C. MATRIKS RENCANA TINDAK IX REPETA 2002 Program Pembangunan Nasional PROPENAS Rencana Tindak Indikator Kinerja
|
|
- Benny Teguh Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 C. MATRIKS RENCANA TINDAK No 1 Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Menyusun standardisasi kompetensi jabatan aparatur daerah Menganalisis kebutuhan peningkatan sumberdaya manusia aparatur daerah Memperbaik sistem penghargaan dan penghukuman Terssusunnya standardisasi kompetensi jabatan aparatur daerah Tersusunnya kebutuhan peningkatan sumberdaya manusia aparatur daerah Tebentuknya sistem penghargaan dan penghukuman LAN, Depkeu Pengembangan Otonomi Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pengawasan Aparatur Negara 5. Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemampuan Sumber Daya Iptek. 2 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Mengkaji tentang berlakunya otonomi daerah bagi daerah Propinsi, Kabupaten, Kota, dan/atau Desa Menata struktur organisasi dan manajemen pemerintahan daerah yang mengikuti kaidah organisasi yang maju dan norma pemerintahan yang baik Mengembangkan hubungan kerja antarorganisasi di lingkungan pemerintah secara horisontal dan vertikal, dan antara pemerintah dan masyarakat. Tersedianya informasi tentang keberhasilan kelembagaan otonomi daerah (terutama kebutuhan pemekaran, penggabungan atau penghapusan daerah otonom) Terbentuknya struktur organisasi dan manajemen pemerintahan daerah yang mengikuti kaidah organisasi yang maju dan norma pemerintahan yang baik Terjalinnya hubungan kerja antarorganisasi di lingkungan pemerintah secara horisontal dan vertikal, dan antara pemerintah dan masyarakat LAN, Depkeu Pengembangan Otonomi Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 3 Penguatan Lembaga Non Pemerintah Meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan masyarakat, lembaga masyarakat setempat, dunia usaha, dan pemerintahan daerah Meningkatkan kemampuan analisis kebijakan dan komunikasi politik anggota DPRD. Terciptanya komunikasi dan konsultasi antar berbagai pelaku pembangunan dalam masyarakat Meningkatnya kemampuan DPRD dalam merumuskan kebijakan publik dan komunikasi politik LAN, Depkeu Pengembangan Otonomi 4 Penataan Pengelolaan Keuangan Memperluas dan meningkatkan sumber penerimaan daerah Menyederhanakan peraturan dan membenahkan kelembagaan keuangan Mengembangkan mekanisme pembiayaan dan sistem akuntansi, dan keuangan yang transparan dan bertanggung jawab Tergalinya sumber penerimaan daerah Tersusunnya peraturan dan pembenahan kelembagaan keuangan; Terciptanya mekanisme pembiayaan dan sistem akuntansi, serta sistem informasi keuangan yang transparan dan bertanggung jawab LAN, Depkeu, BPKP Pengembangan Otonomi Peningkatan Penerimaan Negara Pengembangan Kelembagaan Keuangan IX - 12
2 5 Peningkatan Ekonomi Wilayah Mengembangkan jaringan dan mengelola prasarana dan sarana ekonomi wilayah Menyediakan bantuan alih teknologi, modal, pelayanan perbankan dan pemasaran produksi Mengembangkan kemitraan antarpelaku ekonomi dalam kegiatan produksi dan pemasaran Terciptanya jaringan dan pengelolaan prasarana dan sarana ekonomi antar daerah Terciptanya kelembagaan dan pelaku ekonomi lokal yang kompetitif Terbukanya kesempatan bagi daerah dalam alih teknologi dan manajemen produksi Terselenggarannya pelayanan perbankan yang menjangkau masyarakat Depkimpraswil, Depdagri & Otda, Depperindag, Pemda, Deptan, Depnakertrans, BKPM, Menmud UPPKTI Pengembangan Wilayah Pengembangan Prasarana dan 6 Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Menyusun kebijakan pengembangan wilayah dengan pendekatan wilayah strategis dan cepat tumbuh Meningkatkan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Mengembangkan database, jaringan promosi dan publikasi, dalam mempromosikan potensi-potensi unggulan daerah. Menyiapkan dan mengelola sarana dan prasarana ekonomi pada kawasan cepat tumbuh termasuk transmigrasi Jumlah kawasan sentra produksi dan kawasan pengembangan ekonomi terpadu Tersusunnya pengembangan wilayah dengan pendekatan wilayah strategis dan cepat tumbuh Terselenggaranya kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, pertukaran informasi dan studi banding di wilayah nasional dan internasional Terciptanya forum-forum koordinasi dan temu usaha, antara pemerintah-pengusaha, pemerintah pusatdaerah-pengusaha, pemerintah-masyarakatpengusaha, regional/nasional-subregional 5. Tersedianya data dan informasi yang mendukung promosi investasi komoditi dan sektor unggulan daerah 6. Jumlah permukiman transmigrasi terbangun 7. Jumlah prasarana dan sarana ekonomi yang terbangun. Depdagri & Otda, Depkimpraswil, Deptan, Depperindag, Pemda, Deplu, Depnakertrans, Menmud. UPPKTI Pengembangan Wilayah Peningkatan Kerjasama Internasional Transmigrasi 7 Pembangunan Perdesaan Membangunan prasarana dan sarana Menguatkan lembaga dan organisasi ekonomi masyarakat Mengembangkan jaringan produksi dan pemasaran Mengelolakan pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan 5. Meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi kelompok masyarakat dan keluarga miskin di perdesaan secara terpadu 6. Menyempurnakan struktur organisasi pemerintahan desa dan organisasi sosial masyarakat Jumlah desa yang mendapat prasarana dan sarana Berfungsinya lembaga dan organisasi ekonomi masyarakat Berkembangnya jaringan produksi dan pemasaran Terpeliharanya pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan 5. Meningkatnya kehidupan sosial-ekonomi kelompok masyarakat dan keluarga miskin di perdesaan secara terpadu 6. Tercapainya efektifitas peran organisasi pemerintahan desa dan organisasi sosial masyarakat Depdagri & Otda, Menkimpraswil, Depnakertrans, Pemda Kabupaten/ Kota Pengembangan Wilayah IX - 13
3 8 Pembangunan Perkotaan Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan di perkotaan Menguatkan institusi lokal di perkotaan Menyempurnakan struktur kelembagaan kota Meningkatkan kapasitas pengelolaan perkotaan 5. Meningkatkan fungsi kawasan fungsi di perkotaan Jumlah kelurahan yang mendapat program penanggulangan kemiskinan 2 Jumlah unit badan keswadayaan masyarakat Jumlah kota yang telah merumuskan struktur kelembagaan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan kota Jumlah pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan perkotaan dan jumlah rencana program perkotaan. Depkimpraswil, Dep. Dalam Negeri dan Otda, Pemda Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Perkotaan Pengembangan Perumahan Pengembangan Prasarana dan 9 Pengembangan Perumahan Mengembangkan sistem penyediaan perumahan yang bertumpu pada swadaya masyarakat Mengembangkan mekanisme subsidi perumahan bagi masyarakat miskin dan berpendapatan rendah Mengembangkan rumah susun sewa sederhana di kota besar Memutakhirkan dan menyusun peraturan perundangundangan, pedoman, norma, standar dan prosedur keselamatan konstruksi 5. Menguatkan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan Jumlah unit perumahan dengan swadaya masyarakat Jumlah unit RS/RSS yang disubsidi Jumlah kawasan dan lingkungan siap bangun Jumlah unit RS/RSS yang disubsidi prasarana dan sarana dasarnya 5. Jumlah rumah susun sewa sederhana di perkotaan yang terbangun Depkimpraswil, Perumnas, Pemda, Depkeu Pengembangan Perumahan Pengembangan Prasarana dan 10 Pengembangan Prasarana dan Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana permukiman, termasuk air bersih dan perbaikan kampung Menata dan merehabilitasi lingkungan permukiman kumuh Melestarikan bangunan bersejarah dan kawasan tradisional Jumlah kapasitas terpasang air bersih, Jumlah sistem pelayanan air limbah terbangun, Jumlah genangan yang tertangani, Jumlah sistem pengelolaan sampah yang tertangani 5. Jumlah panjang jaringan jalan, pembangunan jalan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, 6. Jumlah pelayanan air bersih dan sanitasi desa terbangun 7. Jumlah lokasi dan areal penataan dan rehabilitasi lingkunngan kumuh 8. Luas dan lokasi peremajaan dan revitalisasi dan penataan permukiman tradisional Depkimpraswil, Depdagri dan Otda Pengembangan Prasarana dan Pengembangan Perkotaan 11 Pengembangan Wilayah Tertinggal Menyusun pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan pengembangan kawasan tertinggal Menyusun pangkalan data (data base) kawsan tertinggal dan kepulauan terpencil Mengkaji dan mengevaluasi hasil identifikasi kawasan tertinggal Tersedianya pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan pengembangan kawasan tertinggal Tersedianya pangkalan data (database) kawasan tertinggal Tersedianya hasil kajian kawasan tertinggal Depkimpraswil, Dep. Kel. & Perikanan, Menmud. UPPKTI, BPN, Bakosurtanal Pengembangan Wilayah IX - 14
4 12 Pengembangan Perbatasan Meningkatkan kerja sama dan kesepakatan dengan negara tetangga di bidang keamanan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan daerah perbatasan Menata tapal batas antara Indonesia dan negara-negara tetangga Mengembangkan ekonomi lokal melalui sistem pendampingan, kerjasama dan kemitraan dengan memperhatikan budaya, adat istiadat, kearifan tradisional dan keberlanjutan Meningkatkan kerjasama bilateral dengan negara-negara tetangga mengenai pengembangan daerah perbatasan Terselenggaranya kerja sama dan kesepakatan dengan negara tetangga di bidang keamanan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan daerah perbatasan Terciptanya perjanjian bilateral mengenai tapal batas yang jelas antara Indonesia dan negara-negara tetangga Terciptanya kegiatan ekonomi lokal melalui sistem pendampingan, kerjasama dan kemitraan dengan memperhatikan budaya, adat istiadat, kearifan tradisional dan keberlanjutan Terbentuknya kerjasama bilateral antara Indonesia dengan negara-negara Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste mengenai pengembangan daerah perbatasan Depkimpraswil, Dephan, Deplu, Dephut, Dep. Kel. & Perikanan, Menmud UPPKTI Pengembangan Wilayah Peningkatan Kerjasama Internasional Penataan Ruang 13 Penataan Ruang Menyusun peraturan perundang-undangan pelaksanaan penataan ruang Menyusun kebijakan penataan ruang wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil Menyusun rencana tata ruang wilayah dan kawasan, khususnya pada wilayah-wilayah metropolitan dan kawasan khusus yang berkembang pesat serta kawasan yang rawan konflik Menyelenggarakan peningkatan kapasitas aparat daerah khususnya dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan pelayanan informasi tata ruang kepada masyarakat luas 5. Memantapkan koordinasi dan konsultasi antara pusat dan daerah, kerjasama antar daerah dan konsultasi dengan lembaga dan organisasi masyarakat dalam kegiatan penataan ruang di tingkat nasional dan daerah Tersedianya kebijakan penataan ruang sebagai revisi RTRWN Jumlah RTR yang mendapat supervisi dalam pembuatan Jumlah pulau besar yang disinkronkan RTRW P Tersusunnya kebijakan dan pedoman penataan ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil sebagai naskah akademis dalam penyusunan UU Kelautan 5. Jumlah PP pelaksanaan UU No. 24/1992 yang disusun. 6. Tersosialisasikannya kebijakan, peraturan, dan pedoman umum pelaksanaan penataan ruang untuk aparat pemerintah, anggota DPRD, dan masyarakat. 7. Jumlah daerah yang kemampuan penataan ruang aparatnya telah tertingkatkan. 8. Jumlah daerah yang dilengkapi dengan basis data dan sistem informasi untuk mendukung perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan tata ruang. Depkimpraswil, Dep. Kel. & Perikanan, Depdagri & Otda, Bappenas, Bakosurtanal Penataan Ruang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan IX - 15
5 9. Tersusunnya kajian akademis sebagai pedoman bagi daerah dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama bagi daerah yang rawan konflik yaitu: (a) pengelolaan tata guna air; (b) paduserasi tata ruang dan tata guna hutan; (c) kawasan lindung; (d) kawasan pertumbuhan pesat; (e) kawasan tertinggal; dan (f) 2 kawasan perbatasan negara 10. Terselenggaranya forum komunikasi tata ruang antarinstansi di tingkat pusat, tingkat daerah, instansi pusat dan daerah, serta antarpemerintah dan masyarakat. 14 Pengelolaan Pertanahan Mengembangan kapasitas kelembagaan pertanahan di pusat dan daerah Meningkatkan pelayanan pertanahan di daerah yang didukung sistem informasi pertanahan yang handal dan transparan Mengendalikan penggunaan tanah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah termasuk pemantapan sistem perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang atau penggunaan tanah di daerah Menata penguasaan tanah agar sesuai dengan prinsip keadilan. 5. Menginventarisasikan dan menyelesaikan masalah/kasus pertanahan 6. Menegakkan hukum pertanahan secara konsisten Tercapai kinerja pemerintah pusat dan daerah dalam kegiatan pengelolaan pertanahan Terselenggaranya pelayanan pertanahan yang sederhana, terjangkau, aman dan transparan baik di pusat maupun di daerah Tersedianya data dan informasi pertanahan yang akurat dan mutakhir yang dapat diakses oleh masyarakat secara mudah dan murah Tersedianya pedoman, dan tata laksana serta terselenggaranya pengendalian penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai dengan rencana tata ruang., serta penataan penguasaan dan pemecahan masalah tanah yang berkeadilan 5. Terselenggaranya reformasi peraturan perundangundangan dan kebijakan di bidang pertanahan, untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah BPN, Depnakertrans Pengelolaan Pertanahan Pengembangan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Transmigrasi Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 5. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 6. Peningkatan Kesadaran Hukum dan Pengembangan Budaya Hukum 7. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara 8. Pengawasan Aparatur Negara 15 Penguatan Organisasi Masyarakat Menyediakan bantuan pendampingan dalam manajerial dan penyediaan informasi kepada lembaga ekonomi-sosial masyarakat Mengembangkan forum lintas pelaku dalam komunikasi dan konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga masyarakat, maupun antarlembaga masyarakat dalam kegiatan pengambilan keputusan publik Tersedianya bantuan pendampingan dalam manajerial dan penyediaan informasi Berkembangnya forum lintas pelaku dalam komunikasi dan konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga masyarakat, maupun antarlembaga masyarakat dalam kegiatan pengambilan keputusan publik Depdagri & Otda, Pemda Kabupaten/Kota Pemberdayaan Masyarakat IX - 16
6 16 Pemberdayaan Masyarakat Miskin Menyediakan bantuan hibah dalam bentuk pelayanan sosial dasar terutama pendidikan dan kesehatan Memberikan potongan harga atau subsidi dalam berbagai pelayanan sosial dasar Memberikan bantuan biaya hidup dan modal Menyediakan bantuan prasarana dan sarana sosial ekonomi 5. Menyediakan bantuan pendampingan kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan hidup produktif 6. Mengembangkan sistem perlindungan sosial yang sudah ada di masyarakat, usaha swasta, dan pemerintah 7. Meningkatkan kapasitas daerah untuk mengelola bantuan hibah dan perlindungan sosial. 8. Memberdayakan perempuan melalui penguatan ekonomi lokal Tersedianya bantuan hibah dalam bentuk pelayanan sosial dasar terutama pendidikan dan kesehatan Tersedianya potongan harga atau subsidi dalam berbagai pelayanan sosial dasar Terpenuhinya bantuan biaya hidup dan modal Tersedianya bantuan prasarana dan sarana produktif 5. Tersedianya bantuan pendampingan kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan hidup produktif 6. Tersedianya bantuan untuk mengembangkan sistem perlindungan sosial yang sudah ada di masyarakat, usaha swasta, dan pemerintah 7. Tercapai kapasitas daerah untuk mengelola bantuan hibah dan perlindungan sosial 8. Jumlah perempuan yang dapat mengakses modal Menneg. Pemb. Perempuan, Depdiknas, Depkes & Kesos, Depkimpraswil, Deptan, Meneg. Koperasi & PKM, Depperindag, Dep. Energi & SDM, Depnakertrans, Bapedal, Menneg. LH, Dep. Kel. & Perikanan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial Pendidikan Dasar & Prasekolah Pendidikan Luar Sekolah 5. Upaya Kesehatan 6. Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan Pengembangan Masyarakat 7. Pengembangan Perumahan 8. Pembangunan Prasarana dan 9. Pengembangan Agribisnis 10. Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing PKMK 1 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha PKMK 1 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1 Perbaikan Gizi Masyarakat 1 Peningkatan Peran Masyarakat dan Perempuan Melembagakan Pengarusutamaan Gender 17 Peningkatan Keswadayaan Masyarakat Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk membantu pengembangan jaringan kerja keswadayaan Mengembangkan kapasitas lembaga-lembaga keswadayaan Mengembangkan kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan Tercapainya kemampuan pemerintah daerah untuk membantu pengembangan jaringan kerja keswadayaan Tercapainya forum komunikasi antartokoh penggerak kegiatan keswadayaan Tercapainya kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan keswadayaan Depdagri & Otda, Pemda Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Otonomi IX - 17
7 18 Penanganan Khusus Istimewa Aceh, Irian Jaya, Maluku dan Maluku Utara Menerapkan Undang-Undang Otonomi Khusus Istimewa Aceh dan Irian Jaya. Memulihkan kehidupan masyarakat melalui rehabilitasi sarana dan prasarana umum di bidang pendidikan, kesehatan, sarana ekonomi, maupun sarana agama. Mempercepat pemberdayaan masyarakat lokal melalui penguatan pendidikan, kesehatan, kekuatan ekonomi rakyat, dan sistem pendampingan sosial. Menguatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan kemasyarakatan. 5. Merekonsiliasikan dan menormalisasikan kehidupan masyarakat Maluku dan Maluku Utara. 6. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anak usia sekolah keluarga pengungsi dan daerah yang mengalami kerusuhan. 7. Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM melalui peradilan yang jujur, adil, dan bermartabat. 8. Pemberian suatu kompensasi materiil dan spritual kepada keluarga korban Diterapkannya format otonomi khusus dalam bentuk Undang-Undang di DI Aceh dan Irian Jaya Meningkatnya pemulihan kehidupan masyarakat melalui pembangunan prasarana dan sarana ekonomi dan sosial. Terciptanya percepatan pemberdayaan masyarakat lokal sesuai dengan karakteristik lokal. Berfungsinya kembali kelembagaan pemerintah daerah yang berguna bagi fungsi pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang efektif Terwujudnya rekonsiliasi dan normalisasi kehidupan masyarakat di Maluku dan Maluku Utara. Terselenggaranya pelayanan dasar maupun pendidikan bagi anak usia sekolah keluarga pengungsi dan daerah yang mengalami kerusuhan. Terselesaikannya kasus-kasus pelanggaran HAM melalui pelaksanaan peradilan maupun pemberian suatu kompensasi materiil dan spritual kepada keluarga korban. Depdagri & Otda, Depkimpraswil, Depkes & Kesos, Depdiknas, Deptan, Depkeh & HAM, Menmud UUPKTI, TNI dan Polri, Pemda Penanganan Khusus IX - 18
BAB IX PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IX PEMBANGUNAN DAERAH A. UMUM Tuntutan politik yang telah melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 serta berbagai produk peraturan perundang-undangan pendukungnya memberikan peluang
Lebih terperinciBAB IX PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IX PEMBANGUNAN DAERAH A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang kelima, yaitu meningkatkan pembangunan
Lebih terperincie. Tersedianya sistem jaringan dokumentasi dan informasi yang sama di pusat dan daerah.
C. MATRIKS RENCANA TINDAK No. 1. Memantapkan Perwujudan Otonomi Daerah 1.1 Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Daerah 1. Menyusun pengelolaan SDM aparatur daerah melalui penyediaan sistem informasi,
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam upaya mewujudkan Misi maka strategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut. 6.1. MISI 1 : MENINGKATKAN PENEGAKAN SUPREMASI
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu
Lebih terperinciAnggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,
Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,
BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM
Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang
Lebih terperinciPemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan
Lebih terperinciLampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM
6 KODE POLITIK DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM URAIAN BIDANG DAN PROGRAM 01 01 Program Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik 01 02 Program Peningkatan Kapasitas Poltik dan Hubungan Luar Negeri 01 03
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan
Lebih terperinciRENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI
RENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI Tabel 1 : Program dan Kegiatan untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat 1. Pengembangan Agribisnis. 1. Mengembangkan sarana
Lebih terperinciTABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinciBAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciRINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1
Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciSKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja
NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi
Lebih terperinciRPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
Lebih terperinciBAB VI KEBIJAKAN UMUM
BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi
Lebih terperinciRGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK
RGS Mitra 1 of 7 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa saat ini masih terdapat permasalahan
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SEMINAR INTERNASIONAL TEMU ILMIAH NASIONAL XV FOSSEI JOGJAKARTA, 4 MARET 2015 DR HANIBAL HAMIDI, M.Kes DIREKTUR PELAYANAN SOSIAL
Lebih terperinciVIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN
VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013
BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah
Lebih terperinciDAFTAR ISI PENGANTAR
DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciBAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR : 10 TAHUN 2007 TANGGAL : 28 Desember 2007 A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN. 1. Kebijakan : 1.1. Kebijakan dan Standar : a. Penetapan
Lebih terperinciREKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016
REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Lebih terperinciBAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka
Lebih terperinciDAFTAR ISI PENGANTAR
DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciBab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran
Lebih terperinciBAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciOleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG
Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciMatrik Keterkaitan Dukungan Kelembagaan Dalam Pembangunan Pertanian
Matrik Keterkaitan Dukungan Kelembagaan Dalam Pembangunan Pertanian Menko Kesra BI Deptan, Dephut, Kelautan /Kan KLH/ BPN No Kebijakan Menko Perekonomian Depkes, BSN Karantina Kem- Ristek/ BPPT /LIPI 1
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciIKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan
Lebih terperinciBAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS
BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program
Lebih terperinciSUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pemerintahan Desa dan Kelurahan
- 97-21. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 1. Pemerintahan Desa dan Kelurahan 1. Kebijakan 1. Penetapan kebijakan daerah 2. Penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan 2. Administrasi Pemerintahan
Lebih terperinciI. Permasalahan yang Dihadapi
BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan
Lebih terperinciBAB 5 ARAH KEBIJAKAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN
141 BAB 5 ARAH KEBIJAKAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN 5.1. Pembangunan Sumberdaya Manusia 5.1.1. Arah Kebijakan Kebijakan pembangunan sumberdaya manusia di Provinsi Papua Barat diarahkan kepada penciptaan tenaga
Lebih terperinciREKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014
REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 BULAN : NOPEMBER 2014 NO 1 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA OLAHRAGA, PARIWISATA DAN 46.877.699.625,00 82,74 20.845.634.092,00
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA MATERI PEMAPARAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PADA RAKORBANGPUS 16 SEPTEMBER 2002 KEMENTERIAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN
Lebih terperinciNO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT A. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN SUB BIDANG SUB-SUB BIDANG PEMERINTAH
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.157, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Penanganan. Fakir Miskin. Pendekatan Wilayah. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449) PERATURAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL
GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciVISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO
1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPembentukan Peraturan Perundang-undangan
C. MATRIKS RENCANA TINDAK No. 1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 1. Memantapkan proses penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2. Memantapkan hubungan antara Departemen Kehakiman dan
Lebih terperinciRencana Strategis
kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciREVITALISASI KEHUTANAN
REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN
SALINAN NOMOR 28, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang:
Lebih terperinciBab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciBAB X PEMBANGUNAN BIDANG DAERAH
BAB X PEMBANGUNAN BIDANG DAERAH A. KONDISI UMUM Pembangunan yang berlangsung selama ini ternyata masih belum merata, masih terdapat kesenjangan antar daerah, seperti antara Jawa luar Jawa, antara Kawasan
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM
Lebih terperinciNo. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa perusahaan
Lebih terperinci