KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN. dr. Agung Basuki, M.Kes Pembina Tk.I NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN. dr. Agung Basuki, M.Kes Pembina Tk.I NIP"

Transkripsi

1 Kata Pengantar Pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan sebagai program berkelanjutan yang bertujuan peningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalu mendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Kabupaten Pasuruan. Mengacu pada RPJMD Kabupaten Pasuruan serta Sistem Kesehatan Kabupaten Pasuruan, maka pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta dan pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun rencana strategis secara rinci sebagai acuan pembangunan dalam periode 5 tahun. Dengan rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Perencana, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Tahun telah direviu yang terkait dengan indikator tujuan. Selanjutnya diharapkan semua komponen Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dan semua pihak yang berkepentingan dalam bidang kesehatan dapat memanfaatkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan serta Sistem Kesehatan Kabupaten Pasuruan sebagai acuan dan pedoman dalam merencanakan kegiatan. 1

2 Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN dr. Agung Basuki, M.Kes Pembina Tk.I NIP

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan 10 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Sumber Daya Dinas Kesehatan Kinerja Pelayanan Dinas kesehatan Tantangan dan peluang Pengembangan Pelayanan 62 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah da Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi / Kabupaten/Kota 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan 74 3

4 BAB V 4.2 Tujuan dan sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Strategi dan kebijakan 81 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINRJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana, Program dan kegiatan Indikator kinerja 143 BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 145 BAB VII PENUTUP 147 TABEL 2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS KESEHATAN TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 6.1 INDIKATOR KINERJA DINKES KAB. PASURUAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) merupakan suatu proses secara sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu sampai dengan 5 (lima) tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Tahun menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Kesehatan. Komponen-komponen Renstra ini mengacu pada RPJMD Kabupaten Pasuruan. Renstra Dinas Kesehatan berfungsi sebagai dokumen perencanaan taktisstrategis untuk mengimplementasikan sasaran-sasaran daerah yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten, sekaligus menjabarkan potret permasalahan pembangunan daerah yang menjadi kewenangan satuan kerja yang bersangkutan. Renstra Dinas Kesehatan memuat indikasi daftar program yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan dimaksud secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD, dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi yang dibebankan Pemerintah Kabupaten kepada satuan kerja yang bersangkutan. 5

6 Oleh karena itu, agar organisasi memiliki landasan yang kokoh serta arah yang jelas dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang nantinya mampu menjawab tantangan untuk mewujudkan harapan keberadaannya, maka disusun Rencana Strategis (RENSTRA). Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Tahun menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program Dinas. Komponen-komponen Renstra ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Pasuruan. Renstra Dinas Kesehatan berfungsi sebagai dokumen perencanaan taktis-strategis untuk mengimplementasikan sasaran-sasaran daerah yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemerintah Kabupaten, sekaligus menjabarkan potret permasalahan pembangunan daerah yang menjadi kewenangan satuan kerja yang bersangkutan. Renstra Kesehatan memuat indikasi daftar program yang akan dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan dimaksud secara terencana dan bertahap melalui sumber pembiayaan APBD, dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi yang dibebankan Pemerintah Kabupaten kepada satuan kerja yang bersangkutan, sedangkan untuk kegiatan tahunan dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RENJA) yang proses penyusunannya sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Bagan alur kedudukan Renstra dapat dilihat pada gambar 1.1. berikut ini : 6

7 RPJMD Dokumen RT/RW Dokumen lain RENSTRA SKPD RKPD RENJA tahun I RENJA tahun II II II RENJA tahun III RENJA tahun IV RENJA tahun V 1.2. Landasan Hukum Dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan Tahun 2014 secara normatif memperhatikan hirearki peraturan perundang-undangan sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 6. UU nomor 36 tahun 2009, tentang kesehatan ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 7

8 10. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 11. Peraturan Presiden RI Nomor 39 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2014; 12. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 14. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 15. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 49 Tahun 2016 tentang pedoman teknis pengorganisasian Dinas Kesehatan Daerah. 17. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana strategi Kementerian Kesehatan tahun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur ; 19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun ; 20. Perda Nomor 2 Tahun 2008 Tentang RPJPD Kabupaten Pasuruan ; 21. Peraturan Daerah No. 12 tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pasuruan tahun ; 8

9 22. Peraturan Bupati Pasuruan nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pasuruan Tahun Peraturan Daerah No. 16 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah dan Perbup No. 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinkes Kabupaten Pasuruan Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan tahun , adalah : 1. Sebagai pedoman dan arah bagi Badan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya Periode Untuk mengimplementasikan tujuan dan sasaran Pemerintah Kabupaten sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan ; 3. Menjadi landasan penentuan program dan kegiatan tahunan secara kronologis dan berkelanjutan; 4. Menjamin komitmen terhadap kesepakatan program yang sudah dibahas secara partisipatif antar semua komponen, mulai dari saat penyusunan, penuangan ke dalam Dokumen Renstra hingga penjabarannya ke dalam Rencana Kinerja (Renja) Tahunan dan RAPBD. Adapun tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan adalah agar : 1. Masing-masing komponen Renstra tersusun dengan baik; 2. Keterkaitan antar komponen Renstra Dinas Kesehatan menjadi jelas dan tidak bias ; 9

10 3. Keterkaitan antara komponen Renstra Dinas Kesehatan dengan RPJMD Kabupaten Pasuruan menjadi jelas dan tidak bias Sistematika Penulisan Perencanaan Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Hukum. 1.3 Maksud dan Tujuan. 1.4 Sistematika Penulisan. BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi DINAS KESEHATAN 2.2 Sumber Daya DINAS KESEHATAN 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi DINAS KESEHATAN 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah DINAS KESEHATAN Strategi dan Kebijakan BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP 10

11 BAB II GAMBARAN LAYANAN DINAS KESEHATAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan merupakan salah satu unsur perangkat Daerah yang mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pembangunan dibidang Kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas maka Dinas Kesehatan ini mempunyai fungsi : 1. perumusan kebijakan di bidang kesehatan; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan; 3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan; 4. pelaksanaan administrasi dinas di bidang kesehatan; dan 5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan dalam pelaksanaannya Dinas Kesehatan dibagi atas satu Sekretariat dan empat Bidang yang masing masing mempunyai fungsi dan tugas pokok tersendiri, sebagai berikut : SEKRETARIAT Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. Untuk melaksanakan tugasnya, Sekretaris mempunyai fungsi: a. pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. pengelolaan administrasi kepegawaian; 11

12 c. pengelolaan administrasi keuangan; d. pengelolaan administrasi perlengkapan dan barang milik daerah; e. pengelolaan urusan rumah tangga dinas; f. pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan; g. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu; h. pengelolaan administrasi dinas di bidang kesehatan; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi serta tatalaksana; dan j. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Sekretaris membawahi : a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c. Sub Bagian Keuangan. a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan, mempunyai tugas: 1) menyiapkan bahan dan penghimpunan data serta koordinasi penyusunan program; 2) menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengolahan data; 3) menyiapkan bahan dan pelaksanaan perencanaan program; 4) menyiapkan bahan dan laporan pelaksanaan program; 5) menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring serta evaluasi pelaksanaan program; 6) menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan anggaran program; 12

13 7) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan dan pengelolaan administrasi umum serta kepegawaian 2) menyiapkan bahan dan pengelolaan tata naskah dinas serta tata kearsipan; 3) menyiapkan bahan dan pengelolaan rumah tangga dinas; 4) menyiapkan bahan dan pengelolaan perlengkapan serta aset; 5) menyiapkan bahan dan monitoring serta evaluasi pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian; 6) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. c. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan; 2) menyiapkan bahan dan pelaksanaan pengelolaan gaji pegawai; 3) menyiapkan bahan dan koordinasi penyelesaian rekomendasi hasil pengawasan; 4) menyiapkan bahan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi keuangan; dan 5) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 13

14 2.1.2 BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerjadan kesehatan olah raga. Untuk melaksanakan tugas Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi : a. penyusunan kebijakan operasional di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerjadan kesehatan olah raga; b. pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga; c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerjadan kesehatan olah raga; d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerjadan kesehatan olah raga. e. pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Kepala Dinas. 14

15 Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi : a. Seksi Kesehatan keluarga dan gizi masyarakat b. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat c. Kesehatan lingkungan, kesehatan kerjadan kesehatan olah raga. a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat mempunyai tugas: 1) menyiapkan bahan perencanaan program dan kebijakasanaan teknis operasional pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, anak, remaja dan usia lanjut (usila) dan teknis medis pelayanan keluarga berencana, serta program gizi. 2) menyiapkan bahan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, prosedur tetap, manual pelaksanaan mengenai kesehatan ibu, bayi, balita, anak, remaja dan usia lanjut (usila) dan teknis medis pelayanan keluarga berencana serta program gizi. 3) menyiapkan bahan melaksanakan pembinaan, pemantauan dan pengendalian penerapan kebijakan, pelaksanaan pedoman, standar dan pengelolaan program kesehatan ibu, bayi, balita, anak, remaja dan usia lanjut (usila)dan teknis medis pelayanan keluarga berencana serta program gizi. 4) menyiapkan bahan melaksanakan fasilitasi program kesehatan ibu, bayi, balita, anak, remaja dan usia lanjut (usila) dan teknis medis pelayanan keluarga berencana serta program gizi. 5) menyiapkan bahan melaksanakan evaluasi kesehatan ibu, bayi, balita, anak, remaja dan usia lanjut ( usila) dan teknis medis pelayanan keluarga berencana serta program gizi. 15

16 6) menyiapkan bahan Menyelenggarakan sistem kewaspadaan dini gizi masyarakat. 7) menyiapkan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak swasta tentang program kesehatan ibu, bayi, balita, anak, remaja dan usia lanjut (usila) serta perbaikan gizi masyarakat. 8) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala bidang. b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas: 1) menyiapkan perumusan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat; 2) menyiapkan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat; 3) menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat; 4) menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat; 16

17 5) menyiapkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi sumber daya promosi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat; dan 6) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala bidang. c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Kesehatan Olah Raga mempunyai tugas : 1) menyiapkan perumusan kebijakan operasional di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan makanan & minuman, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan pestisida limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan kerja, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 2) melaksanakan kebijakan kebijakan operasional di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan makanan & minuman, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan pestisida limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan kerja, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 3) memberikan bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan pestisida limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan kerja, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; 17

18 4) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan pestisida limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans kesehatan kerja, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (P2P) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa; Untuk melaksanakan tugas Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi: a. penyusunan kebijakan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik dan penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa dan NAPZA; b. pelaksanaan kebijakan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik dan penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa dan NAPZA; c. pelaksanaan koordinasi di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik dan penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa dan NAPZA; 18

19 d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik dan penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika dan NAPZA; e. pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak menular, upaya kesehatan jiwa dan NAPZA; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit membawahi: a. surveilans dan imunisasi b. pencegahan dan pengendalian penyakit menular c. pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa a. Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan penyusunan kebijakan operasional di bidang respon Kejadian Luar Biasa dan wabah, kewaspadaan dini, deteksi dan intervensi penyakit infeksi emerging, karantina kesehatan, imunisasi, kesehatan haji, penanggulangan krisis kesehatan 2) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang respon Kejadian Luar Biasa dan wabah, kewaspadaan dini, deteksi dan intervensi penyakit infeksi emerging, 19

20 karantina kesehatan, imunisasi, kesehatan haji, penanggulangan krisis kesehatan 3) menyiapkan bimbingan teknis dan supervisi di bidang respon Kejadian Luar Biasa dan wabah, kewaspadaan dini, deteksi dan intervensi penyakit infeksi emerging, karantina kesehatan, imunisasi, kesehatan haji, penanggulangan krisis kesehatan 4) pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang respon Kejadian Luar Biasa dan wabah, kewaspadaan dini, deteksi dan intervensi penyakit infeksi emerging, karantina kesehatan, imunisasi, kesehatan haji, penanggulangan krisis kesehatan 5) menyiapkan bahan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang respon Kejadian Luar Biasa dan wabah, kewaspadaan dini, deteksi dan intervensi penyakit infeksi emerging, karantina kesehatan, imunisasi, kesehatan haji, penanggulangan krisis kesehatan 6) melaksanakan administrasi bidang Surveilans dan Imunisasi 7) melaksanakantugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai fungsi : 1) menyiapkan bahan penyusunan kebijakan surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan penyakit zoonotik, 20

21 2) melaksanakan kebijakan surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan penyakit zoonotik, 3) menyiapkan bahan norma, standar, prosedur dan kriteria surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan penyakit zoonotik, 4) memberikan bimbingan teknis dan supervisi surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan penyakit zoonotik, 5) melaksanakan evaluasi dan pelaporan surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan penyakit zoonotik. 6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang. c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan penyusunan perencanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 2) menyiapkan bahan rumusan kebijakan program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 21

22 3) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 4) menyiapkan bahan rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 5) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 6) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 7) menyiapkan bahan koordinasi tentang program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; 8) menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut, serta kesehatan jiwa dan NAPZA; dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. 22

23 2.1.4 BIDANG PELAYANAN KESEHATAN Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, serta pelayanan kesehatan tradisional; Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : a. penyusunan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan tradisional dan jaminan kesehatan; b. pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan tradisional fasilitas pelayanan kesehatan, mutu dan akreditasi, kecelakaan lalu-lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan, dan jaminan kesehatan; c. pelaksanaan koordinasi di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan tradisional fasilitas pelayanan kesehatan, mutu dan akreditasi, kecelakaan lalu-lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan jaminan kesehatan; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi, di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan tradisional fasilitas pelayanan kesehatan, mutu dan akreditasi, kecelakaan lalu-lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan serta jaminan kesehatan; e. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, 23

24 pelayanan kesehatan tradisional fasilitas pelayanan kesehatan, mutu dan akreditasi, kecelakaan lalu-lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan jaminan kesehatan; dan f. pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi : a. pelayanan kesehatan primer b. pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, c. pelayanan kesehatan tradisional; a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program pelayanan kesehatan primer dan koordinasi meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan fasilitas pelayanan kesehatan primer di semua wilayah termasuk daerah perbatasan ; 2) menyiapkan bahan rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pelayanan kesehatan primer dan koordinasi meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan fasilitas pelayanan kesehatan primer di semua wilayah termasuk daerah perbatasan ; 3) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk 24

25 teknis serta prosedur tetap program pelayanan kesehatan primer meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan fasilitas pelayanan kesehatan primer di semua wilayah termasuk daerah perbatasan ; 4) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi program pelayanan kesehatan primer meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan fasilitas pelayanan kesehatan primer di semua wilayah termasuk daerah perbatasan ; 5) menyiapkan bahan koordinasi tentang program pelayanan kesehatan primer meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan fasilitas pelayanan kesehatan primer di semua wilayah termasuk daerah perbatasan ; 6) menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program pelayanan kesehatan primer meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan fasilitas pelayanan kesehatan primer di semua wilayah termasuk daerah perbatasan ; 7) menyiapkan bahan koordinasi dan melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan; 8) menyiapkan bahan penyusunan rekomendasi perizinan untuk fasilitas pelayanan kesehatan primer; 9) menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang jaminan kesehatan primer; dan 25

26 10) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai fungsi : 1) menyiapkan bahan penyusunan perencanaan program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 2) menyiapkan bahan rumusan kebijakan program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 3) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk faisilitas mutu dan akreditasinya; 4) menyiapkan bahan rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan rujukan dan 26

27 pemantauan rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 5) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumahsakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 6) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 7) menyiapkan bahan koordinasi program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu termasuk Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan, dan pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumah sakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 8) menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan program pelayanan medik dan keperawatan, penunjang, gawat darurat terpadu, kecelakaan lalu lintas, penanggulangan bencana bidang kesehatan dan pengelolaan 27

28 rujukan dan pemantauan rumah sakit, serta rumahsakit pendidikan termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 9) menyiapkan bahan penyusunan rekomendasi perizinan untuk fasilitas pelayanan kesehatan rujukan; 10) menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pemantauan dan evaluasi Unit Transfusi Darah; 11) menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang jaminan kesehatan rujukan; dan 12) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional mempunyai fungsi : 1) menyiapkan bahan penyusunan perencanaan program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 2) menyiapkan bahan penyusunan rumusan kebijakan program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 3) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 4) menyiapkan bahan rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 5) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk 28

29 teknis serta prosedur tetap program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integras termasuk fasilitas mutu dan akreditasinyai; 6) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 7) menyiapkan bahan koordinasi tentang program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; 8) menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan evaluasi, dan pelaporan program pelayanan kesehatan tradisional empiris, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitas mutu dan akreditasinya; dan 9) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta Sumber Daya Manusia Kesehatan; Untuk melaksanakan tugas mempunyai fungsi : Bidang Sumber Daya Kesehatan a. penyusunan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan; b. pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan; 29

30 c. pelaksanaan koordinasi di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan; e. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan di bidang kefarmasian, alat kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan; dan f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahi: a. Kefarmasian b. Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) c. Sumber Daya Manusia Kesehatan; a. Seksi Kefarmasian mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan penyusunan perencanaan program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 2) menyiapkan bahan kebijakan tentang program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 3) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 30

31 4) menyiapkan bahan rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 5) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pembinaan dan pengendalian tata kelola produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 6) menyiapkanbahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 7) menyiapkan bahan pemantauan, pembinaan, pengendalian dan evaluasi tata kelola produksi dan distribusi obat publik obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 8) menyiapkan bahan koordinasi tentang tata kelola, produksi dan distribusi obat publik, obat tradisional, kosmetika, makanan dan pelayanan kefarmasian; 9) menyiapkan bahan perencanaan, pengadaan, pengelolaan serta pelaporan obat, obat program kesehatan, obat untuk penanggulangan Kejadian Luar Biasa dan Bencana, dan obat yang bersifat insidentil; 10) mendampingi tinjauan lokasi dalam rangka rekomendasi penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi cabang dan 31

32 izin produksi dan distribusi usaha kecil obat, obat tradisional tradisional dan kosmetik ; 11) memberikan ijin produksi usaha mikro obat tradisional (UMOT) 12) penerbitan izin apotek, toko obat, dan 13) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. b. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mempunyai tugas : 1) menyiapkan bahan penyusunan perencanaan program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 2) menyiapkan bahan kebijakan tentang program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 3) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 4) menyiapkan bahan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 5) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program pembinaan dan 32

33 pengendalian tata kelola, Produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 6) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi program pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 7) menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, pembinaan, pengendalian dan evaluasi tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 8) menyiapkan bahan koordinasi tentang tata kelola, produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 9) melaksanakan pengawasan terhadap produksi dan distribusi produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga; 10) mendampingi tinjauan lokasi dalam rangka rekomendasi penerbitan pengakuan cabang Penyalur Alat Kesehatan; dan 11) penerbitan izin toko alat kesehatan dan optikal 12) penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga; 13) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas : 33

34 1) menyiapkan bahan penyusunan perencanaan program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 2) menyiapkan bahan kebijakan tentang program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 3) menyiapkan bahan pelaksanaan kebijakan program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 4) menyiapkan bahan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 5) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan sosialisasi kebijakan, pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta prosedur tetap program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 6) menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi program perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 7) menyiapkan bahan pemantauan, pembinaan dan pengendalian perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 8) menyiapkan bahan koordinasi tentang perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 9) menyiapkan bahan penyusunan peta sumberdaya manusia 34

35 kesehatan; 10) menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan, pengawasaan, pembinaan, evaluasi, dan pelaporan bidang perencanaan, pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia kesehatan; 11) menyiapkan bahan fasilitasi kebijakan teknis dan standarisasi tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan, dan pengembangan jabatan fungsional; 12) menyiapkan bahan koordinasi registrasi tenaga kesehatan; 13) menyiapkan bahan koordinasi penilaian angka kredit jabatan fungsional rumpun kesehatan; 14) melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) perizinan tenaga kesehatan ; 15) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No. 16 Tahun 2016 dan Perbup No. 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Dalam menjalankan tugasnya Kepala Dinas dibantu oleh satu orang Sekretaris dan 4 (empat) orang kepala Bidang, yaitu : a. Bidang Kesehatan Masyarakat b. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit c. Bidang Pelayanan Kesehatan d. Bidang Sumber Daya Kesehatan e. Sekretariat Bagan Organisasi Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut : 35

36 36

37 Gambar 1. Bagan Organisasi Dinas Kesehatan. KEPALA DINAS KESEHATAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM & ANGGARAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN & PERLENGK BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI MASYARAKAT SEKSI SURVEILANS & IMUNISASI SEKSI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER SEKSI KEFARMASIAN SEKSI PROMOSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKSI PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR SEKSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN SEKSI ALKES & PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA SEKSI KESLING, KESKER & KESEHATAN OLAH RAGA SEKSI PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR & KESEHATAN JIWA 37 SEKSI PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN UPTD

38 2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan 1. Sumber Daya Manusia Susunan kepegawaian Dinas Kesehatan dapat dikelompokkan menurut golongan kepangkatan, tingkat pendidikan. a. Menurut golongan kepangkatan, pegawai Dinas Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi : Golongan IV, sebanyak : 31 orang Golongan III, sebanyak : 562 orang Golongan II, sebanyak : 534 orang Golongan I, sebanyak : 35 orang b. Menurut tingkat pendidikan, pegawai Dinas KESEHATAN dapat dikelompokkan menjadi : STATUS KEPEGAWAIAN NO TINGKAT PENDIDIKAN PNS KONTRAK PTT JUMLAH 1 S S D SLTA SLTP SD JUMLAH Sumber : Subag Kepegawaian Dinkes Kabupaten Pasuruan c. Menurut tingkat dan jenis pendidikan, pegawai Dinas KESEHATAN dapat dikelompokkan menjadi : PENDIDIKAN NO TINGKAT JENIS PNS KONTRAK PTT JUMLAH 1 S2 Kesehatan 5 5 Umum S1 Dr Drg

39 Apt 9 9 SKM ST Analis 1 1 Gizi 2 2 Perawat Bidan 5 5 Umum D3 Akper AKL Akzi AKG AAK ATEM 2 2 Apro 5 5 Akfis 4 4 Akbid Farmasi Rekam Medik 1 1 Umum SLTA SPRG SPPH 5 5 Bidan SPK SMAK 7 7 SMF SPAG Pekkes Umum SLTP PKU/C 7 7 Pekkes 1 1 Umum SD SD JUMLAH Sumber : Subag Kepegawaian Dinkes Kabupaten Pasuruan d. Menurut eselon, pegawai Dinas KESEHATAN dapat dikelompokkan menjadi : Eselon II, sebanyak : 1 orang Eselon III, sebanyak : 5 orang Eselon IV, sebanyak Fungsional, sebanyak : 82 orang : 651 orang 39

40 Non Eselon dan non fungsional, sebanyak : 423 orang Pejabat eselon IV, sebanyak 69 orang berada di UPTD Kesehatan Puskesmas, Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan juga berada di Laboratorium Kesehatan Daerah, begitu juga tenaga fungsional menyebar di 33 UPTD kesehatan Puskesmas. Penempatan jumlah tenaga disesuaikan dengan besar kecilnya wilayah kerja UPTD kesehatan. 2. Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan menempati ruangan/gedung seluas 1.713,32 m2, menggunakan fasilitas kendaraan dinas sebanyak 288 unit dengan rincian sebagai berikut : Kendaraan roda 4 (empat) 49 unit Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 238 unit Untuk menunjang kegiatan administratif Dinas Kesehatan didukung oleh fasilitas komputer sebanyak 49 unit di kantor dinas kesehatan dan 126 unit di UPTD kesehatan Puskesmas, UPTD Kesehatan POP-PK (Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan) sebanyak 6 unit, UPTD Kesehatan Laboratorium Kesehatan Daerah sebanyak 3 unit, Telephon 3 saluran di kantor dinas kesehatan dan 35 saluran di UPTD kesehatan Puskesmas, PABX (interkom) sebanyak 8 saluran, faxcimile 2 saluran dan speedy internet 2 unit, LCD sebanyak 17 unit. Ketersediaan fasilitas perlengkapan kerja tersebut dinilai cukup memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagian pejabat dan pegawai dijajaran Dinas Kesehatan. 40

41 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Target Target Renstra SKPD tahun ke- Realisasi capaian tahun ke- Rasio capaian pada tahun ke- No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK indikator lainnya I Pelayanan kesehatan dasar 1 Cakupan kunjungan Bumil K ,91 0,95 0,97 0,97 0,97 2 Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani ,00 1,11 0,87 1,06 1,14 3 Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes ,97 1,00 1,02 1,08 1,10 yg memiliki kompetensi kebidanan 4 Cakupan pelayanan nifas ,02 1,06 1,11 1,09 1,06 5 Cakupan neonatal dg komplikasi yg ditangani ,70 0,18 1,25 1,24 1,27 6 Cakupan kunjungan bayi ,02 1,00 1,01 1,03 1,09 7 Cakupan desa / kelurahan UCI ,00 1,38 0,84 0,87 0,87 8 Cakupan pelayanan anak balita ,62 0,86 0,68 0,68 0,72 9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pd anak usia 6-24 bulan keluarga miskin ,00 1,00 1,00 1,00 0,96 10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan ,00 1,00 1,00 0,99 1,00 11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat ,69 1,00 0,40 0,97 0,64 12 Cakupan peserta KB aktif ,89 1,30 1,01 1,20 1,26 13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Cakupan penemuan kasus AFP b. Cakupan penemuan penderita Pneumonia balita ,93 0,66 0,12 0,14 41

42 c. Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif ,88 1,18 1,11 0,66 0,62 d. Cakupan penderita DBD yang ditangani ,65 1,18 1,11 1,05 1,00 e. Cakupan penemuan penderita diare ,25 1,18 1,11 1,05 0,96 14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin , II Pelayanan kesehatan rujukan 1 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ,25 0,08 0,59 0,56 0,54 2 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 - yg harus diberikan sarana kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten ,25 0,04 0,04 1,00 III Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB 1 Cakupan des / kelurahan mengalami KLB yg - dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam ,25 1,11 1,05 1,00 IV Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 1 Cakupan desa siaga aktif ,77 0,77 0,74 0,90 0,90 42

43 1. Kondisi umum yang berkaitan dengan indikator status derajat kesehatan di Kabupaten Pasuruan seperti Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Gizi masyarakat adalah sebagai berikut : a. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 sebanyak 9,51 per 1000 kelahiran hidup mengalami peningkatan jika dibanding tahun 2011 yang mencapai 6,88 bayi per 1000 kelahiran hidup, maka AKB mengalami peningkatan sebanyak 2,63 per 1000 kelahiran hidup. Namun demikian, capaian tahun 2012 dibandingkan target maksimal Indonesia Sehat 2010 yaitu sebanyak 40 bayi dari kelahiran hidup serta angka kematian bayi Indonesia (SDKI 2003) sebesar 35 per kelahiran hidup masih dibawah angka nasional tersebut. Pada Tahun 2012 ini indikator kematian bayi tidak hanya untuk kematian neonatal tetapi juga bayi usia 1 tahun. Dari jumlah kematian bayi sebanyak 230, terdapat 188 (81,74%) merupakan kematian neonatal dan 42 (18,26%) kematian bayi. Tahun Angka Kematian Bayi (per KH) Kelahiran Hidup Kematian Bayi Angka Kematian Bayi Th ,47 Th ,94 Th ,46 Th ,88 Th ,51 Target MDG 23 Sumber : LKPJ Tahun

44 Sumber : LKPJ Tahun 2012 Penyebab kematian terbesar adalan karena BBLR ( Bayi Berat Lahir Rendah) sebanyak 52 kass (22,61% ), Asfiksi sebayak 52 kasus (22,61%), peyebab kematian karena infeksi sebanyak 41 kasus, kelainan kongenital bawaan sejumlah 31 kasus, trauma 2 kasus dan penyebab lainnya 12 kasus. Hal ini disebabkan kualitas pemeriksan kehamilan kurang baik (ANC kurang berkualitas) data pemeriksaan kehamilan ke 1 (K1) telah tercapai 101,85% namun ibu hamil tdak diawasi sampi dengan ANC K4 yang baru mencapai 92,07% (target 95%). Sehingga apabila kualitas ANC kurang baik secara otomatis kehamilanibu tidak terpantau dengan baik. Kasus BBLR ini bisa terpantau dan di tingkatkan berat badan bayi tersebut apabila pemeriksaan kehamilan dilakukan secara rutin dan berkualitas serta ibu hamil tersebut selalu mendapatkan penyuluhan. Penyebab kematian bayi karena asfiksia, bayi harus mendapatkan penangganan asfiksia oleh bidan dengan menggunakan peralatan yang memadai maka dari pada itu perlu 44

45 adanya peningkatan peralatan pada tiap-tiap bidan dan juga perlu adanya komunikasi secara intens dengan dokter spesialis anak yang keberadaannya pada RSUD Bangil, maka perlu adanya jejaring dengan RSUD Bangil agar bayi asfiksia bisa tertangani dengan baik sebelum dirujuk ke RSUD Bangil. Penolong persalinan terbanyak masih ditolong oleh bidan sebanyak 119 kasus (51,74%), persalinan ditolong oleh dok ter 105 kasus (45,65%) dan untuk persalinan yang ditolong dukun sebanyak 6 kasus (2,6%). Bila dilihat dari cakupan pertolongan persalinan sebanyak 99,44% dari target 95%, maka perlu ditingkatkan kualitas pertolongan persalinan serta penangganan gawat darurat bayi oleh bidan dan sistem rujukan yang baik dengan Puskesmas, PONED dan RSUD. Namun demikian ternyata bayi yang mengalami kematian tersebut tersebut telah mengalami proses rujukan ke Rumah Sakit. Dari 230 bayi yang meninggal sebanyak 140 (60,87%) kasus kematian terjadi di RSUD Bangil, 33 (14,35%) kasus kematian terjadi di RSSA Malang, 29 Kasus (12,61%) kematian terjadi di Rumah Sakit Kota Pasuruan, 14 kasus kematian terjadi di Rumah Sakit lainnya, 9 kasus kematian bayi terjadi di rumah, 3 kasus kematian terjadi di Bidan praktek dan 2 kasus kematian bayi terjadi di perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa bidan sudah merujuk ke RSUD Bangil, namun kemungkinan penangganan bayi dengan BBLR dan Asfikasia di RSUD Bangil perlu ditingkatkan agar kematian bayi di Kabupaten Pasuruan dapat dicegah dan AKB dapat diturunkan. b. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) per Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan digunakan untuk mengetahui keselamatan ibu yang diperoleh dengan perhitungan jumlah kasus 45

46 kematian ibu dibanding dengan jumlah kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) nasional (SDKI tahun 2003) sebesar 307 per kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2012 sebesar 111,68 per kelahiran hidup (2 7 kasus). Meningkat jika dibanding tahun 2011 sebesar 88,02 per kelahiran hidup (21 kasus), maka mengalami peningkatan sebesar 76,34 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut lebih baik dibandingkan angka nasional sebesar 150 per kelahiran hidup. Tahun Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu Melahirkan Kematian Ibu Melahirkan Angka Kematian Ibu Melahirkan Th ,24 Th ,62 Th ,98 Th ,34 Th ,68 Target MDG 102 Sumber : LKPJ Tahun 2012 Sumber : LKPJ Tahun

47 Peningkatan angka ini disebabkan karena beberapa kasus yaitu: 1) Penyebab Kematian Dari sejumlah kematian ibu sebanyak 27 orang, 13 (48,15%) orang dikarenakan keracunan kehamilan (pre ek lamsi dan eklamsi), sebanyak 6 (22,22%) orang dikarenakan pendarahan dan penyebab lainnya adalah ibu menderita asma, gagal nafas, gagal jantung, kanker payudara, HIV, dan kanker darah sebanyak 6 orang dan 1 orang dikarenakan infeksi. Keracunan kelahilan dapat diketahui selama kehamilan, sehingga apabila kualitas pemeriksaaan kehamilan baik maka dapat terdeteksi jika ada gejala preklamsi dan eklamsi. Saat ini kualitas ANC (Ante Natal Care)/Pemeriksaan Kehamilan kurang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan ibu hamil yang seharusnya diperiksa 4 kali (K4) hanya mencapai 92,07% sedangkan targetnya 95%. Pemeriksaan (K4) yang berkualitas adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin, pada trimester 1 sebanyak 1 kali, pada trimester 2 sebanyak 1 kali dan pada trimester 3 sebanyak 2 kali. 2) Penolong Persalinan Berdasarkan penolong persalinan, dari 27 kematian ibu hamil 20 (74,07%) diantaranya ditolong oleh Dokter Spesialis Kandungan, 4 (14,81%) orang ditolong oleh Bidan, 1 orang ditolong oleh keluarganya, 1 orang ditolong oleh dukun bayi dan 1 orang ditolong oleh dokter umum. Hal ini sebenarnya bila bidan mendapatkan pasien yang mengalami penyakit, para bidan lansung memberikan rujukan kepada Dokter Spesialis Kandungan, namun para pasien tersebut terlambat dalam hal merujuknya. Untuk mengatasi hal tersebut 47

48 harus ada komunikasi antara bidan dan dokter spesialis kandungan agar sebelum dirujuk sudah dilakukan pertolongan awal serta adanya sistem jejaring rujukan antara bidan, Puskesmas Poned dan RSUD. 3) Tempat Persalinan Berdasarkan tempat kematian ibu bersalin, maka sebanyak 11 orang ibu bersalin meninggal di RSUD Bangil, 5 orang meninggal di RSSA Malang dan 4 orang di oerjalanan. Melihat beberapa kasus yang terjadi maka penangganan cepat di RSUD Bangil harus ditingkatkan kemabli serta rujukan berjenjang harus di jalankan agar tidk terjadi kterlambatan penangganan dan keterlambatan mengirim pasien. c. Persentase Balita dengan gizi buruk Indikator ini menggambarkan kasus gizi buruk pada balita pada waktu tertentu dihitung berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) dan tanda-tanda tersangka kasus gizi buruk. Diperoleh dengan mengukur persentase jumlah balita dengan gizi buruk terhadap jumlah balita yang ada di Kabupaten Pasuruan. Jumlah balita dengan gizi buruk pada tahun 2012 sebesar 0,09% atau sebanyak 85balita dari balita yang diperiksa di Kabupaten Pasuruan. Jika dibandingkan dengan realisasi 2011 sebesar 0,12% atau 114 balita dari balita yang diperiksa mengalami penurunan sebesar 0,03%. Capaian ini lebih baik dari target tahun 2011 yaitu <5% dan target yang ditetapkan Departemen Kesehatan dalam Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu sebesar < 5%. 48

49 Perkembangan kegiatan tahun 2008 s/d 2013dapat dilihat pada tabel berikut : Tahun Kondisi Balita di Kabupaten Pasuruan Jumlah Balita Balita Dengan Gizi Buruk % Balita Dgn Gizi Buruk Th ,13% Th ,19% Th ,14% Th ,12% Th ,09% Target < 5 % Sumber : LKPJ Tahun 2012 Sumber : LKPJ Tahun Kondisi umum yang berkaitan dengan indikator pelayanan kesehatan di Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut : a. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Indikator ini menggambarkan bahwa ibu hamil yag mengalami komplikasi pada waktu hamil dilakukan penanganan dan perawatan kebidanan. Diperoleh dengan membandingkan jumlah komplikasi 49

50 kebidanan yang mendapat penanganan definitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Capaian komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2012 mencapai 91,06% naik sebesar 6,06% dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 85%. Kenaikan penanganan tersebut diatas terjadi karena adanya deteksi dini terhadap bumil risti oleh bidan sebesar 20,08%, kesadaran masyarakat terhadap bahaya kehamilan, persalinan dan nifas dan meningkatnya system rujukan terlaksananya rujukan berjenjang dan berencana lebih baik Terjadi Peningkatan dibandingkan dengan realisasi 2011 mencapai 85,90%, hal ini pada dasarnya semua ibu hamil dengan komplikasi sudah ditangani dan dirujuk ke rumah sakit atau ke Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Dasar) oleh karena system rujukan terlaksananya dengan baik. Data cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada table berikut : Tahun Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif (Orang) Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan (Orang) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani (%) , , ,06 Target komplikasi kebidanan yang ditangani 85 menurut Standar Minimal Pelayanan (SPM) bidang kesehatan Sumber : LKPJ Tahun

51 Perkembangan Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 85,90% 91,06% 100,00% 69,29% 50,00% 0,00% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber data: Dinas Kesehatan Sumber : LKPJ Tahun 2012 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dipengaruhi beberapa faktor antara lain: 1) Pembinaan teknis kebidanan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan serta dokter spesialis anak kepada dokter dan bidan. 2) Pelaksanaan dan evaluasi program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. 3) Evaluasi PPWS-KIA. b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Indikator ini menggambarkan bahwa pertolongan persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Indikator ini diperoleh dengan membandingkan jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Realisasi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan tahun 2012 mencapai 99,44%, 51

52 dari target sebesar 95%. Jika dibandingkan dengan realisasi 2011 yang sebesar 95,95%, realisasi 2012 mengalami peningkatan sebesar 3,49%. Kenaikan persalinan oleh tenaga kesehatan tersebut diatas dikarenakan: 1) Adanya dana jampersal sehingga masyarakat terbantu biaya persalinan di tenaga kesehatan. 2) Bidan Praktek Swasta yang melaksanakan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Dinas Kesehatan tentang pelayanan jampersal cukup banyak (313 dari 510 bidan melaksanakan PKS). 3) Jumlah dukun bayi semakin berkurang. Data Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebagaimana table dan gambar di bawah ini : Tahun Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Orang) Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin (Orang) Cakupan Pertolongan Persalinan (Orang) , , ,44 Target pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memilki kompetensi kebidanan menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Sumber : LKPJ Tahun

53 100,00% 98,00% Perkembangan Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan 96,00% 94,00% 92,00% 99,44% 95,95% 94,62% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber data: Dinas Kesehatan Sumber : LKPJ Tahun 2012 Kenaikan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan tersebut diatas didukung dengan beberapa kegiatan antara lain : 1) Sosialisasi jampersal ke masyarakat. 2) Memfasilitasi Bidan Praktek Swasta untuk melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan tentang pelayanan jampersal. 3) Pembinaan bagi dukun bayi. c. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI). Indikator ini menunjukkan desa/kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi anak secara lengkap. Pada tahun 2012, dari 365 desa/ kelurahan yang ada, 253 desa/kelurahan atau 69,32% telah UCI. Jika dibandingkan dengan realisasi 2011 sebesar 65,75% atau 240 desa maka capaian 2012 mengalami peningkatan sebesar 3,57%. Sedangkan bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 100% cakupan UCI desa di Kabupaten Pasuruan masih dibawah target. Hal ini disebabkan antara lain : 53

54 1) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadp pentingnya imunisasi 2) Terjadinya penolakan karena takut efek samping vaksinasi dan ragu kehalalan vaksin, di desa non UCI sebanyak 111 Desa (30%) 3) Tingkat mobilitasi penduduk migrasi dan ibu sibuk di daerah industri (Pandaan, Beji, Gempol, Sukorejo, Bangil) 20,8% Kecamatan. Data desa yang telah dilaksanakan UCI tahun sebagaimana tabel berikut: Tahun Jumlah Desa/Kelurahan UCI (Desa/Kel) Jumlah Desa/Keluraha n (Desa/Kel) Cakupan desa/kel. UCI (%) , , ,32 Target desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Sumber : LKPJ Tahun Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) dapat dilihat pada gambar berikut: Perkembangan Cakupan Desa / Kel. Universal Child Immunization 75,00% 70,00% 73,15% 65,75% 69,32% 65,00% 60,00% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : LKPJ Tahun 2012 Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan UCI adalah melalui : 54

55 1) Program Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) dengan upaya gerakan imunisasi lengkap bagi ibu dan anak (gerilia) yang melibatkan lintas sektor dan lintas program. 2) Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang perlunya imunisasi anak secara lengkap. 3) Kegiatan Sub PIN Imunisasi. d. Angka kesembuhan penderita TB paru dan BTA+ Indikator ini menggambarkan bahwa penderita TB Paru setelah minum obat dari pemerintah harus sudah sembuh dalam waktu 6 bulan. Indikator ini digunakan untuk mengukur jumlah penderita Tubercoulose (TB) Paru dengan Bakteri Tahan Asam Positif (BT A+) yang sembuh terhadap jumlah penderita paru TBC BTA+ yang diobati dalam kurun waktu yang sama. Angka kesembuhan penderita TB paru dan BTA+ untuk tahun 2012 sebesar 93,33%, melebihi target yang diharapkan yaitu sebesar 85% (dari pasien yang berobat 979 pasien sembuh). Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan kesembuhan penderita TB paru dan BTA semakin baik ditambah dengan adanya beberapa faktor yang mendukung yaitu: 1) Semua Puskesmas (100%) telah menerapkan standart pengobatan TB dengan kriteria Internasional Standart for TB Care (ISTC) 2) Pelaksanaan jejaring antar UPK (Unit Pelaksana Kesehatan) dalam pengobatan TB semakin optimal 3) Pasien TB dalam minum obat paket TB selama 6 bulan sesuai dengan aturan yang berlaku, ini dapat dilihat dari angka sukses rate sebesar 95%. Angka kesembuhan penderita TB paru dan BTA disajikan pada tabel berikut: 55

56 Tahun Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + Pasien Angka Pasien Berobat Sembuh Kesembuhan , , ,33 Target Angka Kesembuhan menurut 85% Indonesia Sehat 2010 Sumber : LKPJ Tahun 2012 Perkembangan angka kesembuhan TB Paru BTA+ di Kabupaten Pasuruan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, dapat dilihat pada gambar berikut ini : Perkembangan Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 100,00% 80,00% 60,00% 92,38% 91,50% 93,33% 40,00% 20,00% 0,00% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : LKPJ Tahun 2012 Angka kesembuhan penderita TB paru tersebut diatas dikarenakan : 1) Keteraturan Masyarakat minum obat sangat baik 2) Ketersedian obat mencukupi. 3) Kinerja petugas dalam Pengawas minum obat baik. e. Angka kesakitan DBD / jiwa 56

57 Indikator ini menggambarkan bahwa penderita penyakit demam berdarah dengue yang menyerang masyarakat dinilai dalam bentuk kejadian per penduduk. Batas maksimal angka kesakitan DBD yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah 50 orang per penduduk khusus untuk daerah endemis. Capaian angka kesakitan DBD tahun 2012 sebesar 9,96 per jiwa. Capaian tersebut peningkatan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2011 yang mencapai 7,59 per jiwa atau mengalami peningktan kasus kesakitan sebesar 2,37 per penduduk. Capaian tahun 2012 juga lebih baik dari pada angka yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, yaitu sebesar 50 per Angka kesakitan DBD per jiwa pada tahun disajikan pada tabel dan gambar berikut ini : Tahun Perkembangan Angka Kesakitan DBD per Jiwa , , ,96 Target MenurutSPM 50 Sumber : LKPJ Tahun ,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 38,74% Sumber : LKPJ Tahun 2012 Perkembangan Angka Kesakitan DBD Tahun ,59% 9,96% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Angka kesakitan DBD tahun 2012 naik dibandingkan tahun 2011 disebabkan karena: 57

58 1) Upaya penanggulangan fokus yang semakin berkualitas, dengan respon time penanganan fokus DBD 1 2 hari. 2) Adanya Kegiatan pengendalian jentik berbasis masyarakat (PJBM) sebagai upaya peberdayaan masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD. f. Cakupan kunjungan bayi Indikator ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar. Diperoleh dengan membandingkan jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dengan jumlah seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan kunjungan bayi tahun 2012 yaitu sebesar 95.71%, lebih tinggi dari target yang ditentukan sebesar 92% dan mengalami peningkatan sebesar 2.58% dibandingkan realisasi 2011 sebesar 93,13%. Cakupan kunjungan bayi secara rinci dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini : Tahun Jumlah kunjungan bayi (Kunjungan) Jumlah seluruh bayi lahir hidup (Bayi) Cakupan kunjungan bayi (%) , , ,71 Target kunjungan bayi menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan Sumber : LKPJ Tahun

59 Perkembangan Cakupan Kunjungan Bayi 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 91,34% 93,13% 95,71% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : LKPJ Tahun 2012 Upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk meningkatkan cakupan kunjungan bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar yaitu adanya bantuan sosial dalam program jaminan persalinan (jampersal) yang salah satu paket pelayanannya adalah kunjungan bayi. g. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan terhadap Keluarga Miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, Indikator ini menggambarkan bahwa penderita atau kasus penyakit pada masyarakat miskin yang harus dirujuk ke rumah sakit sebagai pengobatan lanjutan. Diperoleh dengan membandingkan jumlah kunjungan pasien maskin di sarana kesehatan strata 1 dengan jumlah seluruh maskin di suatu wilayah. Hal ini menggambarkan bahwa keluarga miskin yang berobat ke puskesmas telah dijamin biaya pengobatannya. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin tahun 2012 sebesar 63,88% (sebanyak RTM yang berkunjung ke Puskesmas) lebih tinggi dari target yang ditentukan 5% atau naik 59

60 sebesar 9,47% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 sebesar 54,51% (sebanyak RTM yang berkunjung ke Puskesmas). Kenaikan ini menunjukkan bahwa semakin tingginya upaya Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin. Perkembangan cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin tahun disajikan pada tabel : Tahun Jumlah kunjungan pasien maskin di sarana kesehatan Strata-1(Jiwa) Jumlah seluruh maskin (Jiwa) Cakupan pel. kes. rujukan pasien maskin (%) , , ,36 Sumber : LKPJ Tahun ,00% 60,00% Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Miskin 40,00% 20,00% 0,00% 55,36% 44,39% 54,51% Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Sumber : LKPJ Tahun

61 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin menunjukkan bahwa terdapat kemudahan dari masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya strata 1 (pertama) yang ditunjang adanya kemudahan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan gratis dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat melalui Jamkesda maupun Jamkesmas. Sampai dengan tahun 2012 jumlah masyarakat miskin yang memperoleh Jamkesmas sebanyak jiwa dan Jamkesda sebanyak jiwa dan Surat Pernyataan Miskin (SPM) sebanyak 9.531, jadi totalnya jiwa Ruang lingkup pelayanan meliputi: 1) Upaya Kesehatan Perorangan Strata I (pertama) dilaksana kan di Puskesmas dan jaringannya yaitu: rawat jalan, rawat inap dan transport rujukan gawat darurat. 2) Upaya Kesehatan Perorangan Strata II dan III dilaksanakan di Rumah Sakit meliputi rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. 3) Sosialisasi ke 24 kecamatan tentang pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah yaitu Jamkesmas, Jamkesda dan SPM (Surat Pernyataan Miskin). 4) Pemerintah Kabupaten Pasuruan melaksanakan optimalisasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi masyarakat miskin baik dari Jamkesmas, jamkesda serta Masyarakat dengan Surat Pernyataan Miskin sudah dilayani dengan program Layanan Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit. 61

62 3. Kondisi Capaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, adalah sebagai berikut : No INDIKATOR KINERJA Capaian Cakupan kunjungan Bumil K4 92,07 2. Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani 91,45 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yg memiliki kompetensi kebidanan 99,44 4. Cakupan pelayanan nifas 95,23 5. Cakupan neonatal dg komplikasi yg ditangani 101,89 6. Cakupan kunjungan bayi 98,08 7. Cakupan desa / kelurahan UCI 69,59 8. Cakupan pelayanan anak balita 64,36 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pd anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 95, Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100, Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 63, Cakupan peserta KB aktif 88, Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Cakupan kasus AFP 0,00 b. Cakupan kasus Pneumonia balita 14,22 c. Cakupan pasien baru TB BTA + 62,40 d. Cakupan kasus DBD 100,00 e. Cakupan penderita diare 95,60 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 53,98 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 3,27 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan di Kabupaten 100,00 Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB yg dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100,00 18 Cakupan desa siaga aktif 89,86 62

63 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan. Berdasarkan analisis faktor internal, eksternal, potensi dan permasalahan Dinas Kesehatan dapat diidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan Kesehatan lima tahun ke depan. Tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut : Tantangan Faktor eksternal yang merupakan ancaman dalam pelaksanaan program kesehatan antara lain: a. Belum optimalnya koordinasi dan kerja sama lintas sektor karena adanya egoisme dan pola pikir sektoral diantara pihak-pihak yang berkoordinasi; b. Belum berfungsinya secara maksimal pokja - pokja yang ada di Kabupaten, Kecamatan dan Desa; c.penegakan hukum (law enforcement) khususnya dibidang kesehatan yang belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan; d. Perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung upaya program kesehatan; e. Pengetahuan dan kesadaran hukum sebagian masyarakat masih kurang khususnya dalam bidang kesehatan; f. Adanya krisis ekonomi dan politik yang menyebabkan kecenderungan meningkatnya masalah kesehatan khususnya pogram kesehatan ibu, anak dan gizi; g. Masih banyaknya keluhan dari masyarakat terhadap system / prosedur pelayanan, sikap petugas dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh sarana kesehatan milik Pemerintah. h. Masih adanya potensi timbulnya penyakit yang menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Faktor Peluang (Opportunity) 63

64 Faktor eksternal yang merupakan peluang dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan antara lain: a. Adanya dukungan dan komitmen yang kuat dari pemerintah Kabupaten Pasuruan terhadap upaya program pembangunan kesehatan; b. Adanya dukungan dari pihak terkait baik lintas program dan lintas sektor terhadap program pembangunan kesehatan; c. Adanya implementasi Otonomi daerah termasuk bidang kesehatan yang memberikan peluang kepada Dinas Kesehatan untuk mengelola program pembangunan kesehatan mulai perencanaan sampai evaluasi / penilaian sesuai dengan kondisi daerah. d. Lebih terbukanya peluang dukungan dana untuk pelaksanaan program kesehatan termasuk untuk program - program sosialisasi sepanjang ada konsep yang jelas dan rasional; e. Adanya potensi masyarakat (Tokoh Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain-lain) yang dapat dimobilisasi untuk mendukung pelaksanaan upaya program kesehatan; f. Adanya Rumah Sakit / Sarana pelayanan kesehatan swasta yang menjadi pesaing dalam pelayanan kesehatan sehingga dapat menjadi motivasi dalam peningkatan mutu pelayanan. 64

65 BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Beberapa faktor internal yang merupakan kekuatan dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan antara lain: a. Tersedianya perangkat perundangan dari pemerintah baik dikeluarkan Pemerintah Pusat, Propinsi maupun Pemerintah Kabupaten Pasuruan sebagai dasar hukum maupun landasan operasional program pembangunan di bidang kesehatan berupa petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan pedoman umum; b. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang cukup yaitu RSUD, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Polindes/Poskesdes baik pemerintah maupun swasta; c. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan di berbagai jenjang / strata yang tersebar di wilayah Kabupaten Pasuruan; d. Adanya kesempatan untuk mengikuti jenjang pendidikan formal dan non formal, pelatihan dan kegiatan kegiatan lain yang bertujuan meningkatkan kemampuan personil; e. Adanya motivasi kerja yang tinggi dari sebagian personil khususnya terhadap kemajuan program kesehatan; f. Pelaksanaan mekanisme perencanaan dari bawah / Puskesmas dengan melibatkan staf, lintas sektor dan tokoh masyarakat sehingga ada transparansi serta tujuan yang dicapai mendekati pemecahan masalah riil masyarakat; 65

66 g. Tercapainya sebagian sasaran / target program kesehatan sehingga menjadi modal pendorong bagi pelaksanaan kegiatan berikutnya. h. Belum optimalnya koordinasi dan kerja sama lintas sektor karena adanya egoisme dan pola pikir sektoral diantara pihak-pihak yang berkoordinasi; i. Belum berfungsinya secara maksimal pokja - pokja yang ada di Kabupaten, Kecamatan dan Desa; j. Penegakan hukum (law enforcement) khusus nya dibidang kesehatan yang belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan; k. Perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mendukung upaya program kesehatan; l. Pengetahuan dan kesadaran hukum sebagian masyarakat masih kurang khususnya dalam bidang kesehatan; m. Adanya krisis ekonomi dan politik yang menyebabkan kecenderungan meningkatnya masalah kesehatan khususnya pogram kesehatan ibu, anak dan gizi; n. Masih banyaknya keluhan dari masyarakat terhadap system / prosedur pelayanan, sikap petugas dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh sarana kesehatan milik Pemerintah. o. Masih adanya potensi timbulnya penyakit yang menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih adalah : Menuju Kabupaten Pasuruan yang sejahtera dan maslahat. Dari visi ini dijabarkan dalam beberapa misi sebagai berikut : a. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang professional, bersih, transparan, akuntabel dan responsive; 66

67 b. Mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang cerdas dan berdaya saing melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang berbasis sekolah formal dan pondok pesantren; c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat; d. Mewujudkan kesejahteraan ekonomi rakyat melalui revitalisasi pasar desa dan peningkatan produktivas sector pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan; e. Mewujudkan tata kehidupan social masyarakat yang aman, religious, harmonis serta berkebudayaan. Adapun program kesehatan yang mendukung dalam misi ke 3 Bupati dan Wakil Bupati adalah sebagai berikut : a. Program Pengadaan Obat dan perbekalan kesehatan b. Program Upaya kesehatan masyarakat c. Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat d. Program Perbaikan Gizi Masyarakat e. Program pengembangan lingkungan sehat f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular g. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana & prasarana puskesmas/pustu dan jaringannya h. Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia i. Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak j. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit tidak menular 3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur serta Renstra Dinas Keehatan Kabupaten Pasuruan. Beberapa permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembangunan kesehatan ditinjau ari sasaran jangka menengah 67

68 renstra kementerian kesehatan, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : a. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan terdepan. b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas. c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh. d. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. e. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan. f. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumber daya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan. g. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial, penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. h. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan. i. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program, dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi Lintas Sektor. j. Disparitas antar wilayah, golongan pendapatan, dan urban-rural masih terjadi dan belum terjadi perbaikan secara signifikan. Perlu pendekatan pembangunan sesuai kondisi wilayah. k. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal. l. Belum tersedia biaya operasional yang memadai di Puskesmas. 68

69 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam rencana tataruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis terlihat bahwa pola penggunaan tanah/wilayah di Kabupaten Pasuruan dititik beratkan pada perumahan pemukiman, pusat-puat kehidupan masyarakat, social, kebudayaan, kesejahteraan, industry, pertanian, hutan dan sebagainya. Peraturan Daerah No 12 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pasuruan tahun bab I ayat 34 dijelaskan bahwa Kawasan Strategis Kabupaten atau disingkat KSK adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Pada ayat 57 juga disampaikan bahwa Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan tetap mempehatikan letak / lokasi kawasan hutan lindung / cagar alam untuk dilestarikan dan tidak akan dilakukan pembangunan di tempat tersebut Penentuan Isu-isu Strategis Isu strategis dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan dapat diuraikan sebagai berikut : Gambaran Layanan Dinas kesehatan Layanan Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan isu strategis adalah : a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang merata terjangkau dan bermutu dengan mengutamakan pada preventif, antara lain : upaya promotif dan 69

70 1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Ponkesdes/ polindes di seluruh wilayah 2) Meningkatkan upaya-upaya penurunan tingkat kematian ibu dan bayi melalui peningkatan kualitas Kesehatan Ibu dan Anak. 3) Meningkatkan pembangunan Rumah Sakit, Puskesmas sesuai standar tata ruang serta pengembangan Puskesmas menjadi puskesmas mampu PONED serta meningkatkan Polindes menjadi Ponkesdes 4) Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu 5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, serta kualitas obat dan alat kesehatan b. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kemitraan : 1) Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai PHBS melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program diantaranya revitalisasi peran dan fungsi Posyandu sebagai upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat 2) Mengembangkan seluruh desa menjadi desa siaga dengan icon program unggulan Kader Asuh 3) Meningkatkan kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan dan organisesi profesi serta sarana pelayanan kesehatan swasta sebagai mitra pelayanan. c. Pengembangan pembiayaan kesehatan : 1) Meningkatkan advokasi dalam rangka meningkatkan pembiayaan APBD untuk kesehatan menjadi 10% 70

71 (pembiayaan dari APBD yang mencukupi untuk pembangunan kesehatan di daerah). 2) Meningkatkan pelaksanaan JAMKESMAS dan JAMKESDA melalui prinsip-prinsip Asuransi 3) Meningkatkan advokasi ke sektor swasta melalui CSR untuk kegiatan pembangunan kesehatan d. Penanggulangan keadaan darurat, surveilans dan monitoring penyakit menular: 1) Meningkatkan kemandirian masyarakat dan Mengembangkan sistem kewaspadaan dini untuk penyebaran informasi terjadinya bencana, wabah/klb dan cara menghindari terjadinya kepanikan serta jatuhnya korban lebih banyak. 2) Meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan tanggap darurat dan pengembangan desa siaga penanggulangan bencana e. Penguatan manajemen kesehatan: 1) Meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan kegiatan serta pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap program pembangunan kesehatan di semua tingkatan ; 2) Meningkatkan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif dan promotif, pencapaian Indeks Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan dan komitmen MDGs Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian Kesehatan Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun , yaitu: a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat. b. Menurunya angka keskitan akibat penyakit menular. 71

72 c. Menurunnya dispartasi status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar sosial ekonomi serta gender. d. Menigkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin. e. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen. f. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah yang tidak diminati. g. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular. h. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Sasaran Jangka Menengah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur a. Meningkatkan kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor risiko dampak pencemaran lingkungan di masyarakat b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian c. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi d. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan penunjang 72

73 e. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus dan balai kesehatan f. Meningkatkan keluarga sadar gizi dan perbaikan gizi masyarakat g. Meningkatkan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan h. Mengembangkan kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan i. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana j. Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar Implikasi Rencana Tata Ruang Wilayah bagi pelayanan kesehatan. Kegiatan Dinas Kesehatan yang berhubungan dengan rencana tata ruang wilayah adalah bidang sosial, pembangunan sarana dan prasarana kesehatan. Pembangunan sarana prasarana kesehatan dibangun di wilayah pemukiman sesuai dengan tata ruang wilayah yang ada. Target pembangunan didasarkan akan kebutuhan dan kepadatan penduduk. Penentuan lokasi sarana dan prasarana kesehatan dilakukan melalui tahapan tapahan sebagai berikut : 73

74 a. Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana kesehatan dengan memperhatikan rencana kebutuhan dan aspirasi kebutuhan masyarakat melalui musrenbang. b. Koordinasi dengan kecamatan sebagai tempat / lokasi sarana dan prasarana kesehatan, dengan maksud agar pihak kecamatan dapat memberikan gambaran letak / lokasi sarana / prasarana tersebut dibangun dengan pertimbangan dari aspirasi masyarakat. c. Dinas Kesehatan bersama Bappeda melakukan kajian kebutuhan sarana dan prasarana tersebut dan selanjutnya ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme pembangunan dan pengadaan tanah. Pengembangan sarana dan prasarana kesehatan memperhatikan juga pada Peraturan Daerah No 12 Tahun 2010 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pasuruan tahun pada bab III pasal 17 ayat (2) tentang kawasan perkotaan dan ayat (3) tentang kawasan pedesaan, khususnya untuk pengembangan dan penambahan sarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, Ponkesdes, serta rencana pengembangan rumah sakit pemerintah dan swasta. 74

75 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dalam kedudukan sebagai unsur Pemerintah di bidang kesehatan serta dengan memperhatikan tuntutan kinerja dan kualitas aparatur yang diharapkan dalam memberikan yang terbaik kepada masyarakat yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan Pembangunan Kesehatan ke depan, maka Visi Pemerintah Kabupaten Pasuruan periode adalah " Menuju Kabupaten Pasuruan yang Sejahtera dan Maslahat" V I S I Berdasarkan hal tersebut Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan diharapkan mampu memainkan peran yang menentukan dalam dinamika perubahan strategis sehingga dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya dapat bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik. Visi yang dimaksudkan adalah cara pandang jauh kedepan yang didalamnya mencerminkan apa yang ingin dicapai dan kemana struktur organisasi diarahkan sehingga pada gilirannya dengan visi yang tepat Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan akan menjadi akselerator bagi pelaksanaan tugas dibidang kesehatan. Untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab tersebut maka visi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dirumuskan sebagai berikut : 75

76 " TERWUJUDNYA TATA KELOLA PELAYANAN KESEHATAN UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KEMASLAHATAN MASYARAKAT " Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta. Masyarakat Kabupaten Pasuruan yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Guna mewujudkan visi yang telah ditetapkan tadi maka Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan perlu menetapkan misinya secara jelas sebagai satu pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi juga dinyatakan mampu membawa organisasi pada suatu fokus yang dapat memberikan penjelasan tentang keberadaan organisasi, kegiatan apa yang dilakukan dan bagaimana cara melaksanakannya. Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan umum organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan M I S I Dengan memperhatikan makna visi tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan merumuskan pernyataan misinya sebagai berikut : 76

77 a. Meningkatan Pelayanan Kesehatan yang merata terjangkau dan bermutu dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif. b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kemitraan. c. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan serta pengembangan manajemen kesehatan dan regulasi bidang kesehatan 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, dengan indikator tujuan : a.1. Angka kematian Bayi (AKB) = 8 per Kelahiran Hidup a.2. Angka Kematian Ibu (AKI) = 96 per Kelahiran Hidup a.3. Balita gizi buruk = 0,03 % b. Meningkatnya kemampuan masyarakat kemadirian masyarakat di bidang kesehatan, dengan indikator tujuan : b.1. Desa Siaga aktif = 90 % c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan dan meningkatnya manajemen dan regulasi bidang kesehatan, dengan indikator tujuan : c.1. Rata rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Sasaran Jangka Menengah Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis yang akan dicapai secara nyata melalui 77

78 penetapan kebijakan, program dan kegiatan sehingga dapat memberi arah terhadap alokasi sumber daya yang telah dipercayakan kepada instansi yang bersangkutan. Dinas Kesehatan berkewajiban memberikan dukungan dan ikut bertanggungjawab atas tercapainya sasaran Pemerintah Kabupaten yang merupakan fungsi / bidang kewenangannya. Berdasarkan pernyataan sasaran di atas serta pernyataan tujuan Dinas Kesehatan ditetapkanlah Sasaran Dinas Kesehatan sebagai berikut : Misi pertama : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang merata terjangkau dan bermutu. Dengan tujuan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, mempunyai sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. mempunyai indikator sasaran : a. Angka kematian Bayi (AKB) b. Angka Kematian Ibu ( AKI) c. Balita Gizi Buruk d. Kecamatan Bebas Rawan Gizi e. Angka penemuan kasus TB Paru semua tipe. f. Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue g. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan h. Rumah Tangga / KK yang menggunakan jamban sehat. Misi kedua : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kemitraan. Dengan tujuan meningkatnya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan, mempunyai sasaran : Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat. mempunyai indikator sasaran : a. Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). 78

79 b. Desa Siaga Aktif c. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan d. Rumah Tangga / KK yang menggunakan jamban sehat. Misi ketiga : Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan serta pengembangan manajemen, Sarana dan Prasarana kesehatan. Dengan tujuan meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan, mempunyai sasaran : Meningkatnya standarisasi pelayanan kesehatan. mempunyai indikator sasaran : a. Akreditasi Puskesmas b. Rata rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas 79

80 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 2 meningkatnya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat 1 Angka kematian Bayi (AKB) (per 1000 KH) 9 8,75 8,5 8, Angka Kematian Ibu ( AKI) (per , , KH) 3 Balita Gizi Buruk (%) 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 4 Kecamatan Bebas Rawan Gizi (%) Angka penemuan kasus TB Paru 62,50 62,55 62,60 65,00 70,00 semua tipe. (%) 6 Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (%) Desa Siaga Aktif (%) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan (%) Rumah Tangga / KK yang menggunakan jamban sehat. (%) 80

81 NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE. 3 meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan Meningkatnya standarisasi pelayanan kesehatan Akreditasi Puskesmas Rata rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas ,26 81

82 4.3. Strategi dan Kebijakan Strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan didasari dari pencapaian sasaran yang maksimal harus dirumuskan sebagai berikut : Strategi a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di semua jenjang layanan kesehatan. b. Peningkatan peranserta lembaga kemasyarakatan dalam upaya promotif dan preventif. c. Peningkatan kualitas dan profesionalisme tenaga kesehatan. d. Peningkatan kualitas pelaksanaan manjemen kesehatan Kebijakan a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif.. b. Penggalangan kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan peduli kesehatan. c. Peningkatan kecukupan dan komnpetensi tenaga kesehatan. d. Peningkatan transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas pelaksanaan manajemen kesehatan.. 82

83 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Program merupakan kumpulan dari beberapa kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan, guna mencapai sasaran tertentu. Program diperlukan dalam proses penentuan jumlah dan jenis sumberdaya yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu rencana. Program serta kegiatankegiatan Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan dapat dikelompokkan sebagai berikut : Program dan kegiatan Dinas Kesehatan, yang merupakan program dan kegiatan Lokalitas Kewenangan Dinas Kesehatan adalah : a. Program Pengadaan Obat dan perbekalan kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Pengadaan Obat dan perbekalan kesehatan. 2) Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit 3) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan 4) Pengadaan alat kesehatan b. Program Upaya kesehatan masyarakat, dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Peningkatan kesehatan masyarakat 2) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan 3) Peningkatan kesehatan masyarakat di Puskesmas 4) Peningkatan kesehatan masyarakat di Laboratorium kesehatan 83

84 5) Peningkatan kesehatan di POPPK 6) Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) 7) Peningkatan Kesehatan bagi peserta askes sosial 8) Pengembangan Ponkesdes dan Pustu layanan Gawat Darurat 9) Peningkatan Kesehatan Tradisional 10) Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin 11) Pelayanan Kesehatan Rujukan 12) Penanggulangan Krisis Kesehatan c. Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, dengan kegiatan : 1) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 2) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 3) Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan 4) Peningkatan pendidikan tenaga kesehatan d. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan : 1) Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin 2) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro e. Program pengembangan lingkungan sehat, dengan kegiatan : 1) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 2) Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 3) Penyelenggaraan penyehatan lingkungan f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit tidak Menular, dengan kegiatan : 84

85 1) Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 2) Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak menular (POSBINDU) 3) Penanganan Kasus dengan Orang dengan gannguan Jiwa (ODGJ) 4) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Gigi, mulut, indera dan napza g. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan kegiatan : 1) Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk 2) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 3) Peningkatan Imunisasi 4) Peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulangan wabah 5) Pelayanan Penanggulangan Penyakit TB 6) Pencegahan dan penanggulangan penyakit zoonosis h. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana & prasarana pusk/pustu dan jaringannya, dengan kegiatan : 1) Pembangunan Puskesmas 2) Rehabilitasi Puskesmas 3) Rehabilitasi Pustu 4) Pembangunan polindes 5) Rehabilitasi polindes i. Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia, dengan kegiatan : 1) Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan 85

86 j. Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan 1) Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi 2) Pelayanan kesehatan anak k. Program Peningkatan manajemen kesehatan, dengan kegiatan : 1) Pelaksanaan manajemen kesehatan l. Program Pembinaan Lingkungan Sosial, dengan kegiatan : 1) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk pembangunan puskesmas. 2) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk rehabilitasi puskesmas. 3) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk rehabilitasi puskesmas pembantu. 4) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk pengadaan obat. 5) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk pengadaan alat kesehatan. 6) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk pelaksanaan pengadaan tanah. 86

87 7) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok untuk pengadaan ambulance/mobil rujukan. Penyesuaian dengan nomenklatur dari PMK 28 /PMK.07 /2016, sebagai berikut (I) (II) (III) (IV) (V) (VI) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya (pengadaan obat dan perbekalan kesehatan) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya (pengadaan tanah) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya ( pembangunan RS Grati, Puskesmas atau rehab Puskesmas) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya (pengadaan peralatan penyakit TB) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya (pengadaan mobil ambulan, Puskesl, pelayanan kesehatan) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya (pengadaan peralatan kesehatan, laboratorium) 87

88 (VII) Penyediaan /Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya (pengadaan cetakan jamban sehat) m. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan kegiatan : 1) Pengadaan mebelair 2) Pengadaan Peralatan Kantor 3) Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor 4) Pemeliharaan rutin / berkala kedaraan dinas / operasional 5) Pemeliharaan Rutin/berkala Peralatan Kantor 6) Pemeliharaan Rutin/berkala Peralatan Rumah Tangga 7) Rehabilitasi Sedang/berat Rumah Dinas. 8) Pembangunan Rumah Sakit Grati n. Program Pelayanan administrasi perkantoran, dengan kegiatan : 1) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 2) Penyediaan jasa administrasi keuangan 3) Penyediaan alat tulis kantor 4) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 5) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 6) Penyediaan alat rumah tangga 7) Penyediaan makanan minuman 8) Rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke Luar Daerah 9) Penyediaan jasa perkantoran 10) Rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke Dalam Daerah. o. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan : 1) Pendidikan dan pelatihan Formal 2) Bimbingan tekhnis Implementasi Peraturan Perundang-undangan 88

89 Tabel 5.1 T u j u a n S a s a r a n In di ka to r S as ar a n Kode Program & Kegiatan Indikator kinerja program (outcome) dan kegiatan (output) Data capaia n pada tahun awal peren canaa n Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Target kinerja program dan kerangka pendanaan Th 2014 Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018 kondisi kinerja pada akhir periode Renstra targ target Rp (x 1.000) et Rp (x 1.000) target Rp (x 1.000) target Rp (x 1.000) target Rp (x 1.000) target Rp (x 1.000) Program Obat dan Perbekalan Kesh unit kerja pena nggu ng jawab Lok asi 1 Pengadaan obat dan perbekalan kesh Input : : Out put : - Jenis obat diadakan Outcome : Ketersediaan obat sesuai dg kebutuhan 154 jenis 154 jeni s 100% 100 % 154 jenis 154 jenis 154 jenis 154 jenis 100% 100% 100% 100% 89

90 2 Peningkatan Mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit Input : : Out put : - Jml sasaran yg di bina Outcome : Peningkatan mutu layanan farmasi 493 org 493 org 70% 70 % 493 org 493 org 493 org 70% 70% 70% 70% 493 org 3 Peningkatan Mutu penggunaan obat dan perbekalan kesh Input : : Out put : - Jml peserta bintek 160 org 160 org Outcome : 160 org 160 org 160 org 160 org 90

91 Perencanaan obat generik 9% 9% 9% 9% 9% 9% 4 Pengadaan alat kesehatan kawasan industri rokok Input : : Out put : - Pengadaan alat kesehatan Outcome : - Pemenuhan alat kesh di Pusk 1 paket 1 pak et 70% 70 % 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 70% 70% 70% 70% 5 Pengadaan obat dan perbekalan kesh DAK Input : : Out put : - paket obat generik 1 paket 1 pak et Outcome : 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 91

92 - Ketersediaan obat generik 90% 90 % 90% 90% 90% 90% Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Input : : Out put : - Jml pembinaan tenaga kesmas 623 org 623 org 623 org 623 org 623 org 623 org Outcome : - Peningkatan jml kunjungan 70% 70 % 70% 70% 70% 70% 2 Pemeliharaan dan Pemulihan Kesh Input : : Out put : - Jml pembinaan kader & nakes thd pemeliharaan dan pemulihan kesh 1251 org org 1251 org 1251 org 1251 org 1251 org 92

93 Outcome : - Peningkatan pengetahuan kader & nakes 80% 80 % 80% 80% 80% 80% 3 Penyelenggar aan Penyehatan Lingkungan Input : : Out put : - pengusaha di bina TTU & TPM Outcome : - Sertifikat laik sehat bertambah 100% 100 % 66.47% % 100% 100% 100% 100% % 66.47% % % 3 JAMKESMAS DA Input : : Out put : - Jml masy tertanggung Outcome : org org org org org org

94 - pelayanan kesh masy miskin 5% 5% 5% 5% 5% 5% 4 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi peserta Askes Sosial Input : : Out put : - Jml pegawai tertanggung Outcome : - Layanan kesh bagi PNS org org 100% 100 % org org org org 100% 100% 100% 100% 5 Pengembang an PONKESDES & Pustu layani gawat darurat Input : : Out put : - Jml Desa melaksanakan Ponkesdes 85 desa 85 des a 85 desa 85 desa 85 desa 85 desa 94

95 Outcome : - Peningkatan polindes mjd Ponkesdes 85 polindes 85 poli nde s 85 polind es 85 polinde s 85 polin des 85 polind es Peningkatan Kesehatan Tradisional Input : : Out put : Pelaksanaan Kegiatan Tradisional Outcome : Tercapainya Penyelenggaraan Kesehatan Tradisional 3 Kegia tan 75% Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Input : - : Out put : Pembiayan Pelayanan Kesehatan Maskin 100% 95

96 Outcome : Terpenuhinya Pelayanan Kesehatan Maskin 100% Pelayanan Kesehatan Rujukan Input : - : Out put : Terselenggaranya Sistem Rujukan RS di Kab. Pasuruan Outcome : TerCapainya rujukan RS 100% 6 RS Penanggulan gan Krisis Kesehatan Input : - : Out put : Penanggulangan masalah akibat krisis kesehatan 24 Kec 96

97 Outcome : Tertanggulanginya masalah akibat krisis kesehatan 24 Kec Program Promosi Kesh dan Pemberdayaan Masy 1 Pengembang an media Promosi dan informasi sadar hidup sehat Input : : Out put : - Tersedianya media promosi Outcome : - Meningkatkan jml strategi promosi kesh 4 media 4 me dia 12 jenis 12 jeni s 4 media 12 jenis 4 media 4 medi a 12 jenis 12 jenis 4 media 12 jenis 2 Penyuluhan Masyarakat Pola hidup sehat Input :

98 : Out put : - Peningkatan PHBS tatanan Rumah Tangga Outcome : - Meningkatnya jmlh desa siaga gemerlap bersama aktif 70% 70 % 70% 70 % 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70% 3 Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan Input : : Out put : - Jml UKBM yg di bina 6% 6% 6% 6% 6% 6% Outcome : - Meningkatnya strata UKBM 50% 50 % 50% 50% 50% 50% Program Perbaikan Gizi Masyarakat 98

99 1 Pemberian makanan tambahan & vit Input : : Out put : - Terlaksananya kegiatan pemberian tamabahan makanan & vitamin 100% 100 % 100% 100% 100% 100% Outcome : - Semua balita gizi buruk di beri PMT - Pemulihan 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 2 Penanggulan agn KEP, anemi gizi besi, GAKY, kurang vit A, kekurangan zat gizi mikro lainnya Input : : Out put : 99

100 - Terlaksananya keg penanggulangan KEP Anemi GAKI & KVA Outcome : - Meningkatnya pengetahuan masy ttg KEP, Anemi, GAKI & KVA 70% 70 % 70% 70 % 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70% Program Pengembangan Lingkungan Sehat 1 Pengkajian pengembang an lingkungan sehat Input : 2 Sosialisasi Kebijakan lingkungan sehat : Out put : - Terpantaunya kualitas Air Bersih, air minum, Cholinestrase 100% 100 % 100% 100% 100% 100% Outcome : Kualitas memenuhi syarat Input : 87,18% 87, 18 % 87,18 % 87,18% 87,18 % 87,18 % 100

101 : Out put : - Meningkatnya pengetahuan & ketrampilan 100% 100 % 100% 100% 100% 100% Outcome : Peningkatan akses jamban 56,17% 56, 17 % 56,17 % 56,17% 56,17 % 56,17 % Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 1 Penyemprota n/fogging sarang nyamuk Input : : Out put : - Jml fogging fokus 120 fokus Outcome : Insiden penyakit demam berdarah 20/ pddk 120 fok us 20/ pdd 120 fokus 20/ pddk 120 fokus 20/ pddk 120 fokus 20/ pddk 120 fokus 20/ pddk 101

102 k 2 Pelayanan pencegahan dan penanggulan gan penyakit menular Input : : Out put : - Ptgs selesai dibina dan di evaluasi Outcome : Komitmen tercapai ketrampilan ptgs meningkat 100% 100 % 85,71% 85, 71 % 100% 100% 100% 100% 85,71 % 85,71% 85,71 % 85,71 % 3 Peningkatan Imunisasi Input : : Out put : - Di imunisasinya anak sekolah 1,2,3 SD dan MI Outcome : 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 102

103 Cakupan imunisasi DT, TT, anak sekolah 80% 80 % 80% 80% 80% 80% 4 Peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulan gan wabah Input : : Out put : KLB ditangani 100% 100 % Outcome : Dapat ditanggulanginya KLB 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 5 Pelayanan Penanggulan gan Penyakit TB Input : : Out put : - Tersangka kasus TB Paru di temukan 80% 80 % 80% 80% 80% 80% 103

104 Outcome : Pengobatan BTA + 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 6 Pencegahan & penanggulan gan peny zoonosis Input : : Out put : Jml pusk melaksnakan pengamatan pes 5 pusk 5 pus k 5 pusk 5 pusk 5 pusk 5 pusk Outcome : kasus pes pada manusia Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan Pemberantas an Penyakit Input : - - :

105 Out put : Kader memahami, mampu memberdayakan & mengerakkan masyarakat melakukan upaya pencegahan penyakit Outcome : Penurunan Insiden penyakit DBD 280 kader dari 70 desa 30/ pddk 280 kader dari 70 desa 30/ pddk 8 Pelayanan Pencegahan dan Penanggulan gan Penyakit Tidak menular (POSBINDU) Input : : Out put : Jumlah sarana & Prasarana Outcome : Terlaksananya Kegiatan PTM 80% 80% 100% 100% 105

106 9 Pelayanan Pencegahan dan Penanggulan gan Penyakit Tidak menular (POSBINDU) DAK Input : - - : Out put : Jumlah sarana & Prasarana 80% 80% Outcome : Terlaksananya Kegiatan PTM 100% 100% # Penanganan Kasus dengan ODGJ Input : - - : Out put : Terlaksananya KIE ODGJ Outcome : 80% 80% 106

107 Tersedianya sarana bagi ODGJ 100% 100% # Penanganan Kasus dengan ODGJ (DAK) Input : - - : Out put : Terlaksananya KIE ODGJ 80% 80% Outcome : Tersedianya sarana bagi ODGJ 100% 100% # Pelayanan pencegahan dan penanggulan gan penyakit menular (DAK) Input : - - : Out put : Akses Pelayanan HIV Outcome : 100% 100% 107

108 Pemeriksaan HIV pada kelompok resiko 90% terper iksa 90% terperi ksa # Pelayanan Penanggulan gan Penyakit TB (DAK) Input : : Out put : Semua fasyankes melaksanakan strategi DOTS 150 fasya nkes 150 fasya nkes Outcome : Insiden TB meninngkat >130/ pddk >130/ pddk # Peningkatan Imunisasi (DAK) Input : - - : Out put : - Di imunisasinya anak sekolah 1,2,3 SD dan MI 100% 100% 108

109 Outcome : Cakupan imunisasi DT, TT, anak sekolah 80% 80% # Peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulan gan wabah (DAK) Input : - - : Out put : Penanganan KLB 100% 100% Outcome : Dapat ditanggulanginya KLB 100% 100% # Peningkatan Pelayanan Kesehatan Gigi, mulut, indera dan napza Input : - - :

110 Out put : Terpenuhinya pelayanan gilut, indera dan napza Outcome : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama pelayanan gigi mulut, indera dan napza 80% 80% 100% 100% # Peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulan gan wabah (PBG) Input : - - : Out put : Penanganan KLB 100% 100% Outcome : Dapat ditanggulanginya KLB 100% 100% 110

111 Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana & prasarana pusk/pustu dan jaringannya 1 Pembanguna n Puskesmas Input : : Out put : Jml Pusk yg di bangun 1 Pusk 1 Pus 1 Pusk 1 Pusk 1 Pusk 1 Pusk k Outcome : Pusk sesuai standar 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 2 Rehab Pustu Input : : Out put : Jml pustu yg direhab Outcome : 10 pustu 10 pus tu pustu sesuai standar 100% 100 % 10 pustu 10 pustu 10 pustu 10 pustu 100% 100% 100% 100% 111

112 3 Pembanguna n Polindes Input : : Out put : Jml polindes yg dibangun Outcome : Polindes sesuai standar 11 polindes 11 poli nde s 100% 100 % 11 polind es 11 polinde s 11 polin des 11 polind es 100% 100% 100% 100% 4 Rehab Polindes Input : : Out put : Jml polindes yg di rehab Outcome : Polindes sesuai standar 9 polindes 9 poli nde s 100% 100 % 9 polind es 9 polinde s 9 polin des 9 polind es 100% 100% 100% 100% 5 Rehab Puskesmas Input :

113 : Out put : Jml puskesmas yg di rehab Outcome : Puskesmas sesuai standar 11 pusk 11 pus k 100% 100 % 11 pusk 11 pusk 11 pusk 11 pusk 100% 100% 100% 100% Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 1 Rehab Rumah Dinas Input : : Out put : Jml sarana & prasarana yg diadakan Outcome : Sarana & prasarana yg harus tersedia 100% 100 % 100% 100 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2 Pengadaan kendaraan dinas/operasi onal Input/Masukan : 113

114 : Output/keluaran Jml kendaraan roda 4 yg diadakan Outcome/Hasil Operasional Program Dinas 3 Pengadaan Mebelair Input/Masukan : : Output/keluaran Jml meubeler yg diadakan Outcome/Hasil sarana yang harus tersedia 4 Pengadaan Peralatan Kantor Input/Masukan : :

115 Output/keluaran Jml peralatn kantor yang diadakan Outcome/Hasil sarana memenuhi syarat 5 Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor Input/Masukan : : Output/keluaran Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor Outcome/Hasil Terpeliharanya gedung kantor 6 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas / operasional Input/Masukan :

116 : Output/keluaran Jml kendaraan yg mendapat perawatan Outcome/Hasil sarana memenuhi syarat 7 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor Input/Masukan : : Output/keluaran Terlaksananya pemeliharaan peralatan kantor Outcome/Hasil Kelancaran pelaksanaan tugas 8 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah tangga Input/Masukan : 116

117 : Output/keluaran Jml peralatan rumah tangga yg diperbaiki Outcome/Hasil Kelancaran pelaksanaan tugas Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia 1 Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan Input : : Out put : Jml kader usila diberi insentif 780 org 780 org 780 org 780 org 780 org 780 org Outcome : Cakupan yankes usila meningkatkan 50% 50 % 50% 50% 50% 50% 117

118 Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak 1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Input : : Out put : - Terlaksananya keg peningkatan kesh ibu & bayi 60% 60 % 60% 60% 60% 60% Outcome : Tercapainya peningkatan pelayanan kesehatan ibu & bayi 60% 60 % 60% 60% 60% 60% 2 Pelayanan Kesehatan Anak Input : : Out put : Jml psrta pertemuan 50 org org 50 org org UKS org org Outcome : Pelayanan kesh 80% 80 80% 80% 80% 80% 118

119 anak sekolah % Program Pengembangan Manajemen Kesh 1 Pelaksanaan Manajemen Kesehatan Input : : Out put : Jml dokumen Manajemen Kesehatan 7 dok 7 dok 7 dok 7 dok 7 dok 7 dok Outcome : Pengelolaan Manajemen Kesehatan sesuai prosedur 100% 100 % 100% 100% 100% 100% Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 1 Pendidikan dan pelatihan formal Input : :

120 Out put : terlatihnya nakes (sos marketing & jabfung) Outcome : Meningkatnya nakes di bidang sos marketing & jabfung) org 75 org 75% 75 % 75 org 75 org 75 org 75 org 75% 75% 75% 75% 2 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundangundangan Input : : Out put : Jml ijin yg di terbitkan Outcome : Meningkatnya nakes yg mempunyai legalitas perijinan 1000 org org 100% 100 % 1000 org 1000 org 1000 org 1000 org 100% 100% 100% 100% Program Pembinaan Lingkungan Sosial 120

121 1 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Pengadaan Obat dan Perbekalan Puskesmas Input : : Out put : Jumlah Obat dan Perbekalan Puskesmas yg diadakan Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok 1 Ls 80%

122 2 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas Input : : Out put : Jumlah Alat 1 Ls Kesehatan yg diadakan Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok 80%

123 3 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Pengadaan Ambulance Input : : Out put : Jumlah Ambulance yg diadakan Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok 1 Ls 80%

124 4 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Pengadaan Tanah Puskesmas Input : : Out put : Jumlah Alat 1 Ls Kesehatan yg diadakan Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok 80%

125 5 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Pembanguna n Puskesmas Input : : Out put : Jumlah Puskesmas yang dibangun Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok 1 Ls 80%

126 6 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Rehabilitasi Puskesmas Input : : Out put : Jumlah Puskesmas yang di rehab Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok

127 7 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dg Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bg penderita Akibat Dampak Asap rokok untuk Pelayanan dan Penanggulan gan Penyakit TB Input : : Out put : Upaya dan 100% pelayanan thd pasien TB Outcome : - - Meningkatnya Derajat Kesehatan Masy akibat dampak rokok 80%

128 8 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. (Pengadaan Obat dan Perbekalan kesehatan) Input : : Out put : Jumlah obat yang diadakan Outcome : Peningkatan pelayanan kesh masy 1 Ls 80%

129 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. (Pengadaan Alat kesehatan) Input : : Out put : Jumlah alkes yang diadakan Outcome : Peningkatan pelayanan kesh masy 1 Ls 80% 129

130 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. (Pengadaan mobil ambulance/pu skel/sepeda motor) Input : 0 : Out put : Jumlah sepeda motor yang diadakan Outcome : Peningkatan pelayanan kesh masy 1 Ls 80%

131 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. ((Pembangun an Puskesmas) Input : 0 : Out put : Jumlah puskesmas yang dibangun Outcome : Peningkatan pelayanan kesh masy 1 Ls 80%

132 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. (Pembanguna n Rumah Sakit) Input : 0 : 0 0 Out put : Jumlah Rumah Sakit yang diadakan Outcome : Peningkatan pelayanan kesh masy 1 Ls 80%

133 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. ((Rehabilitasi Polindes) Input : 0 : Out put : Jumlah Polindes yang direhab Outcome : Peningkatan pelayanan kesh masy 1 Ls 80%

134 Penyediaan/p emeliharaan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. ((Rehabilitasi Puskesmas Pembantu) Input : 0 : Out put : Jumlah Puskesmas Pembantu yang di rehab Outcome : 1 Ls Peningkatan pelayanan kesh masy 80% Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 134

135 1 Fasilitas peningkatan teknis & administrasi pegawai Input : : Out put : Outcome : Meningkatnya administrasi pegawai bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln Program Pelayanan Administrasi Perkatoran 1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik Input/Masukan : : Output/keluaran Pembayaran rekening listrik, air & telepon Outcome/Hasil 135

136 Kelancaran pelaksanaan tugas 2 Penyediaan jasa administrasi keuangan Input/Masukan : : Output/keluaran tersedianya jasa administrasi keuangan Outcome/Hasil Kelancaran pelaksanaan tugas 3 Penyediaan Alat Tulis Kantor Input/Masukan : : Output/keluaran Tersedianya ATK kantor Outcome/Hasil 136

137 laporan kegiatan rutin diselesaikan tepat waktu 4 Penyediaan barang cetakan & penggandaan Input/Masukan : : Output/keluaran terpenuhinya barang cetakan dan penggandaan Outcome/Hasil laporan kegiatan rutin diselsaikan tepat waktu 5 Penyediaan peralatan & perlengkapan kantor Input/Masukan : : Output/keluaran 137

138 Jml peralatan & prlengkapan kantor yang disediakan Outcome/Hasil Kelancaran pelaksanaan tugas 6 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Input/Masukan : : Output/keluaran Jml peralatan rumah tangga yg disediakan Outcome/Hasil laporan kegiatan rutin diselesaikan tepat waktu 7 Penyediaan Makanan & Minuman Input/Masukan : :

139 Output/keluaran tersedianya makmin rapat/tamu Outcome/Hasil laporan kegiatan rutin diselesaikan tepat waktu 8 Rapat-rapat koordinasi & konsultasi Ke Luar Daerah Input/Masukan : : Output/keluaran Jml rapat koordinasi Outcome/Hasil laporan kegiatan rutin diselesaikan tepat waktu 9 Penyediaan Jasa Perkantoran Input/Masukan : :

140 Output/keluaran Ketersediaan jasa perkantoran Outcome/Hasil Laporan kegiatan rutin diselesaikan tepat waktu # Rapat-rapat koordinasi & konsultasi Dalam Daerah Input/Masukan : : Output/keluaran Jml rapat koordinasi Outcome/Hasil Laporan kegiatan rutin diselesaikan tepat waktu Total Dinas Program Upaya Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) 140

141 1 Peningkatan Kesehatan UPTD Kesehatan (Pusk,labkesd a, RS Grati) Input : : Out put : Outcome : Meningkatnya administrasi pegawai bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 2 Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh Pemda Input : : Out put : Outcome : Meningkatnya administrasi pegawai bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 141

142 Program Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) 1 Peningkatan Kesehatan masyarakat Dana Kapitasi di Puskesmas Input : : Out put : Outcome : Meningkatnya administrasi pegawai bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 1 Bnatuan Operasional Kesehatan dan Jampersal di Puskesmas Input : : Out put :

143 Outcome : Meningkatnya administrasi pegawai Total Puskesmas 12 bln 12 bln bln 12 bln 12 bln bln

144 5.2. Indikator Kinerja Indikator kinerja Dinas Kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Kondisi yang diinginkan terkait dengan indikator status derajat kesehatan sampai dengan tahun 2018 adalah : 1) Angka Kamatian Ibu (AKI) : 96 per KH 2) Angka Kematian Bayi (AKB) : 8 per KH 3) Kecamatan Bebas Rawan Gizi : 80 % 4) Balita gizi buruk : 0,03 % b. Indikator kinerja sasaran dan hasil capaian kinerja Standart Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan pada Dinas Kesehatan yang diharapkan pada akhir masa 2018 adalah sebagai berikut : No INDIKATOR KINERJA TARGET (%) Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar 100 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Setiap warga Negara Indonesia usia 15 sd 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Setiap warga Negara iindonesia usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap ornag dengan TB mendapatkan pelayanan TBsesuai standar Setiap orang beresiko trinfeksi HIV ( ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza dan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan )Mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar

145 13. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar 100 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar 100 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar 100 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Setiap warga Negara Indonesia usia 15 sd 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Setiap warga Negara iindonesia usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Setiap ornag dengan TB mendapatkan pelayanan TBsesuai standar

146 BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD A. Indikator Kinerja Tujuan dan Target 1. Tujuan Adapun tujuan dari indicator kinerja yaitu untuk memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan untuk periode sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. 2. Indikator meliputi : Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Ibu (AKI) Persentase Balita Gizi Buruk Desa Siaga Aktif Rata-rata IKM (Indek Kepuasan Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan 3. Target dari indicator tujuan yaitu : No Indikator Satuan Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Target capaian setiap tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Indikator Tujuan 1 Angka Kematian Bayi / 1000 KH 9,51 9 8,75 8,5 8, (AKB) 2 Angka Kematian Ibu / KH 111, , , (AKI) 3 Persentase Balita Gizi % 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03 Buruk 4 Desa Siaga Aktif % 97, Rata-rata IKM (Indek Kepuasan Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan %

147 B. Indikator Kinerja sasaran dan Target 1. Sasaran 1). Angka Kematian Bayi (AKB) 2). Angka Kematian Ibu (AKI) 3). Persentase Balita Gizi Buruk 4). Kacamatan Bebas rawan Gizi 5). Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 6). Angka Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 7). Kualitas Air Bersih memenuhi syarat kesehatan 8). Rumah tangga / KK yang menggunakan jamban sehat 9). Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 10).Desa Siaga Aktif 11).Jumlah Posbindu 12).Rata-rata IKM (Indek Kepuasan Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan 13).Akreditasi Puskesmas 14). SPM dengan 12 Variabel 2. Target No Indikator Satuan Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Indikator Sasaran Target capaian setiap tahun Angka Kematian Bayi (AKB) / 1000 KH 9,51 9 8,75 8,5 8, Angka Kematian Ibu (AKI) / KH 111, , , Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 3 Persentase Balita Gizi Buruk % 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03 4 Kacamatan Bebas rawan Gizi % Cakupan penemuan dan % 62,40 62,50 62,55 62,60 65,00 70,00 70,00 penanganan penderita penyakit TBC BTA 6 Angka Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) % Kualitas Air Bersih memenuhi syarat kesehatan 8 Rumah tangga / KK yang menggunakan jamban sehat % % Rumah tangga yang berperilaku % hidup bersih dan sehat (PHBS) 10 Desa Siaga Aktif % 97, Jumlah Posbindu Rata-rata IKM (Indek Kepuasan % Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan 13 Akreditasi Puskesmas %

148 Tabel 6.1 Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD No Indikator Satuan Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Target capaian setiap tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Indikator Tujuan 1 Angka Kematian Bayi (AKB) / 1000 KH 9,51 9 8,75 8,5 8, Angka Kematian Ibu (AKI) / KH 111, , , Persentase Balita Gizi Buruk % 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03 4 Desa Siaga Aktif % 97, Rata-rata IKM (Indek Kepuasan Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan Indikator Sasaran % Angka Kematian Bayi (AKB) / 1000 KH 9,51 9 8,75 8,5 8, Angka Kematian Ibu (AKI) / KH 111, , , Persentase Balita Gizi Buruk % 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03 4 Kacamatan Bebas rawan Gizi % Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 6 Angka Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 7 Kualitas Air Bersih memenuhi syarat kesehatan 8 Rumah tangga / KK yang menggunakan jamban sehat % 62,40 62,50 62,55 62,60 65,00 70,00 70,00 % % % Rumah tangga yang berperilaku % hidup bersih dan sehat (PHBS) 10 Desa Siaga Aktif % 97, Jumlah Posbindu Rata-rata IKM (Indek Kepuasan % Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan 13 Akreditasi Puskesmas %

149 BAB VII PENUTUP Rencana strategis Dinas Kesehatan ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Dinas Kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ( ). Rencana strategis ini disusun sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Dinas Kesehatan. Mengingat perubahan lingkungan yang sangat kompleks, pesat dan tidak menentu, maka selama kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian - penyesuaian seperlunya. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana strategis Dinas Kesehatan ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan semoga upaya Dinas Kesehatan di masa lima tahun tersebut dapat lebih terarah dan terukur. Selanjutnya Rencana Strategis Dinas Kesehatan ini hanya dapat dilaksanakan dan tercapai tujuannya, bila dikerjakan dengan dedikasi dan kerja keras, terutama semua aparatur kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan serta adanya dukungan lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN dr. Agung Basuki, M.Kes Pembina Tk.I NIP

150 LAMPIRAN 150

151 Berita Acara Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Pada Hari ini Selasa Tanggal Tiga Puluh Satu Bulan Januari Tahun Dua Ribu Tujuh Belas, bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, melakukan review terhadap indikator dan target kinerja Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan tahun , dengan pejabat-pejabat yang berwenang dibawah ini : 1. Nama : dr. Ugik D, M.Kes Jabatan : Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Selanjutnya disebut sebagai Pihak I 2. Nama : drg. Lies Lidia Jabatan : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Selanjutnya disebut sebagai Pihak I 3. Nama : Agus Eko Iswahyudi,SKM, M.Si Jabatan : Kepala Bidang Pencegahan dan Penyakit Selanjutnya disebut sebagai Pihak I 4. Nama : dr. Tri Dinar Herturini Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan Selanjutnya disebut sebagai Pihak I 1. Nama : dr. Ani Latifah, M.Kes Jabatan : Sekretaris Selanjutnya disebut sebagai Pihak II Menyatakan bahwa Pihak I telah melakukan Review Renstra Dinas Kesehatan dan telah dilakukan verifikasi bersama Pihak II dan dapat disepakati bersama kedua belah Pihak. Data Target Renstra yang dilakukan review tersebut sebagai berikut: Data Awal : a) Bab I, point: point 1.2 Landasan Hukum pada nomor 23, : 151

152 Peraturan Daerah No. 12 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinkes Kabupaten Pasuruan dan Perbup No. 40 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinkes Kabupaten Pasuruan. b) Bab II, point: 2.1 Tugas, Fungsi dan struktur organisasi, Sekretariat, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi : a. Seksi Kesehatan Dasar; b. Seksi Kesehatan Ibu, Anak (KIA) dan Gizi; c. Seksi Kesehatan Rujukan dan khusus Bidang Pengendalian,masalah Kesehatan, berubah menjadi : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit membawahi: a. Seksi Pengendalian dan pemberantasan Penyakit; b. Seksi Imunisasi, surveilans dan Bencana; c. Seksi Kesehatan Lingkungan Bidang Pengembangan Sumber daya Manusia, Bidang Pengembangan Sumber daya Manusia membawahi: a. Seksi perencanaan dan pendayagunaan serta pendidikan dan pelatihan; b. Seksi peranserta masyarakat dan promosi kesehatan; c.seksi registrasi dan akreditasi Bidang Jaminan sarana Kesehatan: Bidang Jaminan sarana Kesehatan membawahi : 1. Seksi Jaminan Kesehatan; 2. Seksi sarana dan peralatan kesehatan; 3. Seksi kefarmasian. 152

153 Struktur Organisasi: c) Bab III, point 3.2 Telaah visi Misi dan Program Kepala dan wakil Kepala Daerah terpilih, bertambah satu program pada ponit j yang sebelumnya tidak ada : d) Bab IV, point Misi Dinas Kesehatan, Misi pertama : Meningkatan Pelayanan Kesehatan yang merata terjangkau dan bermutu dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif. Dengan tujuan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, mempunyai sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya kuratif dengan mengutamakan promotif dan preventif. mempunyai indikator sasaran : i. Angka kematian Bayi (AKB) j. Angka Kematian Ibu ( AKI) k. Balita Gizi Buruk l. Kecamatan Bebas Rawan Gizi m. Angka penemuan kasus TB Paru semua tipe. n. Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue o. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan 153

154 Table 4.1 p. Rumah Tangga / KK yang menggunakan jamban sehat. Misi kedua : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kemitraan. Dengan tujuan meningkatnya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan, mempunyai sasaran : Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat. mempunyai indikator sasaran : e. Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). f. Desa Siaga Aktif Misi ketiga : Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan serta meningkatnya manajemen dan regulasi bidang kesehatan. Dengan tujuan meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan, mempunyai sasaran : 1. Meningkatnya standarisasi pelayanan kesehatan. mempunyai indikator sasaran : Rata rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 1 Angka kematian Bayi (AKB) (per 1000 KH) Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya kuratif dengan mengutamakan promotif dan preventif 2 Angka Kematian Ibu ( AKI) (per KH) 3 Balita Gizi Buruk (%) 4 Kecamatan Bebas Rawan Gizi (%) 5 Angka penemuan kasus TB Paru semua tipe. (%) 6 Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue 7 Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan (%) 8 Rumah Tangga / KK yang menggunakan jamban sehat. (%) 2 meningkatnya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan 3 meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesh Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat Meningkatnya standarisasi pelayanan kesehatan 9 Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (%) 1 Rata rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas 154

155 e) Bab V, point 5.1 Rencana Program dan Kegiatan, p. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dengan kegiatan 5) Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk 6) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 7) Peningkatan Imunisasi 8) Peningkatan surveylance epidemiologi dan penanggulangan wabah 9) Pelayanan Penanggulangan Penyakit TB 10) Pencegahan dan penanggulangan penyakit zoonosis 5.2. Indikator Kinerja No INDIKATOR KINERJA TARGET (%) 1. Cakupan kunjungan Bumil K Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yg memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatal dg komplikasi yg ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan desa / kelurahan UCI Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pd anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Cakupan kasus AFP 8 b. Cakupan kasus Pneumonia balita 10 c. Cakupan pasien baru TB BTA + 70 d. Cakupan kasus DBD 100 e. Cakupan penderita diare 95,60 14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan di Kabupaten 17 Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB yg dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Cakupan desa siaga aktif

156 f) Bab VI, point Indikator Kinerja point Indikator SPM (12 variabel) Tabel 6.1 Indikator Sasaran 1 Angka Kematian Bayi (AKB) / 1000 KH 9,51 9 8,75 8,5 8, Angka Kematian Ibu (AKI) / KH 111, , , Persentase Balita Gizi Buruk % 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03 4 Kacamatan Bebas rawan Gizi % Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 6 Angka Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 7 Kualitas Air Bersih memenuhi syarat kesehatan 8 Rumah tangga / KK yang menggunakan jamban sehat % 62,40 62,50 62,55 62,60 65,00 70,00 70,00 % % % Rumah tangga yang berperilaku % hidup bersih dan sehat (PHBS) 10 Desa Siaga Aktif % 97, Rata-rata IKM (Indek Kepuasan Masyarakat) dalam pelayanan kesehatan % Sesudah review: a) Bab I, point: point 1.2 Landasan Hukum pada nomor 23, berubah sebagai berikut : Peraturan Daerah No. 16 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah dan Perbup No. 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinkes Kabupaten Pasuruan b) Bab II, point: Berubah sebagai berikut : 2.1 Tugas, Fungsi dan struktur organisasi, Sekretariat, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi : 156

157 a. pelayanan kesehatan primer b. pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya, c. pelayanan kesehatan tradisional; Bidang Pengendalian,masalah Kesehatan, berubah menjadi : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit membawahi: d. surveilans dan imunisasi e. pencegahan dan pengendalian penyakit menular f. pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia, Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahi: a. Kefarmasian b. Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) c. Sumber Daya Manusia Kesehatan; Bidang Jaminan sarana Kesehatan berubah menjadi : Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi : a. Seksi Kesehatan keluarga dan gizi masyarakat b. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat c. Kesehatan lingkungan, kesehatan kerjadan kesehatan olah raga. Struktur Organisasi berubah menjadi: 157

158 c) Bab III, point 3.2 Telaah visi Misi dan Program Kepala dan wakil Kepala Daerah terpilih, bertambah satu program pad ponin j sebagai berikut : Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit tidak menular d) Bab IV, point Misi Dinas Kesehatan, Berubah sebagai berikut Misi pertama : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang merata terjangkau dan bermutu sasaran : Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative indikator sasaran : a. Angka kematian Bayi (AKB) b. Angka Kematian Ibu ( AKI) c. Balita Gizi Buruk d. Kecamatan Bebas Rawan Gizi e. Angka penemuan kasus TB Paru semua tipe. f. Angka Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue 158

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis. Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada target hasil dalam kurun waktu lima tahun dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal.

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1381 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 63

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 63 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 63 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun

RENSTRA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 2021 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2016 1 BAB I PENDAH ULUAN 1.1. LATAR B ELAK ANG Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

WALIKOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA PANGKALPINANG WALIKOTA PANGKALPINANG Menimbang PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR TAHUN DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR. Jalan Kapten Jamhur No. 41 Kota Banjar

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR TAHUN DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR. Jalan Kapten Jamhur No. 41 Kota Banjar RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR TAHUN 2014-2018 DINAS KESEHATAN KOTA BANJAR Jalan Kapten Jamhur No. 41 Kota Banjar Tahun 2014 KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan di Kota Banjar sebagai program

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA. - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA HALAMAN JUDUL RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA Jl. S.Parman No. 21 Purbalingga Telp. 0281 891034 Fax. 0281 891278 Kode Pos 53316

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016 dapat disusun sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 93 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci