STUDI KINETIKA FERMENTASI PADA TEH KOMBUCHA. Martina Andriani Fakultas Pertanian, Jurusan: Teknologi Hasil Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret
|
|
- Widyawati Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KINETIKA FERMENTASI PADA TEH KOMBUCHA Martina Andriani Fakultas Pertanian, Jurusan: Teknologi Hasil Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret ABSTRAK Teh kombucha merupakan minuman fungsional hasil fermentasi larutan teh manis dengan menggunakan starter mikrobia kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir yang merupakan organisme tingkat rendah) dan difermentasi selama 8-12 hari. Saat proses fermentasi, bakteri akan mengubah glukosa menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan alkohol yang berkhasiat bagi tubuh. Pembentukan etanol dilakukan oleh khamir dan selulosa oleh Acetobacter xylinum, Glukosa berfungsi sebagai substrat untuk pertumbuhan sel dan pembentukan produk (asam asetat). Jenis teh ( teh hijau dan teh hitam ) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan sel, pembentukan produk, kadar glukosa, dan dari teh kombucha. Hal ini dapat digambarkan dalam kinetika fermentasi teh kombucha. Perlakuan variasi jenis teh akan memiliki kinetika fermentasi teh kombucha yang berbeda.kecepatan pertumbuhan spesifik aerob dan anaerob kombucha teh hitam lebih tinggi daripada kombucha teh hijau. Pembentukan produk pada kombucha teh hitam lebih tinggi daripada kombucha teh hijau, tetapi hasil pertumbuhan sel pada kombucha teh hijau lebih tinggi daripada kombucha teh hitam. Effisiensi produksi asam asetat terhadap glukosa yaitu perbandingan antara glukosa yang diubah menjadi asam asetat dengan glukosa mula-mula selama 8 hari fermentasi. Effisiensi produksi asam asetat terhadap glukosa pada kombucha teh hijau dan teh hitam sebesar 11,187 % dan 12,518 %. Waktu generasi dalam suasana aerob dan anaerob kombucha teh hijau lebih tinggi daripada teh hitam adalah 24,75/jam dan 18,237/jam (aerob), dan 63/jam dan 36,47/jam (anaerob). banyaknya penggandaan sel pada kombucha teh hitam dan teh hijau adalah 2,085 dan 2,517. Kinetika fermentasi pada kombucha teh hijau lebih mengarah ke pertumbuhan sel sedangkan pada kombucha teh hitam lebih mengarah ke pembentukan produk (asam asetat). Kata kunci: studi kinetik, fermentasi, teh, kombucha PENDAHULUAN Teh sudah menjadi komoditas dunia karenanya banyak negara-negara yang berusaha mendapatkannya. Jenis teh pada dasarnya hanya terdiri dari tiga kelompok utama, yaitu Black Tea (teh hitam), Oolong Tea (Teh Oolong) dan Green Tea (Teh hijau). Khasiat utama teh berasal dari senyawa polifenol yang dikandungnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan pangan dan kesehatan masyarakat, perlu adanya usaha-usaha pemanfaatan sumber daya pangan secara optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan penganekaragaman hasil olahan teh adalah dengan membuat minuman teh secara fermentasi yang dikenal dengan nama Kombucha Tea (teh kombucha). Teh kombucha merupakan minuman fungsional yang menempati posisi diantara minuman konvensional dan obat, sehingga dapat digunakan dalam pencegahan suatu penyakit. Minuman fungsional merupakan minuman yang dirancang secara khusus dengan memanfaatkan senyawa bioaktif tertentu yang mempunyai peran dalam mencegah penyakit (Hartoyo, 2003). Produk minuman fungsional ini merupakan hasil fermentasi larutan teh manis dengan menggunakan starter mikrobia kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir yang merupakan organisme tingkat rendah) dan difermentasi selama 8-12 hari yang biasa dikenal dengan Jamur kombu atau Jamur dipo (scoby :
2 symbiotic colon of bacteria yeast) (Paimin, 2001). Saat proses fermentasi, bakteri akan mengubah glukosa menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan alkohol yang berkhasiat bagi tubuh. Glukosa ini berasal dari inversi sukrosa oleh khamir menjadi glukosa dan fruktosa. Pembentukan etanol dilakukan oleh khamir dan selulosa oleh Acetobacter xylinum, glukosa dikonversi menjadi asam glukonat melalui jalur fosfat pentosa oleh bakteri asam asetat, sebagian besar fruktosa dimetabolis menjadi asam asetat dan sejumlah kecil asam glukonat. Glukosa disini sebagai substrat untuk pertumbuhan sel dan pembentukan produk (asam asetat). Dalam pembuatan teh kombucha, jenis teh ( teh hijau dan teh hitam ) yang berbeda karena proses pengolahannya juga berbeda, akan menghasilkan teh dengan komposisi senyawa yang berbeda pula. Jenis teh ( teh hijau dan teh hitam ) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan sel, pembentukan produk, kadar glukosa, dan dari teh kombucha. Hal ini dapat digambarkan dalam kinetika fermentasi teh kombucha. Perlakuan variasi jenis teh diduga akan memiliki kinetika fermentasi teh kombucha yang berbeda, sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut. METODE PENELITIAN Pembuatan teh kombucha dilakukan dengan bahan baku ekstrak teh hijau dan teh hitam yang diinokulasi dengan Acetobacter xylinum dan Saccharomyces cereviseae. Kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 8 hari. Selama fermentasi diikuti perubahan yang terjadi terhadap : a. Kadar gula reduksi : dengan metode Nelson Somogyi (Sudarmadji et al, 1984) b. Kadar total asam dihitung sebagai asam asetat : dengan metode titrasi (Ranggana, 1997) c. Jumlah sel yeast : dengan metode pour plate menggunakan media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dengan Chloramfenikol (Roberts et al., 1995) Dari data yang diperoleh, akan dilakukan analisis secara deskriptif sehingga dapat menggambarkan kinetika fermentasi kedua jenis teh tersebut. Saat proses fermentasi, bakteri akan mengubah glukosa menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan alkohol yang berkhasiat bagi tubuh. Glukosa ini berasal dari inversi sukrosa oleh khamir menjadi glukosa dan fruktosa. Pembentukan etanol dilakukan oleh khamir dan selulosa oleh Acetobacter xylinum, glukosa dikonversi menjadi asam glukonat melalui jalur fosfat pentosa oleh bakteri asam asetat, sebagian besar fruktosa dimetabolis menjadi asam asetat dan sejumlah kecil asam glukonat. Glukosa disini sebagai substrat untuk pertumbuhan sel dan pembentukan produk (asam asetat). Dalam pembuatan teh kombucha, jenis teh ( teh hijau dan teh hitam ) yang berbeda karena proses pengolahannya juga berbeda, akan menghasilkan teh dengan komposisi senyawa yang berbeda pula. Jenis teh ( teh hijau dan teh hitam ) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan sel, pembentukan produk, kadar glukosa, dan dari teh kombucha. Hal ini dapat digambarkan dalam kinetika fermentasi teh kombucha. Perlakuan variasi jenis teh diduga akan memiliki kinetika fermentasi teh kombucha yang berbeda, sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut.
3 A. Cara Kerja Pembuatan Teh Kombucha 1000 ml air dididihkan Dimasukkan teh (8 gram) dan dibiarkan mengembang disaring sehingga diperoleh 1000 ml air seduhan teh. Ditambahkan 100 gram gula pasir disterilisasi pada 121 o C, 15 menit, ditambahkan starter 10 % Inkubasi suhu kamar Selama 8 hari Dilakukan pengamatan : kadar sel, kadar gula reduksi, dan jumlah total asam sebagai asam asetat ( hari ke : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, dan 8 ) Dibuat grafik hasil pengamatan (hubungan antara kadar sel, kadar glukosa, kadar asam asetat, dengan waktu fermentasi) Dihitung kecepatan pertumbuhan spesifik (µ), hasil pertumbuhan (growth yield), pembentukan produk (product yield), banyaknya waktu penggandaan, dan banyaknya penggandaan
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dikemukakan di bawah ini mencakup parameter kinetika fermentasi pada teh kombucha hijau dan teh kombucha hitam. Kadar glukosa. Mikroorganisme membutuhkan energi untuk kelangsungan hidupnya. Energi diperlukan untuk mempertahankan kehidupan sel dan untuk perkembangbiakan sel serta untuk pergerakan organisme yang bersifat motil. Substrat yang paling mudah digunakan adalah gula reduksi. Penurunan kadar glukosa pada teh kombucha disajikan pada table 1. Tabel 1. Kadar glukosa teh kombucha selama fermentasi waktu kadar glukosa (mg/ml) fermentasi teh hitam teh hijau (hari ke-) 0 40,000 61, ,250 65, ,500 68, ,000 56, ,750 28, ,250 13, ,000 12, ,750 11, ,625 10,000 Dari tabel 1, dapat digambarkan seperti gambar 1 di bawah ini : Gambar 1. Kurva kadar glukosa pada teh kombucha selama fermentasi
5 Tabel 1 dan gambar 1 memperlihatkan bahwa pada awal fermentasi selama 2 hari kadar gula reduksi semakin meningkat. Kenaikan gula reduksi disebabkan oleh hidrolisis sukrosa menjadi glukosa oleh enzim invertase. Semakin lama fermentasi (setelah 2 hari) gula reduksi semakin menurun. terlihat pada hari ke-2 sampai hari ke-8, yaitu 57,500 mg/ml menjadi 8,625 mg/ml pada teh hitam, 68,750 mg/ml menjadi 10,000 mg/ml pada teh hijau. Menurut Rahayu dan Kuswanto (1987), kadar gula reduksi semakin menurun dikarenakankhamir (Saccharomyces cereviseae) menguraikan glukosa menjadi alcohol sehingga kadar alkohol teh kombucha semakin meningkat. Teh Kombucha hijau kadar gula reduksinya lebih tinggi daripada teh kombucha hitam disebabkan karena teh hijau merupakan jenis unfermented tea. Tingginya kadar gula disebabkan karena perbedaan suhu pelayuan pada saat pengolahan pucuk teh. Perbedaan perlakuan pada pengolahan teh juga menyebabkan perbedaan jumlah senyawanya (Zhang et al, 1997). Jumlah sel. Pada umumnya peranan khamir dalam fermentasi teh kombucha adalah merombak gula-gula menjadi alcohol. Mikrobia yang mendominasi didalam fermentasi kombucha yaitu bakter Acetobacter xilynum dan khamir Saccharomyces cereviseae. Pertumbuhan sel yeast pada teh kombucha hitam dan teh kombucha hijau dapat ditampilkan pada table 2. Tabel 2. Jumlah sel pada teh kombucha selama fermentasi waktu teh hijau teh hitam fermentasi kadar sel Log kadar sel Log (hari ke-) (cfu/ml) jumlah sel (cfu/ml) jumlah sel x x x x x ,00 x x ,20 x x x x x x x x x x x Dari table 2 diatas, dapat digambarkan seperti gambar 2 dibawah ini :
6 Gambar 2. Kurva kadar sel pada teh kombucha selama fermentasi Tabel 2 dan Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah mikroorganisme mangalami kenaikan dari jumlah awal yang dimasukkan kedalam media fermentasi sampai 1,84 x 10 7 /ml pada teh hijau dan 1,23 x 10 7 /ml pada teh hitam, masing-masing pada hari ke-5, sementara mulai hari ke-6 sampai hari ke-8 baik teh hijau maupun teh hitam mengalami penurunan jumlah sel menjadi 6,30 x 10 6 /ml dan 4,20 x 10 6 /ml. Peningkatan jumlah sel pada hari pertama disebabkan adanya gula reduksi sebagai substrat yang masih cukup banyak (11,563 mg/ml pada teh hitam dan 16,250 mg/ml pada teh hijau). Kenaikan jumlah sel menunjukkan gula reduksi hasil sakarifikasi dapat digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan sel dan produksi alkohol. Pada hari ke-6, jumlah sel mengalami penurunan sampai akhir fermentasi. Hal ini disebabkan karena jumlah nutrient yang terdapat didalam larutan teh mengalami penurunan dan kandungan polifenol teh dapat menghambat pertumbuhan khamir. Keadaan ini juga berkaitan dengan kadar gula reduksi yang menurun sehingga mikrobia kekurangan makanan. Penghambatan oleh senyawa polifenol teh terhadap pertumbuhan khamir dilaporkan oleh Neujahr (Rose, 1987). Ia menyatakan bahwa senyawa polifenol teh dapat menghambat pertumbuhan beberapa species khamir. Dari data hasil penelitian, pada hari ke-3 sampai akhir fermentasi terlihat bahwa jumlah sel kombucha teh hijau lebih tinggi daripada kombucha teh hitam. Ini disebabkan polifenol teh hijau lebih banyak daripada teh hitam. Menurut Sardjono et al (1999) beberapa substrat tertentu senyawa alkohol, fenol, dan hidrokarbon bila jumlahnya berlebihan atau meningkat akan menghambat pertumbuhan mikrobia. Penurunan jumlah sel mikrobia dapat disebabkan oleh kandungan senyawa polifenol pada media. Seduhan teh hijau mengandung zat padat terlarut yang didominasi oleh senyawa polifenol, dan selebihnya adalah gula, asam-asam amino, mineral dan kafein. Polifenol merupakan senyawa antimikrobia (Rose,1987) sehingga pada jumlah tertentu besifat toksis. Kadar asam asetat. Pembentukan asam asetat selama fermentasi pada teh kombucha hitam dan teh kombucha hijau dapat ditampilkan pada table 3.
7 Tabel 3. Kadar asam asetat teh kombucha waktu kadar asam asetat (%) fermentasi teh hitam teh hijau (hari ke-) 0 0,620 0, ,747 0, ,913 0, ,960 0, ,978 0, ,112 1, ,160 1, ,072 1, ,954 1,059 Dari table 3 diatas, dapat digambarkan seperti gambar 3 dibawah ini : Gambar 3. Kurva kadar asam asetat pada teh kombucha selama fermentasi Gambar 3 dan table 3 memperlihatkan bahwa semakin lama fermentasi berlangsung kadar asam semakin meningkat. Peningkatan total asam pada media karena terbentuknya senyawasenyawa asam organik terutama asam asetat. Peningkatan total asam ditandai dengan penurunan. Semakin tinggi kadar asam, semakin turun. Kadar total asam pada teh hijau adalah 0,602 % manjadi 1,151 % pada hari ke-0 sampai hari ke-5. Sedangkan untuk teh hitam yaitu 0,620 % menjadi 1,160 % pada hari ke-0 sampai hari ke-6. Konsentrasi asam asetat dalam kombucha hanya meningkat sampai batas tertentu lalu mengalami penurunan. Menurut Wood dan Lass (1985) asam asetat mencapai puncaknya setelah 5,6 hari kemudian turun. (potensial Hidroksida). Dalam fermentasi, kontrol penting sekali dilakukan karena yang optimum harus dipertahankan selama fermentasi. Perubahan dapat terjadi selama fermentasi. teh kombucha selama fermentasi dapat ditampilkan pada table 4.
8 Tabel 4. teh kombucha selama fermentasi waktu fermentasi teh hitam teh hijau (hari ke-) 0 4,99 5,67 1 3,83 4,01 2 3,58 3,69 3 3,50 3,41 4 3,32 3,39 5 3,29 3,16 6 3,18 3,20 7 3,08 3,10 8 2,98 2,69 Dari table 4 diatas, dapat digambarkan seperti gambar 4 di bawah ini : Gambar 4. teh kombucha selama fermentasi Perubahan selama fermentasi dipengaruhi substrat gula menjadi produk alkohol dan asam asetat. Hal ini berkaitan dengan kadar asam asetat teh yang cenderung meningkat. Jenis teh berpengaruh terhadap teh kombucha. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah senyawa polifenol dan katekin pada teh yang menyebabkan rasa pahit dan sepat, sehingga mempengaruhi aktivitas mikrobia dan khamir dalam menguraikan sukrosa menjadi monosakarida yang nantinya akan diubah menjadi etanol dan karbondioksida. Etanol tersebut dioksidasi membentuk asam. Perubahan tersebut terjadi karena adanya aktivitas enzim amilolitik yang dihasilkan oleh khamir selama fermentasi sehingga mengakibatkan nilai keasaman meningkat. Kinetika fermentasi.. Pada penelitian ini terjadi dua proses fermentasi, yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asam
9 l o g j u m l a h s e l asetat. Khamir yang terlibat dalam fermentasi kombucha ini adalah Saccharomyces cereviceae, sedangkan bakteri asam asetatnya yaitu Acetobacter xylinum. Khamir akan merombak gula menjadi alcohol, dan bakteri asam asetat akan mengoksidasi alcohol menjadi asam asetat. Menurut Desrosier (1969), ada beberapa faktor yang mempengaruhi fermentasi, yaitu, suhu, dan substrat. Hasil analisa kadar sel, kadar asam asetat, kadar glukosa dan pada kombucha teh hitam (table 5 dan gambar 5) dan kombucha teh hijau dapat ditampilkan pada table 6 dan gambar 6. Tabel 5. Hasil analisa kadar sel(/ml), kadar asam asetat (%,v/v), kadar dan selama fermentasi kombucha teh hitam glukosa (mg/ml), Waktu fermentasi (hari ke) Jumlah sel(/ml) Kadar asam asetat (v/v) Kadar glukosa (mg/ml) x ,620 40, x ,747 46, x ,913 57, x ,960 55, x ,978 43, x ,112 11, x ,160 10, x ,072 8, x ,954 8, kadar asamasetat (%) 1,3 1,2 1,1 1,0 0,9 0,8 0,7 0, kadar glukosa (mg/ml) kadar sel kadar asamasetat ,2 7,0 6,8 6,6 6,4 6,2 6,0 5, Kadar glukosa (mg/ml) Hari ke- Gambar 5. Kadar sel, kadar glukosa, kadar asam asetat, dan selama fermentasi kombucha teh hitam
10 Tabel 6. Hasil analisa kadar sel(/ml), kadar asam asetat (%,v/v), kadar glukosa (mg/ml), dan selama fermentasi kombucha teh hijau Waktu fermentasi (hari ke) Jumlah sel(/ml) Kadar asam asetat (v/v) Kadar glukosa (mg/ml) x ,602 61, x ,711 65, x ,772 68, x ,854 56, x ,874 28, x ,151 13, x ,126 12, x ,106 11, x ,059 10, ,2 1,1 1,0 0,9 0,8 0,7 kadar asamasetat (%)1,3 0, kadar glukosa H ari k e - kadar sel kadar asamasetat Gambar 6. Kadar sel, kadar glukosa, kadar asam asetat, dan selama fermentasi kombucha the hijau lo g j u m la h s e l 7,4 7,2 7,0 6,8 6,6 6,4 6,2 6,0 5, Kadar glukosa (mg/ml) Berdasarkan produk dan pertumbuhan sel, fermentasi kombucha ini termasuk tipe pertumbuhan associated, yaitu suatu proses dengan pertumbuhan sel dan pembentukan produk berjalan seiring (gambar 5 dan 6). Dari gambar 5 dan 6 diatas dilakukan penentuan parameterparameter kinetika fermentasi antara lain kecepatan pertumbuhan spesifik (µ) dalam suasana aerob dan anaerob, hasil pertumbuhan (growth yield constant), Y x/s dan pembentukan produk (product yield constant), Y p/s, effisiensi produksi asam asetat terhadap glukosa, banyaknya waktu penggandaan (doubling time), dan banyaknya penggandaan (N) yang disajikan dalam tabel 7.
11 Tabel 7. Parameter kinetika fermentasi pada teh kombucha Parameter Teh hitam Teh hijau µ aerob 0,038/jam 0,029/jam µ anaerob 0,019/jam 0,011/jam Y x/s - 2,47x ,642 x 10 5 Y p/s 0,18 0,116 td aerob 18,237 jam 24,75 jam td anaerob 36,47 jam 63 jam N 2,085 2,517 Dalam fermentasi ini ternyata suasana aerob berlangsung selama kira-kira 3 hari (dapat dilihat dari data pembentukan sel yang dilukiskan sebagai hubungan ln (kadar sel) dan waktu seperti Gambar 5 dan 6) menunjukkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi. Kemudian setelah itu kecepatan pertumbuhan menurun dalam gambar ditunjukkan oleh penggal garis B) sampai akhirnya dicapai fase stasioner pada hari ke- 6. Hal ini terlihat pada gambar diatas baik kombucha teh hijau maupun kombucha teh hitam. Pada gambar 5 dan 6 nampak bahwa tidak ada fase lag atau fase adaptasi, tapi langsung masuk ke fase logaritmik, pada gambar diatas ditunjukkan oleh garis A. Fase log adalah periode pertumbuhan seimbang atau status mantap dengan laju pertumbuhan spesifik konstan (Judoamidjojo, 1992). Fase log ini muncul sebagai garis lurus (Adisoemarto, 1993). Dari table 5 kombucha teh hitam dengan kadar awal sel 9.9 x 10 5 cfu/ml, dan setelah 3 hari kadar sel naik menjadi 6.2 x 10 6 cfu/ml, maka diperoleh besarnya kecepatan pertumbuhan spesifik adalah 0,038/jam. Sedangkan pada suasana anaerob berlangsung mulai hari ke-4 sampai hari ke- 5. Fase logaritmik dalam suasana anaerob ini dilukiskan oleh penggal garis lurus B yang merupakan garis pendekatan yang paling mungkin. Dari data pembentukan sel dapat diperoleh kecepatan pertumbuhan spesifik sebesar 0,019/jam. Kombucha teh hijau (gambar 6) dapat dilihat bahwa suasana aerob juga terjadi selama 3 hari dengan kadar awal sel 1.1 x 10 6 cfu/ml dan setelah 3 hari naik menjadi 8.3 x 10 6 cfu/ml, sehingga diperoleh kecepatan pertumbuhan spesifik sebesar 0,028/jam, sedangkan suasana anaerob adalah 0,011/jam. Kecepatan pertumbuhan spesifik aerob dan anaerob kombucha teh hitam lebih tinggi daripada kombucha teh hijau. Substrat tertentu seperti senyawa fenol yang terdapat dalam larutan teh dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Seduhan teh hijau mengandung zat padat terlarut yang didominasi oleh senyawa polifenol, Polifenol merupakan senyawa antimikrobia (Rose,1987) sehingga pada jumlah tertentu bersifat toksis (Sardjono, 1999). Pertumbuhan dan pembentukan hasil (growth yield) adalah proses biokonversi bahan-bahan kimia nutrien dalam fermentasi menjadi massa sel dan atau produk metabolik lainnya. Ini dinyatakan dengan Y x/s dan Y p/s. Dalam fermentasi ini Y x/s sebesar - 2,47x 10 5 dan Y p/s yaitu 0,18 untuk kombucha teh hitam, sedangkan kombucha teh hijau Y x/s sebesar - 3,642 x 10 5 dan Y p/s 0,116. Y x/s menyatakan banyaknya substrat yang digunakan untuk pertumbuhan sel, sedangkan Y p/s menyatakan banyaknya substrat yang digunakan untuk pembentukan asam asetat. Oleh karena tanpa adanya sel tidak akan terjadi pembentukan hasil, maka pembentukan hasil dan pertumbuhan ditentukan oleh pemanfaatan nutrien. Semua organisme memerlukan nutrien dasar sebagai sumber karbon, nitrogen, energi dan faktor esensial pertumbuhan (mineral dan vitamin) untuk menopang pertumbuhannnya. Fermentasi
12 kombucha ini menggunakan glukosa sebagai substrat dan sumber karbon. Pembentukan produk berlawanan dengan hasil pertumbuhan sel. Pembentukan produk pada kombucha teh hitam lebih tinggi daripada kombucha teh hijau, tetapi hasil pertumbuhan sel pada kombucha teh hijau lebih tinggi daripada kombucha teh hitam. Hal ini menunjukkan bahwa substrat pada kombucha teh hitam lebih banyak digunakan untuk pembentukan asam asetat, sedangkan substrat pada kombucha teh hijau digunakan untuk pertumbuhan sel. Effisiensi produksi asam asetat terhadap glukosa yaitu perbandingan antara glukosa yang diubah menjadi asam asetat dengan glukosa mula-mula selama 8 hari fermentasi. Effisiensi produksi asam asetat terhadap glukosa pada kombucha teh hijau dan teh hitam sebesar 11,187 % dan 12,518 %. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa yang digunakan untuk pembentukan asam asetat pada kombucha teh hitam lebih efisien daripada kombucha teh hijau. Rendahnya efisiensi produksi asam asetat terhadap glukosa pada kedua jenis kombucha tersebut disebabkan karena bakteri asam asetat menggunakan sebagian besar fruktosa untuk dimetabolis menjadi asam asetat melalui jalur fosfat, bukan glukosa. Acetobacter xylinum mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat, glukosa 1-fosfat, uridin difosfoglukosa (UDPG), dan kemudian menjadi selulosa (Djoko Wiyono, 1992). Pada penelitian ini, waktu generasi dalam suasana aerob dan anaerob kombucha teh hijau lebih tinggi daripada teh hitam adalah 24,75/jam dan 18,237/jam (aerob), dan 63/jam dan 36,47/jam (anaerob). Hal ini menunjukkan bahwa waktu generasi kombucha teh hijau lebih tinggi dibanding teh hitam, disebabkan pembentukan asam asetat pada kombucha teh hijau lebih tinggi daripada kombucha teh hitam. Kadar asam asetat memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan khamir sehingga waktu generasinya lebih tinggi. Selama 8 hari fermentasi, sel melakukan penggandaan yang dapat dinyatakan dengan N (banyaknya penggandaan dari suatu biomassa). Pada penelitian ini, banyaknya penggandaan sel pada kombucha teh hitam dan teh hijau adalah 2,085 dan 2,517. Hal ini menunjukkan bahwa sel pada kombucha teh hijau lebih cepat memperbanyak jumlah, disebabkan kadar gula reduksi lebih tinggi. Semakin tinggi kadar gula reduksi semakin banyak nutrien atau energi untuk penggandaan sel. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinetika fermentasi pada kombucha teh hijau lebih mengarah ke pertumbuhan sel. 2. Kinetika fermentasi pada kombucha teh hitam lebih mengarah ke pembentukan produk (asam asetat). DAFTAR PUSTAKA Anonim Teh Hitam Diolah dengan Fermentasi. Journal of Clinical Nutrition. American. Bhatia, I S Chemical Aspect of Green Leaf Processing. Two and a Bud (2) : Campbell, P.G Fermented Foods of Teh World : A Dictionary and Guide. Butterwood. London. P Crueger, W dan A. Crueger Organic Acids in Biotechnology. A Text Book of Industrial Microbiology Science Technology. Madison Inc. USA Fitriani, Vina Jamur Dipo. Hardiman Masalah-Masalah dalam Pengolahan Teh Hijau. Warta BPTK 1 (4) Hartoyo, Arif Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta. Jodoamidjojo, M, Abdul, A., D, dan Endang G, S Teknologi Fermentasi. Rajawali Pers. Jakarta. Kregen-van Rij Teh Yeast. A Taxonomy Study 3 rd. Elsiver. Amsterdam. Lapaz, M. M, Galorda E. G, and M. A. Pale Teh Nata Organism Cultural
13 Requirement Characteristic and Identify. Teh Philipine Journal of Science Vol 96. Philipines. Lin Y. L, Juan, I. M, Ling Y. C, and J. K. Lin Composition of Polyphenols in Fresh Tea Leaves and Association of Outeahealing Kandungan Teh Hitam. (Di download 19 Februari 2008, WIB). Paimin, Fendy, R Jamur Dipo Harus Tepat Dosis. Trubus hal 53. Jakarta. Rachman, Ansori Pengantar Teknologi Fermentasi. Departemen P dan K. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
IV. Hasil dan Pembahasan
IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Keasaman Total, ph. Ketebalan Koloni Jamur dan Berat Kering Sel pada Beberapa Perlakuan. Pada beberapa perlakuan seri pengenceran kopi yang digunakan, diperoleh data ph dan
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Fermentasi Alkohol Fermentasi merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah
Lebih terperinci2014 STUDI OPTIMASI PEMBUATAN KOMBUCHA DARI EKSTRAK TEH HITAM SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer dikonsumsi di banyak negara. Teh menjadikan sebagai salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dan aromanya. Minuman ini di gemari oleh segala umur secara turun temurun.
Lebih terperinci1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH
TEKNOLOGI HILIR TEH Pokok Bahasan : 1. Prospek Teh Hijau Sebagai Bahan Baku Industri Hilir Teh 2. Teh Wangi 3. Teh Instan 4. Tablet Effervescent Teh Hijau (TETH) 5. Teh Katekin Tinggi 6. Teh celup, botol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku masih banyak dijumpai. Penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa jamur salah satunya adalah Tricophyton
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Manusia berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam hidupnya. Berbagai cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang dikonsumsi,
Lebih terperinciKINETIKA FERMENTASI PADA TEH KOMBUCHA DENGAN VARIASI JENIS TEH BERDASARKAN PENGOLAHANNYA
KINETIKA FERMENTASI PADA TEH KOMBUCHA DENGAN VARIASI JENIS TEH BERDASARKAN PENGOLAHANNYA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan minuman penyegar sehari-hari tanpa alkohol yang berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh dibedakan menjadi 2 yaitu teh hijau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur adalah dermatomikosis dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh anggota kelompok jamur yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. pertumbuhan dan kurva produksi yang menunjukkan waktu optimum produksi xilitol.
8 pertumbuhan dan kurva produksi yang menunjukkan waktu optimum produksi xilitol. Optimasi Konsentrasi Substrat (Xilosa) Prosedur dilakukan menurut metode Eken dan Cavusoglu (1998). Sebanyak 1% Sel C.tropicalis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah penghasil kelapa yang cukup besar di dunia. Kelapa merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan menjadi bahan yang mempunyai nilai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin berkembang dengan pesat, terutama perkembangan antibiotik yang dihasilkan oleh mikrobia. Penisilin
Lebih terperinciIrma Habibah 1, Imam Mahadi 2, dan Irda Sayuti ,
1 THE EFFECT OF VARIATION OF TEA (Camellia sinensis L Kuntze) PROCESSING AND SUGAR CONCENTRATION TO KOMBUCHA FERMENTATION AS SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS BIOLOGY WORKSHEET Irma Habibah 1, Imam Mahadi 2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam hidupnya. Berbagai cara ditempuh, antara lain dengan memperhatikan dan mengatur makanan yang dikonsumsi,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kombucha merupakan salah satu olahan teh fermentasi. Teh yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula sebagai pemanis dan sebagai nutrien untuk menumbuhkan
Lebih terperinciEffect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content
NAMA : FATMALIKA FIKRIA H KELAS : THP-B NIM : 121710101049 Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content 1. Jenis dan sifat Mikroba Dalam fermentasi
Lebih terperinciTEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARATA
TEKNOLOGI FERMENTASI DAN ENZIM UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARATA BAB VII KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBIA Pertumbuhan adalah suatu pertambahan secara teratur seluruh komponen sel hidup a. Uniseluler ( yeast,
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN
INFO TEKNIK Volume 16 No. 2 Desember 2015 (217-226) PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN Isna Syauqiah Program Studi Teknik
Lebih terperinciFermentasi teh menggunakan campuran kultur campur bakteri dan khamir sehingga diperoleh cita rasa asam dan terbentuk lapisan nata Bahan lain
Kombucha Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Kombucha? Fermentasi teh menggunakan campuran kultur campur bakteri dan khamir sehingga diperoleh cita rasa asam dan terbentuk lapisan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN FERMENTASI Bahan baku pati sagu yang digunakan pada penelitian ini mengandung kadar pati rata-rata sebesar 84,83%. Pati merupakan polimer senyawa glukosa yang terdiri
Lebih terperinciKADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE
KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Teh juga merupakan salah satu bahan penyegar yang penggunaannya populer di Indonesia selain kopi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok
Lebih terperinciUji Organoleptik Teh Kombucha Dari Berbagai Jenis Teh dan Waktu Fermentasi Yang Berbeda
Uji Organoleptik Teh Kombucha Dari Berbagai Jenis Teh dan Waktu Muh. Nasir, St. Rahmadani Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui pengaruh jenis teh yang digunakan terhadap mutu teh
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji Somogyi-Nelson pada substrat kulit buah kakao
BAB 1V A. Hasil Uji Pendahuluan HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengukuran Kadar Gula Pereduksi Berdasarkan hasil uji Somogyi-Nelson pada substrat kulit buah kakao sebelum dan sesudah hidrolisis diperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penetapan Gula Pereduksi Gula pereduksi ditentukan pada sampel limbah nenas diantaranya adalah limbah daging nenas, empelur nenas, kulit nenas, total limbah
Lebih terperinciMikrobiologi Industri
Mikrobiologi Industri After UTS Kode Mata Kuliah : 2035820 Bobot : 2 SKS OLEH Imam Santosa, S.T.,M.T Irma Atika Sari, S.T., M.Eng SILABUS Ujian Tengah Semester 8. Media Fermentasi dan sterilisasi - kriteria
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dan Analisis Data Pada penelitian ini parameter yang digunakan adalah kadar C-organik dan nilai Total Suspended Solid (TSS). Pengaruh perbandingan konsentrasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan bagi. perekonomian Indonesia, karena menghasilkan devisa negara, menyediakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan bagi perekonomian Indonesia, karena menghasilkan devisa negara, menyediakan lapangan kerja dan mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan produksi minyak bumi nasional yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan minyak bumi di Indonesia. Cadangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN KADAR C (KARBON) DAN KADAR N (NITROGEN) MEDIA KULTIVASI Hasil analisis molases dan urea sebagai sumber karbon dan nitrogen menggunakan metode Walkley-Black dan Kjeldahl,
Lebih terperinciFERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA
TUGAS AKHIR FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA Oleh: MUSTIKA HARDI (3304 100 072) Sampah Sampah dapat dimanfaatkan secara anaerobik menjadi alkohol. Metode ini memberikan alternatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR
PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR (Borassus flabellifer) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANISA INDRIANA TRI HASTUTI A 420 100 062 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Bakteri Acetobacter xylinum Kedudukan taksonomi bakteri Acetobacter xylinum menurut Holt & Hendrick (1994) adalah sebagai berikut : Divisio Klass Ordo Subordo Famili
Lebih terperinciDisusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.
SIDANG TUGAS AKHIR (SB 091385) Disusun Oleh : Sulfahri (1507100022) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi tanaman singkong di Indonesia sangat tinggi, menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecap Kedelai 1. Definisi Kecap Kedelai Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, dengan
Lebih terperinciTEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University SEJARAH FERMENTASI Berasal dr bahasa latin fervere artinya adalah merebus (to boil) Terkait
Lebih terperinciII. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT
II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu (Metroxylon sp.) yang diperoleh dari industri pati sagu rakyat di daerah Cimahpar, Bogor. Khamir yang digunakan
Lebih terperinciKata kunci: nata de coco, gula, sumber nitrogen, medium
1 PENGARUH PENAMBAHAN KADAR GULA DAN KADAR NITROGEN TERHADAP KETEBALAN, TEKSTUR DAN WARNA NATA DE COCO Della Edria, Mario Wibowo, Elvita K Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Lebih terperinciUJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL
UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL Dian Pinata NRP. 1406 100 005 DOSEN PEMBIMBING Drs. Refdinal Nawfa, M.S LATAR BELAKANG Krisis Energi Sumber Energi
Lebih terperinciKarakteristik Mikrobiologis Kombucha Dari Berbagai Jenis Olahan Teh
ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 2, Desember 2016, hal 107-114 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis DOI http://dx.doi.org/10.24252/bio.v4i2.2516 Karakteristik Mikrobiologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya enak, mudah didapatkan serta nilai gizinya cukup baik. Pasar pisang di dalam negeri sangat baik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN AWAL 4.1.1. Penentuan Jumlah Yeast Percobaan dilakukan dengan menggunakan 4 konsentrasi starter yeast yang berbeda yaitu 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram dan 2 gram,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan ekspor non migas. Selain itu juga kakao juga digunakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao Linn) atau lazim pula disebut tanaman cokelat, merupakan komoditas perkebunan yang terus dipacu perkembangannya, terutama untuk meningkatkan ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak. digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi masyarakat setiap tahunnya
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Limbah hasil ekstraksi alginat yang digunakan pada penelitian ini dikeringkan sebelum digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Analisis yang dilakukan terhadap limbah ekstraksi
Lebih terperinciKINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA
KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA. Karakteristik pertumbuhan mikroba Pertumbuhan mikroba merupakan pertambahan jumlah sel mikroba Pertumbuhan mikroba berlangsung selama nutrisi masih cukup tersedia Pertumbuhan
Lebih terperinciMikroorganisme dalam Industri Fermentasi
Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi Mas ud Effendi Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP - UB Mikrobia yang sering digunakan dalam fermentasi Bakteri (bacteria) Khamir (yeast) Jamur (fungi) 1 Bakteri
Lebih terperinciJurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal 65-70
Jurnal Atomik., 2016, 01 (2) hal 65-70 ANALISIS VARIASI NUTRISI AMMONIUM SULFAT DAN UREA DALAM PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca. L) DENGAN HIDROLISIS ENZIMATIK DAN FERMENTASI
Lebih terperinciKAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR NANAS SKRIPSI
KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR NANAS SKRIPSI OLEH: SENDY VIOLITA NRP 6103012121 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,
Lebih terperinciBAB IV Pemilihan Jamur untuk Produksi Lakase
BAB IV Pemilihan Jamur untuk Produksi Lakase Abstrak Jamur pelapuk putih merupakan mikroorganisme yang mampu mendegradasi lignin pada proses pelapukan kayu. Degradasi lignin melibatkan aktivitas enzim
Lebih terperincikhususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri nata de coco di Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat dikarenakan nata de coco termasuk produk makanan yang memiliki banyak peminat serta dapat dikonsumsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin menipis seiring dengan meningkatnya eksploitasi manusia untuk pemenuhan kebutuhan akan bahan bakar
Lebih terperinciPENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUXITA DEWI MUTIARA A420 100 041 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Hasil penelitian mengenai pengaruh biokonversi biomassa jagung oleh mikroba Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4 C. Sementara bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari proses
Lebih terperinciV. LANDASAN TEORI ALAT DAN BAHAN. 1 Panci. 2 Singkong. 3 Kompor. 4 Ragi tape. 5 Ayakan Tepung. 6 Daun pisang. 7 Nampan. 8 Kantong plastik.
I. NOMOR PERCOBAAN : 5 II. TANGGAL PERCOBAAN : 17 FEBRUARI 2016 III. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN TAPE SINGKONG IV. TUJUAN : Untuk membuat tape singkong. V. LANDASAN TEORI VI. ALAT DAN BAHAN 1 Panci 2 Singkong
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.
43 Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian Limbah Udang Pengecilan Ukuran Sterilisasi suhu 121 c, tekanan 1 atm Dianalisis kadar air dan bahan keringnya Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bagian pisang terluar yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung sehingga kulit pisang menjadi limbah organik jika dibuang ke lingkungan.
Lebih terperinciKuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011
Kuliah ke-1 Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011 TEKNOLOGI FERMENTASI Sejarah dan perkembangan fermentasi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU MOLASE
PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU MOLASE Rosdiana Moeksin*, Afina Fadhilah, Adellia Indah Permata *Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Saccharomyces cerevisiae PADA FERMENTASI ETANOL LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca cv.raja)
TUGAS AKHIR (SB 091358) PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Saccharomyces cerevisiae PADA FERMENTASI ETANOL LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca cv.raja) IDYA RACHMAWATI 1505 100 046 Dosen Pembimbing N.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman kelapa merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua daerah di Indonesia. Tanaman ini mempunyai akar serabut, batang tunggal, buah menggerombol, dan daun berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa. Menurut Pambayun (2002) bakteri Acetobacter xylinum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Vinegar berasal dari bahasa Perancis, yaitu vinaige, yang artinya adalah
5 TINJAUAN PUSTAKA Vinegar Vinegar berasal dari bahasa Perancis, yaitu vinaige, yang artinya adalah anggur yang telah asam. Vinegar merupakan produk hasil fermentasi dari bahan yang mengandung gula dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi
Lebih terperinciSTRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL
STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciTEKNIK FERMENTASI (FER)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA TEKNIK FERMENTASI (FER) Disusun oleh: Jasmiandy Dr. M. T. A. P. Kresnowati Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional. Produksi pisang Provinsi Lampung sebesar 697.140 ton pada tahun 2011 dengan luas areal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fermentasi Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Proses
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
EFEK PEMBERIAN Kombucha coffee TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus. L) JANTAN YANG DIINDUKSI Uric Acid SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan buah tropis yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) dalam Lathiifah dkk. (2014), produksi nanas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kefir merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang berasal dari Kaukasian Utara, Rusia dan dibuat dengan menginokulasikan starter granula kefir (kefir grain) ke
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kefir merupakan produk fermentasi berisi kumpulan bakteri dan khamir yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan asam laktat 0,9-1,11% (Gulitz
Lebih terperinciPEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO
PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO Rahardyan Dina Natalia(L2C307052) dan Sulvia Parjuningtyas(L2C307061) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A
PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR 64 SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP HASIL FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : PUJI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri maupun untuk keperluan sehari-hari. Ethanol merupakan salah satu produk industri yang penting
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata
4. PEMBAHASAN Nata merupakan senyawa selulosa yang dihasilkan dari fermentasi substrat dengan bantuan mikroba yaitu Acetobacter xylinum. Selama proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari A.
Lebih terperinciFERMENTASI NIRA SORGUM MENJADI BIOETANOL DALAM FERMENTOR BIOFLO 2000 MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE
FERMENTASI NIRA SORGUM MENJADI BIOETANOL DALAM FERMENTOR BIOFLO 2 MENGGUNAKAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE Edi Purnama, Chairul, Hafidawati Laboratorium Bioproses, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Fermentasi Fermentasi merupakan teknik yang dapat mengubah senyawa kompleks seperti protein, serat kasar, karbohidrat, lemak dan bahan organik lainnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Calf starter merupakan susu pengganti (milk replacer) yang diberikan ke
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Calf Starter Calf starter merupakan susu pengganti (milk replacer) yang diberikan ke pedet untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (Winarti et al., 2011). Kebutuhan pedet dari
Lebih terperinciPengaruh Hidrolisis Enzim pada Produksi Ethanol dari Limbah Padat Tepung Tapioka (Onggok)
Pengaruh Hidrolisis Enzim pada Produksi Ethanol dari Limbah Padat Tepung Tapioka (Onggok) Sidha Rahmasari (2307100037) dan Khaula Permana Putri (237100153) Pembimbing: Ir. Mulyanto, MT. Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciPEMBUATAN ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR KULIT KOPI ARABIKA (Coffea arabica. Sp)
PEMBUATAN ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR KULIT KOPI ARABIKA (Coffea arabica. Sp) Rosmiati 1*, M. Yunus 2, Raudah 2 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA Doddy A. Darmajana Balai Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pencernaan. Kandungan kalori yang rendah pada Nata de Coco
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nata de Coco adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan. Kandungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk
Lebih terperinci