPENDING AGENT TERHADAP STABILITAS FISIK SUSPENSI KLORAMFENIKOL Anis Marfu ah 1, Sutaryono 2 ABSTRACT Latar Belakang : Zat pembasah digunakan
Lebih terperinciFORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)
FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.) Boesro Soebagio, Sriwidodo, Irni Anggraini Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, Jatinangor-Sumedang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
OPTIMASI KOMBINASI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA DENGAN HERBA KEMANGI DALAM GEL SEBAGAI REPELAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Indri Hapsari 1, Anwar Rosyadi 1, Retno Wahyuningrum
Lebih terperinciFORMULASI DAN PENGUJIAN SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr.))
FORMULASI DAN PENGUJIAN SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr.)) Krysta Riani Egeten 1), Paulina V.Y Yamlean 1), Hamidah Sri Supriati 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciBUKU PENUNTUN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA LABORATORIUM FARMASI FISIKA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016 KATA PENGANTAR Buku Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika I dan II ini disusun untuk menunjang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan pre-post-test control group design. 3.1.1 Rancangan Penelitian Ekstrak
Lebih terperinciFORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT
FORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT 1 Deni Anggraini, 2 Masril Malik, 2 Maria Susiladewi 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau 2 Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Lebih terperinciFORMULASI SHAMPO KRIM CAIR DARI KOMBINASI EKSTRAK DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) DAN SARI BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle.
As-Syifaa Vol 04 (01) : Hal. 98-111, Juli 2012 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SHAMPO KRIM CAIR DARI KOMBINASI EKSTRAK DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L.) DAN SARI BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle.)
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi mikroemulsi ini dimaksudkan untuk standardisasi agar diperoleh
Lebih terperinci