Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, 2015"

Transkripsi

1 Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA KOMBUCHA SARI BUNGA BAKUNG PASKAH PUTIH (Lilium longiflorum Thunb.)) DENGAN PENAMBAHAN SARI KURMA (Phoenix dactilyfera L.) DAN LAMA FERMENTASI Antimicrobial Effectiveness Test Kombucha Easter lily (Lilium longiflorum Thunb.) In Addition Dates Extract (Phoenix dactilyfera L.) And Long Fermentation Galih, Karina P Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang karina.meegalich@gmail.com ABSTRAK Kombucha adalah minuman fermentasi yang mengandung banyak manfaat diantarnya adalah sebagai antimikroba, metabolik penyakit, mengobati kanker dan lain-lain. Bunga bakung paskah (Lilium longiflorum Thunb.) mengandung senyawa glikosida yang berperan dalam menghambat antivitas pertumbuhan bakteri patogen. Buah Kurma mengandung 8% glukosa, yang nantinya akan dijadikan sumber energi bagi mikroorganisme kombucha. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Factorial dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah lama fermentasi (, 5, 1 dan 14 hari) dan persentase penambahan sari kurma (5, 1 dan 15 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi TAT maka nilai ph semakin asam dan total gula semakin menurun dengan nilai TAT berkisar antara,5-2,%. Nilai ph paling asam bernilai Total gula sisa yang terkandung di dalam medium berkisar antara %. Zona hambat paling besar terhadap Bacillus cereus dihasilkan pada lama fermentasi 14 hari dengan besar zona hambat 1.22 cm dibandingkan pada Salmonella thypi. Kata Kunci: Kombucha, Antimikroba, Bakung Paskah, Kurma ABSTRACT Kombucha is a fermented beverage that contains many benefits among which are as antimicrobials, metabolic disease, treating cancer and others. Easter lily (Lilium longiflorum Thunb.) have a glycosides compounds that play a role in inhibiting the growth of pathogenic bacteria antivity. Dates containing 8% glucose, which will be used as an energy source for culture kombucha. This was an experimental study using a randomized block design (RAK). Factorial with 9 treatments and 3 replications. The treatment in this study was a long fermentation (, 5, 1 and 14 days) and the percentage increase palm juice (5, 1 and 1). The results showed that the higher the TAT, the more acidic ph value and total sugars decreased with TAT values ranged from.5 to 2.%. The most acidic ph value worth 2,57. Total residual sugar contained in the medium range between %. The most substantial inhibition zone against Bacillus cereus fermentation resulting in 14 days with a large zone of inhibition 1,22 cm compared to Salmonella thypi. Keywords: Kombucha, Antimicrobial, Lilium Easter, Dates PENDAHULUAN Bunga bakung paskah (Easter lily) merupakan salah satu bunga hias yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakannya dalam acara-acara penting seperti acara pernikahan maupun acara yang bersifat formal

2 Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, maupun non formal. Ekstrak tanaman lili dapat digunakan sebagai antioksidan maupun antimikroba, baik pada bagian umbi, daun, maupun bunga (Joung et al., 27). Potensi tanaman lili sebagai antimikroba diperoleh dari sekresi protein LsGRP1 yang merupakan turunan dari peptida melalui sintesis kimia yang disinyalir dapat menghambat proses metabolik bakteri patogen (Lin et al., 214). Menurut Munafo dan Gianfagna (211), umbi tanaman lili (Lilium longiflorum Thunb) umum dikonsumsi oleh masyarakat Asia sebagai bagian dari makanan maupun obat. Tanaman ini mengandung banyak steroidal glycosides, yang merupakan komponen yang bertanggungjawab dalam penggunaan lili sebagai obat tradisional. Steroidal glycosides telah diuji dan dilaporkan berperan dalam aktifitas biologi yang terdiri atas antifungi, platelet aggregation inhibition, anti-cholinergic, anti-diabetes, anti-hipertensi, menurunkan kolesterol, anti-radang, antiviral, dan anti kanker (Munafo, 211). Kombucha merupakan salah satu produk dari bioteknologi konvensional, yang dalam proses pembuatannya menggunakan metode fermentasi mikroorganisme, dalam bentuk simbiosis antara bakteri dan jamur yang dikenal dengan SCOBY (Symbiotic Colony of Bacteria and Yeast) (Cotner, 21). Kombucha memiliki beberapa efek kesehatan antara lain sebagai antioksidan, antibakteri, memperbaiki mikroflora usus, dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah (Witiana et al, 215). Selain dapat mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit seperti rematik, kanker, peradangan sendi, meningkatkan stamina dan sistem kekebalan tubuh. Kombucha juga dapat berfungsi sebagai penawar racun, serta mengandung zat-zat antibiotik yang berperan penting dalam proses biokimia tubuh (Naland, 24). Buah kurma kering mengandung gula sekitar 8%, yang meliputi glukosa, fruktosa dan juga sukrosa. Sisanya terdiri dari produk mineral termasuk tembaga, besi, magnesium dan asam folat. Kurma kaya dengan serat, vitamin dan merupakan sumber kalium yang sangat baik, sehingga dapat dijadikan minuman probiotik dengan bantuan BAL (Khotimah et al., 214). Menurut Afifah (21), semakin lama fermentasi maka akan semakin besar nilai diameter zona hambat yang terbentuk. Hal ini terjadi karena semakin lama fermentasi, maka akan terjadi akumulasi zat-zat asam yang terbentuk di dalam medium kombucha. Lama fermentasi kombucha mempengaruhi kualitas fisik, kimia, dan rganoleptic kombucha. Pembuatan minuman fermentasi menggunakan 1% the biang (Ngan et al., 214), jamur kombucha, dan ekstrak kurma yang kemudian difermentasi selama 7 hari. Menurut Wistiana et al. (215), waktu fermentasi kombucha berkisar antara 8-12 hari pada suhu 18-2O o C, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi fermentasi berlangsung lebih singkat. Pada umumnya, daerah beriklim tinggi (22-26 o C) melakukan fermentasi kombucha selama 4-6 hari. Frank (1995) menambahkan bahwa kombucha siap diminum setelah ph-nya berkisar antara dengan lama fermentasi 8-12 hari. Untuk itu dalam penelitian ini menggunakan lama fermentasi, 5, 1 dan 14 hari. BAHAN DAN METODE Bahan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: baby kombucha, starter kombucha, starter yoghurt, ekstrak bunga bakung (Lilium longiflorum Thunb), ekstrak kurma (Phoenix dactilyfera L.), biakan Eschericia coli, biakan Salmonella typhi, biakan Bacillus cereus, aquades, susu skim, natrium agar, dan paper disk. Alat. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ini adalah: panci, kompor, hotplate, pengaduk, toples kaca, botol steril, erlenmeyer, kertas saring, mikropipet 1 ml, timbangan analitik, gelas ukur, beaker glass, freezer, almari es, tabung reaksi, rak tabung reaksi, petridish steril, dan pinset steril.

3 Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, Prosedur analisis. 1. Ekstraksi Sari Bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum Thunb.) Bahan bunga bakung paskah yang akan digunakan sebagai substrat pertumbuhan scoby kombucha dibersihkan dari kotoran serta obat-obatan yang melekat pada mahkota bunga, kemudian ditimbang 5g mahkota bunga lalu dimasukkan ke dalam 1 liter aquades dan diblender. Setelah halus kemudian direbus pada suhu 8 o C hingga mendidih kemudian disaring. 2. Pembuatan Ekstrak Kurma (Phoenix dactilyfera L.) Buah kurma yang telah dibersihkan dari bijinya kemudian ditimbang 1g buah kurma, lalu diblender dengan perbandingan buah dan air 1: 5, sehingga didapatkan 5ml aquades untuk 1g buah kurma. Setelah itu, ekstrak direbus pada suhu 8 o C hingga mendidih kemudian disaring (Khotimah et al., 214). 3. Pembuatan Kombucha Pembuatan kombucha diawali dengan menambahkan ekstrak kurma sesuai dengan konsentrasi yang digunakan yaitu (,5ml), 1% (5ml) dan 1 (7,5ml). Kemudian ditambahkan ekstrak bunga bakung paskah hingga mencapai batas 5ml, setelah tercampur rata ditambahkan starter kombucha sebanyak 1% (Ngan et al, 214), sehingga dalam penelitian ini dimasukkan 5ml starter dan scoby kombucha ke dalam wadah kaca yang telah berisi campuran ekstrak bunga bakung paskah dan ekstrak kurma. Ditutup toples kaca dengan menggunakan serbet atau sapu tangan bersih, hal ini bertujuan agar debu atau lalat buah tidak masuk ke dalam kombucha, namun di dalam toples kaca masih terdapat udara. Diikat sapu tangan dengan tali atau karet agar tidak mudah terbuka. Toples kaca kemudian diletakkan di tempat yang tidak langsung terkena cahaya matahari langsung, karena sinar ultraviolet dapat membunuh bakteri yang terkandung di dalam kombucha (Indo Kombucha, 29). Didiamkan selama 5, 1 dan 14 hari kemudian dipanen, dengan memisahkan bagian Baby Kombucha dengan cairan kombucha. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. 4. Analisis Total Asam Tertitrasi Sampel kombucha sebanyak 1 ml dilarutkan menjadi 25 ml dalam labu takar kemudian diambil 5 ml lalu ditambah 2-3 tetes indikator fenolftalein. Selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH.1 M sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Total asam tertitrasi (TAT) dinyatakan dalam persen asam asetat. TAT (% asam laktat) = V x M x P x BM x 1% B 5. Analisis Total Gula Sampel ditimbang sebanyak 5 gram kemudian ditambahkan aquades 1 ml dan CaCO3, lalu dididihkan diatas kompor selama 3 menit dan didinginkan cepat. Kemudian ditambahkan Na-oksalat dan Pb-asetat, disaring dengan kertas saring dan dilakukan pengenceran sesuai yang diinginkan. Sampel diambil 1 ml kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan cepat 5 ml pereaksi Anthrone ke dalam masing masing tabung reaksi. Tabung reaksi ditutup dan dikocok. Dipanaskan dengan air mendidih selama 12 menit. Dinginkan dengan cepat menggunakan air mengalir. Dipindahkan ke dalam kuvet dan dibaca absorbansinya pada λ = 63 nm. Total gula diperoleh dari persamaan y = ax + b, kemudian dimasukkan dalam rumus Total Gula (%) = ((X x pengenceran)/ berat sampel (mg)) x 1%. 6. Analisis nilai ph Sampel yang telah dihomogenkan (medium fermentasi) diambil sekitar 3 ml dan ditempatkan dalam beaker glass 5 ml. Sebelum digunakan, ph meter dikalibrasi menggunakan buffer ph 7 dan 4 lalu dibersihkan dengan aquades selanjutnya dilakukan

4 Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, pengukuran ph sampel. Setiap kali akan mengukur ph sampel yang lain, sebelumnya ph meter dibersihkan dengan aquades. 7. Analisis Statistik Data berupa luas zona bening yang menunjukkan daya hambat bakteri dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan membandingkan luas zona bening antar kombucha sari bunga bakung dengan konsentrasi buah kurma dan lama fermentasi HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis bahan baku penelitian a. Sari Bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum Thunb.) Analisis kimia yang dilakukan pada sari bunga bakung paskah menunjukkan bahwa nilai total asam yang terkandung di dalam sari bakung senilai,18%, nilai ph 5,97 dan persentase total gula yang terkandung berkisar -,16%. Sedangkan pengamatan terhadap besar zona hambat yang dihasilkan oleh bahan baku sari bunga bakung paskah (Lilium longiflorum Thunb.) terhadap bakteri patogen Salmonella thypii dan Bacillus cereus didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar 4.1 Zona hambat bakteri yang dihasilkan oleh sari bunga bakung paskah (Lilium longiflorum Thunb.) Adanya zona hambat yang dihasilkan ini dikarenakan oleh kandungan glikosida yang terkandung di dalam sari bunga bakung paskah yang bersifat sebagai antimikroba. Munafo (211) senyawa glikosida inilah yang berperan aktif sebagai senyawa antibakteri yang disintesis dari protein LGRsP. b. Sari Bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum Thunb.) dengan Penambahan Kurma (Phoenix dactilyfera L.) Analisis yang dilakukan terhadap sari bunga bakung paskah yang diberi penambahan sari kurma dengan berbagai konsentrasi (, 1%, dan 1) terdiri atas analisis kimia dan biologi. Pada analisis kimia yakni meliputi nilai ph, total gula (%) dan TAT (%). Sehingga didapatkan hasil dalam tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Analisis kimia bahan baku sari bunga bakung paskah dengan penambahan sari kurma Analisis kimia Konsentrasi kurma TAT (%) Total gula (%) ph % Pengamatan selanjutnya yakni pada pengamatan uji antimikroba terhadap bakteri uji menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada uji antimikroba dengan menggunakan bakteri

5 Total Gula TAT (%) Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, Salmonella thypii menunjukkan besar zona hambat yang dihasilkan pada masing-masing besar konsentrasi penambahan sari kurma (, 1% dan 1) yaitu,214 cm;,87 cm; dan,31 cm. Antimikroba dengan menggunakan bakteri uji Bacillus cereus dihasilkan zona hambat.42 cm pada konsentrasi, sedangkan pada konsentrasi 1% dan 1 tidak dihasilkan zona hambat bakteri. 2. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Total Asam Tertitrasi (TAT) Kombucha Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti di bawah ini hari 1 hari 14 hari Lama fermentasi 1% 1 Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Total Asam Tertitrasi Kombucha Grafik tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kadar asam dalam kombucha dari sari bunga bakung yang diberi penambahan kurma sebagai pengganti gula, setelah diberi penambahan kurma difermentasi mengalami peningkatan total asam secara signifikan, dimana rata-rata total asam berkisar,5-,37%. Hal ini masih sesuai dengan SNI (29), yang mana dalam standarisasi minuman fermentasi masih mengacu pada standar mutu yoghurt, yang menyatakan bahwa keasaman yoghurt maksimum berkisar pada,5-2,%. Sehingga jika penentuan mutu didasarkan pada SNI yoghurt, dari hasil penelitian hanya sampel dengan lama fermentasi 14 hari yang menunjukkan total asam,135-,37%. Sedangkan pada sampel dengan lama fermentasi dibawah 1 hari, rata-rata nilai total asam berkisar pada,129-,347%, dan pada sampel terfermentasi 5 hari hanya mengandung total asam berkisar,13-,352%. 3. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Total Gula Kombucha Grafik penurunan total gula dapat dilihat pada Gambar. 4.4 di bawah ini hari 1hari 14hari lama Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Total Gula 1% 1

6 zona nilai Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, Penurunan grafik total gula diatas, disebabkan oleh aktifitas khamir dan bakteri dalam metabolism sukrosa untuk menghasilkan sejumlah asam-asam organic seperti asam asetat dan asam glukonat, hal ini nantinya akan menyebabkan peningkatan total asam serta penurunan ph sampel. Menurut Moat et. al. (22), Khamir yang ditumbuhkan dalam medium dengan konsentrasi gula yang tinggi akan mensintesis glukosa sebanyak 3-2%, sedangkan glukosa yang tersisa akan dimanfaatkan melalui jalur fermentasi. Proses fermentasi melalui jalur glikolisis untuk menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat dalam kondisi anaerob akan mengalami penguraian oleh piruvat dekarboksilase menjadi etanol dan karbondioksida (Madigan et.al., 22). Nilai uji statistik antara lama fermentasi dengan total gula menunjukkan nilai sig (.32) < α (.5), yang berarti bahwa kombinasi penmabahan sari kurma dengan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap total gula medium kombucha. 4. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Nilai ph Medium Kombucha Analisis nilai ph dilakukan pada sampel maupun kontrol bunga bakung, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan nilai ph. Berdasarkan grafik terlihat bahwa pada kontrol bunga bakung memiliki nilai ph 6, kemudian mengalami penurunan setelah ditambahkan buah kurma sebagai pengganti gula, dan terus mengalami penurunan seiring dengan lamanya fermentasi. Penurunan nilai ph ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah asam yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat, dimana semakin lama fermentasi maka akan semakin meningkat pula jumlah asam yang dihasilkan, dan hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan ph sampel menjadi lebih rendah hari 1 hari 14 hari lama Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Nilai ph Medium Grafik diatas menunjukkan adanya tingkat penurunan ph yang significan, dimana terlihat jelas adanya penurunan ph dari sampel control bunga bakung hingga sampel dengan lama ferementasi 14 hari. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jenjang waktu hingga 14 hari, bakteri masih aktif memproduksi asam organik. Menurut Anugrah (25) penurunan nilai ph pada kombucha probiotik menunjukkan bahwa proses fermentasi masih berlangsung, dimana terjadi pembentukan asam-asam organik oleh mikroorganisme di dalamnya. 5. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Diameter Zona Hambat Pada Pertumbuhan Bakteri Salmonella thypi Hasil yang diperoleh dari penelitian dan analisis diameter zona hambat yang dihasilkan terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella thypii ditunjukkan dalam grafik di bawah ini: hari 1 hari 14 hari lama Gambar 4.6 Grafik zona hambat kombucha terhadap Salmonella thypi 1% 1 1% 1

7 zona hambat Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, Grafik di atas menunjukkan bahwa pada control positif dengan menggunakan pinicillin menunjukkan hasil hambatan yang besar yaitu 3,1 cm, zona hambat yang dihasilkan oleh bunga bakung dengan penambahan sari kurma, disebabkan oleh adanya senyawa glikosida yang terkandung di dalamnya, seperti yang dinyatakan oleh Munafo (211) tentang kandungan bunga bakung paskah dan Khotimah et.al (214) bahwa dalam buah kurma juga mengandung glikosida steroid yang ikut berperan dalam proses antibiotik. Sampel dan 1% menunjukkan bahwa semakin lama fermentasi, besar zona hambat terhadap pertumbuhan Salmonella thypii semakin besar, sedangkan pada sampel 1 menunjukkan sebaliknya dimana pada fermentasi 1 hari memiliki besar zona hambat yang lebih besar dibandingkan dengan lama fermentasi 14 hari. Pada dengan persentase 1% menunjukkan besar zona hambat bakteri yang tinggi pada lama fermentasi 14 hari (Gambar 4. 7) dibandingkan pada lama fermentasi 5 dan 1 hari. Gambar 4.7 Zona hambat yang dihasilkan oleh perlakuan penambahan kurma 1% dan lama fermentasi 14 hari Hal ini dikarenakan pada lama fermentasi 14 hari, medium kombucha memiliki nilai kandungan asam tinggi dan nilai ph yang rendah, yang menyebabkan zona hambat pertumbuhannya lebih besar. Jumlah asam yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan bakteri, serta peningkatan jumlah proton dan konsentrasi yang tinggi dapat mendenaturasi protein maupun enzim dari dinding sel bakteri. Hans (1994), menyatakan bahwa bakteri asam asetat mempunyai kemampuan yang umum, yaitu membentuk asam dari gula atau alkohol secara oksidasi tidak sempurna, yang terutama atau sebagai produk yang tidak dapat diolah lagi, diekskresi ke dalam larutan biak. Semakin lama fermentasi akan semakin meningkat pula kandungan asam asetat dalam kombucha 6. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penambahan Sari Kurma Terhadap Diameter Zona Hambat Pada Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus Hasil yang diperoleh dari penelitian dan analisis diameter zona hambat yang dihasilkan terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus ditunjukkan dalam grafik di bawah ini: hari 1 hari 14 hari Lama fermentasi Gambar 4.8 Grafik zona hambat kombucha terhadap Bacillus cereus Nilai signifikasi antara persentase kurma dengan besar zona hambat yaitu Sig (.46) < α (.5), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan secara signifikan yang mempengaruhi kombinasi penmabahan sari kurma dan lama fermentasi terhadap besar zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Selanjutnya dalam uji lanjut menunjukkan bahwa besar 1% 1

8 Uji Efektivitas Antimikroba Kombucha Sari Bunga Bakung (Lilium longiflorum Thunb.) Galih, persentase kurma berpengaruh nyata terhadap besar zona hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. KESIMPULAN Terdapat pengaruh kombinasi penambahan sari kurma (Phoenix dactilyfera L.) dan lama fermentasi terhadap aktivitas antimikroba kombucha dari sari bunga bakung paskah (Lilium longiflorum Thunb.). Hal ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat yang dihasilkan oleh kombucha terhadap pertumbuhan bakteri uji, dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa kombucha sari bunga bakung paskah dengan penambahan kurma lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri positif (Bacillus cereus) dibandingkan dengan bakteri negative (Salmonella thypi) seiring dengan lamannya waktu fermentasi yang ditunjukkan dengan nilai sig..46 <.5. DAFTAR PUSTAKA Afifah, Nurul. 21. Analisis Kondisi Dan Potensi Lama Fermentasi Medium Kombuch (Teh, Kopi, Rosela) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Patogen (Vibrio cholera dan Bacillus cereus). Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. Skripsi Tidak Diterbitkan Anugrah, Sanjung T. 25. Pengembangan Produk Kombucha Probiotik Berbahan Baku Teh Hitam (Camlla sinensis). Bogor: IPB. Skripsi Tidak Diterbitkan Cotner, Meg. 21. Cultured and Fermented Foods- Yoghurt, Kefir, Kombucha. Diakses tanggal 18 February 215 Pukul 9.49 WIB Frank, G. W Kombucha-Healthy Beverage and Natural Remedy from The Far East 8th Ed. Austria: Publishing House Ennsthaler Khotimah, K dan Kusnadi, J Aktivitas Antibakteri Minuman Probiotik Sari Kurma (Phoenix dactilyfera L.) menggunakan Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus casei. Jurnal Pangan dan Agroindustri 2(3): Lin, CH., Chang, MW dan Chen, CY A Potent Antimicrobial Peptide Derived from the Protein LsGRP1 of Lilium. Phytopathology 14(4): Tidak diterbitkan. Diakses tanggal 12 Februari 215 Pukul 8.42 WIB Munafo, John P dan Gianfagna,Thomas J Antifungal Activity and Fungal Metabolism of Steroidal Glycosides of Easter Lily (Lilium longiflorum Thunb.) by The Plant Pathogenic Fungus Botrytis Cinerea pers. Fr. Journal Of Agricultural And Food Chemistry. 59(11): United states Naland, Henry. 24. Kombucha : Teh Ajaib Pencegah dan Penyembuh Aneka Penyakit. Agro Media Pustaka. Jakarta Ngan, Donga N. Lea, Phu H Study on Antimicrobial and Antioxidant Activities Of Kombucha and Fermented Pineapple Juice. A thesis submitted to The School of Biotechnology. International University In partial Fulfillment Of The Requirement For The Degree Of B.S in Biotechnology Standart Nasional Indonesia Standart Nasional Indonesia no Tentang Yoghurt. Jakarta Wistiana, D. dan Zubaidah, E. 215.Karakteristik Kimiawi dan Mikrobiologis Kombucha dari BErbagai Daun Tinggi Fenol Selama Fermentasi. Jurnal Pangan dan Agroindustri 3(4):

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunga bakung paskah (Easter lily) merupakan salah satu bunga hias yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakannya dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sari Bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum Thunb.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sari Bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum Thunb.) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Bahan Baku Penelitian 4.1.1 Sari Bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum Thunb.) Analisis kimia yang dilakukan pada sari bunga bakung paskah menunjukkan bahwa nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dan aromanya. Minuman ini di gemari oleh segala umur secara turun temurun.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS Jumiati Catur Ningtyas*, Adam M. Ramadhan, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA KOMBUCHA DAN YOGURTH SARI BUNGA BAKUNG PASKAH

UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA KOMBUCHA DAN YOGURTH SARI BUNGA BAKUNG PASKAH UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA KOMBUCHA DAN YOGURTH SARI BUNGA BAKUNG PASKAH (Lilium longiflorum Thunb) DENGAN PENAMBAHAN SARI KURMA (Phoenix dactilyfera L.) DAN LAMA FERMENTASI SKRIPSI Oleh: KARINA PUSPA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Teh juga merupakan salah satu bahan penyegar yang penggunaannya populer di Indonesia selain kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam hidupnya. Berbagai cara ditempuh, antara lain dengan memperhatikan dan mengatur makanan yang dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Wiersma (seperti dikutip dalam Emzir, 2008), eksperimen didiefinisikan sebagai situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur adalah dermatomikosis dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh anggota kelompok jamur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUXITA DEWI MUTIARA A420 100 041 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Fermentasi teh menggunakan campuran kultur campur bakteri dan khamir sehingga diperoleh cita rasa asam dan terbentuk lapisan nata Bahan lain

Fermentasi teh menggunakan campuran kultur campur bakteri dan khamir sehingga diperoleh cita rasa asam dan terbentuk lapisan nata Bahan lain Kombucha Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Kombucha? Fermentasi teh menggunakan campuran kultur campur bakteri dan khamir sehingga diperoleh cita rasa asam dan terbentuk lapisan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang

I. PENDAHULUAN. cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Manusia berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam hidupnya. Berbagai cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang dikonsumsi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011 di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN BAB V RANCANGAN PENELITIAN 5.1 Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi autoklaf 50X Electric Model 24 Liter, neraca digital, erlenmeyer 500

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

AGUSTIN WULANDARI A

AGUSTIN WULANDARI A AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA DAUN KOPI (Coffea arabica) DENGAN VARIASI LAMA WAKTU FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AGUSTIN WULANDARI A 420 100 020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,, Medan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk menurunkan serat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,

Lebih terperinci

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR NANAS SKRIPSI

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR NANAS SKRIPSI KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR NANAS SKRIPSI OLEH: SENDY VIOLITA NRP 6103012121 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmatologi, Progran Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing

Lebih terperinci

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Februari 2012, bertempat di Laboratorium Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran

Lebih terperinci

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin, dan mineral (Widodo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku masih banyak dijumpai. Penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa jamur salah satunya adalah Tricophyton

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINUMAN PROBIOTIK SARI KURMA (Phoenix dactilyfera L.) MENGGUNAKAN Lactobacillus plantarum DAN Lactobacillus casei

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINUMAN PROBIOTIK SARI KURMA (Phoenix dactilyfera L.) MENGGUNAKAN Lactobacillus plantarum DAN Lactobacillus casei AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINUMAN PROBIOTIK SARI KURMA (Phoenix dactilyfera L.) MENGGUNAKAN Lactobacillus plantarum DAN Lactobacillus casei Antibacterial Activity of Probiotic Date Fruit (Phoenix dactilyfera

Lebih terperinci