BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan permukiman untuk pelaksanaan aktivitas kehidupan
|
|
- Yulia Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permukiman merupakan salah satu masalah esensial dalam kehidupan. Setiap manusia memerlukan permukiman untuk pelaksanaan aktivitas kehidupan sehari-hari. Permukiman menjadi wadah bagi manusia untuk melangsungkan kehidupannya disamping menjadi tempat berinteraksi dengan manusia lainnya dalam satu komunitas. Di antara faktor yang mempengaruhi ketersediaan permukiman bagi masyarakat adalah ketersediaan lahan untuk membangun permukiman tersebut. Danau Tempe merupakan lahan milik pemerintah yang sifatnya open space (lahan terbuka) bagi siapa saja yang ingin tinggal dan menetap di sana. Pemerintah memberikan kebebasan kepada warga yang ingin membangun rumah dan memanfaatkan lahan Danau Tempe sebagai tempat bermukim. Warga yang membangun rumah terapung di wilayah Danau Tempe tidak dibebankan biaya sewa ataupun harga untuk lahan yang mereka tempati. Pemerintah hanya menarik retribusi kepada warga terhadap usaha penangkapan ikan yang di lakukan di wilayah Danau Tempe. Pada umumnya warga yang menghuni permukiman terapung Danau Tempe tinggal menetap dan melaksanakan aktivitas sehari-hari di atas danau dan mereka tidak memiliki rumah di daratan. Namun sebagian dari mereka adalah nelayan yang juga memiliki rumah di daratan. Rumah terapung yang mereka miliki 1
2 hanya sebagai tempat istirahat ataupun menyimpan perlengkapan menangkap ikan. Namun demikian intensitas keberadaan mereka di rumah terapung tetaplah lebih lama dibanding dengan rumah mereka di daratan, terutama pada waktu musim penangkapan ikan. Masyarakat yang mediami permukiman terapung Danau Tempe adalah nelayan yang berasal dari daratan sekitar danau, dan sebagiannya lagi adalah merupakan nelayan pendatang dari daerah lain di Sulawesi Selatan. Para nelayan tersebut adalah masyarakat Suku Bugis yang merupakan suku mayoritas warga yang mendiami Propinsi Sulawesi Selatan bagian tengah. Meski demikian tidak ada aturan ataupun larangan terhadap pendatang dari suku yang berbeda untuk tinggal dan menetap di sana. Hanya saja kenyataannya bahwa sampai saat ini dapat dikatakan bahwa etnik yang mendiami permukiman terapung di Danau Tempe hanya satu yakni Etnik Bugis. Keseragaman tersebut semakin lengkap dengan kesamaan agama yang dianut yaitu Islam. Permukiman terapung Danau Tempe tidak memiliki fasilitas umum sebagai penunjang aktivitas warga sehari-hari seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, ataupun tempat ibadah. Untuk keperluan tersebut semuanya dipenuhi dengan pergi ke daratan. Orang sakit yang mau berobat, anak-anak yang ingin bersekolah, dan orang-orang yang hendak sholat berjama'ah semuanya harus naik ke daratan karena fasilitas-fasilitas tersebut hanya ada di daratan. Sebagai nelayan, aktivitas warga permukiman terapung berkutat pada usaha penangkapan dan pengolahan ikan. Para laki-laki dewasa dan remaja pergi 2
3 menangkap ikan, sementara para wanita bertugas menjual hasil tangkapan suami atau anak mereka dan jika berlebih maka sebagian ikan diolah untuk diawetkan menjadi ikan asin. Begitulah aktivitas mereka sehari-hari dan telah berlangsung secara turun temurun. Danau Tempe di Kabupaten Soppeng terletak di dua kecamatan yakni Kecamatan Marioriawa dan Kecamatan Donri-Donri menjadi wilayah andalan untuk sektor perikanan air tawar khususnya di Kelurahan Limpomajang, Kelurahan Kaca, dan Desa Kessing. Hasil perikanan Danau Tempe saat ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Kabupaten Soppeng saja, tetapi juga menjangkau beberapa kabupaten sekitarnya seperti Kabupaten Sidrap, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone, bahkan sebagiannya dipasarkan di Kota Makassar, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Pasang surut air danau mempengaruhi aktivitas perekonomian masyarakat permukiman terapung Danau Tempe. Pada saat air pasang atau kondisi air danau naik atau danau masih tergenang air, maka warga beraktivitas menangkap ikan sebagai nelayan. Sebaliknya pada saat air danau surut atau kering pada musim kemarau warga bekerja menjadi petani palawija di wilayah danau. Tanaman yang umumnya ditanam adalah jagung, kacang hijau, kedelai dan semangka. Kondisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun sebagai tradisi yang dilakukan masyarakat secara terun-temurun terutama sejak Danau Tempe telah mengalami pendangkalan (Naing, 2009). 3
4 Serupa dengan aktivitas perekonomian, posisi atau kedudukan permukiman terapung Danau Tempe tidak menetap, tetapi juga mengikuti pasang surut air danau. Pada saat musim hujan, air danau mencapai volume maksimal atau bahkan menutupi sebagian wilayah daratan maka permukiman penduduk berpindah mendekat ke daratan, sebaliknya pada musim kemarau ketika volume air danau surut, maka permukiman penduduk pindah ke tengah danau yang masih memiliki air. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan fungsi dan konstruksi rumah yang dibangun khusus di atas air. Material bangunan rumah khusunya rakit pengapung dari bambu bila tidak berada di air, dapat pecah dan rusak. Permukiman masyarakat terapung di Danau Tempe merupakan salah satu fenomena kehidupan dan budaya bermukim yang unik. Aktivitas kehidupan bermukim merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat terapung untuk tetap sustain atau bertahan termasuk pola pemanfaatan ruang danau beserta sumber daya alam yang ada di dalamnya merupakan bagian yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini Permasalahan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitan ini adalah bagaimanakah konsep permukiman terapung di Danau Tempe Kelurahan Limpomajang Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan? 4
5 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan permasalahan penelitian adalah: mengeksplorasi konsep permukiman terapung Danau Tempe, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian mengenai permukiman terpung Danau Tempe maka terdapat manfaat yang diharapkan dapat dipetik di antaranya adalah : 1. Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis. 2. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah terhadap penentuan kebijakan dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas masyarakat permukiman terapung Danau Tempe. 3. Sumbangsih terhadap bangunan ilmu pengetahuan dalam hal bentukbentuk dan pola permukiman penduduk Keaslian Penelitian Penelitian dengan tema permukiman memang telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Di antara peneleitian tersebut adalah Konsepsi Rumah di Atas Air Masyarakat Kampung Kayupulo, Tobati dan Enggros oleh Yusuf Paulus Bano (2011), Konsep dan Pola Ruang Permukiman Tradisional Suku Bajo di Pulau Bungin Kabupaten Sumbawa oleh Dinica Arie Suprapto. Ada juga penelitian denga judul Konsep dan Moral Dasar Permukiman 5
6 Multietnik di Tepian Sungai Palu Kotamadya Palu oleh Yusnandar (2005). Tetapi lokus dari penelitian tersebut bererbeda dengan lokus penalitian yang akan peneliti lakukan yakni di Permukiman Terapung Danau Tempe. Apalagi permukiman terapung Danau Tempe merupakan suatu bentuk permukiman yang unik yang berbeda dengan permukiman-permukiman yang telah diteliti sebelumnya tersebut. Penelitian-penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya di Danau Tempe memiliki fokus yang berbeda dengan apa yang akan peneliti lakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang mengambil lokasi di Danau Tempe di antaranya adalah Penelitian yang dilakukan oleh Naidah Naing (2009) dengan judul Kearifan Lokal Tradisional Masyarakat Nelayan pada Permukiman Mengapung di Danau Tempe Sulawesi Selatan, ada juga penelitian oleh Fitriyandi Nur Priyatna dan Sumartono (2011) dengan judul Pola Pemanfaatan Sumber Daya, Subsistensi dan Pola Hubungan Patron Klien Masyarakat Nelayan Danau Tempe, Sulawesi Selatan. Kedua penelitian tersebut memiliki fokus yang berbeda dengan fokus penelitian ini serta lokasinya secara khusus juga berbeda, karena lokasi keduanya danau yang berada di wilayah Kabupaten Wajo yang tentunya tidak sama dengan wilayah danau di Kabupaten Soppeng. Jadi sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian dengan tema permukiman dan fokus pada konsep permukiman terapung di permukiman terapung Danau Tempe Kabupaten Soppeng, sehingga penelitian ini masih asli dan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. 6
BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara berfikir, lingkungan, kebiasaan, cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Danau Tempe. seluruh wilayah perairan dan berlangsung sepanjang tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Tempe secara administrasi berada pada Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi 3 (tiga) kabupaten, yakni Kabupaten Wajo, Soppeng dan Sidrap. Danau memiliki fungsi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o
PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di Indonesia salah satu tanaman pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah
46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.573, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Pertanahan. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Penataan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini fokusnya adalah unsur arsitektur yang dipertahankan pada
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini fokusnya adalah unsur arsitektur yang dipertahankan pada rumah di kawasan permukiman tepi laut akibat reklamasi pantai. Kawasan permukiman ini dihuni oleh masyarakat pesisir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas
Lebih terperinciKEARIFAN LOKAL TRADISIONAL MASYARAKAT NELAYAN PADA PERMUKIMAN MENGAPUNG DI DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN
KEARIFAN LOKAL TRADISIONAL MASYARAKAT NELAYAN PADA PERMUKIMAN MENGAPUNG DI DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN ¹, Happy Ratna Santosa², Ispurwono Soemarno³ ¹Mahasiswa Program Doktor, Jurusan Arsitektur, ITS Surabaya,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Permukiman tradisional nelayan suku Makasar dengan permukiman resettlement Untia memiliki banyak perbedaan dibanding persamaan ditinjau dari aspek budaya dan gaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak serta mampu meningkatkan gizi masyarakat. Pengelolaan usaha
Lebih terperinciBAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970
BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciBAB I PROFIL WILAYAH
BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah Data dibawah ini dicantumkan sesuai dengan data monografi Desa atau Kelurahan Banjarejo pada bulan Juli sampai Desember tahun 2008. 1. Profil Desa/Kelurahan a.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda
31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5
LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2006 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN Menimbang : a.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pendapatan asli daerah Sulawesi Selatan. Potensi perikanan dan kelautan meliputi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah yang memiliki luas perairan laut cukup besar menjadikan hasil komoditi laut sebagai salah satu andalan dalam pendapatan asli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di perkotaan yang sangat cepat seringkali tidak memperhatikan kebutuhan ruang terbuka publik untuk aktivitas bermain bagi anak. Kurangnya ketersediaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan akhir dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan pada Bab V sebagai berikut : Kesimpulan secara umum menggambarkan bagaimana pola spasial
Lebih terperinciSTRATEGI ADAPTASI NELAYAN TERHADAP PERUBAHAN EKOLOGIS DANAU TEMPE DI DESA PALLIMAE KECAMATAN SABBANGPARU KABUPATEN WAJO
STRATEGI ADAPTASI NELAYAN TERHADAP PERUBAHAN EKOLOGIS DANAU TEMPE DI DESA PALLIMAE KECAMATAN SABBANGPARU KABUPATEN WAJO Fadhil Surur Mahasiswa Magister Ilmu Perencanaan Wilayah IPB fadhil.alfadhil@ymail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini fokusnya adalah Pola Permukiman Suku Bajo di Torosiaje Laut, kawasan pemukiman perairan laut. Suku Bajo di Desa Torosiaje Laut lebih tertarik
Lebih terperinciPOLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA, SUBSISTENSI DAN POLA HUBUNGAN PATRON-KLIEN MASYARAKAT NELAYAN DANAU TEMPE, SULAWESI SELATAN
POLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA, SUBSISTENSI DAN POLA HUBUNGAN PATRON-KLIEN MASYARAKAT NELAYAN DANAU TEMPE, SULAWESI SELATAN Fatriyandi Nur Priyatna (fatriyandi@yahoo.com) Balai Besar Riset Sosial Ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Wilayah perairan Indonesia memiliki
Lebih terperinciPENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga
PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras di luar Pulau Jawa, yang berperan penting dalam upayah pelestarian swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinciIBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA
NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaannya dapat kita temukan di mana saja. Air bisa kita temukan di darat, laut bahkan di udara yang berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi untuk dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan. Danau secara
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinciSalah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak
Keberdayaan masyarakat dalam mendukung upaya perbaikan permukiman masih kurang Upayaupaya perbaikan permukiman menjadi tidak berarti Contohnya, luas Permukiman Tidak Layak Huni Kota Bogor meningkat Salah
Lebih terperinciNurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Permasalahan Sosial Budaya dalam Implementasi Peraturan tentang Perlindungan Spesies Hiu di Tanjung Luar, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sering terjadi bencana, seperti bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, dan lain-lainnya. Bencana yang terjadi di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk. mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan khususnya di daerah Pantura
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,
Lebih terperinciKEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR KEPULAUAN RIAU
KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR KEPULAUAN RIAU Disusun Oleh : KINANTI FAUSTA IDELIA (26030116120031) NAILI ROHMAH (26030116120033) GRACE SINTANIA BUTAR BUTAR (26030116120036) ARINI SANDRA PRATIWI (26030116120037)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya
Lebih terperinciSISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)
Sistem Konstruksi Bangunan Sederhana pada Perbaikan Rumah Warga di Daerah Rob SISTEM KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA PADA PERBAIKAN RUMAH WARGA DI DAERAH ROB (Studi Kasus : Kelurahan Kemijen, Semarang Timur)
Lebih terperinciSISTEM STRUKTUR RUMAH MENGAPUNG DI DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN Structure System of Floating House at Tempe Lake in South Sulawesi
Jurnal Permukiman Vol. 8 No. 3 November 2013 : 145-152 Abstrak SISTEM STRUKTUR RUMAH MENGAPUNG DI DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN Structure System of Floating House at Tempe Lake in South Sulawesi 1Naidah
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO
BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah sangat berpengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luas hutan Indonesia sebesar 137.090.468 hektar. Hutan terluas berada di Kalimantan (36 juta hektar), Papua (32 juta hektar), Sulawesi (10 juta hektar) Sumatera (22 juta
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang
13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten
Lebih terperinciTranformasi Ruang Awa bola Pada Rumah Tradisional Nelayan Di Pesisir Pantai Kabupaten Bone
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tranformasi Ruang Awa bola Pada Rumah Tradisional Nelayan Di Pesisir Pantai Kabupaten Bone Syahriana Syam 1 (1), (1) Lab. Sejarah Dan Teori Arsitektur/Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan
Lebih terperinciBab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK
Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 2.1 Lokasi Lokasi pekerjaan terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Luas daratan yang terbentang dari sabang sampai merauke yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan tepi air ataupun kawasan tepi sungai di Indonesia sebenarnya berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki banyak kekayaan dan keindahan, letak geografis yang strategis dan membentang hijau digaris
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagi macam suku dan terdiri dari beberapa propinsi yang memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda antara satu propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang. Tanaman apabila kekurangan air akan menderit (stress)
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kampung Nelayan Belawan merupakan suatu permukiman tidak terencana yang terletak di Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk bermatapencaharian sebagai petani dan nelayan yang tinggal di pedesaan merupakan penyumbang terbesar jumlah penduduk miskin di Indonesia. Pada umumnya, petani
Lebih terperinciBAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku
BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU
BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diambil adalah, kawasan setubabakan merupakan kawasan yang tepat untuk digunakan sebagai kawasan wisata budaya betawi, terlihat dari sejarah dan
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG
BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian Pasar Ikan di Kec. Ketapang ini merupakan salah satu pasar yang berada di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Lebih terperinciBAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN
36 BAB II SEJARAH DAN KONDISI UMUM DESA PAMIRITAN A. Sejarah Desa Pamiritan Sejarah Desa Pamiritan tidak diketahui secara jelas awal kemunculan dan perkembanganya. Menurut cerita tutur dari generasi ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana telah mengakibatkan suatu penderitaan yang mendalam bagi korban serta orang yang berada di sekitarnya. Kerugian tidak hanya dialami masyarakat yang terkena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penampungan Air Hujan Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah pengumpulan limpasan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air domestik, pertanian, maupun
Lebih terperinciBAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran Siak Sri Indrapura merupakan ibukota kabupaten Siak. Secara administratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya jumlah volume air adalah tetap, namun distribusinya tidak sama sehingga ketersediaan air tidak seimbang menurut lokasi dan musim. Ketersediaan air di musim
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti hutan rawa, danau,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh konversi lahan. Menurut Budiman (2009), konversi lahan disebabkan oleh alasan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN
BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN SELATAN 2.1.1. Kondisi Wisata di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. Dewasa ini tantangan pembangunan, kebijaksanaan dan langkah
13 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Dewasa ini tantangan pembangunan, kebijaksanaan dan langkah pembangunan perlu ditingkatkan seiring dengan perkembangan jaman melalui peningkatan sumber daya manusia,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5.1. Karakteristik Fisik Lingkungan Perumahan Pahandut Seberang
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan sejarah awal keberadaannya, Perumahan Pahandut Seberang merupakan perpaduan dari dua tipe kronologis. Tipe kronologis pertama dengan kedatangan kelompok etnis Dayak sebagai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN. A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh
14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PENELITIAN A. Profile Singkat Pulau Kijang Kecamatan Reteh Letak geografis Kabupaten Indragiri Hilir terletak antara 104 10' BT - 102 32' BT dan 0 36' LU - 1 07' LU
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:
50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden
Lebih terperinciOPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG
OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kelurahan Mangunharjo dan Kelurahan Mangkang Wetan) T U G A S A K H I R Oleh : LYSA DEWI
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Redevelopment atau yang biasa kita kenal dengan pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem mata pencaharian hidup adalah salah satu dari ketujuh unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem mata pencaharian hidup adalah salah satu dari ketujuh unsur kebudayaan. Berbicara tentang sistem mata pencaharian adalah lebih menekankan bagaimana cara manusia
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinci