PEMBUATAN PURWARUPA APLIKASI PENGELOLAAN SISTEM JARINGAN SUTM 20KV UNTUK MENENTUKAN SUSUT TEKNIK MENGGUNAKAN GIS 3D-ANALYST

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN PURWARUPA APLIKASI PENGELOLAAN SISTEM JARINGAN SUTM 20KV UNTUK MENENTUKAN SUSUT TEKNIK MENGGUNAKAN GIS 3D-ANALYST"

Transkripsi

1 PEMBUATAN PURWARUPA APLIKASI PENGELOLAAN SISTEM JARINGAN SUTM 20KV UNTUK MENENTUKAN SUSUT TEKNIK MENGGUNAKAN GIS 3D-ANALYST DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR APJ MALANG Ahmad Helmi, Joko Lianto Buliali Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. ABSTRAK PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Malang memiliki panjang jaringan SUTM 20KV yang tersebar dan sebagian besar melewati daerah pegunungan serta perbukitan. Data tentang panjang jaringan SUTM 20KV tersebut disimpan didalam database spatial berformat Geographic Information System (GIS) tanpa memperhitungkan faktor kontur/elevasi, serta digunakan sebagai dasar perhitungan susut teknik setiap bulan dengan menggunakan rumus I 2 R, dimana R = ρ l/a, ρ hambatan jenis konduktor, l panjang jaringan, dan A diameter konduktor. Proses koreksi geometrik untuk memvalidasi data spatial existing panjang jaringan digunakan metode pengukuran differensial GPS Geodetic, karena metode ini tidak memerlukan survey ulang, sedangkan untuk analisis faktor kontur/elevasi digunakan GIS 3D- Analyst, karena teknologi ini mampu menganalisis dan menghitung panjang data spatial yang berkoordinat z ketinggian (kontur/elevasi). Data yang telah divalidasi dijalankan oleh sebuah purwarupa aplikasi untuk menghitung nilai susut teknik akibat panjang jaringan, dan hasil ujicoba kasus pertama dengan menggunakan purwarupa aplikasi membuktikan bahwa ada perbedaan panjang jaringan sekitar 708,3 meter akibat faktor kontur/elevasi pada sampel penelitian, dan pada kasus kedua terdapat penyulang yang kurang efisien panjangnya sehingga berpotensi meningkatkan angka susut teknik, serta pada kasus ketiga purwarupa mampu menghitung kebutuhan material jaringan untuk lokasi yang akan dialiri listrik. Kata kunci: Data spatial existing panjang jaringan SUTM 20KV, faktor kontur/elevasi, GIS 3D Analyst, dan perhitungan susut teknik. PENDAHULUAN PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Malang memiliki aset jaringan SUTM 20KV yang membentang dan menelusuri daerah pegunungan dan perbukitan, sesuai dengan kondisi geografis daerah Kabupaten/Kodya Malang, dan Kabupaten Batu yang memang 60% adalah daerah pegunungan dan perbukitan (Data Peta Topografi Bakosutanal Th. 2002). Kondisi geografis tersebut menjadikan masalah bagi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Malang didalam menentukan perhitungan susut teknik khususnya pada jaringan SUTM 20KV, hal ini karena data panjang jaringan diambilkan dari database yang berupa data spatial, dimana data spatial tersebut dibangun tanpa memperhitungkan faktor kontur/elevasi, sehingga kurang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai dasar perhitungan susut teknik.

2 Berdasarkan SPLN 18 tahun 1989, disebutkan bahwa rumus perhitungan susut teknik adalah I 2 R, dimana R = ρ l/a, oleh karenanya pengaruh data panjang jaringan (l) SUTM 20KV sangat besar terhadap perhitungan susut teknik, disamping faktor lain seperti diameter konduktor (A), bahan/jenis konduktor yang digunakan (ρ), serta besarnya kuat arus yang mengalir (I) pada jaringan tersebut. Saat ini angka susut total yang terjadi adalah sekitar 10.37% ( Artinya dalam sebulan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Malang kehilangan energi listrik (KWh) sebesar 10.37% dari total energi yang dibeli dari P3B ( Pusat Pembangkitan dan Penyaluran Beban) dibanding dengan jumlah pemakaian energi yang digunakan oleh pelanggannya. Angka 10.37% ini adalah relatif cukup besar, sehingga upaya untuk menurunkan angka susut tersebut menjadi hal yang mendesak supaya bisa menaikkan kinerja perusahaan Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah keberadaan data yang valid, yang bisa memberi informasi sebenarnya sesuai dengan kondisi lapangan, sehingga angka susut yang terjadi adalah angka yang mendekati riil. Agar keberadaan data spatial panjang jaringan SUTM 20KV yang sudah ada tersebut lebih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai dasar perhitungan susut teknik, maka dibutuhkan sebuah penelitian dan metode kerja yang mampu memvalidasi ketelitiannya tanpa harus melakukan survey ulang semuanya, dengan didukung oleh sebuah perangkat lunak yang mampu menganalisis faktor kontur/elevasi sebagai komponen dalam validasi data spatial yang ada, sehingga menghasilkan data spatial panjang jaringan SUTM 20KV yang lebih memenuhi syarat untuk digunakan sebagai dasar perhitungan susut teknik METODA Metoda kerja yang dilakukan adalah diawali dengan melakukan analisis terhadap system yang sedang berjalan saat ini, diantaranya adalah ketersediaan SDM dan struktur organisasi yang ada, bisnis proses yang terkait dengan perhitungan susut teknik, sistem aplikasi dan database existing yang telah dimiliki, serta ketersediaan infra struktur jaringan komunikasi dan perangkat keras computer. Hasil dari analisis sistem yang saat ini berjalan tersebut, menghasilkan kebutuhan-kebutuhan yang dikaitkan dengan upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, yang diantaranya adalah dengan cara mengurangi angka susut teknik yang terjadi. Dan untuk mengurangi angka susut berarti harus tahu informasi yang benar tentang angka susut sesungguhnya yang saat ini terjadi. Untuk itu salah satu jalan adalah database asset panjang jaringan yang dimiliki harus mampu memberi informasi yang lebih benar dalam perhitungan angka susut. Untuk itu diperlukan sebuah purwarupa aplikasi pengelolaan jaringan SUTM 20KV yang mampu memberikan informasi nilai susut teknik, akibat pengaruh panjang jaringan dengan didukung oleh data spatial panjang jaringan SUTM 20KV yang lebih valid dengan memperhatikan faktor kontur/elevasi. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pembuatan Ground Control Point (GCP) Panjang jaringan SUTM 20KV diukur berdasarkan letak tiang JTM yang menyangga jaringan tersebut, sehingga ketelitian posisi koordinat geografis tiang JTM menentukan panjang jaringan SUTMnya C-4-2

3 GCP berfungsi sebagai referensi/kontrol/pengikat dalam proses validasi koordinat geografis tiang JTM. Penentuan lokasi GCP, dipasang merata pada daerahdaerah yang dilalui tiang JTM 20KV dan ditentukan sedemikian rupa sehingga membentuk segitiga-segitiga, dimana jarak sisi-sisinya ditentukan tidak melebihi 10 Km (ZA, Hasanuddin, 2001), selain itu yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi GCP adalah daerahnya harus terbuka dan mudah dijangkau, sehingga memungkinkan signal satelit diterima oleh GPS dengan kuat, dan memudahkan dilakukan pengamatan GPS. Hal harus ini dilakukan agar ketelitian akhir peta dapat memenuhi kriteria ketelitian peta skala 1:2500. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyulang Pujon dan Penyulang Ngantang, sehingga jumlah dan lokasi GCP yang digunakan adalah seperti tertera dalam Tabel 1. Tabel 1 : Nama dan Lokasi GCP No NAMA GCP LOKASI GCP 1. S-1230 Desa Randuagung, Kec. Singosari, Kab.Malang 2. S-2299 Desa Sidorahayu, Kec. Wagir, Kodya Malang 3. TTG-1289 Desa Genengan, Kec. Kebonagung, Kodya Malang 4. DI Desa Terongrejo, Kec. Junrejo, Kab. Malang 5. DI Desa Sumberejo, Kec. Batu, Kab. Batu 6. DI Desa Sukomulyo, Kec. Pujon, Kab. Malang 7. DI Desa Waturejo, Kec. Ngantang, Kab. Malang GCP S-1230, S-2299, dan TTG-1289 adalah GCP yang dibuat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), GCP ini adalah GCP orde -1 yang mempunyai ketelitian centimeter, sedangkan GCP DI sampai dengan 004 adalah GCP turunan orde- 1 yang dibuat dengan metode pengukuran differensial menggunakan GPS Geodetik. Hasil pembuatan GCP setelah di-download ke perangkat lunak ArcMap 9.x seperti terlihat pada gambar 1. Gambar 1 Jaring Segitiga Lokasi GCP C-4-3

4 Analisis dan Koreksi Geometrik Tiang JTM Sesuai dengan fungsinya sebagai referensi/kontrol/pengikat, maka GCP yang telah terbentuk digunakan sebagai referensi/kontrol/pengikat terhadap tiang-tiang JTM disekitar area jaring segitiga GCP. Proses penurunan dan perataan koordinat tiang JTM dalam rangka koreksi geometrik untuk memvalidasi posisi geometriknya, digunakan tools spatial adjustment yang ada pada perangkat lunak ArcMap 9.x. Gambar 2 adalah memperlihatkan hasil proses spatial adjustment yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcMap 9.x, dimana ada pergeseran lokasi data spatial tiang JTM existing (warna biru) dibandingkan dengan data data spatial tiang JTM yan telah dikoreksi geometrik (warna merah). Sehingga dengan demikian jaringan SUTM 20KV yang melewati tiang-tiang JTM tersebut secara otomatis terkoreksi juga panjangnya. Gambar 2 : Posisi Tiang JTM 20kv Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Analisis Spatial Adjusment Pembuatan Purwarupa dengan Menggunakan GIS 3D-ANALYST GIS 3-D Analyst adalah merupakan extenstion dari software ArcScane 9.x yaitu sebuah produk dari produsen perangkat lunak terkemuka ESRI yang mempunyai kemampuan analisis dan visualisasi data-data bereferensi geografis secara tiga dimensi (Kennedy, Heater, 2004 : 21) Kemampuan ArcScene 9.x dalam menganalisis dan mevisualisasikan data spatial secara 3D adalah menjadi salah satu keunggulan perangkat lunak ini, khususnya tentang model analisis kontur permukaan bumi (Bratt Steve, 2004), sehingga sesuai dengan analisis perhitungan panjang jaringan SUTM 20KV yang melewati daerah pegunungan dan perbukitan. Gambar 3 adalah mempelihatkan kemampuan GIS 3-D Analyst dalam menganalisis data kontur/elevasi ke koordinat geografis tiang-tiang JTM yang dilalui oleh SUTM 20KV. Agar didapatkan purwarupa aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, maka dilakukan desain sistem, yang terdiri atas desain fungsional pungguna dan fungsional aplikasi, desain arsitektur sistem, desain antar muka pengguna, dan C-4-4

5 desain infra struktur jaringan komunikasi serta perangkat keras komputer. HASIL PENELITIAN Gambar 3 : Kemampuan GIS 3-D Analyst Purwarupa aplikasi dan data spatial panjang jaringan SUTM 20KV yang dihasilkan dalam penelitian ini, perlu diujicoba kebenarannya. Ada 3 (tiga) contoh kasus yang mungkin akan terjadi pada saat purwarupa ini dipakai didalam bisnis proses yang ada di PLN APJ Malang, ketiga contoh kasus itu adalah sebagai berikut: Menguji kebenaran purwarupa dalam menghitung panjang jaringan SUTM 20KV untuk perhitungan susut teknik SUTM 20KV Bagaimana pengguna dapat melakukan efisiensi panjang terhadap 2 (dua penyulang yang berdekatan Bagaimana pengguna dapat mengetahui kebutuhan panjang jaringan SUTM 20KV untuk pengembangan jaringan kelistrikan. Analisis Hasil Uji Coba Kasus Pertama Contoh kasus pertama adalah bagian dasar dari purwarupa ini, yaitu menghitung panjang jaringan SUTM 20KV akibat faktor kontur/elevasi untuk menentukan angka susut teknik SUTM dimana hasilnya dibandingkan dengan hasil pengukuran panjang jaringan secara manual. Berdasarkan perhitungan purwarupa didapatkan data sebagai berikut : Panjang data existing jaringan SUTM Penyulang Pujon tanpa memperhitungkan kontur/elevasi adalah ,02 meter Panjang data jaringan SUTM Penyulang Pujon dengan memperhitungkan kontur/elevasi adalah ,32 meter C-4-5

6 Sedangkan berdasarkan data hasil pengukuran walkmeter didapatkan data sebagai berikut : Data panjang jalan raya mulai dari GI Sengkaling dan berakhir di tiang akhir penyulang Pujon, sesuai dengan permukaan jalan dan sejajar dengan tiang JTM penyulang Pujon adalah ,23 meter Bila dimasukkan faktor lendutan 1/100 x bentangan kawat konduktor untuk sejumlah 532 tiang JTM penyulang Pujon, didapatkan angka panjang jaringan sebesar ,63 meter Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka kemiripan antara hasil perhitungan purwarupa panjang jaringan 3D dengan hasil pengukuran secara manual, yaitu ,32 meter dan ,63 meter, dibandingkan dengan hasil perhitungan purwarupa dengan menggunakan data existing tanpa memperhitungkan faktor kontur/elevasi yaitu ,02 meter, selisih panjang sebasar 708,3 meter cukup signifikan terhadap nilai susut tekniknya yaitu : Susut panjang 2D = VA atau setara dengan Watt per detik Susut panjang 3D = VA atau setara dengan Watt per detik Hal ini membuktikan bahwa, perhitungan susut teknik jaringan SUTM dengan menggunakan data panjang jaringan existing yang dipakai selama ini menimbulkan adanya perbedaan, karena diabaikannya faktor kontur/elevasi dalam perhitungan panjangnya. Analisis Hasil Uji Coba Kasus Kedua Contoh kasus kedua adalah fungsi purwarupa sebagai tools untuk pengelolaan jaringan SUTM yang diharapkan mampu mengelola secara efisien jaringan SUTM 20KV sehingga dapat mengurangi faktor drop valtage atau tegangan turun akibat terlalu panjangnya jaringan SUTM suatu penyulang. Hal ini diperlihatkan dari hasil uji coba contoh kasus kedua, yaitu sebagai berikut : Data existing panjang jaringan Penyulang R adalah 2.872,62 meter Data existing panjang jaringan penyulang S adalah 2.980,56 meter Bila diperhatikan kedua data existing tersebut, penyulang R memiliki panjang yang lebih pendek dibandingkan dengan penyulang S, tetapi bila dihitung dengan memasukan faktor elevasi/kontur maka data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Data hasil perhitungan purwarupa panjang jaringan Penyulang R adalah 3.697,45meter Data hasil perhitungan purwarupa panjang jaringan Penyulang S adalah 3.126,4meter Berdasarkan data tersebut, maka penyulang R memiliki panjang yang lebih besar, dibandingkan dengan penyulang S, sehingga akan lebih efisien bila pemukiman X disuplai listriknya dari penyulang S, bukan penyulang R. Dengan demikian, maka keluhan Asmendist yang selama ini terjadi didalam mengelola jaringan SUTM guna menurunkan angka susut teknik bisa dilakukan dengan lebih valid, karena penyulang-penyulang yang semula dianggap belum melampaui batas panjang, ternyata setelah diperhitungkan faktor kontur/elevasi maka panjangnya menjadi lebih, sehingga berakibat pada susut teknik yang lebih besar pula. Analisis Hasil Uji Coba Kasus Ketiga Contoh kasus ketiga adalah fungsi purwarupa sebagai tools untuk perencanaan pengembangan jaringan SUTM guna mendapatkan informasi kebutuhan material listrik C-4-6

7 yang lebih mendekati riil. Selama ini data yang diperoleh Asmendist adalah dengan melakukan pengukuran secara manual ke lapangan dan sering terhambat karena daerah yang akan diukur panjangnya, dipisahkan oleh tebing/jurang, petugas survey kesulitan untuk melewati, yang pada akhirnya data lapangan menggunakan perkiraan-perkiraan. Berdasarkan contoh kasus ketiga ini, purwarupa dapat menghitung kebutuhan panjang konduktor yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan kelistrikan dengan memperhitungkan faktor elevasi/kontur, sehingga didapatkan panjang yang lebih riil yaitu sebesar 557,33 meter. Dengan menggunakan purwarupa ini maka, biaya survey lapangan menjadi tidak ada, analisis panjang jaringan cukup dilakukan dengan menggunakan purwarupa dan hasil yang diperolehpun lebih mendekati riil karena memperhitungkan faktor elevasi/kontur untuk menghitung panjang yang melewati permukaan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh sejumlah kesimpulan sebagai berikut : Untuk mendapatkan data spatial panjang jaringan SUTM 20KV yang lebih valid, agar dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan susut teknik yang lebih teliti, maka diperlukan data posisi koordinat tiang JTM 20KV yang lebih presisi dan akurat, terutama karena faktor kontur/elevasi permukaan tanah yang dilalui oleh tiang JTM 20KV. Data posisi koordinat tiang JTM 20KV yang lebih presisi dan akurat, dengan memperhatikan faktor kontur/elevasi, dapat diperoleh dengan cara dilakukan koreksi geometrik pada data existing dengan membuat beberapa titik Ground Control Point (GCP) membentuk jaring segitiga sedemikian rupa, pada daerahdaerah yang dilalui jaringan SUTM 20KV. Proses perhitungan dan analisis data koordinat posisi tiang JTM 20KV dengan titik-titik GCP untuk mendapatkan data spatial panjang jaringan SUTM 20KV yang lebih valid dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcMap ArcEditor 9.1 dan 3D Analyst Penyajian hasil analisis dan perhitungan panjang jaringan SUTM 20KV untuk menentukan susut teknik disajikan dalam sebuah purwarupa, yang dibuat dengan cara customise perangkat lunak ArcScene 9.1 sesuai dengan desain kebutuhan pengguna dan ketersediaan infra struktur perangkat keras serta jaringan komunikasi yang ada. Hasil uji coba terhadap contoh kasus satu membuktikan bahwa perhitungan panjang jaringan yang dilakukan oleh purwarupa bila dibandingkan dengan pengukuran secara manual adalah mendekati angka yang sama yaitu ,32 meter dan ,63. Sedangkan bila dibandingkan dengan menggunakan data existing tanpa memperhitungkan faktor kontur/elevasi adalah ,02 meter, jadi ada selisih panjang sebasar 708,3 meter Hasil uji coba terhadap contoh kasus ketiga, membuktikan bahwa purwarupa ini mampu memberikan salah satu solusi didalam menentukan perencanaan kebutuhan material jaringan pada daerah-daerah yang medan lapangannya sulit dijangkau, dikarenakan faktor pegunungan atau perbukitan. Dengan demikian maka penggunaan purwarupa ini selain untuk menentukan angka susut teknik yang lebih riil, juga bisa digunakan sebagai sumber informasi C-4-7

8 didalam pengelolaan jaringan SUTM 20KV sehingga mampu mendukung keandalan sistem distribusi dan perencanaan pengembangan jaringannya. DAFTAR PUSTAKA Kennedy, Heater, Data in Three Dimensions : A Guide to ArcGIS 3D Analyst, Thomson OnWord Press, 2004 LMK-SPLN, SNI, 2000 : 17, Standarisasi Material/Peralatan Kelistrikan Nasional, 2000 Majalah Infokus PLN : Edisi 52 Th.2005 Ormby, Tim, Getting to Know ArcGIS Desktop, ESRI Press California, 2004 SPLN.18 : 1989, Standarisasi Konstruksi Kelistrikan Nasional, 2000 Whitten, Jeffery L, Metode Desain dan Analisa Sistem, Edisi 6, : Data Peta Topografi Indonesia, Bakosutanal, : Data Jaringan dan Losses per APJ, : teknologi_gps.html, 2006 ZA, Hasanuddin, Pengukuran Posisi Geografis dengan Metode Real Time Kinematik (RTK), Pustaka Utama Grafiti, 2001 C-4-8

BAB I PENDAHULUAN. itu susut pada sistem jaringan tersebut perlu diperhitungkan lebih teliti.

BAB I PENDAHULUAN. itu susut pada sistem jaringan tersebut perlu diperhitungkan lebih teliti. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu sistem tenaga listrik terdapat suatu faktor yang dinamakan faktor rugi-rugi atau penyusutan daya. Penyusutan ini dapat ditemui di berbagai tempat pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada PT. PLN (Persero) Area Cimahi Rayon Padalarang dengan subjek yang diangkat adalah terhadap saluran Jaringan Tegangan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan modern dewasa ini. Dimana energi listrik mempunyai suatu fungsi yang dapat memberikan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI

Lebih terperinci

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO Primanda Arief Yuntyansyah 1, Ir. Unggul Wibawa, M.Sc., Ir. Teguh Utomo, MT. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERNYATAAN.. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN

PERNYATAAN.. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN DAFTAR ISI PERNYATAAN.. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN i ii iii iv vi vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penelitian.....

Lebih terperinci

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV (Desa Pauh Kec. Bonai Darussalam Kab. Rokan Hulu Prov. Riau) Hengki Pradinata 1 *, Ir. Ija Darmana, M.T. 1,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dengan merujuk pada pertanyaan penelitian. Penulis menemukan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam proses penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif yang menganalisa suatu keandalan sistem distribusi 20 kv menggunkan metode RIA (Reliability

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu sistem penyalur energi listrik pada tingkat tegangan yang diperlukan, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu:

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN Suzi Oktavia Kunang 1, Ilman Zuhriyadi 2 Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani 3 Palembang, Sumatera Selatan,Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto Novalina Putri, Putranto; Analisis Perhitungan Losses Pada Jaringan Tegangan Rendah Dengan Perbaikan Pemasangan Kapasitor ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

KOKO SURYONO D

KOKO SURYONO D ANALISIS DROP TEGANGAN SALURAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG WONOGIRI 8 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber energi untuk memperoleh kerja yang berguna adalah kunci dari kemajuan industri yang penting untuk peningkatan taraf hidup yang berkesinambungan bagi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah memerlukan acuan arah dan informasi geospasial. Diperlukan peta dasar pendaftaran dan peta kerja yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Perangkat Keras Setelah alat ukur melewati semua tahap perancangan maka dilakukan berbagai pangamatan dan pengujian pada perangkat keras yang hasilnya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING )

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING ) 3.1 Pengertian AMR (Autaomatic Meter Reading) Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran meter elektronik atau ME

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: yang telah dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: yang telah dilengkapi dengan peralatan printer. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Tugas Akhir Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peta merupakan representasi dari permukaan bumi baik sebagian atau keseluruhannya yang divisualisasikan pada bidang proyeksi tertentu dengan menggunakan skala tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : komputer (leptop) yang telan dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : komputer (leptop) yang telan dilengkapi dengan peralatan printer. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Tugas Akhir Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : 1. Perangkat

Lebih terperinci

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik di jaringan listrik Bengkulu, menuntut suatu sistem tenaga listrik yang mempunyai keandalan dalam penyediaan dan penyaluran dayanya. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. flow chart. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa langkah yaitu studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. flow chart. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa langkah yaitu studi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini meliputi alat dan bahan, lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, cara pengolahan data, analisis data dan penulisan tugas akhir dalam flow chart. Pada prosedur

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA

ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA ANALISIS PENYELAMATAN ENERGI DAN KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DENGAN ADANYA PDKB-TM DI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 2 Sistem Utilitas Distribusi Jaringan Listrik

BAB 2 Sistem Utilitas Distribusi Jaringan Listrik BAB 2 Sistem Utilitas Distribusi Jaringan Listrik Pada bab ini akan diuraikan penjelasan teori sistem informasi utilitas secara umum berikut istilah yang ada dalam sistem utilitas serta tahapan pekerjaan

Lebih terperinci

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kata peramalan pada dasarnya adalah suatu perkiraan tentang suatu kejadian atau keadaan dimasa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa peramalan itu bukan

Lebih terperinci

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Road Map penurunan susut energi telah ditetapkan melalui Visi PT. PLN (Persero) dalam rangka menuju pelayanan penyediaan tenaga listrik kelas dunia (WCS / World Class

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini. Kebutuhan energi listrik suatu daerah semakin tahun terus bertambah

Lebih terperinci

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana Efek Beroperasinya Kabel Laut Bali Nusa Lembongan Terhadap Sistem Kelistrikan Tiga Nusa Yohanes Made Arie Prawira, Ida Ayu Dwi Giriantari, I Wayan Sukerayasa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-399 PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK (Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya)

PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK (Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya) MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO. 1, APRIL 2003 PEMBUATAN DAN ANALISA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK (Studi Kasus: Surabaya Industrial Estate Rungkut di Surabaya) Lilik Jamilatul Awalin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK Beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tenaga listrik

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : yang telah dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODOLOGI PENILITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : yang telah dilengkapi dengan peralatan printer. BAB III METODOLOGI PENILITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian Tugas Akhir Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Faktor pertumbuhan baik itu pertumbuhan ekonomi, industri serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: 1. Perangkat

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini digunakan metodologi yang ditunjukan pada gambar 3.1. Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian 38 39 3.2 Studi Literatur

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan penyediaan listrik mengelola gardu distribusi sebanyak 1.658 buah

Lebih terperinci

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV

TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TEKNIK MANAJEMEN LOSSES ALA KOLONI SEMUT UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI SALURAN DISTRIBUSI 20 KV Julianus Gesuri Daud 1,2 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro, FTI-ITS Surabaya 2 Staf Pengajar

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR RG

SIDANG TUGAS AKHIR RG SIDANG TUGAS AKHIR RG 091536 KAJIAN KETELITIAN PLANIMETRIS CITRA RESOLUSI TINGGI PADA GOOGLE EARTH UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1: 10000 KECAMATAN BANJAR TIMUR KOTA BANJARMASIN NOORLAILA HAYATI 3507100044

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER Widen Lukmantono NRP 2209105033 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir.Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Fani Istiana Handayani * ), Yuningtyastuti, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : (laptop) yang telah dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : (laptop) yang telah dilengkapi dengan peralatan printer. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Tugas Akhir Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk

Lebih terperinci

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING Didik Martono Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura aadjanu@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A703 Analisa Ketelitian Geometrik Citra Pleiades 1A dan Worldview-2 untuk Pembuatan Peta Dasar Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Pusat) Ricko Buana Surya, Bangun Muljo Sukojo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi manajemen infrastruktur telah mengalami kemajuan sangat pesat. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN APJ BANDUNG Periode 23 Mei 1 Juli, 2016 Oleh : Paras Novinda Lidyaza NIM: 1108130005 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di masyarakat kian meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi listrik pada seluruh aspek kehidupan manusia. Energi listrik merupakan

Lebih terperinci

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona) F182 Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona) Theo Prastomo Soedarmodjo 1), Agung Budi Cahyono 1), Dwi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A380 Analisis Metode Delineasi pada Citra Resolusi Tinggi dalam Pembuatan Kadaster Lengkap Arinda Kusuma Wardani, Agung Budi Cahyono, dan Dwi Budi Martono Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan energi-energi lain. Jumlah dan ragam pemakaiannya sudah banyak kita temui dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011 OLEH: AULIA MUSTIKA AKBARI 3507 100 016 DOSEN PEMBIMBING: DR.ING. IR. TEGUH HARIYANTO, MSC. TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Pemerataan atau penyeimbangan beban merupakan salah satu cara untuk menekan losses teknik. Penekanan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yan

Pemerataan atau penyeimbangan beban merupakan salah satu cara untuk menekan losses teknik. Penekanan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu sistem energi listrik, permasalahan rugi-rugi atau losses, merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dan pasti terjadi karena daya yang dibangkitkan selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang kerangka pemikiran dan hipotesa yang akan digunakan untuk penelitian. Pada pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan perlu untuk mengetahui

Lebih terperinci

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO) TUTORIAL I REGISTRASI PETA Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO) A. Dasar Teori Peta dasar yang digunakan sebagai sumber dalam pemetaan yang berupa gambar citra/peta hasil proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara

Lebih terperinci

BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI

BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI BAB III PERAN SISTEM AMR DALAM MENURUNKAN SUSUT / LOSSES DISTRIBUSI Pada bab ini akan dibahas peran sistem AMR dalam upaya penurunan susut / losses distribusi. Perlu kita ketahui manfaat yang dapat diperoleh

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV JURNAL LOGIC. VOL. 13. NO. 2. JULI 2013 121 ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN KAWAT TANAH TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR PADA SISTEM DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV I Nengah Sunaya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN Umar 1* 1,2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani no 1 Kartasura, Jawa Tengah * Email: Umar@ums.ac.id

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING) 3.1. Pengertian AMR (Automatic Meter Reading) AMR (Automatic Meter Reading) adalah teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis. Umumnya, pembacaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07

Lebih terperinci

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI 2016 SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI PT PLN (PERSERO) PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN 2016 Halaman : 2 dari 16 Kegiatan : Pelaksanaan Pekerjaan Survey Potensi PLTM Kananggar & Nggongi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV Pada bab ini akan dibahas analisa perhitungan biaya instalasi saluran udara pada jaringan distribusi berdasarkan besarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6

Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6 Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan Menggunakan Software Etap 12.6 Analisis Rugi Daya Pada Jaringan Distribusi Penyulang Barata Jaya Area Surabaya Selatan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK JTRISTE, Vol.2, No.1, Maret 2015, pp. 46~54 ISSN: 2355-3677 SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK Oleh : Universitas Fajar asmarudhy@gmail.com Abstrak Dalam penelitian ini dirancang perangkat

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

Geographics Information System

Geographics Information System Geographics Information System APA ITU GIS? GIS adalah GIS merupakan kependekan dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Informasi Geografis atau SIg. Teknologi ini

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO 3.1 Latar Belakang Perusahaan Salah satu tujuan berdirinya kantor PLN tingkat Rayon adalah agar dapat menjangkau dan menjadi suatu wadah bagi masyarakat di

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu kabupaten di propinsi Lampung. Ibu kota kabupaten ini terletak di Liwa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT Rahmadhian (1), Ir. Cahayahati, MT (2), Ir. Ija Darmana, MT (2) (1) Mahasiswa dan (2) Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM 3.1 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, dilakukan langkah-langkah awal berupa : pengumpulan bahan-bahan dan data, di antaranya citra satelit sebagai data primer, peta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA) Purwarupa Sistem Informasi Kadaster 3D Berbasis Web (Studi Kasus : Rumah Susun Penjaringan Sari, Kota Surabaya) PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang Sesuai dengan ketentuan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa Bumi, Air dan Kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK Iman Setiono, 1 Galuh Prastyani 2 Jurusan Teknik Elektro Program Diploma III Sekolah Vokasi, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa

Lebih terperinci

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Nurin Hidayati 1, Hery Setiawan Purnawali 2 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang Email: nurin_hiday@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Kajian Updating Peta Menggunakan Data Dasar Citra Satelit Worldview-2 dan Kota Surabaya Skala 1:5000 (Studi Kasus: dan Anyar) Cherie Bhekti

Lebih terperinci

Pengembangan Trafo Distribusi Berdasarkan Pertumbuhan Beban Tahun di UPJ Batang

Pengembangan Trafo Distribusi Berdasarkan Pertumbuhan Beban Tahun di UPJ Batang Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (3), 2010, 87-93 Pengembangan Trafo Distribusi Berdasarkan Pertumbuhan Beban Tahun 2012 2016 di UPJ Batang

Lebih terperinci

Bab VIII. Penggunaan GPS

Bab VIII. Penggunaan GPS Bab VIII. Penggunaan GPS Pengenalan GPS Global Positioning System atau disingkat GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan penyedia listrik untuk umum di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai terjadinya krisis energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT. PLN (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan kewenangan oleh Pemerintah dan diserahi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik

Lebih terperinci

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN JARINGAN DISTRIBUSI DI UPJ RANDUDONGKAL TAHUN

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN JARINGAN DISTRIBUSI DI UPJ RANDUDONGKAL TAHUN APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN JARINGAN DISTRIBUSI DI UPJ RANDUDONGKAL TAHUN 2008-2013 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Elektro Universitas

Lebih terperinci

Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring Lumpur Sidoarjo

Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring Lumpur Sidoarjo JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-266 Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan suatu sistem proteksi handal yang mampu mendeteksi gangguan dan kesalahan yang terjadi pada sistem. Hal ini diperlukan agar

Lebih terperinci

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661 A369 Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech I Gede Brawiswa Putra, Mokhamad Nur Cahyadi Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga listrik disalurkan ke konsumen

Lebih terperinci