PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
|
|
- Handoko Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM KELAS D UNIVERSITY KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK LK I/2016-II muh.jamal08 16jamal 7D Muh_Nur_Jamal muh.nurjamaluddin Halaman 1
2 Silakan follow ya muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id Muhammad Nur Jamaluddin ASAL Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia SAAT INI Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia Halaman 2
3 Renungan Ya Tuhan, saya lupa Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat: Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat: Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat: Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia Dan juga kebahagiaan di akhirat Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat: Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat Halaman 3
4 UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2014/2015 MATA KULIAH : HUKUM TATA NEGARA HARI, TANGGAL : RABU, 27 MEI 2015 KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H/II WAKTU : 90 MENIT DOSEN : TIM DOSEN SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK PILIH 5 (LIMA) SOAL DARI 7 (TUJUH) SOAL YANG TERSEDIA SOAL 1. Logemann dalam salah satu definisinya mengatakan bahwa Hukum Tata Negara adalah hukum yang menyelidiki antara lain: Jabatan-jabatan apa yang terdapat dalam susunan kenegaraan tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut: a. Jelaskan apa yang dimaksud jabatan-jabatan dan susunan kenegaraan tertentu? Menurut Logeman jabatan merupakan pengertian yuridis dan fungsi sedangkan susunan dan ketatanegaraan tertentu (fungsi jabatan) adalah pengertian bersifat sosiologis. Maksudnya bahwa negara merupakan organisasi yang teridiri atas fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lainnya serta keseluruhannya, maka dalam arti yuridis negara merupakan organisasi dari jabatan-jabatan. Kemudian fungsi dari jabatan-jabatan itu akan terimplementasikan dalam susunan ketatanegaraan tertentu. Halaman 4
5 b. Bagaimana ruang lingkup HTN jika dikaitkan dengan pendapat Logemann tersebut? Mengenai ruang lingkup hukum tata negara jika dikaitkan dengan pendapat Logemann, ada beberapa hal yang meliputinya seperti betuk pemeritahan, bentuk negara, sistem pemerintahan, sistem pendelegasian kekuasaan negara, corak pemerintahan, wilayah negara, garis besar organisasi pelaksana, hubungan rakyat dan negara, cara rakyat dalam hak ketatanegaraan, ciri-ciri kepribadian negara serta dasar negara. Kemudian untuk ruang lingkup tata negara yang ada kaitannya dengan badan ketatanegaraan yang mempunyai kedudukan sebagai organisasi di negara yakni Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Para badan pelaksana ketatanegaraan tersebut meliputi cara pembentukannya, tugas dan wewenang pada masing-masing badan, susunan badan tersebut, cara kerja badan ketatanegaraan, masa jabatan, perhubungan kekuasaan antar badan ketatanegaraan, dan sebagainya. Selain tentang pemerintahan dan badan-badan ketatanegaraan, ada pula konsep pengaturan tentang kehidupan politik rakyat yang meliputi penggolongan, jenis, serta jumlah partai politik (parpol) dalam sebuah negara dan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur negara tersebut, kekutaan politik dan pemilihan umum (pemilu), hubungan antara badan ketatanegaraan dan partai politik, kedudukan penting dalam sebuah golongan, arti kedudukan serta peranan golongan penekan, langkah kerjasama antar kekuatan politik, pencerminan pejabat, dan lain sebagainya. Halaman 5
6 2. Negara Repbulik Indonesia bahwa Undang-Undang Dasar 1945 menempatkan kebiasaan ketatanegaraan/konvensi ketatanegaraan sebagai sub sistem Hukum Tata Negara, sehingga diterima sebagai salah satu sumber HTN dalam arti formal. a. Jelaskan perbedaan konvensi dengan kebiasaan ketatanegaraan, serta apa ciri-ciri dari konvensi! Konvensi adalah ketentuan-ketentuan yang mempunyai kekuatan mengikat. Ketentuan yang diterima sebagai kewajiban dalam menjalankan Undang-Undang Dasar, sedangkan kebiasaan ketatanegaraan ialah perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan berulang kali sehingga ia diterima dan ditaati dalam praktik ketatanegaaran, walaupun ia bukan hukum. Konvensi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktik penyelenggarannya. 2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar. 3) Diterima oleh seluruh rakyat. 4) Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar. b. Mengapa konvensi dapat mengesampingkan kaidah hukum tertulis? Berikan contohnya! Karena konvensi mempunyai kekuatan mengikat secara politik sebagai suatu etika atau moral (political binding), sehingga dalam kenyataannya kekuatan mengikat secara politis mendorong ketaatan dan kekuatan mengikat secara hukum. Misalnya, pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus, Pengesahan Rancangan Undang-undang yang telah disetujui DPR, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Agama yang dianut Presiden dan Wakil Presiden, konvensi dalam pembuatan perjanjian internasional. Halaman 6
7 3. Berbicara sistem pemerintahan, dikenal adanya sistem pemerintahan parlementer dan presidensil. Sehubungan pernyataan tersebut: a. Bagaimana kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan di kedua sistem tersebut? Dalam sistem pemerintahan parlementer Presiden sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan, kekuasaan eksekutif memiliki dan bertanggung jawab kepada kekuasaan parlementer, dalam kekuasaan eksekutif oleh presiden ditunjuk oleh legislatif/parlemen. Sedangkan raja diseleksi menurut Undang-undang, legislatif memiliki kekuasaan dalam menjatuhkan kekuasaan eksekutif, dan Perdana menteri mempunyai hak perogratif (hak istimewa) dalam mengangkat dan memberhentikan para menteri-menteri yang baik itu memimpin suatu departemen dan non departemen. Kemudian dalam sistem pemerintahan presidensial Presiden memangku jabatan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, Presiden diangkat melalui pemilu yang dipilih langsung oleh rakyat, anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu), Presiden mempunyai hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menterimenterinya baik yang memimpin departemen dan non departemen, kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab oleh kekuasaan legislatif, dan kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif dan sebaliknya. b. Bagaimana kedudukan menteri dari kedua sistem pemerintahan tersebut? Dalam sistem pemerintahan parlementer kabinet/menteri-menteri beranggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kemudian dalam sistem pemerintahan presidensial menteri (kabinet) sebagai pembantu presiden bertanggung jawab terhadap presiden dan tidak boleh kepada legislatif karena menteri merupakan pembantu presiden. c. Jelaskan sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia setelah perubahan Undang-Undang Dasar 1945! Berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 17 Undang-undang Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang dikepalai oleh seorang Presiden dan menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden. Halaman 7
8 4. Berubahnya Undang-Undang Dasar 1945 telah merubah struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. a. Bandingkan struktur ketatanegaraan di Indonesia sebelum dan sesudah perubahan Undang- Undang Dasar 1945! Struktur ketatanegaraan di Indonesia sebelum Amandemen Undang-Undang Dasar 1945: 1) Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR) yang diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang- Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan lembaga tertinggi yang berfungsi memilih Presiden dan Wakil Presiden serta menetapkan Garis Besar Haluan-Haluan Negara (GBHN). 2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diatur Pasal 19 s.d. Pasal 22 Undang-Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat yang susunannya ditetapkan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 19 ayat (1) dan keanggotaan tidak disebutkan secara jelas. 3) Presiden dan Wakil Presiden yang diatur dalam Pasal 4 s.d. Pasal 15 Undang-Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda pemerintahan. 4) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD. 5) Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan lembaga tinggi negara Indonesia yang fungsinya memberi masukan atau pertimbangan kepada Presiden. 6) Mahkamah Agung (MA) yang diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar 1945 sebelum Amandemen merupakan pemegang kekuasaan kehakiman dan peradilan tertinggi di Indonesia. Halaman 8
9 Selanjutnya struktur ketatanegaraan di Indonesia sebelum Amandemen Undang-Undang Dasar 1945: 1) Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR) yang diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Undang- Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga negara bukan lagi lembaga tertinggi yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih dalam pemilu legislatif. 2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diatur dalam Pasal 19 s.d. Pasal 22B Undang- Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilihan umum legislatif yang diikuti partai politik pengusung calon anggota legislatif. 3) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang diatur dalam Pasal 22C dan Pasal 22D Undang- Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga negara yang terdiri dari perwakilan dari tiap provinsi maksimal 4 orang yang dipilih melalui pemilihan umum. 4) Presiden dan Wakil Presiden yang diatur dalam Pasal 4 s.d. Pasal 17 Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan eksekutif menjalankan roda pemerintahan. 5) Mahkamah Agung (MA) yang diatur dalam Pasal 24A Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan pemegang kekuasaan kehakiman dan peradilan tertinggi di Indonesia. 6) Mahkamah Konstitusi (MK) yang diatur dalam Pasal 24C ayat (1) dan (2) memiliki kewenangan untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 7) Komisi Yudisial (KY) yang diatur dalam Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. 8) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Pasal 23E s.d. Pasal 23G Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD. Halaman 9
10 b. Badan mana saja yang tergolong lembaga negara utama dan lembaga penunjang? Lembaga negara utama adalah institusi-institusi negara yang secara langsung diatur atau memiliki kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar Adapun yang tergolong lembaga negara utama yaitu Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kemudian lembaga penunjang adalah institusi penunjang yang turut serta mendukung penyelanggaran negara. Adapun yang tergolong lembaga penunjang yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan lain-lain. c. Bagaimana hubungan kekuasaan legislatif dan eksekutif sesudah perubahan Undang-Undang Dasar 1945? Berdasarkan fungsi dan wewenangnya hubungan kekuasaan legislatif dan eksekutif sesudah perubahan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: 1) Sebelum amandemen ke 4, Pasal 6 ayat 2 UUD 1945 menetapkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara terbanyak. Sekarang diubah menjadi Presiden dan Wakil Presiden di pilih langsung oleh rakyat. Fungsi MPR disini hanya melantik Presiden yang dipilih oleh rakyat tersebut. 2) Pada pasal 11 UUD 45, Presiden dalam kekuasaan eksekutif meminta persetujuan DPR untuk menyatakan perang, membuatn perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. 3) Presiden dalam kekuasan eksekutifnya meminta pertimbangan DPR sebagai kekuasan legislatif dalam mengangkat duta dan menempatkan duta dari negara lain. 4) Pada pasal 5 UUD 1945 Presiden pula mempunyai kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR. 5) Sebaliknya DPR dalam kerangka badan legislative memunyai kontrol terhadap jalanya pemerintahan, dimana mempunyai hak bertanya, hak interplasi, dan hak angket. 6) Legislatif khususnya MPR mempunyai hak impeachment atau memberhentikan Presiden dalam masa jabatanya, manakala terbukti melanggar hukum. Halaman 10
11 5. Tidak ada suatu negara pun di dunia dewasa ini yang tidak memiliki konstitusi atau Undang- Undang Dasar. a. Jelaskan apakah Undang-Undang Dasar sama dengan konstitusi! Tidak. Karena Undang-Undang Dasar merupakan ketentuan atau undang-undang yang tertulis yang berlaku bagi suatu negara seperti Undang-Undang Dasar 1945 bagi negara Republik Indonesia. Kemudian konstitusi adalah ketentuan atau undang-undang dasar tertulis dan tidak tertulis yang berlaku bagi suatu negara. b. Jelaskan bagaimana pentingnya konstitusi atau Undang-Undang Dasar bagi suatu negara! Menurut Prof. Dr. Djokosutono terdapat dua pentingnya konstitusi atau Undang-Undang Dasar bagi suatu negara. Pertama dari segi sisi (naar de inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari struktur dan memuat fungsi negara. Kedua, dari segi bentuk (naar de maker) oleh karena yang memuat konstutusi atau Undang-Undang Dasar bukan sembarangan orang atau hanya bisa dilakukan oleh lembaga yang berwenang. c. Jelaskan materi muatan konstitusi! Secara garis besar, konstitusi memuat tiga hal, yaitu: pengakuan HAM,struktur ketatanegaraan yang mendasar dan pemisahan atau pembatasan kekuasaan. Selain itu dalam konstitusi juga harus terdapat pasal mengenai perubahan konstitusi. Henc van Maarseveen dalam bukunya yang berjudul Written Constitution, mengatakan bahwa konstitusi harus dapat menjawab persoalan pokok, antara lain: 1) Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. 2) Konstitusi merupakan sekumpulan aturan dasar yang menetapkan lembaga-lembaga penting dalam negara. 3) Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya. 4) Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban warga negara dan pemerintah. 5) Konstitusi harus dapat membatasi dan mengatur kekuasaan Negara dan lembagalembaganya. 6) Konstitusi merupakan ideologi elit penguas. 7) Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dengan masyarakat. Halaman 11
12 6. Sebagai negara yang menganut prinsip demokrasi, negara Republik Indonesia telah mewujudkannya dalam penyelangaran Pemilihan Umum. Sehubungan hal tersebut: a. Jelaskan macam-macam sistem Pelimu dengan ciri-cirinya! 1) Sistem Organis Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup bersama-sama dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan inilah yang diutamakan menjadi pengendali hak pilih. Adapun ciri-cirinya: a) Rakyat dipandang sebagi sejumlah individu yang hidup bersama dalam berbagai persekutuan hidup (genealogi, teritorial, fungsional, lapisan sosial dan lembaga sosial). b) Persekutuan hidup inilah yang mengendalikan hak pilih (hak untuk mengutus wakil) ke lembaga perwakilan rakyat). c) Undang-undang yang dibuat lembaga perwakilan baru berlaku jika rakyat setuju lewat referendum. 2) Sistem Mekanis Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai suatu massa individu-individu yang sama. Individu-individu inilah sebagai pengendali hak pilih masing-masing dalam mengeluarkan satu suara di tiap pemilihan umum untuk satu lembaga perwakilan. Adapun ciri-cirinya: a) Rakyat sebagai massa individu yang sama, mereka inilah sebagai pengendali hak pilih aktif, setiap individu memiliki satu suara dalam setiap pemilihan untuk satu lembaga perwakilan. b) Partai politik/organisasi politik mengorganisir pemilih, lembaga perwakilan yang terbentuk merupakan lembaga perwakilan rakyat (kepentingan rakyat seluruhnya). Sistem mekanis terdiri atas: Sistem Distrik Sistem pemilihan dimana wilayah negara dibagi atas distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah kursi yang tersedia di parlemen, setiap distrik pemilihan hanya memilih satu orang wakil yakni yang memperoleh suara terbanyak. Halaman 12
13 Sistem Proporsional Sistem pemilu dimana kursi yang tersedia di parlemen diperebutkan oleh partai politik peserta pemilu sesuai perimbangan perolehan suara dalam pemilu yang bersangkutan Untuk itu ditentukan suatu bilangan pertimbangan, misalnya 1 : , artinya pemilih diwakili satu orang wakil di parlemen. Negara dianggap sebagai satu daerah pemilihan, setiap suara dihitung artinya suara yang diperoleh dari daerah suatu daerah dapat digabung dengan daerah lain, demikian pula untuk sisa suara. Lazimnya karena luasnya wilayah negara dan banyaknya penduduk, maka dalam sistem proporsional sering dibentuk daerah pemilihan dengan mempertimbangkan jumlah penduduk dan faktor lainnya. b. Sebutkan dan jelaskan pula macam-macam sistem kepartaian dengan ciri-cirinya! 1) Sistem Satu Partai (One Party Sistem) Suatu negara yang menerapkan sistem ini hanya terdapat stu partai saja yang berkuasa dalam negaraitu bersifat dictator. Fungsi partai dalam sistm kepartaian ini sebagai pembimbing dan penggerak masyarakat serta menekan perpaduan anatara kepentingan partai dengan kepentingan rakyat. Negara yang menerapkan sistem ini adalah beberapa negara Afrika, Erofa Timur, RRC serta Korea Utara atau di negara-negara komunis. 2) Sistem Dua Partai (Two Party Sistem) Suatu negara yang menerapkan sistem ini terdapat dua partai atau beberapa partai tetapi peranan dominan tetap pada dua partai yaitu partai yang berkuasa (karena menang dalam pemilu) dan partai oposisi (karena kalah dalam pemilu). Dalam sistem ini partai yang kalah dalam pemilu berperan sebagai pengecam utama terhadapa kebijakan partai yang duduk dalam pemerintahan, sedangkan partai yang menang dalam pemilu duduk dalam pemerintahan. Kedudukan partai yang berkuasa sewaktu-waktu dapat berpindah tangan, didasarkan pada hasil pemilu. Sistem ini sangat cocok diterapkan di masyarakat yang sifatnya homogin. Negara yang menerapkan sistem ini adalah Amerika serikat, Inggris, terutama negara-negara liberal. Halaman 13
14 3) Sistem Multi Partai (Multy Party Sistem) Suatu ngara yang menerapkan sistem ini terdapat banyak partai politik yang diperbolehkan hidup dan berkembang. Masing-masing partai politik mempunyai asas yang berbeda-beda. Biasanya didalam sistem ini susah di temukan adanya suatu partai yang memperoleh suara terbanyak, oleh karena itu dilakukan kualisi diantara beberapa partai agar suara yang diperoleh dapat menjadi suara terbanyak. Demikian juga dengan sistem pemerintahan yang dibentuknya juga pemerintahan kualisi. Sistem ini biasanya diterapkan dalam masyarakat yang bersifat majemuk (heterogin). Negara yang menerapkan sistem ini antara lain Perancis, Belgia, Nederland, Filipina, dan Indonesia. c. Jelaskan bagaimana penerapan sistem Pemilu dan sistem kepartaian di negara Republik Indonesia! Sistem Pemilu yang diterapkan di Indonesia yaitu sistem organis. Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup bersama-sama dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan inilah yang diutamakan menjadi pengendali hak pilih. Kemudian sistem kepartaian yang diterapkan di Indonesia sebagaimana Pasal 6A (2) UUD 1945 mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia menerapkan sistem multi partai. Pasal tersebut menyatakan bahwa Pasangan Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Dari pasal tersebut tersirat bahwa Indonesia menganut sistem multi partai karena yang berhak mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden adalah partai politik atau gabungan partai politik. Kata gabungan partai poltitik artinya paling sedikit dua partai politik yang menggabungkan diri untuk mencalonkan presiden untuk bersaing dengan calon lainnya yang diusung oleh partai politik lain. Dengan demikian dari pasal tersebut di dalam pemilu presiden dan wakil presiden paling sedikit terdapat tiga partai politik. Halaman 14
15 7. Pada dasarnya negara-negara di dunia sekarang ini menganut paham demokrasi. Sehubungan pernyataan tersebut: a. Jelaskan mengapa pelaksanaan demokrasi di berbagai negara berbeda dengan di Indonesia! Karena setiap negara berbeda dengan negara Indonesia, meliputi perbedaan latar belakang budaya suatu negara, ideologi dan sudut pandang suatu negara, selain itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi negara yang bersangkutan sehingga pelaksanaan demokrasi di berbagai negara berbeda dengan di Indonesia. b. Jelaskan demokrasi liberal yang dianut di negara-negara barat tidak cocok diterapkan di Indonesia! Karena demokrasi liberal bertentangan dengan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia yang menyatakan bahwa kekayaan alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak di kuasai negara. Dalam hal lain bisa di jelaskan bahwa, kebebasan individu untuk menguasai secara tanpa batas berbagai sumber daya alam vital atau bisnis vital akan di batasi oleh negara. Kemudian negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan jiwa Pancasila. Kepentingan bersama di atas kepentingan golongan atau pribadi. Jadi, sangat tidak cocok jika individu dapat secara bebas menguasai sesuatu tanpa ada batasannya (demokrasi liberal) diterapkan di Indonesia. c. Jelaskan apa yang dimaksud demokrasi tidak langsung dan bagaimana bentuknya! Demokrasi tidak langsung (demokrasi perwakilan) adalah seluruh rakyat memilih perwakilan mereka melalui pemilihan umum (pemilu) untuk menyampaikan pendapat dan sebagai pengambil keputusan bagi mereka. Demokrasi tidak langsung intinya semua rakyatnya memiliki hak dan daulat, namun kedaulatannya tersebut diwakilkan melalui perwakilan sehingga disebut dengan demokrasi tak langsung (perwakilan). Demokrasi tidak langsung juga berarti seluruh rakyat telah diwakili oleh seseorang. Adapun bentuk demokrasi tidak langsung di Indonesia yaitu melalui Dewan Perwakilan Rakyat untuk menyampaikan pendapat dan pengambilan keputusan kepemerintahan. Halaman 15
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA
PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 089670585040 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2016/2017
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016
PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH ANTROPOLOGI HUKUM & BUDAYA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ACARA PERADILAN T.U.N Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH METODE PENELITIAN HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG
Lebih terperinciSilakan kunjungi My Website
Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM PERIKATAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA HUKUM
Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA
PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK
Lebih terperinciTAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA
Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER III TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738
Lebih terperinciJANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!
JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA! MATERI KHUSUS MENDALAM TATA NEGARA Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia Menurut Uud 1945 Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak
Lebih terperinciTugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.
Tugas Lembaga PKN Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y. Nilai Paraf A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar! 1. Salah satu contoh lembaga legislatif adalah.
Lebih terperinciHubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI
Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan negara yang berkedudukan di pusat yang fungsi, tugas, dan kewenangannya diatur secara tegas dalam
Lebih terperinciTugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan
Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Oleh: Dr. (HC) AM. Fatwa Wakil Ketua MPR RI Kekuasaan Penyelenggaraan Negara Dalam rangka pembahasan tentang organisisasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Kuliah ke 13) suranto@uny.ac.id 1 A. UUD adalah Hukum Dasar Tertulis Hukum dasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) Hukum dasar tertulis yaitu UUD, dan
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal
Lebih terperinciPOLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)
A. Pengertian Politik POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI) Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres
Lebih terperinciTugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara
Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara Bagan Lembaga Negara Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tugas dan Wewenang MPR Berikut tugas dan wewenang dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Lebih terperinciPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA 1 ALINEA KE IV PEMBUKAAN UUD 1945 MEMUAT : TUJUAN NEGARA, KETENTUAN UUD NEGARA, BENTUK NEGARA, DASAR FILSAFAT NEGARA. OLEH KARENA ITU MAKA SELURUH
Lebih terperinciRANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI
RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI SUPREMUS Tertinggi DAULAT Tertinggi Kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. KEDALAM Mengatur
Lebih terperinciSISTEM POLITIK INDONESIA
NAMA : VINA RACHMAYA NIM : 124 674 042 PRODI : S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2012 KELAS : B SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian Sistem, Politik, dan Sistem Politik a. Sistem Sistem menurut pamudji (1981:4)
Lebih terperinciara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen
V Lembaga-lemba a-lembaga a Negar ara Menur urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen Gambar 5.1 Kegiatan DPR Sumber: www.dpr.go.id Kamu barangkali sering melihat kegiatan sebagaimana gambar di atas. Mungkin kamu
Lebih terperinciAMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional
Dewi Triwahyuni AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional revision To alter the constitution Constitutional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam suatu negara harus memiliki hubungan antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yang lainnya agar negara yang dipimpin dapat berjalan dengan baik.
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law
Modul ke: 07 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi 2. Hakikat dan Fungsi
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016
Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126
Lebih terperinciBAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945
BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945 A. SEJARAH PELAKSANAAN DAN AMANDEMEN UUD 1945 MPR hasil Pemilu 1999, mengakhiri masa tugasnya dengan mempersembahkan UUD 1945 Amandemen IV. Terhadap produk terakhir
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII TAHUN 2017/2018
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH PENEGAKAN HUKUM DALAM KEJAHATAN ANTI KORUPSI Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER
Lebih terperinciUlangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran
Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas / Semester : VI (Enam) / 1 (Satu) Hari / Tanggal :... Waktu : 90 menit A. Pilihlah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
Lebih terperinciLEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia
LEMBAGA LEMBAGA NEGARA Republik Indonesia 1. Sumbernya a. Berdasarkan UUD (Constitutionally entrusted powers) b. Berdasarkan UU (Legislatively entrusted powers) 2. fungsinya a. lembaga yang utama atau
Lebih terperinci2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P
No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi penganut paham demokrasi. Seperti dapat diketahui dari penelitian Amos J. Peaslee pada tahun 1950,
Lebih terperinciDasar Pemikiran Perubahan. Sebelum Perubahan. Tuntutan Reformasi. Tujuan Perubahan. Kesepakatan Dasar. Dasar Yuridis. Hasil Perubahan.
1 PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Dasar Pemikiran Perubahan Tujuan Perubahan Amandemen UUD 1945 Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI Penegakan
Lebih terperinciUU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Copyright (C) 2000 BPHN UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *14124 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciCHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana
CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA Montisa Mariana Fakultas Hukum, Universitas Swadaya Gunung Jati E-mail korespondensi: montisa.mariana@gmail.com Abstrak Sistem
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit ( 3 x pertemuan )
lampiran Lampiran 1.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman : Pendidikan Kewarganegaraan : VIII/2 : V Alokasi Waktu : 6
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM
PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 0891223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MATERI AUDIENSI DAN DIALOG DENGAN FINALIS CERDAS CERMAT PANCASILA, UUD NEGARA RI TAHUN 1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR Dr. H. Marzuki Alie
Lebih terperinciSUSUNAN PEMERINTAHAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA
SUSUNAN PEMERINTAHAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN SISTEM PEMERINTAHAN Sistem Pemerintahan di seluruh dunia terbagi dalam empat kelompok besar: Sistem
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA BENTUK SUSUNAN PANCASILA ( Hierarkis Piramidal ) Sila V Sila 5 dijiwai sila 1,2,3,4 Sila IV Sila 4 dijiwai sila 1,2,3 dan menjiwai sila 5 Sila
Lebih terperinciRINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9
RINGKASAN PUTUSAN Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 51,52,59/PUU-VI/2009 tanggal 18 Februari 2009 atas Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, dengan hormat dilaporkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1. B. Rumusan Masalah...7. C. Tujuan Penelitian...8. D. Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...xi INTISARI...xii ABSTRACT...xiii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1
Lebih terperinciPeristilahan Pengertian HTN Inti permasalahan HTN Peranan Hukum dalam HTN Ruang Lingkup HTN Perbedaan HTN dengan HAN Lembaga Negara Indonesia
Peristilahan Pengertian HTN Inti permasalahan HTN Peranan Hukum dalam HTN Ruang Lingkup HTN Perbedaan HTN dengan HAN Lembaga Negara Indonesia Peristilahan Staatsrecht (staatslehre) Belanda Costitusional
Lebih terperinciUU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O
UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O Politik Nasional Indonesia Indonesia merupakan negara republik presidensil yang multipartai demokratis Politik nasional merupakan kebijakan menggunakan potensi nasional
Lebih terperinciSILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI
SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI Nama Lembaga Program Mata Diklat Bobot Widyaiswara/Narasumber Deskripsi
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH HUKUM EKONOMI Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciLembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial
Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 11 Juni 2008 Sub Pokok Bahasan Wewenang Presiden
Lebih terperinciBAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN
BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN A. Komisi Yudisial Komisi Yudisial merupakan lembaga tinggi negara yang bersifat independen. Lembaga ini banyak berkaitan dengan struktur yudikatif
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN
Lebih terperinciKEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA
KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA HERLAMBANG P. WIRATRAMAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SISTEM KETATANEGARAAN 2017 POIN DISKUSI Memahami teori kekuasaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggal 18 Agustus 1945 para pemimpin bangsa, negarawan pendiri NKRI dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah berhasil merumuskan konstitusi Indonesia
Lebih terperinciCita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.
Disampaikan dalam acara Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara Bagi Pengurus dan Kader Penggerak Masyarakat Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) yang diselenggarakan oleh Mahkamah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA. Matakuliah : PENDIDIKAN PANCASILA
TUGAS ANALISIS UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA Matakuliah : PENDIDIKAN PANCASILA Dosen : SellyRahmawati, M.Pd. Disusun oleh : AnisaKhafida (207) RizkiUtami (210)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2014 LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciSistem Pemerintahan Presidensial vs Parlementer. Teguh Kurniawan
Sistem Pemerintahan Presidensial vs Parlementer Teguh Kurniawan http://staff.blog.ui.edu/teguh1 Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan presidensial model Amerika Sistem pemerintahan parlementer/ sistem
Lebih terperinciCONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP
CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XI/2013 Parlementary Threshold, Presidential Threshold, Hak dan Kewenangan Partai Politik, serta Keberadaan Lembaga Fraksi di DPR I. PEMOHON Saurip Kadi II. III.
Lebih terperinciTUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4
1 TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4 DISUSUN OLEH: NAMA NIM PRODI : IIN SATYA NASTITI : E1M013017 : PENDIDIKAN KIMIA (III-A) S-1 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:
363 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga kesimpulan, yakni: 1. Pasca amandemen konstitusi kekuasaan presiden terdiri dari tiga pola sebagaimana
Lebih terperinciPERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan
PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan I. PEMOHON Sri Sudarjo, S.Pd, SH, selanjutnya disebut
Lebih terperinciSoal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan
Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan Posted by KuliahGratisIndonesia Materi soal Undang-undang merupakan salah satu komposisi dari Tes Kompetensi Dasar(TKD) yang mana merupakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciHubungan antara MPR dan Presiden
Hubungan antara MPR dan Presiden Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan suatu badan yang memegang kekuasaan tinggi sebagai wakil rakyat disamping DPR dan Presiden. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa
Lebih terperinciReformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945
Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945 Oleh: Jamal Wiwoho Disampaikan dalam Acara Lokakarya dengan tema Penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR : Evaluasi Terhadap Akuntablitas Publik Kinerja Lembaga-Lembaga
Lebih terperinciSistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen
Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Dalam perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi memasuki abad 21, hukum di Indonesia mengalami perubahan
Lebih terperinciPresiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017
Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia Herlambang P. Wiratraman 2017 Pokok Bahasan Pengisian Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Wewenang Presiden dan Wakil Presiden Kedudukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG
PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Telp. 8446802 Semarang Website.www.smp 37.smg.sch.id Email: smp 37 smg @ yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN
Lebih terperinciSoal CPNS Tata Negara + PEMBAHASAN
LATIHAN SOAL TES CPNS Soal CPNS Tata Negara + PEMBAHASAN 1. Yang disebut dengan Negara Protektorat adalah a. Negara yang terdiri atas beberapa Negara bagian b. gabungan dua buah negara atau lebih yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi dari ketentuan ini adalah bahwa setiap sikap, pikiran, perilaku, dan kebijakan pemerintahan negara
Lebih terperinciStruktur Pemerintahan. Kedudukan, fungsi, dan kewenagan lembaga-lembaga negara. UUD 1945 dan amandemennya
STRUKTUR PEMERINTAHAN (Pengantar H.T.N) ÉÄx{M Kedudukan, fungsi, dan kewenagan lembaga-lembaga negara UUD 1945 dan amandemennya Pra Amandemen MPR PRESIDEN DPA DPR BPK MA Pasca Amandemen MPR PRESIDEN DPR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada mulanya terdapat tiga alternatif lembaga yang digagas untuk diberi kewenangan melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciSoal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)
Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :) Berikut ini adalah contoh soal tematik Lomba cerdas cermat 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Ayoo siapa yang nanti bakalan ikut LCC 4 Pilar
Lebih terperinciMAKALAH PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
Makalah Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara MAKALAH PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RUSDIANTO KARIM SMA NEGERI 1 BONTOMARANNU TAHUN AJARAN 2011-2012 BAB I PENDAHULUAN Sistem pemerintahan suatu
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PEMILIHAN UMUM TAHUN
Lebih terperinciEKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF
EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA - B Adriana Grahani Firdausy, S.H., M.H. BADAN EKSEKUTIF PENGERTIAN Badan pelaksana UU yang dibuat oleh badan legislatif bersama dengan Pemerintah
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017
PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ADAT DALAM PERKEMBANGAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:
34 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Judicial Review Kewenangan Judicial review diberikan kepada lembaga yudikatif sebagai kontrol bagi kekuasaan legislatif dan eksekutif yang berfungsi membuat UU. Sehubungan
Lebih terperinciSOAL - SOAL LATIHAN UNTUK MENEMBUS CPNS 2013
SOAL - SOAL LATIHAN UNTUK MENEMBUS CPNS 2013 KUMPULAN SOAL UJIAN SELEKSI PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MATA UJIAN : Undang-undang Dasar 1945 & Amandemen JUMLAH SOAL : - WAKTU : - MENIT PREDIKSI
Lebih terperinciMAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONEIA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONEIA 1 PERKEMBANGAN GAGASAN CONSTITUTIONAL REVIEW William Marbury mengajukan permohonan kepada MA agar memerintahkan James Madison selaku Secretary of State untuk mengeluarkan
Lebih terperinciBAB II KEDUDUKAN PRESIDEN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, bentuk republik telah
BAB II KEDUDUKAN PRESIDEN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA A. Sistem Pemerintahan Indonesia Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, bentuk republik telah dipilih sebagai bentuk pemerintahan,
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum
ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN 1945 1 Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum PENDAHULUAN Sebagai negara hukum Indonesia memiliki konstitusi yang disebut Undang- Undang Dasar (UUD
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Pembentukan Mahkamah Konstitusi Ketatanegaraan dan penyelenggaraan pemerintahan Indonesia mengalami perubahan cepat di era reformasi. Proses demokratisasi dilakukan
Lebih terperinciSOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,!
78 79 SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,! 1. Lembaga negara yang bertugas untuk melantik dan memberhentikan presiden
Lebih terperinciKelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak
Lebih terperinciFaridah T, S.Pd., M.Pd. NIP Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan
TRIAS POLITICA DI INDONESIA, ANTARA SEPARATION OF POWER DENGAN DISTRIBUTION OF POWER, MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP.19651216 198903
Lebih terperinciASAS HUKUM TATA NEGARA. Riana Susmayanti, SH.MH
ASAS HUKUM TATA NEGARA Riana Susmayanti, SH.MH SUMBER HTN Sumber hukum materiil, yaitu Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan falsafah negara. Sumber hukum formil, (menurut Pasal7 UU No.
Lebih terperinciPEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2015/2016
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH HUKUM KETENAGAKERJAAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciMPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)
JURNAL MAJELIS MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan) Oleh: Dr. BRA. Mooryati Sudibyo Wakil Ketua MPR RI n Vol. 1 No.1. Agustus 2009 Pengantar Tepat pada ulang
Lebih terperinci