BAB I PENDAHULUAN. menjalankan berbagai usaha yang didirikan, antara lain :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. menjalankan berbagai usaha yang didirikan, antara lain :"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Sragen. Rumah sakit ini merupakan salah satu bagian dari yayasan Sarila Husada yang telah berdiri pada tanggal 28 Juni 1986 terdaftar No. 014/1986/YSH yang berkedudukan di Sragen. Yayasan ini mempunyai maksud dan tujuan kemanusiaan dan membantu pemerintah dalam bidang kesehatan dan sosial Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, maka yayasan ini berhak menjalankan berbagai usaha yang didirikan, antara lain : 1) Klinik 2) Rumah sakit 3) Laboratorium 4) Apotik Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada beralamat di Jalan Veteran Nomor Tamansari, Kabupaten Sragen. Rumah sakit tersebut terdiri dari tiga lantai yang berkapasitas 50 kamar dan terbagi menjadi kelas VIP, kelas I, kelas II, kelas III yang mampu menampung 109 tempat tidur. Kapasitas 50 kamar tersebut dibagi menjadi tiga bangsal, yaitu bangsal perawatan perinatologi (untuk bayi usia 0-1 bulan), bangsal perawatan anak-anak (untuk 1

2 2 anak usia 0-18 tahun), dan bangsal perawatan kandungan dan kebidanan. Tabel 1. 1 Jumlah Kamar pada RSIA Sarila Husada Kelas Perawatan Jumlah Kamar Jumlah Bangsal Jumlah Anak dan Kebidanan VIP I II III Perinatologi VIP I II III Jumlah Sumber: data primer Karena persaingan yang semakin ketat, peningkatan yang semakin tinggi, rumah sakit memperbaiki kinerjanya dengan mengikutsertakan karyawan-karyawannya baik medis maupun non medis dalam seminarseminar kesehatan. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan medis yang profesional. Rumah sakit mempunyai jumlah karyawan sebanyak 164 orang, yang terdiri dari karyawan medis, non medis, dan medis tidak tetap. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada mempunyai visi, misi, dan tujuan sebagai berikut. Visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada yang bersih dan nyaman dalam

3 3 melaksanakan pelayanan kesehatan yang profesional dan sesuai standart pelayanan kesehatan. Misi Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang menyeluruh dengan mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta terjangkau. Tujuan 1) Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara paripurna dan terpadu terhadap seluruh lapisan masyarakat. 2) Ikut serta mewujudkan program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4 4 1. Struktur Organisasi Gambar 1.1 STRUKTUR ORGANISASI RS. IBU DAN ANAK SARILA HUSADA YAYASAN SARILA HUSADA Ketua Komite Medik SMF BEDAH Direktur SATUAN PENGAWAS INTERN SMF NONBEDAH Kasi. Keperawatan 1. IRI Kasi. Pelayanan Kasi.Kesekret & RM 1. TATA USAHA Kasi. Keuangan 2. IGD 1. IRI 2. URUSAN PEGAWAI 3. IRJ 2. IGD 3. URUSAN UMUM Ka.Inst.Labo Ka.Inst. Rad Ka. Inst. Ka.Inst. Ka.IGD Ka.IRI Ka. IRJ rat & Fis Farmasi Ka.Inst.Gizi Pemulasara Jenazah 4

5 Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut : Kepala Seksi Keperawatan 1) Sebagai pengelola sebagian tugas Rumah Sakit yang berkaitan dengan keperawatan. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada tenaga perawat lainnya. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas keperawatan di rumah sakit. Kepala Seksi Pelayanan 1) Sebagai pengelola dan penyelenggara pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada yang diberikan oleh setiap Unit Kerja Pelayanan yang ada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medik 1) Sebagai pengelola pengelola urusan kesekretariatan dan rekam medik Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 22

6 23 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan dan pengelolaan urusan kesekretariatan dan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada yang diberikan oleh setiap Unit Kerja Pelayanan yang ada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam urusan kesekretariatan dan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Urusan Ketenagaan 1) Sebagai pengelola urusan tentang kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi,menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Tata Usaha 1) Sebagai pengelola urusan tentang ketata usahaan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan ketata usahaan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

7 24 Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan ketata usahaan di rumah sakit. Kepala Rekam Medik 1) Sebagai pengelola urusan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan urusan rekam medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Sub. Bag Program Pengelolaan Keuangan 1) Sebagai penyusun program pengelolaan keuangan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit.

8 25 Kepala Komite Medik 1) Sebagai pelaksana pelayanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan pelyanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan medis di rumah sakit. Komite Medis 1) Membantu direktur menyusun standar prosedur operasional pelayanan medis. 2) Menyusun standar prosedur operasional tindakan medis. 3) Melaksanakan etika profesi. 4) Mengatur kewenangan profesi anggota staf fungsional rumah sakit. 5) Mengadakan koordinasi antar anggota disiplin staf rumah sakit oleh suatu panitia kelompok kerja. 6) Memantau pelaksanaan Standar Prosedur Operasional. 7) Memberikan penilaian DP-3 kepada bawahannya sesuai dengan peraturan Perundang - undangan yang berlaku. 8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program sesuai dengan Peraturan Perundang undangan

9 26 yang berlaku. Kepala Staf Medis Fungsional 1) Sebagai sebagai pengelola pelaksanaan pelayanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan pelayanan medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan medis di rumah sakit. Staf Medis Fungsional 1) Melaksanakan tugas diagnosis dan pengobatan. 2) Mengadakan pencegahan akibat penyakit. 3) Melaksanakan peningkatan dan pemulihan kesehatan. 4) Mengadakan penyuluhan kesehatan. 5) Mengadakan pendidikan dan pelatihan. 6) Mengedakan penelitan dan pengembangan. 7) Menagtur administrasi staf medis Fungsional. 8) Mengatur kegiatan profesi. 9) Mengawasi kualitas pelayanan sesuai standar profesi. 10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.

10 27 Kepala Instalasi Rawat Jalan 1) Sebagai pengelola kegiatan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Instalasi Rawat Inap 1) Sebagai pengelola pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Instalasi Gawat Darurat 1) Sebagai pengelola kegiatan pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan

11 28 petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Instalasi Radiologi 1) Sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan pelayanan radiologi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan radiologi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan radilodiagnostik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Instalasi Bedah Sentral 1) Sebagai pengelola dan pelaksana dalam kegiatan pelayanan tindakan medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan tindakan medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

12 29 Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan tindakan medik di rumah sakit. Kepala Instalasi Farmasi 1) Sebagai pengelola dalam kegiatan pelayanan obat-obatan dan alat-alat kesehatan tertentu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat-obatan dan alat-alat kesehetan tertentu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kepala Instalasi Gizi 1) Sebagai pengelola dan pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pelayanan gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan gizi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

13 30 Kepala Instalasi Laboratorium 1) Sebagai pengelola urusan kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 1) Sebagai pengelola kegiatan pemeliharaan sarana rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pemeliharaan sarana rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah 1) Sebagai pengelola kegiatan pelayanan pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada.

14 31 2) Bertanggung jawab memimpin dan membimbing, serta memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. Tugas Pokok : Mengkoordinasi, menyusun rencana kegiatan, dan program kerja serta melaksanakan tugas tugas dalam kegiatan pelayanan pemulasaraan jenazah di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada. 2. Kegiatan Operasional Kegiatan operasional utama Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada adalah menyelanggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam dua bentuk pelayanan, yaitu rawat inap dan rawat jalan. Rawat inap merupakan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang memerlukan perawatan intensif dan penanganan khusus dari dokter maupun perawat untuk mencegah memburuknya penyakit yang diderita pasien. Rawat jalan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang menderita penyakit ringan maupun pasien yang baru tahap pemeriksaan atau diagnosa penyakit, sehingga pasien dapat datang ke rumah sakit secara berkala dan tanpa harus menginap. Selain menyelenggarakan dua macam pelayanan tersebut, Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada juga memberikan pelayanan rawat darurat yang merupakan pelayanan kesehatan bagi pasien yang secara tiba-tiba sakit, sehingga perlu penanganan medis sesegera mungkin, serta pelayanan ambulance 24 jam, hotline service, dan fasilitas pelayanan pendukung.

15 32 3. Jasa Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menyediakan jasa-jasa pelayanan kesehatan dalam tiga bentuk pelayanan, yaitu pelayanan medis rawat inap, pelayanan medis rawat jalan, dan pelayanan penunjang medis. a. Pelayanan medis rawat inap Pelayanan ini diperuntukkan bagi pasien yang membutuhkan perhatian dan perawatan secara intensif. Bagian-bagian yang terdapat pada pelayanan rawat inap antara lain : 1) Rawat inap untuk pasian anak 2) Untuk pasien perinatologi 3) Untuk pasien obsetri dan ginekologi b. Pelayanan medis rawat jalan Pelayanan ini diperuntukkan bagi pasien yang keadaannya masih dapat ditangani secara berkala. Bagian-bagian yang terdapat pada pelayanan rawat jalan antara lain : 1) Pelayanan Poliklinik Umum 2) Pelayanan Spesialistik 3) Pelayanan Konsultasi Spesialis 4) Pelayanan Gizi 5) Pelayanan Tumbuh Kembang Anak 6) Pelayanan Psikologi 7) Pelayanan Pijat Bayi 8) Pelayanan Persiapan Kelahiran

16 33 9) Pelayanan Dokter Keluarga 10) Pelayanan Imunisasi 11) Pelayanan Keluarga Berencana 12) Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan c. Pelayanan penunjang medis Pelayanan penunjang medis meliputi fasilitas diagnostif dan penunjang yang terdiri dari : 1) Instalasi Farmasi 24 jam 2) Instalasi Radiologi 24 jam 3) Instalasi Laboratorium 24 jam 4) Instalasi Diagnostik Elektromedik 4. Fasilitas Kelas Rawat Inap Pelayanan rawat inap di rumah sakit terdiri dari tiga bangsal, yaitu bangsal perawatan perinatologi, bangsal perawatan anak-anak, dan bangsal perawatan kandungan dan kebidanan, yang mencakup 50 kamar yang terbagi menjadi kamar VIP, kelas I, kelas II, kelas III yang dapat mencakup 109 orang pasien. Pembagian kelas-kelas kamar tersebut disesuaikan dengan fasilitas yang ada di kamar-kamar tersebut dan luas kamar masing-masing, sehingga masyarakat dapat memilih sesuai dengan kemampuan finansialnya sebagai berikut : a. VIP yang mempunyai fasilitas satu kamar dengan satu tempat tidur, almari, sofa, almari es, AC, TV, telepon, kamar mandi, di dalam dengan fasilitas air panas-air dingin, surat kabar, oksigen sentral.

17 34 b. Kelas I mempunyai fasilitas satu kamar dengan dua tempat tidur, almari, AC, TV, telepon, kamar mandi, di dalam dengan fasilitas air panas-air dingin, sekat dengan korden, oksigen sentral. c. Kelas II mempunyai fasilitas satu kamar dengan dua tempat tidur, almari, kipas angin, sekat dengan korden. d. Kelas III mempunyai fasilitas satu kamar dengan tiga atau empat tempat tidur, almari, kipas angin. B. Latar Belakang Masalah Berhasil tidaknya suatu perusahaan bisa dilihat dari kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaannya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan adalah bahwa manajemen harus mampu membuat perencanaan yang baik bagi perusahaannya, agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diinginkan. Salah satu alat perencanaan laba jangka pendek adalah anggaran, yang berisi deskripsi rinci pendapatan yang akan diperoleh dan kos yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang memuaskan. Anggaran ini harus memisahkan kos menjadi kos variabel dan kos tetap. Anggaran ini akan lebih bermanfaat bagi manajemen apabila disertai dengan analisis, dalam hal ini dengan menggunakan analisis titik impas. Untuk mengetahui besarnya titik impas, perlu penekanan pada keterkaitan kos, kuantitas yang terjual, dan harga. Titik impas adalah titik di mana laba sama dengan nol. Analisis titik

18 35 impas memberikan gambaran tentang batas penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian dan dapat memperoleh laba. Analisis titik impas adalah suatu analisis untuk mengestimasi pengaruh perubahan kos variabel per unit, harga jual per unit, kos tetap per periode, volume penjualan, dan kombinasi penjualan (sales mix). Analisis titik impas dapat digunakan manajer sebagai alat pengambil keputusan dan sebagai alat pengawasan. Sebagai alat pengambil keputusan, analisis titik impas mampu memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, sehingga dapat memperoleh laba dari tingkat penjualan tersebut. Pada saat perencanaan, di samping menentukan target penjualan, manajemen juga memerlukan informasi mengenai berapa penjualan minimum agar kegiatan perusahaan tidak mengalami kerugian dan pembuat keputusan untuk menaikkan/menurunkan harga. Sebagai alat pengawasan, analisis titik impas memberikan pengukuran yang obyektif untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja organisasi. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada adalah salah satu rumah sakit swasta yang terletak di Kabupaten Sragen. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menghasilkan produk jasa sewa kamar inap lebih dari satu macam, yang dibedakan menjadi empat kelas, yaitu VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III. Oleh karena itu, analisis titik impas dapat diterapkan dalam perencanaan laba di masa yang akan datang, sehingga dapat memaksimalkan laba dan mendukung berkembangnya rumah sakit secara optimal. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan bagaimana penerapan analisis titik impas

19 36 terhadap jasa sewa kamar rawat inap pada Rumah Sakit Sarila Husada Sragen. Berdasarkan latar belakang, maka penulis memberi judul pada Tugas Akhir ini ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN PENJUALAN JASA SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SARILA HUSADA SRAGEN TAHUN C. Perumusan Masalah Dalam pokok bahasan ini yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut. 1. Berapa jumlah penjualan jasa sewa kamar rawat inap minimum yang harus dicapai rumah sakit agar tidak menderita kerugian? 2. Berapakah tingkat penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba sebesar 10%? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar dalam melakukan penelitian di atas dapat memberikan manfaat yang berguna dan sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Untuk mengetahui jumlah penjualan jasa sewa kamar rawat inap minimum yang harus dicapai rumah sakit agar tidak menderita kerugian. 2. Untuk mengetahui tingkat penjualan jasa sewa kamar rawat inap yang harus dicapai rumah sakit untuk memperoleh laba sebesar 10%.

20 37 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan penulis sebagai bekal agar kelak dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dengan keadaan praktis dalam lapangan pekerjaan. 2. Bagi Obyek Penelitian (Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang kemungkinan penerapan titik impas dalam pencapaian laba di masa yang akan datang. 3. Bagi Pihak lain Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai analisis titik impas. F. Metodologi Penelitian Adapun metode penulisan yang digunakan penulis adalah: 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada Sragen yang beralamat di Jalan Veteran Nomor Tamanasri, Kelurahan Kroyo, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah:

21 38 a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung yang berupa hasil wawancara dengan pihak rumah sakit dan observasi atau pengamatan secara langsung pada Rumah Sakit Sarila Husada Sragen. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan melalui studi pustaka yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Teknik Wawancara Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi, dengan cara mengadakan tanya jawab dengan pihak terkait untuk mendapatkan gambaran perusahaan secara jelas serta untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. b. Teknik Observasi Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap sesuatu yang diteliti dan melakukan pencatatan tentang apa yang telah diamati. c. Studi Pustaka Metode pelengkap dan pembanding sebagai dasar dalam membantu praktik lapangan dan temuan-temuan yang terjadi, yaitu dengan mempelajari buku-buku referensi atau literatur yang berhubungan dengan penelitian.

22 39 BAB II LANDASAN TEORI DAN ANALISIS DATA A. Landasan Teori 1. Pengertian Titik Impas Titik impas adalah tingkat penjualan dalam rupiah atau unit yang menjadikan perusahaan tidak laba dan tidak rugi (berlaba nol) (Suwardjono, 2003). Titik impas dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, tetapi analisis titik impas dapat digunakan oleh perusahaan untuk perencanaan laba dalam kegiatan perusahaan. Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total kos, yaitu titik di mana laba sama dengan nol (Hansen dan Mowen, 1997). 2. Dasar Anggapan Analisis Titik Impas (Slamet Munawir, 2004) a. Kos dapat dipisahkan mana yang bersifat kos tetap dan kos variabel. b. Kos tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. c. Kos variabel akan berubah secara proporsionil (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan.

23 40 d. Harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. e. Jenis jasa yang dijual terdiri dari satu jenis, sehingga kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. 3. Manfaat Analisis Titik Impas (Gunawan Adisaputro, 1993) a. Untuk memberikan gambaran tentang batas jumlah penjualan minimal yang harus diusahakan agar perusahaan tidak menderita rugi. b. Analisis titik impas juga dapat dipakai untuk menentukan jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada persyaratan tertentu, misalnya penjualan yang memberikan sejumlah laba tertentu. 4. Pengertian Margin Kontribusi (Garison, Noreen, dan Brewer, 2006) mengartikan margin kontribusi sebagai jumlah yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi kos variabel. Jumlah ini memberikan kontribusi untuk menutup kos tetap dan menghasilkan laba pada periode tertentu. Margin kontribusi akan digunakan untuk menutup kos tetap dan apabila masih ada sisa akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup menutup kos tetap, maka akan menderita kerugian.

24 41 Format laporan laba rugi kontribusi Penjualan XXX (-) Kos variabel XXX Margin kontribusi XXX (-) Kos tetap XXX Laba bersih XXX 5. Penghitungan Titik Impas (Garison, Noreen, dan Brewer, 2006) Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, yaitu metode persamaan (equation method), dan metode margin kontribusi (contribution method). Metode persamaan (equation method) Metode persamaan memanfaatkan data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Format laporan laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut. Laba = penjualan (kos variabel + kos tetap) atau, Penjualan = kos variabel + kos tetap + laba Metode margin kontribusi (contribution margin method) Metode ini memusatkan bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi kos tetap. Untuk menentukan berapa unit yang terjual untuk mencapai titik impas, total kos tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit.

25 42 Titik impas (unit) = Kos Tetap Margin Kontribusi per Unit Margin kontribusi dapat juga dinyatakan dalam persen atau rasio dan disebut dengan rasio margin kontribusi (contribution margin ratio). Rasio margin kontribusi = Rasio margin kontribusi = Margin Kontribusi Total Penjualan Total Margin Kontribusi per Unit Harga Jual per Unit Apabila menggunakan rasio margin kontribusi hasilnya adalah titik impas yang ditentukan berdasarkan nilai penjualan. Titik impas (rupiah) = Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi Pendekatan berdasarkan rasio margin kontribusi sangat berguna apabila perusahaan memiliki berbagai macam produk dan akan menentukan titik impas untuk perusahaan secara keseluruhan. Dengan margin kontribusi per unit atau rasio margin kontribusi, rumus untuk menentukan penjualan target dapat diturunkan. Berikut ini adalah persamaan untuk menghitung penjualan target. Kos Tetap Total+ Laba Target Penjualan target (rupiah) = Rasio Margin Kontribusi 6. Titik Impas Dalam Bauran Penjualan Bauran penjualan berarti proporsi relatif produk-produk perusahaan yang terjual (Garison, Noreen, dan Brewer, 2006). Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan. Untuk menggunakan pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan

26 43 kos variabel per paket harus diketahui. Untuk menghitung nilai paket tersebut, bauran penjualan, harga setiap produk, dan masing-masing kos variabel diperlukan. Bauran penjualan relatif dalam unit yang terjual biasanya diturunkan sampai angka yang terkecil. Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh masing-masing produk. Bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam unit dan diukur menurut harganya. Titik Impas (Rupiah) = Kos Tetap Rasio Margin Kontribusi Titik Impas (unit) = 7. Pengelompokan Kos Kos Tetap Margin Kontribusi Per Unit Paket Secara umum, pengelompokan kos diklasifikasikan menjadi kos tetap (fixed costs), kos variabel (variabel costs), dan kos campuran (mixed costs). Kos campuran disebut pula dengan kos semivariabel atau kos semitetap. Dalam rumah sakit, kos tetap adalah kos yang secara tetap besarnya untuk berbagai tingkat kegiatan. Kos tetap dalam rumah sakit meliputi peralatan. Pada jangka panjang, semua kos tetap menjadi variabel sehingga konsep kos tetap hanya dipakai untuk analisis jangka pendek. Kos variabel berubah-ubah sesuai dengan perubahan output. Termasuk dalam kos variabel adalah kos makan pasien, pangeluaran bahan baku. Perbedaan antara kos tetap dan kos variabel ini terkadang tidak

27 44 jelas, kos seperti ini disebut juga kos semivariabel. Akan tetapi, perubahan dalam kos operasional ini tidak proporsional dengan perubahan volume (Trisnantoro, 2006). 8. Metode Pemisahan Kos Campuran Pemisahan kos campuran menjadi komponen kos tetap dan variabel harus dilakukan dengan cara estimasi. Tiga metode estimasi yang dapat digunakan adalah metode tinggi-rendah (high-low), pengepasan grafis (graphical fitting), atau diagram pencaran (scattered diagram atau scattegraph), dan analisis regresi (regression analysis)(suwardjono, 2003). Metode Tinggi-Rendah Pada prinsipnya, metode ini mengidentifikasi tingkat kegiatan tetinggi dan terendah kemudian menghitung selisihnya (lebar kisar). Lebar kisar mengukur perubahan tingkat kegiatan. Selisih kos untuk kedua titik kegiatan tersebut juga dihitung untuk menentukan perubahan kos. Perubahan kos dibagi perubahan kegiatan merupakan kos variabel per unit kegiatan. Kos variabel per unit = Perubahan Kos Perubahan Kegiatan Kos tetap dihitung dengan cara mengambil salah satu dari dua tingkat (tetinggi atau terendah) yang digunakan untuk menghitung kos variabel. Komponen kos tetap = Kos Total Komponen Kos Variabel Setelah kos tetap dan variabel diketahui, maka dapat dinyatakan dalam

28 45 persamaan Y = a + bx Dimana, Y = Kos Total X = Banyaknya Order a = Komponen Kos Tetap b = Kos Variabel Per Unit Metode Pengepasan Grafis Metode ini dikerjakan secara manual dengan mengandalkan kemampuan visual. Sama dengan metode tinggi-rendah, metode ini berusaha untuk menemukan garis estimasi tetapi metode ini mempertimbangkan semua titik data yang ada. Untuk itu, semua data harus diplot pada kertas grafik yang teliti untuk sumbu vertikal Y (kos) dan sumbu horisontal X (kegiatan) agar setiap titik dalam diagram dapat ditentukan nilai atau koordinatnya dengan cukup akurat. Atas dasar plot data tersebut, dibuatlah garis estimasi yang kira-kira mewakili semua titik yang ada hingga memotong sumbu vertikal (intercept). Jarak antara titik awal (origin) dengan titik potong tersebut menggambarkan kos tetap. Metode Regresi Meregres artinya menghubungkan dua variabel untuk menentukan apakah variasi/perubahan variabel yang satu (variabel independen) menjelaskan variasi variabel yang lain (variabel dependen). Pada dasarnya, metode regresi tidak berbeda dengan metode pengepasan grafis, kecuali bahwa pengepasannya didasarkan atas kuadrat terkecil (least squares).

29 46 Metode ini menentukan intercept dan slope dalam persamaan Y = a + bx. Cara pengepasannya tidak didasarkan pada perasaan atau visual, tetapi secara objektif atas dasar persamaan n( SXY) - ( SX)( SY) b = 2 2 n( SX )- ( SX ) a = ( SY) - b( SX) n keterangan : X = unit kegiatan Y = kos campuran total a = kos tetap total (intercept garis regresi) b = kos variabel per unit kegiatan (koefisien regresi) n = banyaknya titik data (observasi)

30 47 B. Analisis Data Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menyediakan jasa pelayanan rawat inap dengan 109 bangsal yang terbagi menjadi kelas VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III. Tarif antara kelas satu dengan kelas yang lain berbeda, oleh karena itu, analisis titik impas dihitung berdasarkan komposisi penjualan (sales mix) yang menunjukkan persentase dari setiap penjualan lini produk terhadap jumlah penjualan, serta dengan berdasarkan komposisi jumlah bangsal yang dijual. Untuk menghitung titik impas selama tahun 2007 digunakan metode margin kontribusi. Langkah Analisis: a. Menggolongkan kos-kos pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sarila Husada menjadi kos kos tetap, variabel, dan semivariabel. b. Menggolongkan kos semivariabel dan memisahkan kos semivariabel tersebut menjadi kos tetap dan variabel dengan menggunakan metode tinggi-rendah. c. Pengalokasian kos tetap dan variable dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar. d. Penentuan margin kontribusi. e. Perhitungan titik impas. f. Penentuan tingkat penjualan pada laba yang direncanakan.

31 48 1. Pengelompokan kos ke dalam kos tetap dan kos variabel Tabel 2.1 Kos Sesungguhnya Tahun 2007 Jenis Kos Jenis Kos Jumlah Makan Pasien V Rp ,00 Honor Dokter V Rp ,00 Gaji Pegawai Medis T Rp ,00 Listrik T/V Rp ,00 Penyusutan Bangunan T Rp ,00 Penyusutan Peralatan T Rp ,00 Administrasi V Rp ,00 PAM T/V Rp ,00 Tenun V Rp ,00 Pemeliharaan dan Perbaikan T Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber: data primer 2. Pemisahan kos semivariabel dengan metode tinggi-rendah Kos listrik merupakan kos semivariabel. Untuk memisahkan kos ke dalam kos tetap dan variabel, maka penulis menggunakan metode tinggi rendah untuk memisahkan kos tersebut. Berdasarkan lampiran kos listrik selama tahun 2007, pemisahan kos listrik ke dalam kos tetap dan kos variabel Hari Hunian Kos Titik tertinggi 1493 Rp ,00 Titik terendah 725 Rp ,00 Lebar kisar 768 Rp ,00

32 49 Kos variabel per hari = Rp , = Rp 627,65 Kos tetap Kos terendah Rp ,00 Kos variabel (Rp 627,65) Rp ,25 Kos tetap per bulan Rp ,75 Total kos setahun Rp ,00 Kos tetap per tahun (12 x Rp ,75) Rp ,00 Kos variabel Rp ,00 Jumlah kos tetap Rp ,00 dan kos variabel Rp ,00 Kos air merupakan kos semivariabel. Untuk memisahkan kos ke dalam kos tetap dan variabel, maka penulis menggunakan metode tinggi rendah untuk memisahkan kos tersebut. Berdasarkan lampiran kos air selama tahun 2007, pemisahan kos air ke dalam kos tetap dan kos variabel. Hari Hunian Kos Titik tertinggi 1493 Rp ,00 Titik terendah 725 Rp ,00 Lebar kisar 768 Rp ,00 Kos variabel per hari = Kos tetap Rp , = Rp 36,80 Kos terendah Rp ,00 Kos variabel (Rp 627,65) Rp ,00 Kos tetap per bulan Rp ,00 Total kos setahun Rp ,00

33 50 Kos tetap per tahun (12 x Rp ,00) Rp ,00 Kos variabel Rp ,00 Jumlah kos tetap air Rp ,00 dan kos variabel Rp ,00 3. Pengalokasian kos tetap dan kos variabel secara langsung ke dalam tiap kamar Makan pasien merupakan kos variabel yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar berdasarkan jumlah hari hunian rumah sakit, dengan kos yang berbeda dalam tiap kamar. Tabel 2.2 Kos Makan Per Pasien Per Hari Tiap Kamar Tahun 2007 Kelas Perawatan Anak dan Kebidanan Kos VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp 9.000,00 III Rp 7.500,00 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp 9.000,00 II Rp 7.500,00 III Rp 6.000,00 Sumber: data primer Berdasarkan data di rumah sakit pada tabel 2.2 dan lampiran jumlah hari hunian rumah sakit, maka alokasi makan pasien ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.3 Tabel 2.3 Alokasi Kos Makan Pasien ke Dalam Tiap Kamar Kelas Perawatan Makan Pasien Anak dan Kebidanan

34 51 VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Sumber: data primer diolah Honor dokter merupakan kos variabel yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar berdasarkan hari hunian rumah sakit, dengan kos yang berbeda dalam tiap kamar. Tabel 2.4 Honor Dokter per Visit Dokter per Pasien Kelas Perawatan Anak dan Kebidanan Honor Dokter VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp 7.500,00 Sumber: data primer Berdasarkan data di rumah sakit pada tabel 2.4 dan lampiran jumlah hari hunian rumah sakit, maka alokasi honor dokter ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.5 Tabel 2.5

35 52 Alokasi Honor Dokter Tiap Kamar Kelas Perawatan Anak dan Kebidanan Honor Dokter VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Sumber: data primer diolah Gaji pegawai medis merupakan kos tetap yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar. Pegawai medis terdiri dari 27 orang, dengan gaji tetap sebesar Rp ,00 tiap bulan. Kelas Perawatan Anak dan Kebidanan Table 2.6 Jumlah Pegawai Medis Jumlah Pegawai Medis VIP 2 I 5 II 4 III 8 Perinatologi VIP 1 I 2 II 2 III 3 Jumlah 27 Sumber: data primer Berdasarkan tabel di atas, maka alokasi gaji pegawai medis ke dalam

36 53 tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.7 Kelas Perawatan Anak dan Kebidanan Tabel 2.7 Alokasi Gaji Pegawai Medis Gaji Pegawai Medis VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Sumber: data primer diolah Kos administrasi terima kamar merupakan kos variabel yang dialokasikan secara langsung ke dalam tiap kamar berdasarkan jumlah pasien, sebesar Rp ,00 tiap pasien. Berdasarkan lampiran jumlah pasien rumah sakit, maka alokasi kos administrasi terima kamar ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut di tabel 2.8 Tabel 2.8 Alokasi Kos Administrasi Terima Kamar Tiap Kamar Kelas Perawatan Administrasi Anak dan Kebidanan VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp ,00

37 54 II Rp ,00 III Rp ,00 Sumber: data primer diolah Kos listrik merupakan kos semivariabel, untuk mengalokasikan kos listrik ke dalam tiap kamar dihitung berdasarkan jumlah Kwh tiap kamar. Berdasarkan perhitungan pada halaman 31, maka alokasi kos tetap dan kos veriabel ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut Tabel 2.9 Alokasi Kos Tetap Listrik Tiap Kamar Kelas Perawatan Jumlah Kwh Alokasi Kos Tetap Anak dan Kebidanan VIP 2472 Rp ,00 I 2980 Rp ,00 II 2769 Rp ,00 III 3098 Rp ,00 Perinatologi VIP 139 Rp ,00 I 349 Rp ,00 II 356 Rp ,00 III 420 Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber: data primer diolah Tabel 2.10 Alokasi Kos Variabel Listrik Tiap Kamar Kelas Perawatan Jumlah Kwh Alokasi Kos Variabel Anak dan Kebidanan VIP 2472 Rp ,00 I 2980 Rp ,00

38 55 II 2769 Rp ,00 III 3098 Rp ,00 Perinatologi VIP 139 Rp ,00 I 349 Rp ,00 II 356 Rp ,00 III 420 Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber: data primer diolah Kos air merupakan kos semivariabel, untuk mengalokasikan kos air ke dalam tiap kamar dihitung berdasarkan jumlah kubik yang digunakan tiap kamar. Berdasarkan perhitungan pada halaman 32, maka alokasi kos tetap dan kos variabel ke dalam tiap kamar adalah sebagai berikut Tabel 2.11 Alokasi Kos Tetap Air Tiap Kamar Kelas Perawatan Jumlah Kubik Alokasi Kos Tetap Anak dan Kebidanan VIP 490 Rp ,00 I 520 Rp ,00 II 1140 Rp ,00 III 2057 Rp ,00 Perinatologi VIP 98 Rp ,00 I 166 Rp ,00 II 297 Rp ,00 III 306 Rp ,00 Jumlah 5076 Rp ,00 Sumber: data primer diolah

39 56 Tabel 2.12 Alokasi Kos Variabel Air Tiap Kamar Kelas Perawatan Jumlah Kubik Alokasi Kos Variabel Anak dan Kebidanan VIP 490 Rp ,00 I 520 Rp ,00 II 1140 Rp ,00 III 2057 Rp ,00 Perinatologi VIP 98 Rp 8.434,00 I 166 Rp ,00 II 297 Rp ,00 III 306 Rp ,00 Jumlah 5076 Rp ,00 Sumber: data primer diolah Penyusutan bangunan gedung merupakan kos tetap dalam rumah sakit. Luas bangunan gedung rumah sakit 1500m 2. Untuk mengalokasikan penyusutan bangunan ke dalam tiap kamar adalah luas kamar dibagi dengan keseluruhan luas bangunan kemudian dikalikan dengan penyusutan bangunan. Kos sebelum alokasi Rp ,00 Tabel 2.13 Alokasi Penyusutan Bangunan Luas Kelas Bangunan Jumlah Luas Perawatan Tiap Tipe Kamar Bangunan Alokasi Kos Kamar Anak dan Kebidanan VIP Rp ,00 I Rp ,67 II Rp ,00 III Rp ,00

40 57 Perinatologi VIP Rp ,00 I Rp ,00 II Rp ,00 III Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber: data primer diolah Penyusutan peralatan merupakan kos tetap dalam rumah sakit, kos sebelum alokasi Rp ,00. untuk mengalokasikan penyusutan peralatan ke dalam tiap tipe kamar adalah sebagai berikut Tabel 2.14 Alokasi Penyusutan Peralatan Kelas Perawatan Penyusutan Peralatan Alokasi Kos Anak dan Kebidanan VIP 20% Rp ,00 I 30% Rp ,00 II 10% Rp ,00 III 15% Rp ,00 Perinatologi VIP 5% Rp ,00 I 5% Rp ,00 II 5% Rp ,00 III 10% Rp ,00 Jumlah 100% Rp ,00 Sumber: data primer diolah Berdasarkan perhitungan sebelumnya, maka perhitungan kos penjualan kamar adalah sebagai berikut pada tabel 2.15 dan tabel Sedangkan untuk perhitungan margin kontribusi disajikan dalam tabel 2.17 dan tabel 2.18 yang dihitung berdasarkan kos penjualan kamar.

41 58 Tabel 2.15 Perhitungan Kos Penjualan Kamar Pada Bangsal Anak dan Kebidanan Anak dan Kebidanan Jenis Kos VIP I II III Kos Langsung Makan Pasien V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Honor Dokter V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Gaji Pegawai Medis T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Kos Overhead Tetap Listrik T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Penyusutan Bangunan T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Penyusutan Peralatan T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 PAM T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Pemeliharaan dan Perbaikan T Rp ,00 Rp ,00 Rp 10,187,008,00 Rp ,00 Kos Overhead Variabel Listrik V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Administrasi V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 PAM V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Tenun V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Total Kos Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Jumlah Pasien Kos Penjualan Kamar Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

42 59 Sumber: data primer diolah Tabel 2.16 Perhitungan Kos Penjualan Kamar Pada Bangsal Perinatologi Perinatologi Jenis Kos VIP I II III Kos Langsung Makan Pasien V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Honor Dokter V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Gaji Pegawai Medis T Rp Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Kos Overhead Tetap Listrik T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Penyusutan Bangunan T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Penyusutan Peralatan T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Pemeliharaan dan Perbaikan T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 PAM T Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Kos Overhead Variabel Listrik V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Administrasi V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 PAM V Rp 8.434,00 Rp ,00 Rp ,09 Rp ,00 Tenun V Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Total Kos Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 40

43 60 Jumlah Pasien Kos Penjualan Kamar Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Sumber: data primer diolah 4. Perhitungan Margin Kontribusi Tabel 2.17 Perhitungan Margin Kontribusi Pada Bangsal Anak dan Kebidanan Anak dan Kebidanan Kelas Perawatan VIP I II III Hari Hunian Tarif Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Total Penjualan Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 (-) Kos Variabel Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Margin Kontribusi Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 (-) Kos Tetap Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Laba Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Sumber: data primer diolah 41 Tabel 2.18 Perhitungan Margin Kontribusi Pada Bangsal Perinatologi Perinatologi Kelas Perawatan VIP I II III Hari Hunian Tarif Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00

44 61 Penjualan Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 (-)Kos Variabel Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Margin Kontribusi Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 (-)Kos Tetap Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Laba Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Sumber: data primer diolah 42

45 62 5. Perhitungan Titik Impas Rasio Margin Kontribusi (contribution margin ratio) Rasio Margin Kontribusi total = Rasio Margin Kontribusi total = Margin Kontribusi Total Penjualan Total Rp ,00 Rp ,00 = 0.57 Perhitungan besarnya titik impas rumah sakit pada tahun 2007 dapat dihitung berdasarkan tabel 2.17 dan Adapun hasil perhitungan dapat disajikan sebagai berikut : Titik Impas (rupiah) = Kos Tetap Rasio Margin Kontribusi = Rp ,00 0,57 = Rp ,00 Besarnya titik impas dengan menjual semua produk jasa rawat inap adalah sebesar Rp ,00, hal ini berarti jika rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu, maka harus mampu memperoleh pendapatan sebesar lebih dari Rp ,00 Komposisi penjualan masing- masing kamar, yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan yang diperoleh adalah sebagai berikut: Anak dan Kandungan VIP = 7,62% x Rp ,00 = Rp ,00

46 63 Kelas I = 23,50% x Rp ,00 = Rp ,00 Kelas II = 14,92% x Rp ,00 = Rp ,00 Kelas III = 30,11% x Rp ,00 = Rp ,00 Perinatologi VIP = 2,88% x Rp ,00 = Rp ,00 kelas I = 5,58% x Rp ,00 = Rp ,00 Kelas II = 6,32% x Rp ,00 = Rp ,00 Kelas III = 9,07% x Rp ,00 = Rp ,00 Untuk menghitung titik impas tiap unit, harus dihitung berdasarkan margin kontribusi tiap unit paket. Margin kontribusi tiap unit paket dihitung berdasarkan penjualan tiap kamar. Perhitungan margin kontribusi per unit paket dapat disajikan dalam tabel 2.19.

47 64 Tabel 2.19 Perhitungan Margin Kontribusi Per Unit Paket Margin Bauran Kelas Perawatan Tarif Kos Variabel Kontribusi Penjualan Margin Kontribusi Per Unit Paket Anak dan Kebidanan VIP Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 I Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 II Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 III Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 Perinatologi VIP Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 I Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 II Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 III Rp ,00 Rp ,00 Rp , Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Sumber: data primer diolah

48 65 Perhitungan besarnya titik impas rumah sakit pada tahun 2007 dapat dihitung berdasarkan tabel Adapun hasil perhitungan dapat disajikan sebagai berikut: Titik Impas (paket) = = Kos Tetap Margin Kontribusi per Unit Paket Rp ,00 Rp ,00 = 0,82 paket Komposisi penjualan tiap kamar yang dihitung berdasarkan jumlah penjualan tiap kamar. Anak dan Kandungan VIP = 468 0, 82 = 384 bangsal Kelas I = , 82 = 1848 bangsal Kelas II = , 82 = 1565 bangsal Kelas III = , 82 Perinatologi = 4212 bangsal VIP = 221 0, 82 = 181 bangsal

49 66 Kelas I = 612 0, 82 = 502 bangsal Kelas II = 970 0, 82 = 795 bangsal Kelas III = , 82 Keterangan : = 1427 bangsal a. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas VIP adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas VIP, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. b. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas I adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas I, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. c. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas II adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan

50 67 kandungan kelas II, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. d. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas III adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas III, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. e. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas VIP adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas VIP, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. f. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas I adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas I, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. g. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas II adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu

51 68 melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas II, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00. h. Besarnya titik impas yang dapat dicapai pada penjualan bangsal perinatologi kelas III adalah Rp ,00. Berarti bahwa apabila rumah sakit merencanakan untuk memperoleh keuntungan tertentu melalui penjualan bangsal perawatan anak dan kandungan kelas III, maka rumah sakit harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp , Perhitungan Tingkat Penjualan jika Menginginkan Laba 10% dari Penjualan Penjualan Target (rupiah) = Px = = Kos Tetap+ Laba Target Rasio Margin Kontribusi Kos Tetap+ 10%(Px) 0,57 Rp ,00+ 0,1Px 0,57 0,57 Px 0.1 Px = Rp ,00 0,47 Px = Rp ,00 Px = Rp ,00 Untuk menentukan besarnya penjualan dan jumlah kamar yang dijual dengan berdasarkan komposisi penjualan kamar. Komposisi penjualan kamar yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU A. DESAIN STRUKTUR ORGANISIASI Struktur organisasi RSUD Indrasari Rengat adalah Organisasi Staf B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI 1) Direktur Sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo PCM Ponorogo kota MPKU -PCM Direktur Wakil Direktur S.P.I Manager Umum Manager Administrasi Manager Keuangan Manager Keperawatn

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

suatu unit pelayanan kesehatan,yaitu rumah sakit di wilayah Kotamatsum. Pada tanggal 26 Februari 2000 Rumah Sakit Islam AL UMMAH

suatu unit pelayanan kesehatan,yaitu rumah sakit di wilayah Kotamatsum. Pada tanggal 26 Februari 2000 Rumah Sakit Islam AL UMMAH 2.1. Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Islam AL UMMAH didirikan pada tahun 1995 oleh Yayasan Masjid Raya Pusat Pasar. Pendirian Rumah Sakit Islam AL UMMAH didasarkan atas pemikiran pengurus Yayasan Masjid

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR 6 TAHUN 1997 SERI D. 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II C I R E B O N NOMOR 06 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 54 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 A TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 06 TAHUN 2004 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 1996 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG 1- LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 12 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF KAMAR VIP PADA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENENTUAN TARIF KAMAR VIP PADA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PENENTUAN TARIF KAMAR VIP PADA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Keuangan Disusun Oleh

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2000 TAHUN : 2000 NOMOR : 15 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM A.M. PARIKESIT TENGGARONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 1996 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu harga jual, volume penjualan dan biaya oleh karena itu perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap manusia. Dimana kebutuhan tersebut sangat mutlak untuk dipenuhi. Apabila tidak dipenuhi,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN SAYANG IBU KELAS B

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN SAYANG IBU KELAS B PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN SAYANG IBU KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang :

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH MARIA YOSEFINA SARINA BIMA 10.001.068 Semester/Kelas : III/C AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN YAYASAN BINA ADMINISTRASI BANDUNG

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis biaya-volume-laba sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan laba, dengan mengambil objek penelitian pada YAP COMPUTER yaitu distributor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ditandai dengan ketatnya persaingan disegala bidang organisasi baik swasta maupun

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang akan didirikan yaitu Rumah sakit swasta milik PT Kiat Indah Tunas Insani yang merupakan pengembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 36 TAHUN : 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN TARIP PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN

Lebih terperinci

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG Menimbang NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci