DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 11 TAHUN 1985 (11/1985) TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 pasal 49 ayat (2) tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah telah dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. b. bahwa dalam rangka peningkatan kelancaran penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan Pemerintah Daerah, maka dipandang perlu mengatur kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kotapraja Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1965 jo. Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Nomor 220/KD/1973. c. bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas dipandang perlu menetapkan Peraturan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner;

2 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1968 tentang Merubah sebutan Direktorat Jenderal Kehewanan menjadi Direktorat Jenderal Peternakan; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah; 7. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1959 tentang Penyerahan secara nyata beberapa urusan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swatantra Tingkat II Kota-praja Yogyakarta jo. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 15 Tahun 1960 tentang Pengubahan Pasal 9 Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1959 tentang Hal Penyerahan secara nyata beberapa urusan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swatantra Tingkat II Kotapraja Yogyakarta; 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 1980 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 9. Peraturan Daerah Kotapraja Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1965 tentang Susunan Administrasi, Kantor dan Pegawai Pemerintah Daerah Kotapraja Yogyakarta; Dengan Persetujun Dewan Perwakilan Daerah Tingkat II Yogyakarta. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA sebagai berikut : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal l Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. b. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta.

3 c. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Dinas Peternakan adalah Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. d. Dinas Peternakan adalah Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. f. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Dinas Peternakan. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Dinas Peternakan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang Peternakan. (2) Dinas Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Pasal 4 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok : a. Melaksanakan urusan rumah tangga Daerah dalam bidang peternakan. b. Melaksanakau tugas pembantuan yang diserahkan oleh Kepala Daerah. c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Pasal 4, Dinas Peternakan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kebijaksanaan tehnis, pemberian bimbingan, pemberian perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Pelaksanaan sesuai dengan tugas pokoknya dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4 c. Pengamanan dan pengendalian tehnis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI Pasal 6 Organisasi Dinas Peternakan terdiri dari : a. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas. b. Unsur Pembantu Pimpinan : Sub Bagian Tata Usaha yang terdiri dari urusan-urusan. c. Unsur Pelaksana : - Seksi-seksi yang masing-masing terdiri dari Sub Seksi-Sub Seksi. - Unit Pelaksana Tehnis Dinas. Pasal 7 (1) Susunan Organisasi Dinas Peternakan terdiri dari : a. Kepala Dinas. b. Sub Bagian Tata Usaha. c. Seksi Bina Program. d. Seksi Produksi. e. Seksi Usaha Tani. f. Seksi Kesehatan Hewan. g. Seksi Penyuluhan. h. Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD). (2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Peternakan adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. Bagian Pertama Sub Bagian Tata Usaha Pasal 8 (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengurus dan melaksanakan segala kegiatan dibidang Umum, kepegawaian,keuangan. perlengkapan dan rumah tangga, menyelenggarakan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas. Pasal 9

5 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 8, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan urusan surat menyurat, arsip dan dokumentasi; b. penyelenggaraan urusan kepegawaian; c. penyelenggaraan urusan keuangan; d. penyelenggaraan urusan perlengkapan dan rumah tangga; e. penyelenggaraan kepustakaan; f. penyelenggaraan penyusunan dan pembuatan laporan; g. penyelenggaraan efisiensi dan tata laksana. Pasal 10 (1) Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Urusan Umum. b. Urusan Kepegawaian. c. Urusan Keuangan. d. Urusan Perlengkapan. (2) Urusan-urusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Pasal 11 (1) Urusan Umum mempunyai tugas : a. menyelenggarakan kearsipan. b. menyelenggarakan pekerjaan ketik dan penggandaan. c. menyelenggarakan Urusan Rumah Tangga Kantor (mempersiapkan rapat, penerimaan tamu, keamanan, ketertiban dan kebersihan Kantor). d. menyelenggarakan kegiatan kepustakaan dan dokumentasi. e. menyelenggarakan penyusunan dan pembuatan laporan. f. menyelenggarakan peningkatan sistim dan prosedur kerja. g. menghimpun informasi dan tatalaksana bagi pimpinan. h. menyusun rancangan peraturan perundang-undangan. i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha. (2) Urusan Kepegawaian mempunyai tugas : a. Menyusun dan memelihara Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan Daftar Hadir Pegawai. b. Mempersiapkan usul pengangkatan Calon Pegawai/Pegawai Negeri Sipil, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, penempatan dalam jabatan, pemindahan, cuti, bebas-tugas/pensiun, pemberian tanda jasa dan hukuman

6 jabatan serta segala sesuatu yang berhubungan dengan kepegawaian. c. Mempersiapkan/mengurus latihan pegawai, kursus-kursus, tugas belajar dan lain-lain yang berhubungan dengan peningkatan mutu pegawai. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha. (3) Urusan Keuangan mempunyai tugas : a. Mengurus gaji dan lembur pegawai. b. Menyelenggarakan tata usaha keuangan. c. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja. d. Mempersiapkan dan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha. (4) Urusan Perlengkapan mempunyai tugas: a. Mengusahakan dan mengurus segala keperluan peralatan Kantor, alat tulis dan alat-alat perlengkapan lain. b. Menyelenggarakan inventarisasi perlengkapan dan perbaikan alat-alat kantor. c. Mengatur penggunaan, pemeliharaan dan mengurus keperluan kendaraan dinas. d. Mempersiapkan, merumuskan rencana keperluan perlengkapan/perbekalan Dinas. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Bagian Kedua Seksi Bina Program Pasal 12 (1) Seksi Bina Program mempunyai tugas menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data, evaluasi dan laporan program dibidang peternakan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Seksi Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas. Pasal 13 Untuk meyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 12, Seksi Bina Program mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data. b. Penyelenggaraan statistik. c. Penyelenggaraan perumusan dan rencana. d. Penyelenggaraan penyusunan program. e. Penyelenggaraan evaluasi dan laporan. Pasal 14

7 (1) Seksi Bina Program terdiri dari : a. Sub Seksi Data. b. Sub Seksi Perumusan dan Pengendalian. c. Sub Seksi Evaluasi dan Pelaporan. (2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Seksi Bina Program. Pasal 15 (1) Sub Seksi Data mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pengumpulan data. b. Mengolah dan menyajikan data. c. Menginventarisasikan data lain yang erat hubungannya dengan bidang peternakan. d. Menyelenggarakan dokumentasi dan data statistik sebagai bahan informasi. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Bina Program. (2) Sub Seksi Perumusan dan Pengendalian mempunyai tugas : a. Menyusun perumusan program dibidang peternakan. b. Mengurus, menginventarisasikan dan mengkoordinasikan bantuan-bantuan. c. Merumuskan saran/cara untuk mengendalikan pelaksanaan rencana program dibidang peternakan. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Bina Program. (3) Sub Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan penilaian pelaksanaan rencana program dibidang peternakan. b. Merumuskan laporan pelaksanaan rencana program dibidang peternakan. c. Melaksanakan identifikasi masalah dan menentukan prioritas pemecahannya. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Bina Program. Bagian Ketiga Seksi Produksi Pasal 16 (1) Seksi Produksi mempunyai tugas dibidang pembibitan, pembinaan/pengembangan dan bimbingan peternakan, makanan ternak dan pengolahan hasil ternak guna peningkatan produksi serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Seksi Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertangungjawab langsung kepada Kepala Dinas.

8 Pasal 17 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 16, Seksi Produksi mempunyai fungsi : a. Perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk merencanakan, mempersiapkan, menyusun rumusan serta program kerja untuk pembinaan/pengembangan dan bimbingan dalam rangka peningkatan produksi. b. Pelaksanaan kebijaksanaan tehnis dibidangnya, meliputi segala usaha dan kegiatan untuk menyelenggarakan pembinaan/pengembangan dan bimbingan dalam rangka peningkatan produksi. c. Penyelenggaraan penyusunanan dan pembuatan laporan. Pasal 18 (1) Seksi Produksi terdiri dari: a. Sub Seksi Pembibitan. b. Sub Seksi Makanan Ternak. c. Sub Seksi Pengolahan Hasil Ternak. (2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Seksi Produksi. Pasal 19 (1) Sub Seksi Pembibitan mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang penyelenggaraan dan pengembangan produksi ternak potong, ternak unggas dan ternak perah. b. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengembangan dan tehnis pengolahan peternakan aneka ternak. c. Mempersiapkan dan menyajikan pedoman pembinaan dibidang penyelenggaraan inseminasi buatan serta penyelenggaraan pembinaan terhadap Unit Inseminasi Buatan. d. Mempersiapkan dan menyajikan pedoman pembinaan dibidang penyelenggaraan seleksi dan standardisasi mutu ternak. e. Menyelenggarakan pembinaan daerah sumber bibit ternak. f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Produksi. (2) Sub Seksi Makanan Ternak mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengusahaan makanan hijauan. b. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengusahaan makanan penguat. c. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan

9 dibidang pengusahaan pemanfaatan hasil ikutan/sampingan dari pertanian untuk makanan ternak. d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Produksi. (3) Sub Seksi Pengolahan Hasil Ternak mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengolahan hasil ternak potong dan hasil ikutan/sampingan. b. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengolahan hasil ternak unggas serta aneka ternak dan hasil ikutan/sampingan. c. Menyelenggarakan pembinaan dan pemberian bimbingan dibidang pengolahan hasil ternak perah dan hasil ikutan/sampingan. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Produksi. Bagian Keempat Seksi Usaha Tani (1) Seksi Usaha Tani mempunyai tugas dibidang usaha tani meliputi perizinan perusahaan, informasi pasar dan permodalan serta menyelenggarakan bimbingan usaha peternakan dalam rangka pengembangan usaha/koperasi/kud dan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Seksi Usaha Tani dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas. Pasal 21 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 20, Seksi Usaha Tani mempunyai fungsi : a. Perencanaan segala usaha dan kegiatan yang meliputi pemberian perizinan dan rekomendasi serta menyiapkan informasi dibidang izin perusahaan ternak, informasi pasar dan permodalan. b. Penyelenggaraan kegiatan pemberian perizinan pengusaha/koperasi/kud Peternakan. c. Penyelenggaraan bimbingan kearah usaha-usaha yang berbentuk Koperatif. d. Penyelenggaraan dokumentasi dan inventarisasi perizinan, informasi pasar dan permodalan. e. Penyelenggaraan penyusunan dan pembuatan laporan. Pasal 22 (1) Seksi Usaha Tani terdiri dari: a. Sub Seksi Izin Perusahaan.

10 b. Sub Seksi Informasi Pasar. c. Sub Seksi Permodalan. (2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Seksi Usaha Tani. Pasal 23 (1) Sub Seksi Izin Perusahaan mempunyai tugas : a. Mempersiapkan dan menyediakan informasi, Peraturan Perundang-undangan dan pedoman pelaksanaan untuk berbagai Usaha/Koperasi/KUD Peternakan. b. Mengatur pelaksanaan pemberian surat keterangan atas hasil Peternakan serta memberi rekomendasi kepada perusahaan yang mengekspor hasil peternakan. c. Mempersiapkan dan menyediakan informasi serta memberikan persyaratan dan prosedur dibidang pemberian perizinan usaha peternakan. d. Mengikuti perkembangan peternakan dan membimbing pelaksanaan izin dibidang usaha peternakan. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Usaha Tani. (2) Sub Seksi Informasi Pasar mempunyai tugas : a. Mempersiapkan dan menyajikan informasi Pasar serta hasil penelaahan biaya produksi dan harga pasar hasil peternakan. b. Menyelenggarakan dan membina penyelenggaraan promosi pemasaran hasil peternakan. c. Menyelenggarakan sistim dan tata cara pembinaan pemasaran. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Usaha Tani. (3) Sub Seksi Permodalan mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan bimbingan serta memberikan rekomendasi tehnis dalam usaha permodalan/kredit terhadap pengembangan produksi peternakan dan usaha pengembangan industri ternak potong, ternak perah, ternak unggas dan aneka ternak. b. Menyelenggarakan bimbingan serta memberikan rekomendasi tehnis dalam usaha permodalan/kredit terhadap pengembangan produksi dan industri perusahaan peternakan. c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala seksi Usaha Tani. Bagian Kelima Seksi Kesehatan Hewan Pasal 24

11 (1) Seksi Kesehatan Hewan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan, pengurusan dan bimbingan terhadap pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Seksi Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Pasal 25 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 24, Seksi Kesehatan Hewan mempunyai fungsi : a. Perencanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk merencanakan, mempersiapkan, menyusun rumusan dan program kerja dibidang pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan. b. Penyelenggaraan yang meliputi segala usaha dan kegiatan, pembinaan, pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan. c. Penyelenggaraan perlindungan masyarakat terhadap penularan penyakit hewan maupun bahan makan asal dari hewan dan pengawasan terhadap tindakan-tindakan pelanggaran kesehatan masyarakat Veteriner. Pasal 26 (1) Seksi Kesehatan Hewan terdiri dari : a. Sub Seksi Pengamatan Penyakit. b. Sub Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. c. Sub Seksi Kesehatan masyarakat Veteriner. (2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Seksi Kesehatan Hewan. Pasal 27 (1) Sub Seksi Pengamatan Penyakit mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan dibidang pengamatan penyakit hewan. b. Menyelenggarakan laboratorium Diagnostik. c. Mengadakan pengawasan dan pengamanan ternak serta makanan manusia yang berasal dari ternak. d. Mengadakan pengawasan lalu lintas ternak/hewan antar daerah serta penyakit-penyakit yang membahayakan manusia, ternak dan hewan. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Kesehatan Hewan.

12 (2) Sub Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas : a. Menyelenggarakan penanggulangan penyakit hewan. b. Mempersiapkan dan menyajikan informasi penyakit hewan. c. Menyelenggarakan peningkatan sarana pemberantasan penyakit hewan. d. Mengadakan bimbingan/bantuan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan yang dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan kesehatan ternak. e. Menyelenggarakan pengadaan obat-obatan dan mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan laboratorium. f. Menyelenggarakan pengawasan atas pembuatan, penyediaan, peredaran, pemakaian obat hewan. g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Kesehatan Hewan. (3) Sub Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas : a. Mengusahakan agar peraturan-peraturan mengenai higiene sanitasi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan menyelenggarakan perlindungan hewan dari penganiayaan. b. Menyelenggarakan perlindungan terhadap masyarakat dari bahaya penularan penyakit asal hewan maupun bahan makanan asal hewan. c. Menyelenggarakan pengawasan, dan tindakan terhadap penyelenggaraan kesehatan masyarakat veteriner. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Kesehatan Hewan. Bagian Keenam Seksi Penyuluhan Pasal 28 (1) Seksi Penyuluhan mempunyai tugas menyelenggarakan latihan ketrampilan pengelolaan sarana informasi dan tata penyuluhan serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Seksi Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Pasal 29 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 28, Seksi Penyuluhan mempunyai fungsi : a. Penyusunan program, latihan ketrampilan, pendidikan dan kursus-kursus dibidang peternakan. b. Perencanaan yang meliputi persiapan dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan. c. Penyelenggaraan bimbingan dan pembinaan dibidang peternakan serta bimbingan terhadap peternakan untuk pemanfaatan sumber alam.

13 d. Penyelenggaraan penyusunan dan pembuatan laporan. Pasal 30 (1) Seksi Penyuluhan terdiri dari : a. Sub Seksi Latihan Ketrampilan. b. Sub Seksi Sarana Informasi. c. Sub Seksi Tata Penyuluhan. (2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Seksi Penyuluhan. Pasal 31 (1) Sub Seksi Latihan Keterampilan mempunyai tugas : a. Mempersiapkan program latihan ketrampilan, pendidikan dan kursus-kursus. b. Menyelenggarakan dan melaksanakan latihan ketrampilan pendidikan dan kursus-kursus. c. Menyelenggarakan pengembangan tenaga/kader peternakan. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Penyuluhan. (2) Sub Seksi Sarana Informasi mempunyai tugas : a. Mempersiapkan program sarana informasi. b. Menyelenggarakan penyebaran sarana informasi. c. Mengurus dan memelihara sarana/prasarana informasi. d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Penyuluhan. (3) Sub Seksi Tata Penyuluhan mempunyai tugas : a. Mempersiapkan program penyuluhan. b. Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan. c. Menyelenggarakan metode dan administrasi penyuluhan. d. Menyelenggarakan perlombaan, pameran dan peragaan ternak. e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Penyuluhan. Bagian Ketujuh Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pasal 32 Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas akan diatur kemudian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V TATA KERJA Pasal 33

14 (1) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, Kepala Urusan, Kepala Sub Seksi dan Kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara fertikal dan horisontal. (2) Setiap pimpinan komponen dilingkungan Dinas Peternakan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 34 (1) Setiap pimpinan komponen dilingkungan Dinas Peternakan wajib mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya. (2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan komponen dilingkungan Dinas Peternakan diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. Pasal 35 (1) Kepala Urusan menyampaikan laporan kepada Kepala Sub Bagian sesuai dengan bidangnya sebagai bahan laporan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas tepat pada waktunya. (2) Kepala Sub Seksi menyampaikan laporan kepada Kepala Seksi sesuai dengan bidang tugasnya sebagai bahan laporan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas tepat pada waktunya. (3) Kepala Dinas menyusun laporan tersebut ayat (1) dan (2) diatas untuk disampaikan kepada Kepala Daerah tepat pada waktunya. Pasal 36 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan masing-masing sebagaimana dimaksud Pasal 35, tembusan laporan tersebut diatas disampaikan kepada komponen-komponen/satuan Organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dibantu oleh Pimpinan Satuan bawahannya mengadakan rapat berkala dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing. BAB VI KEPEGAWAIAN

15 Pasal 38 (1) Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan Kepala Sub Seksi diangkat dan diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Susunan Kepegawaian dan Jenjang Kepangkatan pada Dinas Peternakan akan diatur tersendiri dengan Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 39 Setiap bawahan dilingkungan Dinas Peternakan dapat memberikan saran-saran dan pertimbangan, tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya kepada atasan masmg-masing. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kota praja Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1965 tentang Susunan Administrasi, Kantor dan Pegawai Pemerintah Daerah Kotapraja Yogyakarta sepanjang yang mengatur Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 41 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Kepala Daerah. Pasal 42 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Yogyakarta, 19 Desember Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tingkat II Yogyakarta Yogyakarta Ketua, ttd. ttd. PRODJOWIDJONO SOEGIART0 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Disahkan oleh Gubernur Kepala Kotamadya Daerah Tingkat II Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Nomor : dengan Surat Keputusan 11 Seri D.Tanggal18 Agustus 1986 Nomor: 157/ KPTS /1986 tanggal: 31 Juli 1986.

16 Ymt. Sekretaris Kotamadya, ttd. Drs. R. SUWARDJONO NIP PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA NOMOR: 11 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA PENJELASAN UMUM : Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah tersebut Pasal 49 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa : Dinas Daerah adalah Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah yang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerjanya ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Sebagai tindak lanjut dari ketentuan tersebut diatas telah dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Bahwa dalam rangka peningkatan kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah khususnya dibidang Peternakan secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan Daerah, dipandang perlu mengatur kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kotapraja Nomor 1 Tahun 1965 jo. Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Yogyakarta Nomor 220/KD /1973. Bahwa sesuai dengan Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta tentang pembentukan,susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : Pasal 1 sampai dengan 4 : Cukup jelas. Pasal 5 huruf a : Yang dimaksud dengan pemberian perizinan disini meliputi izin usaha dibidang peternakan, izin keluar

17 Pasal 5 huruf b sampai dengan 19 : ayat (1) : Cukup jelas. masuknya ternak dari dan ke Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta. Pasal 19 ayat (2) a : Yang dimaksud dengan makanan hijauan adalah tanaman makanan ternak. Pasal 19 ayat (2) b : Yang dimaksud dengan makanan penguat adalah makanan tambahan guna peningkatan produksi. ayat (2) c : Yang dimaksud hasil ikutan/sampingan dari pertanian adalah sisa hasil pertanian yang sudah tidak/jarang dipergunakan untuk makanan manusia dan dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak. ayat (3) : Cukup jelas. Pasal 20 : Yang dimaksud dengan Usaha Tani adalah Usaha Tani dibidang peternakan. Pasal 21 dan 22 : Cukup jelas. Pasal 23 ayat (1) : Dalam hal memberikan izin diikutsertakan instansi-instansi yang terkait antara lain: Kepolisian, Dinas Kesehatan, Dinas Perekonomian dan Kantor Departemen Agama sepanjang ada hubungan dengan instansi tersebut. Pasal 23 ayat (2) (3) : Cukup jelas. Pasal 24 : Pengertian Kesehatan Masyarakat Veteriner adalah segala hal yang berhubungan dengan hewan dan bahan-bahan yang berasal dari hewan, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

18 Pasal 25 dan 26 : Cukup jelas. Pasal 27 ayat (1) a-c : Hewan adalah semua binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar. Yang dimaksud dengan ternak adalah hewan piaraan yang kehidupannya yakni mengenai tempat berkembang biaknya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia ( UU No.6 Tahun 1967 ). Pasal 27 sampai dengan 42 : Cukup jelas. Lampiran Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Peternakan : Lihat Fisik