RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi

1 RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI UNTUK JENIS PERANGKAT PESAWAT TELEPON SELULER, KOMPUTER GENGGAM, DAN KOMPUTER TABLET Formatted: Space DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyederhanaan peraturan perundang-undangan di bidang perizinan, perlu dilakukan pengabungan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi dan Pperaturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Sertifikasi Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi;

2 - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2.3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 3.4. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980); 5. Peraturan Pemerintah Nomor P 80 Ttahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5749); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 6.7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 96); 7.8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 103); Formatted: English (United States) MEMUTUSKAN:

3 - 3 - Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI, UNTUK JENIS PERANGKAT PESAWAT TELEPON SELULER, KOMPUTER GENGGAM, DAN KOMPUTER TABLET.. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi, dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. 2. Alat Telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi. 3. Perangkat Telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi. 4. Sertifikasi Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi. 5. Sertifikat Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Sertifikat adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian tipe alat dan/atau perangkat telekomunikasi terhadap persyaratan teknis dan/atau standar yang ditetapkan. 6. Tipe Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi adalah model atau jenis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang mempunyai karakteristik tertentu, dan bukan merupakan kategori serial. 7. Perangkat Ppengguna (Customer Premisses, Hanging: 0.39" Formatted: Strikethrough

4 Equipment/CPE) adalah setiap perangkat disisi pengguna. penumpang atau awak sarana pengangkut yang masih dalam bentuk kemasan Pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi adalah penilaian kesesuaian karakteristik Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi terhadap persyaratan teknis yang berlaku melalui pengukuran Persyaratan Teknis adalah persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri terhadap alat dan perangkat telekomunikasi dengan memperhatikan aspek elektris/elektronis, Iingkungan, keselamatan/ keamanan, dan kesehatan. 12. Surat Pengantar Pengujian Perangkat yang selanjutnya disebut SP3 adalah surat persetujuan dari Lembaga Sertifikasi kepada Balai Uji untuk dilakukan pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi Lembaga Penilai Kesesuaian (Conformity Assessment Body/CAB) adalah Lembaga Sertifikasi dan/atau Balai Uji yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Badan Penetap Lembaga Sertifikasi adalah Direktorat Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. 15. Balai Uji adalah laboratorium pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi milik negara atau milik swasta yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Badan Penetap Identitas Pelanggan selanjutnya disebut PLG ID adalah yang komponennya meliputi nomor registrasi, user name dan password yang dimiliki oleh Formatted: English (United States), Hanging: 0.39", No bullets or numbering Formatted: No bullets or numbering, Hanging: 0.39" Formatted: Strikethrough Formatted: Font color: Red, English (United States), Not Strikethrough, Not Highlight Formatted: Indonesian, Highlight, Hanging: 0.39", No bullets or numbering Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic

5 - 5 - pemohon sebagai tanda pengenal yang bersifat unik. 18. Customer Premises Equipment yang selanjutnya disingkat CPE adalah Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi di sisi pelanggan Non Customer Premises Equipment yang selanjutnya disingkat disebut Non CPE adalah Alat dan /atau Perangkat Telekomunikasi di sisi jaringan (akses dan distribusi). 21. Pemohon adalah pihak yang mengajukan permohonan Ssertifikasi. alat dan/atau perangkat telekomunikasi. 22. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Standardisasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi. 23. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. 24. Direktur adalah Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika. 25. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. Formatted: (none) Formatted: Indent: Left: 1.97", No bullets or numbering, Hanging: 0.39" Formatted: Strikethrough Formatted: (none) Formatted: Strikethrough, Hanging: 0.39", No bullets or numbering, Hanging: 0.39" Formatted: Strikethrough Formatted: English (United States), Hanging: 0.39" Pasal 2 (1) Setiap Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk diperdagangkan dan/atau digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib memenuhi persyaratan teknis dan berdasarkan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pemenuhan persyaratan teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui Sertifikasi., Hanging: 0.39" Pasal 3 (1) Setiap Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib

6 - 6 - dilakukan Sertifikasi, kecuali: a. barang bawaan penumpang, barang bawaan awak sarana pengangkut, dan/atau barang yang dikirim melalui penyelenggara pos, berupa: 1. CPE tidak untuk diperjualbelikan, dengan jumlah paling banyak 2 (dua) unit; 2. Non CPE untuk keperluan sendiri dan tidak diperjualbelikan, dengan jumlah paling banyak 1 (satu) unit; b. Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi untuk keperluan penelitian dan pengembangan, uji coba, dan/atau penanganan bencana alam dengan ketentuan sebagai berikut: 1. tidak untuk diperdagangkan/digunakan untuk kepentingan komersial; 2. dalam hal menggunakan spektrum frekuensi radio wajib memiliki Izin Stasiun Radio (ISR) sementara; 3. jangka waktu penggunaan Alat dan/atau Pperangkat Telekomunikasi paling lama 1 (satu) tahun; c. Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang akan digunakan sebagai sampel uji dalam rangka proses pengujian, untuk perangkat CPE atau Non CPE sebanyak 21 (satudua) unit dan perangkat Non CPE sebanyak 1 (satu) unit dan/atau atas permintaan Lembaga Sertifikasi; d. Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang menggunakan spesifikasi militer dan digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan serta tidak diperjualbelikan untuk umum, setelah mendapatkan rekomendasi dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia; e. Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang digunakan untuk perwakilan diplomatik dengan Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39"

7 - 7 - memperhatikan asas timbal balik; dan f. alat ukur laboratorium pengujian dan/atau sarana telekomunikasi. Formatted: (none) Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering (2) Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi untuk keperluan penelitian dan pengembangan, uji coba, dan/atau bantuan penanganan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib mencantumkan alamat lokasi Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang digunakan. (3) Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi untuk keperluan penelitian dan pengembangan, uji coba, dan/atau penanganan bencana alam dengan jangka waktu penggunaannya berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 3, wajib dilakukan Sertifikasi apabila akan dipergunakan kembali atau direekspor ke negara asal dengan melaporkan kepada Lembaga Sertifikasi dengan melampirkan surat Pemberitahuan Ekspor Barang yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Formatted: Left, Tab stops: 3.91", Left ", Centered (1) Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dilaksanakan berdasarkan permohonan oleh: a. pabrikan atau perwakilannya, yaitu produsen sebagai badan usaha yang bertanggung jawab terhadap pembuatan barang; b. distributor, yaitu badan usaha yang sah yang ditunjuk oleh pabrikan dan/atau pemegang merek; c. pemegang merek; d. importir, yaitu perusahaan pemegang Nomor Pengenal Impor Khusus (NPIK) yang ruang lingkupnya meliputi bidang telekomunikasi;; e. badan usaha perakit Alat dan/atau Perangkat

8 - 8 - Telekomunikasi; f. badan hukum yang menggunakan Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi untuk keperluan sendiri; g. instansi pemerintah/penyelenggara negara; atau h. perwakilan negara asing. BAB II TATA CARA SERTIFIKASI Umum, Right: 0", Right: 0" Pasal 35 (1) Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dilaksanakan melalui proses: a. pengujian; atau pengakuan diri (self declaration); b. laboratorium; Pasal 76 Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a diberlakukan untuk Aalat dan/atau Pperangkat Ttelekomunikasi yang belum memiliki hasil pengujian (test report) dari laboratorium ujibalai Uji yang telah terakreditasi. Pasal 7 Evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam Pasal 5 huruf ba diberlakukan untuk Aalat dan/atau Pperangkat Ttelekomunikasi yang telah memiliki hasil pengujian (test report) dari laboratorium luar negeribalai Uji negara asing dan laboratoriumbalai uji dalam negeri yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal. b., Line spacing: 1.5 lines, No bullets or numbering, Hanging: 0.39", Line spacing: 1.5 lines Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Not Italic, Font color: Auto Formatted: Font: Italic, Font color: Auto Formatted: Font: Italic, Font color: Auto, Strikethrough Formatted: Indent: Left: 0.98", Line spacing: 1.5 lines, No bullets or numbering Formatted: Centered, Indent: Left: 1.58", No bullets or numbering Formatted: Font: Italic, Font color: Auto Formatted: Centered, Indent: Left: 0.98", No bullets or numbering Permohonan Sertifikasi Pasal 5

9 - 9 - Pasal 689 (1) Permohonan Ssertifikasi diajukan oleh pemohon yang telah memiliki PLG ID. (2) PLG ID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemohon hanya 1 (satu) kali, pertama kali sebelum mengajukan permohonan Ssertifikasi yang pertama. Formatted: Indent: Left: 0.98" Formatted: Indent: Left: 1.38", No bullets or numbering Pasal 910 (1) Pemohon sebelum mengajukan permohonan sertifikasi harus mengajukan permohonan PLG ID, username dan password. a. surat permohonan pengajuan PLG ID, username dan password dengan mencantumkan penunjukan Person In Charge (PIC), yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan format surat permohonan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. salinan dokumen akta pendirian perusahaan dan perubahannya jika ada; d.c. salinan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)), kecuali untuk Instansi Pemerintah/Penyelenggara Negara dan perwakilan negara asing;.; (3) salinan Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) kecuali untuk instansi Pemerintah/penyelenggara negara dan perwakilan negara asing;; (4) Permohonan PLG ID, username dan password sebagaimana dimaksud pada ayat (12) dilakukan verifikasi oleh Direktorat Jenderal. (7) Dalam hal terdapat perubahan dalam dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemohon agar melaporkan kepada Direktur Jenderal. Formatted: Centered, Indent: Left: 1.38", No bullets or numbering Formatted: Centered, Indent: Left: 1.58", No bullets or numbering, Hanging: 0.3", Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5", Not Strikethrough, Not Strikethrough Formatted: English (United States) Formatted: Indent: Left: 1.38", First line: 0", Right: 0", No widow/orphan control Formatted: No bullets or numbering

10 PPermohonan ermohonan Ssertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (2) dapat diajukan secara: a. luring (offline) yaitu perizinan melalui surat tertulis atau melalui pusat pelayanan terpadu Direktorat Jenderal; atau b. daring (online) yaitu perizinan elektronik melalui web yang disediakan oleh Direktorat Jenderal.; Disesuaikan dengan dengan RPM 04, Space Formatted: Justified, Indent: Left: 1.97" Pasal 1128 Permohonan Sertifikasi secara luring (offline) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (2) huruf a disampaikan melalui surat permohonan bermeterai cukup dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IIIII.. yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 1239, Hanging: 0.39" (2) Untuk permohonan Sertifikasi secara daring (online) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkas permohonan Sertifikasi dipindai (scan) dan disampaikan melalui aplikasi web yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal. (3) Pemohon Sertifikasi secara daring (online) diwajibkan menyetujui disclaimer sebagai perikatan terhadap ketentuan perundang-undangan. (2) Permohonan Sertifikasi secara daring (online) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemohon terlebih dahulu wajib mengajukan permohonan secara tertulis untuk mendapatkan username dan password. Pasal 8134 Formatted: Indent: Left: 1.77", No bullets or numbering

11 Untuk permohonan Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.. huruf a5,8, pemohon Sertifikasi harus melampirkan persyaratan sebagai berikut: Formatted: Font: Formatted: Font: Not Highlight Formatted: Font: Highlight Lampiran III.V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini dan telah diisi lengkap oleh Pemohon; a. pakta integritas; secara luring (online)sebagaimana tercantum dalam Lampiran.VI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. salinan dokumen akta pendirian perusahaan dan perubahannya jika ada; penguat sinyal (repeater/booster) sistem komunikasi bergerak seluler; dan 2. sistem komunikasi satelit (telepon satelit). b. Sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari instansi teknis terkait, dalam hal permohonan Ssertifikasi untuk Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang dipersyaratakan memenuhi tingkat komponen dalam Negeri (TKDN) sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; salinan surat keterangan resmi dari lembaga berwenang yang memuat daftar International Mobile Equipment Identity (IMEI) untuk GSM, dan Mobile Equipment Identifier (MEID) untuk CDMA atau sejenisnya, dalam hal permohonan Ssertifikasi untuk Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi pesawat telepon seluler, komputer genggam (handheld), dan komputer tablet; dan/atau Formatted: Font: Italic Formatted: Highlight Formatted: Highlight Formatted: English (United States) Formatted: Indonesian Formatted: Font: English (United States) Formatted: Normal, Indent: Left: 2.36", No bullets or numbering Formatted: Font: (Default) Bookman Old Style, 12 pt Formatted: Normal, Indent: Left: 2.36", Hanging: 0.2", Space, Numbered + Level: 4 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.75" + Indent at: 2" Formatted: Indent: Left: 2.56", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Space, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.61" + Indent at: 2.86" Formatted: Strikethrough Formatted: Font: English (United States)

12 Cat : Direktorat perlu mendapat arahan dari Menteri terkait penerapan IMEI Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) harus melampirkan ssalinan perjanjian lisensi. Pasal 9 Pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi Formatted: Indent: Left: 1.28" Pasal Sertifikasi melalui pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf (b)ba dilaksanakan melalui: a. uji laboratorium (in-house test); dan/atau b. uji lapangan (on-site test). Pasal 15 (1) Permohonan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 disampaikan kepada Kepala Balai Uji. (2) Permohonan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melampirkan persyaratan sebagai berikut: a. surat permohonan pengujian yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan format surat permohonan pengujian sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. salinan dokumen spesifikasi teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi; c. pakta integritas sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; d. surat pernyataan bahwa sampel yang diajukan belum pernah dilakukan pengujian; dan e. pemohon pengujian diwajibkan menyetujui disclaimer sebagai perikatan terhadap ketentuan perundang-undangan. Uji laboratorium (in-house test) sebagaimana dimaksud pada ayat, Space, No bullets or numbering, Indonesian, Space Formatted: English (United States) Formatted: Highlight Formatted: Indent: Left: 1.97", No bullets or numbering Formatted: Space

13 (1) huruf a dapat dilakukan melalui: (1) Uji laboratorium (in-house test) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 ayat (2)4 huruf a pada Balai Uji Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat dilaksanakan berdasarkan kategori: a. pengujian reguler; b. pengujian kelas II; dan c. pengujian kelas I. (2) Pengujian reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan paling lama 17 (tujuh belas) hari kerja. (3) Pengujian kelas II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan paling lama 12 (dua belas) hari kerja. (4) Pengujian kelas I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari kerja. (5) Pengujian kelas II dan kelas I sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilaksanakan dengan tidak mengganggu proses pengujian reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a., Hanging: 0.39", Space Formatted: Strikethrough Formatted: Indent: Left: 1.97", Space, Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Space, No bullets or numbering, Hanging: 0.39", Space, Space Pasal (1) Uji lapangan (on-site test) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b dilaksanakan dalam hal: a. pengujian tidak dapat dilaksanakan di laboratorium(in-housetest)dilaksanakanolehbalaiujidalamhalujilaboratorium(in-housetest)tidakdapatdilaksanakan;atau b. Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi telah terinstalasi.. Uji lapangan (on-site test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di tempat Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang terinstalasi. atau di laboratorium pabrikan pembuat Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi. Formatted: Strikethrough Formatted: English (United States) Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Numbered + Level: 5 + Numbering Style: a, b, c, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 3.53" + Indent at: 3.78" Formatted: Indonesian Formatted: English (United States) Formatted: Indent: Left: 1.97", No bullets or numbering

14 Pasal (1) Balai Uuji melakukan verifikasi administrasi dan teknis terhadap ppersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal... dilakukan 15 ayat (2)79 verifikasi administrasi dan teknis. (1) Balai Uji menerbitkan SP2 untuk biaya pengujian setelah dinyatakan lulus verifikasi administrasi dan teknis. (4) Dalam hal masa laku SP2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir, pemohon wajib mengajukan perpanjangan SP2., No bullets or numbering (1) Dalam hal Pemohon tidak melakukan pembayaran untuk biaya pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sampai jangka waktu 2030 (duatiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya SP2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon harus mengajukan permohonan baru. (2) Dalam hal pemohon telah melakukan pembayaran namun pemohon belum menyampaikan bukti bayar sampai jangka waktu 2030 (duatiga puluh) hari kalender, permohonan dinyatakan batal. dan harus mengajukan permohonan baru., Hanging: 0.39", Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.44" + Indent at: 1.69" Formatted: English (United States) Formatted: Indent: Left: 1.38" Pasal 17 (1) Balai Uji wajib menyelesaikan pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal 15 ayat (2) ayat (3) ayat (4) atau Pasal 16 ayat (5) setelah Pemohon melengkapi persyaratan sebagai berikut: a. salinan SP3SP2; asli bukti bayar pengujian; c. sampel uji dengan ketentuan sebagai berikut: d. dokumen teknis Alat dan/atau Perangkat, First line: 0", Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Space

15 Telekomunikasi (buku manual, foto alat dan perangkat telekomunikasi dan spesifikasi teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi) dalam bahasa Indonesia atau sekurang-kurangnya berbahasa Inggris; dan e. ddalam hal pengujian memerlukan peralatan pendukung pemohon harus menyediakan peralatan pendukung. yang digunakan untuk pengujian. (2) Dalam hal pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi tidak dapat diselesaikan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam Pasal 16 Balai Uji wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon. (2) Cat; ayat (2) perlu didiskusikan Catatan : materi tata tertib Balai uji akan dimasukkan dalam RPM ini. dengan tembusan kepada Lembaga Sertifikasi. (1) Hasil pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi dengan sebagaimana dimaksud dalam Pasal dituangkan dalam Laporan Hasil Uji (LHU/Test Report)., Hanging: 0.39", Space Formatted: Strikethrough Formatted: Indent: Left: 1.38", Space, No bullets or numbering Formatted: Font: English (United States) Formatted: Font: English (United States) Formatted: Indonesian Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering (1) (2) Balai Uji menyampaikan Laporan Hasil Uji (LHU/Test Report) hasil pengujian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Lembaga Sertifikasi. Pasal (1) Laporan Hasil Uji (LHU/Test Report) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (1) dievaluasi oleh Lembaga Sertifikasi dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Laporan Hasil Uji (LHU/Test Report) dari Balai Uji. Formatted: Indonesian Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering

16 (3) Dalam hal terdapat parameter teknis yang belum dicantumkan dalam Laporan Hasil Uji (LHU/Test Report) Balai Uji wajib melengkapi sesuai ketentuan dalam persyaratan teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi. Pasal 23 (1) Sampel uji Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (1) huruf c yang telah dilakukan pengujian harus diambil kembali oleh Pemohon dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterbitkan Laporan Hasil Uji (LHU/Test Report). diterbitkan Sertifikat. (2) Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampel uji tidak diambil oleh Pemohon, sampel uji tidak menjadi tanggung jawab Balai Uji dan dapat dimusnahkan. Formatted: Not Highlight Formatted: Strikethrough, Not Highlight Formatted: Indonesian Evaluasi Dokumen Pasal 24 Sertifikasi Alat dan/atau Perangkat Telekounikasi melalui proses evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 5 ayat (1) huruf abb dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi. Pasal 25 (1) Lembaga Sertifikasi menerbitkan SP2 setelah persyaratan Ssertifikasi melalui evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 545 ayat (1) huruf b diterima secara lengkap. (2) Evaluasi Dokumen dilakukan setelah pemohon, Hanging: 0.39" Formatted: Not Highlight

17 menyampaikan bukti bayar SP2. (1)(3) Lembaga Sertifikasi wajib menerbitkan Sertifikat Evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)6 (enam) hari kerja setelah memenuhi persyaratan teknis. setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. (2)(4) Dalam hal hasil evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (12) Alat Dan Perangkat Telekomunikasitidak memenuhi persyaratan teknis, Lembaga Sertifikasi menyampaikan menerbitkan SP2.surat pemberitahuan kepada pemohon. BAB III PENERBITAN SERTIFIKAT ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI Bagian Kesatu Sertifikat Baru, Hanging: 0.39" Pasal 267 (1) Lembaga Sertifikasi menerbitkan Sertifikat yang telah memenuhi persyaratan teknis paling lama 2 1 (satudua) hari kerja setelah bukti bayar diterimadilakukan pembayaran. (2) Dalam hal Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi tidak memenuhi persyaratan teknis, Lembaga Sertifikasi wajib menyampaikan penolakan kepada Pemohon dengan disertai surat alasan penolakan. (4) Format surat penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam Lampiran X yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Sertifikat yang telah diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi wajib mengumumkan diumumkan Alat dan Perangkat Telekomunikasi yang telah memiliki Sertifikat melalui situs web (website) Direktorat Jenderal. Pasal 289, Hanging: 0.39", Hanging: 0.39"

18 Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)27 berlaku selama 3 53 (tigalimatiga) tahun dan dapat diperpanjang. Bagian Kedua Perpanjangan Sertifikat, Hanging: 0.39", No bullets or numbering Pasal 2930 (1) Dalam hal masa laku Sertifikat telah berakhir namun Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi masih dibuat, dirakit, dan/atau dimasukkan untuk diperdagangkan di wilayah Republik Indonesia, Sertifikat wajib dilakukan perpanjangandiperpanjang Sertifikat. (2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud diajukan oleh pemohon paling lama 2 (dua) bulan sejak masa laku Sertifikat berakhir. (2)(3) Perpanjangan Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi setelah melalui proses evaluasi berkas permohonan. Formatted: English (United States) Pasal 301 Dikecualikan dari ketentuan dalam Pasal 2927 ayat (1), Sertifikat yang telah habis masa lakunya tidak dapat diperpanjang dan dinyatakan tidak berlaku apabila: a. ditetapkan ketentuan tentang perubahan peruntukan spektrum frekuensi radio terhadap Alat dan/atau Perangkat Telekounikasi yang menggunakan spektrum frekuensi radio; b. terbukti adanya perubahan dan/atau ketidaksesuaian Alat dan/atau Perangkat Telekounikasi yang telah disertifikasi dengan data yang tertera dalam sertifikat; atau c. ditetapkan ketentuan tentang perubahan persyaratan teknis Alat dan/atau Perangkat Telekounikasi. Formatted: Not Highlight, Space, Hanging: 0.39", Space

19 (1) Perpanjangan Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (1) diajukan oleh pemegang Sertifikat kepada Lembaga Sertifikasi dengan mengajukan surat permohonan perpanjangan paling lambat pada pada 3 (tiga bulan) sejak tanggal Sertifikat berakhir. (2) Dalam hal permohonan perpanjangan Sertifikat diajukan setelah melewati batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sertifikat tidak dapat diperpanjang dan pemegang Sertifikat wajib mengajukan permohonan Sertifikasi baru. (3) Lembaga Sertifikasi menerbitkan Sertifikat perpanjangan paling lama 10 (sepuluh) 5 (lima) hari kerja terhitung sejak surat permohonan perpanjangan diterima dengan lengkap. (4) Dalam hal permohonan perpanjangan Sertifikat ditolak, Lembaga Sertifikasi wajib memberikan jawaban penolakan disertai alasan penolakan paling lambat 10 (sepuluh) 5 (lima) hari kerja terhitung sejak surat permohonan diterima. Formatted: Strikethrough Formatted: Strikethrough, Hanging: 0.39" Formatted: Strikethrough Perubahan dan Penggantian Sertifikat Alat dan Perangkat Telekomunikasi Pasal 323 (1) Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 ayat (1)6 ayat (1) wajib dilakukan perubahan dalam hal terjadi: a. pemindahtanganan Sertifikat kepada pihak lain; b. perubahan nama badan usahapemegang Sertifikat; dan/atau c. perubahan alamat pemegang Sertifikatbadan usaha; (2) Permohonan perubahan Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:, Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Space Formatted: Indent: Left: 1.48", Space

20 b. a. Sertifikat asli; dan b. akta notaris untuk: 2. perubahan nama pemegang Sertifikat badan usaha dan/atau perubahan alamat pemegang Sertifikat badan usaha dalam Ssertifikat. Formatted: English (United States) Formatted: No bullets or numbering Pasal 334 (1) Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)26 ayat (1) wajib dilakukan penggantian dalam hal: a. Sertifikat hilang; atau b. Sertifikat rusak. (2) Permohonan penggantian Sertifikat dalam Sertifikat hilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diajukan kepada Lembaga Sertifikasi dengan melampirkan surat keterangan kehilangan dari kepolisian. (2)(3) Permohonan penggantian Sertifikat dalam Sertifikat russak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diajukan kepada Lembaga Sertifikasi dengan melampirkan Sertifikat rusak yang asli. Pasal 35 BAB IV KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT Pasal 346 (1) Pemegang Sertifikat wajib melakukan pelabelan sebelum Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang diperdagangkan dan/atau yang dipergunakan. (2) Pelabelan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: b. melekatkan label pada setiap Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang telah bersertifikat dan pada kemasan/pembungkusnya., Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Space Formatted: English (United States) Formatted: Indonesian, Hanging: 0.39" Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering

21 dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang telah bersertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b label dilekatkan pada kemasan/pembungkusnya. (4) Bentuk label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai contoh desain yang tercantum dalam Sertifikat asli. (5) Pemegang Sertifikat wajib melaporkan pelaksanaan pelabelan sebagaimana dimaksud pada ayat (51) kepada Lembaga Sertifikasi paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Sertifikat dengan melampirkan contoh label. BIAYA SERTIFIKASI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI Bagian Kesatu Umum Pasal 357 (1) Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 3 ayat (1) dikenakan biaya. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari biaya: a. biaya pengujian; b. evaluasi dokumen; dan c. biaya ppenerbitan Sertifikat. Formatted: Not Highlight, Hanging: 0.39", Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Space Pasal 36 (1) Pengujian yang dilaksanakan melalui uji lapangan (on site test) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b, selain dikenakan biaya pengujian, Pemohon juga dikenakan biaya akomodasi dan biaya transportasi berdasarkan Zona sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri, Hanging: 0.39", Numbered + Level: 3 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.65" + Indent at: 2.9"

22 ini. (2) Biaya akomodasi dan biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), besarannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 38 Besaran biaya Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 354 yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi dan Balai Uji Kementerian Komunikasi dan Informatika sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (1) Lembaga Sertifikasi menerbitkan SP2 untuk biaya penerbitan Sertifikat, yang dan wajib dibayar Pemohon paling lambat (tiga puluhenam puluh) hari kalender kerja sejak tanggal diterbitkannya SP2. (2) Dalam hal Pemohon tidak melakukan pembayaran sampai jangka waktu 30 (tiga puluh) 60 (enam puluh) hari kalender sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemohon harus mengajukan permohonan Sertifikat baru. (2) Pasal (1) Biaya penerbitan Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (2) huruf bc dikenakan untuk penerbitan Sertifikat: a. Sertifikat baru; dan b. Sertifikat perpanjangan; c., perubahan;, danatau d. penggantian. Formatted: English (United States), Hanging: 0.39", No bullets or numbering, Hanging: 0.39", Space Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Space Formatted: No bullets or numbering b. Formatted: Indent: Left: 2.07", No bullets or numbering BAB VI REKOMENDASI

23 Pasal (1) Lembaga Sertifikasi dapat mengeluarkan surat rekomendasi atas permohonan untuk: a. pengeluaran sampel uji; b. komponen Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang terurai (part list); c. Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang tidak wajib Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.. (2) Permohonan surat rekomendasi untuk keperluan pengeluaran sampel uji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan melampirkan: a. salinan dokumen SP3; b. salinan bukti pembayaran SP2 pengujian. (3) Permohonan surat rekomendasi untuk keperluan pengeluaran komponen Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang terurai (part list), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan melampirkan spesifikasi teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi dan/atau salinan sertifikat Sertifikat alat dan perangkat utamanya. (4) Permohonan surat rekomendasi untuk keperluan Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang tidak wajib disertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan melampirkan spesifikasi teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi. (5) Surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Direktur., Hanging: 0.39", Space, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.65" + Indent at: 2.9" Formatted: Indent: Left: 1.97", Hanging: 0.39", Space, Hanging: 0.39", Space, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.65" + Indent at: 2.9" Formatted: Indent: Left: 1.97", Space, Hanging: 0.39", Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 2.65" + Indent at: 2.9" SANKSI Formatted: Indonesian Pasal 45410

24 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 34 dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan Sertifikat. (3) Sebelum dilakukan pencabutan Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemegang Sertifikat diberikan peringatan sebanyak 3 (tiga) kali berurut-turut, dengan jangka waktu peringatan selama 7 (tujuh) hari kerja. BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Formatted: Indonesian Pasal (1) Menteri melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap Peraturan Menteri ini. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelaksanaan uuji petik Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi. (3) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan bersama instansi terkait sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan uji petik Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diatur dengan Peraturan Menteri. BAB IX Pasal 47432

25 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, sertifikat Sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Menteri ini ditetapkan, masih tetap berlaku sampai dengan masa berlaku Sertifikat berakhir. Formatted: Indent: Left: 1.97" BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 4438 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: 1. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi; dan 2. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Formatted: Indonesian Formatted: Indent: Left: 1.97" Formatted: Indonesian Formatted: Indent: Left: 1.97" Pasal 459 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK NDONESIA, RUDIANTARA

26 Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR KARO HUKUM DIRJEN SDPPI SEKJEN KEMKOMINFO Konseptor : Ksb. Kualitas Pelayanan dan Harmonisasi Standar (Mochamad Hadiyana) Pengetik : 1. Staf Kasi Harmonisasi Standar (Lucia Ika Susanti) 2. Staf Subag PRP (Siti Nuromlah) Pemberi Nomor : TU Biro Hukum Reviewer 1 : Sekditjen SDPPI (Sadjan ) Reviewer 2 : Direktur Standardisasi (Bambang Suseno) Reviewer 3 : Kepala Biro Hukum (Bertiana Sari) Pembaca 1 : Dirjen SDPPI (M. Budi Setiawan) Pembaca 2 : Sekjen Kemkominfo (Suprawoto) Formatted: Space