NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4"

Transkripsi

1 NERACA MASSA TANPA REAKSI Pertemuan ke 2 s/d 4

2 Neraca massa Dengan Reaksi : ditandai dengan terjadinya perubahan kimia pada umpan yang diproses Tanpa Reaksi: umpan hanya mengalami proses fisika seperti: - Pencampuran - Pemisahan - Pengecilan Ukuran

3 Neraca massa tanpa reaksi berlangsung pada unit-unit alat sbb: Pada proses mixing (mixer) Pada proses distilasi (Distilasi) Pada proses pengeringan (Dryer) Pada Proses Kristalisasi Pada proses kondensasi (Kondensor) Pada Kolom Absorber

4 Konsep Penyelesaian NM 1. Gambar Diagram Alir Proses (PFD) 2. Beri label untuk unknown variabel 3. Tentukan basis perhitungan 4. Tulis komposisi setiap komponen pada setiap aliran 5. Samakan satuan yang ada di semua stream 6. Terjemahkan statemen yang terdapat dalam soal ke dalam persamaan matematika (jika ada) 7. Tulis persamaan-persamaan yang mungkin 8. Selesaikan point 5 dan 6 secara eliminasi atau subtitusi.

5 DIAGRAM ALIR PROSES F2 kg/jam F1 kg /jam PROSES F3 Kg /jam

6 Basis : 1 jam operasi F2 kg A 125 kg 0,25 A 0,75 B PROSES F3 Kg 0,8 A 0,2B

7 Apa yang dimaksud dengan Basis Adalah angka/kondisi yang kita tetapkan untuk 1. Mempermudah perhitungan. 2. Menyederhanakan angka perhitungan 3. Menyederhanakan tampilan diagram alir

8 Basis : 1 jam operasi Satuan Harus sama Untuk semua aliran F2 kg A 125 kg 0,25 A 0,75 B PROSES F3 Liter 0,8 A 0,2B Aliran Komponen/komposisi

9 Basis : 1 jam operasi F2 kg A KONSEP NERACA MASSA INPUT = OUTPUT 125 kg 0,25 A 0,75 B PROSES F3 Kg 0,8 A 0,2B INPUT ALIRAN = OUTPUT ALIRAN F2 = F3 INPUT KOMPONEN A = OUTPUT KOMPONEN A 0,25 x F2 = 0,8 x F3

10 Contoh: Neraca massa pada mixer Sejumlah asam aki yang sudah lemah (12,43 % H 2 SO 4 ) akan dibuat asam aki dengan konsentrasi 18,63 % H 2 SO 4 dengan cara menambahkan sejumlah Asam sulfat (Kg/Jam) dengan konsentrasi 77,7 %. Berapa kebutuhan asam lemah dan asam sulfat pekat (kg/jam) agar dihasilkan 2110 kg/jam produk. Penyelesaian:

11 Buat Neraca Total Penyelesaian F1 + F2 = 2110 kg (1) Buat Neraca komponen H 2 SO 4 0,1243 F1 + 0,777F2 = 0,1863 x 2110 (2) Selesaikan persamaan (1) dan (2) secara subtitusi untuk menyelesaikan F1 dan F2 dari persamaan (1) F2 = 2110 F1, subtitusikan ke pers (2) 0,1243F1 + 0,777 (2110-F1) = 393,093 0,1243F ,47 0,777F1 = 393,093-0,6527 F1 = ,377 F1 = 1909,57 kg H 2 SO 4 lemah F2 = 200,43 kg H 2 SO 4 pekat

12 SOAL (KERJAKAN DI KELAS): Larutan selulosa mengandung 5,2 % selulosa. Berapa kg larutan selulosa 1,2 % yang diperlukan untuk mengencerkan larutan dari 5,2 % menjadi 4,2 % sebanyak 100 kg. Penyelesaian:

13 CONTOH SOAL UNTUK 3 ALIRAN UMPAN: Asam bekas dari proses nitrasi mengandung 23% HNO 3, 57% H2SO4 dan 20% H2O (% berat). Asam ini akan dipekatkan lagi sampai menjadi 27% HNO3, 60% H2SO4 dan 13 % H2O dengan cara menambahkan asam sulfat pekat 93 % dan asam nitrat pekat 90 %. Berapa asam bekas dan asam pekat yang diperlukan per jam untuk menghasilkan 1000 kg/jam asam yang diinginkan. Penyelesaian:

14 Buat Neraca Total F1 + F2+ F3 = 1000 kg F1 = 1000 F2 F3 (1) Buat Neraca komponen H 2 SO 4 0,57 F1 + 0,93F2 = 0,6 x ,57 F1 + 0,93 F2 = 600 (2) Buat Neraca komponen HNO 3 0,23 F1 + 0,9F3 = 0,27 x ,23 F1 + 0,9 F3 = 270 (3) Selesaikan persamaan (1), (2)dan (3) secara subtitusi untuk menyelesaikan F1. F2 dan F3 FI = 416,74 F2 = 389,72 F3 = 193,54

15 Soal-Soal (Home Work) 1. Ingin dibuat larutan NaOH 1 M sebanyak 250 ml dari kristal NaOH. Berapa gram NaOH yang harus disiapkan dan berapa ml akuades yang dibutuhkan? 2. Ingin dibuat larutan KMnO 4 0,5 M sebanyak 500 ml dari kristal KMnO 4. Berapa gram KmnO 4 yang harus disiapkan dan berapa ml akuades yang dibutuhkan? 3. Di laboratorium hanya tersedia larutan HCl 5 % ( % berat ) dan larutan HCl 25%. Seorang analis akan membuat 1000 gram larutan HCl 12%. Apa yang sebaiknya dilakukan analis tersebut? Per grup 10 orang: Presentasikan dalam bentuk slide

16 Neraca Massa Pada Kolom Distilasi

17 Soal Pada Kolom Distilasi Basis : 1 Jam Operasi Distilat D kg 0,85 etanol 0,15 H 2 O Feed, F kg 0,35 etanol 0,65 H 2 O Distilasi Waste W kg 0,05 etanol 0,95 H2O

18 Tentukan kg distilat dan waste per kg feed Penyelesaian: Neraca Massa Total: F = D + W 1 = D + W W = 1- D (1) Neraca Massa Komponen etanol: (0,35)(1) = (0,85)D + (0,05)W 0,35 = 0,85D + 0,05W (2) Basis : 1 kg umpan subtitusi persamaan (1) ke pers (2: 0,35 = 0,85D + 0,05 (1-D) 0,3 = 0,8D Diperoleh: D = 0,375 kg distilat dan W = 0,625 kg waste

19 CONTOH SOAL: Sebuah campuran mengandung 45 % benzen (B) dan 55 % Toluen (T) dalam % berat. Dipisahkan di dalam sebuah kolom distilasi dimana overhead stream (top produk) terdiri dari 95wt % B, dimana 8 % dari benzen umpan keluar dari bottom kolom. Umpan kolom sebesar 2000 kg/jam campuran. Tentukan: a. Laju aliran produk overhead (kg/jam) = 871,579kg/jam b. Laju aliran benzen dan toluen pada produk bottom (kg/jam) = 72 kg/jam benzen, kg/jam toluen.

20 Penyelesaian: Basis 1 jam operasi 2000 kg 0,45 B 0,55 T W kg X B (1-X)T D kg 0,95 B 0,05 T Info dari soal untuk Benzen: 0,08 x 0,45 x 2000 = x.w sehingga 72 = x.w (1) Neraca Total 2000 = D + W (2) Neraca Benzen: 0,45 x 2000 = 0,95 D + xw 900 = 0,95 D + xw (3) Subtitusikan pers (1) ke (3) 900 = 0,95D + 72 D = 871,579 kg subtitusikan ini ke (2) W = ,579 = 1.128,421 kg Maka Toluen = 1.128, = 1.056,421 kg

21 Neraca Massa Pada Pengering Dalam pemrosesan ikan, setelah minyak ikan diekstrak, ampas ikan (fish cake) kemudian dikeringkan di dalam pengering drum berputar (rotary dryer). Fish cake digiling sampai halus dan dikemas. Produk kemasan mengandung 65% protein. Fish cake yang diumpankan ke dalam dryer mengandung 80% air kemudian keluar dengan kandungan air 40% dimana sebanyak 100 kg air dihilangkan. Tentukan berat fish cake mula-mula yang diumpankan ke dalam dryer.

22 Penyelesaian: 100 kg H 2 O BDC = Bone Dry Cake A kg Wet Fish Cake 0,8 H 2 O 0,2 BDC Neraca Total: A = B (1) Neraca BDC: 0,2 A = 0,6 B (2) Subtitusikan pers (1) ke (2) B kg Dry Fish Cake 0,4 H 2 O 0,6 BDC 0,2 (100+B) = 0,6B ,2B = 0,6B 20 = 0,4 B B = 50 subtitusikan ini ke pers (1) Jawaban A = = 150 kg Wet Fish Cake umpan

23 Soal (kerjakan di kelas) Neraca Massa untuk Wet Suger Wet suger mengandung 20% air diumpankan ke dalam sebuah dryer dimana 75 % dari air yang terdapat dalam wet suger di hilangkan. a. Untuk basis 100 kg umpan, tentukan fraksi massa dry sugar (BDS) pada outlet dryer (fraksi BDS= 80/85) b. Hitung rasio H 2 O hilang / kg wet suger yang meninggalkan dryer (=15/85) c. Jika 1000 ton per bulan wet sugar umpan dryer, berapa banyak air yang harus dihilangkan agar sugar kering sempurna. Dan berapa uang yang dihasilkan jika dry sugar dijual dengan harga Rp /Kg

24 Penyelesaian: Neraca Massa untuk Wet Suger Wet suger mengandung 20% air diumpankan ke dalam sebuah dryer dimana 75 % dari air yang terdapat dalam wet suger di hilangkan. a. Untuk basis 100 kg umpan, tentukan fraksi massa dry sugar (BDS) pada outlet dryer (fraksi BDS= 80/85) b. Hitung rasio H 2 O hilang / kg wet suger yang meninggalkan dryer (=15/85) c. Jika 1000 ton per bulan wet sugar umpan dryer, berapa banyak air yang harus dihilangkan agar sugar kering sempurna. Dan berapa uang yang dihasilkan jika dry sugar dijual dengan harga Rp /Kg Neraca BDS: 80 = (1-x) P (1-x) = 80/85 = 0,941 (jawaban a) W/P = 15/85 = 0,176 (jawaban b) Neraca Total: 100 = W + P (1) W kg H 2 O Informasi Soal: 0,75 x 20 = W W = 15 kg, subtitusikan ke (1) P = W P = 85 kg Jawaban c: untuk 1000 ton umpan/bulan Dry suger = x 85 kg x Rp /kg = rupiah/bulan

25 Soal (Home Work) buah dikeringkan dengan alat pengering kontinyu. buah basah mengandung 0.80 kg H 2 O/kg, masuk ke dalam alat pengering dengan laju aliran 100 kg/jam, dan keluar dari alat pengering dengan laju aliran 25 kg/jam. buah kering mengandung 0.20 kg H 2 O/kg. Kadar air udara panas yang masuk = 0.01 kg H2O/kg udara kering, dan kadar air udara keluar = 0.02 kg H 2 O/kg udara kering. Hitung: a. laju aliran udara kering (kg/jam) b. Laju aliran air yang menguap (kg/jam) Per grup 10 orang: Presentasikan dalam bentuk slide

26 Pertemuan ke-3

27 Kristalizer (Kristalisasi) Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri. Proses ini menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Prinsip pembentukan kristal adalah : Kondisi lewat jenuh untuk suatu larutan seperti larutan gula atau garam atau lewat dingin untuk cairan spt air atau lemak. Contoh proses kristalisasi : gula pasir, kristal pupuk, lemak, protein, pati, garam, dll.

28 Konsep Neraca Massa di Kristalizer Feed, x F solut T F F kg Kristalizer Kristal P kg x P solut T Neraca Total F = L + P Neraca Solut x F F = x L L + x P P Mother Liquor L kg x L solut T Rendemen = solut di dalam kristal / solut di dalam umpan

29 Contoh Neraca Massa pada Kristalizer Diinginkan untuk mengkristalkan Barium Nitrat. Dari data diketahui: -Kelarutan Ba(NO 3 ) 2 - Pada 100 o C = 34 g/100 g H 2 O -Pada 0 o C = 5 g/100 g H 2 O Jika ingin dibuat 100 kg Ba(NO 3 ) 2 terlarut pada suhu 100 o C a. Berapakah air yang dibutuhkan? b. Kemudian, bila larutan jenuh didinginkan sampai 0 o C berapakah Ba(NO 3 ) 2 yang akan mengendap (menjadi kristal?) Menentukan komposisi solut x F dan X L Feed, 394,17 kg 0,2537 Ba(NO 3 ) 2 0,7463 H 2 O 100 o C Kristalizer P kg Kristal Ba(NO 3 ) 2 0 o C x F = 34/(34+100) = 0,2537 Mother Liquor L kg 0,0476 Ba(NO 3 ) X 2 L = 5/(5+100) Neraca Total 0,9524 H 2 O = 0, ,17 = L + P (1) 0 o C Menentukan Jumlah umpan, F F = (1/0,2537) x jumlah Ba(NO 3 ) 2 = (1/0,2537) x 100 = 394,17 kg Neraca air 0,7463 x 394,17 = 0,9524 L L = 308,871 subt ke (1) P = 85,299 kg kristal Jumlah air Umpan = 0,7463 x 394,17 = 294,169 kg

30 Soal (kerjakan di kelas) Pada suatu kristaliser ingin dikristalkan Na 2 SO 4. Data yang diberikan: Kelarutan Na 2 SO 4 pada 104 o C = 29,6 g/100 g H 2 O Kelarutan Na 2 SO 4 pada 20 o C = 19,1 g/100 g H 2 O Jika ingin diproses 6420 kg umpan kristalizer. Buat Diagram Proses secara lengkap Tentukan berat mother liquor dan kristal yang terbentuk.

31 Neraca Massa di Kondensor Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Diagram Proses F kg gas Kondensor x F solut T = 0 o C P = mmhg L kg liquid P kg Gas x P solut T = o C P = mmhg

32 Contoh Soal Neraca Massa pada kondensasi udara Aliran udara pada 100 o C dan 5260 mmhg mengandung 10% uap air by volum. a. Tentukan persen uap air yang dikondensasi pada akhir proses jika udara didinginkan pada 80 o C pada tekanan konstan. b. Tentukan persen uap air yang dikondensasi pada akhir proses jika udara Isotermal dan tekanan akhir pada 8500 mmhg. 100 Mol Udara 0,1 H 2 O 0,9 BDA T = 100 o C P = 5260 mmhg Diagram Proses Kondensor Q 1 mol H 2 O liq Q 2 mol udara y H 2 O (1-y) BDA T = 80 o C P = mmhg Basis : 100 mol udara umpan

33 Menentukan kondisi udara outlet dari kondenser. (tekanan uap air pada 80oC) y P H * H 2 2 O O (80 P o * H 2 O P (80 total o C) C) tekanan uap air pada mmHg (gunakan antoine eq) o C Maka, y H2O = 355 mmhg/5260 mmhg = 0,0675. Neraca Total: 100 = Q1 + Q2 ; Q1 = 100 Q2 (1) Neraca BDA 0,9 x 100 = (1-0,0675) Q2 Q2 = 96,5 mol BDA (subtitusikan ke pers (1) Maka: Q1 = 3,5 mol H 2 O terkondensasi. Persen kondensasi: = jumlah H 2 O terkondensasi/h 2 O dalam umpan = (3,5)/(10) x 100 % = 35 %

34 Antoine Equation untuk H 2 O Log P = A B C + T P = Tekanan, mmhg T = Temperatur, o C A,B, dan C = konstanta Antoine Data konstanta Antoine Untuk H 2 O pada A = 8,0713 B = 1730,63 C = 233,426 P = 10 A B C+T T = 80 o C Subtitusikan nilai A, B,C dan T ke persamaan P, maka P = 355 mmhg

35 b. Penyelesaian b: 100 Mol Udara 0,1 H 2 O 0,9 BDA T = 100 o C P = 5260 mmhg Kondensor Q 2 mol udara y H 2 O (1-y) BDA T = 100 o C P = 8500 mmhg Q 1 mol H 2 O liq Jawaban: 12 % uap air yang terkondensasi ( buktikan!)

36 V2 kg/jam Gas Sisa y2 V1 kg/jam Gas y1 Neraca Massa Pada Kolom Absorber Absorber Lo kg/jam Solvent xo L1 kg/jam (Solven + Solut) x1 Absorber merupakan salah satu alat yang sering ditemukan dalam industri. Tujuan dari absorpsi di industri adalah untuk menghilangkan suatu komponen dari campuran gas. Salah satu gas yang biasa dipisahkan dengan proses absorpsi adalah karbon dioksida (CO 2 ), karbon disulfida (CS 2 ).

37 Contoh: Neraca Massa Pada Absorber Karbondisulfida direcovery dari campuran gas yang terdiri dari 15% mol CS 2, 17,8 % O 2, dan 67,2 % N 2. gas diumpankan secara kontinyu ke dalam menara absorber dari dasar kolom dimana kontak secara berlawanan arah dengan liquid benzen yang hanya menyerap CS 2 namun tidak O 2 maupun N 2. benzen diumpankan ke dalam kolom dengan rasio 2:1 terhadap gas umpan. Sebagian kecil benzen cair yang masuk ke kolom akan menguap dan meninggalkan puncak kolom. Gas yang meninggalkan kolom terdiri dari 2% CS 2 dan 2% benzen. a. Hitung mol fraksi CS 2 pada aliran outlet b. Hitung fraksi CS 2 umpan yang direcovery pada aliran outlet (liquid) (mol CS 2 terserap/mol CS 2 pada umpan) c. Fraksi benzen yang hilang karena menguap

38 Basis 100 mol umpan gas Maka: Benzen umpan = 200 mol Petunjuk!! 1. Gunakan Neraca Total 2. Gunakan neraca udara 3. Gunakan Neraca Benzen 100 mol Gas 0,15 CS 2 0,178 O 2 0,672 N 2 V mol 0,02 CS 2 0,02 B 200 mol Benzen Absorber P mol (solven+solut) x CS 2. (1-x) Benzen Penyelesaian Neraca Total: = V + P 300 = V+P (1) Neraca udara : 0,85 x 100 = 0,96V V = 88,542 Subtitusikan V ke (1) P = 211,458 Neraca Benzen: 200 = 0,02V + (1-x)P (2) Subtitusikan nilai V dan P ke (2) x = 0,0626 Jawaban: 1. x = 0,0626 mol fraksi CS2 pada liq outlet 2. Fraksi CS 2 yang direcovery = (13,2/15) = 0,88 3. Fraksi Benzen yg hilang = 0,0085 = 0,85 %

39 Soal (Kerjakan di kelas) Sebuah menara Tray akan didisain untuk mengabsorb SO 2 dari aliran udara dengan menggunakan air murni sebagai pelarutnya pada K (68 0 F). Gas masuk mengandung 20 mol % SO 2 dan keluar menara 2 mol % pada tekanan total 101,3 kpa. Laju aliran udara inert adalah 150 kg udara/j dan aliran air masuk 6000 kg air/j. a. Hitung mol fraksi SO 2 pada aliran outlet b. Hitung mol SO 2 umpan yang direcovery pada aliran outlet per hari (liquid) (mol SO 2 terserap/hari)

40 MATERI MINGGU KE-4 NERACA MASSA UNTUK MULTI UNIT TANPA REAKSI

41 Konsep Penyelesaian: Susun Neraca Massa Total Overall Susun Neraca Massa Komponen Overall Susun Neraca Massa Total Unit Susun Neraca Massa Komponen Unit Selesaikan persamaan-persamaan yang telah disusun dengan eliminasi atau subtitusi.

42 Contoh: Dua Unit Alat Process 40 Kg/jam 0,9 A 0,1B 30 Kg/jam 0,6 A 0,4B 100 Kg/jam 0,5 A 0,5B I F1 F2 F3 20 Kg/jam 0,3 A 0,7B II Tentukan Flow rate pada F1, F2 dan F3 Serta komposisi pada stream F1, F2, dan F3

43 Diagram Proses dengan label yang lengkap 40 Kg/jam 0,9 A 0,1B 30 Kg/jam 0,6 A 0,4B 100 Kg/jam 0,5 A 0,5B I F 1 kg/j x 1 A (1-x 1 )B F 2 kg/j x 2 A (1-x 2 )B II F 3 kg/j x 3 A (1-x 3 )B Penyelesaian Neraca Total Overall 30 Kg/jam 0,3 A 0,7B = F3 F3 = 60 Neraca komponen A Overall 0,5 x ,3 x 30 = 0,9 x ,6 x 30 + x 3.60 x 3 = 0,0833 Neraca Total Unit II F2 = F2 = 90 Neraca komponen A di unit II x = 0,6 x ,0833 x 60 x 2 = 0,2555

44 Penyelesaian: 40 Kg/jam 0,9 A 0,1B 30 Kg/jam 0,6 A 0,4B 100 Kg/jam 0,5 A 0,5B I F 1 kg/j x 1 A (1-x 1 )B F 2 kg/j X 2 A (1-x 2 )B II F 3 kg/j X 3 A (1-x 3 )B Neraca Total Unit I 100 = 40 + F1 F1 = 60 Neraca komponen A di unit I 0,5 x 100 = x ,9 x 40 x 1 = 0, Kg/jam 0,3 A 0,7B

45 Diagram Proses Lengkap 40 Kg/jam 0,9 A 0,1B 30 Kg/jam 0,6 A 0,4B 100 Kg/jam 0,5 A 0,5B I 60 kg/j A 0.77B 90 kg/j A 0.75B II 60 kg/j A 0.917B 30 Kg/jam 0,3 A 0,7B

46 Evaporator Evaporator adalah alat industri yang digunakan untuk memekatkan larutan. Proses evaporasi banyak dijumpai di industri makanan, farmasi dan industri bahan kimia. Tujuan utama evaporasi adalah menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam larutan.

47 Soal di Evaporator Dalam pembuatan gula tebu, 4000 Kg/j larutan gula 10% (% berat) diumpankan ke evaporator I yang menghasilkan larutan gula 18%. Larutan hasil evaporator I ini diumpankan ke evaporator II sehingga dihasilkan larutan gula 50%. Tentukan : Air yang teruapkan dari masing-masing evaporator. Larutan yang diumpankan ke evaporator II. Produk yang dihasilkan. Basis : 1 Jam Operasi 4000 kg 0,1 Gula 0,9 H 2 O I V1 kg 100% H 2 O II V2 kg 100% H 2 O Petunjuk: 1. NM Unit I 2. NM Unit II 3. Cek NM Overall Kondensat H 2 O = V1 Dicari: V1, V2, P1, dan P2 P1 kg 0,18 Gula 0,82 H 2 O P2 kg 0,5 Gula 0,5 H 2 O

48 Penyelesaian Analisa di sekitar Evaporator I Basis : 1 Jam Operasi V1 kg 100% H 2 O V2 kg 100% H 2 O 4000 kg I II Kondensat H 2 O = V1 0,1 Gula 0,9 H 2 O Neraca Gula 0,1 x 4000 = 0,18 x P1 P1 = 400/18 = 2222,22 kg Neraca Total 4000 = V1 + P1 V1 = ,22 = 1777,78 kg P1 kg 0,18 Gula 0,82 H 2 O P2 kg 0,5 Gula 0,5 H 2 O

49 Analisa di sekitar Evaporator II Penyelesaian V1 kg 100% H 2 O V2 kg 100% H 2 O Basis : 1 Jam Operasi I II Kondensat H 2 O = V kg 0,1 Gula 0,9 H 2 O Neraca H2O V1+0,82x2222,22= V2+0,5P2+V1 1822,22 = V2+0,5P2 V2 = 1822,22 0,5P2 (1) P1 = 2222,22kg 0,18 Gula 0,82 H 2 O Neraca Total V ,22 = V2 + P2 + V1 2222,22 = V2 + P2 (2) P2 kg 0,5 Gula 0,5 H 2 O Subtitusi Persamaan (1) ke (2) 2222,22 = 1822,22 0,5P2 + P2 P2 = 800 kg subtitusi ke (1) V2 = 1422,22

50 Analisa di keseluruhan sistem Penyelesaian V1 =1777,78 kg 100% H 2 O V2 =1422,22 kg 100% H 2 O Basis : 1 Jam Operasi I II Kondensat H 2 O = 1777, kg 0,1 Gula 0,9 H 2 O Neraca Total 4000 = V2 + P2 + V = 1422, , = 4000 cek P1 = 2222,22kg 0,18 Gula 0,82 H 2 O P2 =800 kg 0,5 Gula 0,5 H 2 O Kesimpulan V1 = 1777,78 kg P1 = 2222,22 kg V2 = 1422,22 kg P2 = 800 kg

51 Ekstraksi padat-cair (Leaching) Leaching banyak dipakai dalam berbagai industri. Leaching minyak dari kacang tanah, kacang kedelai, biji bunga matahari, biji kapas, dan sebagainya untuk produksi minyak goreng menggunakan pelarut organik seperti heksana, aseton, dan eter. Pada industri farmasi, leaching akar tanaman, daun, ataupun batang digunakan untuk berbagai produk farmasi. Selain untuk berbagai kegunaan di atas leaching juga dijumpai dalam industri pemrosesan logam. Misalnya garam tembaga di-leaching dari bijih yang mengandung berbagai logam dengan menggunakan asam sulfat atau larutan amoniak.

52 Contoh Soal: Proses Ekstraksi bean Dalam produksi bean oil secara ekstraksi. Beans yang mengandung 10 % wt oil dan 90% solid digiling dan diumpankan ke dalam mixer yang bertemu dengan liquid hexane. Rasio umpan adalah (3 kg hexane/kg bean). Prinsipnya semua oil diekstrak oleh hexana di dalam sebuah ekstraktor. Keluaran ekstraktor masuk ke dalam filter press dimana filter cake mengandung 75%wt bean solid sisanya oil dan hexane (note: rasio oil dan hexana sama dengan ketika masuk ekstraktor). Liquid filtrat lalu diumpankan ke dalam evaporator untuk dipekatkan dengan cara menguapkan hexana. Tentukan berapa persen yield dari proses tersebut. (jawaban: 90,3%) Dari soal bahwa rasio oil to hexana = 0,1 : 3 Maka 0il pada filtrat = 0,1/3,1 x 2,8 = 0,0903 F1 kg Bean 0,1 oil 0,9 solid Mixer/ ekstraktor Basis : 1 kg bean (F1) F2 kg Hexana F2 = 3 kg (sesuai keterangan soal) Filter Filtrat x oil (1-x) hexana FC kg Neraca Solid 0,9x1 = 0,75FC FC = 1,2 kg Neraca Total F1 + F2 = FC + Filtrat Filtrat = 2,8 kg % Yield =oil pada filtrat per oil pada bean umpan = 0,0903/0,1 x 100% = 90,3 % 0,75 solid 0,25 oil+hexana

53 Contoh Soal: Dua Kolom Distilasi Campuran liquid yang terdiri dari 30.0 mol % benzene (B), 25 % toluene (T), dan sisanya xylene (X) diumpankan ke kolom distilasi. Produk Bottom mengandung 98 mol % X dan tidak ada B dan 96 % X di dalam umpan terdapat pada bottom. Produk overhead diumpankan ke kolom distilasi ke dua dimana produk overhead kolom ke dua mengandung 97 % B yang diumpankan ke dalam kolom ini. Komposisi dari overhead kolom ke dua adalah 94 mol % B dan sisanya T. Hitung: a. Persentasi benzen (dari umpan kolom pertama) yang keluar sebagai overhead product dari kolom kedua. Jawab: 97% b. Persentasi toluene (dari umpan kolom pertama) yang keluar sebagai bottom product dari kolom kedua. Jawab: 89%

54 Penyelesaian: Dua Kolom Distilasi Campuran liquid yang terdiri dari 30.0 mol % benzene (B), 25 % toluene (T), dan sisanya xylene (X) diumpankan ke kolom distilasi. Produk Bottom mengandung 98 mol % X dan tidak ada B dan 96 % X di dalam umpan terdapat pada bottom. Produk overhead diumpankan ke kolom distilasi ke dua dimana produk overhead kolom ke dua mengandung 97 % B yang diumpankan ke dalam kolom ini. Komposisi dari overhead kolom ke dua adalah 94 mol % B dan sisanya T. Informasi soal: Xilene: 0,96 x 0,45 x 100 = 0,98 P1 P1 = 44,082 Benzen: 0,97 x 0,3 x 100 = 0,94P2 P2 = 30,957 Neraca Total Overall: 100 = P1 + P2 + P3 P3 = 24,961 Basis: 100 mol umpan 100 mol 0,3 B 0,25 T 0,45 X D1 P1 mol 0,98 X 0,02 T D2 P2 mol 0,94 B 0,06T P3 mol y B (1-y)T Neraca Benzen Total: 30 = 0,94P2 + y.p3 y = 0,108 1-y = 0,892 Jawaban a : = 0,94 x 30,957/30 x 100% = 97% Jawaban b : = 0,892 x 24,961/25 x 100% = 89 %

55 Soal: Dua Kolom Distilasi (Kerjakan di kelas) Suatu industri memisahan campuran A dan B menggunakan distilasi. Umpan menara distilasi I berisi 50% A dan 50% B ( % berat). Diinginkan distilat (hasil atas) menara distilasi I berisi 90% A. Sedangkan bottom (hasil bawah menara distilasi ) I ini dicampur dengan fluida yang berisi 30%A dan 70% B. Campuran itu diumpankan ke menara distilasi II, sehingga diperoleh distilat berisi 40% A. Jika kecepatan umpan distilasi I adalah 100kg/j, distilat menara distilasi I adalah 49 Kg/j, fluida yang dicampur dengan botom distilasi I adalah 30 Kg/j, serta distilat menara distilasi II adalah 30 Kg/j, Untuk 1 jam operasi tentukan: 1. Proses Diagram 2. semua arus dan komposisi yang keluar dari bottom kolom 1 dan input kolom 2

56 Soal: Pembuatan Coffee Instant (Kerjakan di luar kelas) Per grup 10 orang: Presentasikan dalam bentuk slide W 2 2 C 1 Percolator Cyclon Separator 20 % I 3 80 % C Press Dryer Roasted ground coffee I and S C C Spray Dryer 5 50 % I % C W kg/h 70 % I Balance S and W kg S/h ( instant coffee) I = insoluble S = Soluble W = water C = solution containing 35% S and 65 % W by mass Calculate the flow rate (kg/h) stream 1 to 8

57 Minggu Ke-5 Akan dibahas Neraca Massa Tanpa Reaksi dengan By-Pass Neraca Massa Tanpa Reaksi dengan Recyle

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA 1 NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN NERACA MASSA KONSEP NERACA MASSA = persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa (law conservation of mass), yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS Dalam industri kimia beberapa macam sistem aliran bahan dilakukan dengan tujuan antara lain: 1. menaikkan yield. 2. mempertinggi

Lebih terperinci

NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi

NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi NERACA MASSA A. Pendahuluan Desain suatu proses dimulai dengan pengembangan dari diagram alir proses. Untuk pengembangan diagram alir proses, perhitungan neraca massa sangat dibutuhkan. Neraca massa ini

Lebih terperinci

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar hukum kekekalan massa Mahasiswa dapat melakukan analisa aliran bahan yang masuk dan keluar selama

Lebih terperinci

a. Pengertian leaching

a. Pengertian leaching a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian

Lebih terperinci

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T.

ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. Pembuatan Gula Berapa banyak air yang dihilangkan didalam evaporator (lb/jam)? Berapa besar fraksi massa komponen-komponen dalam arus buangan

Lebih terperinci

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1 Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa

Lebih terperinci

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER

ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER PMD D3 Sperisa Distantina ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER Silabi D3 Teknik Kimia: 1. Prinsip dasar alat transfer massa absorber dan stripper. 2. Variabel-variabel proses alat absorber dan stripper.

Lebih terperinci

Larutan dan Konsentrasi

Larutan dan Konsentrasi Larutan dan Konsentrasi Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami konsep larutan Mahasiswa memahami konsep perhitungan konsentrasi Pentingnya perhitungan konsentrasi Pentingnya memahami sifat larutan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI Definisi Teknik Kimia: Pemakaian prinsip-prinsip fisis bersama dengan prinsip-prinsip ekonomi dan human relations ke bidang yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak

Lebih terperinci

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER Alat-alat dipergunakan pada penelitian terdiri dari solvent extraction pilot plant, alat penyangrai dan boiler. ~. SOLVENT

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis

Lebih terperinci

PMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR

PMD D3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR Peserta kuliah harus membawa: 1. kertas grafik milimeter 2. pensil/ballpoint berwarna 3. penggaris PM 3 perisa istantina EKTRKI CIR-CIR Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida

Lebih terperinci

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi Nur Hidayat Pengantar Teknologi Pertanian Minggu 9 Teori Produk hasil pertanian merupakan bahan komplek campuran dari berbagai komponen. Pemisahan atau ekstraksi diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods)

BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods) BAB IV. PERHITUNGAN STAGE CARA PENYEDERHANAAN (Simplified Calculation Methods) Di muka telah dibicarakan tentang penggunaan diagram entalpi komposisi pada proses distilasi dan penggunaan diagram (x a y

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria

Lebih terperinci

Sulistyani M.Si

Sulistyani M.Si Sulistyani M.Si Email:sulistyani@uny.ac.id + Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dengan konsentrasi larutan. Secara kuantitatif,

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN MASSA Q&A

KESETIMBANGAN MASSA Q&A KESETIMBANGAN MASSA Q&A Soal 1 a. Dalam sebuah pemanas (furnace), 95% karbon diubah menjadi CO 2 & sisanya menjadi CO. Hitung jumlah gas-gas yang keluar dari cerobong b. 20 kg garam ditambahkan ke dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

MENYARING DAN MENDEKANTASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

BAB II. KESEIMBANGAN

BAB II. KESEIMBANGAN BAB II. KESEIMBANGAN Pada perhitungan stage wise contact konsep keseimbangan memegang peran penting selain neraca massa dan neraca panas. Konsep rate processes tidak diperhatikan pada alat kontak jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

Laju massa. Laju massa akumulasi dalam sistem. Laju massa masuk sistem. keluar sistem. exit. inlet. system. = m& accumulation.

Laju massa. Laju massa akumulasi dalam sistem. Laju massa masuk sistem. keluar sistem. exit. inlet. system. = m& accumulation. KESETIMBANGAN MASSA landasan KEKEKALAN MASSA Massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi komposisi-nya dapat berubah bentuk (ex. Reaksi kimiawi) Massa total suatu materi yang masuk ke pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses

MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses O L E H : D R. I R. S U S I N G G I H W I J A N A, M S. J U R U SA N T E K N O L O G I I N D U S T R I P E RTA N I A N FA KU LTA S T E K N O L

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana

Lebih terperinci

L A R U T A N d a n s i f a t k o l i gat if l a r u t a n. Putri Anjarsari, S.S.i., M.Pd

L A R U T A N d a n s i f a t k o l i gat if l a r u t a n. Putri Anjarsari, S.S.i., M.Pd L A R U T A N d a n s i f a t k o l i gat if l a r u t a n Putri Anjarsari, S.S.i., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id LARUTAN Zat homogen yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih, yang dapat berupa

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman KRISTALISASI Penyusun : Amelia Virgiyani Sofyan 1215041006 Azelia Wulan C.D 1215041007 Dwi Derti. S 1215041012 Fakih Aulia Rahman 1215041019 Ulfah Nur Khikmah 1215041052 Yuliana 1215041056 Mata Kuliah

Lebih terperinci

PERANCANGAN PACKED TOWER. Asep Muhamad Samsudin

PERANCANGAN PACKED TOWER. Asep Muhamad Samsudin PERANCANGAN PACKED TOWER PERANCANGAN ALAT PROSES Asep Muhamad Samsudin Ruang Lingkup 1. Perhitungan Tinggi Kolom Packing 2. Perhitungan Diameter Kolom Perhitungan Tinggi Kolom Packing Tinggi kolom packing

Lebih terperinci

TL 2104 PTL TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN. Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung

TL 2104 PTL TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN. Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung TL 2104 PENGANTAR TEKNIK LINGKUNGAN Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Tugas seorang Environmental Engineer: Desain unit-unit pengolahan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut

Lebih terperinci

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI Disusun Oleh : Kelompok II Salam Ali 09220140004 Sri Dewi Anggrayani 09220140010 Andi Nabilla Musriah 09220140014 Syahrizal Sukara 09220140015 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS) Disusun oleh: Inasha Vaseany Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : EDVIN MAHARDIKA

PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : EDVIN MAHARDIKA PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK Oleh : EDVIN MAHARDIKA 0631010059 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

Gambar 1 Open Kettle or Pan

Gambar 1 Open Kettle or Pan JENIS-JENIS EVAPORATOR 1. Open kettle or pan Prinsip kerja: Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. 57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Liqiud Extraction dengan baik Mahasiswa mapu mengetahui cara kerja alat ekstraksi cair-cair dengan aliran counter current Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok

Lebih terperinci

MODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI

MODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI SEMINAR SKRIPSI MODIFIKASI PROSES IN SITU ESTERIFIKASI UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI Oleh: Arsita Permatasari 2308 100 539 Indah Marita 2308 100 540 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir.H.M.Rachimoellah,Dipl.EST

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan A. PENDAHULUAN Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Sifat koligatif terdiri dari

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL Yanuar

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

I Sifat Koligatif Larutan

I Sifat Koligatif Larutan Bab I Sifat Koligatif Larutan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda dapat menjelaskan dan membandingkan sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit. Pernahkah

Lebih terperinci

BAB I SOLVENT EXTRACTION

BAB I SOLVENT EXTRACTION BAB I SOLVENT EXTRACTION 1.1 Pengertian Solvent extracted Solvent extracted adalah suatu metode yang digunakan untuk mengekstraksi minyak dengan bantuan pelarut organik (Anggorodi, 1985) teknik pemisahannya

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu

Lebih terperinci

IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI. = 6.313,13 kg/jam

IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI. = 6.313,13 kg/jam IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Perhitungan neraca massa dan energi dilakukan dengan basis perhitungan dan data konversi seperti dibawah ini : Kapasitas Operasi Proses Basis Bahan baku Produk : 50.000

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping

Lebih terperinci

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN Kegunaan Penyimpangan Persediaan Gangguan Masa kritis / peceklik Panen melimpah Daya tahan Benih Pengendali Masalah Teknologi Susut Kerusakan Kondisi Tindakan Fasilitas

Lebih terperinci

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam 2. Fase komponen dan derajat kebebasan Pak imam Fase dan komponen Fase adalah keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, dalam komposisi kimia maupun fisiknya. (Gibbs) Banyaknya fase diberi lambang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD) Kristalisasi Shinta Rosalia Dewi (SRD) Pendahuluan Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN LARUTAN

KIMIA TERAPAN LARUTAN KIMIA TERAPAN LARUTAN Pokok Bahasan A. Konsentrasi Larutan B. Masalah Konsentrasi C. Sifat Elektrolit Larutan D. Sifat Koligatif Larutan E. Larutan Ideal Pengantar Larutan adalah campuran homogen atau

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Amonium sulfat [(NH 4 ) 2 SO 4 ] atau yang juga dikenal dengan nama Zwavelzure Ammoniak (ZA) merupakan garam anorganik yang digunakan sebagai pupuk nitrogen selain pupuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Furfural dari Tongkol Jagung dengan Kapasitas ton/tahun. I.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Furfural dari Tongkol Jagung dengan Kapasitas ton/tahun. I.1 Latar Belakang BAB I PENGANTAR I.1 Latar Belakang Berbagai macam industri kimia membutuhkan furfural sebagai bahan pendukung dalam proses produksinya. Industri yang dimaksud seperti industri cat, industri di bidang farmasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol. III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk pembuatan gambir bubuk adalah Hammer Mill, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, kain saring, Shaker Waterbath, dan Spray Dryer. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO

Lebih terperinci

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI PERCOBAAN VI Judul Percobaan : DESTILASI Tujuan : Memisahkan dua komponen cairan yang memiliki titik didih berbeda. Hari / tanggal : Senin / 24 November 2008. Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER PRA RENCANA PABRIK Oleh : Adinda Gitawati NPM : 0831010054 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci