BAB I PENDAHULUAN. secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintregasikan tiga bidang utama secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. Pendidikan yang melaksanakan bidang adsminitrasi dan pengajaran namun mengabaikan bidang bimbingan dan konseling mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memilki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososial spiritual. Bimbingan konseling mempunyai peran dalam membentuk kepribadian seorang individu. Melalui layanan-layanan yang diberikan kepada individu salah satunya adalah layanan bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi mereka. Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah kehidupan. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu. (Syamsu & Juntika 2010) Tujuan bimbingan dan konseling adalah perkembangan optimal individu (pribadi) sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian tingkat 1

2 kemampuan intelektual yang tinggi melainkan suatu kondisi yang dinamik individu mampu mengenal dan memahami diri sendiri, berani menerima kenyataan diri secara objektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan sistem nilai serta melakukan pilihan dengan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. Kebutuhan bimbingan pribadi (Depdiknas, 2007) adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan untuk mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya. 2) Kebutuhan untuk mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya. 3) Kebutuhan untuk mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut. 4) Kebutuhan untukmemahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri. 5) Kebutuhan untuk menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat. 6) Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungan. 7) Kebutuhan untuk mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan individu adalah Konsep Diri. Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam kepribadian manusia. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas 2

3 kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya. Menurut Thantawy (2005) Konsep diri adalah gambaran deskriptif dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, bagaiamana ia mempersepsikan dirinya sendiri, dimana aku menjadi subjek dan diri menjadi objek sekaligus. Dengan melihat tujuan dari bimbingan pribadi yang mengatakan bahwa bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Dan bimbingan pribadi merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami individu, maka bimbingan pribadi mempunyai manfaat dan hubungan dengan konsep diri. Konsep diri menjadi hal yang penting untuk perkembangan individu oleh karena itu bimbingan pribadi membantu individu untuk menyelesaikan masalah pribadi yang berkaitan dengan keadaan diri individu. Tetapi terkadang siswa tidak memanfaatkan bimbingan pribadi yang ada untuk membantu menyelesaikan masalah pribadi. Banyak masalah yang siswa alami tidak terselesaikan. Bahkan 3

4 cenderung lari ke hal-hal yang negatif. Demikian juga yang dialami oleh siswa kelas VII SMP N 9 Salatiga Hasil penelitian Pudjiono (1997) dalam studinya tahun pada siswa SMA Negeri di kotamadya Surabaya, menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara bimbingan pribadi dengan konsep diri, menunjukan bahwa sikap siswa terhadap bimbingan pribadi merupakan unsur atau bagian dari konsep diri sebagai pelajar. Selanjutnya penelitian Landukura (2012) tentang hubungan kebutuhan bimbingan pribadi dengan konsep diri siswa kelas XI SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga dengan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan bimbingan pribadi dengan konsep diri siswa kelas XI SMK Teknologi dan Industri Salatiga dengan hasil =-0,115 dengan p=0,228>0,05. Berdasarkan penelitian diatas didapatkan hasil yang bertolak belakang antara penelitian pudjiono (1997) dengan Landukura (2012) maka penulis ingin meneliti kembali ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kebutuhan bimbingan pribadi dengan konsep diri. 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Adakah hubungan yang signifikan antara kebutuhan bimbingan pribadi dengan konsep diri siswa kelas VII SMP N 9 Salatiga? 4

5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kebutuhan bimbingan pribadi dengan konsep diri siswa kelas VII SMP N 9 Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritik Manfaat teoritik dari penelitian ini adalah apabila dari hasil penelitian ini ditemukan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan bimbingan pribadi dengan konsep diri siswa kelas VII SMP N 9 Salatiga Manfaat Praktis Memberi masukan bagi pihak sekolah dan guru BK dalam perencanaan dan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika penulisan. Bab II Landasan teori terdiri dari: Kebutuhan Bimbingna Pribadi, Konsep Diri dan Hipotesis. 5

6 Bab III Metode Penelitian diuraikan tentang Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Validitas dan Reliabilitas alat ukur, Analisis Data. Bab IV Pembahasan dipaparkan subyek pebelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data, Analisis Kolerasi, Uji Hipotesis, dan Pembahasan Hasil Penelitian. Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran. 6