BAB IV METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian dalam menganalisis volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan sembilan Indeks Harga Saham Sektoral dengan metode ARCH, GARCH, EGARCH, TGARCH, APGARCH ini dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, manfaat, dan waktu objek penelitian. Penelitian ini jika berdasarkan tujuan maka merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini menyajikan gambaran fluktuasi indeks harga saham. Jika berdasarkan manfaat penelitian, maka ini adalah penelitian terapan karena diharapkan dapat menjadi rekomendasi pada situasi sejenis di lapangan dan diharapkan dapat diaplikasikan bagi penelitian selanjutnya. Sedangkan jika menurut waktu penelitian, maka penelitian ini adalah penelitian time series karena dilakukan dengan menggunakan data indeks harga saham harian pada runtun waktu Variabel Penelitian Definisi Konsep Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan pengujian forecasting yang merupakan penelitian dalam menjelaskan fenomena volatilitas saham. Pengujian ini untuk menganalisis secara empiris model ekonometrika yang cocok untuk memprediksi volatilitas pada IHSG dan indeks harga saham di sembilan sektor. 57

2 Definisi Operasional Secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya dapat diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep (Sekaran, 2006) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG merupakan salah satu indeks saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG ini digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di BEI. Di awal tahun 2015 jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah mencapai 481 emiten Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS) Indeks Harga Saham Sektoral di BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah: 1. Sektor sektor Primer (Ekstratif) a. Sektor 1: Pertanian b. Sektor 2: Pertambangan 2. Sektor sektor Sekunder (Industri Pengolahan/ Manufaktur) a. Sektor 3: Industri Dasar dan Kimia b. Sektor 4: Aneka Industri c. Sektor 5: Industri Barang Konsumsi 3. Sektor sektor Tersier (Industri Jasa/ Non-manufaktur) a. Sektor 6: Properti dan Real Estate

3 59 b. Sektor 7: Transportasi dan Infrastruktur c. Sektor 8: Keuangan d. Sektor 9: Perdagangan, Jasa, dan Investasi 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan oleh peneliti adalah Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah sebagian dari populasi. Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat peneliti dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah IHSG dan sembilan Indeks Saham Sektoral yang terdiri dari: sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor barang konsumsi, sektor properti dan real estate, sektor infrastruktur, sektor keuangan, dan sektor perdagangan dan jasa selama tahun 2010 hingga Penelitian menggunakan data harian dari 2010 hingga 2014 dengan alasan dimulai di tahun 2010 dikarenakan indeks saat itu sedang mengalami kenaikan dan juga data yang dibutuhkan berupa data frekuensi tinggi. Kepentingan dalam

4 60 data frekuensi tinggi menurut Engle et al. (2007) ada dua: 1. peneliti dan praktisi ingin mencari peristiwa menarik, misalnya: pengukuran risiko intraday dan menemukan peluang keuntungan perdagangan di horizon waktu yang singkat yang menarik bagi banyak lembaga keuangan. 2. peneliti dan praktisi ingin mengeksploitasi data frekuensi tinggi untuk mendapatkan perkiraan yang lebih tepat di peramalan horizon biasa. Sedangkan pemilihan IHSG dan sembilan Indeks Saham Sektoral dikarenakan untuk manganalisis dengan jelas perbandingan volatilitas masing-masing sektor dan IHSG sebagai cerminan pasar modal Indonesia Jenis dan Sumber Data Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data Sekunder Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui pihak atau media lain. Data ini berasal dari ringkasan saham di situs Bursa Efek Indonesia ( dalam bentuk harian (daily) 5 hari kerja selama tahun 2010 hingga 2014 maupun dari ICAMEL (Indonesian Capital Market Electronic Library) Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan

5 61 dan mempelajari jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku literatur, bacaan-bacaan yang berhubungan dengan pasar modal, dan mengumpulkan ringkasan-ringkasan IHSG dan indeks harga saham sektoral dalam bentuk data harian (daily) selama tahun 2010 hingga 2014 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia ( maupun dari ICAMEL (Indonesian Capital Market Electronic Library) Teknik Analisis Data Teknik analisis dalam mengaplikasikan model time series yang dapat menganalisis data yang mengandung heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan estimasi volatilitas time series ARCH, GARCH, TGARCH, EGARCH, APGARCH. Model-model tersebut, pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak program Eviews 8.0. Beberapa pengolahan data masih menggunakan Microsoft Excel sesuai kapasitas dan kemudahan program yang tersedia Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini tidak berlanjut sebagai penarikan kesimpulan meskipun statistik deskriptif adalah statistik yang berfokus pada pengumpulan, penyajian, pengolahan, serta peringkasan data. Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi pada karakteristik variabel penelitian, diantaranya mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi. Pengukuran statistik deskriptif dilakukan dengan program Eviews 8.0. Di dalam statistik deskriptif dilakukan juga pengujian normalitas dengan menggunakan Uji Jarque-Bera. Adapun persamaan umum uji statistik Jarque- Bera ini sebagai berikut:

6 62 ( ) (4.1) Dimana S = koefisien skewness dan K = koefisien kurtosis. Jika nilai koefisien S= 0 dan K= 3, maka data terdistribusi normal sehingga diharapkan nilai statistik JB akan samadengan nol. Statistik JB berdasarkan pada distribusi chi squares. Jika nilai probabilitas p lebih besar dari nilai statistik JB maka gagal menolak Ho karena terdistribusi normal. Dan jika nilai probabilitas p lebih kecil dari nilai statistik JB maka menolak Ho karena terdistribusi tidak normal Menghitung Return Saham Semua harga penutupan indeks saham harus dirubah dalam bentuk imbal hasil (return) dahulu sebelum melakukan pemodelan GARCH. Dengan mengambil bentuk logaritma natural (ln) dari rasio harga saham periode t terhadap harga saham periode t-1, maka continously compounded return series dihitung dengan menggunakan data indeks harga penutupan: ( ) ( ) ( ) ( ) (4.2) Dimana R t adalah return pada periode t, P t adalah indeks harga saham penutupan harian pada waktu t tertentu, P t-1 adalah indeks harga saham penutupan untuk periode sebelumnya dan ln adalah logaritma natural. Dengan demikian perlu untuk melakukan pre-test untuk memastikan bahwa hubungan stasioner ada di antara variabel-variabel. Dalam Eviews 8.0, return dapat diolah dengan memasukkan dlog (variabel) dengan cara quick > generate series.

7 Pengujian Stasioneritas Di dalam data time series, pengertian stasioner ini merupakan data yang memiliki variance dan mean yang cenderung konstan sepanjang waktu serta kovarian antara dua data time series hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tersebut. Secara ekonometrika, itu stasioner apabila variance data tersebut ( ) terbatas pada nilai tertentu dan mean ( ) konstan tidak tergantung terhadap waktu. Sehingga data yang ditunjukkan cenderung bergerak mendekati mean atau berfluktuasi disekitar mean yang menjadikan data tidak mengandung unsur trend. Kondisi stasioner ini pada akhirnya akan menjelaskan perilaku data berdasarkan unsur residual (error term). Ide dasar uji stasionaritas data dengan uji unit root dijelaskan dengan model berikut : (4.3) Dickey dan Fuller (1979) menjelaskan bahwa time series Y t jika ϕ < 1 maka data stasioner sedangkan jika ϕ = 1 maka data tidak stasioner. Karena nilai ρ = (ϕ - 1) dan jika ϕ = 1 maka ρ = 0 yang menunjukkan data tidak stasioner. Jadi agar ρ 0 maka nilai ϕ harus lebih kecil dari satu sehingga ρ akan negatif sehingga data akan stasioner. Data time series seringkali diasumsikan data non-stasioner. Jadi jika dilakukan analisis menggunakan data yang tidak stasioner, maka akan menghasilkan regresi palsu (spurious regressions) dan kesimpulan yang di pakai akan kurang bermakna serta berakibat tidak dapat mengestimasi parameter model tersebut.

8 64 Untuk menguji kestasioneran data menggunakan uji unit root. Apabila data mengandung unit root, maka data tersebut tidak stasioner dan untuk itu dibutuhkan suatu diferensiasi hingga data menjadi stasioner. Untuk menguji keberadaan unit root, standar Augmented Dickey-Fuller (ADF) dan Philips- Perron (PP) test dipekerjakan dalam penelitian ini Pengujian Augmented Dickey Fuller (ADF) Tes unit root akan dilakukan dengan metode Augmented Dickey Fuller Test yang dikembangkan oleh Dickey dan Fuller pada tahun Dengan software E-Views 8.0, dapat digunakan Mackinnon Critical Value yang merupakan pengembangan dari hasil perhitungan Dickey Fuller untuk jumlah sampel dan variable yang banyak setelah variable indeks didiferensiasikan menjadi data return. Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan mengikuti model berikut: (4.4) Dimana Y adalah variabel yang diamati, dan T adalah trend waktu. Sedangkan i adalah urutan lag dari proses autoregressive. Menekankan α = 0 dan β = 0 sesuai dengan pemodelan random walk dan menggunakan β = 0 sesuai dengan pemodelan random walk dengan drift. Dengan termasuk lags dari i, perumusan ADF memungkinkan untuk proses autoregressive yang lebih tinggi. Ini berarti panjang lag i harus ditentukan ketika menerapkan pengujian. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritisnya yaitu distribusi statistik Mackinnon. Nilai statistik ADF ditunjukkan oleh nilai t statistik koefisien

9 65. Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis MacKinnon, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner (Widarjono, 2013) Pengujian Phillips - Perron (PP) Phillips dan Perron (1988) menunjukkan metode alternatif (nonparametrik) mengendalikan seri korelasi ketika pengujian unit root. Metode PP memasukkan unsur adanya autokorelasi di dalam variabel gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan diferensi. PP membuat uji unit root dengan menggunakan metode statistik nonparametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi antara variabel gangguan tanpa memasukkan variabel penjelas sebagaimana uji ADF. Uji PP memungkinkan gangguan menjadi lemahnya dependen dan didistribusikan heterogen. Tes PP didasarkan pada persamaan berikut: (4.5) Dimana t adalah trend waktu. Prosedur untuk menentukan data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya yaitu distribusi stastistik MacKinnon. Nilai statistik PP ditunjukkan oleh nilai t statistik pada koefisien. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner (Widarjono, 2013).

10 Pengujian Autokorelasi Widarjono (2013) menjelaskan bahwa di dalam asumsi metode OLS, autokorelasi adalah korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lainnya. Hal ini melanggar asumsi bahwa kovarian dari υ i dan υ j sama dengan nol. Winarno (2009) juga menjelaskan bahwa autokorelasi merupakan hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya Konsekuensi dari adanya autokorelasi adalah: 1. Perhitungan standar error metode OLS sudah tidak dapat dipercaya kebenarannya. 2. Interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Pengujian adanya autokorelasi ini dapat menggunakan uji residual pada Eviews 8.0 dengan melihat correlogram dari Q-Stat pada model. Jika ditemukan p-value yang signifikan yakni lebih kecil dari 5% dari 30 lag, maka pemodelan masih mengandung autokorelasi. Model yang mengandung autokorelasi ini dilanjutkan ke pemodelan ARIMA di mana unsur AR (autoregressive) ataupun MA (moving average) akan dimasukkan ke dalam model hingga tidak terdapat efek autokorelasi di dalam model.

11 Pemilihan Model ARIMA Dalam teknik Box Jenkin, langkah-langkah yang harus diambil di dalam menganalisa data secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Identifikasi model. Langkah ini untuk mencari nilai p, d, dan q dengan menggunakan correlogram untuk menguji kestasioneran data. 2. Estimasi parameter yang telah dipilih. Estimasi parameter dapat dilakukan melalui metode kuadrat terkecil atau metode estimasi lainnya seperti maximum likelihood. 3. Uji diagnosis dan pemilihan model yang terbaik dengan melihat apakah model yang dipilih relatif kecil karena bersifat random (white noise). Untuk melihat residual bersifat random adalah dengan menganalisis residual dengan correlogram baik melalui ACF maupun PACF. Widarjono (2013) menjelaskan bahwa setelah mendeteksi masalah stasioner, maka selanjutnya identifikasi model ARIMA. Metode baku yang digunakan untuk pemilihan ARIMA melalui correlogram yaitu ACF dan PACF. Jika koefisien ACF menurun secara perlahan (eksponensial) dan nilai koefisien PACF menurun drastis (spiked) pada kelambanan (lag) tertentu maka modelnya adalah AR(p). Jika sebaliknya koefisien ACF menurun drastis pada kelambanan tertentu sedangkan PACF menurun secara eksponensial maka model yang tepat adalah MA(q). Namun, jika koefisien ACF maupun PACF menurun secara eksponensial maka model yang tepat adalah ARMA (p,q). Sedangkan jika ACF dan PACF menurun secara drastis, maka mencoba model tentatif menggunakan model ARIMA (p,d,q).

12 Pengujian Heteroskedastisitas Penggunaan model ARCH dan GARCH sebelumnya perlu diperiksa dahulu untuk mendeteksi adanya unsur heteroskedastisitas. Ada dua uji untuk menguji efek ARCH, yaitu ARCH LM Test dan Correlogram Squares of Residual Correlogram Squares of Residual Correlogram Squares of Residual menampilkan autokorelasi dan korelasi parsial dari error kuadrat sampai lag tertentu dan menghitung LjungBox Q- statistics sampai pada lag tertentu pula (Akbar, 2008). Widarjono (2013) menjelaskan di dalam uji correlogram, jika tidak ada unsur ARCH di dalam residual kuadrat maka Autocorrelation Function (ACF) dan Partial Autocorrelation Function (PACF) seharusnya adalah nol pada semua kelambanan atau secara statistik tidak signifikan. Sebaliknya jika ACF dan PACF tidak sama dengan nol maka model mengandung unsur ARCH. Pada pengujian Ljung-Box, jika nilai statistik LB lebih kecil dari nilai kritis stastistik dari tabel distribusi chi squares ( ) maka residual menunjukkan tidak adanya unsur ARCH. Sebaliknya jika nilai statistik LB lebih besar dari nilai kritis stastistik dari tabel distribusi chi squares ( ) maka residual menunjukkan adanya unsur ARCH. Berdasarkan uji dari LB ditunjukkan Q-stat, jika Q-Stat nilai cukup tinggi sehingga secara statistik signifikan. Signifikannya koefisen ACF dan PACF dapat juga dilihat dari rendahnya semua probabilitas Q-Stat, bahkan hampir nol yang berarti data mengandung unsur ARCH.

13 ARCH-LM Test Uji Lagrange Multiplier (LM) berfungsi untuk menguji keberadaan efek ARCH, yakni keheterogenan ragam sisaan yang dipengaruhi kuadrat sisaan periode sebelumnya (conditional heteroscedasticity) dalam data time series. Widarjono (2013) menjelaskan hipotesis nol adalah tidak adanya unsur ARCH dimana variance variabel gangguan akan konstan sebesar. Jika gagal menolak hipotesis nol maka model tidak mengandung masalah ARCH dan jika menolak hipotesis nol maka model mengandung unsur ARCH. Menurut Robert Engle model akan mengikuti distribusi chi-squared dengan df sebanyak p. (4.6) Jika merupakan chi squares (χ) hitung lebih besar dari nilai kritis chi squares ( ) pada derajat kepercayaan tertentu (α), maka menolak hipotesis nol. Namun jika chi squares (χ) hitung lebih kecil dari nilai kritis chi squares ( ) pada derajat kepercayaan tertentu (α), maka gagal menolak hipotesis nol yang berarti varian residu adalah konstans sebesar sehingga model terbebas dari masalah ARCH ARCH Engle (1982) menjelaskan bahwa variance sekarang tergantung dengan variance masa lalu sehingga heteroskedastisitas dapat dimodelkan dan variance diperbolehkan untuk berubah antar waktu. Secara umum model ARCH(p) dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan: (4.7) Dimana > 0,,. > 0 dan adalah slope. adalah error variance sedangkan adalah error term. Error variance tergantung pada lag term dari

14 70 error term kuadrat yang berarti berita tentang periode sebelumnya diukur sebagai lag dari squared error ( ). Di dalam penelitian ini, pemilihan lag (p) hanya berupa ARCH(1) sebagai penyederhanaan model (parsimony) dikarenakan model yang dikatakan paling baik adalah model yang paling sederhana dan juga di dalam penelitian-penelitian sebelumnya belum ada kriteria tertentu untuk mengidentifikasi lag (p) pada model volatilitas GARCH Gujarati (2004) menjelaskan bahwa conditional variance dari σ pada waktu t tidak hanya tergantung pada squared error term dalam periode waktu sebelumnya (seperti ARCH), tetapi juga pada conditional variance dalam periode waktu sebelumnya. Secara umum model GARCH (p,q) dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan: (4.8) Dimana adalah konstan, > 0, > 0, adalah bentuk ARCH term, dan adalah bentuk GARCH term. Di dalam penelitian ini, pemilihan lag (p,q) hanya berupa GARCH(1,1) sebagai penyederhanaan model (parsimony) dikarenakan model yang dikatakan paling baik adalah model yang paling sederhana dan juga di dalam penelitianpenelitian sebelumnya belum ada kriteria tertentu untuk mengidentifikasi lag (p,q) pada model volatilitas.

15 Exponential GARCH Gejolak asimetris pada efek volatilitas diteliti oleh Nelson pada tahun 1991 dengan mengembangkan model EGARCH atau Exponential GARCH. Model tersebut secara umum diformulasikan dengan persamaan: (4.9) Pemakaian bentuk ln pada persamaan conditional variance menunjukkan bahwa conditional bersifat eksponensial bukan dalam bentuk kuadratik seperti persamaan conditional variance di dalam model ARCH dan GARCH. Selain itu penggunaan ln juga menjamin bahwa variance tidak pernah negatif. Efek asimetris terjadi jika γ 0. Persamaan variance terdiri dua unsur yaitu: maginitude effect ( ) yang menunjukkan besarnya pengaruh volatilitas pada periode t p terhadap variance saat ini dan sign effect ( ) yang menunjukkan perbedaan pengaruh shock positif dan negatif pada periode t terhadap variance saat ini (Widarjono, 2013). Di dalam penelitian ini, pemilihan lag (p,q) hanya berupa EGARCH(1,1) sebagai penyederhanaan model (parsimony) dikarenakan model yang dikatakan paling baik adalah model yang paling sederhana dan juga di dalam penelitianpenelitian sebelumnya belum ada kriteria tertentu untuk mengidentifikasi lag (p,q) pada model volatilitas.

16 Threshold GARCH umum: TGARCH ini dikenalkan oleh Zakoian pada tahun 1994 dengan persamaan (4.10) dimana d adalah variabel dummy, = 1 jika < 0, dan = 0 jika > 0. Di dalam model TGARCH ini, berita baik (good news) pada periode t 1 ( > 0) dan berita buruk (bad news) pada periode t 1 ( < 0) mempunyai efek yang berbeda terhadap conditional variance. Berita baik mempunyai dampak terhadap α dan berita buruk mempunyai dampak terhadap α + γ. Jika γ > 0 maka terjadi leverage effect (Widarjono, 2013). Di dalam penelitian ini, pemilihan lag (p,q) hanya berupa TGARCH(1,1) sebagai penyederhanaan model (parsimony) dikarenakan model yang dikatakan paling baik adalah model yang paling sederhana dan juga di dalam penelitianpenelitian sebelumnya belum ada kriteria tertentu untuk mengidentifikasi lag (p,q) pada model volatilitas Asymmetric Power GARCH Ding, Granger, dan Engle pada tahun 1993 mengusulkan APGARCH (p,d,q) dengan persamaan umum: ( ) (4.11) Dimana dan adalah ARCH dan GARCH standar, δ adalah koefisien positif dan merupakan efek leverage, dan δ > 0, 0 untuk і = 1,2,,r, = 0 untuk semua i < r dan r p. Ketika δ = 2, persamaan di atas menjadi model

17 73 GARCH klasik yang memungkinkan untuk efek leverage dan ketika δ = 1 standar deviasi bersyarat akan diestimasi. Selain itu, akan dapat meningkatkan fleksibilitas model Asymmetric Power GARCH dengan mempertimbangkan δ sebagai koefisien lain yang juga harus diestimasi (Miron dan Tudor, 2010). Di dalam penelitian ini, pemilihan lag (p,q) hanya berupa APGARCH(1,1) sebagai penyederhanaan model (parsimony) dikarenakan model yang dikatakan paling baik adalah model yang paling sederhana dan juga di dalam penelitian-penelitian sebelumnya belum ada kriteria tertentu untuk mengidentifikasi lag (p,q) pada model volatilitas Pemilihan Model Terbaik Dalam pendekatan perbandingan model, tujuan yang mendasarinya adalah untuk memilih model yang terbaik. Model yang terbaik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah model yang dapat meminimalkan kesalahan dalam menggunakan periode sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Ini dikarenakan tidak ada metode peramalan yang terbaik dan selalu digunakan untuk membuat peramalan aset tertentu. Oleh karena itu, beberapa model yang dihasilkan dari proses analisis time series perlu dilakukan pemilihan model yang terbaik dengan mengacu pada kriteria perhitungan model residual yang sesuai. Kriteria yang dipakai untuk memilih model terbaik berdasarkan residual adalah sebagai berikut: Akaike Information Criteriation (AIC) Dayton (2003) menjelaskan bahwa pada dasarnya, AIC melibatkan gagasan lintas validasi, tetapi hanya pada akal teoritis. Mengingat nilai AIC dari

18 74 dua atau lebih model, model AIC yang paling minimum adalah yang mewakili dari model yang benar dan dapat diartikan sebagai model yang terbaik. Widarjono (2013) menjelaskan bahwa kriteria ini didasarkan pada Metode Maximum Likelihood (ML). Adapun formula AIC sebagai berikut: (4.12) Dimana k merupakan jumlah parameter estimasi, n adalah jumah observasi, e = 2,718 dan adalah residual. Jika ditulis dalam bentuk logaritma sebagai berikut: ( ) (4.13) Pengukuran kriteria ini jika nilai AIC semakin kecil maka model tersebut semakin baik. Alasan utama untuk memilih penggunaan prosedur pemilihan model seperti AIC dibandingkan dengan tes signifikansi tradisional adalah kenyataan bahwa, keputusan holistik tunggal dapat dibuat mengenai model yang terbaik didukung oleh data berbeda dengan apa yang biasanya serangkaian uji signifikansi mungkin bertentangan. Selain itu, model dapat peringkat dari terbaik sampai terburuk didukung oleh data di tangan. Dengan demikian, memperbesar kemungkinan penafsiran (Dayton, 2003) Bayesian Schwartz s Information Criteriation (BSIC) Widarjono (2013) menjelaskan bahwa kriteria lain yang biasanya digunakan adalah Schwartz s Information Criteriation (SIC). Adapun formulasinya: (4.14)

19 75 Dalam bentuk persamaan logaritma sebagai berikut: ( ) (4.15) Kriteria SIC memberi timbangan lebih besar daripada AIC. Penilaian SIC ditunjukan dengan nilai SIC yang semakin kecil maka model tersebut semakin baik. Jika AIC maupun SIC nilainya negatif maka diambil nilai absolutnya. SIC dikarenakan memberi timbangan lebih besar, maka jika ada kontradiksi antara nilai SIC dan AIC maka yang digunakan adalah kriteria dari SIC. Kelebihan kedua model ini adalah dapat digunakan untuk peramalan in-sample (peramalan model apakah sesuai dengan data yang ada) dan out-sample (peramalan model apakah sesuai dengan nilai yang terjadi di masa mendatang. Kedua model ini juga dapat digunakan untuk pemilihan model nested (sebuah model yang merupakan mbagian dari model lain) dan model non-nested (sebuah model yang bukan merupakan bagian dari model lain). SIC dan AIC biasanya juga digunakan untuk menentukan panjangnya kelambanan di dalam Autoregressive (AR) (Widarjono, 2013).

20 Alur Penelitian Pengumpulan Data Ubah ke bentuk Return Uji Stasioner Uji Autokorelasi Pemilihan Model ARIMA Terbaik Uji Heteroskedastisitas Pemodelan ARCH Pemodelan GARCH Pemodelan TGARCH Pemodelan EGARCH Pemodelan APGARCH Pemilihan Model Terbaik Peramalan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek sampel data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data deret waktu harga saham,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data harian yang dimulai dari 3 Januari 2007

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Silalahi dalam Eliyawati (2012) penelitian kuantitatif yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu desain kuantitatif, konklusif, eksperimental dan deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji ACF, uji PACF, uji ARCH-LM,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini didasari oleh gejolak/volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (valuta asing).pada nilai transaksi jual beli valuta asing yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan desain atau model penelitian.

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: METODE PERAMALAN MENGGUNAKAN MODEL VOLATILITAS ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR Cindy Wahyu Elvitra 1, Budi Warsito 2, Abdul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa data berfluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa data tidak stasioner baik dalam rata-rata maupun variansi. Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH)

PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (TGARCH) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 465-474 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN THRESHOLD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai 24 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Menurut Sekaran (2003), data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH)

PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 91-99 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN RETURN SAHAM PERBANKAN MENGGUNAKAN EXPONENTIAL GENERALIZED

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS SKRIPSI Disusun Oleh : MUHAMMAD ARIFIN 24010212140058 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan lembaga pembiayaan yang terdaftar

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 Boy A Lumban Gaol 1, Tumpal Parulian Nababan 2, Haposan Sirait 2 1 Mahasiswa Program Studi S1

Lebih terperinci

Wenty Yolanda Eliyawati R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wenty Yolanda Eliyawati R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENERAPAN MODEL GARCH (GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY) UNTUK MENGUJI PASAR MODAL EFISIEN DI INDONESIA (Studi pada Harga Penutupan (Closing Price) Indeks Saham LQ 45 Periode 2009-2011)

Lebih terperinci

PREDIKSI VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN INDEKS HARGA SAHAM SEKTORAL DENGAN METODE ESTIMASI VOLATILITAS TIME SERIES

PREDIKSI VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN INDEKS HARGA SAHAM SEKTORAL DENGAN METODE ESTIMASI VOLATILITAS TIME SERIES PREDIKSI VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN INDEKS HARGA SAHAM SEKTORAL DENGAN METODE ESTIMASI VOLATILITAS TIME SERIES TESIS M. RIFKI BAKHTIAR 55113110112 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Analisis Dasar dalam Runtun Waktu

Analisis Dasar dalam Runtun Waktu Company LOGO Analisis Dasar dalam Runtun Waktu UJI STASIONERITAS: UJI UNIT ROOT UNIT ROOTS Shock is usually used to describe an unexpected change in a variable or in the value of the error terms at a particular

Lebih terperinci

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH

PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH PERAMALAN DATA SAHAM S&P 500 INDEX MENGGUNAKAN MODEL TARCH Universitas Negeri Malang E-mail: abiyaniprisca@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model peramalan terbaik dari data

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 705-715 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN DAN PERAMALAN VOLATILITAS PADA RETURN SAHAM BANK BUKOPIN

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Engle [7] melakukan penelitian mengenai model yang mengatasi efek heteroskedastisitas yaitu model autoregressive conditional heteroskedasticity (ARCH) yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya PEMODELAN RETURN IHSG PERIODE 15 SEPTEMBER 1998 13 SEPTEMBER 2013 MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (TGARCH(1,1)) DENGAN DUA THRESHOLD Suma Suci Sholihah,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), prosedur pembentukan model Vector Error Correction (VEC), dan aplikasi model Vector Error Correction (VEC) pada penutupan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH

PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH PENENTUAN MODEL TERBAIK UNTUK PERAMALAN DATA SAHAM CLOSING PT. CIMB NIAGA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ARCH-GARCH Gatri Eka K 1, Vebriani Safitry 2, Yesika Kristin 3 Program Studi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

Aplikasi Model GARCH pada Data Inflasi Bahan Makanan Indonesia

Aplikasi Model GARCH pada Data Inflasi Bahan Makanan Indonesia Aset, Maret 2011, hal. 65-76 Vol. 13 No. 1 ISSN 1693-928X Aplikasi Model GARCH pada Data Inflasi Bahan Makanan Indonesia TEGUH SANTOSO Magister Sian Ilmu Ekonomi Universitas Gajah Mada Jl. Humaniora, Bulaksumur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar PEMODELAN DAN PERAMALAN NILAI RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (APARCH) Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih 24010211120019

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekuder. Sementara itu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekuder. Sementara itu BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekuder. Sementara itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS. Keywords: Stocks, Portfolio, Return, Volatility, Asymmetric GARCH.

PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS. Keywords: Stocks, Portfolio, Return, Volatility, Asymmetric GARCH. ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 51-60 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 151-160 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI CURAH HUJAN EKSTREM DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti seseorang berinvestasi pada suatu perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan harga atau biasa disebut

Lebih terperinci

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral

Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral Jurnal Sains Matematika dan Statistika, Vol 2, No I, Januari 206 Penerapan Metode ARCH/GARCH Dalam Peramalan Indeks Harga Saham Sektoral Ari Pani Desvina, Nadyatul Rahmah 2,2 Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder sendiri artinya adalah data yang tidak dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DATA IHSG DAN LAJU INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE WITH EXOGENOUS VARIABLE (VARX)

BAB III PEMODELAN DATA IHSG DAN LAJU INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE WITH EXOGENOUS VARIABLE (VARX) BAB III PEMODELAN DATA IHSG DAN LAJU INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE WITH EXOGENOUS VARIABLE (VARX) 3.1 Model Vector Autoregressive (VAR) Model Vector Autoregressive (VAR) adalah model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh variabel moneter

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh variabel moneter BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh variabel moneter dan ketidakpastian inflasi terhadap tingkat inflasi. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitan dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia tahun kuantitatif dan sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara

BAB III METODE PENELITIAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia tahun kuantitatif dan sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/obyek penilitian Objek/subjek penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2015 B. Jenis data Data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja perusahaan tercatat dan factbook terbit tahun pada perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja perusahaan tercatat dan factbook terbit tahun pada perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan penulis pada Desember 2016 s/d Juli 2017, dengan mengambil data variabel X dan Y dari laporan keuangan, ringkasan

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian ini menggunakan data indeks dari 15 bursa saham di 14 negara yang terdiri dari IHSG (Indonesia), IBOVESPA (Brazil), CAC-40 (Perancis), DJIA dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) FITROH AMALIA (1306100073) Dosen Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang di publikasikan

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV)

EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV) EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DAN SEMI VARIANS (SV) 3.1 Exponentially Weighted Moving Average Perhitungan standar deviasi yang dijelaskan pada bab sebelumnya mempunyai asumsi bahwa volatilitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Volatilitas Harga Minyak 4.1.1 Deskripsi Data Plot data harga minyak pada bulan Januari 2000 hingga bulan Desember 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hal ini menunjukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan September 2016 hingga bulan Juli 2017. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan dapat mewujudkan

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 2 (2013), hal 71 78. TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioneritas Stasioneritas berarti bahwa tidak terdapat perubahan yang drastis pada data. Fluktuasi data berada di sekitar suatu nilai rata-rata yang konstan, tidak tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Magetan dengan alasan baik Pemerintah maupun dari penelitian terdahulu belum pernah melakukan penelitian tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014, yaitu dengan mengambil data di perusahaan manufaktur dengan objek penelitian kebijakan hutang, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. Alasan pemilihan perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 5 (2) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN TAKSIRAN VALUE AT RISK DENGAN PROGRAM R DAN MATLAB DALAM ANALISIS INVESTASI SAHAM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH

PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH PEMODELAN DAN PERAMALAN PENUTUPAN HARGA SAHAM PT. TELKOM DENGAN METODE ARCH - GARCH BUNGA LETY MARVILLIA Matematika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, UNESA Jl. Ketintang villy_cute_7@yahoo.com 1, raywhite_vbm@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci