KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016
|
|
- Shinta Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai sa satu syarat enyelesaikan Progra Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilu Kesehatan Oleh : ALFIAN MUBARAK J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
2 HALAMAN PERSETUJUAN KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 PUBLIKASI ILMIAH Oleh : ALFIAN MUBARAK J Te diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh : Dosen Pebibing Heru Subaris Kasjono, SKM, M.Kes. NIP i ii
3 HALAMAN PENGESAHAN KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 OLEH : ALFIAN MUBARAK J Te dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilu Kesehatan Universitas Muhaadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 19 Mei 2016 dan dinyatakan te eenuhi syarat Dewan Penguji : Heru Subaris Kasjono, SKM, M.Kes. ( ) Dwi Astuti, SKM, M.Kes ( ) Sri Darnoto, SKM, MPH ( ) Dekan Dr. Suwaji, M.Kes NIP iii ii
4 PERNYATAAN Dengan ini saya enyatakan bahwa dala skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk eperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau pernah diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dala naskah dan disebutkan dala daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dala pernyataan saya di atas, aka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, Mei 2016 Penulis ALFIAN MUBARAK J iii iv
5 KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 Abstrak Air untuk keperluan sehari-hari harus eenuhi syarat paraeter kiia, berupa kadar besi di dala air tersebut. Kadar besi suur warga Desa Kebarongan yang diteliti, seuanya elebihi nilai abang batas, dengan kadar besi tertinggi 2,02 g/l. Sa satu etode pengoan air bersih untuk enurunkan kadar besi ada dengan aerasi enggunakan bubble aerator. Tujuan penelitian ini untuk engetahui keefektifan waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi air. Jenis penelitian ini ada true experient dengan pretest-posttest with control grup.populasi penelitian ada sruh air suur Desa Kebarongan. Teknik pengabilan sapel ada purposive sapling dengan sapel ada air suur yang eiliki kadar besi tertinggi. Analisis statistik enggunakan uji anova satu jalur dengan hasil nilai p value 0,0001, yang berarti ada perbedaan keefektifan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi air suur. Uji lanjut enggunakanpost Hoch Test LSD untuk engetahui waktu paling efektif untuk enurunkan kadar besi dengan hasil ean difference terbesar 1,41000pada perlakuan dengan laa aerasi 40 enit, diana waktu 40 enit ada waktu paling efektif untuk enurunkan kadar besi dengan keefektifan sebesar 73,15% dapat enurunkan kadar besi enjadi 0,53 g/l. Disarankan, agar kadar besi air eenuhi kualitas air inu aka proses aerasi enggunakan bubble aeratorditabah dengan proses filtrasi. Kata kunci : air suur, kadar besi, waktu aerasi Abstracts Water for daily needs to be qualified cheical paraeters, levels of iron in the water. Iron levels wells villagers kebarongan who researched, all above the threshold value, With the highest levels of iron 2,02 g / l. One ethod water treatent to lower levels of iron is with aeration use bubble aerator. The purpose of this research to know effectiveness of tie using bubble aerator in lowering water levels of iron. The kind of research this is true experient with pretest-posttest with control group. The population research Is a whole well water kebarongan village. The saple collection technique is purposive of sapling with saple is well water is about iron highest. Statistical analysis use the anova one line with the results of value p value 0,0001, the further use post hoch test lsd to know the tie ost effective to lower levels of iron with the result ean difference largest 1,41000 In treatent with long aeration 40 inutes, where tie 40 inutes is the ost effective to lower the levels iron with effectiveness of 73,15% can be lowered levels of the iron becoes 0,53 g / l. Advised, That the iron water eet the quality of drinking water so the process aeration using bubble aerator coupled with the process of filtration. Keywords : Well water, levels of iron, Aeration tie. 1. PENDAHULUAN Faktor yang epengaruhi derajat kesehatan asyarakat di antaranya tingkat ekonoi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting dan doinan dala penentuan derajat kesehatan asyarakat ada keadaan lingkungan. Sa satu koponen lingkungan yang epunyai peran cukup besar dala kehidupan ada air. Bagi anusia, air digunakan dala kegiatan pertanian, industri, dan peenuhan kebutuhan ruah tangga (Kusnaedi, 2010). Air yang digunakan harus eenuhi syarat dari segi kualitas aupun kuantitas. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang eenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisik, kiia, dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari 1
6 harus eenuhi standar baku air untuk ruah tangga. Kualitas air yang baik ini tidak selaanya tersedia di ala. Adanya perkebangan industri dan peukian dapat enganca kelestarian air bersih. Bahkan, di daerah daerah tertentu, air yang tersedia tidak eenuhi syarat kesehatan secara alai sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana aupun odern (Kusnaedi, 2010). Sa satu penyebab kesehatan jangka panjang dari air yaitu terdapatnya kadar besi (Fe), yang apabila terkonsusi anusia dala ju besar akan engakibatkan tibunan di dala hati dan ginjal. Masa zat besi di dala air inu lebih sering terjadi jika suber air baku yang digunakan berasal dari air tanah (Asadi dkk, 2011). Kadar Fe yang tinggi di dala air juga akan enibulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih, serta Fe ini dapat pula enibulkan bau dan warna pada air inu, dan warna koloid pada air (Sutrisno dan Eni, 2010). Sa satu etode pengoan air bersih yang dapat digunakan untuk enurunkan kadar besi (Fe) yang dapat diterapkan di dala ruah tangga ada pengoan air dengan etode aerasi enggunakan bubble aerator karena enurut Asfiana (2015) penggunaan etode aerasi enggunakan bubble aerator secara teknis pebuatannya cukup sederhana, dengan biaya tidak terlalu ahal dan udah dilaksanakan, yaitu dengan easukan udara elalui esin aerator pada air di dala bak aerasi yang dapat dibeli secara langsung di toko dan praktis dala penggunaan. Menurut penelitian yang dilakukan Itichani (2011), engenai penurunan kadar besi (Fe) sete dilakukan aerasi selaa 30 enit enggunakan bubble aerator dengan volue udara bubble aerator yang dihasilkan sebesar 8 l/enit, didapatkan keefisiensian sebesar 90,5% yaitu enurunkan kadar besi (Fe) dari 3,9 g/l enjadi 0,37 g/l dan penelitian Purba dan Hartini (2013) untuk engetahui efektivitas cascade aerator dan bubble aerator dala enurunkan kadar Fe pada air suur gali, pada etode cascade aerator kadar Fe seb dilakukan proses aerasi sebesar 4,41 g/l, sete dilakukan proses aerasi turun enjadi 0,58 g/l dan enggunakan etode bubble aerator kadar Fe seb dilakukan proses aerasi sebesar 4,41 g/l, sete dilakukan proses aerasi turun enjadi 0,74 g/l, dari proses aerasi enggunakan cascade aerator dan bubble aerator disipulkan bahwa tidak ada perbedaan efektifitas yang berakna antara etode cascade aerator dan bubble aerator dala enurunkan kadar Fe dala air suur gali. Berdasarkan data sarana kesehatan lingkungan tahun 2015 oleh Puskesas II Keranjen, sruh asyarakat Desa Kebarongan enggunakan air bersih yang berasal dari suur dengan ju sruh suur ada buah. Masyarakat Desa Kebarongan enghkan terdapat endapan berwarna kuning kecoklatan pada bak kaar andi, air yang berbau loga dan terdapat bercak noda pada pakaian putih sete dicuci enggunakan air suur tersebut. Berdasarkan khan warga, peneliti elakukan survei pendahuluan terhadap tiga sapel suur warga yang diduga eiliki kadar besi tertinggi dengan enggali inforasi dari pengurus desa dan elakukan pengukuran kadar besi dengan hasil sapel suur I 2,02 g/l, sapel suur II 1,47 g/l dan sapel suur III 0,66 g/l, diana hasil ketiga sapel air suur tersebut elebihi nilai abang batas air inu yang ditetapkan dala PerenKes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dengan kadar besi yang diperbolehkan sebesar 0,3 g/lt. Dari ciri-ciri fisik yang dikhkan warga dan hasil peeriksaan sapel air suur warga tersebut, dapat disipulkan bahwa air suur yang digunakan oleh asyarakat Desa Kebarongan eiliki kadar Fe yang tinggi. Air yang epunyai peran besar di kehidupan asyarakat Desa Kebarongan harus baik dala kualitas, terutaa kadar besi (Fe) di dala air bersih yang jika keberadaannya elebihi baku utu aka akan engakibatkan asa kesehatan dan asa-asa yang lainnya. Penelitian untuk enurunkan kadar besi di dalaa air bersih dengan elihat keefektifan waktu aerasi enggunakan bubble aerator di Desa Kebarongan b ada. Sehingga penelitian ini ingin elihat keefektifan waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi (Fe) air suur di Desa Kebarongan dengan enggunakan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator selaa 10 enit, 20 enit dan 30 enit 40 enit 50 enit dan 60 enit. 2. METODE Jenis penelitian yang digunakan ada eksperien sungguhan (true experient) dengan rancangan pretest posttest dengan kelopok kontrol (pretest-posttest with control grup). Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2016 di Desa Kebarongan Desa Kebarongan Kecaatan Keranjen Kabupaten 2
7 Banyuas. Populasi dala penelitian ini ada sruh air suur gali yang terdapat pada Desa Kebarongan Kecaatan Keranjen Kabupaten Banyuas. Sapel dala penelitian ini enggunakan 5 liter air dala setiap perlakuan dan kontrol. Ju perlakuan dilakukan 6 kali dan kontrol sebanyak 1 kali, dala satu kali perlakuan dan kontrol dilakukan replikasi sebanyak 4 kali pengulangan. Analisis data dala penelitian ini enggunakan analisis univariat dan analisis bivariate diana analisis univariat dala penelitian ini digunakan untuk endeskripsikan keadaan kadar besi (Fe), suhu, dan ph seb dan sesudah perlakuan aerasi enggunakan bubble aerator dengan variasi laa 10 enit, 20 enit, 30 enit, 40 enit, 50 enit dan 60 enit, sedangkan analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis statistik yang digunakan dala penelitian ini dilakukan dengan uji anova satu jalur dengan enggunakan progra koputer dengan tingkat kepercayaan 99% untuk engetahui keefektifan variasi waktu pada proses aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi (Fe) air suur. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 GAMBARAN UMUM Desa Kebarongan ada desa yang terletak di wilayah Kecaatan Keranjen Kabupaten Banyuas. Desa Kebarongan terdiri atas 3 dusun yaitu Dusun I (Kebarongan Wetan), Dusun II (Kebarongan Teleng), dan Dusun III (Kebarongan Pringtali). Dengan luas wilayah Desa Kebarongan ada 473 Ha. Desa Kebarongan pada tahun 2010 eiliki Kepala Karga (KK) dengan ju penduduk jiwa yang terdiri atas laki-laki dan perepuan. Rata-rata setiap karga terdiri dari lia anggota karga. Desa Kebarongan eiliki konfigurasi berupa pegunungan dengan ketinggian antara diatas perukaan laut (dpl), sehingga tergolong dataran rendah dan sebagian pada daratan tinggi. 3.2 HASIL PENELITIAN Suhu Hasil pengukuran suhu pada sapel air dilakukan seb dan sete endapat perlakuan enggunakan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit yang dilakukan di tepat penelitian. Hasil pengukuran suhu dapat dilihat pada Tabel 1. Re plik asi Kontrol Perlakuan 1 Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan 5 Perlakuan Rat a- rata Tabel 1. enunjukkan bahwa ada penurunan suhu air seb dan sete pada perlakuan diana seb perlakuan sebesar 28 C enjadi 27 C dan tidak terjadi perbahan suhu pada kontrol ph Hasil pengukuran ph pada sapel air dilakukan seb dan sete endapat perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit yang dilakukan di tepat penelitian. Hasil pengukuran suhu dapat dilihat pada Tabel 2. 3
8 Re plik asi Kontrol Perlakuan 1 Tabel 2. Hasil Pengukuran ph Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan 5 Perlakuan Rat a- rata Tabel 2. enunjukkan bahwa hasil pengukuran ph tidak ada perubahan baik seb atau sesudah perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit dengan pengulangan sebanyak 4 kali yaitu dengan ph Kadar Besi Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada sapel air dilakukan seb dan sete endapat perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) dapat dilihat pada Tabel 3 : Tabel 3. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada kontrol Replikasi Kontrol (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,90 1,88 0,02 1,05 2 1,93 1,91 0,02 1,04 3 1,96 1,94 0,02 1,02 4 1,98 1,96 0,02 1,01 Rata rata 1,94 1,92 0,02 1,03 Tabel 3. enunjukkan bahwa ada penurunan kadar besi (Fe) air seb dan sete pada kontrol, diana kontrol tidak dilakukan perlakuan enggunakan bubble aerator dan dilakukan pengulangan 4 kali, rata-rata penurunan pada kontrol sebesar 0,02 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada kontrol sebesar 1,03 %. Tabel 4. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada perlakuan 1, enggunakan laa waktu aerasi 10 enit Replikasi Perlakuan 1 (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,90 1,72 0,18 9,47 2 1,93 1,76 0,17 8,81 3 1,96 1,77 0,19 9,69 4 1,98 1,80 0,18 9,09 Rata rata 1,94 1,76 0,18 9,27 Tabel 4. enunjukan bahwa terdapat perbedaan kadar besi air seb dan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunan pada perlakuan 1 dengan laa waktu aerasi enggunakan bubble aerator 10 enit yaitu sebesar 0,18 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada perlakuan 1 sebesar 9,27%. 4
9 Tabel 5. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada perlakuan 2, enggunakan laa waktu aerasi 20 enit Replikasi Perlakuan 2 (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,90 1,34 0,56 29,47 2 1,93 1,38 0,55 28,50 3 1,96 1,44 0,52 26,53 4 1,98 1,40 0,58 29,29 Rata rata 1,94 1,39 0,55 28,45 Tabel 5. enunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar besi air seb dan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunan pada perlakuan 2 dengan laa waktu aerasi enggunakan bubble aerator 20 enit yaitu sebesar 0,55 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada perlakuan 2 sebesar 28,45%. Tabel 6. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada perlakuan 3, enggunakan laa waktu aerasi 30 enit Replikasi Perlakuan 3 (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,91 1,00 0,91 47,64 2 1,95 1,00 0,95 48,72 3 1,97 1,01 0,96 48,73 4 1,98 1,02 0,96 48,48 Rata rata 1,95 1,01 0,95 48,39 Tabel 6. enunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar besi air seb dan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunan pada perlakuan 3 dengan laa waktu aerasi enggunakan bubble aerator 30 enit yaitu sebesar 0,95 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada perlakuan 3 sebesar 48,39%. Tabel 7. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada perlakuan 4, enggunakan laa waktu aerasi 40 enit Replikasi Perlakuan 4 (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,91 0,50 1,41 73,82 2 1,95 0,53 1,42 72,82 3 1,97 0,53 1,44 73,10 4 1,99 0,54 1,45 72,86 Rata rata 1,96 0,53 1,43 73,15 Tabel 7. enunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar besi air seb dan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunan pada perlakuan 4 dengan laa waktu aerasi enggunakan bubble aerator 40 enit yaitu sebesar 1,43 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada perlakuan 4 sebesar 73,15%. Tabel 8. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada perlakuan 5, enggunakan laa waktu aerasi 50 enit Replikasi Perlakuan 5 (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,92 0,52 1,40 72,92 2 1,95 0,56 1,39 71,28 3 1,97 0,56 1,41 71,57 4 1,99 0,58 1,41 70,85 Rata rata 1,96 0,56 1,40 71,66 5
10 Kadar besi (g/l) Tabel 8. enunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar besi air seb dan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunan pada perlakuan 5 dengan laa waktu aerasi enggunakan bubble aerator 50 enit yaitu sebesar 1,40 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada perlakuan 5 sebesar 71,66%. Tabel 9. Hasil pengukuran kadar besi (Fe) pada perlakuan 6, enggunakan laa waktu aerasi 60 enit Replikasi Perlakuan 6 (g/l) Selisih (g/l) Keefektifan (%) 1 1,92 0,54 1,38 71,88 2 1,95 0,59 1,36 69,74 3 1,97 0,58 1,39 70,56 4 1,99 0,61 1,38 69,35 Rata rata 1,96 0,58 1,38 70,38 Tabel 9. enunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar besi air seb dan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunan pada perlakuan 6 dengan laa waktu aerasi enggunakan bubble aerator 60 enit yaitu sebesar 1,38 g/l dan rata-rata keefektifan penurunan pada perlakuan 6 sebesar 70,38%. Besarnya penurunan kadar besi (Fe) seb dan sete diberi perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit di gabarkan dala dala Gabar 4 : 1,6 1,4 1,2 0,8 1 0,6 0,4 0, enit 20 enit 30 enit 40 enit 50 enit 60 enit Replikasi 1 0,18 0,56 0,91 1,41 1,4 1,38 Replikasi 2 0,17 0,55 0,95 1,42 1,39 1,36 Replikasi 3 0,19 0,52 0,96 1,44 1,41 1,39 Replikasi 4 0,18 0,58 0,96 1,45 1,41 1,38 Rata - rata 0,18 0,55 0,95 1,43 1,4 1,38 Gabar 1. Grafik Penurunan Kadar Besi Air Suur Perlakuan Gabar 1. enunjukkan besarnya penurunan kadar besi (Fe) sete diberi perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit yang dihubungkan dengan selisih penurunan kadar besi yang didapat, pada enit ke-10 hingga enit ke-40 terjadi peningkatan penurunan kadar besi, tetapi pada enit ke-50 dan ke-60 peningkatan penurunan kadar besi engalai penurunan Uji One Way Anova Peeriksaan kadar besi (Fe) dilakukan pada seua sapel baik seb aupun sete diberi perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit, diana asing-asing perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 4 kali. Hasil penelitian yang te dilakukan keudian dilakukan uji noralitas data enggunakan uji Kologorov Sirrnov. Hasil uji noralitas data dapat dilihat pada Lapiran 8, enunjukkan hasil noralitas data enggunakan uji Kologorov Sirrnov diperoleh nilai p-value > 0,01, sehingga dapat disipulkan bahwa seua data berdistribusi noral. Berdasarkan hasil noralitas data tersebut, aka analisis statistik yang digunakan ada uji One Way Anova. 6
11 Perbedaan penurunan kadar Fe pada air suur dengan variasi waktu aerasi, dilakukan uji analisis dengan enggunakan uji Anova untuk encari perbedaan penurunan kadar Fe sete dilakukan aerasi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 10. Hasil Uji Anova Su of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups E Within Groups Total Tabel 10. enunjukkan nilai signifikan 0,0001 diana sig 0,01 sehingga Ha diteria yang artinya ada perbedaan keefektifan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi (Fe) air suur gali antara waktu aerasi 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit. Diperlukannya uji lanjut dari uji One Way Anova untuk elihat waktu aerasi yang paling efektif dengan enggunakan uji lanjut Post Hoch Test LSD yang dapat dilihat pada Lapiran 9. Lapiran 9 enunjukan perlakuan yang eiliki nilai signifikan tertinggi ada perlakuan 4 dengan waktu aerasi enggunakan bubble aerator selaa 40 enit, epunyai nilai ean difference 1,41000 yang artinya eiliki nilai beda yang paling besar dibandingkan dengan waktu aerasi enggunakan bubble aerator yang lainnya. 3.3 PEMBAHASAN Pengukuran Suhu Hasil pengukuran suhu dala penelitian ini engalai penurunan, suhu awal seb perlakuan aerasi enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit yaitu sebesar 28 0 C dan engalai penurunan enjadi 27 0 C. Air yang secara encolok epunyai teperatur di atas atau di bawah teperatur udara, berarti engandung zat-zat tertentu (isalnya, fenol yang terlarut dala air cukup banyak) atau sedang terjadi proses tertentu (proses dekoposisi bahan organik oleh ikroorganise yang enghasilkan energi) yang engarkan atau enyerap energi dala air (Kusnaedi, 2010). Berdasarkan Perenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air inu, suhu yang diperbolehkan ada ±3 0 C suhu udara, sehingga suhu air asih dala batas suhu noral. Penurunan suhu yang terjadi para proses aerasi ini asih dala batas noral suhu air, sehingga penurunan suhu yang terjadi selaa proses aerasi enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit dala penelitian ini tidak epengaruhi penurunan kadar besi (Fe) air Pengukuran ph Hasil pengukuran ph dala penelitian ini tidak engalai perubahan diana ph awal ada 6 dan ph sete prlakuan aerasi enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit ada 6. Hasil pengukuran ph dala penelitian ini tidak engalai perubahan selaa proses aerasi enggunakan bubble aerator sehingga ph air dala penelitian ini tidak epengaruhi penurunan kadar besi (Fe) air. Menurut Perenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air inu, ph yang diperbolehkan ada 6,5 8,5, sehingga ph yang ada asih tidak eenuhi persyaratan kualitas air inu. Rendahnya ph dala penelitian ini dapat engakibatkan proses aerasi yang seakin laa karena enurut Said (2002), pada ph rendah, kecepatan reaksi oksidasi besi dengan oksigen (udara) relatif labat Penurunan Kadar Besi (Fe) Air Suur Hasil rata-rata penurunan kadar besi seb perlakuan pada kelopok kontrol sebesar 0,02 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 1,03 %, pada perlakuan 1 enggunakan laa waktu aerasi bubble aerator selaa 10 enit didapatkan rata-rata penurunan sebesar 0,18 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 9,27%, pada perlakuan 2 enggunakan laa waktu aerasi bubble aerator selaa 20 enit didapatkan rata-rata penurunan sebesar 0,55 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 28,45%, pada perlakuan 3 enggunakan laa waktu aerasi bubble aerator selaa 30 enit didapatkan 7
12 rata-rata penurunan sebesar 0,95 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 48,39%, pada perlakuan 4 enggunakan laa waktu aerasi bubble aerator selaa 40 enit didapatkan rata-rata penurunan sebesar 1,43 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 73,15%, pada perlakuan 5 enggunakan laa waktu aerasi bubble aerator selaa 50 enit didapatkan rata-rata penurunan sebesar 1,40 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 71,66%, pada perlakuan 6 enggunakan laa waktu aerasi bubble aerator selaa 60 enit didapatkan rata-rata penurunan sebesar 1,38 g/l dengan keefektifan penurunan sebesar 70,38%. Dari hasil penurunan kadar besi (Fe) sete dilakukan proses aerasi enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 enit, terjadi penurunan terbesar pada perlakuan ke-4 dengan laa aerasi bubble aerator 40 enit sebesar 1,43 g/l, enurunkan kadar besi awal sebesar 1,96 g/l enjadi 0,53 g/l dengan keefektifan penurunan 73,15%, adapun pada perlakuan ke-5 dan ke-6 atau enit ke-50 dan ke-60 terjadi kenaikan kadar besi. Aerasi eiliki fungsi utaa dala pengoan air ada untuk elarutkan oksigen ke dala air sehingga kadar besi (Fe) dala air akan engalai penurunan, tetapi terkadang proses aerasi ini tidak berjalan aksial karena ada beberapa faktor yang epengaruhinya. Keberhasilan proses aerasi tergantung pada besarnya nilai suhu, kejenuhan oksigen, karakteristik air dan turbulensi air (Benefield dala Abuzar, dkk., 2012). Terjadinya kenaikan kebali kadar besi pada enit ke-50 dan ke-60 yang terjadi dala penelitian ini diungkinkan karena terjadinya kejenuhan oksigen yang terlarut di dala air, diana fungsi utaa aerasi ada elarutkan oksigen ke dala air, dan dala penelitian ini diungkinkan proses aerasi selaa 50 dan 60 enit engakibatkan kejenuhan oksigen terlarut di dala air sehingga kadar besi enjadi eningkat kebali dan proses aerasi tidak bisa aksial. Uji anova dilakukan untuk elihat apakah ada perbedaan keefektifan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi (Fe) air suur gali dengan tingkat kepercayaan 99%, dan diperoleh nilai p value 0,0001, aka Ha diteria yang artinya ada perbedaan keefektifan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi (Fe) air suur gali. Untuk engetahui waktu yang paling efektif untuk enurunkan kadar besi aka dilakukan uji lanjut dari uji One Way Anova yaitu elakukan Post Hoch Test LSD, dari uji tersebut diketahui bahwa perlakuan 4 dengan laa aerasi enggunakan bubble aerator 40 enit eiliki ean difference terbesar yaitu 1,41000 dibandingkan dengan ean difference pada perlakuan lain, sehingga hasil uji Post Hoch Test LSD sesuai dengan hasil penurunan tertinggi yaitu dengan laa aerasi enggunakan bubble aerator 40 enit. Penurunan tertinggi kadar besi (Fe) dala penelitian yang dilakukan kali ini terjadi pada enit ke-40, diana dala enit ke-40 ini dapat enurunkan kadar besi awal sebesar 1,96 g/l enjadi 0,53 g/l, berdasarkan hasil penurunan tersebut, kadar besi (Fe) asih elebihi kadar aksiu besi (Fe) yang diperbolehkan dala standar utu air inu PerenKes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 0,3 g/l, tetapi hasil penurunan tersebut sudah dibawah standar utu air bersih PerenKes No. 416/Per/IX/1990 dengan standar kadar besi (Fe) yang boleh ada sebesar 1,0 g/l. Sehingga diperlukan pengoan lanjutan untuk enurunkan kadar besi hingga eenuhi standar utu air inu yaitu dengan enabahkan proses filtrasi. Penurunan tertinggi kadar besi (Fe) dala penelitian yang dilakukan kali ini terjadi pada enit ke-40, diana dala enit ke-40 ini dapat enurunkan kadar besi awal sebesar 1,96 g/l enjadi 0,53 g/l, berdasarkan hasil penurunan tersebut, kadar besi (Fe) asih elebihi kadar aksiu besi (Fe) yang diperbolehkan dala standar utu air inu PerenKes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 0,3 g/l, tetapi hasil penurunan tersebut sudah dibawah standar utu air bersih PerenKes No. 416/Per/IX/1990 dengan standar kadar besi (Fe) yang boleh ada sebesar 1,0 g/l. Sehingga diperlukan pengoan lanjutan untuk enurunkan kadar besi hingga eenuhi standar utu air inu yaitu dengan enabahkan proses filtrasi. Prinsip dasar filtrasi ada penyaringan partikel secara fisik, kiia, biologi untuk eisahkan/ enyaring partikel yang tidak terendapkan dala proses sedientasi dala edia berpori. Dala proses filtrasi dapat dihilangkan bakteri, warna, bau, rasa, serta Fe (Asadi dkk, 2011). Metode filtrasi yang dapat digunakan ada dengan enggunakan filtrasi kontak dengan edia pasir, angan zeolit dan karbon aktif, diana angan zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersaaan besi di dala air teroksidasi enjadi bentuk ferri-oksida, sedangkan karbon aktif digunakan untuk enghilangkan bau dan rasa pada air baku (Said, 2008). 8
13 4. PENUTUP 4.1 Sipulan Kadar besi (Fe) seb perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator selaa 10 enit sebesar 1,94 g/l; 20 enit sebesar 1,94 g/l; 30 enit sebesar 1,95 g/l; 40 enit sebesar 1,96 g/l; 50 enit sebesar 1,96 g/l dan 60 enit sebesar 1,96 g/l. Kadar besi (Fe) sete perlakuan enggunakan bubble aerator dengan variasi waktu aerasi enggunakan bubble aerator selaa 10 enit sebesar 1,76 g/l; 20 enit sebesar 1,39 g/l; 30 enit sebesar 1,01 g/l; 40 enit sebesar 0,53 g/l; 50 enit sebesar 0,56 g/l dan 60 enit sebesar 0,58 g/l. Keefektifan waktu aerasi enggunakan bubble aerator dala enurunkan kadar besi (Fe) tertiggi pada air suur di Desa Kebarongan Keranjen Banyuas tahun 2016 dengan waktu aerasi 10 enit sebesar 9,26%; 20 enit sebesar 28,45%; 30 enit sebesar 48,39%; 40 enit sebesar 73,15%; 50 enit sebesar 71,66% dan 60 enit sebesar 70,38%. Waktu aerasi enggunakan bubble aerator yang paling efektif untuk enurunkan kadar besi (Fe) yaitu aerasi enggunakan bubble aerator selaa 40 enit. 4.2 Saran Masyarakat bisa enggunakan pengoan air dengan cara aerasi enggunakan bubble aerator dengan laa waktu 40 enit untuk enurunkan kadar besi (Fe) pada air suur dan enabah proses pengoan dengan cara filtrasi kontak dengan edia pasir, angan zeolit dan karbon aktif, agar air yang digunakan eenuhi persyaratan indikator kadar besi (Fe) untuk air bersih dan air inu. Peneliti lain yang ingin elakkuan penelitian tentang pengoan air dengan cara aerasi enggunakan bubble aerator bisa enggunakan volue udara bubble aerator yang berbeda-beda untuk engetahui volue udara bubble aerator ana yang paling efektif dan dengan waktu yang berbedabeda. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor-faktor lain yang dapat epengaruhi proses aerasi enggunakan bubble aerator seperti nilai suhu, kejenuhan oksigen, karakteristik air, dan turbulensi air. Peneliti lain disarankan pula untuk elihat keefektifan penggabungan pengoan air dengan cara aerasi enggunakan bubble aerator dengan filtrasi enggunakan spon blok. DAFTAR PUSTAKA Abuzar, S. S., Yogi, D. P., dan Reza, E. E., Koefisien Transfer Gas (K La ) Pada Proses Aerasi Menggunakan Tray Aerator Bertingkat 5 (Lia). Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (2) : (Juli 2012). Achad, R Kiia Lingkungan. Jakarta: Andi Offset. Ariezazza Progra Magister Kesehatan dan Keselaatan Kerja Rancangan Penelitian Eksperiental. Diakses : 06 Januari ntal.pdf. Asfiana, A Penurunan Kadar Kontainan Mangan (Mn) dala Air Secara Bubble Aerator dan Cascade Aerator. Tugas Akhir. Makassar: Progra Studi Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin Makassar. Asadi., Khayan., Heru S. K Teknologi pengoan air inu. Yogyakarta: Gossyen Publising. Data Sarana Kesehatan Lingkungan Puskesas II Keranjen Kabupaten Banyuas. Direktorat Penyehatan Lingkungan Pedoan Pengelolaan Air Minu Ruah Tangga. Jakarta: Depkes RI dan USAID. 9
14 Itichani, R. F Studi Efisiensi Bubble Aerator dala Menurunkan Kada Besi (Fe) Air Suur Gali di Rt 03/ Rw 03 Desa Gandrungas Kecaatan Gandrungangu Kabupaten Cilacap. Karya Tulis Iliah. Purwokerto: Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Keenkes Searang. Kusnaedi Mengo Air Kotor Untuk Air Minu. Jakarta: Penebar Swadaya. Notoatojo, S Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta Peraturan Menteri Kesehatan Noor 492 / Menkes / Per / IV / Persyaratan Kualitas Air Minu. Profil Desa Kebarongan, Kecaatan Keranjen, Kabupaten Banyuas, Jawa Tengah Purba, M. F.D., dan Hartini E Penurunan Kandungan Zat Besi (Fe) Dala Air Suur Gali Dengan Metode Aerasi. Jurnal Visikes, Volue 12 Noor 1/ April Said, N. I Kualitas Air Minu Dan Dapaknya Terhadap Kesehatan. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan. Said, N. I Teknologi Pengoan Air Minu. Jakarta: Pusat Teknologi Lingkungan. Suprihatin dan Suparno, O Teknologi Proses Pengoan Air. Bogor: IPB Press. Sutrisno, T., dan Eni, S Teknologi Penyediyaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Trisetyani, I., dan Joko, S Penurunan Kadar Fe Dan Mn Pada Air Suur Gali Dengan Aerasi Gelebung Udara Di Desa Siding Kecaatan Bancar Kabupaten Tuban Pada Tahun Jurnal Teknik Waktu, Volue 12 Noor 01 Januari 2014 ISSN :
PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN MEDIA FILTER SPON DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR DI DESA PABELAN KARTASURA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER SPON DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR DI DESA PABELAN KARTASURA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : TITIES PUJIARTI J410100091 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciAIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM
PENURUNAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM (Suatu Penelitian di RT 1 Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo) Clara Shinta Dilapanga 1), Herlina
Lebih terperinciARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI PERUM GRIYA FAJAR GENTAN BAKI SUKOHARJO
KEEFEKTIFAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI PERUM GRIYA FAJAR GENTAN BAKI SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciSKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
SKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PENURUNAN KADAR MANGAN (Mn) AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PENURUNAN KADAR MANGAN (Mn) AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciSKRIPSI. KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER SPON DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR DI DESA PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
SKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER SPON DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR DI DESA PABELAN KARTASURA SUKOHARJO Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Ijazah S-1
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI AERASI FILTRASI TERHADAP KADAR BESI (Fe) DI DESA REJOMULYO KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2017
PENGARUH VARIASI AERASI FILTRASI TERHADAP KADAR BESI (Fe) DI DESA REJOMULYO KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2017 Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PENURUNAN KADAR MANGAN (Mn) AIR SUMUR
PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN FILTER PASIR DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PENURUNAN KADAR MANGAN (Mn) AIR SUMUR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPENURUNAN KANDUNGAN ZAT BESI (FE) DALAM AIR SUMUR GALI DENGAN METODE AERASI
PENURUNAN KANDUNGAN ZAT BESI (FE) DALAM AIR SUMUR GALI DENGAN METODE AERASI Maxell Findo Dinata Purba *), Eko Hartini **) * ) Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Lebih terperinciPENGGUNAAN AERATOR, SODA ASH, DAN FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR FE. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Indonesia
JVK 3 (1) (2017) JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/jvk PENGGUNAAN AERATOR, SODA ASH, DAN FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR FE Suharno Jurusan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MEDIA FILTER PASIR DAN ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN PADA AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI
PENGARUH KOMBINASI KETEBALAN MEDIA FILTER PASIR DAN ZEOLIT TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN PADA AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016
ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia adalah sumber daya air. Air merupakan kebutuhan pokok manusia sehari-hari, sehingga dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciTHE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA
THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi manusia, air digunakan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinci28 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 02 Juli 2014 ISSN :
PENURUNAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN PADA AIR SUMUR GALI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AERASI DAN FILTRASI DI SUKODONO SIDOARJO Ismy Nur Fuadatul Azkiyah **) dan Joko Sutrisno *) Abstrak Kadar Fe dan kadar
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG
Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian
39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang
Lebih terperinciAir merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka akan memberikan dampak yang sangat
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
KEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciPenurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade
Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade Sri Hastutiningrum*, Purnawan, dan Erri Nurmaitawati Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK
PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM Hermin Poedjiastoeti 1) dan Benny Syahputra 2) ABSTRAK Masalah yang sering timbul pada air tanah adalah kandungan Fe, Mn, Mg dan sebagainya
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA
PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
KEEFEKTIFAN KOMBINASI MEDIA FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHUDI DESA TEGUHAN SRAGEN WETAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI
KEEFEKTIFAN LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHUDI DESA TEGUHAN SRAGEN WETAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI DisusunOleh : LINA ROESIANI J410100098 PROGRAM STUDI KESEHATAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :
SKRIPSI KEEFEKTIFAN POLY ALUMUNIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR BOD (BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR
KEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciPENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Dimensi Pipa Kapiler Pada Sistem Air Conditioning Dengan Pre-Cooling
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) A-918 Studi Eksperien Pengaruh Diensi Pipa Kapiler Pada Siste Air Conditioning Dengan Pre-Cooling Awan Satya Darawan dan Ary Bachtiar
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK
NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK Oleh: Dr. Ria Luintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Hotel Patra Jasa Searang Jawa Tengah 26-27 Noveber 2014 Fakultas
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN
KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen pembentuk lingkungan sehingga tersedianya air yang berkualitas mengindikasikan lingkungan yang baik. Bagi manusia, air berperan dalam
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciMENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI
KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI
KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
Lebih terperinciVolume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015
Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciHubungan Senam Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lampung
Fitria Saftarina dkk Hubungan Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi Hubungan Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lapung
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2
Lebih terperinciPENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI
PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, sanitasi, transportasi
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY NASKAH PUBLIKASI
KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE () DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Retno Dwi Harwiyanti J410 110 014 PROGRAM
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Kompresor Pada Sistem Pengkondisian Udara Dengan Pre-Cooling
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) F-84 Studi Eksperien Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Kopresor Pada Siste Pengkondisian Udara Dengan Pre-Cooling Fariz Ibrohi dan Ary
Lebih terperinciUji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 1, 59-64, Mei 212 59 Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling (Physical Model Test Water Treatment Media Shape Pipe with
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya.
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY
KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Seluruh metabolisme dalam tubuh berlangsung dalam media air. Air didalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Hasrianti 1, Nurasia 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 hasriantychemyst@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan
Lebih terperinciDampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya
Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:
Lebih terperinciEFEKTIVITAS AERASI, SEDIMENTASI, DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR
EFEKTIVITAS AERASI, SEDIMENTASI, DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR THE EFFECTIVENESS OF AERATION, SEDIMENTATION, AND FILTRATION FOR REDUCING TURBIDITY AND IRON LEVEL
Lebih terperinciEVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT
EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT Nining G Paputungan 1 Fella Warouw, ST, M.Eng, Ph.D 2, Rayond Ch. Taroreh, ST, MT 3 1 Masiswa S1
Lebih terperinciKriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul
Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id
Lebih terperinciPenurunan Kadar Besi (Fe) Dengan Sistem Aerasi dan Filtrasi Pada Air Sumur Gali (Eksperimen)
ISSN (Print) : 2443-1141 ISSN (Online) : 2541-5301 P E N E L I T I A N Penurunan Kadar Besi (Fe) Dengan Sistem Aerasi dan Filtrasi Pada Air Sumur Gali (Eksperimen) Rasman 1 * Abstrak Pengadaan air bersih
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciRANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan
Lebih terperinciKeywords: Railway, Jenggala, Operational Performance, Cross Capacity, IPA
KAJIAN KINERJA OPERASIONAL KERETA API JENGGALA JURUSAN MOJOKERTO SIDOARJO (A Study On Operational Perforance of Jenggala Train, Mojokerto Sidoarjo Route) Irfan Nurdiansyah, Achad Wicaksono, Hendi Bowoputro
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikiloterik terhadap Oksigen Lingkungan Oleh: Kelopok 2 Aini Maskuro (0910211107) Arizal Irawan P (0910211082) Ani Mar atu A (0910211092) orina Oktavia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk minum. Ketersediaan air didunia ini begitu melimpah, namun yang
Lebih terperinciPERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinciPenerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah
Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciSKRIPSI. KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) UNTUK MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA LIMBAH CAIR TAHU
SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) UNTUK MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA LIMBAH CAIR TAHU Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL
PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation
Lebih terperinciBAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)
BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Bagi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB Aey Indah Pratiwi Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT
KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA
PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM
25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358
Lebih terperinci