commit to user METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan keadaan kondisi suatu tempat pada saat melakukan penelitian. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan berpengaruh dari suatu fenomena (Hasan, 2004 : 8). Teknik pelaksanaan dari penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Dengan demikian penelitian survey adalah yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok dalam penelitian (Effendi, 1989 : 3). B. Metode Penentuan Responden 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive atau secara sengaja. Purposive sampling adalah metode penentuan lokasi yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu kriteria tertentu dan pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian (Cholid dan Achmadi, 2006 :116) berdasarkan pertimbangan Kecamatan Turi merupakan salah satu penghasil salak pondoh terbesar di Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman terdiri dari 15 kecamatan yang menghasilkan salak pondoh dan ada 2 kecamatan yang tidak memproduksi salak pondoh, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. 16

2 17 Tabel 2. Luas Panen Produksi dan Rata-Rata Produksi Salak Pondoh per Kecamatan di Kabupaten Sleman (2011) No Kecamatan Panen (Rumpun) Produksi (Kuintal) Produktivitas (Kg/Rumpun) 1 Moyudan ,00 9,35 2 Minggir ,00 7,43 3 Sayegan ,00 9,42 4 Godean ,00 7,62 5 Gamping ,00 9,23 6 Mlati ,00 1,99 7 Depok Berbah 69 5,00 7,25 9 Prambanan Kalasan ,00 9,86 11 Ngemplak ,00 8,31 12 Ngaglik ,00 9,80 13 Sleman ,88 8,35 14 Tempel ,60 7,92 15 Turi ,04 9,53 16 Pakem ,78 7,07 17 Cangkringan ,68 2,99 Jumlah ,69 Sumber : Kabupaten Sleman dalam Angka 2011, BPS Kabupaten Sleman Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa penentuan Kecamatan Turi sebagai lokasi penelitian adalah dengan pertimbangan produksi buah salak pondoh terbesar di Kabupaten Sleman yaitu sebesar ,04 dan produktivitas sebesar 9, Metode Pengambilan Sampel Responden Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Survey sampel adalah suatu prosedur dalam mana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang perantara tingkat pertama di Kecamatan Turi yaitu pedagang yang membeli salak pondoh langsung

3 18 dari petani sekitar dan menyalurkan salak pondoh sampai kepada pedagang lain dan konsumen di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Salak pondoh yang dipasarkan pedagang perantara ini biasanya dijual kembali diluar daerah Sleman. Menurut Santoso dan Tjiptono (2002 : 91) cara pengambilan responden pada populasi menggunakan metode snowball sampling yaitu responden diminta untuk memberikan informasi mengenai responden yang lain sehingga di peroleh lagi respoden lain. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 responden dikarenakan nilai-nilai atau skor yang diperoleh mengikuti distribusi normal, dengan kriteria responden merupakan pedagang perantara salak pondoh tingkat pertama di Kecamatan Turi. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pedagang perantara yang mengusahakan dagang salak pondoh dan pihak-pihak yang terkait dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru (Hasan, 2004 : 19). Dalam hal ini data primer meliputi identitas keluarga responden, penggunaan dan biaya tenaga kerja, biaya penggunaan penyusutan alat, biaya transpotasi, biaya pengemasan, jumlah salak yang terjual, harga jual dan harga beli. 2. Data Sekunder Menurut Hasan (2004 : 19). Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mencatat dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, berupa data dari kantor kepala desa, kecamatan, Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan dari berbagai media cetak dan media online selain dari berbagai buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Data ini biasanya diperoleh dari

4 19 data monografi Kabupaten Sleman dalam angka dan data monografi Kecamatan Turi dalam angka. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standart lain untuk keperluan tesebut (Nazir, 1988:212) 2. Wawancara Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi wawancara ( Singarimbun, 1987:192) 3. Pencatatan Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap data yang ada pada instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian. E. Metode Analisis Data 1. Analisis Faktor-Faktor Pendapatan Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan menggunakan persamaan regresi berganda dengan bentuk persamaannya sebagai berikut :

5 20 Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 +e Dimana : Y = Pendapatan (Rp) a = Konstanta b = Koefisien Regresi X 1 = Umur (th) X 2 = Tingkat Pendidikan (th) X 3 = Pengalaman Berdagang (th) X 4 = Jumlah Tanggungan dalam Rumah Tangga (jiwa) X 5 = Jumlah Salak yang terjual (kg) Pada penelitian ini dilakukan beberapa pengujian, antara lain : a. Menguji besarnya presentase atau proporsi sumbangan variabel bebas, maka dicari koefisen determinasi atau R 2 (Adj R 2 ). b. Mengetahui pengaruh variabel independen (X) yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah tanggungan dalam rumah tangga dan jumlah salak yang terjual terhadap variabel dependen (Y) yaitu pendapatan secara bersama-sama dilakukan uji F. uji F dilakukan dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel dengan hipotesis : 1) H 0 : b 1 = b 2 = b 3 = 0, yaitu tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2) H 1 : b 1 b 2 b 3 0, yaitu ada pengaruh signifikan antara variabel indeoenden terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : 1) α > Sig. maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) α Sig. maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

6 21 c. Mengetahui pengaruh independen (X) yaitu umur, tingkat pendidikan pengalaman berdagangm jumlah tanggungan dalam rumah tangga dan jumlah salak yang terjual secara individu terhadap variabel dependen (Y) dilakukan uji t. Hipotesa dalam pengujian uji t adalah : 1) H 0 : b 1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2) H 1 : b 1 0, yaitu ada pengaruh signifikan antara variabel indeoenden terhadap variabel dependen. Apabila α > Sig. maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Begitu juga sebaliknya. d. Uji asumsi klasik 1) Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas untuk mengetahui hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti antara variabel X. Penditeksian adanya multikoleniaritas pada SPSS adalah apabila nilai VIF > 5 (Priyatno, 2009:57) 2) Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastissitas (Priyatno, 2009: 60). 2. Analisis Pendapatan a. Biaya Menurut Soekartawi (1995 : 57) untuk mengetahui total biaya selama proses penjualan, diperhitungkan dari penjumlahan nilai total biaya tetap (TFC) dengan nilai biaya variabel total (TVC). Dirumuskan sebagai berikut:

7 22 TC = TFC + FVC Dimana: TC = Biaya total (Rp) TFC = Biaya tetap total (Rp) TVC= Biaya variabel total (Rp) b. Penerimaan Total penerimaan adalah perkalian antara jumlah salak pondoh yang terjual dengan harga jual. Dirumuskan sebagai berikut : TR = Y x Py Dimana: TR = Total penerimaan (Rp) Y = Jumlah (Kg) Py = Harga (Rp) c. Pendapatan Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima pedagang perantara, maka digunakan rumus sebagai berikut: Pd = TR TC Dimana : Pd = Pendapatan Pedagang Perantara TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp)