BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan Sekolah Kesehatan anak sekolah adalah anak yang belajar di semua lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas yang harus diusahakan agar kesehatannya terpelihara dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan kesempatan belajar dan tumbuh secara harmonik, efisien, dan optimal (Sutatmo, 1979). Anak-anak merupakan modal negara, mereka adalah manusia-manusia pembangunan di hari esok, dan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa/negara pada generasi yang akan datang. Oleh karena itu, kegiatan yang dilaksanakan melalui masyarakat sekolah dipandang lebih efektif dibanding kegiatan lain yang dilakukan dalam masyarakat umum, karena : 1. Jumlah anak sekolah mempunyai persentase yang tinggi dari jumlah rakyat Indonesia. 2. Anak-anak sekolah adalah masyarakat yang telah terorganisasikan, sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan program kesehatan pada masyarakat. 3. Anak sekolah sangat peka terhadap pendidikan dan pembaharuan, dapat menjadi tenaga inti penyebaran, karena pada usia anak sekolah berada dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, mudah dibimbing dan dibina. 4. Tingkat usia anak sekolah adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan hidup sehat, yang nantinya akan dapat mereka hayati, 9

2 10 dan dapat menyebarkan pengetahuannya/kebiasaan yang baik itu kepada keluarganya serta lingkungannya (Sutatmo, 1979). 2.2 Usaha Kesehatan Sekolah UKS merupakan upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan. UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan lingkungannya (Soenarjo, 2002). 2.3 Tujuan dan Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan umum UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas. Tujuan khususnya adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik, yang mencakup ; 1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, keluarga dan masyarakat. 2. Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial.

3 11 3. Memiliki daya hayat dan tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat berbahaya lainnya (Narendra, 2005). Sesuai dengan SKB 4 Menteri sasaran UKS adalah peserta didik di Sekolah/ Satuan Pendidikan Luar Sekolah, Guru, Pamong Belajar, Pengelola Pendidikan lainnya, Pengelola Kesehatan, dan Masyarakat. 2.4 Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Kegiatan UKS meliputi 3 (tiga) komponen utama disebut dengan Trias UKS yaitu : (a) Pendidikan kesehatan, (b) Pelayanan Kesehatan dan (c) Pembinaan Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Depkes RI, 1995) Pendidikan Kesehatan Kegiatan pada pendidikan kesehatan di sekolah meliputi : (a) Kegiatan intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian kurikulum sekolah misalnya : olahraga dan kesehatan, (b) Kegiatan Ekstrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti : Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan : Personal hygiene yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga, lomba poster sehat, kerja bakti sosial, perlombaan kebersihan kelas (Depkes RI, 1995) Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan yang bersifat komprehensif (terpadu dan menyeluruh), meliputi : a. Kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) yaitu penyuluhan kesehatan, pemantauan status gizi dan latihan keterampilan teknis pemeliharaan

4 12 kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : kader kesehatan sekolah, olahraga, kesenian, berkebun dan lomba. b. Kegiatan pencegahan (preventif) merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit : imunisasi yang dilakukan oleh petugas puskesmas, pemberantasan sarang nyamuk, kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) bagi siswa kelas I yang baru masuk dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh siswa. c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitasi) berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/ cacat agar dapat berfungsi lebih optimal, melaksanakan P3K dan tindakan rujukan ke puskesmas serta pemberian makanan tambahan anak sekolah. Puskesmas sebagai penanggungjawab pelayanan kesehatan sekolah dan menjadi pusat rujukan kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah (Depkes RI, 1995) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai instansi yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat.

5 13 Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan murid, guru, dan pegawai sekolah, serta peningkatan daya serap murid dalam proses belajar mengajar (Depkes RI, 2006). Lingkungan sekolah sehat ditinjau dari dua segi, yaitu aspek fisik dan aspek mental. 1. Aspek fisik Aspek bangunan sekolah, peralatan sekolah, perlengkapan, sanitasi yang memenuhi syarat-syarat kesehatan serta pengawas kebersihannya meliputi : a. Penyediaan air bersih b. Pemeliharaan penampungan air bersih c. Pengadaan dan pemeliharaan air limbah d. Pemeliharaan WC/ Kamar Mandi e. Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, ruang serbaguna, ruang olahraga, ruang UKS, ruang laboratorium, ruang ibadah f. Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah) g. Pengadaan dan pemeliharaan warung/ kantin sekolah h. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah 2. Aspek mental meliputi : penghuni-penghuni sekolah tersebut, menyangkut hubungan murid, guru, orang tua murid, tenaga administrasi sekolah, dan petugas-petugas kesehatan UKS.

6 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Kesehatan lingkungan sekolah adalah segala upaya untuk menyehatkan dan memelihara lingkungan sekolah dan pengaruhnya terhadap siswa. Kesehatan lingkungan adalah interaksi antara manusia dan lingkungannya yang berakibat atau memengaruhi derajat kesehatan. Konsep ketahanan sekolah 7K (kebersihan, keamanan, keindahan, ketertiban, kekeluargaan, kedisiplinan dan kerindangan) dapat menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah yaitu siswa, guru dan semua karyawan sekolah (Depkes RI, 1995). Sanitasi adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pembinaan kebersihan lingkungan hidup manusia, baik di rumah, di kantor, di sekolah, ditempat-tempat umum, dan lain sebagainya terhadap segala unsur yang terdapat di lingkungan tersebut, baik berupa bangunan, benda-benda, dan halamanhalaman disekitar bangunan (Sutatmo, 1979). Lingkungan sekolah yang sehat seperti : pelayanan kesehatan yang memadai, pengendalian penyakit menular, pengaturan personal hygiene siswa, program yang baik dari pendidikan jasmani, tindakan pencegahan yang memadai, dan pemeliharaan staf yang sehat merupakan bagian penting dari pendidikan kesehatan anak sebagai sarana pembelajaran tidak langsung (Turner et al., 1961). Lingkungan sehat tujuan umumnya adalah untuk menciptakan lingkungan hidup yang kondusif bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, terutama masyarakat sekolah.

7 15 Tujuan khusus lingkungan sehat adalah mewujudkan lingkungan hidup sehat yang : a. Mendukung tumbuh kembang anak dan remaja b. Memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat c. Memungkinkan interaksi sosial d. Melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang optimal (Hapsara, 2004). Timbulnya penyakit pada masyarakat tertentu pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara penduduk setempat dengan berbagai komponen yang ada di lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berinteraksi dengan pangan, udara, air serta serangga. Apabila berbagai komponen lingkungan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti bahan beracun, ataupun bahan mikroba yang memiliki potensi timbulnya penyakit, maka manusia akan jatuh sakit dan menurunkan kualitas sumber daya manusia (Achmadi, 2008). Manajemen penyakit harus dilakukan secara terpadu khususnya pada masyarakat sekolah, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan maupun monitoring pelaksanaannya supaya dapat mengintegrasikan antara pengendalian faktor resiko penyakit baik faktor risiko berupa perilaku maupun faktor resiko pada lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit. Dengan demikian, manajemen setiap penderita penyakit harus dilaksanakan secara komprehensif, dan keselarasan antara pengendalian faktor risiko seperti program-program penyuluhan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang perbaikan perilaku hidup sehat dengan penyehatan lingkungan terhadap penyakit berkenaan secara selaras (Achmadi, 2008).

8 16 Salah satu kegiatan UKS adalah pembinaan kesehatan lingkungan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara lingkungan sekolah. Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dalam rangka pelaksanaan pembinaan kesehatan lingkungan. Pembinaan yang dilakukan adalah pengawasan kebersihan lingkungan sekolah, meliputi halaman sekolah, ruang kelas, jamban/wc, penyediaan air bersih dan kantin sekolah. Untuk menjaga kebersihan ruang kelas dan halaman serta pekarangan sekolah dibentuk piket harian yang bergiliran dari semua siswa Ruang Bangunan Bangunan adalah semua ruangan yang ada dalam lingkungan sekolah pada batas pagar sekolah yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan sekolah. Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang UKS, ruang ibadah, kantin/warung sekolah, toilet (Kepmenkes, 2006). Adapun persyaratan kesehatan lingkungan pada ruang bangunan; 1. Ruang Kelas Ruang belajar yang kotor, gelap, pengap, dan bau dapat memengaruhi proses belajar mengajar. Kenyataan juga menunjukkan bahwa belum semua sekolah mempunyai bangunan sekolah yang memadai. Masih banyak sekolah yang ditemukan dengan kelas-kelas bersifat darurat, dan masih banyak sekolah-sekolah yang dipergunakan terus-menerus dari pagi sampai sore hari, sehingga pemeliharaan sekolah dan kelas-kelas agak sulit dilaksanakan. Seringkali kita masuk kelas dengan lantai berlabis tanah, dan sampah bertebaran. Dinding kelas yang tidak terawat,

9 17 langit-langit yang penuh sarang laba-laba, papan tulis yang tidak terpelihara (Sutatmo, 1979). a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m 2 /murid b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dan jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 m c. Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai sekitarnya d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir di depan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 kelas 2. Ruang UKS a. Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir b. Luas minimal 27 m 2 3. Kantin/ Warung Sekolah a. Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir b. Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah c. Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan d. Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup e. Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan minum f. Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (tempat pengumpulan sampah sementara). 4. Kualitas udara ruang Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di dalam ruang sekolah dengan baik.

10 18 a. Udara ruang sekolah tidak berbau b. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok 5. Pencahayaan Ruangan harus cukup mendapatkan cahaya. Ini hanya dimungkinkan bila dinding tersebut mempunyai jendela-jendela atau lubang-lubang yang cukup luas untuk dilewati cahaya. Pada ruang kelas siswa-siswa yang duduk dibelakang atau disisi kelas harus dapat melihat dengan jelas tulisan-tulisan di papan tulis sehingga papan tulis diatur sedimikian rupa agar tidak menyilaukan mata para siswa (Sutatmo, 1979) Fasilitas Sanitasi Sekolah 1. Air bersih Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. a. Air memenuhi syarat kesehatan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dll, yang sesuai dengan syarat kesehatan KepMenKes Nomor 416 tahun b. Jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir, dll) minimal 10 m. 2. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. a. Ada saluran air hujan dan air limbah yang lancar dan tidak tergenang. b. Air limbah tidak mencemari sumber air bersih.

11 19 c. Tempat penampungan air limbah tidak menimbulkan bau, tidak menjadi sarang nyamuk dan letaknya jauh dari sumber air bersih (jarak minimal 10 meter) dari gedung sekolah. d. Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran penuntasan air hujan. e. Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan kedap air dan tertutup. f. Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan. g. Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan ke dalam tanah. h. Pembuangan air limbah dari dapur, dan WC harus memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak kontrol pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar. 3. Toilet (Kamar Mandi, WC, dan Urinoir) a. Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan. b. Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. c. Proporsi jumlah WC/Urinoir adalah 1 WC/Urinoir untuk 40 siswa dan 1 WC untuk 25 orang siswi. d. Toilet harus dalam keadaan bersih. e. Lantai toilet tidak ada genangan air. f. Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara luar.

12 20 g. Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk (Kepmenkes, 2006). 4. Sarana Pembuangan Sampah Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Sumantri, 2010). a. Tersedia tempat pembuangan sampah di setiap ruangan dengan tertutup. b. Tersedia bak/tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan antara lain : bebas lalat dan serangga, dapat menampung sampah dengan baik, tidak menimbulkan bau, letaknya jauh dari gedung sekolah (kelas, warung sekolah). c. Tempat pembuangan sampah dan air limbah tidak dekat dengan sumber air bersih (jarak minimal 10 meter). d. Pengangkutan sampah. e. Pelekatan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara dengan ruang kelas berjarak minimal 10 m. 5. Halaman, pekarangan dan pagar Kebersihan dan pemeliharaan pagar sekolah perlu pula menjadi perhatian, selalu kelihatan rapih dan menyenangkan. Rumput, tanaman dan pohon-pohon disekolah hendaknya selalu dipelihara, dengan demikian akan didapatkan udara yang segar dan disamping itu halaman menjadi terlindung dari terik matahari (Sutatmo, 1979).

13 21 1. Halaman a. Tidak ada genangan air dan tidak berdebu b. Bebas dari bangunan, benda, tanaman yang berbahaya c. Ada tanaman perindang penghijauan dan tanaman hias d. Halaman ditata dengan baik, bersih indah dan serasi, tidak becek dan tidak menjadi tempat bersarang dan berkembangbiaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya e. Ada bagian yang dipergunakan untuk upacara bendera, senam dan bermain f. Ada saluran pembuangan air yang berfungsi baik 2. Pekarangan/ Kebun Sekolah a. Kebun ditanami dan ditata secara teratur, bersih dan rapi b. Dapat dimanfaatkan sebagai tempat peternakan, perkebunan, perikanan, tanaman produktif dan apotik hidup c. Dipergunakan sebagai sarana pembelajaran d. Tidak terdapat benda-benda dan tanaman yang membahayakan e. Tidak menjadi sarang nyamuk 3. Pagar Sekolah a. Pagar dapat melindungi seluruh sekolah b. Pintu pagar dapat berfungsi dengan baik c. Pagar terbuat dari bahan baku atau tumbuhan yang kuat d. Pagar terawat baik, bersih dan serasi (Tim Pelaksana UKS Pusat, 2010).

14 Sistem Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terorganisir yang terdiri atas beberapa sub sistem yang saling berhubungan dan ditentukan oleh batas-batas yang jelas dan dapat dibedakan dari lingkungannya, dengan kata lain sistem merupakan suatu rangkaian dari bagian-bagian yang saling berhubungan untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien. Adapun unsur sistem yang saling berhubungan adalah masukan (input), proses (process), keluaran (output), umpan balik (feed back), dampak (impact), dan lingkungan (environment) yang menunjukkan bahwa pendekatan ini sekaligus merupakan alat untuk melakukan perubahan dan peningkatan (Azwar, 2010). Secara garis besar elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut : a. Masukan (input) : adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem dan berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Untuk sebuah organisasi dikenal dengan 6 M yaitu manusia (man), uang (money), sarana (material), metode (methode), pasar (market) dan mesin (machine). b. Proses : adalah kumpulan bagian atau elemen yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilkan keluaran (output) yang direncanakan. c. Keluaran (output) : adalah hal yang dihasilkan oleh proses dalam sistem. d. Efek (effect) : adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

15 23 e. Dampak (impact) : adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya. f. Umpan balik (feed back) : adalah juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut. g. Lingkungan (environment) : adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi memengaruhi sistem tersebut. Pencapaian suatu tujuan (output) dalam proses manajemen suatu sistem dipengaruhi oleh fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling). 2.7 Manajemen Kesehatan Dalam pengertian pembangunan kesehatan dewasa ini, manajemen kesehatan dipandang sebagai salah satu unsur dari 3 unsur pembangunan kesehatan. Unsurunsur tersebut secara keseluruhan ialah pelaksana, pembina dan pengembangan upaya kesehatan. Kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada di sekolah dengan cara terpenuhinya tujuan penelitian yaitu dengan melakukan penilaian kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang meliputi : a. Masukan (input) yaitu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan.

16 24 b. Proses, yaitu pelaksanaan dari kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan. c. Keluaran (output) yaitu hasil dari pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan Masukan (Input) 1. Petugas di Puskesmas : tenaga yang ditunjuk/ditugaskan untuk mengelola program UKS yang terdiri dari tenaga inti yaitu sarjana kesehatan masyarakat atau D3 kesehatan lingkungan dan tenaga pendukung seperti bidan atau perawat kesehatan masyarakat. 2. Biaya Operasional : yang dimaksud biaya disini adalah dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan dengan tujuan memelihara dan mencegah penyakit berbasis lingkungan. 3. Sarana dan Prasarana : dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan haruslah ditunjang dengan sarana yang minimal. Misalnya adanya ruangan khusus UKS dan alat kesehatan Proses Yaitu kumpulan bagian dari sistem yang berfungsi untuk mengubah input sehingga menghasilkan suatu output yang direncanakan. Pembangunan kesehatan yang berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi kualitasnya maupun segi jumlahnya. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dibutuhkan juga proses pembinaan yang berkualitas. Oleh karena itu, salah satu fokus pembinaan petugas kesehatan

17 25 adalah pembinaan petugas/guru UKS di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang melaksanakan upaya kesehatan komprehensif kepada masyarakat dan mempunyai tugas dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes, 2004). Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan melalui langkah-langkah : perencanaan (penyusunan POA), pelatihan (meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaksana dan petugas UKS), dan pengawasan (meliputi pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten maupun petugas UKS puskesmas terhadap guru UKS) Perencanaan (planning) Pentingnya kedudukan dan peranan perencanaan bagi semua pihak yang bergerak dalam bidang kesehatan maka telah mewajibkan bagi semua pihak untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang perencanaan. Strategi perencanaan sangat penting sebagai proses membangun sistem tujuan dan merumuskan rencana untuk mencapai tujuan tersebut sehingga perencanaan tersebut memerlukan komitmen untuk masa depan organisasi kesehatan, waktu yang cukup dalam keterlibatan proses perencanaan, serta kemauan untuk mengubah program tindakan berdasarkan hasil perencanaan (Carson et al., 1994). Perencanaan merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,

18 26 menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004). Pada pengertian diatas perencanaan menganut beberapa upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang telah ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu hingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan cara penyelesaian masalah (Azwar, 2010). Stoner dan Wankel (1986) merumuskan 4 langkah perencanaan, yaitu ; 1. Mendefinisikan situasi sekarang Serangkaian kegiatan untuk mengkaji situasi kondisi organisasi dan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan. 2. Menetapkan tujuan Perencanaan dimulai dengan keputusan tentang organisasi yang dibutuhkan. Mengidentifikasi prioritas dan menjadi lebih spesifik tentang tujuan untuk dapat memfokuskan sumber daya secara efektif. 3. Mengidentifikasi bantuan dan hambatan untuk tujuan Mengenal hambatan yang sedang terjadi sekarang, agar dapat mengantisipasi situasi masa depan, masalah, dan peluang dari perencanaan. 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan Langkah dalam proses perencanaan ini meliputi pengembangan berbagai program alternatif tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif yang paling cocok untuk mencapai tujuan.

19 Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang diperlukan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang untuk melaksanakan suatu rencana sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sebuah organisasi merupakan sebagai suatu sistem kegiatan terkoordinasi secara sadar dari dua orang atau lebih, yang memiliki empat karakteristik dasar, yaitu ; 1. Upaya anggota individu yang sinkron 2. Ada tujuan organisasi umum untuk dicapai 3. Ada pembagian kerja yang memungkinkan anggota untuk menjadi ahli dalam tugas-tugas khusus 4. Ada rantai komando dimana anggota organisasi melapor kepada manajer yang mengarahkan tindakan mereka (Carson, et al.,1994) Penggerakan (actuating) Sebagai usaha untuk menciptakan kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga pelaksana program berjalan sesuai dengan rencana dalam rangka pencapaian tujuan. Penggerakan memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia. Seorang pemimpin yang ingin berhasil menggerakkan dan mengarahkan pegawainya agar bekerja lebih produktif perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam empat hal, yaitu ; (Azwar, 2010) 1. Pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership) 2. Pengetahuan dan keterampilan motivasi (motivating) 3. Pengetahuan dan keterampilan komunikasi (communication)

20 28 4. Pengetahuan dan keterampilan pengarahan(directing) a. Pelatihan Pelatihan didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program secara keseluruhan. Upaya pelatihan harus dapat memberikan pengalaman belajar yang baik bagi petugas maupun bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2005). Pelaksana pelatihan dimaksudkan adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap yang baik untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia dengan produktivitas kerja yang tinggi, yang mampu menghasilkan hasil kerja yang baik. Dalam pengertian umum, latihan berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada para pegawai, dengan maksud agar pegawai yang dilatih tersebut dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya baik dari segi kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan yang lebih berkualitas. Sasaran utama pelatihan adalah para petugas kesehatan sebagai ujung tombak dalam jalur distribusi dan pelayanan. Kemudian para pengecer swasta, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama (Notoatmodjo, 2005) Pengawasan (controlling) Selain perencanaan dan pelatihan juga dibutuhkan pengawasan yang merupakan salah satu pencapaian target pembinaan kesehatan. Pengawasan adalah penilaian, pengukuran, dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan petugas dan penampilan program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai (Azwar, 2010).

21 29 Pengawasan atau pengendalian adalah suatu fungsi utama manajemen dan berhubungan erat dengan fungsi perencanaan. Perencanaan menetapkan sasaran atau tujuan keseluruhan untuk organisasi kesehatan. Tapi manajemen kemudian harus memastikan bahwa rencana direalisasikan yang harus dicapai melalui fungsi pengawasan, yaitu : standar yang ditetapkan untuk tujuan organisasi, membandingkan kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang ditetapkan, bila ada penyimpangan negatif dari standar yang ditetapkan, langkah terakhir mensyaratkan bahwa tindakan perbaikan diambil (Carson, et al., 1994). Pengawasan atau evaluasi merupakan kesempatan mendidik para pelaksana untuk menghindari segala bentuk penyimpangan dan segera memperbaiki kesalahan apabila dijumpai. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi (Murti, 2011) Keluaran (Output) Salah satu efektifitas dari suatu organisasi yang dapat dinilai dari cakupan. Sedangkan yang dimaksud dengan efektifitas adalah seberapa besar suatu tujuan itu sedang atau telah tercapai. Untuk kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan diharapkan pelaksanaannya sesuai dengan apa yang ditetapkan, sehingga program UKS dapat berjalan dengan baik hingga masalah-masalah yang terjadi pada anak sekolah dapat diturunkan (Murti, 2011). 2.8 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi adalah bagian yang penting dari proses manajemen, karena evaluasi dapat diperoleh dari umpan balik (feed back) terhadap program atau pelaksana

22 30 kegiatan. Tanpa evaluasi, akan sulit mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan telah mencapai tujuan atau belum. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan, dilanjutkan dengan pengambilan keputusan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Nasution, 1997). Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program, dapat dibedakan atas tiga macam yaitu : (Azwar, 2010) 1. Penilaian pada tahap awal program (Formatif Evaluation) Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program, tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. 2. Penilaian pada tahap pelaksana program (Promotive Evaluation) Penilaian pada saat program sedang dilaksanakan, tujuannya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah ada penyimpangan yang dapat merugikan dari program tersebut. 3. Penilaian pada tahap akhir program (Summative Evaluation) Penilaian pada tahap saat program telah selesai dilaksanakan, tujuannya dibedakan atas dua macam, yaitu untuk mengukur keluaran (out put) serta untuk mengukur dampak (impact) yang telah dihasilkan.

23 Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian dan studi kepustakaan, kerangka konsep disusun sebagai berikut : Pembinaan Kesehatan Lingkungan a. Perencanaan b. Pelatihan c. Pengawasan Pencapaian Hasil Kegiatan a. Tercapai b. Tidak tercapai Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN TEORI 1. Hakikat UKS Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen

Lebih terperinci

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email

Lebih terperinci

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga 1.2 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia (Reksoprodjo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKS Usaha kesehatan sekolah atau yang disingkat dengan UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era sekarang ini pendidikan sangatlah penting guna mengimbangi perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa kurang lengkap

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil Puskesmas Kijang Tahun Anggaran 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan SKPD Program Kegiatan Capaian Program Input (Masukan) Output Outcome (Hasil) : Dinas

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 2.1.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960 tentang pasal-pasal

Lebih terperinci

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta indah_prasty@uny.ac.id 2013 DEFINISI UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Oleh: Sriawan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Oleh: Sriawan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY MENUJU SISWA SEKOLAH DASAR SEHAT Oleh: Sriawan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Abstrak Sekelompok anak-anak pada usia sekolah berkumpul pada jam-jam tertentu dan hari tertentu mereka berkumpul bergaul

Lebih terperinci

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA Riana Bintang Rozaaqi Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya

Lebih terperinci

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Dinas Kesehatan Kota Palembang menyambut hangat Pesta Olah Raga SEA GAMES ke XXVI yang sebentar lagi akan diadakan di Kota Palembang. Salah satu bentuk apresiasi dari Dinas Kesehatan kota Palembang adalah

Lebih terperinci

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS Misi Visi Visi : Sekolah sehat, aman, dan bersih Indikator : Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : 1. Bebas polusi 2. Bebas rokok 3. Tersedia air bersih 4. Sarana sanitasi yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS 1. Pengertian Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi kesehatan populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, sosial, dan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesehatan Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

STRATIFIKASI UKS TINGKAT SD/MI

STRATIFIKASI UKS TINGKAT SD/MI STRATIFIKASI UKS TINGKAT SD/MI Nama SD/MI :.. Desa :. Kecamatan :. Jumlah siswa tahun ajaran : Laki-laki Perempuan Jumlah Klas I Klas II Klas III Klas IV Klas V Klas VI Jumlah NO INDIKATOR STRATIFIKASI

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Pembinaan dan Pengembangan UKS

Pembinaan dan Pengembangan UKS Pembinaan dan Pengembangan UKS Disampaikan oleh : Kepala Puskesmas Cibadak Cibadak, 5 April 2010 Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial seseorang sehingga dapat memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit penyakit. Kondisi sehat

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011 sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Salah satu bentuk modal pembangunan kesehatan adalah sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Agar manusia indonesia mempunyai produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan Lingkungan Sekolah Kesehatan lingkungan adalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang Hygiene

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan

Lebih terperinci

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2002 T E N T A N G USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa Usaha

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN. Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDIDIKAN KESEHATAN. Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDIDIKAN KESEHATAN Oleh Erwin Setyo K, M.Kes PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pengertian Sehat Sehat menurut WHO: Keadaan yang sempurna baik fisik, mental

Lebih terperinci

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMUJU UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1717, 2014 PERATURAN BERSAMA. Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Pengembangan. Pembinaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

SANITASI DAN PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK PADA TOILET SEKOLAH DASAR DI DESA SEI ROTAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

SANITASI DAN PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK PADA TOILET SEKOLAH DASAR DI DESA SEI ROTAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 62 Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI SANITASI DAN PEMANTAUAN JENTIK NYAMUK PADA TOILET SEKOLAH DASAR DI DESA SEI ROTAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Nama Sekolah : Jumlah Toilet

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 9/MENKES/SK/VI/ YANG TELAH DIMODIFIKASI NO. a. b. - VARIABEL UPAYA BANGUNAN PASAR Penataan ruang dagang Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS NO SARANA & PRASARANA / TANGGAL 1 LOKASI DAN BANGUNAN A. LANTAI BERSIH, TIDAK LICIN B. DINDING BERSIH, WARNA TERANG, KEDAP AIR C. LANGIT-LANGIT TIDAK BOCOR, TIDAK MENGELUPAS D. PINTU DAPAT DIBUKA TUTUP

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru. BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar RUMAH SEHAT Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar Pengertian Rumah Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Iklim Kota Gorontalo memiliki luas sebsesar 64,79 km² atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo, yang secara

Lebih terperinci

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Suryani 1, Nurmaini 2, Surya Dharma 2 1 Program

Lebih terperinci

Lampiran 7 JADWAL PERSIAPAN KEGIATAN PENELITIAN No. Hari/tanggal Tempat Tujuan Kegiatan 1 Senin, 26 Maret 2012 Gedung Layanan Akademik UNY Mengajukan judul penelitian kepada koordinator program studi PGSD

Lebih terperinci

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan dewasa ini adalah dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pembangunan tersebut dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.ispa menyebabkan hampir 4 juta orang meninggal setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi masa depan bangsa yang kuat, cerdas, kreatif, dan produktif, merupakan tanggungjawab semua

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 19 Tahun 2006 Serie : E Nomor : 13 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR Saat ini Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia yang turut menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) DEFINISI Menurut depdikbud Upaya membina dan mngembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolah,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL 105 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL (Berdasarkan International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship Sanitation Certificates) 1. Nama Kapal : 2. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia seutuhnya sudah tentu tidak terlepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat keserasian, keselarasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena Indonesia beriklim tropis. Iklim tersebut yang mempermudah perkembangan bakteri, parasit maupun

Lebih terperinci