Oleh ARIEF ABDULLAH H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh ARIEF ABDULLAH H"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP TINGKAT MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI Oleh ARIEF ABDULLAH H07607 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00

2 ABSTRAK Arief Abdullah. H Analisis Hubungan Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Tingkat Motivasi Kerja pada Pegawai Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukabumi. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis. Pegawai memegang peran utama dalam menjalankan kegiatan kehidupan suatu instansi seperti Departemen Agama Kabupaten Sukabumi. Apabila pegawai memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju kegiatan berjalan sesuai yang diharapkan, yang akhirnya menghasilkan kinerja yang baik bagi Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Sukabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk () Mengetahui gambaran umum motivasi kerja pegawai pada Kandepag Kabupaten Sukabumi, () Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai pada Kandepag Kabupaten Sukabumi, () Menganalisis seberapa besar hubungan faktor-faktor eksternal dan internal tersebut mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Kandepag Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilakukan di Kandepag Kabupaten Sukabumi, dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan 6 responden, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengacu pada kuesioner dan data sekunder berasal dari studi pustaka dan referensi lainnya seperti hasil penelitian terdahulu maupun internet. Analisis menggunakan korelasi Rank Spearman dengan alat pengolahan data SPSS versi.0 Secara umum tingkat motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi sudah baik, ditunjukan nilai rataan,9 (posisi keputusan setuju). Faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai adalah hubungan atasan dan bawahan, hubungan dengan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja dan gaji. Sedangkan faktor-faktor internal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai adalah tanggungjawab yang diberikan, pengembangan pegawai, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri. Berdasarkan hasil pengujian Rank Spearman diketahui bahwa seluruh faktor eksternal dan internal memiliki hubungan nyata dan positif dan berada pada tingkat keeratan lemah dan kuat. Nilai korelasi Rank Spearman untuk faktorfaktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai adalah peraturan dan kebijakan instansi (0,6), kondisi kerja (0,7), gaji (0,), hubungan antara atasan dan bawahan (0,79) dan hubungan antara sesama rekan kerja (0,79). Sedangkan Nilai korelasi Rank Spearman untuk faktor-faktor internal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai, adalah pengakuan dan penghargaan (0,69), tanggungjawab yang diberikan (0,6), pengembangan pegawai (0,6) dan pekerjaan itu sendiri (0,9)

3 ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP TINGKAT MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh ARIEF ABDULLAH H07607 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00

4 Judul Skripsi : Analisis Hubungan Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Tingkat Motivasi Kerja Pegawai pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukabumi Nama : Arief Abdullah NIM : H07607 Menyetujui Pembimbing, (Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA) NIP : Mengetahui Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Sukabumi, pada tanggal Agustus 98 merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan H. Dudung Abdullah dan Suryati. Penulis menjalani pendidikan Sekolah Dasar di SDN Cipta Bina Mandiri Baros Kencana dari tahun , kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) Sukabumi dan lulus tahun 000. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) Sukabumi. Tahun 00 penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Program Studi Diploma III Komunikasi Pembangunan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun 007 penulis melanjutkan kepada Program Studi Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

6 6 KATA PENGANTAR Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Hubungan Faktor-Faktor Motivasi terhadap Tingkat Motivasi Kerja Pegawai pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukabumi, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Segala upaya dan kerja yang optimal telah dilakukan dalam penyusunan skripsi ini, kendati demikian saran dan kritik sangat diharapkan untuk membangun skripsi ke arah yang lebih baik. Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak terkait khususnya dan pembaca pada umumnya. Bogor, Juni 00 Penulis

7 7 UCAPAN TERIMA KASIH Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupu materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :. Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing, DEA sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.. Ir. Mimin Aminah, MM dan Ir. Anggraini Sukmawati, MM yang bersedia meluangkan waktunya sebagai dosen penguji. Seluruh pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan informasi dalam skripsi ini.. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Studi Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.. Ibu dan Bapak yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan do a yang tulus kepada penulis. 6. Teman-teman di Ekstensi Manajemen Angkatan yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Skripsi ini masih banyak kekurangannya, maka kritik dan saran konstruktif diperlukan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amien. Bogor, Juni 00 Penulis

8 8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I PENDAHULUAN..... Latar Belakang..... Perumusan Masalah..... Tujuan Penelitian... ii iii iv vii viii ix II TINJAUAN PUSTAKA..... Manajemen Sumber Daya Manusia..... Motivasi..... Pengertian Motivasi..... Teori-teori Motivasi..... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Teknik Motivasi Kerja Ciri-Ciri Karyawan Bermotivasi Rendah dan Tinggi..... Penelitian Terdahulu yang Relevan... III METODOLOGI PENELITIAN..... Kerangka Pemikiran Penelitian..... Metode Penelitian..... Lokasi dan Waktu Penelitian..... Pengumpulan Data..... Pengolahan dan Analisis Data IV HASIL DAN PEMBAHASAN..... Gambaran Umum Departemen Agama Kabupaten Sukabumi..... Karakteristik Responden Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Hubungan Atasan dengan Bawahan..... Hubungan Sesama Rekan Kerja..... Peraturan dan Kebijakan Instansi..... Kondisi Kerja..... Gaji..... Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja...

9 9.. Tanggungjawab yang diberikan..... Pengembangan Pegawai..... Pengakuan dan Penghargaan..... Pekerjaan itu sendiri Motivasi Kerja Pegawai Hubungan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal dengan Motivasi Kerja Pegawai Hubungan Faktor Eksternal dengan Motivasi Kerja Hubungan Faktor Internal dengan Motivasi Kerja Implikasi Manajerial... 7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

10 0 DAFTAR TABEL No Halaman Bobot nilai jawaban responden... Posisi keputusan penilaian... Rentang keeratan hubungan nilai r... Karakteristik responden... Sebaran jawaban hubungan atasan dan bawahan... Sebaran jawaban hubungan dengan rekan kerja... Sebaran jawaban peraturan dan kebijakan instansi... Sebaran jawaban kondisi kerja... Sebaran jawaban gaji... Sebaran jawaban tanggungjawab yang diberikan... Sebaran jawaban pengembangan pegawai... Sebaran jawaban pengakuan dan penghargaan... Sebaran jawaban pekerjaan... Sebaran jawaban faktor eksternal dan internal... Sebaran jawaban motivasi pegawai... Hubungan faktor-faktor eksternal dengan motivasi kerja pegawai... Hubungan faktor-faktor internal dengan motivasi kerja pegawai

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman. Kerangka pemikiran penelitian... 8

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman. Kuesioner penelitian.... Uji validitas dan reliabilitas Uji rank spearman Skor jawaban kuesioner Struktur organisasi Kandepag Kabupaten Sukabumi... 7

13 I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Perusahaan ataupun instansi dengan tenaga kerja sumber daya manusia (SDM) yang dominan, maka kepuasan kerja yang dirasakan pegawainya adalah hal yang paling utama. Pegawai yang merasa tidak adanya kenyamanan dalam bekerja, kurang dihargai dan tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, maka secara otomatis tidak dapat berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaan dan prestasi kerjanya. Kepuasan pekerjaan pada umumnya akan berhubungan dengan motivasi pegawai dalam mengerjakan pekerjaannya. Dalam teori motivasi Maslow, kepuasan kerja menempati peringkat tinggi, karena berkaitan dengan tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan. Motivasi ini kadang terbendung oleh berbagai ragam kerutinan, hambatan lingkungan kerja yang kurang seimbang, atau situasi dan perangkat kerja yang tidak mendukung peningkatan produktivitas kerja. Sudah menjadi keharusan bagi perusahaan ataupun instansi pemerintah untuk mengenali faktor-faktor apakah yang membuat karyawan atau pegawainya termotivasi dalam melakukan pekerjaannya. Dengan tetap terjaganya motivasi kerja karyawan atau pegawai, maka produktivitas akan terus terjaga dan meningkat. Dengan motivasi kerja yang tetap terjaga, maka pencapaian suatu tujuan dari perusahaan atau instansi akan tetap berada pada jalurnya. Bermula dari adanya usul mengenai pembentukan kementrian khusus keagamaan yang disampaikan oleh utusan Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah kepresidenan Banyumas pada rapat pleno Komite Nasional Indonesia pusat (KNIP) tanggal -8 November 9 di Gedung Fakultas Kedokteran Salemba Jakarta, maka pada tanggal Januari 96 dikeluarkan penetapan Presiden RI No. /SD/9 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia, mengingat usul perdana Menteri dan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, memutuskan untuk mengadakan Kementrian Agama. Berita berdirinya Kementrian Agama itu segera disebarkan kepada

14 masyarakat melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI), koran-koran perjuangan dan dari mulut kemulut (Depag, 00) Dari tahun 97-98, Departemen Agama Kabupaten Sukabumi pada awalnya bergabung dengan Departemen Agama Kota Sukabumi, dengan nama Kantor Perwakilan Departemen Agama Kokab Sukabumi yang beralamat di Jalan Suryakencana Sukabumi. Sejak tanggal April 98 Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukabumi terpisah dari Departemen Agama Kota Sukabumi, dengan Kepala Kantor Departemen Agama (Kandepag) yang pertama Drs. A. Basyuni B. (Almarhum) yang berkantor di Jalan Pelabuan II Km. 6 Lembursitu No. 0 Sukabumi. Pegawai dan perusahaan atau instansi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pegawai memegang peran utama dalam menjalankan kegiatan kehidupan suatu instansi seperti Kandepag Kabupaten Sukabumi. Apabila pegawai memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka akan menghasilkan kinerja dan prestasi baik bagi Kandepag Kabupaten Sukabumi. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan perubahan nilai-nilai yang ada di masyarakat, maka pengembangan sumber daya pegawai harus selalu ditingkatkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang pimpinan mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu sumber daya pegawai dan juga peningkatan kinerja Kandepag Kabupaten Sukabumi.. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut :. Bagaimana gambaran umum motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi?. Faktor-faktor eksternal dan internal apakah yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi?. Seberapa besar hubungan faktor-faktor eksternal dan internal tersebut dengan motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi?

15 . Tujuan Penelitian. Mengetahui gambaran umum motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi.. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi.. Menganalisis seberapa besar hubungan faktor-faktor eksternal dan internal terhadap motivasi kerja pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi.

16 6 II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu (Sutrisno, 009). MSDM merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur SDM. MSDM mempunyai tugas untuk mengelola unsur manusia secara baik untuk memperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Menurut Umar dalam Sutrisno (009) dinyatakan bahwa dalam tugasnya MSDM dapat dikelompokan atas tiga fungsi, yaitu : a. Fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. b. Fungsi operasional, yaitu pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja (PHK). c. Fungsi ketiga, yaitu kedudukan MSDM dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.. Motivasi.. Pengertian Motivasi Setiap perusahaan maupun instansi pemerintah tentu mempunyai suatu tujuan dalam menjalankan roda organisasinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, peranan manusia yang terlibat di dalamnya sangat penting. Untuk menggerakan manusia agar sesuai dengan yang tujuan organisasi, maka penting memahami motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut. Motivasi sangat menentukan perilaku orangorang untuk bekerja, atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi seseorang. Hasibuan (00) mengatakan, motif berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi mempersoalkan

17 7 bagaimana caranya mengarahkan daya dan kompetensi bawahan agar mau bekerjasama dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Sedangkan Robbins (00) mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Menurut Hasibuan (00), motivasi bertujuan untuk : a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan e. Mengefektifkan pengadaan karyawan f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik g. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku... Teori-Teori Motivasi Setiap teori motivasi berusaha untuk menguraikan apa sebenarnya manusia dan manusia dapat menjadi seperti apa. Tidak ada organisasi yang dapat berhasil tanpa tingkat komitmen dan usaha dari para anggotanya. Teori motivasi dikelompokan kedalam dua aspek, yaitu teori kepuasan dan teori motivasi proses. Teori kepuasan pada dasarnya merupakan pendekatan atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan seseorang bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Beberapa teori kepuasan yang umum digunakan : a. F. W. Taylor dengan Teori Motivasi Konvensional

18 8 Taylor dalam Sutrisno (009) memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan seseorang mau bekerja keras. Dengan teori ini, dapat disebutkan bahwa seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat sesuatu, karena didorong oleh ada atau tidaknya imbalan yang akan diperoleh orang bersangkutan. b. Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarkhi Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow dalam Siagian (008) mengemukakan bahwa pada intinya manusia mempunyai lima tingkat atau hirarki kebutuhan, yaitu : ) Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan ) Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual. ) Kebutuhan sosial. ) Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status. ) Kebutuhan aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. c. Teori Dua Faktor Herzberg dalam Sutrisno (009) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu : ) Faktor Pemeliharaan (maintenance factors) Faktor pemeliharaan juga disebut hygiene factor merupakan faktor yang berhubungan dengan hakekat pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal gaji, hubungan dengan atasan, hubungan dengan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja dan kepastian pekerjaan. Jadi faktorfaktor tersebut bukanlah sebagai motivator, tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan. ) Faktor Motivasi (motivation factors)

19 9 Faktor pemuas disebut motivator merupakan faktor pendorong seseorang berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang bersangkutan (intrinsik). Faktor motivator ini mencakup, pengembangan potensi individu, prestasi yang diraih, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab dan peluang untuk maju. dalam Hasibuan (00), Herzberg mengemukakan Teori Dua Faktor atau sering disebut sebagai Herzberg s Motivation-Hygiene Theory. Menurut Hasibuan (00) setiap orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu :. Faktor Higienis atau faktor eksternal Faktor ini berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan yang akan berlangsung terusmenerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor Higienis ini meliputi peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, gaji atau upah, hubungan dengan atasan, hubungan dengan sesama rekan kerja, status dan keamanan.. Faktor Motivator atau faktor internal Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, kebutuhannya meliputi serangkaian kondisi intrinsik dan kepuasan pekerja yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan mendorong motivasi yang kuat, serta akan menghasilkan kinerja yang baik. Faktor-faktor tersebut meliputi, prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab, kemajuan dan pengembangan potensi individu d. Teori Kebutuhan McClelland McClelland dalam Rivai (00) menganalisis tentang tiga kebutuhan manusia yang sangat penting di dalam organisasi atau perusahaan tentang motivasinya. Teori Kebutuhan McClelland memfokuskan kedalam tiga hal, yaitu :

20 0 ) Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for achievement), yaitu kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan. ) Kebutuhan dalam kekuasaan (Need for power), yaitu kebutuhan untuk membuat orang berperilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana di dalam tugasnya masing-masing. ) Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for affilliation), yaitu hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan di dalam organiasi. e. Teori Existence, Relatedness and Growth (ERG) Teori ERG dalam Rivai (00) menyebutkan ada tiga kategori kebutuhan individu, yaitu eksistensi (existence), keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth), maka disebut sebagai teori ERG yang meliputi : ) Kebutuhan eksistensi untuk bertahan hidup (kebutuhan fisik). ) Kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain yang bermanfaat seperti keluarga, sahabat, atasan dan keanggotaan di dalam masyarakat. ) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi produktif dan kreatif, misalnya diberdayakan di dalam potensi tertentu dan berkembang secara terus-menerus. Teori Motivasi Proses menurut Rivai (00) merupakan teori yang menekankan pada isi kebutuhan dan sifat dorongan dari kebutuhan tersebut, tetapi pendekatan ini menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa setiap individu dimotivasi agar menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Dalam pandangan ini, kebutuhan hanyalah salah satu unsur dalam suatu proses tentang bagaimana para individu bertingkah laku. Tiga teori motivasi proses, yaitu : ) Teori Harapan (Expectancy Theory)

21 Teori ini dikemukakan oleh Vroom dalam Wursanto (989). Menurut teori harapan, semangat kerja seseorang sangat ditentukan oleh tujuan khusus yang akan dicapai oleh orang itu. Produktivitas merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka apabila seorang pimpinan akan memotivasi para pegawainya, maka perlu diberikan suatu pengertian tentang tujuan pribadi, hubungan antar usaha dan hasil serta hubungan antara hasil dan kepuasan yang dicapai. Tujuan organisasi dan tujuan individu (pribadi) berhubungan erat, apabila tujuan organisasi tercapai, maka tujuan individu (pribadi) akan tercapai. ) Teori Keadilan (Equity Theory) Sutrisno (009) menyatakan bahwa teori keadilan menekankan bahwa ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara obyektif, bukan atas dasar suka atau tidak suka. Pemberian kompensasi atau hukuman harus berdasarkan penilaian yang obyektif dan adil. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh seorang pemimpin, maka semangat kerja bawahan (karyawan) cenderung akan meningkat. ) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Menurut Rivai (00), teori pengukuhan tidak menggunakan suatu motif atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa mendatang dalam suatu siklus proses belajar. Dalam pandangan teori ini, individu bertingkah laku tertentu karena di masa lalunya belajar bahwa perilaku tertentu seseorang akan berhubungan dengan hasil yang menyenangkan terhadap orang lain dan perilaku tertentu akan juga menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan.

22 .. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Menurut Stoner (99) situasi kerja yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yaitu : a. Kebijakan perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuti, pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak yang kecil terhadap prestasi individu. Namun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung atau meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi untuk menarik karyawan baru. b. Sistem balas jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang. Upah harus dikaitkan dengan prestasi, sehingga jelas mengapa upah tersebut diberikan dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh orang lain dalam kelompok kerja. c. Kultur organisasi, meliputi norma, nilai dan keyakinan bersama anggotanya dapat meningkatkan atau menurunkan prestasi individu. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja sangat bervariasi. Namun secara umum faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yang datangnya dari dalam diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yang bersumber dari lingkungan kerja perusahaan... Teknik Motivasi Kerja Menurut Tanjung dan Arep (00), manfaat motivasi yang utama adalah terciptanya gairah kerja, sehingga produktifitas kerja meningkat. Manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orangorang yang termotivasi adalah :

23 a. Pekerjaan akan cepat selesai dengan cepat, artinya pekerjaan yang diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu telah ditentukan. b. Orang akan senang melakukan pekerjaannya, artinya sesuatu yang dikerjakan dengan adanya motivasi yang mendorongnya akan membuat seseorang senang mengerjakannya. c. Orang akan merasa berharga, artinya terjadi akibat pekerjaannya betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi. d. Orang akan bekerja keras, artinya dengan dorongan begitu tinggi untuk berhasil sesuai target terhadap apa yang dikerjakannya. e. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. f. Semangat juang yang tinggi, artinya hal ini dapat memberikan suasana bekerja yang bagus disemua bagian. Mangkunegara (00), mengemukakan beberapa teknik memotivasi kerja pegawai, adalah : a. Teknik Pemenuhan Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. Kita tidak mungkin dapat memotivasi kerja pegawai tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkannya. Abraham Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan pegawai sebagai berikut : ) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, bernafas dan seksual. Dalam pemenuhan kebutuhan ini pemimpin perlu memberikan gaji yang layak pada pegawai. ) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan kerja. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, pemimpin perlu memberikan tunjangan kesehataan, asuransi kecelakaan, perumahan dan dana pensiun ) Kebutuhan sosial atau rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok unit kerja, berafiiliasi, berinteraksi,

24 serta rasa dicintai dan mencintai. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, pemimpin perlu menerima eksistensi atau keberadaan pegawai sebagai anggota kelompok kerja, melakukan interaksi kerja yang baik dan hubungan kerja yang harmonis. ) Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dihargai oleh orang lain. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, pemimpin tidak boleh sewenang-wenang memperlakukan pegawai, karena perlu dihormati, diberi penghargaan terhadap prestasi kerjanya. ) Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi, mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian, kritik dan berprestasi. Dalam pemenuhan kebutuhan ini, pemimpin perlu memberikan kesempatan kepada pegawai bawahannya agar dapat mengaktualisasikan diri secara baik dan wajar di perusahaan Maslow berpendapat bahwa orang dewasa (pegawai bawahan) secara normal harus memenuhi minimal 8% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 0% kebutuhan sosial, 0% kebutuhan penghargaan dan % kebutuhan aktualisasi diri. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka pemimpin akan mengalami kesulitan dalam memotivasi kerja pegawai. Apabila pemenuhan kebutuhan tersebut ditotalkan, lalu diambil rata-ratanya, maka diperoleh angka sebesar %. Persentase % diartikan bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai dari keseluruhan tingkatan yang ada, minimal harus terpenuhi %. b. Teknik Komunikasi Persuasif Teknik komunikasi persuasif merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstralogis. Teknik ini dirumuskan sebagai AIDDAS, yaitu : A : Attention (Perhatian) I : Interest (Minat)

25 D : Desire (Hasrat) D : Decision (Keputusan) A : Action (Tindakan) S : Satisfaction (Kepuasan) Dalam penggunaan rumus ini, seorang pemimpin pertama-tama harus memberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan, sehingga timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan pekerjaan. Jika telah timbul minatnya, maka hasrat akan menjadi kuat untuk mengaambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.. Ciri-Ciri Karyawan Bermotivasi Tinggi dan Rendah Tanjung dan Arep (00), mengatakan bahwa motivasi karyawan dapat terlihat dari ciri-ciri sikap dan perilakunya, yaitu : a. Ciri Karyawan bermotivasi tinggi ) Merasa senang dan mendapat kepuasan dalam pekerjaan. ) Bekerja dengan semangat dan moral tinggi. ) Selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik. ) Berusaha mengembangkan tugas dan dirinya, dengan kata lain tidak terjerat dengan tugas rutin dan lain-lainnya. b. Ciri karyawan bermotivasi rendah ) Masih merasa tidak puas dengan peraturan perusahaan. ) Datang dan pulang tidak pada waktunya. ) Banyak alasan sakit ke poliklinik atau suatu keperluan untuk menghindari pekerjaan. ) Waktu kerja banyak digunakan untuk mengobrol dengan teman atau baca surat kabar. ) Bekerja dengan semangat dan moral rendah.

26 6. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Koeswara (00), melakukan penelitian berjudul Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menunjukan secara umum, tingkat motivasi kerja karyawan PT.TELKOM sudah baik, dimana para karyawan sudah termotivasi dalam melaksanakan pekerjaannya (8,%) dan termotivasi (,%). Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah hubungan antar atasan dengan bawahan, hubungan dengan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja dan kompensasi. Sedangkan faktor-faktor internal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah tanggungjawab yang diberikan, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaaan, serta pekerjaan itu sendiri. Berdasarkan hasil pengujian Rank Spearman, dapat diketahui bahwa seluruh faktor tersebut memiliki hubungan nyata dan positif dengan motivasi kerja karyawan dan berada dalam kondisi agak kuat dan kuat Yusuf (006), melakukan penelitian dengan judul Analisis FaktorFaktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus Divisi Produksi Bagian Spinning, Weaving, Yarn Dyeing dan Dyeing Finishing PT. UNITEX Tbk Bogor). Penelitian ini menunjukan karyawan divisi produksi bagian spinning, weaving, yarn dyeing dan dyeing finishing berada pada kondisi termotivasi dan kecenderungannya mengarah pada motivasi kerja untuk berprestasi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan secara keseluruhan (nilai korelasi tertinggi) adalah hubungan dengan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan serta, hubungan atasan dengan bawahan. Faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja untuk kepuasaan adalah hubungan dengan sesama rekan kerja. Dalam meningkatkan motivasi kerja, karyawan perusahaan hendaknya berfokus pada motivasi kerja karyawan untuk berprestasi dengan memperhatikan faktor hubungan dengan sesama rekan kerja, kemudian hubungan atasan dengan bawahan, serta peraturan dan kebijakan perusahaan.

27 7 III. METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Penelitian SDM merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Semua potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan (visi dan misi). Untuk mencapai visi dan misi Kandepag Kabupaten Sukabumi, maka SDM yang dimiliki haruslah bermutu, dalam upaya meningkatkan SDM bermutu dibutuhkan motivasi kerja sebagai pemicu semangat kerja pegawai. Motivasi kerja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdiri dari faktor internal dan eksternal, adanya motivasi kerja yang besar dari para pegawai mendorong pegawai tersebut untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini berdampak pada peningkatan kinerja instansi dan pada akhirnya tujuan instansi dapat tercapai. Dalam hal ini terdapat beberapa faktor internal yang diduga mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu tanggungjawab yang diberikan, pengakuan dan penghargaan, pengembangan pegawai dan pekerjaan itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang diduga dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, diantaranya hubungan antara atasan dengan bawahan, hubungan dengan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja dan gaji. Definisi operasional dari faktorfaktor tersebut adalah :. Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang dapat mendorongan seorang pegawai untuk berperilaku sesuai dengan lingkungan kerja. Pengukuran motivasi kerja didasarkan pada kesediaan pegawai untuk bekerja keras untuk mencapai target instansi, bekerja diluar jam kerja, meski tidak dihitung sebagai lembur, bekerjasama dalam bekerja, membantu kesulitan rekan kerja, menerima sanksi jika melakukan kesalahan, menerima dan memperbaiki kesalahan, menerima tanggungjawab yang diberikan instansi, ikut bertanggungjawab terhadap instansi, menjaga nama baik instansi dan bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

28 8. Hubungan atasan dan bawahan adalah hubungan interaksi yang terjadi antara atasan dengan bawahannya, baik didalam maupun diluar pekerjaan. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap kedekatan atasan dan bawahan baik didalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan, pemberian pujian dari atasan, perhatian atasa ide, saran dan keluhan, serta kebijaksanaan atasan dalam memberikan perintah.. Hubungan antara sesama rekan kerja adalah hubungan interaksi yang terjadi antara sesama rekan kerja, baik didalam mupun diluar pekerjaan. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap kedekatan dengan sesama rekan kerja, baik dari unit kerja yang sama maupun unit kerja lain, kerjasama dan saling membantu antar pegawai, saling memberikan semangat dalam bekerja dan hubungan dengan keluarga rekan kerja.. Kebijakan instansi adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan instansi dan berlaku untuk seluruh pegawai tanpa terkecuali. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap peraturan mengenai jam kerja dan hari kerja, pemberian sanksi, tingkat kedisiplinan instansi dalam menerapkan kebijakan, serta kepuasan terhadap kebijakan itu sendiri.. Kondisi kerja adalah lingkungan kerja atau segala sesuatu yang ada disekitar pekerjaan dan dapat mempengaruhi pegawai dalam menjalankan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap kenyamanan dan kebersihan tempat kerja, kelengkapan sarana pendukung dalam bekerja, sistem kesehatan dan keselamatan kerja, serta sistem keamanan yang ada. 6. Gaji adalah balas jasa yang diberikan instansi kepada pegawai secara berkala. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap sistem pembagian gaji, kepuasan terhadap gaji yang diperoleh, kecukupan gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup, kesesuaian gaji dengan masa kerja dan jenis pekerjaan, serta kepuasan terhadap tunjangan yang diberikan.

29 9 7. Tanggungjawab adalah keadaan untuk berani menanggung segala resiko yang ada. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap kesesuaian tugas yang diberikan dengan kemampuan pegawai, kemampuan tugas yang diberikan dalam meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai, kesediaan pegawai untuk ikut bertanggung jawab terhadap kinerja instansi dan peluang yang diberikan instansi untuk memegang tanggungjawab yang lebih tinggi. 8. Pengembangan pegawai adalah proses perubahan individu untuk berkembang menuju kemajuan. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap kesempatan yang diberikan instansi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, perhatian instansi terhadap etos kerja, tanggungjawab dan inisiatif pegawai, keterbukaan instansi terhadap ide dan saran dari pegawai, serta pengadaan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh instansi. 9. Pengakuan dan penghargaan adalah wujud perhatian dan penghargaan dari instansi atas prestasi yang diperoleh pegawai. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap penghargaan instansi kepada pegawai, bentuk penghargaan dan pujian yang diberikan oleh atasan atau sesama rekan kerja. 0. Pekerjaan itu sendiri adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian pegawai terhadap kepuasan terhadap pekerjaannya, perasaan bangga dan merasa berguna bagi masyarakat, rencana lamanya bekerja di instansi tersebut dan apakah pekerjaan tersebut dapat memberi tantangan bagi pegawai. Semua faktor-faktor tersebut mengacu pada teori dua faktor Herzberg, serta dari faktor internal dan faktor eksternal dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar hubungannya terhadap motivasi kerja pegawai. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar.

30 0 KANDEPAG Kab. Sukabumi SDM yang Dimiliki Teori Dua Faktor Herzberg Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja :. Hubungan antara atasan dengan bawahan. Hubungan antara sesama rekan kerja. Peraturan dan kebijakan instansi. Kondisi kerja. Gaji Faktor-faktor internal yang mempengaruhi motivasi kerja :. Tanggungjawab yang diberikan. Pengembangan karyawan. Pengakuan dan penghargaan. Pekerjaan itu sendiri Motivasi kerja pegawai Kinerja instansi Umpan balik Gambar. Kerangka pemikiran penelitian Keterangan :. Metode Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

31 .. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kandepag Kabupaten Sukabumi yang beralamat di jalan Pelabuan, km. 6, Lembursitu, Sukabumi. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Maret Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sensus. Dalam teknik sensus, setiap anggota (unit) populasi dimasukan sebagai contoh responden. Data yang diperkirakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan 6 responden dengan spesifikasi 7 orang staf, orang Kepala Kandepag, orang Kasubag TU dan orang Kepala Seksi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengacu pada kuesioner (Lampiran ) yang telah disiapkan. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa :. Kuesioner Peubah yang terdapat pada kuesioner, baik peubah faktor eksternal maupun internal berdasarkan teori dua faktor Herzberg. Menurut Hasibuan (00) setiap orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu :. Faktor Higienis atau faktor eksternal, meliputi perauran dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, gaji atau upah, hubungan dengan atasan, hubungan dengan sesama rekan kerja, status dan keamanan.. Faktor Motivator atau faktor internal, meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab, kemajuan dan pengembangan potensi individu Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Responden diminta mengisi pernyataan dalam skala ordinal berbentuk verbal dengan menggunakan bobot tertentu pada setiap pertanyaan (Tabel ).

32 Tabel. Bobot nilai jawaban responden Jawaban Responden Sangat (A) (B) Cukup (C) Kurang (D) Tidak (E) Bobot Nilai Pengolahan kuesioner dilakukan dengan menggunakan rentang skala penilaian dengan menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor. Setiap bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran -. Penentuan rentang skala dilakukan dengan rumus berikut (Umar, 00) (m-) RS= m.. ( ) Dimana : RS = Rentang Skala m = Jumlah alternatif jawaban tiap item Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung nilai rentang skala sebagai berikut : = 0,8 (-) RS = Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan rentang skala dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Posisi keputusan penilaian. Skor Rataan,0-,8,9-,6,7-,,-,,-,0 Keterangan Sangat Tidak Tidak Cukup Sangat

33 . Studi Pustaka Diperlukan untuk mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan sebagai data pelengkap dan pembanding dari data yang ada.. Pengolahan dan Analisis Data Untuk memudahkan proses pengolahan dan analisis data, digunakan metode deskriptif, baik kualitatif maupun kuantitatif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan kondisi aktual yang telah diketahui melalui pengumpulan data dan selanjutnya menganalisis masalah yang ada sesuai dengan gambaran kondisi aktual yang telah dilakukan. Dengan metode ini, dapat dicari kuat lemahnya hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan juga software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) for Windows. a. Uji Validitas Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya perlu diuji terlebih dahulu. Menurut Umar (00), validitas menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang akan diukur. Uji Validitas dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 0 responden. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus Product Moment Pearson dengan nilai alpha (α) 0,0. Pernyataan dikatakan sahih, apabila nilai r-hitung yang dihasilkan lebih besar dari r-tabel, r-tabel untuk jumlah responden 0 adalah 0,6. r N XY X. Y N. X X N. Y Y dimana : N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pernyataan dari responden ( )

34 Y = Skor total tiap pernyataan dari tiap responden b. Uji Reliabilitas Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 00). Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik alpha cronbach dan nilai alpha (α) 0,0. Pernyataan dikatakan andal, jika nilai alpha yang dihasilkan sudah berada di atas 0,6. k σ r σ k... ( ) dimana : r = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah ragam butir = Jumlah ragam total.. Korelasi Rank Spearman Analisis korelasi ini mengukur ada atau tidaknya dan kuat atau tidaknya hubungan antara peubah X dan peubah Y. Peubah X adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai yang terdiri dari hubungan antar atasan dengan bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja, gaji, tanggung jawab yang diberikan, pengembangan pegawai, pengakuan dan penghargaan serta pekerjaan itu sendiri. Sedangkan peubah Y adalah motivasi kerja pegawai. dimana : = ( ) rs = Koefisien korelasi Rank Spearman di = Selisih besarnya rank dari peubah X dan peubah Y

35 n = jumlah contoh Besarnya nilai terletak antara - < rs <, artinya Rs =, hubungan X dan Y sempurna positif ; mendekati, hubungan sangat kuat dan positif. Rs = -, hubungan X dan Y sempurna negatif ; mendekati -, hubungan sangat kuat dan negatif. Rs = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan tidak ada hubungan. Jika r antara 0, maka kedua peubah berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekati, maka keeratan hubungan semakin tinggi. Ketentuan koefisien korelasi (Nugroho, 00) seperti dimuat pada Tabel. Tabel. Rentang keeratan hubungan nilai r Interval Koefisien 0,00-0,0 0, - 0,0 0, - 0,70 0,7-0,90 0, Keeratan Hubungan Sangat Lemah Lemah Kuat Sangat Kuat Sangat Kuat Sekali Sempurna Kaidah keputusan dalam suatu penelitian umumnya akan dibandingkan nilai peluang pada taraf nyata (α) = 0,0. Taraf nyata 0,0 dipilih, karena angka ini cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua peubah dan merupakan tingkat nyata yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Kriteria uji yang digunakan adalah : a. Jika p < α = 0,0, maka tolak H0 dan terima H b. Jika p > α = 0,0, maka terima H0 Dengan keterangan sebagai berikut : H0 = Tidak terdapat hubungan faktor-faktor motivasi dengan tingkat motivasi kerja pegawai H = Terdapat hubungan faktor-faktor motivasi dengan tingkat motivasi kerja pegawai IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

36 6. Gambaran Umum Instansi Bermula dari adanya usul utusan Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Kepresidenan Banyumas pada rapat pleno Komite Nasional Indonesai pusat (KNIP) pada tanggal -8 November 9 di Gedung Fakultas Kedokteran Salemba Jakarta. Usul tersebut kemudian disampaikan oleh KH. Abu Dardiri, KH. Soleh Su ady, dan M. Soekoso Wirjosapoetro, yang mengusulkan dan mendesak agar dalam Negara Indonesia yang sudah merdeka ini janganlah hendaknya urusan agama hanya disambil lakukan (diurus sambil lalu) oleh Kementrian Pendidikan, Pengajar dan Kebudayaan atau Kementrian Dalam Negeri dan lain-lain, tetapi hendaknya diurus oleh Kemetrian khusus dan tersendiri. Timbulnya usul tersebut tidak menimbulkan reaksi negatif dan tidak menimbulkan perbedaan sengit, maka peserta sidang tidak menganggap maksud usul itu sebagai kewajaran, bahkan Mohammad Natsir, dr. Moewardi, dr. Marzoeki Mahdi, Karto Soedarmo, dan lain-lain anggota KNIP secara terang-terangan mendukung dan memperkuat usul itu. Usul tersebut kemudian ditampung oleh badan pekerja KNIP dan selanjutnya disampaikan kepada Perdana Menteri Sutan Syahrir dan terakhir diteruskan kepada Presiden Untuk mendapatkan persetujuan. Harapan adanya persetujuan itu demikian besar dikalangan pengusul dan pendukung, setelah wakil Presiden Mohammad Hatta menjanjikan bahwa usul tersebut akan mendapat perhatian sungguhsungguh dari pemerintah. Kurang lebih satu bulan setelah usulan itu, yakni tanggal Januari 96 (9 Muharam 6) keluarlah penetapan Presiden RI No. /SD/9 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia, mengingat usul Perdana Menteri dan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, memutuskan untuk mengadakan Kementrian Agama. Berita berdirinya Kementrian Agama itu segera tersebar dikalangan masyarakat setelah mereka mendengar dan mengetahui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) koran-koran perjuangan dan dari mulut kemulut. Umat Islam Indonesia menyambut positif dan gembira bahkan memberi dukungan penuh. Umumnya beranggapan berdirinya Kementrian Agama merupakan Berkat dan

37 7 Rahmat Allah yang maha kuasa, atas umat Islam khususnya, yang telah berjuang untuk berdirinya Kementrian Agama ditengah tengah situasi negara yang belum sepenuhnya aman dari penjajahan dan dalam kondisi masyarakat atau bangsa yang masih menderita akibat penjajahan. Pada bulan September 9 atau pada masa Kabinet RI I (Kabinet Presidentil pimpinan Presiden Soekarno), sebenarnya telah terbentuk Kementrian dan Menteri Negara, tetapi pemerintah tidak sekaligus membentuk Kementrian agama. Hal itu dikarenakan :. Tengah memantapkan politik, ekonomi, pendidikan, sarana sosial, pertahanan/keamanan, dan lain-lain.. Segera setelah kemerdekaan Indonesia, para pemimpin Negara disibukan oleh perebutan kekuasaan (dari tangan Jepang) yang memerlukan waktu dan perjuangan fisik.. Pembentukan Kementrian-kementrian seiring tertunda pada setiap sidang pleno KNIP, karena masalah situasi dan mendesaknya masalah keamanan rakyat. Baru pada masa kabinet Syahrir I (Kabinet parlementer I pimpinan Perdana Mentri Sultan Syahrir) terbentuk Kementrian Agama, dengan H. M. Rasyidi sebagai Menteri Agama, yang sebelumnya sebagai Menteri Negara; sedangkan sebagai Sekretaris Jendralnya Mr. R. A. Soebagyo. Pejabat-pejabat lainnya antara lain H. Abdullah Aidid (Kepala jawatan Penerangan Agama Islam), H. Abubakar Atjeh (Kepala Penerbitan pada Jawatan Penerangan Agama), H. Moehammad Djunaedi (Kepala Biro Peradilan Agama), KH. Muslih (Kepala Kantor Urusan Agama Pusat), KH. R. Mohammad Adnan (Ketua Mahkamah Islam Tinggi di Solo), dan lain-lain. Suatu hari setelah berdirinya Kementrian Agama (pada tanggal Januari 96) Pusat Pemerintahan Negara RI pindah ke Yogyakarta, karena sejak Desember 9 Jakarta tidak aman dengan datangnya Sekutu berikut pasukan Gurkanya yang dibonceng NICA untuk melancarkan aksi-aksi teror, mengancam pemimpin-pemimpin Republik dan melepaskan, serta mempersenjatai KNIL yang ditawan oleh Jepang. Kantor Kementrian Agama

38 8 di Yoyakarta terletak di jalan Malioboro No. 0, sebagai Kantor sementara sebelum akhirnya Pusat Pemerintahan Negara RI kembali ke Jakarta... Struktur Organisasi Tujuan dari pembentukan struktur organisasi adalah untuk menunjukan tugas pokok dan fungsi yang diemban organisasi, sehingga dengan melihat struktur semua pihak akan tahu apa yang menjadi tugas, tanggungjawab, kewenangan atau pekerjaan sebuah organisasi. Struktur organisasi Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Sukabumi adalah : a. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas meiakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, ketatausahaan dan rumah tangga kepada seluruh satuan organisasi dan/atau satuan kerja di Iingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. b. Seksi Urusan Agama Islam Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kepenghuluan, keluarga sakinah, pangan halal, ibadah sosial dan pengembangan kemitraan umat Islam. c. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh mempunyai tugas melakukan peiayanan dan pembinaan di bidang penyuluhan haji dan umrah, bimbingan jemaah dan petugas, dokumen dan perjalanan haji, perbekalan dan akomodasi haji, serta pembinaan Kelompok Bersama Ibadah Haji (KBIH) dan pasca haji. d. Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum (Mapenda) mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta supervisi dan evaluasi pada raudhatul athfal, madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan pendidikan

39 9 agama Islam pada sekolah menengah umum tingkat dasar dan menegah pertama serta sekolah luar biasa. e. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Seksi Pendidikan (Pekapontren) Keagamaan mempunyai tugas dan Pondok melakukan Pesantren pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan keagamaan, pendiducan diniyah, pendidikan salafiyah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok pesantren, pengembangan santri, dan pelayanan pondok pesantren pada masyarakat. f. Seksi Pendidikan Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid Seksi Pendidikan Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan al-quran dan rnusabaqah tilawatil Quran, penyuluhan dan lembaga dakwah, siaran dan tamaddun, publikasi dakwah dan hari besar Islam, serta pemberdayaan masjid. g. Penyelenggara Zakat dan Wakaf Penyelenggara Zakat dan Wakaf mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan bimbingan di bidang pengembangan zakat dan wakaf.. Karakteristik Responden. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja... Jenis Kelamin Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Sukabumi adalah karyawan laki-laki (6%) dan sisanya karyawan perempuan (%).. Usia Berdasarkan Tabel diperoleh data bahwa pegawai yang berusia - tahun dengan persentase %, usia 6-0 tahun 8%, usia - tahun %, usia 6-0 tahun %, usia - tahun % dan di atas tahun %. Dari data tersebut dapat disimpulkan sebagain besar

40 0 pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi berada dalam batas usia produktif.. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Tabel diperoleh data bahwa mayoritas pegawai Kandepag Kabupaten Sukabumi memiliki latar belakang pendidikan S (8%). Tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum sebesar 6%, tingkat pendidikan S sebesar % dan tingkat pendidikan Diploma sebesar %.... Masa Kerja Berdasarkan Tabel diperoleh data bahwa pegawai dengan masa kerja tertinggi pada rentang - tahun dengan persentase %, dan terendah berada pada rentang masa kerja - tahun dengan presentase 6% Tabel. Karakteristik responden Karakteristik Jumlah (orang) Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Usia (tahun) ke atas 0 SMU 7 D Pendidikan S 7 S 7 s/d 0 s/d 0 8 s/d Masa Kerja (tahun) 6 s/d 0 s/d > 7 Persentase (%)

41 . Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner.. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu peubah. Pengujian dilakukan kepada 0 orang responden, kuesioner yang dibagikan terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan hal yang berkaitan dengan identitas responden, bagian kedua berisi pernyataan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai ( pernyataan) dan bagian ketiga berisi pernyataan tentang motivasi kerja karyawan (0 pernyataan). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh pernyataan sahih, artinya pernyataan-pernyataan tersebut telah memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r-hitung > r-tabel), dimana r-tabel = 0,6 untuk n = 0 dengan db n-, pada selang kepercayaan 9%. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Lampiran... Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan kembali sebagai alat ukur suatu obyek atau responden. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai r-hitung sebesar 0,96. Hasil tersebut menunjukan bahwa kuesioner yang disebarkan sangat reliabel, sehingga dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran.. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai harus selalu mendapatkan perhatian dari instansi, karena hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai. Faktor-faktor eksternal ini terdiri dari hubungan antara atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja dan gaji.

42 .. Hubungan Atasan dan Bawahan Dalam sebuah instansi, hubungan antara atasan dan bawahan merupakan hal yang penting. Hubungan atasan dan bawahan diperlukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh instansi. Penilaian pegawai terhadap hubungan antara atasan dan bawahan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap hubungan atasan dan bawahan Pertanyaan Bobot Nilai Hubungan dekat di dalam pekerjaan Hubungan dekat di luar pekerjaan Atasan sering memberikan 0 bimbingan dalam pekerjaan Atasan perhatian terhadap ide, saran dan keluhan saya Atasan bijaksana dalam memberikan perintah 7 pekerjaan Skor rataan Skor Rataan,* 0 6, Cukup 7, 8 0 0, ,6, Keterangan dan untuk perhitungan selanjutnya adalah serupa Secara umum pegawai merasa hubungan dengan atasannya di dalam pekerjaan sudah dekat. Hal itu ditunjukan dengan nilai rataan,, sedangkan nilai rataan, menunjukan bahwa hubungan atasan dan bawahan di luar pekerjaan cukup dekat. Sebagian besar pegawai menyatakan setuju bahwa atasannya sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan (,) dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa atasan perhatian terhadap ide, saran dan keluhan bawahan. Dalam hal kebijaksanaan sebagian besar pegawai menyatakan setuju bahwa atasannya telah bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan (,6). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pegawai setuju bahwa hubungan antara atasan dan bawahan di Kandepag Kabupaten Sukabumi sudah dekat, ditunjukan oleh nilai rataan,.

43 .. Hubungan sesama rekan kerja Hubungan sesama rekan kerja merupakan hubungan kerja sama yang terjadi di antara sesama pegawai demi tercapainya tujuan instansi. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, maka hal tersebut mampu meningkatkan motivasi pegawai dalam menjalankan pekerjaannya. Penilaian pegawai terhadap hubungan sesama rekan kerja dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran jawaban responden terhadap hubungan antara sesama rekan kerja Pertanyaan Bobot Nilai Hubungan dekat dengan rekan 8 kerja di bagian yang sama Hubungan dekat dengan rekan 0 kerja di bagian yang lain Rekan selalu memberi bantuan 7 dalam pekerjaan Saling memberikan semangat 7 dalam bekerja Hubungan dekat dengan keluarga 8 * rekan kerja Skor rataan * Skor Rataan Keterangan 0,06* 6 6 0, ,00 0, 6 6 0,,9 ) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Secara umum pegawai merasa hubungan yang terjalin antara rekan kerja di bagian yang sama sudah dekat, dengan nilai rataan sebesar,06. Nilai rataan,8 menunjukan hubungan dengan rekan kerja di bagian lain juga dekat. Sebagian besar pegawai menyatakan setuju bahwa rekan kerja selalu memberi bantuan dalam hal pekerjaan (,00) dan nilai rataan, menunjukan bahwa sebagian besar pegawai setuju diantara sesama rekan kerja saling memberikan semangat dalam bekerja. Nilai rataan, menunjukan hubungan dengan keluarga rekan kerja adalah dekat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai setuju bahwa hubungan antara sesama rekan kerja di Kandepag Kabupaten Sukabumi sudah dekat, dengan nilai rataan,9.

44 .. Peraturan dan kebijakan instansi Peraturan dan kebijakan perusahaaan merupakan tata tertib yang dibuat oleh instansi dan wajib dipatuhi oleh seluruh pegawainya. Peraturan dan kebijakan dibuat untuk mengatur pegawainya dalam melaksanakan pekerjaan. Penilaian pegawai terhadap peraturan dan kebijakan instansi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran jawaban responden terhadap peraturan dan kebijakan instansi Bobot Nilai Skor Rataan 9 8 0,8* 0 0,8 Pemberian sanksi sudah baik Puas dengan kebijakan yang 0 ditetapkan Kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan kebijaksanaan 7 sudah baik Skor rataan 7 8,6 Cukup 6 0,6 9,,6 Pertanyaan Peraturan mengenai jam kerja sudah memuaskan Peraturan mengenai hari kerja sudah memuaskan Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Secara umum pegawai setuju dengan peraturan jam kerja yang ditetapkan instansi, dengan nilai nilai rataan,8. Pegawai menyatakan setuju terhadap hari kerja yang telah ditetapkan, hal ini ditunjukan dari nilai rataan,8. Pelaksanaan pemberian sanksi terhadap pegawai yang melanggar dirasakan pegawai cukup baik (,6). Secara keseluruhan, para pegawai merasa puas dengan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan, hal ini ditunjukan dengan nilai rataan,6 dan nilai rataan, menunjukan para pegawai menyatakan setuju bahwa kedisiplinan dalam menerapan kebijakanan dan peraturan sudah baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan setuju terhadap peraturan dan kebijakan di Kandepag Kabupaten Sukabumi, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,6.

45 .. Kondisi Kerja Kondisi atau lingkungan kerja merupakan tempat dimana para pegawai melakukan pekerjaan mereka. Kondisi lingkungan kerja yang kondusif merupakan salah satu faktor yang mendukung motivasi kerja pegawai untuk melakukan pekerjaannya. Penilaian pegawai terhadap kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran jawaban responden terhadap kondisi kerja Bobot Nilai Pertanyaan Puas dengan kenyamanan di tempat kerja Puas dengan kebersihan di tempat kerja Perlengkapan kerja yang disediakan sudah lengkap Fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan sudah memuaskan Puas dengan sistem keamanan di tempat kerja Skor Rataan 6,* 0 8 0,7 8 0,9 6 0,6 7 9, Skor rataan,9 Keterangan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Secara umum pegawai merasa cukup puas terhadap kenyamanan di tempat kerja, dengan nilai rataan, dan pernyataan cukup puas terhadap kebersihan tempat kerja ditunjukan dengan nilai rataan,7. Selain kenyamanan dan kebersihan tempat kerja, pegawai merasa cukup puas terhadap perlengkapan kerja yang telah disediakan, dengan nilai rataan,9. Untuk keselamatan kerja dan kesehatan secara umum pegawai menyatakan cukup puas (,6) dan nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai merasa cukup puas terhadap sistem keamanan di tempat kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan cukup puas terhadap kondisi kerja di Kandepag Kabupaten Sukabumi, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,9.

46 6.. Gaji Gaji merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sesuai dengan jabatan (golongan) dan masa kerja pegawai. Penilaian pegawai terhadap gaji dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran jawaban responden terhadap gaji Bobot Nilai Pertanyaan Perlu mengetahui sistem pembagian gaji yang berlaku Puas dengan gaji yang diperoleh sekarang Gaji yang diperoleh sudah mencukupi kebutuhan seharihari Gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan masa kerja dan jenis pekerjaan Puas dengan tunjangan yang diberikan S Skor Rataan 7,66* 6 7,7 Cukup 8 6 6,9 Cukup 9 7, Cukup 8 6,98 Skor rataan e, Keterangan Cukup Cukup *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. cara umum pegawai menyatakan setuju pegawai perlu mengetahui sistem pembagian gaji yang ada ditempat kerja, dengan nilai rataan,66. Nilai rataan,7 menunjukan bahwa pegawai merasa cukup puas dengan gaji yang diterima sekarang. Sementara itu pegawai merasa gaji yang diperoleh sudah cukup dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dengan nilai rataan,9. Nilai rataan, menunjukan bahwa pegawai merasa cukup setuju bahwa gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan masa kerja dan jenis pekerjaan, serta nilai rataan,98 menunjukan bahwa pegawai merasa cukup puas dengan tunjangan yang diberikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan cukup puas terhadap gaji yang diberikan, dengan nilai rataan sebesar,.. Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Faktor internal merupakan faktor-faktor yang intrinsik atau yang berasal dari dalam pekerjaan itu sendiri. Faktor motivasi itu adalah tanggung-

47 7 jawab yang diberikan, pengembangan pegawai, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri... Tanggung jawab yang diberikan Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah tanggung jawab yang diberikan, secara umum pegawai menyatakan setuju bahwa tugas yang diberikan telah sesuai dengan kemampuan pegawai. Hal ini ditunjukan dengan nilai rataan,77. Nilai rataan,70 menunjukan bahwa pegawai setuju tugas yang diberikan mampu meningkatkan semangat kerjanya. Sementara itu nilai rataan,78 menunjukan bahwa pegawai setuju dengan pernyataan bahwa tanggungjawab lebih besar akan meningkatkan motivasi pegawai dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa pegawai bersedia ikut bertanggung jawab dalam mempertahankan kinerja instansi. Nilai rataan,9 menunjukan bahwa instansi telah memberikan kesempatan pegawai untuk memegang jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan puas terhadap tanggungjawab yang diberikan, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,7. Penilaian pegawai terhadap tanggung jawab yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 0. Tabel 0. Sebaran jawaban responden terhadap tanggungjawab yang diberikan Pertanyaan Bobot Nilai Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan saya Tugas yang diberikan dapat meningkatkan semangat kerja 0 saya Tanggungjawab yang lebih besar akan meningkatkan motivasi saya Bersedia ikut tanggungjawab dalam mempertahankan kinerja 0 instansi Instansi memberikan kesempatan untuk memegang *tanggungjawab lebih tinggi Skor rataan ) Skor Rataan 9,77* 7 0,70 Keterangan 0 0,78 0 0,8 *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. 0,9,7

48 8.. Pengembangan pegawai Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah pengembangan pegawai, secara umum pegawai menyatakan setuju bahwa instansi memberikan kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi bagi pegawai yang mampu dan berprestasi, dengan nilai rataan sebesar,80. Nilai rataan,69 menunjukan pegawai setuju bahwa instansi memperhatikan etos kerja, tanggungjawab dan inisiatif pegawai, serta memberi kesempatan pegawai untuk memberikann ide dan saran guna peningkatan kinerja instansi (,77). Nilai rataan,7 menunjukan pegawai setuju bahwa instansi memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan diri dengan cara menempatkan ke bagian lain dan nilai rataan,8 menunjukan pegawai setuju bahwa instansi memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pegawai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan setuju dengan adanya pengembangan pegawai dalam instansi, dengan nilai rataan,76. Penilaian pegawai terhadap pengembangan pegawai dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap pengembangan pegawai Bobot Nilai Skor Rataan 7 0,80* 9 0 0, ,77 7 0,7 Memberikan pelatihan-pelatihan Skor rataan 7 0,8,76 Pertanyaan Kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi Perhatian terhadap etos kerja, tanggung jawab dan inisiatif Kesemapatn untuk memberikan ide dan saran Penempatan pegawai kebagian lain Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel... Pengakuan dan penghargaan Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah pengakuan dan penghargaan, secara umum pegawai menyatakan cukup setuju bahwa instansi memberi penghargaan bagi pegawai yang memiliki kejujuran dan semangat kerja tinggi, dengan nilai rataan, dan nilai rataan,78 menunjukan bahwa karyawan setuju atasan menghargai setiap hasil kerja

49 9 bawahan. Sementara itu nilai rataan, menunjukan bahwa karyawan merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa uang dan pegawai merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa piagam (,8). Nilai rataan,6 menunjukan pegawai menyatakan setuju bahwa atasan dan rekan kerja sering memuji hasil kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan puas dengan adanya pengakuan dan penghargaan dalam bekerja, hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan sebesar,6. Penilaian pegawai terhadap pengakuan dan penghargaan dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap pengakuan dan penghargaan Pertanyaan Bobot Nilai Instansi memberi penghargaan bagi pegawai yang memiliki kejujuran dan semangat kerja tinggi Atasan menghargai setiap hasil 0 kerja yang saya lakukan Saya merasa senang bilang penghargaan yang diberikan 0 berupa uang Saya merasa senang bilang penghargaan yang diberikan berupa piagam Atasan dan rekan kerja sering 7 memuji hasil kerja saya Skor rataan Skor Rataan,* Cukup 0,78 7, 8 0 0, ,6,6 Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel... Pekerjaan itu sendiri Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah pekerjaan itu sendiri, secara umum pegawai menyatakan puas dengan pekerjaannya sekarang, hal ini ditunjukan dengan nilai rataan,7. Nilai rataan,70 menunjukan bahwa pegawai merasa berguna bagi masyarakat dan nilai rataan,6 menunjukan bahwa pegawai bermaksud bekerja di Kandepag selamanya. Sementara itu nilai rataaan, menunjukan pegawai merasa cukup bangga bekerja di Kandepag Kabupaten Sukabumi dan nilai rataan,9 menunjukan bahwa pegawai merasa pekerjaan saat ini cukup memberikan tantangan baginya. Dengan

50 0 demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan pegawai menyatakan puas terhadap pekerjaannya, yang ditunjukan dengan nilai rataan,. Penilaian pegawai terhadap pekerjaan itu sendiri dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap pekerjaan itu sendiri Bobot Nilai Pertanyaan Puas dengan pekerjaan sekarang Bekerja di sini membuat saya merasa berguna bagi 8 masyarakat Saya bermaksud bekerja di 6 sini selamanya Sejak awal merasa bangga 6 bekerja di sini Pekerjaan saat ini memberikan tantangan bagi saya Skor rataan Skor Rataan ,7* 0,70 0,6 9, Cukup 7 0,9 Cukup, Keterangan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa persepsi pegawai terhadap faktor-faktor eksternal dan internal mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai yang sudah tinggi, dengan nilai rataan sebesar,9 berada pada rentang posisi keputusan setuju. Rekapitulasi nilai rataan untuk faktor-faktor eksternal dan internal dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap faktor eksternal dan internal No Faktor Eksternal dan Internal Nilai Rataan Keterangan Hubungan antara atasan dan bawahan, Hubungan antara sesama rekan kerja,9 Peraturan dan kebijakan instansi,6 Kondisi Kerja,9 Cukup setuju Gaji, Cukup setuju 6 Tanggungjawab yang diberikan,7 7 Pengembangan pegawai,76 8 Pengakuan dan penghargaan,6 9 Pekerjaan itu sendiri,,9 Jumlah

51 .6 Motivasi Kerja Pegawai Setiap organisasi seperti Kandepag Kabupaten Sukabumi tentu mempunyai suatu tujuan. Untuk mengarahkan manusia yang terlibat di dalamnya (pegawai) sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka perlu dipahami motivasi pegawai yang bekerja di dalamnya, karena motivasi merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Berdasarkan hasil pengujian terhadap peubah motivasi kerja pegawai, secara umum pegawai menyatakan sangat bersedia bekerja keras demi tercapainya target instansi, dengan nilai rataan,6. Nilai rataan, menunjukan kesediaan pegawai untuk bekerja di luar jam kerja meski tidak dihitung sebagai kerja lembur dan bersedia bekerjasama dalam bekerja (,). Sementara itu nilai rataan,8 menunjukan kesediaan pegawai untuk membantu kesulitan rekan kerja dan nilai rataan,8 menunjukan bahwa pegawai cukup setuju untuk menerima sanksi jika melakukan kesalahan. Kesediaan pegawai untuk menerima dan memperbaiki kesalahan ditunjukan dengan nilai rataan,80 dan,9 menunjukan kesediaan karyawan untuk menerima tanggungjawab yang diberikan oleh instansi. Nilai rataan,0 menunjukan bahwa pegawai bersedia ikut bertanggungjawab terhadap instansi dan nilai rataan,0 menunjukan bahwa pegawai bersedia menjaga nama baik instansi serta nilai rataan,69 menunjukan bahwa pegawai setuju untuk bekerja sesuai dengan peraturan berlaku. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi kerja pegawai sudah baik (termotivasi), hal tersebut ditunjukan dengan nilai rataan,9. Penilaian pegawai terhadap pekerjaan motivasi pegawai dilihat pada Tabel.

52 Tabel. Sebaran jawaban responden terhadap motivasi pegawai Bobot Nilai Pertanyaan Bersedia bekerja keras untuk target instansi Bersedia bekerja di luar jam kerja, meski tidak dihitung sebagai kerja lembur Bersedia bekerjasama dalam bekerja Bersedia membantu kesulitan rekan kerja Bersedia menerima sanksi jika melakukan kesalahan Bersedia menerima dan memperbaiki kesalahan Bersedia menerima tanggung jawab yang diberikan oleh instansi Bersedia ikut bertanggung jawab terhadap instansi Bersedia menjaga nama baik instansi Bersedia bekerja sesuai peraturan berlaku Skor Rataan Keterangan 7 0 0,6* Sangat , , 0 0,8 9 6,8 Cukup 0, , ,0 8 0,0 7 0,69,9 Skor Rataan *) Serupa dengan cara perhitungan pada Tabel..7 Hubungan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal dengan Motivasi Kerja Pegawai. Analisis hubungan yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan yang ada pada faktor-faktor eksternal dan internal terhadap motivasi kerja pegawai dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Dari hasil uji korelasi Rank Spearman dijadikan masukan bagi pihak Kandepag Kabupaten Sukabumi untuk pengelolaan pegawai menuju arah yang lebih baik..7. Hubungan Faktor-Faktor Eksternal dengan Motivasi Kerja Pegawai. a. Hubungan Atasan dan Bawahan Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang 0,00. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p = 0,00 < α = 0,0), yaitu hubungan nyata antara peubah hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank

53 Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,79, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin dekat hubungan antara atasan dengan bawahannya, maka pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya, dengan intensitas lemah. Dalam hal ini, hubungan atasan dengan bawahan merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai yang menurut teori Motivasi Herzberg (hygiene factor atau faktor eksternal) dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman dan bersemangat untuk memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. b. Hubungan Sesama Rekan Kerja Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang 0,00. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p = 0,00 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,79, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin dekat hubungan antara sesama rekan kerja, maka pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya, dengan intensitas yang lemah. Hubungan antara sesama rekan kerja merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai sesuai teori Kebutuhan McClelland yang menganggap pegawai memiliki hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja didalam organisasi (Need for affiliation). c. Peraturan dan Kebijakan Instansi Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang 0,000. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p = 0,000 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah peraturan dan kebijakan

54 instansi dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,6, yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peraturan dan kebijakan instansi dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tingkat kepuasan pegawai terhadap peraturan dan kebijakan yang dibuat instansi, maka pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peraturan dan kebijakan instansi merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai sesuai teori Motivasi Herzberg, karena memberi ketentraman dalam melakukan pekerjaannya dan dapat memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik. d. Kondisi Kerja Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang 0,000. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p = 0,000 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah kondisi kerja dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,7, hal ini menunjukan adanya hubungan positif dan kuat antara peubah kondisi kerja dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tingkat kepuasan pegawai terhadap kondisi kerja, pegawai akan semakin meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peubah kondisi kerja merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori Motivasi Herzberg yang menganggap lingkungan kerja yang baik dan nyaman, memotivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Terciptanya lingkungan kerja yang baik dan nyaman, akan memberikan ketentraman bagi pegawai dalam melakukan pekerjaannya, karena pada hakikatnya manusia ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah (hygiene factor).

55 e. Gaji Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 6), diperoleh nilai peluang 0,000. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata ditetapkan (p = 0,000 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan yang nyata antara peubah gaji dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,, yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peubah gaji dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tingkat kepuasan pegawai terhadap gaji yang diberikan, maka pegawai semakin meningkatkan motivasi kerjanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peubah gaji merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai sesuai teori Motivasi Herzberg. Tabel 6. Hubungan faktor-faktor eksternal terhadap motivasi kerja pegawai. No Indikator Hubungan antara atasan dan bawahan Hubungan antara sesama rekan kerja Peraturan dan kebijakan instansi Kondisi kerja Gaji Nilai Korelasi Nilai Peluang (α) 0,79 0,00 0,79 0,00 0,6 0,000 Kuat dan nyata 0,7 0, 0,000 0,000 Kuat dan nyata Kuat dan nyata Hubungan dengan motivasi kerja Lemah dan nyata Lemah dan nyata Keterangan : α = 0,0.7. Hubungan Faktor-Faktor Internal dengan Motivasi Kerja Pegawai a. Tanggungjawab yang Diberikan Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 7), diperoleh nilai peluang 0,000. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p = 0,000 < α = 0,0), hal ini menunjukan adanya hubungan nyata antara peubah tanggungjawab yang diberikan dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,6,

56 6 yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peubah tanggungjawab yang diberikan dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar tanggungjawab yang diberikan, maka motivasi kerja akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan peubah tanggungjawab yang diberikan merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori Motivasi Herzberg yang menganggap kedudukan (tanggungjawab) merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan psikologis seseorang, yang meliputi kondisi intrinsik dan kepuasan pekerja apabila terlibat dalam suatu pekerjaan akan mendorong motivasi yang kuat, serta menghasilkan kinerja yang baik. b. Pengembangan Pegawai Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 7), diperoleh nilai peluang 0,00. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (p = 0,00 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah pengembangan pegawai dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,6, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara peubah pengembangan pegawai dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar besar tingkat kepuasan pegawai dalam mengembangkan potensinya, maka motivasi kerja akan semakin meningkat, dengan intensitas yang lemah. Walaupun demikian, peubah pengembangan pegawai merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai yang sesuai dengan teori Motivasi ERG yang menganggap kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi. c. Pengakuan dan Penghargaan Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 7), diperoleh nilai peluang 0,000. Nilai peluang tersebut lebih kecil

57 7 dari taraf nyata yang ditetapkan (P = 0,000 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan yang nyata antara peubah pengakuan dan penghargaan dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,69, yaitu adanya hubungan positif dan kuat antara peubah pengakuan dan penghargaan dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin besar pengakuan dan penghargaan yang diberikan, maka motivasi kerja pegawai akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peubah pengakuan dan penghargaan merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pendekatan teori Motivasi Maslow yang menganggap seseorang sangat menghargai fase pengakuan (Level ) sebagai suatu harga diri. d. Pekerjaan itu sendiri Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman (Tabel 7), diperoleh nilai peluang 0,008. Nilai peluang tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (P = 0,008 < α = 0,0), yaitu adanya hubungan nyata antara peubah pekerjaan itu sendiri dengan motivasi kerja pegawai. Berdasarkan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi 0,9, yaitu adanya hubungan positif dan lemah antara peubah pekerjaan itu sendiri dengan motivasi kerja pegawai. Artinya, semakin puas dengan pekerjaannya saat ini, maka pegawai akan semakin meningkat motivasi kerjanya, dengan intensitas yang lemah. Walaupun demikian, peubah pekerjaan itu sendiri merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan motivasi kerja pegawai yang sesuai dengan teori Motivasi Herzberg dalam menghasilkan kinerja yang baik.

58 8 Tabel 7. Hubungan faktor-faktor internal terhadap motivasi kerja pegawai No Indikator Tanggung jawab yang diberikan Pengembangan pegawai Pengakuan penghargaan Pekerjaan itu sendiri dan Nilai Korelasi Nilai Peluang Hubungan dengan motivasi kerja 0,6 0,000 Kuat dan nyata 0,6 0,00 0,69 0,000 0,9 0,008 Lemah dan nyata Kuat dan nyata Lemah dan tidak nyata Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap hubungan antara faktor-faktor eksternal dan internal dengan motivasi kerja pegawai, maka diperoleh faktor-faktor eksternal yang memiliki hubungan nyata dengan motivasi kerja pegawai yaitu hubungan antara atasan dengan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja, gaji. Faktorfaktor internal yang memiliki hubungan nyata dengan motivasi kerja pegawai yaitu tanggung jawab yang diberikan, pengembangan pegawai, pengakuan dan penghargaan, serta pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh faktor-faktor eksternal dan internal yang disebutkan di atas memiliki hubungan nyata dengan tingkat motivasi kerja pegawai dan berada pada tingkat keeratan kuat dan lemah..8 Implikasi Manajerial Impilasi manajerial terhadap hasil penelitian ini adalah upaya memperbaiki dan meningkatkan motivasi pegawai dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang telah diidentifikasi, kemudian menjadikan faktor-faktor tersebut yang memiliki hubungan kuat dengan tingkat motivasi kerja pegawai sebagai bahan rekomendasi yang nantinya menjadi prioritas utama dalam upaya perbaikan motivasi kerja pegawai. Faktor-faktor yang memiliki hubungan kuat adalah peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja, gaji, tanggungjawab yang diberikan, serta pengakuan dan penghargaan

59 9 Berdasarkan faktor dominan yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai, maka upaya perbaikan yang dapat dilakukan instansi, antara lain Pertama, meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan kebijaksanaaan yang telah dibuat instansi. Kedua, perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga pegawai merasa lebih nyaman, aman dan lebih fokus dalam melakukan pekerjaannya. Ketiga, menentukan penempatan pegawai pada pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Keempat, memberikan perhatian kepada pegawai, baik melalui pemberian penghargaan atas kinerja yang baik, penerimaan ide, melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, sehingga pegawai merasa keberadaannya diakui.

60 60 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Secara umum tingkat motivasi kerja pegawai Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Sukabumi sudah baik, ditunjukan dengan nilai rataan,9 yang berada pada posisi keputusan setuju (termotivasi dalam melakukan pekerjaannya).. Berdasarkan hasil pengujian Rank Spearman diketahui bahwa seluruh faktor eksternal dan internal memiliki hubungan nyata dan positif, serta berada pada tingkat keeratan lemah dan kuat. Faktor-faktor yang termasuk dalam kategori keeratan kuat, yaitu peraturan dan kebijakan instansi, kondisi kerja, gaji, pengakuan dan penghargaan, serta tanggungjawab yang diberikan. Faktor-faktor yang termasuk dalam kategori keeratan lemah, yaitu hubungan atasan dan bawahan, hubungan dengan sesama rekan kerja, pengembangan pegawai dan pekerjaan itu sendiri.. Nilai korelasi Rank Spearman untuk faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai adalah peraturan dan kebijakan instansi (0,6), kondisi kerja (0,7), gaji (0,), hubungan atasan dan bawahan (0,79) dan hubungan antara sesama rekan kerja (0,79). Sedangkan Nilai korelasi Rank Spearman untuk faktor-faktor internal yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai adalah pengakuan dan penghargaan (0,69), tanggungjawab yang diberikan (0,6), pengembangan pegawai (0,6) dan pekerjaan itu sendiri (0.9) B. Saran.. Meningkatkan intensitas komunikasi dan kerjasama antara atasan dan bawahan maupun dengan sesama rekan kerja melalui pertemuan mingguan (coffee morning) dan rapat koordinasi (triwulan atau kuartal), demi terwujudnya kinerja instansi lebih solid.. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga pegawai merasa lebih nyaman, aman dan lebih fokus dalam melakukan pekerjaannya.

61 6. Atasan sebaiknya lebih memberikan perhatian terhadap hasil kerja pegawai dan lebih melibatkan pegawai dalam mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan, sehingga pegawai merasa lebih dihargai dan diakui keberadaannya, serta lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaannya.. Meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan kebijaksanaaan yang telah dibuat instansi.

62 6 DAFTAR PUSTAKA Depag (8 Januari 00) Hasibuan, S.P.M. 00. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Bumi Aksara, Jakarta. Koeswara, M. 00. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mangkunegara, A.A.A.P. 00. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Nugroho, B. A. 00. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit ANDI, Yogyakarta Rivai, V. 00. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Perusahaan. PT. Rajagrafindo, Jakarta. Robbins, S. P. 00. Perilaku Organisasi (Terjemahan ). PT Prenhallindo, Jakarta. Siagian, S. P Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta Stoner, J. A. F. dan R. Edward. 99. Manajemen. Intermedia. Jakarta Sutrisno, E Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Tanjung, H. dan I. Arep. 00. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta. Umar, H. 00. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wursanto, I. G Manajemen Kepegawaian. Kanisius, Yogyakarta. Yusuf, R Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus Divisi Produksi Bagian Spinning, Weaving, Yarn Dyeing dan Dyeing Finishing PT. UNITEX Tbk Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor

63 6 LAMPIRAN

64 6 Lampiran. Kuesioner penelitian p Bapak/Ibu yang terhormat, kuesioner ini merupakan instrumen dalam penelitian berjudul Analisis Analisis Hubungan Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Tingkat Motivasi Kerja Pegawai pada Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukabumi guna penyelesaian tugas akhir pada PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR yang dilakukan oleh : Nama : Arief Abdullah NRP : H Saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu dapat memberikan informasi yang akurat dan jujur, sehingga informasi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Saya menjamin kerahasiaan identitas Bapak/Ibu dan jawaban yang diberikan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas kesediaan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. I. Identitas Responden Checklist ( ) kolom yang telah disediakan menurut jawaban yang Anda rasa paling sesuai. Jabatan :.... Satuan Kerja :.... Masa Kerja : tahun. Usia : tahun. Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita 6. Pendidikan ( ) SMU Terakhir : ( ) SD ( ) SMP ( ) S ( ) Lainnya, sebutkan.

65 6 Lanjutan Lampiran. Petunjuk Pengisian Kuesioner : Berikut ini merupakan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, tentukanlah pilihan Anda dengan memberikan tanda checklist ( ) pada salah satu jawaban yang tersedia. Keterangan : SS S CS KS TS : Sangat : : Cukup : Kurang : Tidak II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI A. Hubungan antara atasan dan bawahan No Pertanyaan Dekat dengan atasan di dalam pekerjaan Dekat dengan atasan di luar pekerjaan Atasan saya sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan. Atasan sering memperhatikan ide, saran dan keluhan. Atasan telah bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan Alternatif Jawaban B. Hubungan antara sesama rekan kerja No Pertanyaan Hubungan dengan rekan kerja di bagian yang sama sudah erat. Hubungan dengan rekan kerja di bagian yang lain sudah erat. Rekan selalu memberikan bantuan dan kerjasama dalam pekerjaan. Saya dan rekan kerja saling memberikan semangat dalam bekerja. Hubungan dengan keluarga rekan kerja sudah erat. Alternatif Jawaban

66 66 Lanjutan Lampiran. C. Peraturan dan kebijakan instansi No Pertanyaan Alternatif Jawaban Peraturan mengenai jam kerja yang berlaku ditempat kerja sudah memuaskan. Peraturan mengenai hari kerja yang berlaku di tempat kerja sudah memuaskan. Pemberian sanksi di tempat kerja sudah baik. Puas dengan kebijakan yang ditetapkan instansi. Tingkat kedisiplinan instansi dalam menerapkan peraturan dan kebijakan yang berlaku sudah baik. D. Kondisi kerja No Pertanyaan Puas dengan kenyamanan di tempat kerja. Puas dengan kebersihan tempat kerja. Perlengkapan dan sarana pendukung yang disediakan ditempat kerja sudah lengkap. Puas dengan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K) yang berlaku di tempat kerja saya. Puas dengan sistem keamanan di tempat kerja. Alternatif Jawaban E. Gaji No Pertanyaan Perlu mengetahui sistem pembagian gaji yang berlaku di tempat kerja. Puas dengan gaji yang diperoleh sekarang. Gaji yang saya peroleh sekarang sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari. Gaji yang diperoleh sekarang sudah sesuai dengan masa kerja dan jenis pekerjaan. Puas dengan tunjangan yang diberikan di tempat bekerja. Alternatif Jawaban

67 67 Lanjutan Lampiran. F. Tanggung jawab yang diberikan No Pertanyaan Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan. Tugas yang diberikan dapat meningkatkan semangat kerja. Tanggungjawab yang lebih besar akan meningkatkan motivasi kerja. Bersedia ikut bertanggungjawab dalam mempertahankan kinerja instansi. Instansi memberikan kesempatan memegang tanggungjawab lebih tinggi. Alternatif Jawaban G. Pengembangan pegawai No Pertanyaan Instansi memberikan kesempatan menduduki jabatan lebih tinggi kepada pegawai yang berprestasi dan mampu. Instansi sangat memperhatikan etos kerja, tanggungjawab dan inisiatif pegawai. Instansi memberikan kesempatan memberikan saran dan ide guna peningkatan kinerja instansi. Instansi memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan diri dengan cara menempatkan pegawai ke bagian lain. Instansi memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai. Alternatif Jawaban H. Pengakuan dan penghargaan No Pertanyaan Instansi memberikan penghargaan bagi pegawai yang memiliki kejujuran dan semangat kerja tinggi. Atasan menghargai setiap hasil kerja yang dilakukan. Saya merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa piagam. Saya merasa senang bila penghargaan yang diberikan berupa uang. Rekan atau atasan sering memuji hasil kerja saya. Alternatif Jawaban

68 68 Lanjutan Lampiran. I. Pekerjaan itu sendiri No Pertanyaan Puas dengan pekerjaan sekarang. Bekerja disini membuat saya merasa berguna bagi masyarakat. Saya bermaksud bekerja di sini selamanya. Sejak awal saya sudah merasa bangga bekerja di instansi ini. Pekerjaan yang saat ini dilakukan memberikan tantangan bagi saya pribadi. Alternatif Jawaban III.Motivasi kerja pegawai No Pertanyaan Bersedia bekerja keras untuk target instansi Bersedia bekerja di luar jam kerja meski tidak dihitung sebagai kerja lembur Bersedia bekerjasama dalam bekerja Bersedia membantu kesulitan rekan kerja Bersedia menerima sanksi jika melakukan kesalahan Bersedia menerima dan memperbaiki kesalahan Bersedia menerima tanggungjawab yang diberikan oleh instansi Bersedia ikut bertanggungjawab terhadap instansi Bersedia menjaga nama baik instansi Bersedia bekerja sesuai peraturan yang berlaku Alternatif Jawaban

69 69 Lampiran. Uji validitas dan reliabilitas a. Uji Validitas No Pertanyaan Nilai Validitas Hubungan dekat di dalam pekerjaan 0,68 Hubungan dekat di luar pekerjaan 0,80 Atasan sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan 0,67 Atasan perhatian terhadap ide, saran dan keluhan saya 0,7 Atasan bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan 0,0 6 Hubungan dekat dengan rekan kerja di bagian yang sama 0,78 7 Hubungan dekat dengan rekan kerja di bagian yang lain 0,0 8 Rekan selalu memberi bantuan dalam pekerjaan 0,0 9 Saling memberikan semangat dalam bekerja 0,0 0 Hubungan dekat dengan keluarga rekan kerja 0, Peraturan mengenai jam kerja sudah memuaskan 0,9 Peraturan mengenai hari kerja sudah memuaskan 0,9 Pemberian sanksi sudah baik 0, Puas dengan kebijakan yang ditetapkan 0,79 Kedisiplinan dalam menerapkan peraturan dan kebijaksanaan sudah baik 0,9 6 Puas dengan kenyamanan di tempat kerja 0,66 7 Puas dengan kebersihan di tempat kerja 0,7 8 Perlengkapan kerja yang disediakan sudah lengkap 0,7 9 Fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan sudah memuaskan 0, 0 Puas dengan sistem keamanan di tempat kerja 0, Perlu mengetahui sistem pembagian gaji yang berlaku 0,89 Puas dengan gaji yang diperoleh sekarang 0,7 Gaji yang diperoleh sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari 0,77 Gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan masa kerja dan jenis pekerjaan 0,70 Puas dengan tunjangan yang diberikan 0,9 6 Tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan saya 0,60 7 Tugas yang diberikan dapat meningkatkan semangat kerja saya 0,89 8 Tanggungjawab yang lebih besar akan meningkatkan motivasi saya 0,9 9 Bersedia ikut tanggungjawab dalam mempertahankan kinerja instansi 0,9 0 0,07 Instansi memberikan kesempatan untuk memegang tanggungjawab yang lebih tinggi Memberikan kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi bagi pegawai yang mampu dan berprestasi Instansi memperhatikan etos kerja, tanggungjawab dan inisiatif pegawai 0, 0,8 Memberi kesempatan untuk memberikan ide dan saran guna peningkatan kinerja instansi Memberi peluang kepada pegawai untuk mengembangkan diri dengan cara penempatan ke bagian lain Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pegawai 0,8 0,7 0,78

70 70 Lanjutan Lampiran. No Pertanyaan Nilai Validitas 6 Instansi memberi penghargaan bagi pegawai yang memiliki kejujuran dan semangat kerja tinggi 0,99 7 Atasan menghargai setiap hasil kerja yang saya lakukan 0,9 8 Saya merasa senang bilang penghargaan yang diberikan berupa piagam 0,96 9 Saya merasa senang bilang penghargaan yang diberikan berupa uang 0,7 0 Atasan dan rekan kerja sering memuji hasil kerja saya 0,7 Puas dengan pekerjaan sekarang 0,76 Bekerja di sini membuat saya merasa berguna bagi masyarakat 0,78 Saya bermaksud bekerja di sini selamanya 0,6 Sejak awal merasa bangga bekerja di sini 0,607 Pekerjaan saat ini memberikan tantangan bagi saya 0,60 6 Bersedia bekerja keras untuk target instansi 0,87 7 Bersedia bekerja di luar jam kerja meski tidak dihitung sebagai kerja lembur 0,68 8 Bersedia bekerja sama dalam bekerja 0,7 9 Bersedia membantu kesulitan rekan kerja 0,9 0 Bersedia menerima sanksi jika melakukan kesalahan 0, Bersedia menerima dan memperbaiki kesalahan 0,6 Bersedia menerima tanggungjawab yang diberikan oleh instansi 0,7 Bersedia ikut bertanggungjawab terhadap instansi 0,0 Bersedia menjaga nama baik instansi 0,68 Bersedia bekerja sesuai peraturan yang berlaku,000 b. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items N of Items

71 7 Lampiran. Uji rank Spearman a. Hubungan atasan dan bawahan dengan tingkat motivasi kerja Correlations Hubungan Atasan dan Bawahan Spearman's rho Hubungan Atasan dan Bawahan Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Motivasi (**) (**) ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). b. Hubungan dengan sesama rekan kerja dengan tingkat motivasi kerja Correlations Hubungan dengan Rekan Kerja Spearman's rho Hubungan dengan Rekan Kerja Correlation Coefficient (**)..00 Sig. (-tailed) N Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Motivasi (**) ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). c. Hubungan peraturan dan kebijakan instansi dengan tingkat motivasi kerja Correlation Peraturan dan Kebijakan Instansi Spearman's Peraturan dan Kebijakan rho Instansi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). Motivasi.000.6(**) (**)

72 7 Lanjutan Lampiran. d. Hubungan kondisi kerja dengan tingkat motivasi kerja Correlations Kondisi Kerja Spearman's rho Kondisi Kerja Correlation Coefficient Motivasi Sig. (-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Motivasi.000.7(**). 6.7(**) ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). e. Hubungan gaji dengan tingkat motivasi kerja Correlations Spearman's rho Gaji Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Gaji (**) Motivasi.(**) ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). f. Hubungan tanggungjawab yang diberikan dengan tingkat motivasi kerja Correlations Tanggung jawab yang diberikan Spearman's rho Tanggungjawab yang diberikan Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). Motivasi.000.6(**). 6.6(**)

73 7 Lanjutan Lampiran. g. Hubungan pengembangan pegawai dengan tingkat motivasi kerja Correlations Pengembangan pegawai Spearman's rho Pengembangan pegawai Correlation Coefficient Sig. (-tailed).000.6(**) (**).000 N Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) Motivasi N ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). h. Hubungan pengakuan dan penghargaan dengan tingkat motivasi kerja Correlations Pengakuan dan Penghargaan Spearman's rho Pengakuan dan Penghargaan Motivasi Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N Motivasi (**) (**) ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tailed). i. Hubungan pekerjaan itu sendiri dengan tingkat motivasi kerja Correlations Pekerjaan itu sendiri Spearman's rho Pekerjaan itu sendiri Correlation Coefficient Motivasi Sig. (-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.0 level (-tai Motivasi.000.9(**). 6.9(**)

74 Lampiran. Data skor jawaban responden No Hubungan atasan dan bawahan P P P P Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, No P Hubungan atasan dan bawahan P P P P P

75 Lanjutan Lampiran. No Hubungan antara sesama rekan kerja P6 P7 P8 P9 P0 Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, No Hubungan antara sesama rekan kerja P6 P7 P8 P9 P0

76 Lanjutan Lampiran. No Peraturan dan kebijakan instansi P P P P P Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, Peraturan dan kebijakan instansi No P P P P P

77 Lanjutan Lampiran. No P6 Kondisi kerja P7 P8 P9 P0 Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, No Kondisi kerja P6 P7 P8 P9 P0

78 Lanjutan Lampiran. No P Gaji P P Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, P P No Gaji P P P P P

79 6 Lanjutan Lampiran. No Tanggungjawab yang diberikan P6 P7 P8 P9 P0 Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, Tanggungjawab yang diberikan No P6 P7 P8 P9 P

80 7 Lanjutan Lampiran. No Pengembangan pegawai P P P P P Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, No Pengembangan pegawai P P P P P

81 8 Lanjutan Lampiran. No Pengakuan dan penghargaan P6 P7 P8 P9 P0 Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, No Pengakuan dan penghargaan P6 P7 P8 P9 P0

82 9 Lanjutan Lampiran No Pekerjaan itu sendiri P P P P Keterangan : Pi (pertanyaan), i =, P No Pekerjaan itu sendiri P P P P P

83 Lanjutan Lampiran. No P P Keterangan : P P Pi (pertanyaan), i =,.0 Faktor Motivasi P P6 P7 P8 P9 P0

84 Lanjutan Lampiran. No P Keterangan : Faktor Motivasi P P6 P7 P P P P8 P9 P0 Pi (pertanyaan), i =,.0

85 Lampiran. Struktur organisasi Kandepag Kabupaten Sukabumi Sumber : Depag (00)

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Instansi

4.1 Gambaran Umum Instansi 6. Gambaran Umum Instansi Bermula dari adanya usul utusan Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah Kepresidenan Banyumas pada rapat pleno Komite Nasional Indonesai pusat (KNIP) pada tanggal -8 November 9

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2009:1) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi perencanaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi Kata motivasi (motivation) berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan (to move). Motif adalah daya penggerak yang mencakup dorongan, alasan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) BADAI F

ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) BADAI F ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Arnott s Indonesia) Oleh : BADAI F34103062 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERNYATAAN

Lebih terperinci

Motivasi penting dikarenakan :

Motivasi penting dikarenakan : Motivasi Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan Pemberian daya penggerak yg menciptakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari karyawan yang berkualitas untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam sebuah perusahaan motivasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT MBK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan mikro. Sebagai suatu perusahaan, PT MBK mempunyai visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain,

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, sehingga perusahaan di dalam mengelola usaha diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan harus dapat bekerjasama dengan karyawannya sehingga terjadi hubungan timbal balik antara perusahaan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri

I. PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif. SDM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI

II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI LAMPIRA Lampiran Kuesioner penelitian p Bapak/Ibu yang terhormat, kuesioner ini merupakan instrumen dalam penelitian berjudul Analisis Analisis Hubungan Faktor-Faktor Terhadap Tingkat Kerja Pegawai pada

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK Oleh : EVA PUSPITASARI H24053915 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU Robertus Robet Robertus_robet@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Untuk upaya mendapatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Penelitian yang dilakukan oleh Umi Kulsum pada (tahun 2007),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Penelitian yang dilakukan oleh Umi Kulsum pada (tahun 2007), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Sebagai penelitian terdahulu dalam penelitian ini, yang digunakan adalah Penelitian yang dilakukan oleh Umi Kulsum pada (tahun 2007), tentang Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan inti dari organisasi, oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk mengemukakan pengertian manajemen, manajemen dari kata to manage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2010: 281) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT BANK DANAMON TBK

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT BANK DANAMON TBK HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT BANK DANAMON TBK SKRIPSI Nama : Parlinggoman Pasaribu NIM : 43109110178 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2013 HUBUNGAN

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR Oleh GANJAR SUARGANA H24077020 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi Pengantar Manajemen Umum Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi By Erma Sulistyo Rini Asumsi dasar Mengenai

Lebih terperinci

Oleh : SRI IRTANTI H

Oleh : SRI IRTANTI H HUBUNGAN PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJARAN DENGAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP RRI) BOGOR Oleh : SRI IRTANTI H 24066046 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI Oleh PUJI NURYADIN H24076096 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 29 MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Anton Soekiman 1 dan Hendrik Heryanto 2 1 Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAITUL MAL KABUPATEN ACEH TAMIANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAITUL MAL KABUPATEN ACEH TAMIANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAITUL MAL KABUPATEN ACEH TAMIANG Oleh : MAYA SARI NIM. 510900746 JURUSAN SYARI AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2014

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh MAHARDHIKA YUDA H

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh MAHARDHIKA YUDA H ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh MAHARDHIKA YUDA H24077025 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kepemimpinan Menurut Veithzal Rivai (2006:2) mendefinisikan kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara kepatuhan, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Keberadaan manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dan lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Pekerja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, karena pekerja adalah yang menggerakan faktor-faktor produksi lainnya untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM. Oleh LASMA H

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM. Oleh LASMA H ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM Oleh LASMA H24052152 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi 1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya dorongan, menggerakkan atau to move (Hasibuan, 2000). Motivasi atau motivation

Lebih terperinci

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam skripsi ini penulis menggunakan divisi marketing research pada PT. Herlina Indah yang beralamat di Jl. Rawa Sumur II blok DD no. 16 Kawasan Industri

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Oleh : INDAH MULYANI H24104009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DIVISI PRODUKSI BAGIAN SPINNING, WEAVING, YARN DYEING DAN DYEING FINISHING PT UNITEX TBK BOGOR) Oleh RUSLI CEP RIDHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini komunikasi merupakan sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan bersosialisasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR. Oleh EVIVANA SITUMORANG H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR. Oleh EVIVANA SITUMORANG H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR Oleh EVIVANA SITUMORANG H24102128 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai 1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK Lily Indriani Email: lily.indriani99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci