Tabel : Epidemiologi PD (Connlolly & Lang, 2014).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tabel : Epidemiologi PD (Connlolly & Lang, 2014)."

Transkripsi

1 A. Epidemiologi Penyakit ini ditemukan pada semua kelompok etnis, tetapi prevalensinya berbeda secara geografis. PD umumnya terjadi pada rentang usia tahun, dan puncaknya pada usia 60 tahun. Sekitar 4% dari pasien memiliki gejala klinis dari penyakit ini sebelum usia 50 tahun dan jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Sekitar 1-2% dari populasi di atas 65 tahun menderita PD. Angka ini meningkat menjadi 3% sampai 5% pada orang usia > 85 tahun. PD lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan. Karena PD terutama terjadi pada usia yang tua, prevalensinya lebih tinggi pada negara maju dibandingkan dengan negara berkembang, dikarenakan pada Negara maju penduduknya cendrung hidup lebih lama. Prevalensi di Eropa menemukan kejadiannya antara 100 dan 200 per penduduk. Rasio insiden PD dalam studi berbasis populasi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat berkisar 8,6-19,0 per penduduk saat kriteria diagnostik yang ketat dari PD yang diterapkan (Alves et al., 2008; Ropper et al., 2014). Tabel : Epidemiologi PD (Connlolly & Lang, 2014). B. Etiologi 1. Faktor Linkungan Sampai akhir 1990-an, diperkirakan penyakit Parkinson disebabkan semata-mata oleh faktor lingkungan. Sejak itu, studi epidemiologi telah menunjukkan hubungan parkinson dengan faktor lingkungan yang berbeda, termasuk bahan kimia (terutama 1-methyl-4-phenyl-1,2,5,6- tetrahydropyridine [MPTP]) dan trauma kepala yang serius. Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan sederhana untuk faktor lingkungan yang terkait tidak cukup untuk menyebabkan

2 penyakit (misalnya, beberapa individu dengan eksposur yang pasti tidak menunjukan gejala klinis parkinsonisme) (Farlow et al., 2014). 2. Herediter Penelitian telah menunjukan bentuk Mendel penyakit Parkinson di mana mutasi gen tunggal sebagai penyebab dan faktor-faktor predisposisi seorang individu untuk berkembang menjadi PD dalam keluarga kurang menunjukan pola pewarisan Mendel. Mutasi gen tunggal menimbulkan bentuk Mendel penyakit Parkinson yang dapat diwariskan secara autosomal dominan, autosomal resesif, atau, X-linked. Penemuan bahwa varian patogen di sejumlah gen menyebabkan penyakit Parkinson menunjukkan bahwa gangguan proses biologis yang berbeda menimbulkan penyakit Parkinson. Sampai saat ini tiga proses seluler yang berbeda tetapi saling berhubungan tampaknya terlibat: transmisi sinaptik, kontrol kualitas mitokondria, dan lysosome-mediated autophagy (Farlow et al., 2014).

3 Tabel : Molekuler Genetik PD (Farlow et al., 2014).

4 Tabel : Genetik Utama yang terkait PD (Ropper et al., 2014). 3. Multifaktor dan penyebab yang tidak diketahui Monogenik (Mendel) penyebab penyakit Parkinson ditemukan < 5% dari semua orang dengan penyakit Parkinson, menunjukkan bahwa variasi genetik pada lokus tambahan yang tidak diketahui berkontribusi terhadap risiko penyakit. Pendekatan seperti genome-wide association studies (GWAS) telah mengidentifikasi beberapa daerah genom dan gen-gen tertentu sebagai faktor kerentanan mungkin untuk penyakit Parkinson. Namun, yang penting adalah tetap mengeksplorasi implikasi patologis dan klinis kerentanan lokus, serta untuk mengeksplorasi gen dan interaksi antara gen dan lingkungan (Farlow et al., 2014). C. Patogenesis Gejala motorik yang menjadi kunci pada PD adalah akibat dari degenerasi neuron yang memproduksi dopamin dalam pars kompakta dari substansia nigra dan lokus seruleus di batang otak. Namun, PD adalah gangguan klinis yang kompleks yang meliputi gangguan penciuman, disfungsi otonom (misalnya, konstipasi, denervasi jantung), gangguan tidur (misalnya, rapid-eye movement [REM] behavior disorder), dan perubahan mood dan kognisi. Atas dasar gejala klinis ini adalah patologi yang melibatkan neuron luar substantia nigra (misalnya, meduler dan nukleus olfatori). Ciri patologis dari PD adalah adanya inklusi sitoplasma eosinofilik, disebut badan Lewy, dalam banyak neuron yang masih hidup. Ketika gejala menjadi terbukti secara klinis, 60% dari neuron dopaminergik di substansia nigra telah hilang, dan tingkat dopamin basal ganglia (striatal) mengalami penurunan sebesar 80%. Penyebab yang tepat dari degenerasi sel dopaminergik dalam nigra substantia tidak diketahui, tetapi kemajuan terbaru dalam genetika molekuler telah mengklarifikasi pengaruh genetik yang berkontribusi terhadap pengembangan toksisitas neuronal dan parkinsonisme di sangat penetran, autosomal dominan atau autosomal resesif keluarga dengan PD. Mutasi pada 6 gen (SPMB, LRRK2, PRKN, DJ1, PINK1, dan

5 ATP13A2) telah meyakinkan telah terbukti menyebabkan parkinsonisme familial. Selain itu, variasi umum dalam tiga gen (MAPT, LRRK2, dan SPMB) dan loss-offunction mutations di GBA telah divalidasi sebagai faktor kerentanan untuk PD. Gen-gen ini mengkodekan protein seperti α-synuclein, yang terlibat dalam folding, trafficking, and clearance protein intraseluler dan dalam menjaga fungsi mitokondria. Mutasi gen menyebabkan kesalahan protein intraseluler, peningkatan stres oksidatif, pembentukan radikal bebas, dan penipisan energi dalam sel, menyebabkan kerusakan oksidatif dan kematian sel (Deligtisch et al., 2012). Daftar Pustaka Connlolly BS, Lang AE, Pharmacological Treatment of Parkinson Disease. JAMA. 2014;311(16): Available from: articleid= (Accessed: 2015, April 17) Ropper AH, Samuels M, Klein J, Adams & Victor s Principles of Neurology. 10 th ed. New York: McGraw-Hill Education; pp Deligtisch A, Ford B, Geyer H, Bressman SB, Movement Disorder. In: Brust JCM, editor. Current Diagnosis and Treatment in Neurology 2 nd ed. New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical, pp Farlow J, Pankratz ND, Wojcieszek J, Foround T, Parkinson Disease Overview. Available from: (Accessed: 2015, April 17) Alves G, Forsaa EB, Pedersen KF, Gjerstad MD, Larsen JP, Epidemiology of Parkinson Disease. J Neurol (2008) 255 [Suppl 5]: Available from: demiology_of_parkinsons_disease/links/02a49ee6b510eba5ae0a6249.pdf. (Accessed: 2015, April 17)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. neuron dopaminergik ganglia basalis terutama pada substansia nigra pars kompakta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. neuron dopaminergik ganglia basalis terutama pada substansia nigra pars kompakta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang progresif dengan gejala motorik dan non motorik yang bervariasi (Thenganatt & Jankovic, 2014). Penyakit Parkinson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. bersifat progresif. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. bersifat progresif. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang bersifat progresif. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering kedua setelah demensia Alzheimer.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari resting tremor, rigiditas dan akinesia atau bradikinesia, yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari resting tremor, rigiditas dan akinesia atau bradikinesia, yang disertai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Parkinson merupakan kelainan neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif. Secara umum gejala klinis penyakit ini meliputi trias klasik yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit saraf termasuk salah satu jenis penyakit yang menyerang sistem saraf manusia. Terutama pusat sistem saraf manusia yang berada di otak. Penyakit saraf

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI Hipoposphatasia merupakan penyakit herediter yang pertama kali ditemukan oleh Rathbun pada tahun 1948. 1,2,3 Penyakit ini dikarakteristikkan oleh gen autosomal resesif pada bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis, merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui. Penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun lesi kulit yang terjadi menimbulkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan nama mata kuliah : PG 422 (3 sks) Topik bahasan : Psikodiagnostik III Wawancara Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa memahami orientasi perkuliahan (membahas tentang silabus, peraturan kelas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah lanjut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Autisme adalah gangguan perkembangan yang biasanya didiagnosis awal pada masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada interaksi sosial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi tidur adalah untuk memelihara kondisi otak dalam keadaan optimal agar dapat membantu kerusakan yang terjadi saat terjaga sepanjang hari. Alasan mengapa seseorang

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemfigus merupakan kelompok penyakit bula autoimun yang menyerang kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan terjadinya bula intraepidermal

Lebih terperinci

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016 ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI 2015- JUNI 2016 Pioderma merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman staphylococcus, streptococcus,

Lebih terperinci

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik depresif, yaitu gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan mania. Gejala psikotik mungkin

Lebih terperinci

POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GENETIKA

POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR GENETIKA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 POLA PEWARISAN PENYAKIT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia,

BAB 1. PENDAHULUAN. Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia, BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri kepala mungkin merupakan bagian terbesar dari penderitaan manusia, Diperkirakan sekitar 90% manusia pernah mengalami minimal satu kali nyeri kepala berat yang

Lebih terperinci

Gambaran fungsi kognitif penderita parkinson di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Gambaran fungsi kognitif penderita parkinson di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Jurnal e-clinic (ecl), Volume, Nomor, Januari-Juni 2 Gambaran fungsi kognitif penderita parkinson di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Febrilya R. Tarukbua 2 Rizal Tumewah Junita Maja

Lebih terperinci

Nutrisi dan penyakit Alzheimer: Peran merugikan dari diet karbohidrat tinggi

Nutrisi dan penyakit Alzheimer: Peran merugikan dari diet karbohidrat tinggi Nutrisi dan penyakit Alzheimer: Peran merugikan dari diet karbohidrat tinggi ABSTRAK Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak yang baru-baru ini kenaikan tingkat insiden memiliki implikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah penyakit dengan manifestasi psikologik atau perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial, psikologik, genetika,

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Pasien Stroke Infark Aterotrombotik di RSUD Al Ihsan Periode 1 Januari 2015 31 Desember 2015 The Characteristic of Stroke

Lebih terperinci

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER Pembimbing: dr.ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K) Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan. problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan. problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan penyabab ketiga terbesar kematian di dunia setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan secara kosmetik tapi juga dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan diri seseorang. Vitiligo

Lebih terperinci

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU. Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.

MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU. Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si. MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si. MENGANDUNG KEHIDUPAN BARU Bagaimana pembuahan normal terjadi? Apa yang menyebabkan kelahiran kembar? Pembuahan bersatunya sel telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi rantai globin mengalami perubahan kuantitatif. Hal ini dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi rantai globin mengalami perubahan kuantitatif. Hal ini dapat menimbulkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Thalassemia Thalassemia merupakan kelainan genetik dimana terjadi mutasi di dalam atau di dekat gen globin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis rantai globin.

Lebih terperinci

NUTRIGENOMIK. Titta Novianti

NUTRIGENOMIK. Titta Novianti NUTRIGENOMIK Titta Novianti Pendahuluan Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor genetik dengan nutrisi yang memiliki komposisi spesifik dan mampu menginduksi ekspresi gen dalam

Lebih terperinci

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Oleh : Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr Prasila Darwin, SpKJ DEFINISI PTSD : Gangguan kecemasan yang dapat terjadi setelah mengalami /menyaksikan suatu peristiwa

Lebih terperinci

APAKAH INI DITURUNKAN?

APAKAH INI DITURUNKAN? APAKAH INI DITURUNKAN? Apakah ini diturunkan? Ini merupakan pertanyaan umum yang diungkapkan dalam kaitannya dengan banyaknya macam kelainan/ cacat. Sayangnya, jawaban untuk sebagian besar cacat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia. Virus ini akan memasuki tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam bidang neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya

Lebih terperinci

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat menguraikan riwayat alamiah dari beberapa penyakit Defenisi riwayat alamiah Tujuan mengetahui

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP ANATOMI, FISIOLOGI, DAN GENETIKA. : Memahami garis besar materi perkuliahan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP ANATOMI, FISIOLOGI, DAN GENETIKA. : Memahami garis besar materi perkuliahan Pertemuan ke : 1 : Memahami garis besar materi perkuliahan : 1. Ruang lingkup mata kuliah anatomi, fisiologi, dan genetika 2. Kontrak perkuliahan Pendahuluan Apersepsi tentang anatomi, Diskusi LCD fisioologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan peringkat keenam keganasan terbanyak di dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium didiagnosis pada 225.500

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Genetika. Pewarisan Sifat pada Ekstrakromosom

Ringkasan Materi Genetika. Pewarisan Sifat pada Ekstrakromosom Ringkasan Materi Genetika Pewarisan Sifat pada Ekstrakromosom Nama : Muhammad Shobirin NIM : 140341808629 Genetika ekstranuklear mempelajari bagaimana fungsi dari genom organisme yang terdapat diluar inti,

Lebih terperinci

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar REFERAT Gangguan Afektif Bipolar Retno Suci Fadhillah,S.Ked Pembimbing : dr.rusdi Efendi,Sp.KJ kepaniteraanklinik_fkkumj_psikiatribungar AMPAI Definisi gangguan pada fungsi otak yang Gangguan ini tersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013

Lebih terperinci

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) SINDROMA RETT DEFINISI Suatu kondisi progresif yang berkembang setelah beberapa bulan perkembangan normal. Lingkar kepala waktu lahir:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di negara maju. Sebagai contoh di Singapura 11,9% (2001), Taiwan 11,9% (2007), Jepang 13% (2005)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab disabilitas dengan prevalensi seumur hidup berkisar antara 0,5-

BAB I PENDAHULUAN. penyebab disabilitas dengan prevalensi seumur hidup berkisar antara 0,5- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan psikiatrik berat, sangat destruktif, penyebab disabilitas dengan prevalensi seumur hidup berkisar antara 0,5-1% (Stefansson et al.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terjadinya diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah resistensi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terjadinya diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah resistensi insulin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dasar terjadinya diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin, keduanya saling berkaitan. Pada fase awal dari DMT2, sekresi

Lebih terperinci

GLYCOGEN STORAGE DISEASE TIPE 1a

GLYCOGEN STORAGE DISEASE TIPE 1a CARBOHIDRATE METABOLIC DISORDER GLYCOGEN STORAGE DISEASE TIPE 1a Oleh: Esti Purwaningrum, dr Dosen: Prof. drh. Aulani,am, DESS PROGRAM STUDI BIOMEDIK (S2) PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN KELAS

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Stroke adalah gangguan fungsi otak, fokal maupun global, yang timbul mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam disebabkan kelainan peredaran darah otak. Stroke merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan kedua tersering pada keganasan daerah kepala leher di beberapa Negara Eropa (Chu dan Kim 2008). Rata-rata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Pada penelitian ini didapatkan 37 responden dengan diagnosis OA genu yang akan dianalisis berdasarkan belum atau sudah menopause terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerebrovaskular accident atau yang sering di sebut dengan istilah stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak yang berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.

Lebih terperinci

GLIAL CELLS, UBIQUITIN PROTEOSUM SYSTEM AND PARKINSON DISEASE UBIQUITIN PROTEASOME DAN PENYAKIT PARKINSON

GLIAL CELLS, UBIQUITIN PROTEOSUM SYSTEM AND PARKINSON DISEASE UBIQUITIN PROTEASOME DAN PENYAKIT PARKINSON GLIAL CELLS, UBIQUITIN PROTEOSUM SYSTEM AND PARKINSON DISEASE UBIQUITIN PROTEASOME DAN PENYAKIT PARKINSON Muhammad Akbar Makalah dipresentasikan pada acara 4 TH CONGRESS OF ASIAN SOCIETY AGAINST DEMENTIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan salah satu permasalahan kesehatan di dunia yang menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia produktif dan usia

Lebih terperinci

Pewarisan sifat ekstrakromosom

Pewarisan sifat ekstrakromosom Pewarisan sifat ekstrakromosom Sejauh ini dalam perlakuan kita terkait dengan transmisi genetik pada eukariota, kita telah berurusan dengan kromosom inti dan gen. Tentu saja, DNA inti adalah materi genetik

Lebih terperinci

PENYAKIT PARKINSON. Mr. Muhamad Ali. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1

PENYAKIT PARKINSON. Mr. Muhamad Ali. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 PENYAKIT PARKINSON Mr. Muhamad Ali 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 1 Pendahuluan Th 1817 Dr. James Parkinson mempublikasikan kasus pasien yang mengalami shaking palsy (shake = gemetar, palsy =

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang perlu dipersiapkan agar menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun sehat mental dan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan utama di dunia karena menjadi penyebab kematian ketiga di dunia dan menjadi penyebab pertama kecacatan. 1-3 Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005). BAB 1 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Tidur merupakan proses fisiologis yang kompleks dan dinamis, hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005). Tidur diperlukan untuk memulihkan

Lebih terperinci

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 PPDGJ I (1973) : disamakan dgn SOO PPDGJ II (1983) : dibedakan dgn SOO PPDGJ III (1993) : hanya dipakai nama GMO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan satu dari sekian banyak negara berkembang yang memiliki berbagai variasi penyakit menular dan tidak menular. Penyakit jantung merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar 285 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar 285 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta orang 611 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekitar 285 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta orang mengalami buta bilateral di seluruh dunia, sepertiganya berada di Kawasan Asia Tenggara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE SENAM PARKINSON UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA PENDERITA PARKINSON DESEASE

PENGARUH METODE SENAM PARKINSON UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA PENDERITA PARKINSON DESEASE PENGARUH METODE SENAM PARKINSON UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN PADA PENDERITA PARKINSON DESEASE Siti Mua wanah Program Studi D-III Fisioterapi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab

Lebih terperinci

MOVEMENT DISORDER. Steven Martin F

MOVEMENT DISORDER. Steven Martin F MOVEMENT DISORDER Steven Martin F 112013120 SISTEM EKSTRAPIRAMIDAL Basal ganglia : nukleus kaudatus, putamen dan globus pallidus Substansia nigra Nukleus rubra Gambar 1. Sistem Ekstrapiramidal Sindrom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang berlangsung selama (minimal) 24 jam atau lebih, ada keterlibatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (American Academy of Pediatrics, 2008). Penyebab demam pada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. (American Academy of Pediatrics, 2008). Penyebab demam pada pasien BAB 1 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Kejang Demam adalah kejang pada anak sekitar usia 6 bulan sampai 6 tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan intrakranial, gangguan metabolik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mencapai lebih dari 50% (Tesfaye dan Selvarajah, 2012). Pada penelitian ini,

BAB V PEMBAHASAN. mencapai lebih dari 50% (Tesfaye dan Selvarajah, 2012). Pada penelitian ini, BAB V PEMBAHASAN Sebesar 56,7% pasien DM tipe 2 telah mengalami DPN. Hal ini sama dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa prevalensi DPN di dunia mencapai lebih dari 50% (Tesfaye dan Selvarajah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu penyebab paling umum pada kasus akut abdomen yang memerlukan tindakan pembedahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul dari permukaan dinding lateral nasofaring (Zeng and Zeng, 2010; Tulalamba and Janvilisri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang World Health Organisation (WHO) mendefinisikan diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanpa disadari, fungsi kognitif memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia dan menentukan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh manusia. Fungsi kognitif sangat

Lebih terperinci

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN GANGGUAN BIPOLAR I. PENDAHULUAN Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. Pera penderita gangguan bipolar tidak

Lebih terperinci

commit to user BAB V PEMBAHASAN

commit to user BAB V PEMBAHASAN 48 BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai perbedaan kualitas tidur antara pasien asma dengan pasien PPOK dilakukan pada bulan April sampai Mei 2013 di Poliklinik Paru RSUD Dr. Moewardi, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

2016 SINTESIS NANOPARTIKEL MAGNETITE - EKSTRAK BIJI KARABENGUK

2016 SINTESIS NANOPARTIKEL MAGNETITE - EKSTRAK BIJI KARABENGUK BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif dengan angka kejadian tertinggi di dunia setelah Alzheimer (Dick dkk., 2007). Diperkirakan jumlah

Lebih terperinci

Toksikologi lingkungan dan genetika

Toksikologi lingkungan dan genetika Toksikologi lingkungan dan genetika Darmono Profesor riset bidang Toksikologi Lingkungan disekitar kita sangat mempengaruhi kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya (faktor biotik) yang berada dikawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari sebuah benda difokuskan di depan retina pada saat mata dalam keadaan tidak berakomodasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang

Lebih terperinci

Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun

Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2001 2005 Hilman Mahyuddin, Agus Budi Setiawan Departemen Bedah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global

Lebih terperinci

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

ALEL OLEH : GIRI WIARTO ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI Fakultas : FMIPA Program studi : Biologi Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 Jumlah SKS : Teori = 2 ; Praktek = 0 Semester : Gasal (5) Mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati), dapat menyusup ke jaringan sekitar, dan dapat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (GPPH) merupakan satu di antara beberapa kondisi kesehatan kronis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif karena terganggunya sistem saraf pusat akibat dari kehilangan neuron dopamin di substantia nigra. Parkinson merupakan

Lebih terperinci