PENGARUH INSIASI MENYUSU DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERI PADA IBU NIFAS DI BPM SUNARTI KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN

Transkripsi

1 PENGARUH INSIASI MENYUSU DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERI PADA IBU NIFAS DI BPM SUNARTI KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN (The Effect Of Early Breastfeeding Intiation Toward Process Of Uterine Involution On Nifas s Mother In Bpm Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban) ABSTRAK Eva Silviana Rahmawati Prodi DIII Kebidanan STIKES NU Tuban Masa nifas dimulai setelah placenta keluar dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hsamil. Lama masa nifas adalah 6-8 minggu Pada ibu post partum terjadi perubahan pada alat kandungan dan juga banyak otot-otot pada uterus mengalami peregangan akibat kehamilan. Ibu dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin. Okstosin akan merangsang pula otot rahim sehingga memepercepat terjadinya involusi. Oleh karena itu, tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap ProsesInvolusi uteri pada ibu nifas di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental dengan one shot case study yang melibatkan 21 responden yang diambil dengan purposive sampling. Variabel independen Insiasi Menyusu Dini dan variabel dependen Proses Involusi Uteri.Data diambil dengan menggunakan lembar observasiuntuk mengetahui proses involusi uteri pada ibu. Data dianalisis dengan menggunakan uji t satu sampeldengan tingkat signifikan α 0,05. Hasil Penelitian menunjukan bahwa H 0 ditolak, sehingga terdapat pengaruh insiasi menyusu dini terhadap proses involusi uteri pada ibu nifas (nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.000). Dapat disimpulkan bahwa Insiasi Menyusu Dini terbukti mempercepat proses involusi uteripada ibu nifas. Untuk petugas kesehatan sebaiknya melapihak rumah sakit sebaiknya memberikan motivasi pada ibu nifas untuk melakukan Insiasi Menyusu Diniagar dapat mempercepat proses involusi uteri pada ibu nifas. Kata Kunci: Involusi Uterus, Insiasi Menyusu Dini, Ibu Nifas ABSTRACT Postpartum period begins after the placenta is born and ends when the tool back content such as pre-pregnancy state. Long period is 6-8 weeks postpartum. In women post partum changes in the content tool and also a lot of experience uterine muscles due to pregnency. Mothers sholud be encouraged to let their babies at the breast immediately after birthbecause the baby sucking at the breast stimulates release oxytocin. Oxytocin also stimulates the mucles of uterin so that speeding up the process of uterine involution. This study was aimed to explain the effect of early breastfeeding intiation toward process of uterine involution on nifas s mother in BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. This study used to pra-experimental design with one shot case study involved 21 respondents, taken by purposive sampling. Independent variable is early breastfeeding intiation and dependent variable is process of uterine involution. Data were collected by observation to explain the process of uterine involution. Data were analyzed using one sampel t test with level of significance α The result showed that H0 is refected, so there are effect early breastfeeding intiation toward process of uterine involution on nifas s mother(asymp. Sig. (2 - tailed) = 0.000). It can be concluded that early breastfeeding intiation to speeding process of uterine involution on nifas s mother. For the hospitals should provide room having play for pediatric patients. Keywords : Early Breastfeeding Intiation, Process Of Uterine Involution, Nifas s Mother 180

2 PENDAHULUAN Masa nifas dimulai setelah placenta keluar dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas adalah 6-8 minggu (Aprilia, 2010). Pada ibu post partum terjadi perubahan pada alat kandungan dan juga banyak otot-otot pada uterus mengalami peregangan akibat kehamilan. Selama 1 sampai 2 jam pertama post partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Oleh karena itu, penting sekali mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini. Ibu dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin (Wijayarini, 2004). Diharapkan dengan membiarkan bayi di payudara segera setelah lahir, kontraksi uterus menjadi teratur dan dapat mempercepat involusi rahim. Apabila tidak membiarkan bayi di payudara segera setelah lahir maka kontraksi otot padauterus lambat dan kurang baik. Kontraksi uterus yang jelek sangat memungkinkanakan mengalami trombosis, degenerasi pada uterus dan endometrium yang lambat,sehingga pembuluh darah menjadi beku dan bermuara pada bekas implantasiplasenta. Hal ini juga menyebabkan pengeluaran lochea yang berjalan lambatsehingga menyebabkan masa nifas yang berkepanjangan (Prawirohardjo,2006). Berdasarkan SDKI 2012, ratarata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tubanpada tahun 2010sekitar 0,05% yaitu sebanyak ibu meninggal dari perkiraan persalinan. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 0,14% yaitu 24 ibu meninggal dari perkiraan persalinan (Dinkes Tuban, 2012). Sedangkan dari survey awal yang dilakukan pada tanggal 14 November 2013 di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban didapatkan 10 ibu bersalin di BPM Sunarti pada bulan Oktober, 60% TFU ibu tidak teraba pada hari ke 10, sedangkan 40% TFU ibu nifas masih teraba sesudah hari ke 10. Kecepatan involusi uteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain senam nifas, mobilisasi dini, Insiasi Menyusu Dini (IMD), usia ibu, jumlah anak yang dilahirkan (paritas) dan status gizi. Setelah dilahirkan uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah yag bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri berlapis otot yang membentuk anyaman sehingga pembuluh darah tertutup sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan post partum (Manuaba, 2010). Pada dasarnya setiap ibu yang melahirkan normal dengan kondisi bayi normal (tidak premature atau berat lahirnya tidak rendah) dapat melakukan IMD bahkan pada bayi yang lahir dengan tindakan operasi juga dapat dilakukan, yang penting ibu harus percaya diri dan suami juga harus mendukung (Ponek, 2008). Insiasi Menyusu Dini atau sering disingkat dengan IMD merupakan proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari puting untuk segera menyusu jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah melahirkan. IMD

3 sangat penting tidak hanya untuk bayi, namun juga bagi si ibu (Yuliarti, 2010). Proses involusi uterus dibantu dengan kesediaan ibu untuk memberikan ASI (Air Susu Ibu). Pada waktu bayi mengisap ASI terjadi rangsangan ke hipofisis posterior sehingga dapat dikeluarkannya oksitosin, yang berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot polos disekitar alveoli kelenjar ASI dapat dikeluarkan. Okstosin akan merangsang pula otot rahim sehingga memepercepat terjadinya involusi rahim (Manuaba, 2010). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian tentang Pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap proses involusi uteri pada ibu nifas di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. METODE PENELITIAN Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra- Eksperimental dengan One-Shot Case Study yaitu penelitian ini dilakukan dengan melakukan intervensi/ tindakan pada satu kelompok kemudian dibservasi pada variabel dependen setelah dilakukan intervensi (Nursalam, 2011). Jenis pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah longitudinal. Dalam rancangan ini, Terdapat satu kelompok subjek. Kelompok setelah perlakuan, dilakukan pengukuran untuk mengetahui akibat dari perlakuan (post test), kemudian diikuti sampai waktu tertentu untuk melihat terjadinya pengaruh pada variabel ( Nursalam 2008). Dalam penelitian ini variabel independen adalah Insiasi Menyusu Dini dan variabel dependen adalah proses involusi uteri. HASILPENELITIAN Karakteristik Usia Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usiadi BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban Bulan Mei Usia F Prosentase <20 tahun 2 9,52% tahun 10 47,62% >30 tahun 9 42,86% Jumlah % Berdasarkan tabel 1 dapat diketahuibahwa setengahnya (47,62%) 10 responden berusia tahun. Karakteristik Paritas Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban Bulan Mei. Paritas f Prosentase Primipara 9 42,86% Multipara 12 57,14% Grandemultipara 0 0 % Jumlah % 182

4 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar (57,14%) 12 responden multipara. Pelaksanaan Insiasi Menyusu Di ni Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Insiasi Menyusu Dini di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten TubanBulan Mei. Insiasi Menyusu Dini f Prosentase Dilakukan % Tidak dilakukan 0 0% Jumlah % Berdasarkan tabel 3dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) 21 ibu nifas dilakukan Insiasi Menyusu Dini. Proses Involusi Uteri pada Ibu yang dilakukan Insiasi Menyusu Dini Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Proses Involusi Uteri pada Ibu Nifas yang dilakukan Insiasi Menyusu Dini di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban Bulan Mei. No. Responden Proses involusi uteri hari ke jari dibawah pusat 2. 1 jari dibawah pusat 3. 1 jari dibawah pusat 4. 2 jari dibawah pusat 5. 2 jari dibawah pusat 6. 1 jari dibawah pusat 7. 2 jari dibawah pusat 8. 2 jari dibawah pusat 9. 2 jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat jari dibawah pusat Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui dapat diketahui bahwa sebagian besar (57,14%)12 responden tinggi fundus uterinya 2 jari dibawah pusat dansetengahnya (42,86%) 9 responden tinggi fundus uterinya 1 jari dibawah pusat. Pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap Proses Involusi Uteri Tabel 5 Proses Involusi Uteri pada Ibu Nifasdi BPM Sunarti Kecamatan Rengel menurut pelaksanaan Insiasi Menyusu Dini Bulan Mei. Kelompok Jumlah Prosentase Perlakuan >1 cm di bawah pusat 12 57,14% 1 cm 9 42,86% dibawah pusat >1 cm 0 0% dibawah pusat Jumlah % Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

5 (57,14%)12 responden tinggi fundus uterinya > 1 cm di bawah pusat setelah diberikan Insiasi Menyusu Dini. ANALISIS HASIL PENELITIAN Setelah dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 11,5 Hasil analisis dengan uji kolmogorov smirnov untuk mengetahui kenormalan data apabila p > 0,05, kemudian apabila data normal dilakukan uji t satu sampel dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program aplikasi SPSS for windows. Uji kolmogorov smirnov untuk proses involusi uteri didapatkan hasil p = 0,012. Kesimpulannya p > 0,05, sehingga distribusi data normal. Uji selanjutnya adalah uji t satu sampeldengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh hasil p = 0,000, dimana 0,000< 0,05, maka H 0 ditolak. Dengan demikian terdapat pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap proses involusi uteri. PEMBAHASAN 1. Insiasi Menyusu Dini Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruhnya yaitu 21 ibu nifas(100%) di BPM Sunarti Kecamatan Rengel dilakukan Insiasi Menyusu Dini. Insiasi Menyusu Dini atau sering disingkat dengan IMD merupakan proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari puting untuk segera menyusu jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah melahirkan. (Yuliarti, 2010). Langkah-langkah Insiasi Menyusu Dini yang benar yaitu, bayi dibersihkan dan dikeringkan, kecuali 184 tangannya tanpa menghilangkan vernik caseosa (lapisan lemak putih yang melindungi janin selama dalam kandungan, ini adalah cadangan lemak dan panas untuk bayi, bayi ditengkurapkan di perut ibu dengan kulitnya melekat pada kulit ibu. Keduanya lalu diselimuti, ibu dianjurkan untuk menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting susu, bayi dibiarkan mencari puting susu sendiri, kulit bayi dibiarkan bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam, walaupun proses menyusu awal sudah terjadi, atau sampai selesai proses menyusu awal(aprillia, 2010). Insiasi Menyusu Dini sangat penting tidak hanya untuk bayi, namun juga bagi si ibu. Manfaat Insiasi Menyusu Dini bagi bayi yaitu menurunkan angka kematian bayi karena hipotermia, menghangatkan bayi melalui dada ibu dengan suhu yang tepat, bayi mendapat kolostrum yang kaya akan antibodi. Sedangkan manfaat Insiasi Menyusu Dini untuk ibu yaitu, Ibu dan bayi menjadi lebih tenang, jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2 jam pertama, sentuhan, jilatan, usapan pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin serta mengurangi resiko perdarahan dan mempercepat pelepasan plasenta. 2. Proses involusi uteri pada Ibu yang dilakukan Insiasi Menyusu Dini Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 12 responden ( 57,14%)mengalami kecepatan Involusi Uterus setelah diberikan Insiasi Menyusu Dini dengan TFU > 1 jari di bawah pusat pada hari ke 2 post partum. Sedangkan setengahnya 9 responden (42,86%)

6 proses involusi uterusnya normal dengan TFU 1 jari di bawah pusat pada hari ke 2 post partum. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung lama kira-kira 6 Minggu. Ciri masa nifasadalah perubahan-perubahan yang dianggap normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian dari fungsi masa nifas yaitu mengembalikan keadaan seperti sebelum masa hamil. Perubahan-perubahan yang normal dan harus terjadi adalah involusi, lochea dan adanya laktasi(prawirohardjo, 2002). Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan sebelum hamil.proses involusi uteri merupakan hal yang sangat penting bagi ibu postpartum karena pada ibu post partum banyak otot-otot pada uterus yang mengalami peregangan akibat kehamilan sehingga penting sekali mempertahankan kontraksi uteruspada masa ini. Proses involusi uteri dimulai segerasetelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-ototpolos uterus. Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah kira-kira 2 cm dibawah pusat. Pada saat ini besar uterus kirakira sama dengan uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram, 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kirakira 1 cm setiap hari. Pada hari ke dua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari 3-4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 tinggi fundus uteri setengah pusat simfisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba(ambarwati, 2009). 185 Kecepatan involusi uteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain senam nifas, mobilisasi dini, Insiasi Menyusu Dini (IMD), usia ibu, jumlah anak yang dilahirkan (paritas) dan status gizi. Setelah dilahirkan uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah yag bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri berlapis otot yang membentuk anyaman sehingga pembuluh darah tertutup sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan post partum (Manuaba, 2010). Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Oleh karena itu, penting sekali mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini. Ibu dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir.ketika bayi menyusu, oksitosin akan dilepas. Oksitosin adalah hormon yang menyebabkan kontraksi, sehingga otot-otot rahim akan berkontraksi seperti semula dan ukurannya kembali normal. Dengan insiasi menyusu dini yang tepat dan langkah-langkah yang benar, maka akan meningkatkan kontraksi uterus dan akan mempercepat proses involusi uteri post partum. 3. Pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap Proses Involusi Uteri pada Ibu Nifas Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar ( 57,14%)12 responden tinggi fundus uterinya > 1 cm di bawah pusat, sedangkan setengahnya (42,86%) 9 responden tinggi fundus uterinya 1 cm di bawah pusat setelah diberikan Insiasi Menyusu Dini. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada hari kedua setelah

7 persalinan tinggi fundus uteri ibu 1 cm dibawah pusat. Setelah dianalisis dengan uji kolmogorov smirnov untuk mengetahui kenormalan data apabila p > 0,05, kemudian apabila data normal dilakukan uji t satu sampel dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dan perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program aplikasi SPSS for windows. Uji kolmogorov smirnov untuk proses involusi uteri didapatkan hasil p = 0,012. Kesimpulannya p > 0,05, sehingga distribusi data normal. Uji selanjutnya adalah uji t satu sampeldengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh hasil p = 0,000, dimana 0,000< 0,05, maka H 0 ditolak. Dengan demikian terdapat pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap proses involusi uteri pada ibu nifas. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hormon oksitoksin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostasis.kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Luka bekas perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total. Selama 1 sampai2 jam pertama post partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi teratur.karena itu penting sekali menjaga dan mempertahankankontraksi uterus pada masaini.suntikan oksitoksin biasanya diberikan secara intravena atau intramuskuler segera setelah kepala bayi lahir. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir akan merangsang pelepasanoksitoksin. Sentuhan, emutan dan jilatan pada putting ibu segera setelah bayi lahir akan merangsang oksitosin pada ibu yang menyebabkan rahim ibu berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan, mempercepat proses involusi uteri dan merangsang hormon lainyang membuat ibu merasa lebih tenang, rileks dan merangsang pengaliran ASI dari payudara. Oleh sebab itu, Insiasi Menyusu Dini mempunyai peranan yang sangat penting bagi ibu nifas karena pada saat bayi menghisap akan merangsang oksitosin sehingga akan mempercepat proses involusi uteri pada ibu nifas. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci Masruroh tahun 2011 yang menunjukkan adanya kecepatan proses involui uteri pada ibu yang dilakukan Insiasi Menyusu Dini. Untuk itu setiap ibu post partum dilakukan Insiasi Menyusu Dini dengan langkah-langkah yang benar karena IMD mempunyai manfaat yang sangat penting bagi ibu karena dapat merangsang hormon oksitosin. Okstosin akan merangsang pula otot rahim sehingga memepercepat terjadinya involusi rahim (Manuaba, 2010). Demikian dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukan IMD dapat mempercepat proses involusi uteri ibu post partum. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil penelitian pada 21 responden di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten 186

8 Tuban seluruhnya dilakukan Insiasi Menyusu Dini. 2. Sebagian besar ibu nifas mengalami kecepatan proses involusi uteri setelah dilakukan Insiasi Menyusu Dini. 3. Terdapat pengaruh Insiasi Menyusu Dini terhadap proses involusi uteri pada ibu nifas di BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban karena nilai p = 0,000 dimana 0,000< 0,05. SARAN Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi Pihak BPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban PihakBPM Sunarti Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban sebaiknya melakukan Insiasi Menyusu Dini. 2) Bagi Petugas Kesehatan Petugas kesehatan sebaiknya memperhatikan Insiasi Menyusu Dini pada Ibu Postpartum, karena dengan Insiasi Menyusu Dini dapat mempercepat Proses Involusi Uteri. 3) Bagi Institusi Pihak institusi sebaiknya dapat memberikan tambahan wawasan untuk mengembangkan cara-cara untuk mempercepat proses involusi uterus. 4) Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya sebaiknya mampu mengembangkan caracara untk mempercepat proses involusi uteri dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses involusi uteri pada ibu nifas sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu nifas. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati,dkk.2008.AsuhanNifas Normal. Jakarta: MITRA CENDEKIA PRESS. Aprilia, Yesie Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta: GagasMedia. Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Bandiyah, Siti Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogjakarta. NUHA MEDIKA. Bahiyatun AsuhanKebidananNifas Normal. Jakarta: EGC. Bobak, Lowdermilk Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Huliana, Mellyana Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: PUSPA SWARA. Manuaba, Ida Bagus Gde Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dankeluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Maryunani, Anik Insiasi Menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta:TIM. 187

9 Notoatmodjo, Soekidjo Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Nursalam Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP- Roesli, Utami Panduan Insiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif.Jakarta: Pustaka Bunda. Roito, dkk Asuhan Kebidanan Ibu Nifas: Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta. EGC. Saleha, Siti Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: CVAlfabeta. Sumiatun, Relis PengaruhSenam Nifas Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Nifas Di BPS Kasih Ibu Dan Restu Ibu Jatirogo Tuban. KTI tidak diterbitkan. Tuban: STIKES NU Tuban Prodi D3 Kebidanan. Utami, Sintha Info PentingPersalinan. Jakarta: Dian Rakyat. Varney,Hellen.dkk.2004.BukuAjarAsu hankebidanan.jakarta: EGC. Yuliarti, Nurheti Keajaiban ASI. Yogyakarta: ANDI OFFEST. 188