BAB I PENDAHULUAN. informasi yang ada secara cepat seperti televisi, internet dan smartphone.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. informasi yang ada secara cepat seperti televisi, internet dan smartphone."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses interaksi antar manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan, apalagi di zaman globalisasi saat ini yang dimana manusia dapat memperoleh informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia dengan tidak mengenal batas ruang dan waktu, sehingga dapat dikatakan informasi antar benua dapat diperoleh dalam waktu yang bersamaan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu selama manusia memiliki teknologi informasi yang dapat memperoleh informasi yang ada secara cepat seperti televisi, internet dan smartphone. Dalam zaman globalisasi saat ini yang didorong dengan berkembangnya teknologi informasi membuat seluruh masyarakat dunia mampu mengenal karakteristik dan kebudayaan di seluruh dunia secara luas, meskipun penggunaan bahasa dalam proses interaksi masyarakat global saat ini tentunya menggunakan bahasa universal dan dapat dimengerti oleh sebagian besar masyarakat dunia. Penggunaan bahasa universal yang dipakai dalam interaksi masyarakat global biasanya didominasi oleh negara yang maju dalam melakukan hegemoni politik, seperti Amerika dan beberapa negara Eropa dengan bahasa Inggrisnya. Selain itu penggunaan bahasa dalam interaksi masyarakat global juga didominasi oleh negara atau peradaban yang memiliki jumlah komunitas yang cukup besar di dunia seperti Cina dan Arab, sehingga penggunaan bahasa dari kedua peradaban tersebut tak asing didengarkan dalam proses interaksi masyarakat global saat ini. 1

2 Dengan adanya globalisasi, dengan dalih mengikuti kemajuan zaman dalam persaingan global membuat penggunaan bahasa tradisional dalam interaksi menjadi luntur, karena dalam globalisasi yang memiliki kata kunci dalam interaksi lebih dituntut penggunaan bahasa yang simpel dan mudah dipahami oleh masyarakat banyak dengan berbagai latar belakang suku yang berbeda-beda. Apalagi yang terjadi di Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa dengan latar belakang bahasa yang berbeda dan sulit dimengerti oleh komunitas yang beragam di Indonesia. Proses interaksi global saat ini bisa terjadi dimana saja tidak mengenal ruang dan waktu, bisa melalui penggunaan media dan berbagai macam tempat yang memungkinkan masyarakat dari berbagai macam latar belakang yang beragam untuk melakukan interaksi secara berkelanjutan khususnya di ruang publik seperti taman, sekolah, pusat perkantoran, pusat perbelanjaan restoran bahkan cafe sekalipun. Khususnya kafe yang dikenal sebagai tempat interaksi berbagai macam kalangan masyarakat dianggap sebagai tempat pertemuan dan interaksi bagi masyarakat dari berbagai macam latar belakang suku bangsa membuat penggunaan bahasa global menjadi sangat lazim. Kata kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu cafe yang berarti coffee dalam bahasa Indonesia kopi atau coffeehouse dalam bahasa Indonesia kedai kopi, istilah ini muncul pada abad ke 18 di Inggris. Pada awalnya kopi pertama kali masuk ke Eropa pada tahun 1669 ketika utusan sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris, Perancis, dengan membawa berkarung-karung biji misterius yang nantinya dikenal dengan nama coffee. 2

3 Setelah adanya perkenalan dari utusan sultan tersebut membuat kebiasaan menikmati kopi yang dikenalkannya pada kaum bangsawan Paris telah menjadi mode baru yang kemudian di tahun 1672 seorang pengusaha muda asal Armenia, yang dikenal dengan nama Pascal menjualnya secara umum, pertamatama di sebuah pameran besar di Saint Germain dan kemudian di sebuah toko kecil yang berlokasi di Quai de Evole. Dalam sejarahnya di Perancis sendiri adalah Jean de la Rogue yang berperan penting dalam sejarah kopi di Perancis, pada saat itu dia menulis bahwa ketika tahun 1714 dia telah berjalan menuju jalan besar ke arah Jardin des Plants, dimana hampir tidak ada satu kota pun yang tidak memiliki kedai kopi atau kafe. Pada awalnya penyebaran Kafe atau Coffee House di Eropa ini terjadi melalui jalur perdagangan, ke wilayah Italia yang dikenal dengan sebutan Caffe yang hanya berbeda penulisan saja. Yang kemudian pada tahun 1839 muncul kata cafetaria dalam bahasa Amerika English yang berasal dari bahasa Mexican Spanish untuk menyebutkan sebuah kedai kopi. Pada mulanya kafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan jaman, kafe telah memilih banyak konsep, diantaranya sebagai tempat menikmati hidangan lainnya. Setelah berkembang pesat di Eropa, kafe mulai merambah hampir diseluruh penjuru negara-negara di dunia dan menjamurnya kafe di seluruh dunia dibawa dan dikenalkan oleh negara-negara kolonial Eropa yang memperkenalkan kafe di negara-negara jajahannya. Termasuk di Indonesia yang mulai menjamur disebagian besar kota-kota di Indonesia. Dan keberadaan kafe di kota-kota besar 3

4 seringkali meminggirkan penggunaan bahasa lokal sebagai bahasa interaksi, sehingga seringkali dalam interaksi di kafe lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa gaul yang berasal dari Jakarta dan biasanya dikenal oleh orang-orang melalui media, hal ini terjadi karena orang-orang Indonesia yang melakukan interaksi di kafe saat ini lebih cenderung sebagai gaya hidup. Fenomena budaya tersebut juga berlaku di Yogyakarta yang masyarakatnya dalam interaksi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Kehidupan manusia selalu ingin bertambah, rasa ketidakpuasan akan halhal yang sudah diperoleh membuatnya selalu menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah dimilikinya sekarang. Begitu juga dengan teknologi yang semakin canggih membuat manusia lebih mudah melakukan apa pun. Keinginan untuk selalu tampil baik dihadapan semua orang menyebabkan terbentuknya life style. Salah satunya kebiasaan berkumpul di kafe yang saat ini menjadi tren anak muda di Yogyakarta. Sejarah Cafe berasal dari Eropa sekitar abad ke-18. Seiring perkembangan jaman, kafe pun mengalami perkembangan hingga ke Asia bahkan ke Indonesia. Berbagai kota besar di Indonesia, hampir memiliki kafe disetiap sudut kotanya. Salah satunya adalah Yogyakarta, Yogyakarta kota yang lebih dikenal sebagai kota pendidikan ini mengalami perubahan yang sangat besar. Memasuki tahun millenium, Yogyakarta mengalami perubahan di berbagai aspek. Perubahan itu meliputi berbagai aspek termasuk sumber perekonomian. Karena nongkrong sudah menjadi gaya kehidupan sehari-hari, pasti membawa dampak, baik berdampak positif maupun berdampak negatif. 4

5 Pada awalnya pertumbuhan kafe di Yogyakarta, dimulai di pusat kota seperti di wilayah Malioboro, namun saat ini pertumbuhan sampai ke daerahdaerah pinggiran di kota Yogyakarta, dan pertumbuhan kafe di daerah pinggiran kota Yogyakarta seperti di daerah Seturan dan Nologaten telah menimbulkan banyak pro dan kontra dari masyarakat, terlebih masyarakat di sekitar kafe tersebut. Masyarakat menilai dengan adanya cafe di sekitar wilayah mereka tidak memberikan dampak yang posif bagi mereka, malah sebaliknya banyak membawa dampak negatif. Terlebih keberadaan kafe yang dekat dengan Universitas dapat juga mengundang banyak pelajar yang nongkrong. Dampak negatif pun mendominasi pembangunan kafe tersebut. Keributan antar individu, perkelahian, hingga tawuran antar warga pun pernah terjadi hanya karena keberadaan kafe ini. Menurut beberapa warga sekitar kafe, selain hal tersebut banyak gangguan yang terjadi seperti musik yang begitu keras, kegaduhan suara, dan parkir kendaraan yang sembarangan. Kenyamanan warga yang terganggu, secara tidak langsung memberikan nilai kurang terhadap kafe tersebut. Keberadaan kafe yang berada di sekitar pemukiman penduduk kurang berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh masyarakat sekitar kafe. Kurangnya rasa sosial serta kurangnya kontribusi dari pihak pemilik kafe yang berada di dekat pemukiman warga dipandang sebelah mata. Kurangnya kontribusi kafe kepada warga di sekitar, membuat warga kurang respect dengan keberadaan kafe tersebut. Seakan-akan kafe hanya sekedar menyewa lahan tanpa ada komunikasi dengan warga di sekitar. Padahal, jika ada 5

6 kontribusi dari kafe untuk warga sekitar, maka akan menimbulkan sebuah hubungan yang baik antara warga sekitar dengan kafe. Jika hubungan yang baik dibangun antara warga dan pemilik kafe tersebut, maka segala macam agenda atau kegiatan dari kafe tersebut akan didukung sepenuhnya oleh warga sekitar. Warga juga bisa memanfaatkan kafe sebagai ajang untuk mendukung program-program kerja desa. Contohnya, kafe bisa digunakan untuk tempat rapat RT maupun RW. Bagi masyarakat penduduk sekitar kafe, kafe bukan tempat yang efektif untuk bersosialisasi. Kafe dipandang sebagai sebuah gaya hidup (life style) yang mengikuti perkembangan zaman, karena kafe adalah tempat untuk bersosialisasi zaman yang modern. Seiring perkembangan, sosialisasi tidak hanya dilakukan di wilayah Rukun Tetangga (RT), tetapi bisa dilakukan di berbagai tempat yang memberikan kenyamanan bagi setiap orang. Trend lifestyle bersosialisasi di kafe mampu membuat kafe menjamur khususnya di daerah Nologaten dan Seturan. Berbagai macam kafe berada di sekitar jalan ini, dari kafe dengan harga murah serta sederhana, hingga berharga mahal serta mewah. Nongkrong di kafe menjadi trend tersendiri bagi beberapa komunitas. Berbagai macam komunitas menjadikan kafe sebagai fasilitas mereka untuk bertemu dan berdiskusi. Berubahnya pola perilaku masyarakat yang konsumsif pun merupakan salah satu peluang yang mungkin terjadi dengan keberadaan kafe ini. Pada perkembangannya keberadaan kafe di Yogyakarta telah menjadi gaya hidup bagi sebagian remaja dan anak muda di Yogyakarta, seringkali 6

7 penggunaan bahasa oleh anak muda Yogyakarta dalam melakukan interaksi di kafe lebih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa gaul yang diserap dari Jakarta seperti gue dan lo ketimbang bahasa Jawa, penerimaan bahasa gaul dari Jakarta tidak lepas dari peran televisi dan media sosial lainnya yang dominan menggunakan bahasa gaul tersebut. Salah satu kafe di Yogyakarta yang banyak pengunjungnya adalah kafe Legend di sekitaran Kridosono tepatnya di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta. Kafe yang buka selama 24 jam nostop tersebut seringkali dikunjungai oleh berbagai kalangan anak muda Yogyakarta, mulai dari pelajar, mahasiswa dan eksekutif muda bahkan turis domestik maupun asing juga tampak beberapa kali mengunjungi tempat tersebut. Dari banyak pengunjung degan latar belakang berbeda-beda yang ada di tempat tersebut, jarang sekali kita mendengar bahasa Jawa sebagai bahasa interaksi antar individu, dan lebih sering menggunakan bahasa Indonesia biasa ataupun bahasa gaul. B. Rumusan Masalah Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana ragam dan posisi bahasa ibu dalam komunikasi di ruang publik khususnya di Legend Coffee. Pertanyaan pokok yang hendak di jawab adalah : 1. Mengapa bahasa ibu tidak menjadi pilihan dalam berkomunikasi di Legend Coffee? 2. Ragam bahasa apakah yang digunakan dalam komunikasi di Legend Coffee dan bagaimana posisi bahasa Ibu? 7

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat terjadinya perubahan perilaku dalam berkomunikasi, khususnya di ruang publik seperti di kafe. Dapat terlihat jelas bahwa terdapat banyak ragam bahasa yang digunakan oleh orang-orang dalam melakukan interaksi di ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa ibu di ruang publik khususnya di Legend Coffee yang menjadi tempat interaksi dari berbagai kalangan masyarakat yang berlatar belakang berbeda. Yang ke dua untuk mengetahui ragam bahasa yang digunakan dalam melakukan komunikasi dan untuk mengetahui proses interaksi khususnya penggunaan bahasa di ruang publik seperti kafe di Yogyakarta. Selain itu untuk mengetahui alasan remaja dan kalangan anak muda memilih suatu bahasa dalam proses interaksi di ruang publik seperti kafe. Sehingga dalam penelitian ini dapat dipahami yaitu, bagaimana ragam dan posisi bahasa ibu dalam komunikasi di ruang publik khususnya di Legend Coffee. D. Kerangka Pemikiran Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai fungsi kafe sebagai tempat interaksi dan berkumpul masyarakat perkotaan dari berbagai macam golongan dan penggunaan bahasa di kafe dalam proses interaksi antar individu. Kerangka pemikiran yang menjadi patokan bagi peneliti dalam melanjutkan penelitian ini sebagai berikut : 8

9 1. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Perkotaan Zaman globalisasi yang ditandai perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan membuat semakin majunya pola pikir tiap individu dengan semakin mudahnya akses terhadap informasi. Perkembangan informasi yang mempengaruhi pola pikir individu-individu juga turut mengubah selera dan pandangan tiap individu terhadap sesuatu model pakaian, gaya rambut sampai makanan. Dengan hal tersebutlah membuat terjadinya perubahan gaya hidup tiap individu khususnya masyarakat perkotaan. Gaya menurut Meyer Schapiro dalam Alfathri Adlin merupakan suatu sistem bentuk dengan kualitas dan ekspresi bermakna yang menampakan kepribadian suatu kelompok, selain itu gaya merupakan wahana ekspresi dalam kelompok yang mencampurkan nilai-nilai tertentu dari agama, sosial dan kehidupan moral melalui bentuk-bentuk yang mencerminkan perasaan. 1 Mudahnya akses terhadap informasi bagi masyarakat perkotaan di Indonesia membuat perubahan gaya hidup mereka. Hal tersebut dapat terlihat dari cara berpakaian, gaya rambut sampai tempat makan. Saat ini fungsi tempat makan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, tetapi juga berfungsi sebagai tempat untuk menghabiskan waktu luang bagi masyarakat perkotaan. Seperti di kafe yang pada awalnya berfungsi untuk tempat minum kopi, namun saat ini dijadikan sebagai tempat menghabiskan waktu bagi para pengunjungnya, 1 Alfathri Adlin. Design, Teknologi, Gaya Hidup: Perangkat Elektronik sebagai Simbol Status Sosial. Budaya Simbolik dan Komodifikasi Gaya Hidup Bagian Ketiga. 9

10 sehingga seringkali kebiasaan nongkrong di kafe dijadikan sebagai gaya hidup masyarakat perkotaan. Keberadaan kafe di Indonesia saat ini semakin menjamur dan menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan dari berbagai macam kalangan dan kebanyakan diminati oleh anak muda yang berlatar belakang sebagai mahasiswa dan eksekutif muda. Konsep kafe yang memberikan kenyaman bagi konsumen seringkali dimanfaatkan bukan hanya sekedar untuk menikmati kopi atau hidangan tertentu. Kafe juga dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama suatu kelompok bahkan pertemuan dalam melakukan diskusi dengan pembahasan topik-topik yang diminati oleh kelompok tertentu, sehingga kafe seringkali menjadi tempat interaksi berbagai kelompok dalam menghabiskan waktu bersama atau membahas berbagai permasalahan yang mereka minati. Hal tersebut tidak lepas dari konsep kafe yang memberikan kenyamanan lebih kepada pelanggannya, mulai dari kenyamanan tata ruang hingga berbagai fasilitas penunjang lainnya seperti hotspot untuk akses internet dan membantu bagi pengunjung untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Bagi masyarakat perkotaan di Indonesia saat ini keberadaan kafe bisa dikatakan sebagai gaya hidup, dimana peran kafe saat ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan dan pertukaran budaya bagi masyarakat perkotaan, fungsi kafe bagi masyarakat perkotaan saat ini menjadi pilihan dan gaya hidup bagi mereka yang memerlukan suasana santai untuk melepaskan kejenuhan dari berbagai macam aktifitas sehari-hari, bahkan bagi para eksekutif muda dan mahasiswa kafe sering dipakai sebagi tempat untuk mengerjakan tugas mereka 10

11 dan menunjukan kelas sosial dan gaya hidup bagi mereka sebagai masyarakat kelas menengah perkotaan. Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan banyak dimulai dari dunia barat dan selalu menunjukan status sosial seseorang, seperti kasus yang terjadi pada Mc Donald, menurut Gary Day dalam Bre Redana yang melihat bahwa kemunculan Mc Donald merupakan bentuk telah terjadinya proses Amerikanisasi dan menjadi simbol kebangkitan kelas menengah di Asia. 2 Dari fenomena tersebut menjelaskan bahwa telah terjadinya pergeseran orientasi pada kalangan anak muda perkotaan yang tadinya mencari status menjadi mencari uang. Sehingga bisa dikatakan bahwa dulu orang bisa mendapat uang karena status, namun saat ini orang mendapat status karena uang. 2. Penggunaan Bahasa Ibu di Tempat Umum Dalam suatu daerah tentunya memiliki ciri khas tersendiri mulai dari budaya, gaya hidup, tata cara berpakaian berperilaku dan juga bahasa. Sehingga dari berbagai faktor tersebut bisa dikatakan sebagai pembeda karakteristik masyarakat suatu daerah dibandingkan dengan daerah lainnya. Bagi masyarakat suatu daerah tentunya menjadi sebuah kebanggaan dapat menonjolkan karakter kebudayaan mereka dan dari situlah menjadi alat pemersatu bagi kalangan atau komunitas masyarakat suatu etnis. Bagi kalangan atau komunitas suatu etnis penggunaan bahasa lokal daerah dapat mempermudah dalam melakukan proses interaksi diantara kalangan mereka 2 Bre Redana, Ongkos Sosial Gaya Hidup Mutakhir, Budaya Simbolik dan Komodifikasi Gaya Hidup, Bagian Ketiga. 11

12 sendiri. Seringkali penggunaan bahasa daerah lokal dipakai oleh suatu etnis untuk interaksi antar kelompok mereka karena penggunaanya mudah dimengerti. Dan bahasa daerah lokal bisa dikatakan menjadi bahasa sehari-hari dalam berinteraksi bagi kelompok etnis di daerah asal mereka, seperti penggunaan bahasa Minang di Sumatera Barat, bahasa Batak di Sumatera Utara dan bahasa Jawa di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, meskipun gaya bahasanya terdapat beberapa perbedaan akan tetapi makna yang terkandung cenderung memiliki banyak kesamaan. Sehingga penggunaan bahasa daerah lokal dapat digunakan dimana saja dalam suatu daerah, baik di rumah dan di tempat umum seperti pasar, kafe dan berbagai tempat umum lainnya. 3. Penggunaan Bahasa Universal di Kafe Semakin mudahnya akses terhadap informasi bagi tiap individu di seluruh dunia, membuat orang semakin cerdas dan semakin mudah melakukan interaksi antar individu dari berbagai macam latar belakang. Seperti halnya konsep internet yang mampu menyatukan masyarakat di seluruh dunia membuat tiap individu mampu melakukan interaksi dengan siapapun. Semakin mudahnya interaksi yang tanpa batas tanpa mengenal batasan ruang dan waktu membuat banyaknya keragaman bahasa yang terjadi dalam interaksi, sehingga dalam interaksi internasional dapat disatukan dengan bahasa Inggris. Keragaman bahasa yang digunakan membuat posisi bahasa dalam kebudayaan dapat disesuaikan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan konsep fungsional struktural menurut Arthur Maurice Hocart dalam 12

13 Koentjaraningrat adalah sebuah sudut pandang luas dalam Sosiologi dan Antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya, terutama norma, adat tradisi dan institusi. 3 Sebuah analogi umum yang dipopulerkan Herbert Spencer menampilkan bagian-bagian masyarakat ini sebagai "organ" yang bekerja demi berfungsinya seluruh "badan" secara wajar. Dalam arti paling mendasar, istilah ini menekankan "upaya untuk menghubungkan, sebisa mungkin, dengan setiap fitur, adat, atau praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohesif." Bagi Talcott Parsons, "fungsionalisme struktural" mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam pengembangan metodologis ilmu sosial, bukan sebuah mazhab pemikiran. 4 Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran fungsional struktural sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan lainnya pendekatan fungsionalisme 3 Koentjaraningrat, (1987), Sejarah Teori Antropologi, Jakarta, UI Press. Hal Ibid, Hal

14 struktural ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial. 5 Teori struktural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, hingga akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite functionalism, dimana ini menjadi panduan bagi analisis substantif Spencer dan penggerak analisis fungsional. 6 Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminologi organismik tersebut. Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagianbagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim dalam teori Parsons dan Merton mengenai fungsional struktural. Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dengan banyaknya keanekaragaman suku bangsa yang dimiliki tentunya memilki ciri khas yang berbeda-beda mulai dari adat istiadat hingga bahasa, sehingga untuk menyatukan keragaman tersebut dibuatlah konsep kebhinekaan sebagai konsep pemersatu bangsa ketika para pendiri bangsa ini mempersiapkan kemerdekaan. Dalam konsep kebhinekaan yang dibuat secara matang tentunya juga dicari 5 Ibid, Hal Ibid, Hal

15 bahasa yang menjadi kesepakatan untuk alat interaksi yang dapat menyatukan keragaman, untuk di Indonesia tentunya dipilih bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu keragaman budaya dan etnis masyarakat Indonesia yang dikenal cukup banyak. Penggunaan bahasa Indonesia sampai saat ini dipakai sebagai bahasa yang mudah dimengerti dalam interaksi antar individu yang memiliki latar belakang suku bangsa yang berbeda. Penggunaan bahasa Indonesia saat ini sudah digunakan di seluruh wilayah Indonesia dan menjadi bahasa sehari-hari di berbagai tempat wilayah Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sangat bermanfaat dimanapun dan menjadi alat interaksi yang mudah dimengerti bagi individu dari latar belakang etnis yang berbeda-beda. Bahasa Indoensia sering dipakai di tempat umum seperti pasar dan kafe yang memungkinkan terjadinya pertemuan individu antar etnis yang berbeda. Sehingga bisa dikatakan bahasa Indonesia menjadi bahasa universal yang dapat menyatukan proses interaksi antar individu dari berbagai latar belakang etnis yang berbeda. Termasuk juga penggunaan bahasa universal di kafe, ditempat seperti kafe ini sering kali digunakan bahasa universal karena pengunjungnya berasal dari berbagai macam etnis. Kalau yang terjadi di Indonesia, penggunaan bahasa di berbagai daerah khususnya kafe di daerah perkotaan seringkali menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa universal, meskipun terkadang kita juga sering mendengar bahasa gaul seperti loe-gue yang diserap dari bahasa Jakarta sebagai ibukota negara. Karena fungsi kafe selain sebagai tempat makan juga merupakan sebagai gaya hidup anak-anak gaul perkotaan. 15

16 E. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian secara kualitatif. Menurut Koentjaraningrat, metodologi kualitatif adalah metode penelitian berdasarkan cara-cara pengumpulan dan analisis data yang khusus dan mandalam. Dengan melakukan penelitian lapangan, peneliti memberikan deskripsi dan analisis dengan pendekatan menyeluruh yang diungkapkan menurut konsep dan kategori perilaku budaya 7 (emik) di lingkungan aslinya. Peneliti melakukan penelitiannya yang bersifat kualitatif agar dapat memudahkan metode analisis data, yaitu melakukan pengamatan langsung di Legend coffe, Kridosono, Yogjakarta. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini berfokus data hasil observasi dan wawancara pengunjung dan karyawan kafe Legend, Kridosono, Yogyakarta. Peneliti akan menekankan pada data-data yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk mendeskripsikan tentang proses interaksi antar individu di Legend coffe, Kridosono, Yogyakarta. Sementara itu, Legend coffe, Kridosono, Yogyakarta dipilih karena merupakan salah satu tempat berkumpulnya anak muda yang memiliki latar belakang etnis dan budaya yang berbeda-beda. 7 Malinowski to grasp the natives point of view, his relation to life, to realise his vision and his world (menangkap sudut pandang pelaku budaya, hubungannya dengan kehidupan, menyadari visinya dan dunianya) (Spradley, 1997: xviii). 16

17 3. Pengumpulan Data dan Sumber Data Sumber data utama penelitian ini berasal dari wawancara peneliti dengan informan. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan wawancara langsung sambil dilakukan percakapan dan wawancara dilakukan secara mendalam di Legend Coffe. Pada proses wawancara ini peneliti dibantu oleh alat berupa tape recorder dan juga catatan mengenai interview guide agar pertanyaanpertanyaan yang diajukan tidak melenceng dari topik penelitian. Ketika mewawancarai, peneliti menggunakan tahap-tahap pertanyaan sesuai dengan tema pembicaraan antara si peneliti dengan informan. Tahap-tahap pertanyaan tersebut menjadi pedoman wawancara, tetapi tidak menutup kemungkinan jika pertanyaanpertanyaan tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan jawaban informan. Teknik wawancara secara langsung (tatap muka) ini digunakan karena dengan cara ini peneliti mampu mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada informan demi melengkapi data yang dibutuhkan di Legend Coffe. Metode wawancara ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi yang akurat dari orang-orang yang berkepentingan dalam penelitian ini. Untuk melengkapi data-data penelitian yang dilakukan, peneliti juga akan menganalisis dokumen-dokumen yang berkaitan dengan apa yang diteliti. Selain data primer berupa wawancara dengan pihak yang terkait, peneliti juga akan menggunakan data sekunder untuk melengkapi data-data penelitian yang dibutuhkan peneliti. Data-data tersebut adalah dokumen-dokumen yang didapatkan dari Legend coffe yang menjadi obyek penelitian ataupun studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu cara untuk 17

18 memperoleh atau mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan data-data yang diperlukan selama penelitian. Bahan-bahan ini dapat diperoleh dengan cara mempelajari berbagai literatur atau buku-buku, majalah, koran, makalah atau jurnal ilmiah. Untuk melengkapi bahan-bahan tersebut, terdapat juga sumbersumber informasi yang lain seperti dokumen dan rekaman atau catatan otentik mengenai objek yang diteliti. 4. Teknik Analisa Data Suatu penelitian membutukan analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif menurut Burhan Bungi bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan komplek. Padanya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi. 8 Analisa data dilakukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dikumpulkan ke dalam bentuk deskripsi yang sistematis dan berdasarkan sifat data yang ada. Analisis merupakan satu alat untuk menemukan makna budaya (Spradley, 1997: 117). Analisis meliputi pemeriksaan ulang catatan lapangan untuk mencari simbol-simbol budaya dan mencari hubungan antar simbol itu. Dari analisis inilah alur hasil penelitian lebih jelas dan mudah dipahami untuk keperluan penulisan yang didukung dengan berbagai literatur yang relevan. 8 Ibid, Hal

19 Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk menganalisis berbagai data yang sudah ada digunakan metode deskriptif analitis data. Metode ini digunakan untuk menggambarkan data yang sudah diperoleh melalui proses analisis yang mendalam dan selajutnya diakomodasikan dalam bentuk bahasa secara runtut atau dalam bentuk naratif. Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari fenomena yang ada di lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan cara proses pengumpulan data. Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analis secara deskriptif-kualitatif tanpa menggunakan teknik kuantitatif. Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M.Nazir (2003:16) bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 19

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Dimana salah satu contoh perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu cita rasa kopinya. Kopi tradisional Aceh memiliki cita rasa yang khas dengan aroma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globlisasi seperti sekarang ini cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Bukan hanya sekedar area untuk makan saja akan tetapi banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern

Lebih terperinci

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini rutinitas kegiatan masyarakat meningkat, dapat dilihat dari semakin padatnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern.

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern. BAB II LANDASAN TEORI Penelitian dan penulisan sejarah yang baik menurut sejarawan melengkapi dirinya dengan teori dan metodologi sejarah selain historiografi yang menyajikan cerita sejarah sebagai uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle. BAB V PENUTUP A. Simpulan Sifat konsumtif merupakan suatu yang wajar dan pasti dimiliki oleh setiap manusia. Wedangan modern telah membuat pergeseran fungsi makan dari awalnya yang sebagai pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola BAB I PENDAHULUAN To effectively communicate, we must realize that we are all different in the way we perceive the world and use this understanding as a guide to our communication with others. (Anthony

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas.

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas. 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula halnya dengan Indonesia. Perkembangan dan peranan industri jasa yang makin besar didorong

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan zaman telah mengubah dimensi masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Sayangnya seiring dengan kemajuan teknologi pada jaman sekarang,

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, serta meningkatnya kemajuan akan ilmu pengetahuan menuntut manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang dihasilkan Indonesia. Kopi di Indonesia banyak diolah menjadi bahan dasar pembuatan minuman. Olahan minuman kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kota memberikan dampak tersendiri, dimana perkembangan kota secara alamiah melahirkan kegembiraan untuk menjadi daya tarik dan pusat pendidikan, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etika ramah adalah salah satu budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, yang identik dengan bertegur sapa dan murah senyum. Sikap ramah yang selama ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah era globalisasi dan berkembangnya zaman membuat kebutuhan konsumen menjadi sangat beragam. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder hingga tersier. Feist,

Lebih terperinci

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang sangat pesat dan mengalami perubahan yang berkesinambungan. Seiring dengan perkembangan itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam suatu wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang modern ini masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin majunya peradaban, kehidupan dan budaya manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Indonesia. Bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum Muda Yogyakarta ini dapat ditarik kesimpulan bahwa 10 pelaku usaha garage saleyang dijadikan informan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan bisnis di era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan bisnis di era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan bisnis di era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar berbagai perusahaan. Fenomena ini akan membuat para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kopi memiliki sejarah yang panjang. Kopi pertama kali ditemukan oleh Kaldi, seorang penggembala domba di Ethiopia. Kaldi melihat dombanya meloncat-loncat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jenis varian makanan paling banyak di dunia. Hal ini disebabkan negara Indonesia memiliki 6.000 dari 18.000 pulau berpenghuni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah bisnis di bidang Bakery. Roti memiliki sejarah panjang karena bagaimana. pun roti adalah makanan yang sehat dan bergizi.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah bisnis di bidang Bakery. Roti memiliki sejarah panjang karena bagaimana. pun roti adalah makanan yang sehat dan bergizi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Salah satu bidang bisnis yang juga merasakan ketatnya persaingan saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali bangsa Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RONY RUDIYANTO L2D 306 022 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin PERNYATAAN Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupanya, kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling utama. Kebutuhan primer itu sendiri meliputi sandang, pangan, papan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture> BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam interaksi, dibutuhkan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Pada kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi turut mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan penemuan dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai suatu bentuk pelayanan umum tempat terjadinya transaksi jual beli barang bagi masyarakat, merupakan salah satu cerminan perekonomian dan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan internet di Indonesia berkembang terus dari tahun ke tahun seiring dengan perbaikan infrastruktur yang dibangun. Hasil riset memperlihatkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, serta meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, menuntut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari modernisasi yang memposisikan pencitraannya sebagai suatu bentuk globalisasi yang terus bergulir. Selaras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI

TEORI DAN METODOLOGI TEORI DAN METODOLOGI MEMBANGUN PARADIGMA DALAM TEORI SOSIOLOGI 3 PARADIGMA FAKTA SOSIAL DEFINISI SOSIAL PERILAKU SOSIAL Sudut pandang sistem sosial sebagai keseluruhan Sudut pandang struktur sosial Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. Sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya arus informasi pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam perjalanan sejarah masyarakat manusia umumnya, membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat peradaban manusia. Kiranya beralasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang mempunyai identitas budaya yang sangat beragam. Namun pada saat ini identitas tersebut mulai pudar karena adanya pengaruh globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Kopi hanya memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan juga semakin meningkat. Hal ini dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan juga semakin meningkat. Hal ini dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini dunia bisnis atau entrepreneurship berkembang dengan pesat. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan juga semakin meningkat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi manajernya dengan kisaran pemotongan rata-rata 60%. Menurut juru

BAB I PENDAHULUAN. bagi manajernya dengan kisaran pemotongan rata-rata 60%. Menurut juru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian saat ini sedang mengalami krisis yang sangat berat. Contohnya saja di Tokyo, Toyota Motor Jepang akan memotong bonus musim panas bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini yang semakin berkembang membuat peluang yang semakin bertumbuh dan memberi tantangan dalam dunia bisnis di Dunia. Dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam bahasa tersebut digunakan sesuai kondisi yang ada. Preston dan Shuy (dalam Chaer, 2002: 105) mengatakan ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci