BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Transkripsi

1 BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tugas, Fungsi dan Kewenangan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Nomor 9); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ; 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;

2 2 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 Tentang jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;

3 3 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ; 13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden ; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan PemerintahAN Daerah Kabupaten Ngawi (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2008 Nomor 03) ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2008 Nomor 08). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Ngawi. 2. Pemerintahan Daerah, adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Ngawi. 4. Bupati, adalah Bupati Ngawi.

4 4 5. Perangkat Daerah, adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan di Kabupaten Ngawi. 6. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi. 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. 8. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. 9. Satuan Organisasi, adalah bagian dalam organisasi pemerintahan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dipimpin oleh seorang Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ), adalah unsur pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja 1 (satu) atau beberapa kecamatan. 11. Jabatan Struktural, adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. 12. Jabatan Fungsional, adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi, keahlian dan/atau ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi. 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, adalah Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah Kabupaten Ngawi. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN Pasal 2 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

5 5 Pasal 3 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi serta tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Pasal 4 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi ; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi ; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi ; d. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas ; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 5 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai kewenangan : a. Penetapan kebijakan teknis bidang sosial mengacu pada kebijakan provinsi dan/atau nasional ; b. Penyusunan perencanaan bidang sosial ; c. Penyelenggaraan kerjasama bidang sosial ; d. Koordinasi pemerintahan di bidang sosial ; e. Sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan pedoman dan standarisasi ; f. Seleksi dan kelengkapan bahan usulan untuk penetapan akreditasi dan sertifikasi ; g. Pemberian bimbingan, monitoring, supervisi, konsultasi, dan fasilitasi bidang sosial ; h. Identifikasi sasaran penanggulangan masalah sosial ; i. Penggalian dan pendayagunaan PSKS ; j. Pengembangan dan pendayagunaan PSKS ; k. Pelaksanaan program/ kegiatan bidang sosial ;

6 6 l. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan bidang sosial ; m. Pelaporan pelaksanaan program bidang sosial skala kabupaten kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Sosial ; n. Penyediaan sarana dan prasarana sosial ; o. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat fungsional pekerja sosial ; p. Pengusulan calon peserta pendidikan profesi pekerjaan sosial ; q. Pengusulan calon peserta pendidikan dan pelatihan pekerja sosial ; r. Pengembangan jaringan sistem informasi kesejahteraan sosial ; s. Penyiapan bahan kelengkapan usulan penganugerahan satya lencana kebaktian sosial kepada Presiden melalui Gubernur dan Menteri Sosial ; t. Pemberian penghargaan di bidang sosial ; u. Pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kejuangan serta nilai-nilai kesetiakawanan sosial sesuai pedoman yang ditetapkan oleh pusat atau provinsi ; v. Pembangunan, perbaikan, pemeliharaan Taman Makam Pahlawan ; w. Penyiapan bahan kelengkapan usulan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional dan Perintis Kemerdekaan ; x. Penanggungjawab penyelenggaraan Hari Pahlawan dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ; y. Penanggulangan korban bencana ; z. Pemberian rekomendasi penerbitan izin pengumpulan uang atau barang ; aa. Pengendalian pengumpulan uang atau barang ; bb. Pemberian rekomendasi izin undian skala kabupaten bila diperlukan ; cc. Pengendalian dan pelaksanaan undian ; gg. Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan dan tidak mampu ; hh. Pemberian rekomendasi pengangkatan anak ; ii. Pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan ; jj. Pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan ; kk. Penanggungjawab penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan ;

7 7 ll. Pembentukan kelembagaan SKPD bidang ketenagakerjaan ; mm. Perencanaan tenaga kerja daerah kabupaten, pembinaan perencanaan tenaga kerja mikro pada instansi/tingkat perusahaan, pembinaan dan penyelenggaraan sistem informasi ketenagakerjaan ; nn. Pelaksanaan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria monitoring evaluasi pembinaan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan ; oo. Perencanaan formasi, karir, dan diklat SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan ; pp. Pembinaan, penyelenggaraan, pengawasan, pengendalian, serta evaluasi pengembangan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan ; qq. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat perangkat daerah yang menangani bidang ketenagakerjaan ; rr. Pembinaan, pengangkatan, dan pemberhentian pejabat fungsional bidang ketenagakerjaan ; ss. Pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja ; tt. Pelaksanaan pelatihan dan pengukuran produktivitas ; uu. Pelaksanaan program peningkatan produktivitas ; vv. Rekomendasi perizinan/ pendaftaran lembaga pelatihan serta pengesahan kontrak/perjanjian magang dalam negeri ; ww. Koordinasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga pelatihan kerja ; xx. Penyebarluasan informasi pasar kerja dan pendaftaran pencari kerja (pencaker) dan lowongan kerja ; yy. Penyusunan, pengolahan dan penganalisisan data pencaker dan data lowongan kerja ; zz. Pemberian pelayanan informasi pasar kerja, bimbingan jabatan kepada pencaker dan pengguna tenaga kerja ; aaa. Pembinaan pejabat fungsional pengantar kerja ; bbb. Penilaian angka kredit jabatan fungsional pengantar kerja ; ccc. Penerbitan dan pengendalian izin pendirian Lembaga Bursa Kerja/LPTKS dan Lembaga Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan ; ddd. Penerbitan rekomendasi untuk perizinan pendirian LPTKS dan lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan ; eee. Pemberikan rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair ;

8 8 fff. Fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat, lansia dan perempuan ; ggg. Penyuluhan, Rekrutmen, seleksi dan pengesahan pengantar kerja, serta penempatan tenaga kerja AKAD/Antar Kerja Lokal (AKL) ; hhh. Penerbitan SPP AKL ; iii. Penerbitan rekomendasi izin operasional TKS Luar Negeri, TKS Indonesia, lembaga sukarela Indonesia yang akan beroperasi pada 1 (satu) kabupaten ; jjj. Pelaksanaan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela ; kkk. Pendaftaran dan fasilitasi pembentukan TKM ; lll. Penerbitan IMTA dan perpanjangan TKA ; mmm. Monitoring dan evaluasi penggunaan TKA ; nnn. Pelaksanaan pelatihan/bimbingan teknis, penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna ; ooo. Penyelenggaraan program perluasan kerja melalui bimbingan usaha mandiri dan sektor informal serta program padat karya ; ppp. Pelaksanaan penyuluhan, pendaftaran dan seleksi calon TKI ; qqq. Pengawasan pelaksanaan rekrutmen calon TKI ; rrr. Fasilitasi pelaksanaan perjanjian kerjasama bilateral dan multilateral penempatan TKI ; sss. Penerbitan rekomendasi izin pendirian kantor cabang PPTKIS ; ttt. Penerbitan rekomendasi paspor TKI berdasarkan asal/alamat calon TKI ; uuu. Penyebarluasan sistem informasi penempatan TKI dan pengawasan penyetoran dana perlindungan TKI ; vvv. Sosialisasi terhadap substansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri ; www. Penelitian dan pengesahan perjanjian penempatan TKI ke luar negeri ; xxx. Pembinaan, pengawasan, dan monitoring penempatan maupun perlindungan TKI ; yyy. Penerbitan rekomendasi perizinan tempat penampungan ; zzz. Pelayanan kepulangan TKI ; aaaa. Fasilitasi penyusunan serta pengesahan peraturan perusahaan yang skala berlakunya dalam satu wilayah kabupaten ; bbbb. Pendaftaran PKB, perjanjian pekerjaan antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya pada 1 (satu) wilayah kabupaten ;

9 9 cccc. Pencatatan PKWT pada perusahaan yang skala berlakunya dalam 1 (satu) wilayah kabupaten ; dddd. Rekomendasi Penerbitan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang berdomisili di kabupaten dan pendaftaran perjanjian pekerjaan antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya dalam 1 (satu) wilayah kabupaten ; eeee. Pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang berdomisili di kabupaten atas rekomendasi pusat dan atau provinsi ; ffff. Pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja, dan penutupan perusahaan ; gggg. Pembinaan SDM dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan ; hhhh. Penyusunan dan pengusulan formasi serta melakukan pembinaan mediator, konsiliator, arbiter ; iiii. Pendaftaran dan seleksi calon hakim ad-hoc pengadilan hubungan industrial ; jjjj. Bimbingan aplikasi pengupahan di perusahaan ; kkkk. Penyusunan dan pengusulan penetapan upah minimum kabupaten kepada gubernur ; llll. Pembinaan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja ; mmmm. Pembinaan penyelenggaraan fasilitas dan kesejahteraan di perusahaan ; nnnn. Verifikasi keanggotaan SP/SB ; oooo. Pembinaan pelaksanaan sistem dan kelembagaan serta pelaku hubungan industrial ; pppp. Pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh skala kabupaten dan melaporkannya kepada provinsi ; qqqq. Penetapan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh untuk duduk dalam lembaga-lembaga ketenagakerjaan kabupaten berdasarkan hasil verifikasi ; rrrr. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan ; ssss. Pemeriksaan/pengujian terhadap perusahaan dan obyek pengawasan ketenagakerjaan ; tttt. Rekomendasi (izin) terhadap obyek pengawasan ketenagakerjaan ; uuuu. Penanganan kasus/melakukan penyidikan terhadap perusahaan dan pengusaha yang melanggar norma ketenagakerjaan ;

10 10 vvvv. Pelaksanaan penerapan SMK3 ; wwww. Pelaksanaan koordinasi dan audit SMK3 ; xxxx. Pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygiene perusahaan, ergonomi, keselamatan kerja yang bersifat strategis ; yyyy. Pelayanan dan pelatihan serta pengembangan bidang norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis ; zzzz. Pemberdayaan fungsi dan kegiatan personil dan kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan ; aaaaa. Fasilitasi pembinaan pengawasan ketenagakerjaan ; bbbbb. Penyelenggaraan ketatalaksanaan pengawasan ketenagakerjaan ; ccccc. Pengusulan calon peserta diklat pengawasan ketenagakerjaan kepada pemerintah dan/atau pemerintah provinsi ; ddddd. Pengusulan calon pegawai pengawas ketenagakerjaan kepada pemerintah ; eeeee. Pengusulan penerbitan kartu legitimasi bagi pengawas ketenagakerjaan kepada pemerintah ; fffff. Pengusulan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan kepada pemerintah ; ggggg. Pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, perumusan kebijakan daerah dan pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian ; hhhhh. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang ketransmigrasian ; iiiii. Integrasi pelaksanaan urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian ; jjjjj. Pembentukan kelembagaan SKPD bidang ketransmigrasian berdasarkan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan pemerintah ; kkkkk. Perancangan pembangunan transmigrasi daerah kabupaten, serta pembinaan dan penyelenggaraan sistem informasi ketransmigrasian ; lllll. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian ; mmmmm. Pelaksanaan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan monitoring, evaluasi pembinaan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian ;

11 11 nnnnn. Perencanaan formasi, karir, dan diklat SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian ; ooooo. Pembinaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pengendalian, serta evaluasi pengembangan SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang ketransmigrasian ; ppppp. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat perangkat daerah yang menangani bidang ketransmigrasian ; qqqqq. Pembinaan, pengangkatan, dan pemberhentian pejabat fungsional di bidang ketransmigrasian ; rrrrr. Pengusulan rencana pengarahan dan perpindahan transmigrasi ; sssss. Penjajagan kerjasama dengan daerah kabupaten lain ; ttttt. Pembuatan naskah kerjasama antar daerah dalam perpindahan dan penempatan transmigrasi ; uuuuu. Pendaftaran dan seleksi calon transmigran ; vvvvv. Penetapan status calon transmigran berdasarkan kriteria pemerintah ; wwwww. Peningkatan ketrampilan dan keahlian calon transmigran skala kabupaten ; xxxxx. Pelayanan penampungan calon transmigran ; yyyyy. Pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) ketransmigrasian ; zzzzz. Penyediaan dan pelayanan informasi ketransmigrasian ; aaaaaa. Peningkatan motivasi perpindahan transmigrasi ; bbbbbb. Penyamaan persepsi, kesepahaman, kesepakatan mengenai pembangunan ketransmigrasian ; cccccc. Identifikasi dan analisis keserasian penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan ; dddddd. Pemilihan dan penetapan daerah dan kelompok sasaran perpindahan transmigrasi ; eeeeee. Penyusunan rencana pengarahan dan fasilitasi perpindahan transmigrasi ; ffffff. Pelaksanaan kerjasama perpindahan transmigrasi dan penataan persebaran transmigrasi yang serasi dan seimbang ; gggggg. Pelayanan pendaftaran dan seleksi perpindahan transmigrasi dan penataan persebaran transmigrasi ; hhhhhh. Pelayanan pelatihan dalam rangka penyesuaian kompetensi perpindahan transmigrasi ;

12 12 iiiiii. Pelayanan penampungan, permakanan, kesehatan, perbekalan, dan informasi perpindahan transmigrasi ; jjjjjj. Pelayanan pengangkutan dalam proses perpindahan transmigrasi ; kkkkkk. Pelayanan dan pengaturan penempatan, adaptasi lingkungan dan konsoliasi penempatan transmigrasi ; dan llllll. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengarahan dan fasilitasi perpindahan transmigrasi. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 6 (1) Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari : a. Kepala ; b. Sekretariat ; c. Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial ; d. Bidang Rahabilitasi dan Pelayanan Sosial ; e. Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja ; f. Bidang Transmigrasi, Penempatan dan Perluasan Kerja ; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas ; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

13 13 Bagian Kedua Sekretariat Pasal 7 Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, keuangan dan umum serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat mempunyai fungsi : a. penyusunan perencanaan program dan pelaporan ; b. pengelolaan administrasi keuangan ; c. pengelolaan administrasi kepegawaian ; d. pengelolaan administrasi surat menyurat, kearsipan, dokumentasi dan rumah tangga ; e. pengelolaan barang dan jasa inventaris ; dan f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 9 (1) Sekretariat, membawahkan : a. Sub Bagian Perencanaan ; b. Sub Bagian Keuangan ; dan c. Sub Bagian Umum. (2) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Sekretaris. Pasal 10 (1) Sub Bagian Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan-bahan untuk perumusan dan penyusunan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengendalian program dan kegiatan ;

14 14 b. menghimpun semua permasalahan serta usulan dari satuan organisasi ; c. menelaah, menganalisa dan mengidentifikasi pelaksanakan program dan kegiatan ; d. melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan program ; e. menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan teknis ; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas : a. melakukan penghimpunan data dan menyusun rencana anggaran rutin dan anggaran pembangunan ; b. melakukan pengelolaan tata usaha keuangan anggaran rutin dan anggaran pembangunan ; c. melakukan pembayaran gaji pegawai dan pembayaran keuangan dinas lainnya ; d. melakukan penyusunan laporan pertanggunggjawaban pengelolaan keuangan ; dan e. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (3) Sub Bagian Umum, mempunyai tugas : a. melakukan surat menyurat, penggandaan dan tata kearsipan ; b. melakukan penyusunan rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pemeliharaan perlengkapan, peralatan kantor dan keamanan kantor ; c. melakukan penyusunan perencanaan dan mengurus pemeliharaan kebersihan dan keamanan kantor ; d. melakukan pengurusan tugas-tugas keprotokolan dan perjalanan dinas ; e. melakukan penyiapan dan penyajian informasi ; f. melakukan kegiatan-kegiatan dokumentasi dan kepustakaan ; g. melakukan pengelolaan data administrasi kepegawaian untuk bahan perencanaan penyusunan program ; h. melakukan urusan administrasi untuk pengusulan kenaikan gaji berkala dan kenaikan tingkat ; dan i. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

15 15 Bagian Ketiga Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial Pasal 11 Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di bidang bantuan perlindungan dan pembinaan organisasi sosial serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 12 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan dalam rangka perencanaan program bantuan sosial, perlindungan sosial, penyusunan kegiatan penyuluhan sosial dan pembinaan swadaya masyarakat di bidang kesejahteraan sosial ; b. pelaksanaan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pemberian bantuan serta perlindungan sosial terhadap korban bencana, kerusuhan, masalah kemiskinan serta tindak kekerasan ; c. pelaksanaan koordinasi dan kegiatan swadaya masyarakat di bidang kesejahteraan sosial lanjut usia, keluarga dan masyarakat ; d. pemberian penghargaan dan bantuan sosial serta perlindungan sosial kepada keluarga pahlawan, perintis kemerdekaan dan para lanjut usia ; e. pelaksanaan koordinasi dalam rangka advokasi sosial melalui penggalangan dan peningkatan partisipasi masyarakat ; f. fasilitas usaha-usaha kesejahteraan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; g. penyelenggaraan sistem pelayanan sosial termasuk sistem jaminan sosial rehabilitasi sosial ; h. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi teknis di bidang bantuan korban bencana, advokasi dan perlindungan sosial ; i. pelaksanaan pengawasan dan pembinaan badan atau organisasi sosial swasta, usaha-usaha masyarakat di bidang kesejahteraaan sosial ;

16 16 j. penyiapan data rencana pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan (TMP) ; dan k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 13 (1) Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial membawahkan : a. Seksi Pembinaan Organisasi Sosial ; dan b. Seksi Bantuan Perlindungan Sosial. (2) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Pasal 14 (1) Seksi Pembinaan Organisasi Sosial mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan sarana dan media serta melakukan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penyuluhan dibidang sosial ; b. melaksanakan penyuluhan dan bimbingan sosial serta melakukan perubahan sosial guna penanggulangan permasalahan sosial ; c. mensosialisasikan nilai-nilai kesetiakawanan sosial serta perubahan sosial guna penanggulangan permasalahan kesejahteraan sosial ; d. mengadakan inventarisasi jumlah, jenis kegiatan dan potensi serta sumber-sumber kesejahteraan sosial di daerah ; e. menyiapkan bahan pembinaan, pemberdayaan dan pendayagunaan serta pengendalian usaha-usaha kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat ; f. menyelenggarakan sistem penganugerahan tanda kehormatan/jasa ; g. menyelenggarakan sistem pelayanan sosial termasuk sistem jaminan sosial rehabilitasi sosial ; h. melakukan akreditasi, pendaftaran dan pendaftaran ulang organisasi sosial dalam waktu 5 tahun ; i. menginventarisasi dan mengembangkan serta meningkatkan kinerja organisasi sosial yang ada dalam masyarakat ;

17 17 j. melaksanakan pembinaan pengawasan terhadap keberadaan, kinerja dan peran serta organisasi sosial ; dan k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Seksi Bantuan Perlindungan Sosial mempunyai tugas: a. menghimpun data tentang korban bencana, kerusuhan, tindak kekerasan, masalah kemiskinan sebagai bahan penyiapan bantuan bagi korban bencana ; b. melaksanakan koordinasi dan bimbingan sumbangansumbangan sosial ; c. melaksanakan bimbingan dan koordinasi pemberian perlindungan terhadap korban bencana ; d. menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi penanggulangan bencana ; e. memberikan dan mengkoordinasikan bantuan perlindungan sosial kepada individu dan keluarga yang berada dalam kondisi tidak berdaya dan terlantar/miskin ; f. menyiapkan data-data pahlawan dan perintis kemerdekaan serta lanjut usia ; g. menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan usaha-usaha pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, pembinaan kesejahteraan perintis kemerdekaan dan pahlawan serta keluarga/ahli warisnya ; h. melaksanakan pembinaan kesejahteraan lanjut usia luar panti serta melakukan koordinasi dan rujukan dengan instansi/organisasi/badan terkait ; i. melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan usaha-usaha pengumpulan dana dan sumbanga-sumbangan sosial dari oleh dan untuk masyarakat ; j. melaksanakan administrasi penerimaan dan penyaluran bantuan sosial ; k. menyiapkan bahan fasilitasi pelayanan dan rekomendasi usahausaha pengumpulan dana bantuan sosial ; dan l. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bantuan Perlindungan Bina Swadaya Sosial sesuai dengan bidang tugasnya.

18 18 Bagian Keempat Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Pasal 15 Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di bidang rehabilitasi dan pelayanan penyandang cacat, serta pelayanan tuna sosial serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 16 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha-usaha rehabilitasi sosial ; b. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan badan sosial swasta dalam rangka pembinaan, pelayanan, pengembangan dan pengendalian usaha-usaha rehabilitasi sosial ; dan c. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 17 (1) Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial membawahkan : a. Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Penyandang Cacat ; dan b. Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Tuna Sosial. (2) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Pasal 18 (1) Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Penyandang Cacat mempunyai tugas : a. melaksanakan registrasi identifikasi anak, remaja dan penyandang cacat sesuai dengan jenis kecacatannya ; b. menyiapkan data dan bahan untuk pembinaan dan bimbingan usaha rehabilitasi sosial anak dan remaja bermasalah ;

19 19 c. melaksanakan usaha/kegiatan rehabilitasi anak dan remaja bermasalah, penyandang cacat melalui sistem panti atau luar panti ; d. melaksanakan koordinasi dalam rangka pembinaan dan membantu rehabilitasi sosial anak, remaja dan penyandang cacat dan bekas penyandang penyakit kronis dalam penyaluran kembali ke masyarakat ; e. melaksanakan kegiatan motivasi, bimbingan, pembinaan, pelatihan dan pemberian bantuan terhadap anak dan remaja bermasalah, membentuk wadah kegiatan bagi mereka sebagai wahana peningkatan kreatifitas dan kemandirian serta upaya pengentasan dan pengembangan usaha sosial, ekonomi penyandang cacat ; f. melaksanakan kerjasama dan menjalin kemitraan dengan perusahaan dalam rangka menciptakan kemandirian penyandang cacat anak dan remaja ; g. melaksanakan bimbingan dan konsultasi teknis terhadap upayaupaya rehabilitasi anak, remaja bermasalah, penyandang cacat dan bekas penyandang penyakit kronis ; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Tuna Sosial mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan untuk pembinaan usaha rehabilitasi sosial terhadap gelandangan, pengemis dan tuna sosial ; b. melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan rahabilitasi sosial daerah kumuh serta gelandangan, pengemis dan tuna sosial lainnya baik melalui sistem panti maupun luar panti ; c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan badan-badan sosial dalam pencegahan, pembinaan dan penertiban serta rehabilitasi sosial daerah kumuh, gelandangan, pengemis, wanita tuna susila dan eks narapidana ke masyarakat ; d. melakukan usaha dan penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi sosial daerah kumuh, gelandangan, pengemis dan wanita tuna susila ; e. memberikan bimbingan dan konsultasi teknis terhadap upaya badan swasta maupun yayasan sosial ; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial sesuai dengan bidang tugasnya.

20 20 Bagian Kelima Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja Pasal 19 Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di bidang pengawasan dan syarat kerja serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 20 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja mempunyai fungsi : a. pembinaan dan pengawasan Undang-undang Ketenagakerjaan dan pelaksanaan syarat-syarat kerja ; b. pelaksanaan pembinaan hubungan industrial, organisasi pekerja dan pengusaha peningkatan kesejahteraan pekerja, jaminan sosial tenaga kerja serta penyelesaian hubungan industrial ; c. pelaksanaan pengawasan dan fasilitasi penetapan UMK (Upah Minimum Kabupaten) ; d. pelaksanaan evaluasi dan monitoring pelaksanaan pengawasan Undang-undang Ketenagakerjaan dan pelaksanaan syarat kerja ; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 21 (1) Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja membawahkan : a ; Seksi Pengawasan ; dan b ; Seksi Syarat Kerja. (2) Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 22 (1) Seksi Pengawasan mempunyai tugas : a. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perundangundangan ketenagakerjaan ;

21 21 b. melaksanakan pengawasan keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan lingkungan kerja ; c. melaksanakan pengawasan UMK (Upah Minimum Kabupaten); d. melaksanakan pengawasan dan pengujian pesawat uap, angkat dan angkut, mesin las, las karbit, mesin diesel dan instalasi penangkal petir ; e. melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan waktu kerja dan waktu istirahat ; f. melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan kerja malam bagi wanita ; g. melaksanakan penyidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan ; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Seksi Syarat Kerja mempunyai tugas : a. melaksanakan pembinaan hubungan industrial untuk ketenagakerjaan ; b. membina peningkatan kesejahteraan pekerja, jaminan sosial tenaga kerja, koperasi pekerja dan peraturan perusahaan serta Perjanjian Kerja Bersama (PKB); c. melaksanakan pembinaan pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja di perusahaan ; d. menangani penyelesaian perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja dan melaksanakan pendidikan hubungan industrial ; e. membina organisasi pekerja dan pengusaha ; f. melaksanakan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di pasarpasar tradisional sebagai bahan pengusulan Upah Minimum Kabupaten (UMK) kepada Gubernur ; g. melaksanakan pemberian ijin perusahaan penyedia jasa tenaga kerja ; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

22 22 Bagian Keenam Bidang Transmigrasi, Penempatan dan Perluasan Kerja Pasal 23 Bidang Transmigrasi, Penempatan dan Perluasan Kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di bidang transmigrasi, penempatan dan perluasan kerja serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 24 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Bidang Transmigrasi, Penempatan dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang transmigrasi, penempatan dan perluasan kerja ; b. penyelenggaraan pendaftaran dan seleksi calon transmigrasi ; c. penyelenggaraan fasilitas pengerahan transmigrasi, mobilitas penduduk dan mutasi penduduk ; d. penyuluhan, bimbingan dan analisa jabatan untuk penempatan tenaga kerja ; e. fasilitasi terhadap tenaga kerja warga negara asing dan domestik ; f. pembinaan dan pengurusan terhadap pelatihan dan peningkatan produktifitas tenaga kerja ; g. pembinaan dan pengurusan terhadap penyaluran dan penempatan tenaga kerja ; h. pembinaan dan pengurusan terhadap perluasan kesempatan kerja ; i. pengurusan perijinan lembaga penempatan dan pelatihan kerja ; j. penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan sertifikasi, kompetensi dan akreditasi Lembaga Latihan Kerja ; k. pelaksanaan pembinaan pejabat fungsional pengantar kerja ; dan l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

23 23 Pasal 25 (1) Bidang Transmigrasi, Penempatan dan Perluasan Kerja membawahkan : a. Seksi Transmigrasi ; dan b. Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja. (2) Masing-masing seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Transmigrasi, Penempatan dan Perluasan Kerja. Pasal 26 (1) Seksi Transmigrasi mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan penyusunan perencanaan penyelenggaraan program transmigrasi dan kerjasama antar daerah ; b. melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan dinas instansi terkait dalam penyelenggaraan program transmigrasi ; c. melaksanakan kerjasama antar daerah di bidang transmigrasi ; d. melaksanakan monitoring dan evaluasi program kerjasama antar daerah di bidang transmigrasi ; e. melaksanakan pengerahan dan pembinaan calon transmigran ; f. melaksanakan penyuluhan dan seleksi calon transmigran ; g. menyiapkan bahan observasi lapangan untuk menentukan rencana lokasi pemukiman daerah sasaran pemindahan ; h. melaksanakan pencatatan dan penelitian kelengkapan dan perlengkapan perpindahan calon transmigran ; i. menyelenggarakan pembekalan dan pelatihan kepada calon transmigran ; j. menyusun daftar nominatif calon transmigran ; k. melaksanakan penampungan/transit calon transmigran; l. melaksanakan pelayanan calon transmigran selama di penampungan yang mencakup pelayanan kesehatan dan makanan ; m. memberikan bantuan perlengkapan dan perbekalan calon transmigran ; n. melaksanakan pengangkutan calon trnsmigran ; o. mengawal transmigran dari Kabupaten Ngawi sampai ke daerah penempatan/daerah tujuan transmigrasi ; dan

24 24 p. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Seksi Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai tugas : a. melakukan penyiapan bahan penyusunan perencanaan, program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada seksi penempatan kerja dan perluasan kerja ; b. melaksanakan pendaftaran pencari kerja dan lowongan kerja ; c. menyebarluaskan dan memberikan pelayanan informasi pasar kerja dan bimbingan jabatan kepada pencari kerja dan pengguna tenaga kerja ; d. menyiapkan bahan pemberian ijin operasional lembaga penempatan tenaga kerja swasta dan Bursa Kerja Khusus ; e. melaksanakan penyuluhan, rekruitmen, seleksi serta penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), serta Antar Kerja Antar Negara (AKAN) ; f. melaksanakan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja khusus penyandang cacat, lansia dan perempuan ; g. menyiapkan bahan penerbitan ijin operasional kantor Unit Pelaksana Penyuluhan dan Pendaftaran Calon TKI (UP3CTKI) ; h. melaksanakan pemantauan dan pembinaan terhadap PPTKIS ; i. memberikan rekomendasi paspor TKI berdasarkan asal/alamat calon TKI serta melaksanakan sosialisasi penempatan TKI ke luar negeri ; j. melaksanakan pengecekan dan pengesahan perjanjian penempatan TKI; k. menyiapkan bahan penerbitan Ijin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) perpanjangan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA ; l. membantu menyelesaiakan permasalahan penempatan TKI dengan pihak terkait ; m. melaksanakan penyelenggaraan perijinan /pendaftaran lembaga pelatihan ; n. melaksanakan pembinaan terhadap lembaga pelatihan swasta dan pemberian sertifikasi ; o. melaksanakan pendaftaran dan fasilitasi pembentukan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) ; p. menyelenggarakan program perluasan kerja melalui bimbingan Usaha Mandiri Sektor Informal (UMSI) ;

25 25 q. menyelenggaran program pemberian kerja sementara melalui padat karya dan melaksanakan program Perluasan Kerja Sistem Padat Karya (PKSPK) ; r. melaksanakan bimbingan teknis penyebarluasan dan penerapan Teknologi Padat Karya (TPK) ; dan s. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Ketujuh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasal 27 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf g merupakan unsur pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja 1 (satu) atau beberapa kecamatan, akan diatur tersendiri dalam Peraturan Bupati. Bagian Kedelapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 28 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sebagian tugas Dinas Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan keahlian dan/atau keterampilannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahlian dan/atau keterampilannya. (3) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (4) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

26 26 BAB IV TATA KERJA Pasal 29 (1) Dalam melaksanakan tugas setiap Pimpinan Satuan Organisasi dan kelompok jabatan fungsional pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi maupun antar Satuan Organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan Satuan Organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. (6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada Satuan Organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. (7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan Satuan Organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.

27 27 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Keputusan Bupati Ngawi Nomor 15 Tahun 2004 tentang Tugas, Fungsi dan Kewenangan Dinas Transmigrasi, Sosial dan tenaga Kerja (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2004 Nomor 26) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 31 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ngawi. Ditetapkan di Ngawi Pada Tanggal 15 September 2008 BUPATI NGAWI, ttd Diundangkan di Ngawi pada tanggal 15 September 2008 HARSONO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI, ttd MAS AGOES NIRBITO MOENASIWASONO BERITA DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2008 NOMOR 40