ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: FADYA AMANDA HANANI

Transkripsi

1 ARTIKEL PENELITIAN PENYELESAIAN KREDIT MACET BILA JAMINAN FIDUSIA DIPINDAHTANGANKAN TANPA SEPENGETAHUAN KREDITUR DI PT.ASTRA CREDIT COMPANIES DI PADANG Oleh: FADYA AMANDA HANANI BAGIAN HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016

2

3 PENYELESAIAN KREDIT MACET BILA JAMINAN FIDUSIA DIPINDAHTANGANKAN TANPA SEPENGETAHUAN KREDITUR DI PT. ASTRA CREDIT COMPANIES 1 Fadya Amanda Hanani, 1 As Suhaiti Arief, 1 Yansalzisatry Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta Fadyaamanda@yahoo.com ABSTRACT Individuality of guarantee of fidusia that guarantee object reside in on-hand debitor. The guarantee may wear by but may not be transferred without the knowledge creditor. Problem of this research is 1) How repreship if/when guarantee of dipindahtangankan without the knowledge creditor 2) How repreship constraint if/when guarantee of dipindahtangankan without the knowledge creditor 3) How repreship effort if/when guarantee of dipindahtangankan without the knowledge creditor?. Research method which is used in this research is method of yuridis sosiologis, which is especial data obtained from research in field to get primary data. Technique data collecting is document study and interview, data analysis qualitative. Result of research the got is 1) Repreship of pemindahtanganan of guarantee of fidusia without the knowledge creditor is party/ side of PT. ACC ask debitor for the menyeleseaikan of its debt keelly 2) Constraint in repreship of pemindahtanganan of guarantee of fidusia is debitor change address, unknown guarantee 3) Repreship effort of pemindahtanganan of guarantee of fidusia without the knowledge creditor, party/ side of PT. ACC will look for vehicle found and party/ side which have done/conducted the transfer of without good faith to finish credit stuck hence can be punished. Keyword: Pemindahtanganan, Credit Stuck, Guarantee, Fidusia PENDAHULUAN Untuk mendapatkan kredit tersebut Pada dasarnya setiap manusia harus didasarkan pada suatu perjanjian mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam dan jumlahnya tidak terbatas. Begitu kebutuhan yang satu terpenuhi, akan muncul kebutuhan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan yaitu perjanjian kredit. Perjanjian kredit digolongkan kedalam perjanjian pinjammeminjam atau hutang-piutang. Dalam suatu perjanjian kredit melibatkan para pihak yang terdiri dari pihak yang memberi dana yang cukup besar yang kadangkadang pinjaman (kreditur) dan pihak yang tidak dapat dipenuhi sendiri, menerima pinjaman (debitur). sehingga sebagian besar dana yang Untuk menyalurkan kredit kepada diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperoleh melalui kegiatan kredit. debitur harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat serta memiliki fundamental yang kuat, agar pemberian

4 kredit dapat dilaksanakan secara konsisten. Asas-asas perkreditan yang sehat yaitu asas kepercayaan, kerahasiaan dan kehatihatian yang diatur di dalam Undangundang Nomor 10 Tahun 1998tentang Perbankan. Untuk proses pengajuan kredit, setiap lembaga keuangan mempunyai tata cara, persyaratan, prosedur peminjaman kredit sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. Kreditur terlebih dahulu harus melakukan analisis terhadap setiap permohonan kredit serta kelengkapan persyaratan perjanjian kredit. Pemberian fasilitas kredit yang tertuang dalam suatu perjanjian kredit bukanlah tanpa resiko, resiko mungkin saja terjadi, khususnya karena debitur tidak wajib membayar utangnya secara lunas atau tunai, melainkan debitur diberi kepercayaan oleh undang-undang dalam perjanjian kredit untuk membayar belakangan secara bertahap atau mencicil. Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan kreditur, baik resiko yang disengaja oleh debitur, maupun resiko yang tidak disengaja seperti karena bencana alam atau bangkrutnya usaha debitur tanpa ada unsur kesengajaan lainya, sehingga debitur tidak mampu lagi melunasi kreditnya. Untuk menghindari kreditur dari kerugian akibat debitur tidak membayar kredit maka debitur harus menyerahkan jaminan/ anggunan. Dalam Pasal 1131 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata selanjutnya disebut KUHPerdata menentukan bahwa semua kebendaan seseorang secara umum menjadi jaminan bagi perikatannya, yang dimaksud dengan jaminan dalam arti luas adalah jaminan yang bersifat materil maupun yang bersifat immateril. Jaminan yang bersifat immateril misalnya jaminan perorangan (borgtocht). Sedangkan jaminan yang bersifat materil tersebut dapat berupa benda tidak bergerak (onroerende goederen) seperti tanah, bangunan dan benda bergerak (roerende goederen) seperti motor, mesin, hewan ternak. Benda-benda bergerak dapat dijadikan jaminan atas pelunasan utang debitur. Untuk benda bergerak, pengikatan jaminan adalah dengan gadai atau fidusia. Sedangkan untuk benda tidak bergerak adalah dengan hak tanggungan dan hipotik Apabila pihak debitur tidak dapat membayar kredit, maka pihak kreditur berhak untuk menarik benda jaminan dari kekuasaan debitur, kemudian pihak kreditur menjual benda jaminan dimuka umum yang mana hasil penjualan benda jaminan tersebut akan diperhitungkan

5 untuk melunasi hutang debitur. Namun dalam praktiknya dari data yang diperoleh penulis pada PT Astra Credit Companies ada benda jaminan yang dipindahtangankan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan kreditur sebanyak 417 benda jaminan dari tahun 2012 sampai tahun Dari Pasal 1313 ayat (1) KUHPerdata, dapat diketahui bahwa suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseoarang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut Pasal 1332 KUHPerdata Hanya barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok persetujuan. Menurut Pasal 1333 KUHPerdata Suatu persetujuan harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang sekurangkurangnya ditentukan jenisnya. Jumlah barang itu tidak perlu pasti, asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan atau dihitung. Suatu sebab yang halal ialah isi dari perjanjian tidak dilarang oleh undangundang atau tidak bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Selain itu Pasal 1335 KUHPerdata juga menentukan bahwa suatu perjanjian yang dibuat tanpa sebab atau dibuat karena suatu sebab yang palsu atau terlarang adalah tidak mempunyai kekuatan hukum. Tujuan penelitian iniadalah : 1. Untuk mengetahui penyelesaian kredit macet bila jaminan fidusia dipindahtangankan tanpa sepengetahuan kreditur di PT. ACC Padang. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penyelesaian kredit macet bila jaminan fidusia di pindahtangankan tanpa sepengetahuan kreditur. 3. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam penyelesaian kredit macet bila jaminan fidusia di pindahtangankan kepada pihak ketiga. Metode Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum sosiologis yaitu menitikberatkan pada penelitian di lapangan untuk memperoleh data primer. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana hasil penelitian ini dapat menggambarkan secara sitematis dan menyeluruh tentang penyelesaian kredit macet bila benda jaminan di pindah tangankan di PT. Astra Credit Companies Padang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui penelitian di lapangan melalui wawancara dengan responden. b. Data Sekunder

6 Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa: Wawancara, Studi Dokumen, Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyelesaian Kredit Macet Bila Jaminan Fidusia di Pindahtangankan Tanpa Sepengetahuan Kreditur Berdasarkan hasil wawancara, obyek jaminan yang dialihkan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan kreditur dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar dan lain-lain. Apabila debitur mengalihkan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan kreditur atau penerima fidusia, maka kreditur mempunyai kekuasaan/wewenang untuk mempertahankan atau menggugat bendanya dari tangan siapapun juga dimanapun benda itu berada. Jadi, jika debitur cidera janji maka kreditur dapat mengeksekusi objek jaminan fidusia di tangan siapapun benda tersebut berada. Dalam hal ini biaya operasional untuk mencari atau mengeksekusi benda jaminan akanmenjadi tanggungan debitur. Berdasarkan tabel 1 di bawah dapat dilihat debitur yang mengalihkan jaminan fidusia tanpa sepengetahuan kreditur dari tahun 2012 sampai 2015 Tabel 1 Jumlah benda jaminan yang dipindahtangankan tanpa sepengetahuan kreditur Tahun Jumlah Debitur Yang Mengalihkan Jaminan Jumlah 417 Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa: 1. Debitur sudah tidak sanggup lagi untuk membayar kredit tersebut, maka ia mengalihkan objek jaminan tersebut kepada saudaranya, debitur tersebut sebenarnya ingin mengalihkan jaminan tersebut atas sepengetahuan kreditur, namun saudaranya tersebut tidak lulus kriteria prinsip 5C dalam pemberian kredit, karena itu pengalihan dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan kreditur. 2. Seorang debitur mengalihkan benda jaminan karena terlibat hutang piutang dengan pihak ketiga, debitur tersebut tidak dapat membayar hutangnya dengan pihak ketiga, maka pihak ketiga mengambil benda jaminan tersebut sampai debitur tersebut mampu

7 melunasi hutangnya kepada pihak ketiga. 3. Debitur dari awal memang tidak mempunyai itikad baik untuk membayar kredit tersebut, jaminan tersebut telah dijual debitur kepada pihak ketiga secara lunas, namun debitur tersebut tidak melunasi hutang kreditnya kepada PT. Astra Companies. 4. Pihak ketiga dari awal sudah tahu bahwa dia tidak lulus dalam kriteria prinsip 5C dalam pemberian kredit. Untuk itu dia meminjam kartu identitas untuk syarat peminjaman kredit pembeli kendaraan bermotor. Sehingga dalam praktiknya yang identitasnya dipakai itulah yang menjadi debitur di PT. Astra Credit Companies. Setelah cicilan berjalan beberapa bulan pihak ketiga tadi tidak membayar uang angsuran tersebut dikarenakan usaha pihak ketiga mengalami bangkrut. Sehingga yang ditagih adalah debitur yang kartu identitasnya dipakai oleh pihak ketiga tersebut. Apabila suatu kredit bermasalah telah dilakukan peringatan-peringatan dan akhirnya digolongkan menjadi kredit macet maka jaminan akan ditarik. Namun dalam prakteknya ketika mobil akan ditarik, objek tersebut telah dialihkan. Penyelesaian apabila debitur ditemukan Barang tidak ditemukan adalah pihak PT Astra Credit Companies meminta debitur terlebih dahulu untuk membayar hutangnya secara tunai karena pihak PT. Astra Credit Companies tidak mempunyai sangkut paut dengan pihak ketiga yang menerima objek jaminan. Jika debitur tidak dapat membayar hutangnya maka PT. Astra Credit Companies menempuh jalur hukum dengan tuduhan penggelapan. Langkah terakhir yang ditempuh oleh PT. Astra Credit Companies jika debitur tidak ditemukan, maka PT. Astra Credit Companies mencari tahu kepada orang-orang terdekat yang ada di lingkungan debitur setelah PT. Astra Credit Companies mencari tahu maka PT Astra Credit Companies mencari objek jaminan tersebut, namun jika objek jaminan juga tidak ditemukan maka penyelesainya adalah dengan cara meminta bantuan aparat kepolisian dan debitur tersebut masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Namun, dalam praktiknya yang terjadi pada PT. Astra Credit Companies jarang sekali kasus-kasus yang diselesaikan melalui jalur hukum. Mengingat biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit, sehingga cenderung kasus diselesaikan dengan cara kekeluargaan. B. Kendala-Kendala Dalam Penyelasaian Kredit Macet Bila Jaminan Fidusia Dipindahtangankan Tanpa Sepengetahuan Kreditur

8 Kendala yang dihadapi oleh kreditur dalam menyelesaikan kredit macet bila jaminan fidusia dipindahtangankan : 1. Debitur Pindah Alamat (Tidak Diketahui) Saat kredit sudah digolongkan menjadi macet kreditur mengunjungi rumah debitur, setelah dicari ternyata yang bersangkutan telah pindah alamat. Kemudian kreditur mencari objek jaminan tersebut sampai ditemukan. Saat objek jaminan ditemukan ternyata objek jaminan sudah tidak berada di tangan debitur lagi dan sudah berada di tangan pihak ketiga. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Mega 47, wiraswasta seorang pihak ketiga yang membeli objek jaminan tersebut menyatakan bahwa ia membeli objek jaminan secara lunas kepada salah satu debitur karena harga yang ditawarkan sangat murah, debitur tersebut berjanji untuk menyelesaikan hutang ke pada PT Astra credit Companies dan menyerahkan BPKB sekitar 2 bulan lagi, namun satu bulan setelah pembelian, debitur yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. 2. Objek Jaminan Tidak Diketahui Saat ingin menarik benda tersebut dari tangan debitur ternyata menurut pengakuan debitur benda tersebut telah di alihkan oleh debitur, PT Astra Credit mencari benda tersebut sampai ditemukan, namun setelah dicari ternyata pihak ketiga dan benda tidak diketahui dimana berada. C. Upaya Upaya Dalam Penyelesaian Kredit Macet Bila Jaminan Fidusia di Pindahtangankan Kepada Pihak Ketiga Upaya penyelesaian masalah kredit di PT. Astra Credit Companies adalah sebagai berikut: 1. Mencari benda tersebut sampai ditemukan Salah satu upaya yang dilakukan oleh PT astra credit Companies adalah mencari objek jaminan tersebut dimanapun berada dan menarik benda tersebut kembali ditangan siapapun objek jaminan tersebut 2. Debitur diminta melunasi objek Jaminan yang telah di alihkan Jika objek jaminan telah dialihkan dan PT. Astra Credit Companies tidak berhasil menemukan objek tersebut maka upaya yang dilakukan adalah pihak PT. Astra Credit Companies meminta debitur membayar hutangnya secara tunai. Jika debitur tidak bisa melunasi hutangnya maka PT. Astra Credit Companies menempuh jalur hukum dengan tuduhan penggelapan.

9 3. Meminta bantuan aparat hukum Ini adalah upaya paling terakhir yang dilakukan oleh PT. Astra Credit Companies jika debitur tidak mempunyai itikad baik untuk membayar hutangya. PENUTUP 1. Penyelesaian kredit macet bila jaminan fidusia dipindahtangankan tanpa sepengetahuan kreditur adalah sebagai berikut adalah a. Memanggil pihak kedua dan pihak ketiga untuk menyelesaikan permasalahan jaminan yang dipindahtangankan b. Bila objeknya tidak ditemukan pihak PT. Astra Credit Companies mencari benda tersebut sampai ditemukan c. debitur diminta untuk membayar hutangya ditambah dengan biaya yang dibebankan kepada debitur. 2. Beberapa kendala yang dihadapi oleh kreditur dalam menyelesaikan kredit macet bila jaminan fidusia dipindahtangankan adalah debitur pindah alamat (tidak diketahui), objek jaminan tidak diketahui. 3. Upaya Penyelesaian masalah kredit di PT. Astra Credit Companies adalah Pihak PT Astra mencari benda tersebut sampai ditemukan, kalau tidak ditemukan debitur diminta melunasi kredit yang telah dialihkan, jika tidak dapat melunasi PT. Astra Credit Companies meminta bantuan aparat hukum dengan tuduhan penggelapan. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Gunawan Wijaya dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan Fidusia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. I Ketut Okta Setiawan, 2015, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta. J. Satrio, 1999, Hukum Perikatan, Cetakan Ketiga, Alumni, Bandung. Kasmir, 2014, Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Revisi 2014, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. R. Soeroso, 2010, Perjanjian Dibawah Tangan, Cetakan ke Dua Edisi Pertama, Sinar Grafika, Jakarta. Salim HS, 2003, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. 2004, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Subekti, 1985, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cetakan Dua Puluh, Intermasa, Jakarta 2004, Hukum Perjanjian, Cetakan Dua Puluh, Intermasa, Jakarta. B. Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

10 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia C. Sumber Lain Ahmad Shofzin Nuzil, Jenis-Jenis Perjanjian Dan Perikatan, http;//berbagitentanghukum. blogspot. co. id/2102/01 diakses pada tanggal 20 Maret 2016 pukul Radityo Wisnu, Asas Hukum Perjanjian, blogspot. co. id/2012/11 diakses pada tanggal 18 Februari pukul Rahmad Hendra, Berakhirnya Perjanjian staff. unri. ac. id/files/2013/04 diakses pada tanggal 18 Januari 2016 pada pukul Wibowo Turnadi, Syarat-Syarat sahnya perjanjian, jurnalhukum. com/ diakses pada tanggal 18 Januari 2016 pukul Rahmad Salim Nasution, Jenis Asas Dan Syarat Perjanjian, blogspot. co. id/2013/10/diakses pada tanggal 20 maret 2016 pukul