6 PEMBAHASAN 6.1 SIMKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "6 PEMBAHASAN 6.1 SIMKA"

Transkripsi

1 105 6 PEMBAHASAN 6.1 SIMKA sebagai Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Perikanan Sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan (SIMKA) merupakan sebuah sistem informasi manajemen berbasis komputer (software). Pengertian sistem informasi manajemen (SIM) menurut Jogiyanto (2005) merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Sistem informasi sendiri menurut Sutono (2007) dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Lebih lanjut dikatakan bahwa sistem informasi tersebut memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Pengertian sistem informasi pelabuhan perikanan secara khusus menurut KKP (2012) adalah sistem informasi yang meliputi pengumpulan, pengelolaan, penganalisaan, penyimpanan, penyajian, serta penyebaran data dan informasi pelabuhan perikanan. Data dan informasi pelabuhan tersebut digunakan untuk mendukung operasional pelabuhan perikanan, meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat, dan mendukung perumusan kebijakan di bidang pelabuhan perikanan. Selanjutnya juga disebutkan bahwa data dan informasi tersebut berisi fasilitas pelabuhan perikanan serta data operasional harian, bulanan, dan tahunan pelabuhan perikanan, yang berisi frekuensi kunjungan kapal, produksi ikan, harga ikan, alat penangkapan ikan, logistik, pemasaran, dan tenaga kerja yang berbentuk data harian. Setiap sistem informasi pelabuhan perikanan tersebut juga harus saling terintegrasi. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, SIMKA telah memenuhi syarat sebagai suatu sistem informasi manajemen pelabuhan perikanan karena SIMKA menyediakan informasi bagi beberapa jenis pengguna di PPN Kejawanan dengan kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan. Informasi-informasi tersebut meliputi orang (pengguna, pegawai, dan anggota KUD Mina Karya Bahari), tempat (fasilitas-fasilitas PPN Kejawanan), dan segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan PPN Kejawanan yang terkait

2 106 dengan agribisnis perikanan tangkap. Di dalam SIMKA juga terdapat data operasional harian, bulanan, dan tahunan pelabuhan perikanan, yang berisi kunjungan kapal, produksi dan harga ikan, alat penangkapan ikan, logistik, dan pemasaran yang berbentuk data harian. SIMKA diterapkan untuk mendukung informasi-informasi tersebut yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen sehingga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini tingkatan manajemen yang dimaksud adalah manajerial di PPN Kejawanan mulai dari kepala pelabuhan, pegawai pelabuhan, anggota KUD Mina Karya Bahari, sampai dengan nelayan. SIMKA juga telah mampu memenuhi setidaknya 5 dari 6 komponen yang terdapat pada suatu sistem informasi pelabuhan perikanan menurut KKP (2012), yaitu pengumpulan, pengelolaan, penganalisaan (melalui analisis usaha perikanan), penyimpanan, serta penyajian data dan informasi pelabuhan perikanan. Komponen yang tidak tersedia pada SIMKA adalah penyebaran data dan informasi karena SIMKA merupakan software yang bersifat offline. Kegiatan update data dan informasi pada SIMKA hanya terbatas untuk kalangan PPN Kejawanan saja sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui oleh pihak luar, kecuali jika data dan informasi tersebut di-update ulang melalui situs PIPP. Untuk ke depannya, perlu dibuat pengembangan dari software ini sehingga selain dapat diakses secara offline, software tersebut juga dapat diakses secara online (berbentuk web-based). Dengan demikian, update data dan informasi pada SIMKA dapat dilihat melalui web secara otomatis tanpa harus melakukan update ulang. 6.2 Kelebihan SIMKA Dibandingkan Software Sejenis Penelitian mengenai sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap di pelabuhan perikanan sebelumnya juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Pradipta (2010) dengan judul penelitian Sistem Informasi Manajemen Agribisnis Perikanan Tangkap PPI Blanakan dan Rosadi (2010) dengan judul penelitian Sistem Informasi Manajemen Agribisnis Perikanan PPN Palabuhanratu. Secara garis besar, SIMKA dan software sistem informasi manajemen yang dihasilkan dari penelitian-penelitian tersebut memiliki konsep

3 107 dan isi yang serupa. Perbedaannya adalah SIMKA memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki oleh software-software tersebut. Fitur-fitur tersebut antara lain: Menu analisis usaha perikanan yang lebih lengkap Salah satu penelitian mengenai sistem informasi manajemen tentang pelabuhan perikanan yang memiliki menu analisis usaha perikanan telah dilakukan oleh Pradipta (2010) yang bertempat di PPI Blanakan, Kabupaten Subang. Software sistem informasi manajemen yang dihasilkan dari penelitian tersebut dinamakan SMART PPI Blanakan. Gambar 55 berikut menunjukkan perbandingan tampilan SMART PPI Blanakan dan SIMKA. Terlihat bahwa menu analisis usaha sebelumnya juga telah terdapat pada SMART PPI Blanakan dalam tampilan yang lebih sederhana. (a) (b) Gambar 55 Perbandingan tampilan menu analisis usaha perikanan pada: (a) SMART PPI Blanakan dengan (b) SIMKA

4 108 Perbandingan analisis usaha perikanan pada SMART PPI Blanakan dengan SIMKA adalah sebagai berikut: Pada SMART PPI Blanakan, menu analisis usaha perikanan hanya menampilkan sejumlah text box yang harus diisi oleh pengguna untuk mendapatkan nilai pendapatan usaha, payback period (PP), revenue cost ratio (R/C ratio), dan return on investment (ROI). Pada SIMKA, analisis usaha perikanan ditampilkan dalam beberapa tahap yang memuat tabel-tabel input dan tabel-tabel output. Pada bagian output, pengguna dapat memperoleh hasil analisis usaha yang lebih lengkap. Selain nilai pendapatan usaha, payback period (PP), revenue cost ratio (R/C ratio), dan return on investment (ROI), pengguna juga memperoleh hasil analisis kriteria investasi dalam bentuk tabel cash flow seperti net benefit (keuntungan bersih), PV (present value) benefit, NPV (net present value) benefit, Net B/C (net benefit cost ratio), dan IRR (internal rate of return). Hasil analisis usaha perikanan yang didapat pada SMART PPI Blanakan hanya efektif untuk jangka waktu satu bulan, bukan dalam satu periode usaha. Hal ini disebabkan oleh input penerimaan yang dimasukkan merupakan perkiraan penerimaan yang didapat setiap bulannya (Pradipta 2010). Selain itu pengguna harus menghitung sendiri total pendapatan yang diperoleh. Berbeda dengan SMART PPI Blanakan, SIMKA dapat digunakan untuk melakukan analisis usaha perikanan dalam satu periode usaha (umumnya beberapa tahun). Total pendapatan yang diperoleh merupakan total pendapatan dalam satu tahun yang dihitung secara otomatis oleh SIMKA berdasarkan input harga ikan dan produksi ikan (baik dalam musim ikan maupun paceklik). Menu analisis usaha perikanan pada SIMKA menyediakan input persentase bagi hasil antara nelayan buruh, nakhoda, dan pemilik, sedangkan pada SMART PPI Blanakan, input tersebut tidak ditemukan. Hal ini menyebabkan analisis usaha pada SMART PPI Blanakan lebih cocok diterapkan untuk pelaku usaha yang tidak menerapkan sistem bagi hasil, sedangkan SIMKA dapat diterapkan baik untuk pelaku usaha yang menerapkan sistem bagi hasil maupun tidak.

5 109 Umur teknis untuk masing-masing komponen biaya investasi telah diasumsikan sebelumnya pada analisis usaha perikanan SMART PPI Blanakan, dimana umur teknis untuk kapal adalah 10 tahun, alat tangkap adalah 3 tahun, mesin utama / mesin tambahan adalah 3 tahun, dan alat tangkap adalah 2 tahun. Asumsi-asumsi ini diambil berdasarkan nilai ratarata yang didapatkan dari responden (Pradipta 2010). Penentuan umur teknis tersebut berguna untuk mengitung penyusutan. Pada SIMKA, pengguna dapat menentukan sendiri umur teknis untuk masing-masing komponen biaya investasi agar nilai penyusutan yang diperoleh lebih akurat. Hal ini dilakukan terkait dengan status PPN Kejawanan yang merupakan pelabuhan perikanan tipe B yang memiliki jenis kapal dan alat tangkap yang lebih beragam dibandingkan dengan PPI Blanakan yang merupakan pelabuhan perikanan tipe D sehingga asumsi umur teknis sulit dilakukan. Hasil analisis usaha perikanan pada SIMKA secara garis besar ditampilkan dalam tabel kesimpulan yang dapat disimpan oleh pengguna, sedangkan pada SMART PPI Blanakan, fasilitas penyimpanan ini tidak ditemukan. Dengan adanya fasilitas ini, pengguna dapat melihat kembali hasil analisis usahanya jika dibutuhkan Penggantian warna tema Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai sistem informasi manajemen di suatu pelabuhan perikanan seperti yang dilakukan oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010) lebih menitikberatkan pada fungsi aplikasi dan cenderung mengabaikan desain dan tampilan aplikasi itu sendiri. Padahal desain dan tampilan aplikasi yang menarik akan menjadi nilai tambah bagi suatu aplikasi sehingga membuat pengguna aplikasi tersebut merasa nyaman dalam mengakses setiap menunya. Tampilan aplikasi yang menarik tidak selalu harus disertai dengan banyak gambar berwarna-warni karena hal itu justru akan membuat proses loading (pemuatan) aplikasi menjadi lebih berat. Oleh karena itu, SIMKA mempunyai cara baru agar tampilan SIMKA terlihat lebih menarik, user friendly (mudah digunakan) dan tidak membosankan, yaitu dengan menyediakan fasilitas penggantian warna tema.

6 110 (a) (b) (c) (d) Gambar 56 Pilihan warna tema pada SIMKA; (a) warna putih; (b) warna hijau muda; (c) warna oranye; (d) warna biru muda (default) Gambar 56 di atas menujukkan masing-masing tampilan SIMKA dalam warna tema yang berbeda. Fitur ini akan membuat warna dasar (warna tema) SIMKA dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan pengguna. Secara default, warna tema aplikasi dapat diubah menjadi biru muda, putih, oranye, atau hijau. Warna tema yang dapat diganti akan mengurangi tingkat kejenuhan pengguna saat menggunakan SIMKA. Pengguna dapat mengganti warna tema dengan memilih menu pilihan pada menustrip atas, lalu pilih warna tema Penggantian bahasa (tahap evaluasi) Sebagai salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Barat, peluang usaha bagi para investor baik lokal maupun asing di PPN Kejawanan tergolong cukup besar. Karena itu, sistem informasi yang tersedia diharapkan dapat memfasilitasi pengguna lokal dan asing dalam menentukan jenis usaha apa yang cocok untuk dikembangkan. Salah satu kendala yang menghambat proses tersebut adalah kendala bahasa, terutama bagi investor asing. Penelitian sebelumnya oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010) belum melihat adanya kendala ini. Meskipun terlihat kurang penting, namun software yang memiliki beberapa pilihan bahasa akan lebih disukai oleh pengguna asing, apalagi PPN Kejawanan merupakan pelabuhan perikanan berskala besar. Karena itu, SIMKA dilengkapi dengan fitur

7 111 penggantian bahasa. Fitur tersebut akan membuat bahasa pada SIMKA dapat diganti sesuai dengan preferensi pengguna. Gambar 57 Tampilan SIMKA dalam bahasa inggris Gambar 57 tersebut menujukkan tampilan SIMKA dalam bahasa inggris. Terdapat dua pilihan bahasa yang disediakan dalam SIMKA, yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris (meskipun masih dalam tahap evaluasi). Fitur multi bahasa pada aplikasi sangat bermanfaat di kemudian hari agar aplikasi dapat digunakan oleh beragam pengguna. Pengguna dapat mengganti bahasa dengan memilih menu pilihan pada menustrip atas, lalu pilih bahasa Perluasan area informasi dengan memperkecil menu samping Menu samping adalah kumpulan menu yang terletak di sebelah kiri tampilan SIMKA PPN Kejawanan. Secara default tampilan menu-menu ini cukup besar sehingga mengurangi area penampilan informasi. Fitur ini akan membuat ukuran menu samping dapat diubah-ubah menjadi minimalis atau kembali normal sehingga area informasi dapat diperluas. Fitur ini merupakan fitur pelengkap yang belum dilakukan pada penelitian serupa sebelumnya. Pengguna dapat mengganti ukuran menu samping dengan memilih menu pilihan pada menustrip atas, lalu pilih ukuran menu samping. Di sini pengguna dapat memilih ukuran menu samping normal atau minimalis. Tampilan SIMKA dengan menu samping berukuran minimalis dapat dilihat pada Gambar 58.

8 112 Gambar 58 Tampilan SIMKA dengan menu samping berukuran minimalis Pengiriman pesan Pelayanan pelabuhan perikanan dapat ditingkatkan melalui kritik dan saran yang membangun dari pengguna. Namun terkadang terdapat pelabuhan perikanan yang tidak memberikan fasilitas yang memadai bagi pengguna untuk menyampaikan kritik dan sarannya, seperti yang terjadi pada PPN Kejawanan. Fitur ini adalah fasilitas yang disediakan oleh SIMKA untuk berkirim pesan kepada sesama user yang telah terdaftar di SIMKA baik administrator, pegawai PPN Kejawanan, pengusaha perikanan, maupun anggota KUD Mina Karya Bahari. Setiap user yang telah terdaftar di SIMKA akan langsung mendapatkan fasilitas penyimpanan dan pengiriman pesan. Fitur ini belum ditemukan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010), hanya tersedia pengiriman pesan dari administrator ke seluruh user, namun tidak sebaliknya (hanya satu arah) sehingga penyampaian kritik dan saran dari pengguna tidak dapat dilakukan. Menu ini memiliki 4 buah tab, yaitu tab kirim pesan untuk mengirimkan pesan, tab kotak masuk, tab pesan terkirim, dan tab konsep. Jika ada pesan masuk, maka pada saat pengguna pertama kali masuk menu utama, notifikasi pesan akan berkedip dan menampilkan jumlah pesan masuk. Tampilan menu pesan pada SIMKA dapat dilihat pada Gambar 59.

9 113 Gambar 59 Tampilan menu pesan pada SIMKA Pencarian terpadu Fasilitas pencarian pada suatu software sistem informasi manajemen sangat diperlukan untuk mencari data tertentu secara cepat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010) telah menerapkan fasilitas pencarian yang terdapat pada menu-menu seperti menu kelembagaan KUD, menu usaha penangkapan, pengolahan dan pemasaran. Pada SIMKA, selain terdapat pada menu-menu tersebut, fasilitas pencarian juga terdapat dalam bentuk dialog pencarian terpadu (terlihat pada Gambar 60). Gambar 60 Tampilan dialog pencarian terpadu

10 114 Pencarian terpadu adalah fasilitas yang disediakan oleh SIMKA untuk mencari data tertentu secara terperinci berdasarkan ruang lingkup yang terdiri atas user, sumberdaya ikan, alat tangkap, kapal perikanan, dan pengolahan. Tiap ruang lingkup memiliki dua kategori yang berbeda. Pengguna dapat mencari data yang diinginkan dengan cara mengetik kata kunci pada kotak keyword. Jika pengguna telah menemukan data yang diinginkan, maka pengguna dapat langsung melihat detail dari data tersebut dengan memilih tombol Pilih atau klik dua kali pada data tersebut, setelah itu pengguna akan dibawa menuju informasi yang bersangkutan. 6.3 Manfaat SIMKA PPN Kejawanan Manfaat yang dapat diperoleh pengguna dari aplikasi SIMKA PPN Kejawanan adalah sebagai berikut : 1) Mempermudah pihak PPN Kejawanan dalam melakukan manajemen data pelabuhan karena SIMKA merupakan aplikasi terpadu yang memuat segala aspek tentang PPN Kejawanan (all in one) sehingga data pelabuhan yang tersimpan tersusun rapi dan tidak tercecer. 2) Dapat memfasilitasi para pelaku agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan dalam memenuhi kebutuhan informasinya masing-masing yang terkait dengan agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2005) bahwa sistem informasi mempunyai peranan penting untuk menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. 3) Mempermudah nelayan untuk mendapatkan sejumlah informasi penting sebelum memulai kegiatan penangkapan ikan, seperti informasi harga ikan, sumberdaya ikan yang dominan, informasi cuaca, daerah penangkapan ikan, dan sebagainya. Meskipun demikian, untuk ke depannya informasi daerah penangkapan ikan perlu dikembangkan dan dipadukan dengan informasi dari lembaga kelautan seperti Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL). 4) Selama ini penyaluran informasi dari pihak pelabuhan kepada para pelaku agribisnis perikanan tangkap di PPN Kejawanan cenderung tertutup. Data yang di-input sebagian besar hanya untuk kepentingan pelabuhan saja,

11 115 namun timbal balik kepada para pelaku perikanan tersebut cenderung sedikit. Implementasi SIMKA diharapkan dapat menyelesaikan masalah penyaluran informasi dari pihak pelabuhan kepada para pelaku perikanan. 5) Dapat menjadi media pengenalan / promosi PPN Kejawanan kepada masyarakat umum yang kurang mengerti tentang seluk beluk dan aktivitas di PPN Kejawanan. Pelabuhan perikanan seharusnya memiliki sebuah software sistem informasi manajemen sendiri. Meskipun saat ini sudah tersedia sistem informasi pelabuhan perikanan seluruh Indonesia yang terdapat dalam situs Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) dengan alamat namun akses ke situs tersebut masih terkendala jaringan internet yang tidak selalu berfungsi optimal di setiap pelabuhan perikanan. Selain itu, penggunaan PIPP lebih dikhususkan untuk kalangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saja, sehingga belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat perikanan untuk memperoleh informasi tentang kepelabuhanan perikanan. Gambar 61 berikut ini menunjukkan tampilan dari situs PIPP PPN Kejawanan. Gambar 61 Tampilan dari situs Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) Berbeda dengan PIPP yang merupakan situs online, SIMKA adalah software yang bersifat offline yang dapat diakses kapanpun tanpa terkendala jaringan internet meskipun hanya dapat digunakan oleh pelaku agribisnis perikanan tangkap di PPN Kejawanan saja (nelayan, bakul / pedagang, pengusaha

12 116 perikanan / industri / investor, pegawai pelabuhan, KUD Mina Karya Bahari, konsumen / pengunjung, serta Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Cirebon). Dengan demikian, setelah diberikan sejumlah pelatihan, SIMKA dapat digunakan oleh masyarakat awam sekalipun di lingkungan PPN Kejawanan termasuk nelayan dan bakul. Di masa mendatang, diharapkan SIMKA dapat dikembangkan menjadi sistem informasi berbasis web yang dapat diakses baik secara online maupun offline. Salah satu contohnya adalah sistem informasi perikanan berbasis web yang merupakan hasil penelitian dari Prasandy et al. (2011). Sistem informasi ini dapat menyediakan informasi mengenai potensi kelayakan penangkapan di daerah Kendal dan Kota Semarang yang dapat diakses secara online. Sistem informasi ini akan mengolah data hasil tangkapan dari TPI untuk mengestimasi stok sumberdaya ikan potensial / Maximum Sustainable Yield (MSY). Output dari sistem informasi ini adalah informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mengontrol eksploitasi perikanan di daerah Kendal dan Kota Semarang. Sistem informasi tersebut juga dapat menginformasikan kondisi perairan yang melebihi batas penangkapan, sehingga spesies ikan tertentu yang berada dalam kondisi kritis dapat diawasi atau diinformasikan melalui peringatan short message service (SMS) kepada stakeholder di dinas perikanan setempat. Dengan demikian dinas perikanan setempat dapat segera mengambil langkah pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut. Diagram alir dari sistem informasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 62 berikut ini. Start Input Data Tangkapan Database Gateway Pembuatan Laporan SMS Laporan Dinas Perikanan Daerah Laporan Dinas Perikanan Provinsi Gambar 62 Diagram alir sistem informasi perikanan berbasis web oleh Prasandy et al. (2011)

13 117 Contoh lain sistem informasi perikanan yang tidak hanya berbasis web, tetapi juga berbasis lokasi menggunakan satelit adalah I-Fish North Sea yang akan digunakan di Eropa. I-Fish North Sea bertujuan untuk menyediakan suatu sistem informasi dan komunikasi terpadu yang akan menggunakan kombinasi antara satelit komunikasi dan satelit navigasi yang memungkinkan terjadinya kesatuan antara pengumpulan, manajemen, dan penggunaan data perikanan yang tepat waktu dan akurat untuk menyediakan peningkatan pelayanan kepada para stakeholder perikanan untuk meningkatkan kelestarian sumberdaya ikan yang makin menurun (ESA 2012). Sistem I-Fish North Sea akan berbasis pada sebuah pusat SatCom yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi (penerimaan, pengolahan dan penerusan pesan yang mencakup posisi kapal, pemasaran dan data tangkapan dari GNSS). Data yang terpilih ditransfer seaman mungkin sehingga dapat menyediakan peningkatan pelayanan bagi beragam stakeholder seperti pejabat perikanan (laporan data statistik), pemilik kapal (kedatangan kapal dan waktu keberangkatan), tempat pelelangan ikan, bakul, pasar ikan (ketersediaan stok dan informasi permintaan pasar), serta nelayan (data event, posisi kapal, tangkapan, operasi penangkapan, perubahan dan penutupan area) (ESA 2012). Sumber: ESA (2012) Gambar 63 Konsep layanan I-Fish North Sea

14 118 Gambar 63 di atas menunjukkan konsep layanan I-Fish North Sea yang mencakup arus pesan antara stakeholder dan sejumlah elemen kunci / sumber data seperti logbook elektronik pada kapal perikanan, sistem manajemen perikanan yang ada, dan juga aset ruang angkasa yang dapat dipakai (satelit komunikasi dan navigasi). Konsep layanan I-Fish North Sea akan berbasis pada sebuah central message hub yang memungkinkan pertukaran informasi perikanan dengan beragam stakeholder (kapal perikanan, pejabat perikanan, peneliti, pasar ikan, dan sebagainya) (ESA 2012). Selanjutnya dikatakan bahwa pusat tersebut akan terdiri atas sebuah database untuk menyimpan data. Beragam perangkat, tampilan web and mobile untuk mengakses konten / layanan perikanan berbasis lokasi akan disediakan sebagai bagian dari layanan ini. Layanan inti akan ditangani oleh tim proyek, sedangkan platform-nya akan dirancang untuk disediakan oleh layanan pihak ketiga. Contoh layanan tersebut antara lain: Dukungan untuk memaksimalkan nilai penjualan, Manajemen tangkapan secara real time, Pasar ikan virtual (menjual sebelum mendaratkan), Pencarian produk ikan, Pencegahan by-catch dan spesies yang dilindungi, Dukungan analisis hasil tangkapan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian 27 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini didahului dengan penelitian awal dan survei lapangan di PPN Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat pada awal bulan Maret 2012. Selanjutnya

Lebih terperinci

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Gambaran Sistem Informasi PPN Kejawanan Perencanaan sistem informasi Analisis sistem informasi

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Gambaran Sistem Informasi PPN Kejawanan Perencanaan sistem informasi Analisis sistem informasi 48 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Gambaran Sistem Informasi PPN Kejawanan 5.1.1 Perencanaan sistem informasi Perencanaan sistem informasi merupakan tahap awal dalam pembuatan Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi. Hal ini menyebabkan terumbu karang memilki spesies yang amat beragam. Terumbu karang menempati areal

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A 14105665 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Pusat Provider Jaringan Internet Kota Medan di Sumatera Utara dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 22 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Perencanaan sistem pendataan Sebagai awal dari pengkajian Rancang Bangun Sistem Pendataan Perikanan Tangkap di Kabupaten Sukabumi diperlukan perencanaan sistem informasi yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting di Kabupaten Nias dan kontribusinya cukup besar bagi produksi perikanan dan kelautan secara

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMESANAN OBAT PERTANIAN ONLINE DI SAMUDRA PS II GALUR KULON PROGO

SISTEM INFORMASI PEMESANAN OBAT PERTANIAN ONLINE DI SAMUDRA PS II GALUR KULON PROGO SISTEM INFORMASI PEMESANAN OBAT PERTANIAN ONLINE DI SAMUDRA PS II GALUR KULON PROGO SKRIPSI Disusun Oleh : PRIYO PURNOMO No. Mhs : 065610088 Jurusan Jenjang : Sistem Informasi : Strata Satu (S1) SEKOLAH

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang amat pesat, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perikanan tangkap pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, sekaligus untuk menjaga kelestarian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal Cicaheum merupakan terminal primer yang berperan penting sebagai pintu keluar masuk sebelah timur Kota Bandung. Terminal Cicaheum mayoritas melayani rute dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB X KESIMPULAN DAN SARAN

BAB X KESIMPULAN DAN SARAN BAB X KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian, mulai dari aspek pasar hingga aspek keuangan yang menunjukkan apakah pendirian usaha White Seven Café House layak atau tidak untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

C E =... 8 FPI =... 9 P

C E =... 8 FPI =... 9 P 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yang meliputi studi literatur, pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Informasi saat ini semakin banyak diminati dan dibutuhkan oleh manusia. Semakin banyak orang yang mengenal dunia IT, semakin banyak pula orang yang memanfaatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 56 Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 4.1 Cost / Biaya 4.1.1 Komponen Procurement Cost Komponen biaya investasi terdiri dari seluruh biaya yang timbul dari pengadaan hardware

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Kesimpulan Wawancara 7 C Pada sub bab ini akan diuraikan hasil kesimpulan wawancara mengenai perancangan tampilan (interface) e-crm PT.Prime Freight Indonesia, dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah

BAB II LANDASAN TEORI. lebih dari satu tahun. Hal yang penting dalam capital budgeting adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Estimasi Aliran Kas (Cash Flow) Capital budgeting adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal, dimana manfaatnya berjangka waktu lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... Halaman xii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND LATAR BELAKANG Salah satu usaha yang sering kita jumpai dan banyak diminati pada saat ini adalah usaha air minum isi ulang. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dari hasil penelitian, analisis, perancangan dan pengembangan sistem yang diusulkan, maka hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah perangkat lunak Sistem

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI Nama NPM : 12210810 Jurusan Pembimbing : Firman Rengga Adi Nugroho : Manajemen : Dessy Hutajulu, SE., MM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. 24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Mojoplats merupakan pionir dalam bisnis platform virtual reality

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam Penelitian ini penulis akan meneliti kelayakan pembukaan kantor cabang PT Trust Line Marine dalam bidang Keagenan kapal dan perluasan bisnisnya

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu tempat pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Dalam berwisata ke Yogyakarta seringkali wisatawan-wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi dalam membeli mesin produksi baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal Ismail, Indradi 1, Dian Wijayanto 2, Taufik Yulianto 3 dan Suroto 4 Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL BAGI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL BAGI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 1 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL BAGI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH Natalia Pinesti / Dr. Wahyu Kusuma R., ST., MT Program Magister Manajemen Sistem Informasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 43 BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.A. TAHAP INVESTIGASI AWAL Tahap investigasi awal merupakan tahapan pertama dalam mengetahui jalannya sebuah proses bisnis yang berlangsung di toko kelontong Putra Jaya.

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan darah untuk membantu para pasien yang membutuhkan darah pada rumah sakit di wilayah Denpasar saat ini terus meningkat. Palang Merah Indonesia (PMI) dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KINERJA WEBSITE DINAS PARIWISATA SAAT INI

BAB 3 ANALISIS KINERJA WEBSITE DINAS PARIWISATA SAAT INI BAB 3 ANALISIS KINERJA WEBSITE DINAS PARIWISATA SAAT INI 3.1 Kinerja Website Dinas Pariwisata Untuk mengukur kinerja website Dinas Pariwisata, penulis telah mengumpulkan 103 sampel website Dinas Pariwisata

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga banyak yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga banyak yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi komunikasi dan sistem informasi saat ini sangat pesat, sehingga banyak yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

Lebih terperinci