KONSEP KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA"

Transkripsi

1 KONSEP KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA Oleh : Suratno, S.Ag., MAP. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kab. Kepl. Sitaro Semua organisasi baik organisasi lembaga publik maupun organisasi perusahaan bisnis, memiliki ciri-ciri organisasi yang sama yaitu suatu bentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan tertentu terdiri atas unsur-unsur individu, kelompok dan struktur organisasi, yang berbeda hanya pada tujuan organisasi yang ingin dicapai. Dari unsur manusianya baik pimpinan, staf pegawai maupun aparatur semuanya diperlukan persyaratan adanya kemampuan kerja (abilities, capabilities, skills) untuk kinerja (performance) bidang-bidang tugas yang dipercayakan. Keterbelakangan suatu organisasi pada umumnya dilatarbelakangi oleh minimnya kemampuan sumber daya manusia yang terlibat didalamnya, baik aspek manajerial maupun pada aspek operasional. Tuntutan upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia sangat mutlak untuk menciptakan organisasi yang lebih baik dan mengelolanya dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi sebagai wahana untuk mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Siagian (1998:15)), salah satu aspek penting dari pertumbuhan dan pemeliharaan citra birokrasi yang positif adalah upaya yang sistematik, programatik, dan berkesinambungan dalam peningkatan kemampuan kerja birokrasi termasuk kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu sebagai birokrasi dituntut adanya aparatur yang kapabel yaitu sumber daya manusia yang bekerja dengan efisien, efektif dan produktif. Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Siagian, 1998:15). Menurut Robbins (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya totalitas kemampuan dari seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental. Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat sejenis. Menurut Livingstone seperti dikutip oleh Stoner (1996:118), bahwa kemampuan itu dapat dan harus diajarkan. Karena itu dalam peningkatan sumber daya khususnya sumber daya manusia, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu instrumen pembangunan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai organisasi, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang telah memiliki kemampuan di bidang tugas masing-masing. Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya (Gibson, 1996:126). Adapun apa yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip Gibson, ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut: 1. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat, prosedur dan teknik suatu bidang khusus. 2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. 3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi. 1 P a g e

2 4. Keterampilan manajemen, adalah seluruh kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan, termasuk didalamnya kemampuan mengikuti kebijaksanaan, melaksanakan program dengan anggaran terbatas. Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik dan kemampuan manajerial. Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah abilities seperti Atmosudirdjo, sedangkan yang lain seperti Terry (2001:132) dan Stoner (1996:119) memakai istilah skills. Handoko (2001:51) dengan mengacu pada pendapat di atas, juga membedakan jenis keterampilan/kecakapan yang terdiri atas keterampilan/kecakapan kemanusiaan (human skills), keterampilan/kecakapan administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan teknik (technical skills). Terry (2001: 321) membagi kemampuan atas tiga jenis kecakapan yaitu kecakapan teknis, kecakapan kemanusiaan dan kecakapan konsep-sional. Dalam edisi terakhir Koontz et al. (1996:30) membagi kemampuan dalam empat kategori yaitu kemampuan konsepsional, kemampuan kemanusiaan atau sosial, kemampuan teknis dan kemampuan merancang (mendesain). Menurut Moenir (1998:116), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada. Kemajuan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tambunan (1996:52), bahwa para pemimpin yang menduduki jabatan pada bagian tertentu harus mempunyai kemampuan manajemen. Kemampuan mereka mencakup kemampuan teknis, kemampuan sosial dan kemampuan administratif. Menurut Handoko (2001:37), kemampuan administratif adalah keseluruhan keterampilan (kemampuan) yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan. Ketrampilan ini mencakup kemampuan untuk menyusun kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Menurut Bryant dan White (1989:32), kemampuan administrasi adalah bagaimana pengurusan rumah tangga yang baik, jika benar-benar ia tidak akan mengganggu pekerjaan. Lebih diperinci lagi oleh Tambunan (1996:53), bahwa kemampuan administrasi menyangkut bagaimana caranya semua bagian organisasi atau bagian-bagian (departemen) menyatu. Aspek-aspek yang sangat menentukan dalam menanggulangi ketidakmampuan administratif menurut Tambunan (1996:9-10), adalah : a. Bekerja keras. Sebagaimana ciri seorang yang sukses dalam hidupnya haruslah ia bekerja keras meraih sukses. Demikian seorang pemimpin dan karya-wan harus mau bekerja keras. Kerja keras adalah investasi terbaik yang dapat dibuat oleh manusia. Seorang pemimpin seringkali harus mengorbankan waktu dan kesenangan pribadinya demi kelancaran tugasnya. Dalam kesempatan lain ia harus mampu menghadapi tantangan dan kritikan. b. Belajar sungguh-sungguh. Pengetahuaan yang terbatas akan menghasilkan kemampuan yang terbatas pula. Pengetahuan menyanggupkan seseorang karyawan untuk bekerja lebih rajin melaksanakan tugas secara efektif. 2 P a g e

3 c. Punya inisiatif. Seorang aparat yang tampak berusaha dengan berbagai macam cara bagaimana supaya pekerjaan ini terlaksana dengan baik dan dapat mengatasi setiap permasalahan. d. Mencintai pekerjaan. Setiap karyawan perlu memiliki rasa mencintai terhadap pekerjaan yang dilaksanakan. Banyak kenyataan yang menunjukkan seseorang gagal dalam tugasnya karena tidak mencintai pekerjaan itu. e. Seksama. Melakukan pekerjaan dengan penuh kehati-hatian akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan, tetapi melakukan pekerjaan dengan ceroboh akan menghasilkan pula kecerobohan. f. Punya semangat untuk bekerja. Seorang pemimpin yang berhasil adalah selalu aktif menunaikan tugas, tampak bersemangat, penuh gairah hidup, siap menerima kritikan dan konsekuensi keputusannya agar seseorang dapat mencapai sukses ia harus berusaha memerangi dan mengalahkan segala macam halangan dan kesukaran. g. Pupuk kepribadian. Sehubungan dengan usaha yang mengarahkan bawahan perlu kiranya seorang pemimpin atau karyawan menunjukkan penampilan menarik, karena kepribadian seseorang bagaikan semerbak sekuntum bunga. h. Saling menolong. Orang yang terus menerus ingin bersaing akan selalu merasa gusar dalam suasana ketegangan, tetapi kerjasama dan saling tolong menolong adalah yang terbaik. i. Bersikap demokrasi. Kecuali seorang merasa baik terhadap rekan-rekannya ia tidak pernah akan menjadi pemimpin yang sukses dalam hal ini hendaknya melakukan yang terbaik. Pengertian kemampuan menurut Siagian (1992:82), kemampuan dapat ditinjau dari dua sorotan pandangan, yaitu kemampuan teknis, dan kemampuan manajerial. Kemampuan teknis biasanya tercermin pada keterampilan tertentu, sudah tentu jelas bahwa keterampilan teknis dituntut dari aparatur yang ditugaskan menyelenggarakan berbagai kegiatan operasional. Sedangkan kemampuan manajerial dituntut dari aparatur yang menduduki berbagai jenjang jabatan kepemimpinan organisasi. Pada bagian lain Siagian (1992:83), menjelaskan kemampuan sesuai kualifikasi anggota organisasi dengan menyoroti kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Banyak kegiatan dalam organisasi yang menuntut kemampuan fisik yang tinggi tidak menuntut daya kognitif atau daya nalar yang besar. Tetapi sebaliknya tidak sedikit kegiatan yang menuntut kemampuan intelektual yang tinggi. Kemampuan menurut Poerwadarminta (1979:57), berasal dari kata mampu (able) yang pengertiannya dalam bahasa Indonesia adalah cakap, dapat atau mahir. Kecakapan atau kemampuan disini dapat diartikan sebagai skill (Gie, 2003:202). Teori kecakapan manajerial (managerial skills) menurut Gie (2003:202), menguraikan pengertian kecakapan atau skill yang relevan sebagai kemampuan manajerial. Menurut Gie (2003:203), kemampuan manajerial berarti : - Kecakapan mengetahui dan memahami tentang pekerjaannya (job know-how). - Kecakapan menggerakkan organisasi secara spesifik (specific organization practice). - Kecakapan menerapkan dasar-dasar, asas-asas dan pokok-pokok manajemen (principles and fundamentals of management). 3 P a g e

4 Sedangkan menurut Uris (dalam Gie, 2003:204), terdapat tiga kategori kecakapan (skill) yang harus dimiliki oleh pejabat pimpinan, yaitu : - Kemampuan individu untuk berhubungan dengan sesama (human relation skill, e.g. working with subordinates and maintaining good relations with your superior). - Kemampuan menerapkan aturan atau melaksanakan kegiatan sesuai prosedur (procedural or administrative skills, e.g. control of paper work and using work time effectively). - Kemampuan individu dalam hal belajar dari pengalaman dan memusatkan perhatian pada tugas (personal skill, e.g. memory and concentration). Harlow seperti dikutip oleh Gie (2003:205), mengemukakan tiga dasar kemampuan bagi administrator atau manajer agar sukses dalam tugasnya, yaitu: - Kemampuan teknis yang memadai. - Kemampuan kemanusiaan yang memadai. - Kemampuan konseptual yang memadai. Kemampuan konsepsional menurut Terry (2001:321), mencakup kemampuan untuk memvisualisasikan organisasi/perusahaan secara keseluruhan untuk melihat berbagai fungsi yang berhubungan dengan situasi atau keadaan tertentu. Terry selanjutnya menyatakan tentang kemampuan teknis yang mencakup keahlian dan pengetahuan mengenai sebuah aktivitas/kegiatan kerja atau bidang pekerjaan yang spesifik, yang berhubungan dengan suatu proses, prosedur atau teknik tertentu. Kemampuan sosial (social abilities) dalam pustaka sering pula digunakan istilah kemampuan kemanusiaan (human abilities). Menurut Atmosudirdjo (1998:124), kemampuan sosial sebagai kesanggupan seseorang untuk melakukan hubungan antar manusia, dengan segala macam sifat dan konsekuensinya sebagai hubungan interaksi sosial. Pendapat lain seperti dikutip Handoko (2001:137), menyatakan bahwa kemampuan adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan memahami dan memotivasi orang lain baik secara individu maupun kelompok. Dari pengertian di atas, sebenarnya memiliki sasaran yang sama yakni menunjuk pada bagaimana kemampuan seseorang pemimpin dalam melakukan hubungan kerjasama dengan orang lain serta kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Namun banyak ahli berpendapat bahwa dalam melakukan interaksi dengan orang lain atau masyarakat, terutama dalam memainkan peranannya sebagai pemimpin, banyak kendala yang dihadapi. Kendala-kendala tersebut antara lain seperti yang dikemukakan oleh Arif (1996: ), sebagai berikut : a. Kendala Komunikasi. Kendala komunikasi sering terjadi karena instansi-instansi yang lebih rendah tidak serentak mendapat perintah dari atasannya. Disatu pihak walaupun Bupati atau Camat adalah sebagai koordinator pembangunan di daerahnya, adakalanya dia tidak mengetahui seluruhnya bahwa di daerahnya atau di desanya sedang berlangsung suatu proyek pembangunan dan dilain pihak masyarakat tidak memahami dengan jelas proyek apa yang akan dibangun. b. Kendala dalam Pendelegasian Wewenang. Kendala ini akan timbul sebagai akibat kurangnya distribusi wewenang yang terjadi dalam sistem birokrasi secara keseluruhan maupun pada suatu unit organisasi. Keadaan ini akan tercermin pada cara pengambilan keputusan yaitu cenderung berorientasi ke atas. Artinya pejabat yang lebih rendah tidak berani mengambil keputusan sendiri dan harus menunggu dari atas. 4 P a g e

5 Kendala-kendala tersebut di atas akan mudah teratasi jika seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mengakomodasi setiap keinginan anggotanya. Memang dalam kehidupan sosial selalu akan dijumpai dua macam kenyataan, yaitu yang disebut benda-benda sosial dan kenyataankenyataan sosial. Selanjutnya Terry (2001:322), salah satu yang sering dijadikan sumber acuan para penulis, berpendapat bahwa kemampuan kemanusiaan mencakup kemampuan untuk bekerja dengan pihak lain, dan mencapai kerjasama dengan orang-orang atau kelompok dalam bidang-bidang tugas pekerjaan. Kemampuan kerja, merupakan wujud dari adanya upaya organisasi, yang dapat disebut sebagai kemampuan organisasi. Menurut Ulrich (1997: ), diperlukan lima kemampuan organisasi seperti diuraikan sebagai berikut : 1. Kemampuan untuk mengembangkan ideologi dasar bersama. Sebuah ideologi bersama merupakan identitas sebuah organisasi/ perusahaan dalam pikiran para pegawai, pelanggan (publik) dan investor. Hasil penelitian Collins dan Porros seperti yang dikutip Ulrich (1977:188), melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai visi ini mempunyai ideologi dasar yang mendefinisikan apa yang mereka yakini. Para eksekutif di perusahaan itu dengan eksplisit menyatakan bahwa ideologi baru yang berfokus pada pemberdayaan harus meresap kedalam organisasi perusahaan, sebuah ideologi dimana orang yang paling dekat dengan bidang tugasnya mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi. Kelompok eksekutif ini percaya bahwa apabila mereka dapat menanamkan ideologi ini diantara para pegawai, maka para pelanggan akan dilayani dengan lebih baik. Untuk meningkatkan pemberdayaan dengan membagi informasi dari atas ke bawah, memastikan adanya keahlian dengan mengembangkan pegawai dan menggeser pengambilan keputusan dan tanggung jawab ke bawah. Imbalan penganutan ideologi ini adalah adanya biaya yang lebih rendah karena diperlukan lebih sedikit supervisi langsung dan kualitas akan lebih tinggi karena lebih banyak keahlian yang dekat pada keputusan-keputusan langsung. Manakala para individu membagi ideologi bersama tentang identitas perusahaan, maka kekuatan mereka masing-masing akan bergabung menjadi suatu kesatuan yang lebih kuat. Ideologi bersama ini akan tercipta ketika para pegawai mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan, mengapa perusahaan bergerak ke satu arah dan tidak ke arah lain, dan apa yang disumbangkan pegawai bagi tujuan bersama. 2. Kemampuan mempertahankan pegawai yang terampil. Para eksekutif menyadari bahwa para pegawai yang berinteraksi langsung dengan konsumen/pelanggan/publik adalah mata rantai yang paling penting dalam hubungan organisasi/perusahaan dengan konsumen masyarakat luas. Para pegawai digaris depan adalah kontak interaksi kunci. Organisasi masa depan harus belajar menangkap kapital intelektual para pegawai. Kapital intelektual harus menjadi aktiva paling berharga dalam organisasi/perusahaan. Untuk menangkap aktiva ini, manajemen harus mencari jalan sehingga hati, pikiran dan jiwa mereka mengabdi pada tujuan-tujuan perusahaan (organisasi). Kapital intelektual harus diperjuangkan, bukan untuk dinyatakan. 3. Kemampuan untuk tidak membeda-bedakan. Pada saat perusahaan tumbuh (organisasi berkembang), kategori-kategori yang sering diciptakan untuk membedakan para individu. Tingkat (antara manajer dan pegawai), spesialisasi fungsional (antara pemasaran dan produksi) adalah contoh dari batas-batas yang mengklasifikasikan individu. Mengangkat batas-batas tersebut berarti tidak mempedulikan kategori-kategori tempat para pegawai bekerja, tetapi sebaliknya lebih mempedulikan keahlian yang dimiliki seseorang. Dalam organisasi tanpa batas, para 5 P a g e

6 individu yang berpotensi mengembangkan keahlian mereka tanpa mempedulikan hirarki, fungsi dan posisi. General Electric Company berupaya untuk mengurangi batas-batas tersebut secara sistematik. Mereka mendorong diadakannya pertemuan-pertemuan, dimana para pegawai dapat membagi ide-ide dengan para manajer, yang langsung menanggapinya di tempat. Dibentuk tim-tim antar fungsional yang berfokus pada pelayanan pelanggan (masyarakat luas). Ini melibatkan pelanggan dan pemasok dalam program-program pelatihan dan membagi informasi, wewenang, keahlian dan imbalan di seluruh organisasi. Kemampuan-kemampuan tanpa batas ini penting bagi organisasi masa depan. Jika batas-batas dihilangkan, organisasi-organisasi dapat mengambil keputusan dengan cepat dan lebih baik. Para pelanggan dan para pemasok bekerja sama dalam suatu proses kerja yang berkesinambungan, dan para pegawai disemua tingkat dan fungsi organisasi memusatkan perhatiannya untuk melayani konsumen (pelanggan/publik). 4. Kemampuan menciptakan kapasitas untuk berubah. Masa depan tidak dapat diramalkan karena selalu diwarnai dengan perubahan yang tidak menentu, karenanya diperlukan daya cipta kemampuan untuk berubah. Kapasitas untuk berubah ini mencakup kegesitan, mampu beradaptasi dan kecepatan. Organisasi-organisasi mempunyai tingkat kemampuan untuk berubah. Beberapa organisasi tampaknya kaku, tidak fleksibel dan tidak dapat berubah, sedangkan yang lainnya mempunyai kapasitas intern (built-in) untuk bergeser, bergerak dan beradaptasi secara cepat dalam kondisi yang berubah. Menciptakan kemampuan untuk berubah membuat organisasi hidup dan segar. Ketidakmampuan untuk mengetahui masa depan tidak akan menciptakan ketakutan jika organisasi dapat berubah dan beradaptasi secara cepat, gesit dan cerdik. Kemampuan untuk mengganti proses, harga, merek, produk dan pelayanan yang lebih cepat dari pesaing akan menjadi penentu kesuksesan. 5. Kemampuan menguasai belajar dengan cepat. Proses belajar adalah kemampuan sebuah organisasi untuk membangkitkan dan mengklasifikasikan ideide yang mempunyai dampak. Belajar cepat membedakan setiap organisasi dalam kecepatan mereka menciptakan dan menyebarkan ide-ide. Ini terjadi bila ide-ide dalam satu bagian organisasi diklasifikasikan dan dibagi keseluruh organisasi sehingga kesalahan tidak terulang dan keberhasilan dapat diulangi. Jika belajar cepat sudah menjadi kebiasaan dalam organisasi, maka inovasi akan terjadi dalam unit organisasi dan juga akan disebar dengan cepat keseluruh unit organisasi. Menurut Ulrich (1997:192), dengan fokus pada kemampuan, para eksekutif akan bertindak seperti dalam hal-hal berikut: a) Menggunakan waktu lebih sedikit pada perencanaan formal dan lebih banyak untuk bertindak. b) Hanya peduli lebih sedikit terhadap bagan dan struktur organisasi dan lebih memusatkan perhatian pada pelaksanaan pekerjaan apapun strukturnya. c) Memberi perhatian terhadap bagaimana hasil diperoleh dan bagaimana hasilnya. d) Seberapa jauh tindakan para eksekutif (administrator, manajer, kepala- kepala bagian) menciptakan kemampuan-kemampuan yang unik dan definitif dalam organisasi akan menjadi tolok ukur kinerja mereka. e) Mencari pimpinan yang tidak hanya mempunyai kharisma pribadi tetapi juga mempunyai keterampilan untuk menciptakan kemampuan yang berkesinambungan. f) Terus-menerus berupaya mengetahui kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk mengantisipasi harapan konsumen (pelanggan/ masyarakat luas). 6 P a g e

7 DAFTAR PUSTAKA Albrow, M. 1989, Birokrasi, Tiara Wacana, Terjemahan, Jakarta. Ancok, Dj. 1985, Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Dalam Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Anonim. 1993, Kebijaksanaan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Deptan RI, Jakarta. Arif, M.S. 1996, Organisasi Dan Manajemen, Kaunika, Jakarta. Atmosudirdjo, P. 1998, Administrasi Dan Manajemen Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta. Azwar, S. 1999, Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Balss, C. dan Bruno, E. 1999, Human Resource Management, Program Pascasarjana, Unsrat, Manado. Bennis, W.G. 1996, Toward A Truly Scientific Management, The Consept Of Organizational Health, Jaisingh Ghorpade, op.cit. Bryant, C. dan White, L.G. 1989, Managing Development In The Third Warlab, Westview Press Inc., Colorado. Cushway, B. dan Lodge, D. 1993, Perilaku Dan Desain Organisasi, Gramedia, Terjemahan, Jakarta. Davis, K. dan Newstrom, J.W. 1995, Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta. Djaman, Nur. 1993, Fiqih Munakahat, Dimas Press, Semarang. Drucker, P.F. 1964, Managing For Results, Harper & Row, New York. Fredrickson, H.G. 1984, Administrasi Negara Baru, LP3ES, Terjemahan, Jakarta. Georgepoulos and Tannenbaum, A.S. 1957, Critical Issues In Assesing Organizational Effectiveness, American Sociological Review. Gerson, R.F. 2002, Mengukur Kepuasan Pelanggan, PPM, Terjemahan, Jakarta. Ghorpade, J. 1971, Assessment Of Organizational Effectiveness, Issues, Analysis And Reading, Pasific Palisades, Goodyear Publishing Co. Inc., California. Gibson, J.L. 1996, Organisasi Dan Manajemen, Erlangga, Terjemahan, Jakarta. Gibson, J.L. et. al. 1974, Organizations, Business Publishing, Austin, Texas. 1997, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Erlangga, Jakarta. Gie, The Liang. 2002, Analisis Administrasi Dan Manajemen, Gramedia, Jakarta. 2003, Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara, UGM Press, Yogyakarta. Handayaningrat, S. 2002, Pengantar Suatu Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta. Handoko, H.T. 2001, Manajemen, BPFE, UGM, Yogyakarta. Hersey, P. et.al. 7 P a g e

8 1995, Management Of Organizational Behavior : Utilizing Human Resources, Prentice Hall International, Inc., New Jersey. Irawan, F. 2002, Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan, Gramedia, Jakarta. Kaloh, J. 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah : Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan Lokal Dan Tantangan Global, Rineke Cipta, Jakarta. Kasim, A. 1993, Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, FE-UI, Jakarta. Kerlinger, F.N. 1973, Foundation Of Behavioral Research, Holt, Rinehart. Koontz, H. et. al. 1996, Manajemen, Erlangga, Terjemahan, Jakarta. Kramer, Fred. A. 1977, Dynamics Of Public Bureaucracy, Winthrop Publication, Cambridge, Mass. Lazzaro, Victor. 1986, Tata Kerja Organisasi, Bina Aksara, Terjemahan, Jakarta. Mahmoedin, H.As. 1995, Etiket Pelayanan Bank, PT. Gunung Agung, Jakarta. Martono, Bayu. 2003, Pengaruh Sarana Kerja, Iklim Organisasi, Dan Kemampuan Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan pada P.T. Titipan Kilat di Yogyakarta, Tesis, UGM, Yogyakarta. Martoyo, S. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Mathis, R.L. dan Jackson, J.H. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Salemba Emban Patria, Terjemahan, Jakarta. Menteri Penertiban Aparatur Negara. 1993, Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, Tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum, Menpan, Jakarta. Moenir, H.A.S. 1990, Pendekatan Manusiawi Dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta. 1998, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta. Mokoginta, H. 1992, Hubungan Determinan Dan Kriteria Efektivitas Organisasi Birokrasi Pemerintahan, Suatu Studi Tentang Administrasi Pembangunan Program Transmigrasi, Disertasi, UGM, Yogyakarta. Ndraha, Taliziduhu. 2003, Kybernology, Rineke Cipta, Jakarta. Osborne, D. dan Gaebler, T. 1995, Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government, How The Entrepreneurial Spirit Is Transforming The Public Sector), PPM Dan PT. Pustaka Binaman Pressindo, Terjemahan, Jakarta. Osborne, D. dan Plastrik, P. 2000, Memangkas Birokrasi (Banishing Bureaucracy : The Five Strategies For Reinventing Government), PPM, Terjemahan, Jakarta. Pamoedji, S. 1996, Tata Kerja Organisasi, Bina Aksara, Jakarta. Poewadarminta. 1979, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Hasta Press, Jakarta. Putra, S. 1998, Membina Sikap Mental Wirausaha, Gunung Jati, Jakarta. Riggs, Fred. W. 1971, Bureaucratic Politics In Comparative Perspective, Duke Univ. Press, Durham, NC. Robbins, S.P. 8 P a g e

9 1996, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, PT. Prenhalindo, Terjemahan, Jakarta. Rothman, J. 1974, Planning, Organizing For Social Change, Colombia University Press, New York. Santoso, P. 1993, Birokrasi Pemerintahan Orde Baru Perspektif Kultur Dan Struktur, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Siagian, S.P. 1992, Fungsi-Fungsi Manajerial, Bumi Aksara, Jakarta. 1998, Manajemen Abad 21, Bumi Aksara, Jakarta. 2001, Administrasi Pembangunan, Bumi Aksara, Jakarta. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gramedia, Jakarta. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.Sianipar, J.P.G. 1998, Pelayanan Prima, LAN-RI, Jakarta. Singarimbun, M dan Effendi, S. 1982, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta. Soedjadi, F.X. 1992, Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, Haji Mas Agung, Jakarta. Soemarto, Hadi. 2002, Pengaruh Prosedur Kerja, Sarana Kerja, Dan Budaya Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Pada Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta, Tesis, Pascasarjana UI, Jakarta. Steers, R.M. 1980, Efektivitas Organisasi, PPM, Erlangga, Terjemahan, Jakarta. Stoner, J.A.F. 1996, Management, Prentice-Hall International, New York. Sugiyono. 1999, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Jakarta. Supranto. 2001, Manajemen Pemasaran, Rineke Cipta, Jakarta. Supriyanto, E. dan Sugiyanti, S. 2001, Operasionalisasi Pelayanan Prima, LAN-RI, Jakarta. 9 P a g e

KONSEP PROSEDUR KERJA

KONSEP PROSEDUR KERJA KONSEP PROSEDUR KERJA Oleh : Suratno, S.Ag., MAP. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kab. Kepl. Sitaro Menurut Pamoedji (1996:39), prosedur kerja adalah rangkaian dari suatu tata kerja yang berurut,

Lebih terperinci

KONSEP PELAYANAN PUBLIK Oleh : Suratno, S.Ag., MAP. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kab. Kepl. Sitaro

KONSEP PELAYANAN PUBLIK Oleh : Suratno, S.Ag., MAP. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kab. Kepl. Sitaro KONSEP PELAYANAN PUBLIK Oleh : Suratno, S.Ag., MAP. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kab. Kepl. Sitaro Berkaitan dengan pelayanan masyarakat, dalam menyongsong era globalisasi, pemerintah harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan pada bab terdahulu maka dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Struktur organisasi

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices 48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji analisis faktor diperoleh sebuah kesimpulan bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Aspek Kemampuan Lurah Dalam Perencanaan

BAB VI PENUTUP. 1. Aspek Kemampuan Lurah Dalam Perencanaan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kemampuan manajerial lurah dalam penyelenggaraan pemerintah kelurahan di Kelurahan Tangge dapat dilihat dari 4 aspek yaitu: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan.

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Fiolita C. Motoh Alden Laloma Deysi L. Tampongangoy Abstract : motivation and competence

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA 125 126 PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA Oleh : Fauziah Nur Simamora Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN PIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA POLISI SATLANTAS POLRES KUTAI KERTANEGARA. Gatot Siswanto 1

PENGARUH KEMAMPUAN PIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA POLISI SATLANTAS POLRES KUTAI KERTANEGARA. Gatot Siswanto 1 PENGARUH KEMAMPUAN PIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA POLISI SATLANTAS POLRES KUTAI KERTANEGARA Gatot Siswanto 1 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa Oleh: Rahmawati Halim ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tugas Camat terhadap evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Adapun populasi

Lebih terperinci

Dasar-dasar Manajemen dan Kepemimpinan

Dasar-dasar Manajemen dan Kepemimpinan MODUL PERKULIAHAN Dasar-dasar Manajemen dan Kepemimpinan Pengertian dan Peranan Manajemen #2 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations 02 MK42001

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall,

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall, DAFTAR PUSTAKA Dessler, G. 2000. Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall, Dessler, Gary. 1992. Manajemen Personalia. diterjemahkan oleh : Agus Dharma, Edisi Ketiga. Erlangga.

Lebih terperinci

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan : Nama : Yohanna Enggasari Pertanyaan : 1. Definisikan manajemen dan organisasi serta mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi? 2. Sebutkan fungsi fungsi manajemen dan berikan contoh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO. Oleh : RAHMAT DOMU Widyaiswara Muda

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO. Oleh : RAHMAT DOMU Widyaiswara Muda FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO Oleh : RAHMAT DOMU Widyaiswara Muda Kementerian Agama RI Abstrak: Setiap institusi selalu berusaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa diberi nama seorang tokoh yang mendapat gelar Kepahlawanan Nasional yakni Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres Nomor : 045/TK/1970).

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan berikut: Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai 5.1.1 Budaya kerja yang terdiri atas budaya kejujuran, budaya ketekunan, budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan. lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan. lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, organisasi pemerintahan berada dalam tekanan lingkungan yang sangat kompleks. Meningkatnya tekanan itu tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya kompetisi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas dari suatu kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini, masyarakat sering memandang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai tata usaha pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Kerja, (Enny Rachmawati, Y. Warella, Zaenal Hidayat)

Pengaruh Motivasi Kerja, (Enny Rachmawati, Y. Warella, Zaenal Hidayat) JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEMAMPUAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BADAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PROPINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

REINVENTING GOVERNMENT DAN PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH. Annisa Citra Fatikha 1

REINVENTING GOVERNMENT DAN PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH. Annisa Citra Fatikha 1 90 REINVENTING GOVERNMENT DAN PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAH DAERAH 1 Abstract Decentralization and region autonomy demand local government in United State of Republic Indonesia to become more independent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV Disusun Oleh : Abdul Zaelani 208700740 Informatika A / IV Bab 1 Pengertian manajemen Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu. Masing-masing individu meletakkan titik berat yang berlainan mengenai kebutuhan dan keinginannya.

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA Aldianto, Leo, 2006, Bahan Presentasi: Entrepreneurship & Intrapreneurship, MBA- ITB: n.p Azwar, Saifuddin, 2000. Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia berdasarkan kesepakatan para pemimpin negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, Jamaluddin Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ancok, Jamaluddin Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Ancok, Jamaluddin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Dwiyanto, Agus. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Pusat Studi Kependudukan, UGM. 2003. Teladan Dan Pantangan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS Oleh SRI MURTINI NIM : P.100030113 Program Studi : Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dengan mendukung dan menunjang peningkatan jabatan yaitu melalui program

Lebih terperinci

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP ABSTRAK Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

Lebih terperinci

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja Review / Ulasan Edisi 1 No. 3, Juli September 2014, p.16-22 Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja Agung Basuki Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Armstrong, Michael (1994). Seri Pedoman Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Gramedia

DAFTAR PUSTAKA. Armstrong, Michael (1994). Seri Pedoman Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Gramedia 142 DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Michael (1994). Seri Pedoman Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Gramedia Castetter. B. William (1996). The Human Resource Function In Educational Administration.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi dan tekanan-tekanan pasar serta pergerakan dari tenaga manual dan clerical ke

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi dan tekanan-tekanan pasar serta pergerakan dari tenaga manual dan clerical ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, perusahaan tidak lagi hanya mengandalkan aset yang berupa modal sebagai kekuatan daya saing sebab elemen yang paling penting dan merupakan aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. publik, penilaian kinerja juga bermanfaat untuk: meningkatkan efisiensi dan

I. PENDAHULUAN. publik, penilaian kinerja juga bermanfaat untuk: meningkatkan efisiensi dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi suatu organisasi, penilaian kinerja berguna untuk menilai: kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaannya. Sedangkan bagi organisasi publik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya manajemen. Menurut Siswanto, manajemen adalah proses perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya manajemen. Menurut Siswanto, manajemen adalah proses perencanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada saat sekarang ini tergolong sangat buruk yang mengakibatkan rendahnya kinerja institusi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.

PENDAHULUAN. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Arikunto, S (1986), Prosedur penilaian, Jakarta, Bina Aksara

DAFTAR PUSTAKA. 1. Arikunto, S (1986), Prosedur penilaian, Jakarta, Bina Aksara DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Referensi 1. Arikunto, S (1986), Prosedur penilaian, Jakarta, Bina Aksara 2. Dunn, William W (2000), Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.

Lebih terperinci

Manajemen dan Manajer

Manajemen dan Manajer Manajemen dan Manajer Peta pembelajaran Manajemen dan Manajer (6) Role of manager (1) Manajemen dan Manajer Definisi 3 Poin (5) Keterampilan manajer 4 Poin (4) Kegiatan-kegiatan manajer 8 Poin Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada hakekatnya adalah suatu proses yang menggambarkan pergerakan dari suatu kondisi yang lama ke kondisi yang baru. Pergerakan perubahan itu dilakukan dalam

Lebih terperinci

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Oleh RICHY SUAWAH Abstrak Pembangunan yang sudah di rencanakan di tingkat kecamatan oleh aparat Pemerintah kecamatan sering tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya, merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya, merupakan gabungan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya, merupakan gabungan dari berbagai elemen sumber daya yang terdiri dari bahan baku, peralatan, metode (cara kerja),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting organisasi karena perannya sebagai pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional dalam mencapai tujuan organisasi. Berhasil

Lebih terperinci

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi Koordinasi 1. Pengertian Koordinasi Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan tugas. Dengan adanya penyampaian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Efektivitas Pendanaan Usaha Agribisnis. telah ditentukan maka pekerjaan itu dinyatakan tidak efektiv.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Efektivitas Pendanaan Usaha Agribisnis. telah ditentukan maka pekerjaan itu dinyatakan tidak efektiv. BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Efektivitas Pendanaan Usaha Agribisnis 1. Pengertian efektivitas Soewarno Handayaningrat, mengemukakan efektivitas adalah bila sasaran atau tujuan telah tercapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Oganisasi Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Setiap orang tentunya pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi. Secara

Lebih terperinci

MANAGING WORK EFFECTIVELY

MANAGING WORK EFFECTIVELY SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM MANAGING WORK EFFECTIVELY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi fungsi dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dwiyanto Agus. Dkk Reformasi : Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah. PSKK UGM : Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Dwiyanto Agus. Dkk Reformasi : Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah. PSKK UGM : Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Ambar Teguh Sulistiyani. 2003. Manajemen dan Sumber Daya Manusia : Konsep Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebesar 314 berada diantara sebesar 319 berada diantara sebesar 319 berada diantara

BAB VI PENUTUP. sebesar 314 berada diantara sebesar 319 berada diantara sebesar 319 berada diantara BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif setiap variabel menunjukan bahwa : a. Variabel kepuasan kerja berada pada klasifikasi baik karena total nilai sebesar 314 berada diantara

Lebih terperinci

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01 MODUL 01 Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya 2013 Pendahuluan Endang Pitaloka, ME Organisasi adalah satuan/unit sosial yang memiliki fungsi, terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling

Lebih terperinci

Management Yesterday and Today

Management Yesterday and Today Management Yesterday and Today Oleh: M. Paulus Situmorang Mengetahui sejarah manajemen itu penting karena dengan melihat sejarah manajemen akan bermamfaat bagi kita mengerti teori dan praktek manajemen

Lebih terperinci

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik Pengertian Manajemen Manajemen dan Manajer Evolusi Teori Manajemen Manajemen dan Lingkungan Eksternal Manajemen sebagai Ilmu dan Seni Definisi Manajemen Fungsi fungsi Manajemen Tingkatan Manajemen Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini, BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi berbagai tantangan dan dinamika pelistrikan saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan kinerja pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu : 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk mendapat pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, maka penulis mengemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan menguraikan alasan mengapa suatu penelitian layak untuk dilakukan. Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan dari sisi teoritis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Tentang Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.,MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara PELAKSANAAN MOTIVASI KEPALA DINAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : RATNA, S.IP., M.Si. ABSTRAK Belum optimalnya kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan)

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan) PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan) Neno Apriyanto Kusuma Mochammad Djudi Arik Prasetya Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Davis, Keith, (2004), Fundamental Organization Behavior, Terjemahan: Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Davis, Keith, (2004), Fundamental Organization Behavior, Terjemahan: Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta. DAFTAR KEPUSTAKAAN Davis, Keith, (2004), Fundamental Organization Behavior, Terjemahan: Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gibson, Ivancevich dan Donnelly, (2001), Organisasi: Perilaku Struktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan

Lebih terperinci

MADE WIDHITAMA HARIANTO

MADE WIDHITAMA HARIANTO PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Oleh : MADE WIDHITAMA HARIANTO Abstrak Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka 87 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pelayanan publik bidang kependudukan dan catatan sipil pada pemerintah

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini menunjukkan kemajuan yang ada dalam masyarakat, masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis)

Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis) Jurnal Eksos, Jan. 2011, hlm. 96-105 Vol. 7. N0. 1 ISSN 1693-9093 Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kepuasan kerja guru SMP Negeri 1 Wedi sebesar 11,862.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kepuasan kerja guru SMP Negeri 1 Wedi sebesar 11,862. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri 1 Wedi sebesar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoretis 2.1.1 Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan Sumber Daya Manusia Organisasi memandang pentingnya diadakan pengembangan sumber daya manusia sebab pada saat ini karyawan merupakan asset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi

Lebih terperinci

pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila

pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila 33 3 PEMBAHASAN UMUM Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. PNS sebagai sumber daya manusia yang dimiliki organisasi

Lebih terperinci

SILABUS AP 416 KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN

SILABUS AP 416 KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN Semester 7 (tujuh), 3 Sks. S.1 Administrasi Pendidikan Johar Permana; Yoyon Bahtiar & Iik Nurulfaik SILABUS AP 416 KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN Melalui perkuliahan ini, para mahasiswa diajak

Lebih terperinci

Manajemen SDM. 1 st Week

Manajemen SDM. 1 st Week Manajemen SDM 1 st Week DEFINISI Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak berupa tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di setiap negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG ABSTRAK Dengan adanya akuntabilitas diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Karena dalam akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip, definisi dan teori-teorinya diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan 1. Pengertian Karyawan Menurut Abdullah (2014) karyawan itu adalah sumberdaya manusia atau penduduk yang bekerja di suatu institusi baik pemerintah maupun swasta/bisnis.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI Hendra Nazmi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA DOSEN DAN PEGAWAI PADA UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA DI KOTA MAKASSAR

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA DOSEN DAN PEGAWAI PADA UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA DI KOTA MAKASSAR PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA DOSEN DAN PEGAWAI PADA UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA DI KOTA MAKASSAR Risnashari risnashari@ecampus.ut.ac.id Abstrak Pengaruh kepemimpinan demokratis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup

Lebih terperinci

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika Manajemen

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (Kajian dalam diklat PIM IV materi Manajemen Perkantoran)

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (Kajian dalam diklat PIM IV materi Manajemen Perkantoran) KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (Kajian dalam diklat PIM IV materi Manajemen Perkantoran) Oleh : Drs. H. Eldison., M.Pd.I Widyaiswara Madya Bdk Padang Abstrak Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

MANAJEMEN UMUM. Kode MK : MKK Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks. STMIK Pradnya Paramita Malang

MANAJEMEN UMUM. Kode MK : MKK Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks. STMIK Pradnya Paramita Malang MANAJEMEN UMUM Kode MK : MKK0-5102 Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks STMIK Pradnya Paramita Malang Standar Kompetensi : Mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen pada tingkat operasional Materi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompetensi a. Pengertian Kompetensi Menurut Wibowo (2011:95) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas

Lebih terperinci