PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG Menimbang Mengingat : : Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaan demokrasi berdasarkan Pnacasila di Desa dalam rangka pelaksanaan pasal 104 Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahn Desa, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa 1. Undang- undang nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655) 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang teknis Penyusunan Peraturan Perundang-udangaan dan Bentuk rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pel;aksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1983 tentang Prosedur Penetapan Produk-produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Mengenai Pengaturan Desa Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG MEMUTUSKAN:

2 Menetapkan : PERRATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang merupakan wahana untuk melaksanakan Demokrasi berdasarkan Pancasila di Desa. b. Pemuka Masyarakat adalah tokoh Masyarakat diambil dari unsur adat, agma, Organisasi Sosial Politik, dan Golongan Profesi yang berada di Desa. BAB II KEANGGOTAAN BADAN PERWAKILAN DESA Pasal 2 Jumlah anggota BPD ditentulan berdasrkan jumlah penduduk Desa yang bersangkutan dengan ketentuan : a. Jumlah penduduk sampai dengan 1500 jiwa, 5 orang anggota b. Jumlah penduduk 1501sampai dengan 2000 jiwa, 7 orang anggota c. Jumlah penduduk 2001sampai dengan 2500 jiwa, 9 orang anggota d. Jumlah penduduk 2501sampai dengan 3000 jiwa, 11 orang anggota e. Jumlah penduduk lebih dari3000jiwa, 13 orang anggota Pasal 3 Yang dipilih menjadi anggota BPD adalah penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Setia dan Taat kepada Pancasila dan Undang-udang Dasar 1945 c. Berpendidikan sekurang-kurangnya berijazah SLTA atau yang berpengetahuan sederajat d. Berumur sekurang-kurangnya 25 Tahun dan setinggi-tingginya 50 Tahun. e. Sehat Jasmani dan Rohani f. Nyata-nyata tidak terganggu jiwa dan ingatannya. g. Berkelakuan baik. h. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana penjara dengan ancaman hukuman penjara sekurang-kurangnya 5 Tahun i. Tidak Dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

3 j. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya dua tahun terakhir dengan tidak terputus-putus kecuali putra desa yang bersangkutan yang berada di luar desa yang bersangkutan. k. Bersedia di calonkan menjadi anggota BPD. Pasal 4 Angggota BPD dipilih dari dan oleh penduduk desa yang memenuhi dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan profesi, dan unsur. Pemuka masyarakat lainnya yang berada di Desa yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 3. Pasal 5 1. Pimpinan BPD terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua. 2. Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang sesuai dengan jumlah anggota BPD. 3. Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilh dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. 4. Rapat pemilihan pimpinan BPD untuk pertama kalinya dipimpin oleh pimpinan sementara yang terdiri dari anggota tertua dan anggota ternuda. 5. Pimpinan sementara bertugas membuat tata tertib BPD memilih Ketua dan Wakil Ketua definitif. BAB III PEMILIHAN, PENETAPAN, DAN PENGESAHAN ANGGOTA BPD Bagian Pertama MEKANISME PELAKSANAAN PEMILIHAN Pasal 6 Proses pemilihan anggota BPD dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Pasal 7 1. Untuk melaksanakan pemilihan sebagaimana dimaksud pasal 6, Pemerintah Desa membentuk panitia pemilihan. 2. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai kalangan dan organisasi sosial politik yang ada di desa, seperti kalangan agama, adat, organisasi dan kemasyarakatan lainnya. Pasal 8 1. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota-anggota

4 2. Ketua dan wakil Ketua Panitia Pemilihan dipilh dari dan oleh anggota Panitia Pemilihan. 3. Sekretaris Desa karena jabatannya ditunjuk sebagai Sekretaris Panitia. 4. jumlah kenggotaan panitia sebagaimana dimaksud pada pasal 7 disesuaikan kebutuhan. Pasal 9 Panitia sebagaimana dimaksud pada pasal 7 mempunyai tugas : a. Mengadakan perencanaan dan persiapan untuk melaksanakan pemilihan anggotaanggota BPD b. Mengumpulkan bahan-bahan serta data tentang pemilihan. c. Mengerjakan hal-hal yang dipandang perlu untuk melaksanakan pemilihan. Pasal Pencalonan anggota BPD diajukan oleh organisasi kemasyarakatan (kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan profesi dan unsur pemuka masayarakat lainnya peserta pemilihan. 2. Penyusunan urutan dalam daftar calon dilakukan oleh organisasi peserta pemilihan yang mengajukan. 3. Daftar calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya boleh memuat nama-nama calon sebanyak-banyaknya sama dengan jumlah anggota BPD yang dipilh. Pasal Daftar calon beserta lampiran persyaratan-persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada pasal 3 disampaikan kepada panitia pemilihan. 2. Seorang calon yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada pasal 3, dapat dinyatakan gugur oleh panita pemilihan. Pasal Nama calon dalam organisasi yang telah disahkan sisusun dalam daftar calon sementara oleh panitia pemilihan dan diumumkan kepada masyarakat. 2. masyarakat dapat memberikan penilaian terhadap calon-calon yang di umumkan dan bila masyarakat tidak berkenaan dapat mengajukan keberatan beserta alasannya. Pasal Batas waktu pengumuman daftar calon sementara, panitia pemilihan menyusun nama-nama calon anggota BPD dalam daftar calon tetap. 2. Setelah berakhir batas waktu penggunaan daftar calon sementara, panitia pemilihan menyusun nama-nama anggota BPD dalam daftar calon tetap. Pasal 14

5 1. Untuk memudahkan masyarakat pemilih dalam memberikan suaranya pada pelaksanaan pemilihan, setiap organisasi peserta membuat tanda gambar. 2. tanda gambar yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan oleh panitia pemilihan atas kesepakatan masing-masing organisasi peserta pemilihan. 3. Tanda gambar yang diajukan oleh oraganisasi peserta tidak boleh mengambil simbul-simbul keagamaan, menonjolkan sara, dan lain-lain tanda gambar yang dilarang undang-udang. Pasal Untuk kelancaran pelaksanaan pemungutan suara, panitia pemilihan dapat membentuk kelompok penyelenggara pemungutan suara, menetapkan tempat pemungutan suara. 2. kelompok penyelenggara pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas untuk membantu panitia pemilihan dalam melaksanakan pemungutan suara 3. Tempat pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sedemikian rupa, sehingga bagi setiap pemilih ada jaminan untuk dapat memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Pasal Untuk melaksanakan pemungutan suara, panitia pemilihan menyediakan surat suara yang memuat tanda gambar masing-masing organisasi peserta pemilihan dan ditanda tangani oleh Ketua Panitia Pemilihan. 2. Dalam pemilihan anggota BPD, pemilih memberikan suaranya dengan mencoblos salah satu tanda gambar organisasi yang dipilh yang terdapat dalam surat suara. Pasal pemungutan suara dilaksanakan pada hari yang ditetapkan oleh panitia pemilihan dari pukul samapi pukul Setelah pemungutan suara berakhir, dilaksanakan pengitungan suara ditempat pemungutan suara. 3. Tempat perhitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh panitia. 4. Hasil perolehan suara masing-masing organisasi peserta pemilihan dituangkan dalam Berita Acara. Pasal Masing-masing organisasi peserta pemilihan dapat menugaskan seorang wakilnya untuk menjadi saksi dalam pemungutan suara di tempat Penghitungan suara. 2. Saksi-saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugasnya sekaligus sebagai pengawas pelaskanaan kegiatan pemilihan dan memulai tugasnya sejak penyipan tempat pemungutan suara sampai selesai penghitungan suara.

6 Pasal 19 Tata cara pemungutan suara dan Penghitungan suara sama yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 12 tahun 2000 tentang Tata Cara, Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa. Pasal 20 Pernyataan sah atau tidak sahnya suara yang diberikan oelh pemilih sama dengan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung nomor 12 tahun 2000 tentang Tata Cara, Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala Desa Bagian Kedua PENETAPAN HASIL PEMILIHAN Pasal Untuk menetapkan hasil pemilihan anggota BPD digunakan sistem perwakilan berimbang. 2. penetapan bagi calon yang dinyatakan terpilih untuk keanggotaan BPD terkait pada nomor urut dalam daftar calon yang disahkan 3. tata cara pelaksanaan penetapan hasil pemilihan diatur lebih lanjut oleh panitia pemilihan. Pasal hasil pemilihan anggota BPD diumumkan oleh panitia pemilihan dan diberitahukan kepada calon pemilih. 2. tata cara pengumuman dan pemberitahuan calon terpil diatur oleh pantia pemilihan 3. pergantian bagi calon terpilih ditentuakn menurut urutan penetapan dalam dafatar calon. Pasal 23 Calon terpilih dari hasil pemilihan ditetapkan oleh panitia pemilihan. Bagian Ketiga PENGESAHAN CALON TERPILIH Pasal Calon terpilih yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada pasal 23 diajukan kepada Bupati untuk mendapat pengesahan. 2. pengesahan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada yat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

7 BAB IV KEDUDUKAN, TUGAS DAN WEWENANG Pasal BPD sebagai badan perwakilan desa merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasrkan Pnacasila. 2. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintah Desa. Pasal BPD mempunyai tugas wewenang : a. Melaksanakan dan / atau memilih Kepala Desa. b. Menetapkan calon Kepala Desa Terpilih c. Mengusulkan pengesahan dan atau pemberhentian Kepala Desa. d. Mengusulkan pengangkatan pejabat Kepala Desa. e. Bersama-sama dengan Kepala Desa menetapkan penetapan Peraturan Desa. f. Bersama-sama dengan Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. g. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemerintah Desa, Peraturan Desa, Keputusan Kepala Desa dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa h. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Desa terhadap rencana perjanjian atau kerja sama dengan pihak ketiga atau dengan desa lain. i. Menampung dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat desa. 2. Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Tata Tertib BPD. Pasal Untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada pasal 26, BPD mempunyai fungsi. a. Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan. b. Merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama Pemerintah Desa. c. Pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, Keputusan Kepala Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa d. Menampung aspirasi masyarakat, yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat kepada pejabat atau instansi yang berwenang. 2. Pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. Pasal Dalam pelaksanaan tugasnya, pimpinan BPD dibantu oleh sekretariat BPD

8 2. Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretariat BPD dan dibantu oleh staf sesuai dengan kebutuhan yang diangkat oleh Pemerintah Desa atas persetujuan pimpinan BPD dan bukan dari perangkat dea. 3. Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan penghasilan dan tunjangan laninya sesuai dengan kemampuan keuangan desa. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal BPD mempunyai hak : a. Meminta pertanggung jawaban Kepala Desa. b. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa. c. Mengadakan penyelidikan. d. Mengadakan perubahan atas rancangan peraturan desa. e. Mengajukan pernyataan pendapat. f. Mengajukan rancangan peraturan desa. g. Menentukan anggaran belanja BPD. h. Menetapkan peraturan tata tertib BPD 2. Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas diatur dalam peraturan tata tertib BPD. Pasal BPD dalam melaksanakan tugasnya berhak meminta kepada pejabat Pemerintah Desa atau masyarakat untuk memberikan keterangan tentang sesuatu hal yang perlu ditangani untuk kepentingan desa, masyarakat, pemerintahan, dan pembangunan. 2. Pejabat pemerintah desa atau warga masyarakat yang menolak permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diancam dengan pidan kurungan paling lama satu tahun, karena merendahkan martabat dan kehormatan BPD. 3. pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam peraturan tata tertib BPD. Pasal Anggota BPD mempunyai hak : a. Mengajukan pertanyaan. b. Menerima nafkah sesuai dengan kemampuan keuangan desa 3. Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dalam peraturan tata tertib BPD. 4. nafkah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan setiap tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja desa. Pasal 32

9 1. untuk keperluan kegiatan BPD disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh sekretariat BPD 2. biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapakan setiap tahun dalam anggaran pendapatan dan belanja desa. Pasal 33 BPD mempunyai kewajiban : a. mempertahankan dan memelihara keutuhan serta persaturan dan kesatuan masyarakat; b. menagamalkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta mentaati segala peraturan perundang-udangan yang berlaku; c. membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa d. meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa berdasarkan demokrasi ekonomi. e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan masyarakat seta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya; BAB V LARANGAN ANGGOTA BPD Pasal Anggota BPD dilarang : a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat bangsa, negara, pemerintah desa dan maupun lembaga BPD b. Menyalahgunakan wewenag / jabatan. c. Tanpa ijin pemerintah, bekerja untuk negara asing. d. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau dapat diduga bahwa pemberian itu berkaitan atau mungkin berkaitan dengan jabatan yang bersangkutan. e. Memasuki tempat-tempat yang mencemarkan kerohmatan atau martabat lembaga BPD kecuali untuk kepentingan tugas. f. Bertindak sewenang-wenang te3rhadap masyarakat g. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukannya untuk keprntingan pribadi. 2. tempat-tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dalam tata tertib BPD. BAB VI MEKANISME RAPAT BPD Pasal BPD mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya empat kali dalam setahun sekurang-kurangnya sepertiga dari jumlah anggota atau masyarakat;

10 2. Kecuali yang dimaksud pada ayat (1) atas permintaan Kepala Desa, Ketua BPD dapat mengundang anggotanya untuk mengadakan rapat selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan setelah permintaan itu diterima.. 3. BPD mengadakan rapat atas undangan ketua BPD 4. Pelaksana ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan peraturan tata tertib BPD. Pasal 36 Peraturan tata tertib BPD yang ditetapkan dengan Keputusan BPD Pasal 37 Rapat-rapat BPD bersifat terbuka untuk umum, kecuali yang dinyatakan tertutup berdasarkan peraturan tata tertib BPD atau atas kesepakatan diantara pimpinan BPD. Pasal 38 Rapat tertutup dapat mengambil keputusan, kecuali mengenai : a. Pemilihan Ketua / Wakil Ketua BPD b. Pemilihan Kepala Desa dan penentuan pejabat Kepala Desa. c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. d. Utang-piutang, pinjaman pembebanan kepada desa. e. Badan Usaha Milik Desa. f. Pengahapusan tagihan sebagian atau seluruhnya. g. Persetujuan perkara perdata secara damai. Pasal 39 Anggota BPD tidak dapat dituntut di pengadilan karena pernyataan dan atau pendapat yang dikemukakan dalam rapat BPD, baik terbuka maupun tertutup, yang diajukan secara lisan atau tertulis, kecuali jika yang bersangkutan mengumumkan apa yang disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakn atau hal-hal yang dimaksud oleh ketentuan mengenai pengumuman rahasia negara dalam buku kedua Bab I kitab Undang-undang Hukum Pidana. BAB VII PEMBERHENTIAN DAN MASA KEANGGOTAAN Pasal Masa keanggotaan BPD adalah 5 (lima) tahun 2. Anggota BPD berhenti bersama-sama setelah masa keanggotaannya berakhir. Pasal Anggota BPD berhenti antar waktu sebagai anggota, karena:

11 a. Meninggal dunia b. Atas permintaan sendiri secara tertulis kepada pimpinan BPD c. Tidak lagi bertempat tinggal di desa yang bersangkutan. d. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaiana dimaksud pada pasal 2. Pemberhentian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VIII PENGGANTIAN ANGGOTA Pasal 42 Pemimpin dan Anggota BPD yang berhenti antar waktu sebagaimana:dimaksud pada pasal 41 diganti oleh calon dari organisasi peserta pemilihan. BAB IX TINDAKAN PENYIDIKAN Pasal Tindakan penyidikan terhadap anggota BPD dapat dilakukan atas persetujuan Bupati kecuali jika yang bersangkutan tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan. 2. Dalam hal anggota BPD tertangkap tangan melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya dalam tempo 2 kali 24 jam diberitahukan secara tertulis kepada Bupati. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 44 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dalam peraturan tata tertib BPD. Pasal Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 2. Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang lembaga Musyawarah Desa sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung. Disahkan di Semarapura pada tanggal 12 Desember 2000 BUPATI KLUNGKUNG

12 Cap/dto TJOKORDA GDE NGURAH Diundangkan di Semapura Pada tanggal 12 desember 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG Cap/DTO. Drs. I DEWA GDE PURNAMA Pembina Utama Muda NIP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 25 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 17