BAB II KERANGKA TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Landasan Teori Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Penjelasan Umum Badan layanan umum daerah (BLUD) merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) atau unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Pasal 1 angka 1 Permendagri 61/2007 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah) sedangkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK BLUD) merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek binis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya (Pasal 1 angka 2 Permendagri 61/2007). BLUD beroperasi atas asas-asas sebagai berikut: 1) BLUD beroperasi sebagai perangkat daerah pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah. 2) BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah yang dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. 10

2 11 3) Kepala Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan kepada BLUD terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan. 4) Pejabat pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan oleh Kepala Daerah. 5) Dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD harus mengutamakan efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum kepada masyakarat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan. 6) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja pemerintah daerah. 7) Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, BLUD diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan dengan pola BLUD bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui praktek bisnis yang sehat untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah daerah. Praktek bisnis yang sehat berarti penyelenggaraan fungsi organisasi didasarkan pada manajemen yang baik dengan pertimbangan kualitas pelayanan dan keberlangsungan hidup organisasi. SKPD atau unit kerja dalam pengelolaan keuangan dengan pola BLUD, diberikan fleksibilitas untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pasal 1 angka 3 Permendagri 61/2007 menjelaskan bahwa fleksibilitas merupakan keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD pada batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum. Waluyo (2011) merinci fleksibilitas yang diberikan kepada SKPD atau unit kerja yang menerapkan pengelolaan BLUD adalah sebagai berikut:

3 12 1) Pendapatan dan Belanja 2) Pengelolaan kas 3) Pengelolaan piutang dan utang 4) Pengelolaan investasi 5) Kebijakan akuntansi 6) Surplus/defisit 7) Pengadaan Barang dan Jasa 8) Status Kepegawaian PNS dan Non PNS Waluyo (2011) juga menjelaskan karakteristik SKPD atau unit kejra yang menerapkan pengelolaan BLUD adalah sebagai berikut: 1) Merupakan satuan kerja pemerintahan yang pengelolaannya tidak dipisahkan dari kekayaan Negara; 2) Entitas tersebut menghasilkan barang dan/atau jasa yang masyarakat; 3) Tidak berorientasi mencarai keuntungan (nirlaba) 4) Diberi fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dengan prinsip efisiensi dan produktivitas seperti perusahaan swasta, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 5) Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan dengan entitas vertikal di atasnya (kementrian / lembaga) sebagai instansi induk 6) Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) baik pendapatan maupun sumbangan/hibah dapat digunakan secara langsung; 7) Pegawai Badan Layanan Umum dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil / pegawai BLU 8) Walaupun dikelola secara koorporasi, BLU bukan merupakan subyek pajak

4 Persyaratan Persyaratan SKPD atau unit kerja yang akan menerapkan PPK BLUD diatur dalam Permendagri 61/2007 pada bab III tentang persyaratan dan penetapan PPK BLUD bagian kesatu. Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) atau unit kerja yang akan menerapkan PPK BLUD harus memenuhi tiga persyaratan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Permendagri 61/2007 yaitu: 1) Persyaratan Substantif Persyaratan ini merupakan persyaratan mendasar bagi entitas yang ingin menerapkan pola pengelolaan BLUD. Persyaratan substantif terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau uni kerja bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan barang/jasa publik sehubungan dengan: a) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat, contohnya antara lain pelayanan bidang kesehatan, penyelenggaraan pendidikan serta pelayanan jasa penelitian dan pengujian. b) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum, contohnya antara lain otorita dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. c) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat, contohnya antara lain dana bergulir untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta dana perumahan. Darise (2009:260) menambahkan bahwa penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum tidak berlaku bagi pelayanan umum yang hanya merupakan kewenangan pemerintah daerah, yaitu layanan pungutan pajak daerah, layanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), layanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

5 14 2) Persyaratan Teknis Persyaratan ini merupakan persyaratan yang terkait dengan kinerja yang harus dipenuhi oleh SKPD atau unit kerja yaitu meliputi: a) Kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi sekretaris daerah untuk SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja b) Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja yang sehat Persyaratan teknis dipenuhi berdasarkan rekomendasi yang dibuat oleh Sekretaris Daerah untuk SKPD atau unit kerja yang akan menerapkan PPK BLUD. 3) Persyaratan Administratif Persyaratan ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menunjang operasional pengelolaan keuangan BLUD. Persyaratan administratif terpenuhi apabila SKPD atau unit kerja membuat dan menyampaikan dokumen yang meliputi: a) Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat. Surat pernyataan kesanggupan dibuat oleh pimpinan SKPD yang mengajukan usulan menerapkan PPK BLUD dan diketahui oleh Sekretaris Daerah. b) Pola tata kelola. Pola tata kelola merupakan peraturan internal SKPD atau unit kerja yang akan menerapkan PPK BLUD. c) Rencana strategis bisnis. Rencana Strategi Bisnis (RSB) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah lima tahunan yang berisikan pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi lima tahunan.

6 15 d) Standar pelayanan minimal Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang haru dipenuhi oleh SKPD atau uni kerja. e) Laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan. f) Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Laporan audit terakhir merupakan laporan audit atas laporan audit atas laporan keuangan tahun terakhir ole auditor eksternal, sebelum SKPD atau unit kerja diusulkan untuk menerapkan PPK BLUD. Namun untuk SKPD atau unit kerja yang tidak dilakukan audit pada tahun terakhir, maka diwajibkan untuk membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit yang dibuat oleh kepala SKPD dan diketahui oleh Sekretaris Daerah Penilaian dan Penetapan PPK BLUD Penilaian dan penetapan PPK BLUD diatur dalam Permendagri 61/2007 pada bab III tentang persyaratan dan penetapan PPK BLUD bagian kedua dan ketiga. Kepala daerah membentuk tim penilaian yang bertugas untuk meneliti dan menilai usulan penerapan, peningkatan, penurunan dan pencabutan status PPK BLUD pada SKPD atau unit kerja. Tim penilai tersebut terdiri dari: 1) Sekretaris daerah sebagai ketua merangkap anggota 2) Pejabat pengelola keuangan daerah sebagai sekretaris merangkap anggota 3) Kepala SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan dan pembangunan daerah sebagai anggota 4) Kepala SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah sebegai anggota 5) Tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya apabila diperlukan

7 16 Tim penilai bertugas meneliti dan menilai kesiapan SKPD atau unit kerja yang akan menerapkan PPK BLUD berdasarkan dokumen administratif yang telah disiapkan oleh SKPD atau unit kerja bersangkutan. Hasil penilaian dari tim penilai menjadi dasar/pertimbangan bagi kepala daerah dalam menetapkan, meningkatkan, menurunkan atau justru mencabut status PPK BLUD. Terdapat tiga status yang dapat diberikan oleh kepala daerah kepada SKPD atau unit kerja yang mengajukan usulan penerapan PPK BLUD, yaitu: 1) Status PPK BLUD Penuh 2) Status PPK BLUD Bertahap 3) Ditolak SKPD atau unit kerja dengan status PPK BLUD penuh diberikan seluruh keleluasaan pengelolaan keuangan BLUD namun untuk SKPD atau unit kerja dengan status PPK BLUD bertahap tidak diberikan keleluasaan pengelolaan keuangan BLUD dalam hal pengelolaan investasi, pengelolaan utang dan pengadaan barang/jasa. Penetapan persetujuan, penolakan, peningkatan ataupu penurunan pengusulan status PPK BLUD pada SKPD atau unit kerja, paling lambat ditetapkan dalam waktu tiga bulan sejak usulan diterima, apabila dalam waktu tersebut Kepala Daerah tidak menetapkan keputusan, maka usulan dianggap disetujui Prinsip Tata Kelola Permendagri 61/2007 pada bab IV mengatur tentang prinsip tata kelola pada BLUD. Pola tata kelola merupakan sekumpulan/serangkaian peraturan internal yang memuat sistem dan prosedur operasional suatu organisasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. SKPD atau unit kerja yang menerapkan PPK BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal yang memuat: 1) Struktur organisasi, yaitu menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.

8 17 2) Prosedur kerja, menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan dalam fungsi dalam organisasi. 3) Pengelompokkan fungsi yang logis, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. 4) Pengelompokan sumber daya manusia, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif. Penyusunan tata kelola dalam BLUD harus memperhatikan prinsip-prinsip: 1) Transparansi, yaitu asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan 2) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan. 3) Responsibilitas, yaitu kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan 4) Independensi, yaitu kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat Pejabat Pengelola Permendagri 61/2007 pada bab IV tentang tata kelola bagian kedua menjelaskan pejabat pengelola dalam PPK BLUD. Pejabat pengelola BLUD merupakan pimpinan BLUD yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD yang terdiri atas pemimpin, pejabat keuangan dan pejabat teknis yang diangkat oleh kepala daerah. Permendagri 61/2007 mengatur bahwa pejabat pengelola BLUD terdiri dari:

9 18 1) Pemimpin 2) Pejabat keuangan 3) Pejabat teknis Adapun tugas dan kewajiban dari pejabat pengelola BLUD adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Tugas dan kewajiban pejabat pengelola BLUD No Pejabat Pengelola BLUD Tugas dan Kewajiban 1 Pemimpin BLUD a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD; b. Menyusun renstra bisnis BLUD; c. Menyiapkan RBA; d. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada kepala daerah sesuai ketentuan; e. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundangan-undangan f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan BLUD kepada kepala daerah 2 Pejabat keuangan BLUD a. mengkoordinasikan penyusunan RBA b. Menyiapkan DPA-BLUD c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya d. Menyelenggarakan pengelolaan kas e. Melakukan pengelolaan utang-piutang f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi g. Menyelenggarakan sistim informasi manajemen keuangan h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. 3 Pejabat teknis BLUD a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya. Pejabat pengelola BLUD tersebut dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS) dan/atau non PNS yang profesional sesuai dengan ketentuan yang ada. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari non PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan

10 19 kontrak yang pengankatan dan pemberhentiannya dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan Dewan Pengawas Dewan pengawas BLUD diatur dalam Permendagri 61/2007 pada bab V tentang dewan pengawas. Dewan pengawas BLUD merupakan organ yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD serta mempunyai kewajiban dalam: 1) Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang diusulkan oleh pejabat pengelola. 2) Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran kepada kepala daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD. 3) Melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLUD. 4) Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan pengelolaan BLUD. 5) Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLUD. 6) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja. SKPD atau unit kerja yang menerapkan PPK BLUD tidak semua dapat membentuk dewan pengawas, dewan pengawas BLUD dapat dibentuk jika BLUD memiliki realisasi nilai omset tahunan menurut laporan operasional atau nilai aset menurut laporan operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat minimal yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Jumlah anggota dewan pengawas ditetapkan sebanyak tiga atau lima orang dengan anggota terdiri dari unsur: 1) Pejabat SKPD yang berkaitan dengan kegiatan BLUD.

11 20 2) Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelolaan keuangan daerah. 3) Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar pelayanan minimal (SPM) merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur layanan minimal yang diberikan oleh BLUD kepada masyarakat. SPM disusun dengan tujuan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum yang diberikan BLUD kepada masyarakat. SPM berfungsi sebagai kontrak kerja dengan kepala daerah terkait dengan batasan minimal layanan yang harus diberikan kepada masyarakat. Penyusunan SPM harus memenuhi persyaratan dibawah ini: 1) Fokus pada jenis pelayanan, yaitu mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD. 2) Terukur, yaitu kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 3) Dapat dicapai, yaitu kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya. 4) Relevan dan dapat diandalkan, yaitu kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD. 5) Tepat waktu, yaitu kesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan Tarif Layanan Sesuai dengan tugas organisasi memberikan pelayanan kepada masyarakat, BLUD diberikan kewenangan untuk memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit layanan atau hasil per investasi dana. Pimpinan BLUD mengusulkan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah untuk menetapkan tarif atas layanan BLUD. Kepala daerah dalam memutuskan apakah usulan tarif

12 21 tersebut diterima atau tidak, dapat mempertimbangkan beberapa faktor yaitu kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat serta kompetisi yang sehat. Penetapan tarif menjadi faktor yang krusial bagi BLUD, jika besaran tarif yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai yang diusulkan oleh BLUD, maka BLUD tidak menanggung selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan, namun apabila tarif yang ditetapkan lebih kecil dibandingkan oleh usulan tarif BLUD, maka BLUD akan menanggung selisih rugi antara pendapatan yang akan diterima dengan biaya yang dikeluarkan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) Kamus besar bahasa indonesia (KBBI) mendefinisikan implementasi sebagai penerapan atau pelaksanaan. Implementasi dalam PPK BLUD berarti bahwa BLUD menjalankan seluruhnya atau sebagian pengelolaan keuangan dalam BLUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku dimulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran hingga evaluasi kinerja. Implementasi yang benar merupakan kunci utama dalam pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya implementasi yang buruk semakin menjauhkan organisasi dari cita-cita yang diinginkan. Implementasi yang benar berarti mengikuti semua ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ketentuan. Implementai PPK BLUD dengan benar berarti mengikui seluruh ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri dalam negeri nomor 61 tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah. Permendagri 61/2007 mengatur seluruh penerapan PPK BLUD mulai dari persyaratan SKPD atau unit kerja yang akan menerapkan PPK BLUD, penilaian dan penetapan, perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggung jawaban serta evaluasi kinerja. Perencanaan terkait dengan perencanaan jangka menengah (lima tahunan) yang berisikan cita-cita yang ingin dicapai dan strategi dalam menggapainya. Penganggaran terkait dengan proses penyusunan anggaran dalam satu tahun yang tertuang dalam rencana bisnis dan

13 22 anggaran (RBA). Pelaksanaan anggaran terkait dengan bagaimana anggaran yang sudah disusun dilaksanakan melalui keleluasaan-keleluasaan pengelolaan anggaran yang diberikan kepada BLUD. Dalam penelitian ini peneliti melakukan kajian atas implementasi PPK BLUD terhadap dua aspek yaitu perencanaan dan penganggaran serta fleksibilitas pengelolaan keuangan. Putra dan farida (2014) menjelaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting karena seberapa baiknya suatu kebijakan kalau tidak direncanakan dan dipersiapkan implementasinya maka apa yang menjadi tujuan dari suatu penerapan kebijakan publik tidak akan terwujud dengan baik. Perencanaan dan penganggaran merupakan tahapan pertama dalam sistem pengendalian manajemen. Perencanaan dan penganggaran berfungsi sebagai alat formal yang bertugas mengendalikan arah organisasi. Oleh karena itu, berhasil tidaknya suatu implementasi kebijakan salah satunya ditentukan oleh perencanaan dan penganggaran yang baik, sedangkan menurut pasal 2 Permendagri 61/2007 dijelaskan bahwa PPK BLUD merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan menerapkan praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan, atas definisi tersebut disimpulkan bahwa inti dari pengelolaan keuangan BLUD terletak pada flesibilitas yaitu keleluasaan pengelolaan keuangan yang diberikan kepada BLUD. Keleluasaan menerapkan pengelolaan keuangan sesuai praktek bisnis yang sehat dengan batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan umum yang berlaku sehingga BLUD dapat terhindar dari pengelolaan keuangan yang birokratis yang selama ini terjadi pada saat sebelum menjadi BLUD. 1) Perencanaan dan Penganggaran Perencanaan strategik dan penganggaran merupakan salah satu saluran komunikasi formal dalam pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik (Mardiasmo, 2002). Pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik berperan untuk mengarahkan

14 23 organisasi agar berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Nawawi (2005) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan pemilihan sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melaksanakannya serta siapa pelaksananya, sedangkan menurut mardiasmo (2002) perencanaan strategik merupakan proses penentuan program-program, aktivitas atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Esensi perencanaan dalam sebuah manajemen adalah memilih alternatif strategi yang akan dilaksanakan untuk pencapaian tujuan organisasi. Mardiasmo (2002) menjelaskan manfaat perencanaan strategik bagi organisasi adalah: a) Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif b) Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan c) Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal d) Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek e) Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas f) Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematis yang memiliki prosedur dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan strategik akan mengalami masalah dalam penanggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran (budget worload) yang terlalu berat, alokasi sumber daya yang tidak tepat sasaran dan dilakukannya pemilihan strategi yang salah. Perencanaan dalam PPK BLUD tertuang dalam dokumen rencana strategis bisnis (RSB). Pasal 1 angka 19 Permendagri 61/2007 menyebutkan bahwa RSB merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang berisikan pernyatan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian

15 24 lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan BLUD. RSB BLUD dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan anggaran dalam setiap tahunnya dan sebagai tolak ukur evaluasi kinerja BLUD. Anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang berisi jumlah uang yang dimiliki atau dapat diadakan untuk membiayai kegiatan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya (Nawawi, 2005), sedangkan menurut mardiasmo (2002) anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dengan ukuran finansial. Penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Tahapan penganggaran dimulai ketika perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan hasil penjabaran dari perencanaan strategik yang telah disusun serta merupakan artikulasi dari proses perencanan terhadap kegiatan yang nantinya dilakukan. Pengangagaran memegang peranan yang sangat krusial, anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan menjauhkan organisasi tersebut dengan tujuan dan cita-cita yang tercantum dalam perencanaan strategik. Anggaran dalam PPK BLUD tertuang dalam dokumen rencana bisnis dan anggaran (RBA). Pasa 1 angka 17 Permendagri 61/2007 menjelaskan bahwa RBA merupakan dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran oleh BLUD. RBA merupakan penjabaran dari RSB BLUD. Penyusunan RBA berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat. 2) Fleksibilitas Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pasal 1 angka 3 Permendagri 61/2007 mendefinisikan fleksibilitas sebagai keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD pada batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum. Keleluasan pengelolaan keuangan yang diberikan kepada BLUD merupakan fasilitas dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh BLUD agar

16 25 tujuan dan cita-cita BLUD dapat tercapai. Fleksibilitas pengelolaan keuangan BLUD sesuai dengan Permendagri 61/2007 adalah sebagai berikut: a) Pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas dan ambang batas Dasar pelaksanaan anggaran adalah dokumen pelaksanaan anggaran BLUD (DPA BLUD) yang merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas, jumlah dan kualitas barang atau jasa yang akan dihasilkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh BLUD (Pasal 1 ayat 18 Permendagri 61/2007). BLUD dapat merencanakan cash flow baik itu cash inflow ataupun cash outflow dengan tujuan untuk pengelolaan kas yang optimal (Waluyo, 2011). Perencanaan cash inflow termasuk diantaranya mendapatkan sumber pendapatan lainnya selain dari aktvitas utama maupun sumber pendapatan alternatif untuk menutup defisit jangka pendek. Perencanaan cash outflow termasuk diantaranya memanfaatkan kas yang menganggur (idle cash). Ambang batas merupakan besaran persentase perubahan anggaran bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi operasional BLUD. Ambang batas tersebut hanya berlaku untuk BLUD dengan status penuh dan untuk biaya BLUD yang berasal dari sumber pendapatan selain APBN/APBD serta hibah terikat. b) Pendapatan dan belanja Pendapatan operasional BLUD dapat digunakan secara langsung tanpa terlebih dulu disetorkan kepada rekening kas daerah, hal tersebut dimungkinkan karena BLUD menggunakan mekanisme rencana bisnis dan anggaran (RBA) (Waluyo, 2011). Anggaran belanja BLUD merupakan anggaran yang fleksibel berdasarkan kesetaraan volumen kegiatan dengan jumlah pengeluaran, belanja dapat bertambah/berkurang dari yang dianggarkan sepanjang pendapatan bertambah atau berkurang secara proporsional.

17 26 c) Pengelolaan piutang dan utang BLUD diberikan keleluasaan dalam pengelolaan utang dan piutang kepada pihak ketiga sepanjang dikelola dengan tertib, efisien, ekonomis, transparan dan bertaggung jawab serta memberikan nilai tambah sesuai praktek bisnis yang sehat. d) Pengadan barang dan jasa BLUD dapat melakukan pengadaan barang dan jasa berdasarkan ketentuan pengadaan barang/jasa yang ditetapkan sendiri oleh pimpinan BLUD atas sumber dana yang berasal dari pendapatan operasional rumah sakit, hibah tidak terikat dan hasil kerjasama dengan pihak ketiga sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku (Waluyo, 2011). e) Pengelolaan kerjasama BLUD diberikan juga kewenangan untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan atas prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling menguntungkan. f) Kebijakan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban BLUD dapat mengembangkan kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan sendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) (Waluyo, 2011). BLUD membuat laporan keuangan BLUD yang terdiri dari neraca, laporan operasional, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan serta untuk tujuan konsolidasi dengan pemerintah daerah maka BLUD membuat laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi pemerintah (SAP) sebagaimana yang dipergunakan oleh pemerintah daerah. g) Kewenangan remunerasi Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan pensiun sebagai bentuk

18 27 penghargaan kepada pegawai BLUD. Besaran tarif remunerasi BLUD ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan dari pemimpin BLUD. h) Status Kepegawaian PNS dan Non PNS BLUD dalam kegiatannya memberikan jasa, dapat mempekerjakan tenaga profesional non PNS, sehingga dalam BLUD dikenal adanya pegawai PNS dan pegawai non PNS (Waluyo, 2011) Rumah Sakit Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menjelaskan definisi rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit daerah (RSD) merupakan rumah sakit yang berada dibawah pemerintah daerah. Rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. 2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. 3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Pasal 7 ayat 3 UU no.44 tahun 2009 menjelaskan bahwa rumah sakit baik itu rumah sakit pusat maupun rumah sakit daerah harus dikelola dengan pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan batas waktu 2 (dua) tahun setelah undang undang tersebut diundangkan yang artinya tahun 2011 semua rumah

19 28 sakit pemerintah baik itu pusat maupun daerah harus sudah dikelola dengan pengelolaan BLU/D. Klasifikasi rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit adalah: 1) Rumah sakit umum kelas A Rumah sakit umum kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar, lima pelayanan spesialis penunjang medik, dua belas pelayanan medik spesialis lain dan tiga belas pelayanan medik sub spesialis. 2) Rumah sakit umum kelas B Rumah sakit umum kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar, empat pelayanan spesialis penunjang medik, delapan pelayanan medik spesialis lain dan dua pelayanan medik sub spesialis dasar. 3) Rumah sakit umum kelas C Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat pelayanan medik spesialis dasar dan empat pelayanan spesialis penunjang medik. 4) Rumah sakit umum kelas D Rumah sakit umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit dua pelayanan medik spesialis dasar Kinerja Rumah Sakit Pengukuran kinerja merupakan tahapan yang dilakukan setelah tahapan operasionalisasi anggaran dengan tujuan untuk menilai prestasi dari manajer. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan

20 29 menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien dan efektif (Mardiasmo, 2002). Kinerja menurut kamus besar bahasa indonesia mempunyai arti sesuatu yang ingin dicapai. Kaplan dan Norton dalam Fathoni dan Kesuma (2011) menjelaskan bahwa kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan/entitas dalam satu periode tertentu yang mengacu atau berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan, dengan demikian penilaian kinerja mengandung makna suatu proses penilaian terkait dengan kemampuan kerja suatu organisasi berdasarkan suatu standar tertentu. Tujuan dari penilaian kinerja menurut Mahmudi dalam Julia (2014) adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi. 2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai. 3) Memperbaiki kinerja pada periode berikutnya. 4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan reward dan punishment. 5) Memotivasi pegawai. 6) Menciptakan akuntabilitas publik. Mardiasmo (2002) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor pubik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Selain itu peneliti berpendapat bahwa ukuran kinerja berfungsi sebagai instrumen apakah penerapan kebijakan suatu organisasi

21 30 telah tepat dan mendekatkan organisasi pada tujuan dan cita-citanya. Oleh karena itu dalam penelitian ini pengukuran kinerja BLUD dengan membandingkan kinerja BLUD sebelum menjadi BLUD dan setelah menjadi BLUD sebagai alat ukur apakah implementasi PPK BLUD telah membawa BLUD ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Mardiasmo (2002) menjelaskan bahwa informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja terdiri dari dua jenis yaitu informasi finansial dan informasi nonfinansial. Pengukuran kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Pengukuran kinerja nonfinansial menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Pengukuran kinerja yang komprehensif yang saat ini banyak dikembangkan oleh berbagai organisasi adalah balanced scorecard. Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen dalam mengukur kinerja tidak hanya dilihat dari sudut pandang finansial namun juga menilai dari sudut pandang non finansial. Terdapat empat perspektif dalam balanced scorecard yang digunakan dalam pengukuran kinerja rumah sakit, yaitu: 1) Perspektif keuangan Perspektif keuangan menunjukkan kemampuan manajemen untuk mencapai targettarget dalam ukuran finansial. Julia (2014) menjelaskan dalam perspektif keuangan, balanced score card memakai tolak ukur kinerja keuangan dengan metode value for money dengan menekankan pada tiga aspek, yaitu ekonomi, efisien dan efektif. Analisis keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sales growth rate (SGR) serta cost recovery ratio. 2) Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan berhubungan dengan kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan dan pelanggan memberikan pandangan atas layanan yang diterima tersebut. Analisa perspektif pelanggan yang digunakan dalam penelitian ini adalah customer acquisition dan customer loyality.

22 31 3) Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal melihat bagaimana suatu organisasi memiliki prosedur kerja dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada masyarakat. Julia (2014) menjelaskan beberapa aspek yang dapat memberikan gambaran perspektif proses bisnis internal, yaitu: a) Sarana dan prasarana, merupakan variabel yang menggambarkan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dalam mendukung kegiatan internal. b) Proses, merupakan variabel berupa serangkaian pekerjaan yang dilakukan dalam memberikan pelayanan publik. Analisa perspekif proses bisnis internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah bed occupancy rate, bed turn over, turn over interval, gross death rate, net death rate dan average leght of stay. 4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran difokuskan untuk menjawab pertanyaan bagaimana sebuah organisasi trus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholdernya. Julia (2014) menggambarkan indikator kinerja yang dapat menggambarkan perspektif ini adalah: a) Motivasi (reward and punishment), variabel ini menggambarkan tingkat kepuasan pegawai atas kebijakan-kebijakan yang diambil manajemen dalam menjalankan organisasi. b) Kesempatan mengembangkan diri, merupakan variabel yang menggambarkan tingkat kepuasan pegawai atas program-program pengembangan diri yang diterapkan oleh organisasi. c) Inovasi, merupakan variabel yang menunjukkan adanya kesempatan bagi pegawai untuk kreatif dan menemukan hal-hal baru dalam upaya peningkatan pelayanan publik.

23 32 d) Suasana dalam bekerja, merupakan variabel yang menggambarkan tingkat kepuasan pegawai dalam bekerja serta hubungan antara pegawai dengan pegawai lainnya serta antara pegawai dengan pimpinan. Analisa perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketersediaan tenaga medis dan non medis Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

24 33 IMPLEMENTASI PPK BLUD FLEKSIBILITAS PPK BLUD SESUAI PERMENDAGRI 61/2007 FLEKSIBILITAS TELAH DI TETAPKAN DALAM PERATURAN INTERNAL TIDAK KESIMPULAN YA PERATURAN INTERNAL TELAH SESUAI PERMENDAGRI 61/2007 TIDAK KESIMPULAN YA PELAKSANAAN DALAM OPERASIONAL BLUD TIDAK KESIMPULAN YA KENAIKAN PERBANDINGAN KINERJA BLUD TIDAK KESIMPULAN YA KESIMPULAN Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH / UNIT KERJA UNTUK MENERAPKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH DENGAN

Lebih terperinci

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004 BADAN LAYANAN UMUM Dasar Hukum 1. UU no. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 3. PP No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDOMO KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH I. UMUM Badan Layanan Umum Daerah adalah instansi di lingkungan pemerintah daerah

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan baru yang ditujukan kepada instansi pemerintah yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan baru yang ditujukan kepada instansi pemerintah yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia membawa beberapa perubahan dalam sistem pengelolaan keuangan negara, salah satunya adalah munculnya model

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May 2011 08:55 -

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May 2011 08:55 - Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah di Indonesia yang dibentuk untuk

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA UNIT PELAKSANA TEKNIS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 9 2007 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TENTANG : PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada instansi pemerintah yang bertujuan menghasilkan barang dan/atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. kepada instansi pemerintah yang bertujuan menghasilkan barang dan/atau jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi undang-undang keuangan negara di Indonesia membawa beberapa perubahan dalam sistem pengelolaan keuangan negara, salah satunya adalah munculnya model

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH ( BLUD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 83 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KALIWIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1

MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1 MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1 A. Latar Belakang Diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Ba

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Padang, 6 Oktober 2015 Karakteristik Kelembagaan Sumber pendapatan dari jasa layanan/pnbp

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 281 TAHUN 2015 281 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PENUH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk sosial dan bisnis, agar tercipta hubungan subsidi silang antara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk sosial dan bisnis, agar tercipta hubungan subsidi silang antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang awalnya di Tahun 1953, untuk memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat miskin, mengalami perkembangan. Dimasa

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM FASILITAS KESEHATAN DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 23 TAHUN 2005 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 07/PMK.02/2006 tentang PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

-1- BERIKUT PENJELASANNYA

-1- BERIKUT PENJELASANNYA -1- SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KOTA LANGSA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KOTA LANGSA SALINAN WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Badan Layanan Umum Daerah 2.1.1. Definisi dan Dasar Pengaturan Badan Layanan Umum Daerah Sebelum

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA 1 BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 29 Tahun 2007 Seri : D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Lebih terperinci

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS FLEKSIBILITAS PK BLU DAN KEUNTUNGAN BAGI UNIT KERJA UNS Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS Disampaikan dalam Lokakarya Pengelolaan Keuangan BLU Fakultas Kedokteran UNS Salatiga 11-13 Nopember

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA 1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BERITA DAERAH KOTA DEPOK BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DEPOK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH NOMOR 40 KABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG TAHUN 2011 PEDOMAN TEKNIS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BAGI RUMAH SAKIT UMUM CIMACAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Instrumen Pengawasan

Instrumen Pengawasan Instrumen Pengawasan Oleh DEWAN PENGAWAS Dari Aspek Keuangan, Aset, dan Layanan DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU Batu, 29 Oktober 2014 1 1. BLU merupakan instansi pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 19 TAHUN 2011 TENT ANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 19 TAHUN 2011 TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 19 TAHUN 2011 TENT ANG PEDOMAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG JANGKA PENDEK PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. umum yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. umum yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sumber-sumber Pendapatan Rumah Sakit Sumber pendapatan operasional rumah sakit umumnya berasal dari masyarakat umum yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dalam menjalankan roda pemerintahnya Presiden dibantu oleh Gubernur dan Bupati untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : 1. 2.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

TENTANG MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.02/2006 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN

Lebih terperinci

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU BLU untuk Indonesia yang Lebih Baik mendukung terwujudnya bangsa yang maju dan sejahtera

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM http://www.radarjogja.co.id I. PENDAHULUAN Paket undang-undang bidang keuangan negara merupakan paket reformasi yang signifikan di bidang keuangan negara

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 42 B TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 33.A 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 33.A TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT

Lebih terperinci

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat:

NASKAH PERJANJIAN. Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat: NASKAH PERJANJIAN Pelaksanaan KSO atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian. Paling kurang memuat: a. para pihak dalam perjanjian; b. objek KSO/KSM; c. bentuk KSO/KSM; d. jangka waktu KSO/KSM; e. volume

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN INVESTASI, KERJASAMA DAN PINJAMAN/UTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PEJABAT PEGELOLA DAN PEGAWAI BERASAL DARI TENAGA NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA POLA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGUSULAN SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Surakarta, 16 Februari 2009 TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN Direktorat Pembinaan PK BLU, Ditjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan RI Dikelola melalui

Lebih terperinci

B U P A T I B U N G O

B U P A T I B U N G O B U P A T I B U N G O PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1545,2014 KEMENDIKBUD. Satuan Kerja. Pengelolaan. Keuangan. BLU. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 25 2009 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) R. SYAMSUDIN, S.H. KOTA SUKABUMI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 82 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG POLA TATA KELOLA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci