BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis
|
|
- Suparman Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian, berdasarkan hasil penelitian pada bab tiga yang akan didasarkan pada teori di bab dua. Pada keempat ini penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis pola belajar, yang meliputi pola belajar visual, auditorial, dan kinestetik dan faktorfaktor yang mempengaruhi pola belajar santriwati. A. Analisis Pola Belajar Santriwati di Pondok Pesantren Ribatul Muta allimin 1. Visual Pelajar visual adalah pelajar yang bersandar pada penglihatan ketika menyerap informasi. Secara alami mereka tertarik kepada pemandanganpemandangan yang akrab, dan mengingatkan tanda-tanda visual seperti gerak, warna, bentuk, dan ukuran. Pola belajar visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi seperti melihat gambar, diagaram, peta, poster, grafik dan lain sebagainya. 1 Pola belajar visual sebagaimana yang tercantum diatas paling banyak digunakan oleh santriwati dalam belajarnya. Santriwati yang memiliki pola belajar visual biasanya rajin dalam mencatat materi-materi yang diberikan guru karena mereka belajar menyerap informasi secara visual dalam bentuk grafik, gambar, maupun tulisan. Mereka belajar dengan cara membaca (menghafalkan, 1 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI, alih bahasa Dedy Ahimsa (Jakarta: Nuansa, 2012), hlm
2 82 memahami dan menganalisis) maupun menuliskannya. Mereka lebih paham jika membaca lewat tulisan daripada mendengarkannya langsung karena pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan gambaran keseluruhan (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan pelajaran dalam bentuk pemahaman. Modalitas visual mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Pelajar dengan pola belajar visual harus melihat informasi, baik tertulis maupun dalam bentuk gambar dan bentuk visual lain.mereka dapat mengingat hal yang terlibat dan secara visual akan mengulanginya. 2 Berdasarkan teori pola belajar visual diatas tentang ciri pelajar visual, sama halnya dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh santriwati di pndok pesantren Ribatul Muta allimin. Berdasarkan hasil penelitian dari Sembilan santriwati yang dijadikan sebagai objek penelitian, ada enam santriwati yang memiliki pola belajar visual. Dari penelitian yang peniliti lakukan santriwati yang pola belajar visual adalah saudara AM, NC, AF, AA, UI, dan FU, karena mereka belajar dengan membaca lalu dihafalakan yang penting-penting kemudian memahaminya. Mereka belajar dari apa yang mereka catat sehari-hari dalam kelas ketika guru menyapaikan materi pelajaran, karena mereka belajar dengan melihat apa yang dipelajarinya. Seorang pelajar visual yang memiliki pola belajar visual biasanya 2 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching, alih bahasa Ary Nilandari, (Bandung : Kaifa, 2000), hlm. 85.
3 83 rajin dalam mencatat materi-materi yang diberikan oleh guru karena mereka belajar menyerap informasi visual dalam bentuk grafik, gambar maupun tulisan. Mereka sama-sama suka membaca, mengingat apa yang dilihat, dan menggunakan tulisan sebagai media untuk belajar. Mereka juga sering belajar dengan mengerjakan soal-soal. Sebagian besar dari santriwati belajar dengan metode membaca, memahami, dan menghafakan dari apa yangh mereka baca, dikarenakan bersifat praktis, mudah dan disesuaikan dengan keadaan di pondok pesantren. 2. Auditorial Pola belajar auditorial juga digunakan oleh santriwati di pondok pesantren. Pelajar auditorial lebih menyukai dan lebih paham jika belajar dengan cara mendengarkan. Model pembelajaran auditorial yang digunakan santriwati di pondok pesantren adalah dengan membaca, bersuara, berdiskusi dan melakukan tanya jawab. Santriwati yang mempunyai pola belajar auditorial, yaitu saudara AR dan TK. Saudara AR ketika belajar dalam keadaan ramai biasanya membaca dengan keras seperti sedang presentasi dikelas, dia juga lebih bias memahami pelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari temannya dibandingkan dengan dia menghafal sendiri, terkadang dia juga mengira-ngira sendiri materi yang akan keluar ketika ulangan. Selain belajar dengan membaca saudara AR Juga belajar dengan sistem tanya-jawab bersama teman di pondok pesantren ketika mengalami kesulitan materi tertentu. Hal ini
4 84 juga disaksikan langsung oleh peneliti ketika sedang mengamati proses belajar untuk persiapan ujian tengah semester (UTS). 3 Sedangkan saudara TK dia belajar dengan cara membaca kemudian mengerjakan soal-soal dan sambil mendengarkan musik. Pelajar dengan pola belajar auditorial menggunakan media dan cara belajar, seperti : metode ceramah, menggunakan melodi untuk teks, bergumam membaca dengan suara keras (read aloud), membangun suasana musikal untuk menciptakan suasana, menggunakan media audio visual CD/VCD, mendengarkan ceramah / pidato / radio di rumah dan jalan. Ada pelajar auditorial yang suka mendengarkan musik sambil belajar, ada yang menganggapnya sebagai gangguan. Pelajar auditorial harus diperbolehkan berbicara dengan suara perlahan pada diri mereka sendiri sambil bekerja. 4 Pelajar dengan pola belajar auditorial menyerap informasi melalui pendengaran baik suara maupun musik. Mereka belajar sambil mendengarkan musik dan jarang sekali suka pada kesunyian. Walaupun mereka sedang membaca buku, mereka akan menggunakan musik untuk menemaninya. Namun karena di pondok pesantren dilarang membawa media elektronik santriwati yang memiliki pola belajar auditorial belajar dengan suara yang keras dan mendengarkan temannya membacakan materi yang akan dipelajari. 3 Hasil Observasi di Pondok Pesantren Ribatul Muta allimin 12 Oktober Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, op. cit., hlm. 168.
5 85 3. Kinestetik Kinestetik atau lebih dikenal dengan belajar yang dilakukan dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. 5 Kinestetik adalah pelajar tactile yang lebih mengutamakan tangan dalam belajar baik dengan menyentuh ataupun bergerak. Modalitas kinestetik ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan, emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. Dari Sembilan subyek penelitian yang telah diteliti, hanya terdapat satu santriwati yang mempunyai pola belajar secara kinestetik. Dia adalah saudara LR dia mempunyai karakteristik yang lebih mengarah ke pola belajar kinestetik. Akan tetapi dalam kenyataannya saudara LR sering belajar menggunakan metode membaca bukan dengan praktik langsung sehingga hasil yang diperolehpun tidak begitu memuaskan karena mereka belajar belum sesuai dengan pola belajar mereka karena ketika seseorang belajar tentang sesuatu sesuai dengan kondisi dan pola belajarnya, maka dia akan belajar dalam cara yang natural. Karena belajar berlangsung natural, maka menjadi lebih cepat. Sebagaimana menurut Zainal Mustakim bahwa bagi pelajar kinestetik belajar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung dengan aktivitasnya, jadi mereka cenderung pada eksperimen (gerak). 6 5 Bobbi de Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung : kaifa, 1999), hlm Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran 2, (Pekalongan : STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 99.
6 86 Saudara LR menyukai pembelajaran dengan praktek langsung, bahkan terkadang mempraktikkan materi yang diperolehnya ketika di sekolah. Namun, karena keterbatasan waktu, media, sarana dan prasarana, Dia belajar menggunakan metode yang lebih mudah yaitu dengan membaca dan membayangkan apa yang dia baca. Akan tetapi ketika membacapun dia tidak bisa duduk tenang dan terkadang menggerakkan tangannya ataupun melakukan kegiatan lain ketika membaca sambil membayangkan apa yang sedang dia baca. B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pola Belajar Santriwati di Pondok Pesantren Ribatul Muta allimin Berdasarkan data-data terkait dengan pola belajar santriwati di pondok pesantren Ribatul Muta allimin Pekalongan terdapat faktor pendukung dan penghambat, yaitu: 1. Analisis Faktor Pendukung Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor pendukung dalam pola belajar santriwati di pondok pesantren Ribatul Muta allimin Pekalongan dapat dianalisis bahwa ada beberapa faktor pendukung yaitu seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu mood (suasana hati) dan faktor eksternal seperti menyukai guru yang mengajar, suka dengan mata pelajaran yang akan di pelajari, adanya motivasi dari teman, ada ulangan, untuk memperoleh nilai yang baik, ingin meraih cita-cita, keinginan untuk membanggakan dan membahagiakan orang tua santriwati.
7 87 2. Analisis Faktor Penghambat Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor penghambat dalam pola belajar santriwati di pondok pesantren Ribatul Muta allimin Pekalongan dapat dianalisis bahwa ada beberapa faktor penghambat yaitu keadaan pondok pesantren yang ramai sehingga terkadang mengganggu pola belajar santriwati, keadaan fisik yang lelah karena kegiatan seharian yang padat, mengantuk, lapar, sakit, keterbatasan waktu untuk belajar, keterbatasan media yang digunakan untuk belajar, dan adanya masalah pribadi. Adapun solusi agar pola belajar para santriwati menjadi lebih baik lagi, maka para santriwati hendaknya, mengatur waktu, belajar dengan teratur, disiplin, semangat, konsentrasi, istirahat dan tidur.
BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan
BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Analisis terhadap gaya belajar siswa berprestasi di SMP
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti
BAB V PEMBAHASAN Dari hasil angket gaya belajar, tes dan wawancara, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu tentang kemampuan
Lebih terperinciKata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar
ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KINESTETIK KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Irawati*, Zulfaneti**, Ratulani Juwita*** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP Ary Herlina Kurniati HM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA
JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK (PTK
PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK (PTK Di SMK Harapan Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Profil Singkat Mahasiswa Tadris Kimia Angkatan 2011, 2012, 2013 a. Mahasiswa Angkatan 2011 Sebagaian sampel yang diambil oleh peneliti untuk memperoleh
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA
ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA WARTA RIANA IRAWATI PGSD UPI Kampus Sumedang Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciModel Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto
Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Wiji Astutik SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto Email: astutikwiji498@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap insan manusia, baik itu dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah pengalaman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
Lebih terperinciBAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kehidupan manusia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Hidayah Ansori, Rezqy Amalia Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jl.
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR. Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM
PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR Cahyaning Citra Pertiwi 1, Triyono 2, Suripto 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Stevanie Wulandari, Ade Mirza, Silvia Sayu Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email:stevanie_wulandari@yahoo.co.id
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori Untuk memudahkan pemahaman, perlu dijelaskan beberapa teori terkait penelitian ini yang berjudul: Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (Wawancara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyelenggarakan proses pembelajaran matematika yang lebih baik dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Sudah bukan zamannya lagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan
Lebih terperinciNAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP
NAMA : INDANA MARDIANI NIM : 08-002-0114 KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP I. Pendahuluan Guru merupakan factor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan terdiri dari input proses output. Maksudnya yaitu pendidikan terdiri input yaitu siswa dengan berbagai latar belakangnya, proses yaitu kegiatan
Lebih terperinciAvailable online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17
82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and
Lebih terperinciMODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :
1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Lebih terperinciKecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif
Kecenderungan dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif Umy Zahroh 1 dan Beni Asyhar 2 1,2 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung e-mail: umyzahroh@gmail.com 1 ; asyhar_beni@yahoo.com 2 Abstract:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA AUDITORIAL KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/1017 Oleh ABSTRACT
ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA AUDITORIAL KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/1017 Oleh Desva Apprilla*, Zulfaneti**, Dewi Yuliana Fitri*** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sebagai sarana utama untuk mencerdaskan bangsa patut diberikan perhatian, apalagi Indonesia akan memasuki semua zaman yang dianggap penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih
Lebih terperinciJUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia
JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah nafas kehidupan dari sebuah lembaga pendidikan. Dapatkan saudara membayangkan sebuah universitas tanpa adanya kegiatan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa
101 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe JIGSAW Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe JIGSAW Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang Popi Radyuli Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
EKSPERIMENTASI AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Eti Trisetio, Erni Puji Astuti, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciGAYA BELAJAR MAHASISWA YANG BEKERJA: PENELITIAN DI STKIP PURNAMA JAKARTA
GAYA BELAJAR MAHASISWA YANG BEKERJA: PENELITIAN DI STKIP PURNAMA JAKARTA Jafriansen Damanik friansen@yahoo.com STKIP Purnama Jakarta ABSTRACT One s ability to absorb and master the subject matter is different
Lebih terperinciStrategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran
1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA BILA MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING PADA PROSES PEMBELAJARAN
Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 ANALISIS KUALITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA BILA MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING PADA PROSES PEMBELAJARAN Sitti Masyitah Meliyana R 1 Program Studi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN PADA MATAA KULIAH TELAAH MATEMATIKA SD
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN PADA MATAA KULIAH TELAAH MATEMATIKA SD Siti Napfiah IKIP Budi Utomo Malang napfiahsiti@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk menerapkan pembelajaran
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 3, September - Desember 2016 STKIP PGRI Banjarmasin PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun perubahan sikap atau nilai (afektif). Slameto mendefinisikan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang berlangsung seumur hidup, yang menyebabkan perubahan tingkah laku dalam dirinya yang menyangkut perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENGGAIRAHKAN DENGAN ICE BREAKING
PEMBELAJARAN MENGGAIRAHKAN DENGAN ICE BREAKING Moh. Fatih Luthfi 1 Abstrak Kemampuan durasi konsentrasi manusia terbatas pada usia masing-masing individu. Otak dapat berfokus untuk jangka waktu tertentu,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MAKASSAR. Irfawandi Samad * ABSTRACT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MAKASSAR Irfawandi Samad * ABSTRACT Purposed to improve students' mathematics learning outcomes
Lebih terperinciSanti Widyawati Dosen Prodi Pendidikan Matematika, IAIM NU Metro Abstrak
PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA INSTITUT AGAMA ISLAM MAARIF NAHDATUL ULAMA (IAIM NU) METRO Santi Widyawati Dosen Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH
51 BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH DENASRI KULON KAB. BATANG A. Analisis Perencanaan
Lebih terperinciGAYA BELAJAR SISWA KELAS III B SDN TUKANGAN YOGYAKARTA
18 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017 GAYA BELAJAR SISWA KELAS III B SDN TUKANGAN YOGYAKARTA LEARNING STYLES OF 3 rd GRADE STUDENT AT SDN TUKANGAN YOGYAKARTA Oleh: Chris Hilda
Lebih terperinciU P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25
U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEREKONSTRUKSI PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH PADA SISWA KELAS VII DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SUNDARI * Abstrak Dalam upaya
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION-ENTERTAINMENT)
Upaya Peningkatan Hasil. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION-ENTERTAINMENT) DENGAN METODE KUIS GALILEO DI SMP NEGERI 2 KALIWUNGU 1 Oleh : Wahyuni 2
Lebih terperinciBasic Quantum Teaching & Accelerated Learning
Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Insight Institute Memulai Pengajaran/ pelatihan Kunci Mulailah tepat waktu Perlakuan dengan semua audience Membangun Hubungan baik Bangun kredibilitas anda.
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 1. Sejarah dan Dinamika Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Jurusan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Ricky Firmansyah 1021.0875
Lebih terperinciKONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013
KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013 Anak Belajar dari Kehidupannya Children Learn What They Live (by Dorothy Law Nolte) Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,
Lebih terperinciJurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1
MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG Linda Agustina 1 Abstrak: Sumber daya manusia akan berkualitas apabila didukung oleh sistem pendidikan yang
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK. Rita Juliani 1, Rahmatsyah 2
PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HASIL BELAJAR MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK Rita Juliani 1, Rahmatsyah 2 1) Dan 2) Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln. Willem Iskandar Pasar
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciOleh: Muh Ilham Afiyuddin Program Studi S1 Desain Grafis, STEKOM Semarang
Pembuatan Animasi 2D Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab Pada Materi Bagian Luar Tubuh Manusia Dengan Metode SAV (Studi Kasus Kelas II MI Depokharjo Parakan Temanggung) Oleh: Muh Ilham Afiyuddin Program
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi
efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa dibawah bimbingan guru. Siswa sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan berbahasa merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa
Lebih terperinciPENGARUH PEMANFAATAN POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA
PENGARUH PEMANFAATAN POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA Darmadi FPMIPA IKIP PGRI Madiun Abstract : The aims of this
Lebih terperinciSTUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016
STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 1 Linda Sekar Utami 1 Dosen Progran Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar 1.1. Definisi Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengerjakan soalnya sesuai waktu yang disediakan. Oleh karena itu, siswa memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) program IPA pada Tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata nilai matematika menjadi rata-rata nilai terendah dibandingkan
Lebih terperinciPENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN
PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN Yul Ifda Tanjung Prodi Pendidikan Fisika Unimed yulifda84@gmail.com Abstrak Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk membawa suatu keadaan kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam
Lebih terperinciKEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI SMA
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA MATERI FUNGSI KUADRAT DI SMA Gilbert Febrian Marulitua Sinaga, Agung Hartoyo, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN
Lebih terperinciPENGARUH DESAIN METODOLOGI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
PENGARUH DESAIN METODOLOGI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Abstract Ainal Mardhiah Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dari waktu ke waktu, tentu ikut memengaruhi usaha pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya pemerintah senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak prestasi siswa pada pelajaran matematika yang kurang memenuhi standar kelulusan seperti kita harapkan. Hal ini karena siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS V SD NEGERI 29 BANDA ACEH. Zahratul Adami, M. Husin Affan, Hajidin
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS V SD NEGERI 29 BANDA ACEH Zahratul Adami, M. Husin Affan, Hajidin Zahra2639@gmail.com ABSTRAK Gaya belajar adalah salah satu cara bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai ilmu matematika akan memudahkan mengembangkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, karena pelajaran matematika merupakan sarana yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengenai makna yang dihubungkan dengan gagasan-gagasan yang diarahkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berpikir merupakan suatu hal alamiah manusia. Disadari atau tidak, berpikir melekat dalam kehidupan setiap manusia setiap harinya. Secara psikologis, pada
Lebih terperinciFORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dalam. ) dan Lex (berasal dari Legein, yang artinya berbicara). Jadi
17 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Anak Disleksia 1. Pengertian Disleksia Kata disleksia diambil dari bahasa Yunani, Dys (yang berarti sulit dalam. ) dan Lex (berasal dari Legein, yang artinya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam
Lebih terperinciBAB II GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI. yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang
BAB II GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Menurut M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati S. dalam bukunya Gaya Belajar menjelaskan bahwa gaya belajar merupakan sebuah
Lebih terperinciLEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA
LEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA Anik Nurhandayani, S.T, M.T 1, Dwipriyatmoko 2, Novi Dyah Puspitasari 3, Ni mah Faadlilah 4 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Suryabrata (1984:12) mengemukakan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai
KUESIONER PENELITIAN Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai A. Isi lah kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda ceklist ( ) Inisial : NIM : Semester
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek prestasi belajar yaitu kognitif, psikomotif dan afektif. Susilo (2006:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi dapat diartikan hasil dari usaha atau ketekunan yang dilakukan dalam setiap kegiatan. Haryati (2008: 43), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DISERTAI ICE BREAKER PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DISERTAI ICE BREAKER PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Oleh: Larasati Dian Palupi; Puji Nugraheni; Mita Hapsari Jannah Program Studi
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)
STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) Rista Agustina, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPeningkatan Kompetensi Mahasiswa dalam Pemecahan Masalah Anuitas Umum dengan Menerapkan Model Quantum Teaching. Budi Halomoan Siregar
Peningkatan Kompetensi Mahasiswa dalam Pemecahan Masalah Anuitas Umum dengan Menerapkan Model Quantum Teaching Budi Halomoan Siregar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR ( Studi Deskriptif di Kelas XI SMK Negeri 9 Padang)
PENGARUH GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR ( Studi Deskriptif di Kelas XI SMK Negeri 9 Padang) Reni Yuliani 1, Ismarianti 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Lebih terperinci