KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X SMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X SMA"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X SMA Syarifah Yurianti, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN syarifah_yurianti@yahoo.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang disajikan dalam bentuk cerita, gambar dan simbol pada materi sistem persamaan linear dua variabel kelas X di SMA Negeri 7 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian survei. Sampel penelitian ini adalah 33 orang siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal cerita hanya mencapai 27,27%; kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal gambar mencapai 69,7% dan kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal simbol hanya mencapai 18,18%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabelhanya mencapai 56% dari 33 orang siswa sehingga kemampuan siswa dalam bernalar masih kurang baik. Kata Kunci : Kemampuan Penalaran Matematis Abstract : This research aims to know the students mathematical reasoning abilities in solving the problem which is presented in word problems, pictures, and symbols on the material oflinear equations in two variables system on class Xin SMA Negeri7 Pontianak. The method of the research was Descriptive Method in form of survey research. The sample of the research was 33 students. The result of the data analysis showed that the abilities of the students mathematical reasoning abilities in solving the problem which was presented in word problems only achieved 27,27 % ; the students mathematical reasoning abilities in solving the problem which was presented in pictures achieved 69,7 %, and the students mathematical reasoning abilities in solving the problem which was presented in symbols only achieved 18,18 %. It showed that the students mathematical reasoning abilities on the material of linear equations in two variables system only reached 56 % from 33 students so that the students abilities in reasoning was not satisfying enough. Keywords : Mathematical Reasoning Ability

2 P enalaran sebagai istilah yang diterjemahkan darireasoning merupakan suatu standar kemampuan matematis yang memiliki kaitan erat dengan matematika. Penalaran matematis adalah kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didikmulai dari sekolah dasar untuk membekalikemampuan berpikir logis,analitis,sistematis,kreatif serta kemampuan bekerjasama. Penalaran matematika adalah suatu proses berpikir dari berbagai pengembangan wawasan dalam suatu fenomena. Alasan orang berpikir cenderung dari berbagai pola, struktur, atau regulitas di dunia nyata dan simbolis situasi benda. Oleh karena itu, bukti matematika cara formal mengungkapkan jenis tertentu dari penalaran (Van De Walle, dkk, 2010:350). Menurut Ross (dalam Rochmad 2008) menyatakan bahwa salah satu tujuan terpenting daripembelajaran matematika adalah mengajarkan kepada siswa penalaran. Bila kemampuan bernalar tidak dikembangkan pada siswa, maka bagi siswa matematika hanya akan menjadi materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contohcontoh tanpa mengetahui maknanya. Menurut Suherman (2005:159), Penalaran matematika adalah suatu kegiatan menyimpulkan fakta,menganalisa data, memperkirakan,menjelaskan dan membuat suatu kesimpulan.sebagai kegiatan berpikir penalaran mempunyai ciriciri sebagai berikut: (1) adanya suatu pola pikir yang secara luas disebut Logika.Dengan kata lain, tiap penalaran mempunyai sitem berpikir formal sendirisendiri untuk menarik kesimpulan, (2) proses berpikir bersifat analitik. Penalaran adalah suatu kegiatan berpikir yang menggunakan logika alamiah. Proses bernalar terbagi menjadi penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif menurut Barnes dan Nobel merupakan suatu metode penarikan kesimpulan yang sangat valid. Ini berarti bahwa kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan penalaran deduktif merupakan hasil dari kumpulan fakta atau data yang diketahui sebelumnya. Aturan penarikan kesimpulan dengan menggunakan penalaran deduktif lebih kuat.ini berarti jika sebuah argumen valid dan anggapannya benar maka kesimpulannya akan dijamin benar. Jika dalam penarikan kesimpulan bernilai salah, maka yang salah bukan aturannya tetapi ada premis yang salah. Penalaran induktif adalah proses berpikir berupa penarikan kesimpulan yang bersifat umum atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus. Adapun Indikator dari penalaran induktifadalahmenjelaskan keterkaitan antar konsep matematika dan menarik kesimpulan logis dari hubungan antar konsep dengan situasi matematis(shadiq, 2007:13). Pentingnya kemampuan penalaran dalam pembelajaran matematika juga dikemukakan oleh Suryadi dalam Saragih (2007:4) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas penalaran dan pemecahan masalah sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi siswa yang tinggi.hasil penelitian Soemarmo (1987: 297) menemukan bahwa keadaan skor kemampuan siswa dalam pemahaman dan penalaran matematik siswa masih rendah. Siswa masih banyak mengalami kesukaran dalam pemahaman relasional dan berpikir, artinya siswa mengalami kesukaran dalam tes penalaran deduktif dan induktif. 1

3 Dalam pembelajaran matematika penalaran matematis erat kaitannya dengan materi matematika.menyajikan matematika dalam pembelajaran dapat diberikan melalui pengalaman langsung,dengan berbagai ilustrasi kongkrit, semi kongkrit,semi abstrak serta secara abstrak atau simbolik.sajian materi matematika sangat bermanfaat bagi siswa yang heterogen. Siswa dalam belajar terlibat aktif mentalnya, dapat mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan dan siswa akan memahami materi yang harus dikuasainya. Menurut Guilford, ada empat kategori yang dipergunakan untuk menyampaikan atau menerima suatu ide/gagasan yaitu figural (model atau gambar), semantik (verbal atau kata-kata), simbolik dan tingkah laku (behavioural). Lesh, Post dan Behr berpendapat bahwa pengungkapan ide-ide matematika dengan menggunakan berbagai modus, seperti bahasa lisan, bahasa tulis, simbol, gambar, diagram, model, grafik atau menggunakan anggota fisik dikatakan sebagai penyajian ide. figural Semantik Simbolik Diagram 1 : Alur Penyajian Ide/gagasan dalam Matematika Gambar Penyajian Ide Matematis Menurut Ball dan Sleep (dalam terjemahan Bahr and de Gracia, 2010:6), matematika adalah bahasa, dan penggunaan dari bahasa adalah dasar dari kecakapan matematis. Berbagai ide-ide matematis dapat muncul melalui gambar seperti menerapkan prinsip-prinsip bermatematika. Dengan demikian, memunculkan ide-ide matematika melalui gambar sangat baik dalam mengaplikasikan konsep-konsep sistem persamaan linear dua variabel(spldv). Menurut Krummheuer (dalam Brodie 2009:11), The Product of a reasoning process is a text,either spoken or written which present warrants for a conclusion that is acceptable within the community that is producing the argument. Yang artinya, Penalaran adalah suatu proses dalam teks, baik lisan ataupun tulisan yang disajikan untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima siswa dalam menghasilkan suatu argument.selain itu, Krummheuer mengatakan bahwa ide penalaran matematika melibatkan kreativitas, penemuan, dan komunikasi yang berpusat pada pembelajaran. Van De Walle (dalam terjemahan, 2007: 102), bahwa simbol merupakan sesuatu yang bersifat abstrak. Karena itu, penggunaan simbol harus digunakan dan merupakan hal tidak dapat diabaikan sebab banyak ditemukan dalam soal-soal matematika yang tidak terlepas dari penggunaan simbol-simbol.oleh karena itu, 2

4 salah satu cara yang terbaik untuk mengetahui penalaran matematis siswa dalam adalah memfokuskan pada penggunaan simbol-simbol. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dalam sajian cerita, sajian gambar dan sajian symbol khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel karena sistem persamaan linear dua variabel ini akan diterapkan juga untuk materi selanjutnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif yang melibatkan kemampuan penalaran matematis siswa.bentuk penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Pontianak yang berjumlah33 orangsiswa.sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Mipa IV yang berjumlah 33 orang siswa.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran berupa tes tertulis (tes kemampuan penalaran) berbentuk uraian dan teknik komunikasi langsung berupa wawancara. Instrumen penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika dan dua orang guru SMA Negeri 7 Pontianak dengan hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan valid. Kemampuan penalaran siswa akan dilihat dengan dua sajian data yaitu data skor dan data kemampuan bernalar. Data skor diperoleh dengan melakukan penskoran berdasarkan indikator penalaran yang telah dibuat dengan rentang skor 0 samapi 4. Selanjutnya data tersebut akan dipersentasekan dari skor maksimum 132. Data kemampuan bernalar dapat dilihat dengan hasil penarikan kesimpulan siswa yaitu jawaban benar atau salah. Selanjutnya data tersebut dipersentasekan dari jumlah siswa yaitu 33 orang. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1) Persiapan, 2) pelaksanaan, 3) tahap akhir. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) Menyusun desain penelitian, (2) Membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi tes, soal tes penalaran matematis,kunci jawaban dan rubrik penilaian, (3) Melakukan validasi instrumen penelitian, (4) Merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi, (5) Mengadakan ujicoba soal tes, (6) Menganalisisi hasil data ujicoba soal tes, (7) Merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil ujicoba. Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (1) mem berikan tes kemampuan penalaran matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel, (2) Menganalisis jawaban siswa, (3) Mewawancarai enam orang siswaberdasarkan kemampuan di masing-masing sajian soal yang diberikan untuk mendukung jawaban siswa.langkah-langkah wawancara yang akan dilakukan sebagai berikut : 3

5 - Memilih siswa yang akan diwawancara kemampuan di masing-masing sajian soalyaitu sajian cerita, sajian gambar dan sajian simbol - Memberi soal atau menunjukkan pekerjaan tes hasil belajar yang akan dikerjakan - Meminta siswa untuk mencermati hasil pekerjaan mereka - Mengadakan dialog dengan siswa, Tahap Akhir Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain : (1) Menganalisis data yang diperoleh dari tes kemampuan penalaran matematis yang diberikan, (2) Mendeskripsikan hasil analisis data dan memberikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah, (3) Menyusun laporan penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelas X di SMA Negeri 7 Pontianak. Melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling berdasarkan pertimbangan guru mata pelajaran yang bersangkutan maka terpilihlah kelas X MIPA IV sebagai kelas sampel. Pada kelas sampel ini akan diberikan perlakuan berupa tes kemampuan penalaran matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Sampel penelitian berjumlah 33 siswa orang. Dari hasil penelitian ini diperoleh kelompok data yaitu data tes kemampuan penalaran matematis. Data dari hasil penelitian ini yaitu berupa hasil penalaran siswa yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen berupa soal tes uraian sebanyak 6 soal yang berupa soal uraian dengan skor antara 0 sampai 4. Hasil skor kemampuan penalaran dapat disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Deskripsi Hasil Analisis Tes Keterangan Jumlah Skor Rata-rata Skor Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Benar pada Sajian Cerita(SC) Persentase Benar pada Sajian Cerita Jumlah Benar pada Sajian Gambar(SG) Persentase Benar pada sajian Gambar Jumlah Benar pada Sajian Simbol(SS) Persentase Benar pada Sajian Simbol , ,33 60,1 87, ,27 % 23 69,7 % 6 18,18 % Nilai 4

6 Untuk mengetahui kemampuan bernalar siswa terhadap materi SPLDV dapat terlihat pada indikator penalaran yang selanjutnya dilakukan penskoran yang merupakan data siswa berupa penguasaan indikator penalaran. Selanjutnya kemampuan bernalar siswa terlihat saat siswa benar dalam menjawab yaitu siswa menarik kesimpulan dengan tepat pada tiap sajian soal. Apabila siswa bisa menarik kesimpulan secara tepat maka siswa dikatakan mampu bernalar dengan benar. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat 9 siswa yang mampu bernalar dengan benar pada sajian soal cerita, 23 siswa mampu bernalar dengan benar benar pada sajian soal gambar dan 6 siswa mampu bernalar dengan benar pada sajian soal simbol. Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa pada sajian soal cerita, siswa mampu bernalar dengan benar sebesar 27,27 % dan persentase skor yang diperoleh adalah sebesar 68,18 % ; pada sajian soal gambar, siswa mampu bernalar dengan benar sebesar 69,7 dan persentase skor yang diperoleh adalah 67,42 % selanjutnya pada sajian soal simbol, siswa mampu bernalar dengan benar sebesar 18,18 % dan persentase skor yang diperoleh adalah 50 %. Jadi, berdasarkan interval kemampuan penalaran matematis siswa pada tabel 2 dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kemampuan penalaran matematis siswa tergolong rendah. Tabel 2 Deskripsi Hasil Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Soal Cerita (SC) Soal Gambar (SG) Soal Simbol (SS) Persentase Skor (%) Persentase penalaran (%) 68,18 27,27 67,42 69, ,18 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 7 Mei 2014 sampai dengan tanggal 12 Mei 2014 pada kelas X MIPA IV di SMA Negeri 7 Pontianak. Peneliti memberikan tes kemampuan penalaran matematis untuk melihat bagaimana siswa bernalar dalam menyelesaikan soal yang disajikan dalam bentuk cerita, gambar dan simbol. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melihat kemampuan penalaran matematis siswa dengan memberikan soal dalam sajian cerita, gambar dan simbol. Berdasarkan hasil yang dikerjakan oleh salah satu siswa SMA Negeri 7 Pontianak, terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa dikarenakan soal yang disajikan bervariasi. Untuk melihat kemampuan bernalar siswa maka diberikan tes kemampuan penalaran sebanyak 6 soal berupa soal essay dengan masing-masing 2 soal merupakan soal yang berbentuk cerita, gambar dan simbol. Soal essay ini diberikan bertujuan untuk melihat secara lengkap bagaimana siswa bisa menarik kesimpulan tepat dengan memberikan alasan dan melakukan perhitungan yang sesuai dengan permasalahan yang diberikan. Siswa dikatakan mampu bernalar dengan benar apabila siswa mampu menarik kesimpulan dengan tepat dan sesuai dengan solusi yang dikerjakannya. 5

7 Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dari 33 siswa yang mengikuti tes, hasil kemampuan bernalar siswa secara keseluruhan adalah 56% yang terdiri dari 27,27% pada sajian cerita; 69,7% pada sajian gambar dan 18,18% pada sajian simbol. Berdasarkan interval kemampuan penalaran yang telah dibuat dapat dikatakan bahwa kemampuan penalaran siswa masih tergolong rendah. Rendahnya skor yang diperoleh siswa berdasarkan hasil tes kemampuan penalaran ini sesuai dengan kemampuan bernalar siswa dalam menjawab benar atau salah dari masing-masing soal yang diberikan.secara keseluruhan persentase skor yang diperoleh siswa adalah 60,1 % dari skor maksimum yaitu 132 dan persentase penalaran yang diperoleh siswa adalah sebesar 56 % dari 33 siswa. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu, yaitu Suryadi (2007) dan Fredy (2013). Berdasarkan pengamatan di lapangan, diduga yang menyebabkan rendahnya kemampuan bernalar siswa adalah sajian-sajian soal yang diberikan sangat klasik yaitu tidak bervariatif sehingga siswa tidak mampu menggali penalaran mereka dengan memberikan alasan yang sesuai dan menarik kesimpulan dengan tepat atas solusi pengerjaan yang dilakukannya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, siswa lebih cenderung mampu bernalar dengan benar pada sajian gambar maka kemampuan bernalar siswa masih rendah karena sesuai dengan teori piaget yaitu masih berada pada tahap semi kongkrit. Hal ini tidak sesuai dengan kemampuan siswa menengah atas yang seharusnya sudah berada pada tahap abstrak. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti untuk melihat kesesuaian jawaban siswa juga menunjukkan bahwa siswa cenderung mampu bernalar dengan benar saat diberikan soal dalam sajian gambar karena soal yang diberikan terlihat mudah tetapi tetap memperhatikan bagaimana cara mereka bernalar karena soal yang diberikan tidak secara langsung membuat siswa melakukan perhitungan.sajian soal yang diberikan guru juga merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan bernalar siswa sehingga siswa yang malas berpikir tidak akan mengerjakan soal yang menurut mereka terlihat aneh padahal soal yang diberikan sesuai dengan materi yang sudah mereka pelajari. Menurut Guilford, ada empat kategori yang dipergunakan untuk menyampaikan atau menerima suatu ide/gagasan, yaitu :(1) Figural (Model atau gambar), (2) Semantik (Verbal atau kata-kata), (3) Simbolik dan (4) Tingkah laku (Behavioral). Namun tiga kategori secara umum dipergunakan untuk menyajikan atau mengkomunikasikan ide/gagasan dalam matematika. Dalam penyajian ide/gagasan (definisi atau teorema) dalam matematika dapat dimulai dari Figural, Semantik dan Simbolik atau Semantik, Figural dan Simbolik atau sebaliknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap enam orang siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, diperoleh informasi yang lebih rinci mengenai permasalahan yang dihadapi siswa ketika diberikan soal dengan beragam representasi mengenai sistem persamaan linear dua variabel yang mengkaji kemampuan penalaran matematis siswa dalam dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita, gambar dan simbol yang di antaranya : 6

8 1). Siswa kurang mampu menyelesaikan soal penalaran berbentuk cerita yaitu siswa kurang mengetahui hubungan yang terdapat dalam konsep satu dengan konsep lain yang ditanyakan melalui soal cerita. 2). Siswa dapat menyelesaikan soal penalaran berbentuk gambar, dan dapat mengetahui hubungan yang terdapat dalam konsep gambar satu dengan konsep gambar dua, namun siswa kurang baik dalam memberikan alasan untuk menunjukkan hubungan antar gambar yang telah disediakan. 3) Dalam menyelesaikan soal penalaran berbentuk symbol, siswa terlihat kurang mampu mengidentifikasi konsep sistem persamaan linear dua variabel yang akan digunakan dalam perhitungan, masih belum dapat menghubungkan persamaan-persamaan linear dua variabel untuk memberikan alasan atas jawaban yang diberikan. 4). Mengenai soal yang disajikan dalam bentuk gambar, sebagian besar siswa kurang mampu menggambarkan permasalahan matematika yang terdapat dalam soal berupa bentuk gambar beserta unsur-unsur sistem persamaan linear dua variabel yang disajikan dalam bentuk gambar. Akibatnya ada beberapa siswa yang salah memilih strategi penyelesaiannya yang tidak ada hubungannya dengan permasalahan yang ditanyakan dalam soal. 5). Dalam menyatakan hubungan keterkaitan antara konsep yang terdapat dalam masalah yang disajikan berdasarkan soal cerita, gambar dan simbol siswa juga masih belum bisa menyelesaikannya dengan baik dan menjelaskan pemahamannya terhadap masalah yang ditanyakan. Sajian soal yang diberikan yaitu sajian cerita, gambar dan simbol harus mengandung pertanyaan yang menuntut siswa untuk menarik kesimpulan agar dapat terlihat bagaimana proses siswa bernalar. Hasil analisis data yng diperoleh yaitu kemampuan bernalar siswa cenderung lebih baik pada sajian gambar juga bisa disebabkan oleh pertanyan-pertanyaan pada soal dalam bentuk gambar lebih menuntut siswa untuk menarik kesimpulan dan tidak membuat siswa terbebani dalam mengerjakan tes yang diberikan. Sedangkan, pada soal yang disajikan dalam bentuk cerita dan simbol hanya melihat hasil akhir dari permasalahan siswa tanpa membagi pertanyaan utuk menuntut siswa dalam menarik kesimpulan. Untuk mencari informasi lebih dalam mengenai masalah yang dihadapi siswa peneliti juga melakukan wawancara singkat kepada guru bidang studi yang terkait setelah mendapatkan hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa yang kurang maksimal. Guru berpendapat bahwa siswa masih sulit dalam menyelesaikan soal-soal yang sajiannya lebih bervariatif, apalagi dalam menyelesaikan soal-soal yang berbeda dengan soal yang biasa mereka kerjakan. Ini dikarenakan siswa malas dalam mencoba latihan soal-soal, siswa terlalu terpaku dengan apa yang guru berikan. Selain itu siswa malas untuk membaca soal lebih dari satu kali sehingga siswa terkadang belum memahami maksud soal namun sudah mengerjakan tanpa berpikir kreatif dan hanya asal-asalan dalam menjawab soal. Guru juga mengatakan bahwa penyakit lupa selalu jadi faktor utama siswa jika diberikan tes yang materinya sudah dipelajari (materinya sudah lewat). Seringnya mengejar target materi dikarenakan waktu yang sudah mendekati ulangan umum semester juga merupakan penyebab terabaikannya kemampuan 7

9 penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang lebih bervariatif karena membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyajikan ide matematis yang bervariatifhal itu menyebabkan siswa kurang mampu memberikan alasan yang tepat serta bisa menarik kesimpulan secara logis atas jawaban yang telah dikerjakan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan masalah, hasil analisis data, wawancara serta pembahasannya maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk cerita adalah sebesar68,18% dari skor maksimum 132 dan siswa mampu bernalar dengan benar sebesar 27,27 % dari 33 orang siswa, (2)kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk gambar adalah sebesar 67,42 % dari skor maksimum 132 dan siswa mampu bernalar dengan benar sebesar 69,7% dari 33 orang siswa, (3) Kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal berbentuk simbol adalah sebesar 50 % dari skor maksimum 132 dan siswa mampu bernalar dengan benar sebesar 18,18 % dari 33 orang siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut : (1) sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya peneliti meminta kesediaan guru mata pelajaran untuk ikut serta dalam mengawasi siswa saat penelitian agar suasana kelas lebih kondusif, (2) untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa sebaiknya waktu yang tersedia lebih memadai agar pelaksanaan penelitian tidak terburu-buru, (3) untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa, disarankan instrumen tes disiapkan dengan memberikan instrumen yang menuntut kemampuan bernalar siswa (menarik kesimpulan) dengan memberikan alasan yang sesuai dengan penarikan kesimpulan, (4) bagi peneliti lainnya, diharapkan dapat melaksanakan penelitian lanjutanberupa penelitian eksperimental dengan memberikan perlakuan untuk menggali kemampuan penalaranmatematis siswa yang bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. DAFTAR RUJUKAN Albert,dkk Mathematical for Elementary Teachers. New York : Higher Education Barnes dan Nobel, Inductive and Deductive Reasoning. com/math/geometry3inductiveanddeductivereasoning/html.diakses tanggal 10 April

10 Bahr, Damon L and Garcia, Lisa Ann de Elementary Mathematics isanything but Elementary: Content and Methods from a Development Perspective. USA: Wadsworth, Cengage Learning Brodie, K 2009.Teaching Mathematical Reasoning in Secondary SchooLClassroomsJohannesburg : Springer Guiilford.j.p The Nature of Human Intelligence, new york : Mcgraw_hill Nazir, M Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Rif at, M Pendidikan Matematika dari Perspektif Mengajar dan Belajar. Pontianak : Romeo Mitra Grafika Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik. (Online).bundaiza.files.wordpress.com/komunikasi pm_ prosidin/ Diakses 17 Februari 2014 matematik_dan Shadiq,Fadjar,2004.Pemecahanmasalah,PenalarandanKomunikasi. (Online). f/dikunjungi 20desember 2013 Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta Suherman, E Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Sumarmo, U Kemampuan pemahaman dan penalaran matematika siswa SMA dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa dan beberapa unsur proses belajar mengajar (Disertasi). (Online). File upi.edu/direktori/.../vol.../6_yanto_permana_layout2rev.pdf/.diakses 12 Februari 2014 Van De Walle, John A, dkk. (2007). ElementaryAnd Middle School Mathematics Teaching Developmentally,7th Edition.New York: Pearson Education 9

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP D Novi Wulandari, Zubaidah, Romal Ijuddin Program Studi Pendidikan matematika FKIP Untan Email :

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP Ismarwan, Bambang, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : marwanis@rocketmail.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP Devi Aryanti, Zubaidah, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : Thevire_yuga@yahoo.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Sandi Hidayat, Rif at, Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email: sandihidayat09@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT Meilini, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email:linimeimei@gmail.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA K Lidia, Sugiatno, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email : lidiadebora96@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG 90 ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG Siti Zaenab SMP Muhammadiyah 3 Malang Email: namakuzaenab@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP Tomo, Edy Yusmin, dan Sri Riyanti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : tomo.matematika11@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL Melida Rismawati 1), Edy Bambang Irawan 2), Hery Susanto 3) 1) 2) 3) Universitas Negeri Malang melris_l@yahoo.com,

Lebih terperinci

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK Maisaroh, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan

Lebih terperinci

KESULITAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PELUANG DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

KESULITAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PELUANG DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KESULITAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PELUANG DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Uni Nurul Rahmawati, Sugiatno, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email :unnie_nurulrahmawati69@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi proses pembangunan. Siswa sebagai sumber

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI Nofila Yossy Viantri, Bambang Hudiono, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP Nyemas Plisa, Bambang Hudiono, Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email: nyemasplisapradanita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DENGAN WAWANCARA KLINIS PADA PEMECAHAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL KELAS VIII SMP Nur Fitri, Bambang Hudiono, Dian Ahmad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP Ana, Rif at, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : ana_match89@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP Polina Kristina Tiun, Bambang Hudiono, Agung Hartoyo Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA P ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Paskalina Aprilita, Ade Mirza, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email :

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh RIZKI AMIZA NIM F04211012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA ZUHROTUNNISA AlphaMath DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA Oleh: Zuhrotunnisa Guru Matematika MTs. Negeri Rakit 1 Banjarnegara cipits@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

PENALARAN SISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA

PENALARAN SISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA PENALARAN SISWA DALAM MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN SISWA Nurul Istiqomah 1, Tatag Yuli Eko Siswono 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN DEDUKTIF MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN DEDUKTIF MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR INSPIRAMATIKA Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Volume 3, Nomor 2, Desember 2017, ISSN 2477-278X, e-issn 2579-9061 PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN DEDUKTIF MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SPLDV

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SPLDV 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SPLDV Ria Nursanti, Sugiatno, Agung Hartoyo Program Magister Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA PENGARUH TINGKAT KECEMASAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HONORIUS ARPIN NIM. F04110035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERBANDINGAN SMP

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERBANDINGAN SMP PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PENALARAN MATEMATIS PADA MATERI PERBANDINGAN SMP Hendy Febrian, Agung Hartoyo, Dede Suratman Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHIDAYATI NIM F04209007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA

Lebih terperinci

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA Kamarudin, Sugiatno, Dian Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : k4m4rud1n@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat membuat setiap orang dapat mengakses segala bentuk informasi yang positif maupun negatif

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN RINI APRIANTI NIM : F

ARTIKEL PENELITIAN RINI APRIANTI NIM : F KELANCARAN PROSEDUR MATEMATIS SISWA DALAM MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh RINI APRIANTI NIM : F04208027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI HUKUM KIRCHOFF DI SMAN 1 MERANTI Andika Rahmat, Edy Tandililing, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini menyebabkan kita harus selalu tanggap menghadapi hal tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Stevanie Wulandari, Ade Mirza, Silvia Sayu Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email:stevanie_wulandari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA Zuhrotunnisa Guru Matematika MTs. Negeri Rakit 1 Banjarnegara cipits@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju dan berkembangnya suatu Negara dipengaruhi oleh pendidikan. Bagaimana jika pendidikan di suatu Negara itu makin terpuruk? Maka Negara tersebut akan makin

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA PGRI SUMBERREJO BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015

STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA PGRI SUMBERREJO BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015 p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA PGRI SUMBERREJO BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA BERDASARKAN ASPEK INTERPRETATION DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA BERDASARKAN ASPEK INTERPRETATION DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA BERDASARKAN ASPEK INTERPRETATION DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Selvie Octavia, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email:selvieoctavia511@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang

Lebih terperinci

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan... 1 Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Kelas VIII C SMP Negeri 13 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELAS VIII SMP PONTIANAK

KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELAS VIII SMP PONTIANAK KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH KELAS VIII SMP PONTIANAK Tari Indriani, Agung Hartoyo, Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email: tari.indriani94@yahoo.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH (1 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH Anim* 1, Elfira Rahmadani 2, Yogo Dwi Prasetyo 3 123 Pendidikan Matematika, Universitas Asahan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Syarifah Leni Fuji Lestari, Ahadi Sulissusiawan, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

POLA PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

POLA PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA POLA PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BILANGAN BULAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Eka Juliawati, Sugiatno, Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email: Crazy_Girl_0796@yahoo.com

Lebih terperinci

POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA K POTENSI PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Deni Suhendra, Sugiatno, dan Dede Suratman Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA Oleh : Juni Hardi, Bambang Hudiono, Ade Mirza Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI SMA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI SMA KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI SMA Gilbert Febrian Marulitua Sinaga, Agung Hartoyo, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI BANGUN RUANG

KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI BANGUN RUANG KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MATERI BANGUN RUANG Rahayu Purwanti, Agung Hartoyo, Dede Suratman Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email : rahayu.purwanti94@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK Eza, Bambang, Yulis Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : eza.niez@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Vindy Antika 1, Haninda Bharata, Pentatito Gunowibowo 2 Vindy_antika44@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP Dwi Rifa, Yulis Jamiah, Ahmad Yani Program Studi Pendidikan Matematika KIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah negara. Semakin baik kualitas pendidikan di sebuah negara maka semakin baik pula kualitas negara tersebut.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA ISSN 2502-5872 M A T H L I N E PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, d_novietasari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Emilda Mustapa. 1, Sri Hastuti Noer 2, Rini Asnawati 2 emildamustapa@gmail.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif membangun

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Eti Sukadi Prodi Pendidikan Fisika IKIP-PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di sekolah. Proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar apabila dilakukan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II Siti Khoiriyah Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: sitikhoiriyahstkipmpl@gmail.com. Abstract

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER Rialita Fitri Azizah 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 Abstract. This research is a descriptive research aimed

Lebih terperinci

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK Nining Arum Sari, Agung Hartoyo, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: niningarum29@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama adalah agar peserta didik memiliki

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA 1 PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA Widya Septi Prihastuti, Bambang Hudiono, dan Ade Mirza Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: wwidyasp@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa. Penduduk yang banyak tidak akan menjadi beban suatu negara apabila berkualitas, terlebih

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP Yan, Bistari, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : yan_kelana_02@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal... 1 Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Berdasarkan Taksonomi SOLO di Kelas VII SMP Negeri 7 Jember (Analysis of Student Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah, prinsip serta teorinya banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan hampir semua

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA ASPEK INFERENCE DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TEOREMA PYTHAGORAS

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA ASPEK INFERENCE DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TEOREMA PYTHAGORAS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA ASPEK INFERENCE DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TEOREMA PYTHAGORAS Rizka Pritananda, Edy Yusmin, dan Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen, karena subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti menerima keadaan

Lebih terperinci

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI

PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI 71 PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MAHASISWA PGMI Siti Annisah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Email: annisahsiti_80@yahoo.co.id) Abstract The purpose

Lebih terperinci

R. Azmil Musthafa et al., Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam...

R. Azmil Musthafa et al., Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam... Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi FPB dan KPK Kelas VII B SMP Negeri 0 Jember (Analysis of Level Students Reasoning Ability in Resolving Problems of The

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM PERTIDAKSAMAAN PECAHAN DI KELAS X SMA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM PERTIDAKSAMAAN PECAHAN DI KELAS X SMA KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM PERTIDAKSAMAAN PECAHAN DI KELAS X SMA Susepto Minggono, Sugiatno, Yulis Jamiah Pend. Matematika, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: suseptominggono@ymail.com

Lebih terperinci

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH MATERI BANGUN DATAR PADA MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS SLAMET RIYADI ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III Reno, Sri Utami, Suhardi Marli Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email : Renoelzio@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33, d_novietasari@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA Istasari Syaifatunnisa (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) istasaris@gmail.com 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru matematika, salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut antara

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP Oleh: Rizki (1) Darhim (2) ABSTRAK Upaya untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF FX. Didik Purwosetiyono 1, M. S. Zuhri 2 Universitas PGRI Semarang fransxdidik@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Novi Wahyu Wulandari (1), Nurhanurawati (2), Pentatito Gunowibowo (2) novi.mutez@gmail.com 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA Reza Febriansyah, Edy Y, Asep N Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : rezabhalank@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh 34 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan salah satu kunci kesuksesan dari seseorang. Begitu pula dalam proses pembelajaran, apabila peserta didik tidak

Lebih terperinci

POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA

POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA 1 POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA Hani Rokhmawati, Agung Hartoyo, Dian Ahmad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak Email: hani.rokhmawati@yahoo.com

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENYELESAIAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARITMATIKA SOSIAL OLEH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

REPRESENTASI PENYELESAIAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARITMATIKA SOSIAL OLEH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA REPRESENTASI PENYELESAIAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARITMATIKA SOSIAL OLEH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ruberto, Rif at, dan Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : ruberto_09@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG Viona Amelia 1), Edwin Musdi 2), Nonong Amalita 3) 1) FMIPA UNP, e-mail: M3lly_elf@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG Dina Agustina 1), Edwin Musdi ), Ahmad Fauzan 3) 1 ) FMIPA UNP : email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taufik Rahman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taufik Rahman, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pada saat di sekolah dasar, materi matematika yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA Norma Setiawati 1, Zulkardi 2, dan Cecil Hiltrimartin 3 1 norma_thsetia@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berpikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA Ni Wayan Ekawati 1, Wenny J.A. Musa 2, Lukman A.R Laliyo 3 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci