Penerapan Kebijakan Six-Month Holding Period SSBI Penjelasan dan Frequently Asked Question (FAQ)

Transkripsi

1 Penerapan Kebijakan Six-Month Holding Period SSBI Penjelasan dan Frequently Asked Question (FAQ) Aliran modal asing ke negara berkembang atau emerging markets EM diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun Aliran modal asing ke Indonesia juga diperkirakan meningkat, diantaranya aliran modal jangka pendek dalam bentuk portofolio, meskipun pangsanya diperkirakan akan lebih dominan ke aliran modal jangka lebih panjang dalam bentuk foreign direct investment (FDI). Aliran modal yang deras tersebut dipengaruhi faktor domestik dan luar negeri. Dari sisi domestik, derasnya aliran modal masuk tersebut didorong oleh prospek ekonomi yang kuat, kondisi moneter dan sistem keuangan yang stabil, fiskal yang sustainable dan kinerja eksternal yang solid serta imbal hasil yang masih menarik. Sementara itu dari sisi luar negeri, aliran modal yang masih tinggi terkait dengan kebijakan negara maju yang memiliki suku bunga rendah dan ekspansi likuiditas. Ekspansi likuiditas yang besar dan tidak terserap oleh sektor riil semakin menambah tingginya ekses likuiditas global. Disamping itu, negara maju masih dihadapkan pada permasalahan sustainabilitas fiskal dan hutang. Karena sebagian aliran modal tersebut bersifat jangka pendek dan rentan terhadap pembalikan secara tiba-tiba, maka perlu dikelola agar tidak mengganggu stabilitas moneter, antara lain dengan memperpanjang periode holding period dari 1 bulan menjadi 6 bulan. 1. Tanya : Apa tujuan pemberlakuan ketentuan ini? Jawab : Tujuan kebijakan perpanjangan dari 1MHP menjadi 6MHP SBI dilakukan dalam rangka meminimalkan dampak negatif aliran modal asing jangka pendek terhadap stabilitas moneter dan sistem keuangan. Selain itu, diharapkan kebijakan ini dapat mendorong transaksi lainnya di pasar uang dan meningkatkan efektivitas pengelolaan moneter. 2. Tanya : Apa yang dimaksud dengan ketentuan Six-Month Holding Period SBI (6MHP SBI)? Jawab : Ketentuan 6MHP SBI mewajibkan pemilik SBI untuk memegang (memiliki) SBI minimal 6 bulan sejak tanggal setelmen pembelian, sebelum dapat mentransaksikannya kepada pihak lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. SBI dapat ditransaksikan setelah dimiliki minimal 6 bulan atau 182 hari kalender. Selama periode 6MHP SBI, pemilik SBI tidak diperbolehkan mentransaksikan SBI-nya kepada pihak lain, kecuali untuk transaksi SBI oleh peserta Operasi Moneter dengan Bank Indonesia. b. Transaksi repo sell and buy back SBI wajib dilakukan minimal dengan jangka waktu 6 bulan atau 182 hari kalender. c. Sub-Registry wajib untuk menatausahakan SBI milik nasabahnya dengan memenuhi ketentuan sebagaimana uraian pada huruf a dan b. 3. Tanya : Kapan efektif berlakunya ketentuan 6MHP SBI tersebut? Jawab : Ketentuan 6MHP SBI efektif berlaku sejak hari Jumat, tanggal 13 Mei

2 4. Tanya : Siapa subyek dan obyek ketentuan 6MHP SBI ini? Jawab : Subyek ketentuan 6MHP SBI adalah pemilik SBI baik residen maupun non-residen. Obyek ketentuan 6MHP SBI adalah seluruh outstanding SBI, baik yang diterbitkan sebelum maupun sesudah pemberlakuan ketentuan 6MHP SBI. 5. Tanya : Bagaimana jika bank memerlukan likuiditas jangka pendek tiba-tiba pada periode 6MHP, namun hanya memiliki SBI? Jawab : Untuk pemenuhan kebutuhan likuiditas jangka pendeknya, bank tetap dapat melakukan transaksi repo kepada Bank Indonesia. 6. Tanya : Transaksi apa sajakah yang terikat dalam ketentuan 6MHP SBI? Jawab : Ketentuan 6MHP SBI berlaku untuk transaksi antara lain transaksi outright, repo (sell and buy back dan collateralized borrowing), pengagunan dan hibah; kecuali repo ke BI karena kebutuhan likuiditas. Untuk transaksi repo sell and buy back harus memenuhi minimal jangka waktu repo 6 bulan atau 182 hari kalender. 7. Tanya : Kapan SBI dapat ditransaksikan kembali setelah second leg transaksi repo jatuh waktu? Jawab : Dalam hal transaksi repo collateralized borrowing (tidak berpindah kepemilikan) dan pengagunan, SBI dapat ditransaksikan kembali setelah melewati 6MHP sejak terjadi perpindahan kepemilikan. Dalam hal transaksi repo sell and buy back, SBI dapat ditransaksikan kembali setelah dimiliki minimal 6 bulan (182 hari kalender) sejak jatuh tempo second leg-nya. 8. Tanya : Bagaimana penerapan 6MHP SBI ini dikaitkan dengan SBI yang selama ini telah dimiliki oleh Bank dan Non-Bank? Jawab : Holding period SBI sebelum berlakunya 6MHP pada 13 Mei 2011 akan diperhitungkan pada perhitungan minimum six-month holding period. Misalnya, sebelum 13 Mei 2011 SBI telah dimiliki selama 4 bulan, maka untuk memenuhi ketentuan 6MHP, SBI tersebut masih harus dimiliki selama 2 bulan lagi sebelum ditransaksikan. 9. Tanya : Bagaimanakah perlakuan transaksi yang memiliki second leg (antara lain repo/pledge/sbl) dengan jangka waktu kurang dari 6 bulan yang sudah dilakukan setelmen sebelum pemberlakuan kebijakan 6MHP dan memiliki second leg yang jatuh waktu setelah pemberlakuan kebijakan 6MHP? Jawab : Transaksi yang memiliki second leg yang sudah diperjanjikan sebelum kebijakan 6MHP berlaku dan jatuh tempo setelah kebijakan 6MHP berlaku dapat tetap berjalan sesuai kesepakatan para pihak. Namun demikian transaksi dimaksud harus tetap memperhatikan pengaturan 1MHP. 2

3 10. Tanya : Terkait dengan ketentuan 6MHP SBI, apakah Bank harus melakukan reklasifikasi pencatatan akuntansi atas instrumen SBI yang saat ini telah diklasifikasikan kedalam kategori Trading (Diperdagangkan)? (Dalam penjelasan pasal 12 butir b pada PBI No. 9/13/PBI/2007 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar, kriteria instrumen keuangan yang dapat ditetapkan sebagai Trading Book memperhatikan antara lain:1) persyaratan dan kondisi yang harus dipenuhi termasuk jangka waktu kepemilikan/holding period yang mengacu kepada praktik yang berlaku secara umum (maksimal 90 hari), 2) kemungkinan restriksi hukum yang dapat menghambat terjadinya perdagangan; dan 3) standar akuntansi keuangan yang berlaku) Jawab : Penggunaan jangka waktu maksimal 90 hari dalam PBI tersebut di atas antara lain dimaksudkan sebagai acuan bagi Bank dalam penyusunan kebijakan dan pedoman Trading Book khususnya terkait kriteria instrumen keuangan yang dapat ditetapkan sebagai Trading Book. Hal ini dilatar belakangi oleh penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Pengaturan, yaitu: a. Paragraf 8 mengatur bahwa instrumen keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan antara lain jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Dalam praktek perbankan, waktu dekat lazimnya diterjemahkan sebagai jangka waktu maksimal 90 hari. b. Paragraf 51 mengatur bahwa entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Oleh karena itu, sebelum mengklasifikasikan suatu instrumen keuangan ke dalam kategori Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi, disamping faktor intensi kepemilikan instrumen keuangan, Bank hendaknya juga melakukan pertimbangan dan analisis mengenai kemampuan untuk menjual instrumen keuangan tersebut dalam jangka pendek (dalam hal ini lazimnya 90 hari) karena jika tidak dapat terjual, Bank tidak diperkenankan mereklasifikasikan instrumen keuangan tersebut ke kategori lainnya. Pemberlakuan ketentuan 6MHP SBI seyogyanya tidak mempengaruhi pencatatan instrumen keuangan yang saat ini tercatat dalam kategori Trading. Dengan demikian apabila sebelumnya Bank sudah mengklasifikasikan SBI yang dimiliki ke dalam kategori Trading berdasarkan intensi awal pada saat perolehan, maka Bank tidak perlu melakukan reklasifikasi Selanjutnya, apabila Bank membeli instrumen keuangan SBI yang wajib tunduk pada ketentuan 6MHP SBI, Bank hendaknya mencatat instrumen keuangan tersebut dalam kategori Tersedia untuk Dijual/AFS apabila tidak didasarkan pada intensi untuk memiliki instrumen tersebut hingga jatuh tempo. 11. Tanya : Apakah transfer SBI antar Sub-Registry tanpa adanya perpindahan kepemilikan terikat dengan ketentuan 6MHP SBI? Jawab : Tidak. Perhitungan jangka waktu MHP atas SBI yang dipindahkan antar Sub-Registry dengan kepemilikan yang sama, dihitung sejak SBI tersebut dicatat di Sub-Registry awal. 3

4 12. Tanya : Apakah sanksi yang akan dikenakan terhadap pelanggaran ketentuan 6MHP? Jawab : Pelanggaran atas ketentuan 6MHP SBI akan dikenakan sanksi berupa sanksi administratif dan sanksi kewajiban membayar. Tata cara pengenaan sanksi akan diatur dalam Surat Edaran yang akan diterbitkan kemudian. LAMPIRAN Diagram Penerapan Ketentuan Six Month Holding Periods Transaksi Outright Keterangan: a. Tanggal pada diagram dan penjelasannya adalah tanggal setelmen. b. Diamsumsikan pemilik SBI tidak menjual SBInya. Diagram dimaksud adalah gambaran kapan pemilik SBI wajib memegang SBInya dan kapan pemilik SBI berhak untuk mentransaksikan SBI miliknya. c. Bar berwarna merah menunjukan rentang waktu pemilik SBI berada pada kewajiban minimum holding periods SBI, atau tidak diperkenankan menjual SBI yang dimilikinya ke pihak lain, kecuali ke Bank Indonesia. d. Bar yang diarsir menunjukkan rentang waktu pemilik SBI bebas dari kewajiban minimum holding periods SBI, atau berhak mentransaksikan SBI yang dimilikinya. 1. Penjelasan Transaksi 1. Pemilik SBI membeli SBI sisa jatuh waktu 147 hari pada tanggal 13/1/2011. Sesuai dengan ketentuan 1MHP, maka pemilik SBI wajib memiliki SBI tersebut minimal 28 hari, atau sampai dengan tanggal 10/2/2011. Dalam hal pemilik SBI tidak melakukan transaksi dari tanggal 10/2/2011 sampai dengan tanggal 12/5/2011, dengan berlakunya ketentuan 6MHP SBI pada tanggal 13/5/2011 maka pemilik SBI tersebut wajib memiliki hingga tanggal 14/07/2011. Dengan asumsi SBI tersebut akan jatuh waktu tanggal 9/6/2011, maka pemilik SBI tidak dapat mentransaksikan kembali SBI dimaksud. 4

5 2. Penjelasan Transaksi 2. Pemilik SBI membeli SBI tenor 273 hari (9 bulan) pada tanggal 24/11/2010. Sesuai dengan ketentuan 1MHP, maka pemilik SBI wajib memiliki SBI tersebut minimal 28 hari, atau sampai dengan tanggal 22/12/2010. Dalam hal pemilik SBI tidak melakukan transaksi dari 22/12/2010 sampai dengan tanggal 12/5/2011, maka dengan berlakunya ketentuan 6MHP SBI pada tanggal 13/5/2011, pemilik SBI dapat mentransaksikan kembali SBI dimaksud setelah kewajiban 6MHP dipenuhi, atau sejak tanggal 25/05/ Penjelasan Transaksi 3. Bank membeli SBI tenor 273 hari (9 bulan) di pasar perdana pada tanggal 14/04/2011. Sesuai dengan ketentuan 1MHP, maka pemilik SBI wajib memiliki SBI tersebut minimal 28 hari, atau sampai dengan tanggal 12/5/2011. Dalam hal pemilik SBI tidak melakukan transaksi pada tanggal 12/5/2011, maka dengan berlakunya ketentuan 6MHP SBI pada tanggal 13/5/2011 pemilik SBI dapat mentransaksikan kembali SBI dimaksud setelah kewajiban 6MHP dipenuhi, atau sejak tanggal 13/10/ Penjelasan Transaksi 4. Bank membeli SBI pada tanggal 28/4/2011. Sesuai dengan ketentuan 1MHP, maka pemilik SBI wajib memiliki SBI tersebut minimal 28 hari, atau sampai dengan tanggal 26/5/2011. Dengan berlakunya ketentuan 6MHP SBI pada tanggal 13/5/2011, maka pemilik SBI tersebut wajib memiliki hingga tanggal 27/10/2011. Dengan asumsi SBI tersebut akan jatuh waktu tanggal 14/7/2011, maka pemilik SBI tidak dapat mentransaksikan kembali SBI dimaksud. Diagram Penerapan Ketentuan Six Month Holding Periods Transaksi Repo 5. Penjelasan Transaksi 5. Bank melakukan repo SBI tenor 31 hari pada tanggal 28/4/2011 dan akan jatuh waktu pada tanggal 29/5/2011. repo SBI tersebut tetap berjalan sesuai kesepakatan awal para pihak sampai dengan jatuh waktu second legnya, walaupun telah berlaku ketentuan 6MHP SBI. Transaksi repo SBI yang dilakukan sejak 13/5/2011, mengikuti ketentuan 6MHP SBI. 5

6 Monetary Operation Help Desk phone , , , , , fax , website 6