U Hidayat Tanuwiria, A. Musharvwir, dan A yulianti Fakultas Peternakan Universitas padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "U Hidayat Tanuwiria, A. Musharvwir, dan A yulianti Fakultas Peternakan Universitas padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600"

Transkripsi

1 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 27, VOL. 7 NO. 2. II7-127 Potensi Pakan serat Dan Daya Dukungnya Terhadap Populasi rernak Ruminansia Di wilayah Kabupaten Garut (Agriculture by Product as Potential Feed and Its Carrying Capacity In Garut District) U Hidayat Tanuwiria, A. Musharvwir, dan A yulianti Fakultas Peternakan Universitas padjadjaran Jatinangor, Bandung 46 Abstract Penelitian ini bernrjuan untuk mempelajari potensi pakan asal limbah tanaman pangan dan daya dukungnya terhadap populasi ternak ruminansia di wilayah kabupaten- Garut. Penelitian dilakukan dengan cara survey dan pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Potensi pakan asal rumput alam dan jerami asal limbatr tanaman pangan di seluruh wilayah kabupaten Garut adalah 414.2fi,1 ton bahan kering (BK) yang terdiri atas ,6 ton BK asal rumput dan ton BK asal limbah tanaman pangan' Daya dukung pakan terhadap populasi ternak adalah safuan ternak (ST), yang terdiri atas 45.58,5 ST ternak ruminansia kecil dan ,5 ST ternak ruminansia besar. Kata Kunci : potensi pakan, daya dukung, ruminansia kecil, ruminansia besar Abstract The research addressed to study the carrying capacity of agriculture by-product roughages in Garut District. The experiment it was arranged survey method and colleting aati ftre result of this research indicated that the potential feed from indigenous grass and agricultural by-product roughages in Garut district are 4l4,2ll.l ton dry matter (DM), consist of 151,395,6 ton DM from indigenous grass and,262,gls,5 ton DM from agriculrural by-product roughages. Carrying capacity in Garut district area is 124,76 animal unit (AU), consist of small ruminant 45,5g.5 AU and ruminant 79,12s.5 AIJ. Keywords : feed potential, carrying capacity, small ruminant, ruminant Pendahuluan Garut adalah salah satu kabupaten berpotensi penghasil produk peternakan di Jawa Barat. Letak geografisnya cukup strategis dalam memasok produk hewani kepada kota besar sepeni Bandung dan Jakarta karena sarana transportasi cukup terbuka. Permasalahan yang sering dihadapi dalam usaha pengembangan ternak ruminansia adalah pengadaan pakan. Kegagalan pengembangan popuiasi ternak pada suatu wilayah biasanya akibat dari kurang memperhitungkan daya dukung pakan yang tersedia. Padahal pakan merupakan input terbesar pada sistem peternakan. Ketersediaan pakan konvensional pada musim kemarau relatif rendah. Disamping itu kualitas pakan menumn yang ditandai oleh rendahnya daya cema dan kandungan nutrien, serta teqadi ketidak seimbangan nutrien precursor pendukung pertumbuhan mikroba rumen dan produksi temak (Reksohadiprodjo, dkk., l97g). Mengantisipasi rendahnya produktivitas ternak, diperlukan kajian mengenai potensi hijauan asal rumput dan limbah tanaman pangan sebagai pakan terutama pada musim kemarau. Limbah tanaman pangan yang berpotensi untuk pakan adalah jerami padi, jerami jugung, jerami kacang kedele, jerami kacang tanah, daun ubi jalar, daun singkong dan limbah pertanian lainnya (Susetyo, 1969). Limbah tanaman pangan tersebut bukan saja sebagai sumber serat tetapi juga dapat memasok protein yang dibutuhkan ternak. Pada umumnya limbah tanaman pangan berlimpah pada saat panen, sehingga penggunaannya sebagai pakan perlu ada teknologi pengolahan agar kualitas (karbohidrat dan protein) meningkat dan dapat tersedia sepanjang tahun (Abdel Komar, 1984). Ternak mengkonsumsi pakan tiada lain untuk mencukupi kebutuhan nutriennya untuk hidup pokok, produksi dan reproduksi. Pakan yang dikonsumsi oleh ternak akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia di dalam tubuh melalui aktivitas alat pencemaan dan enzim pencernaan. Lambung ternak ruminansia berbeda dengan ternak tt7

2 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 27, VOL.7 NO.2 non-ruminansia yaitu alat pencemaan temak ruminansia lebih kompleks, sehingga pakan yang diberikannyapun berbeda (Sutardi, I 983) Karbohidrat merupakan nutrien dominan dalam ransum ruminansia yaitu sekitar 6'75o/o dari total nutrien ransum. Fungsi karbohidrat adalah sumber energi dan keambaannya bermanfaat untuk memelihara proses pencemaan. Ada dua jenis asal karbohidrat yaitu karbohidrat dinding sel (selulosa dan hemiselulosa) banyak terkandung dalam pakan hijauan (roughage), dan karbohidrat isi sel (glukosa dan pati) banyak terkandung dalam pakan konsentrat. Selulosa merupakan zal penyusun tanaman banyak mengandung unit glukosa, tersusun dalam bentuk rantai lurus, panjang dengan ikatan B 1,4, dan biasanya dalam bentuk kristal, Hemiselulosa adalah karbohidrat rantai lurus terdiri atas polimer pentosa, asam uronat dan galaktosa (Van Soest, 1973). Karbohidrat oleh mikroba rumen dirombak menjadi tiga produk fermentasi utama asam lemak terbang (VFA) yaitu asam asetat, asam propionat, asam butirat. Jenis karbohidrat pakan sangat besar pengaruhnya terhadap jumlah dan jenis VFA yang diproduksi. Konsentrasi VFA total di rumen bervariasi dan bergantung pada jenis ransum yang dikonsumsi, pengoiahan dan frekuensi pemberian makanan. Konsentrasi VFA yang optimum bagi kelangsungan hidup ternak adalah 8-16 mm, dengan proporsi 657 asetat, 2oh propionat, dan l% butirat, dan 5o/o valerct serta asam lemak bercabang (isobutirat, isovalerat, dan 2- metilbutirat), Proporsi VFA dapat berubah, pada ransum tinggi serat maka nisbah asetat/popionat lebih besar dari pada ransum tinggi konsentrat, Proporsi propionat meningkat dengan ransum tinggi konsentrat, dan proporsi isobutirat dan isovaierat meningkat dengan ransum tinggi protein. Asetat merupakan prekursor pembentukan lemak susu, sedangkan propionat merupakan prekursor pembentukan lemak tubuh (Sutardi, 1983) Protein yang dikonsumsi tidak seluruhnya dirombak oleh mikroba rumen, sebagian ada yang lolos dan masuk ke abomasum, terus mengalir ke usus halus. Protein yang tidak tercerna akan mengalir ke caecum dan colon dan difermentasi oleh mikroba yang ada menjadi VFA dan NHr selanjutnya diabsorpsi. Protein mikrobanya tidak dapat dimanfaatkan oleh temak dan keluar via feces. Protein mikroba bersama dengan protein ransum lolos degradasi di dalam usus mengalami pencernaan olej protease usus dengan hasil akhir asam amino. Sumbangan protein asal mikroba rumen berkisar 4 sampai 8%. sedangkan sumbangan energi asal VFA berkisar 6-8% (Sutardi,1983) Dengan demikian dipandang perlu untuk dilakukan suatu kajian tentang potensi pakan asal limbah tanaman pangan dan daya dukungnya terhadap populasi ternak ruminansia di wilayah Kabupaten Garut. Metode Penelitian ini bersifat eksploratif melalui analisis data sekunder. Data sekunder berupa data tataguna lahan, populasi ternak, produksi tanaman pangan, topografi, dan iklim. Data tersebut bersumber dari Data Statistik Kabupaten Garut tahun 26. Ketersediaan rumput (bahan kering rumput) pada setiap jenis lahan dihitung berdasarkan rumus Santosa dkk. (1997) sebagai berikut: a. Lahan penggembalaan = (,23 x 6 ton x luas lahan ) b. Lahan sawah = (,77591x luas lahan x,6 x 6,83) c. Lahan kering (darat) = (1,62 x luas lahan x,9785 x 6,83) ton Bl(/tahun d, Lahan hutan = (2,38 x luas lahan x,5875 x 6,83) ton BlVtahun Ketersediaan pakan limbah pertanian pangan dihitung berdasarkan rumus Muller (1974) yaitu sebagai berikut : a, Jerami padi = (2,5 x luas lahan x,7) b. Jerami jagung = (6, x luas lahan x,75) ton Bl(tahun c. Jerami kacang kedele = (2,5 x luas lahan x,6) d, Jerami kacang tanah : (2,5 x luas lahan x,6) ton Bl(/tahun e. Daun ubi jalar = (1,5 x luas lahan x,8) f. Daun ubi kayu = (1, x luas lahan x,3) Penyeragaman populasi temak dilakukan mengikuti Ashari dkk. (1999) dengan penyetaraan dalam satuan ternak (ST), yaitu sapi =,7 ST, kerbau =,8 ST, domba =,7 ST dan kambing =,8 st Kebutuhan pakan untuk setiap satuan ternak (ST) adalah 9,1 kg BK/hari ll8

3 U. Hidayat Tanuwiria, dkk., Potensi pakan serat dan daya dukungnya terhadap populasi ternak k rl a 1 Rumus umum: Daya dukung wilayah = Total pakan tersedia Kebutuhan pakan Data primer berupa hasil analisis kimia limbah tanaman pangan yang potensial untuk dijadikan pakan, Potensi nutrien yaitu protein kasar dan energi yang dinyatakan dalam TDN dari setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Garut, dihitung dengan mengalikan potensi rumput dan limbah tanaman pangan dengan kandungan nutrien yang ditampilkan pada Tabel 1. Penelitian berlangsung selama enam bulan, pada bulan Mei sampai dengan Oktober 27. Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data sekunder (Bapeda, Badan Pusat Statistik dan Dinas Peternakan Kabupaten Garut) dan data primer diperoleh melalui survey lapangan dan analisis proksimat. Hasil dan Pembahasan Kondisi Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut secara administratif terbagi ke dalam 42 wilayah kecamatan. Luas wilayah masing-masing kecamatan bervariasi antara 165 ha sampai ha. Luas wilayah kabupaten Garut sekitar ha atau sekitar 3.66,88 km', wilayahnya berbatasan dengan kabupaten Bandung dan kabupaten Garut di sebelah Utara, kabupaten Tasikmalaya sebelah Timur, Samudra lndonesia sebelah Selatan dan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat. Kabupaten Garut memiliki topografi berbukit dengan ketinggian tempat bervariasi antara ->1 m dari permukaan laut. Umumnya kecamatan di kabupaten Garut bercurah hujan > 1 mm/tahun. Potensi Ternak di Kabupaten Garut Peran ternak di masyarakat merupakan komoditas yang mudah mencari uang "ready to cash". terkait dengan itu, sebagian anggota masyarakat menempatkan ternak sebagai sarana tabungan yang fleksibel. Minat menabung tidak harus dalam bentuk uang cash, tetapi dapat dilakukan dengan tenaga kerja, misalnya tenaga kerja nyabit rumput untuk ternak yang dipeliharanya. Populasi temak dapat menggambarkan kine{a pembangunan petemakan. Dimensi lain yang dapat digambarkan oleh populasi temak adalah kesesuaian temak dengan kondisi agreokologis, daya terima masyarakat terhadap jenis ternak tertentu, minat memeliahara ternak dari anggota masyarakat, dan tingkat kepentingan ternak dalam menunjang kehidupan masyarakat. Kepadatan Ternak Imbangan antara populasi ternak dengan jumlah penduduk dan luas lahan di suatu Kecamatan menjadi salah satu pertimbangan/indikator untuk menetapkan pengembangan temak. Namun demikian bila populasi sudah melebihi daya dukung lahan bagi kehidupan ternak, maka jumlah penduduk akan menjadi pesaing bagi keberadaan temak. Kepadatan populasi ternak ruminansia semua kecamatan di kabupaten Garut relatif rendah, terutama kecamatan Pakenjeng dan Cisompet masing-masing,8. Hal ini berarti setiap I Ha hanya ada,8 ST. Rata-rata keseluruhan semua kecamatan di kabupaten Garut adalah,23 ST atau (l ekor anak sapi/kerbau). Data tersebut menunjukkan terdapat potensi yang besar untuk pengembangan ternak ruminansia. Kepadatan ternak masing-masing kecamatan di kabupaten Garut pada tahun 25 disajikan pada Tabel 2. Tabel l. Kandungan Nutnen Pakan Asal Limbah Pertanian No Limbah Tanaman BK Abu Protein Lemak Serat K BETN TDN I 2 J A Rumput Alam Jerami padi Daun Jagung+batang Daun kacang Kedele Daun kacang tanah Daun Singkong Daun Ubi Jalar 24,4 ;;:;-" ;,;---TT" ;;i ---oi,i----'- 'u,' 87,5 16,9 4,1 1,5 32,5 45, 43,2 21, 1,2 9,9 1,8 27,4 5,7 6, 22,6 l,l 76,7 3,7 27,7 41,8 63,2 22,8 9,2 13,8 4,9 25,2 46,9 78,3 21,6 12,7 24,1 4,7 22,1 37, 61,8 16,3 16,1 19,2 2,6 16,2 45,9 61,9

4 JURNAL ILMU TERNAK' DESEMBER 2OO?' VOL' 7 NO' 2 Populasi Ternak Ruminansia Besar Populasi ternak ruminansia terbesar yaitu kerbau, iemudian sapi perah dan sapi potong' Populasi kerbau mencipai I 6 1 ( I 3'378 ST)' T-?k?' sapi perah ekor (9'323 ST) dan sapi potong i.li "Uo,(4,712 ST)' Wilayah vang paling tinggi populasi ruminansia besar adalah kecamatan Cisurupan mencapai l),7go dari total populasi ternak' ruminansia besar di Kabupaten Garut' t e*uoiun diikuti kecamatan Cikajang 9'75 ' g;vonguo" g 9,18o/o, Pameungpeuk 6'74 ' tututunluon g S,tON dan kecamatan lainnya kurang dari empat Persen' Tabel2. K I z J.+ 5 o l ll 12 l3 l4 l5 l6 l l l8 l9 2 2l 22 z) AA 25 lo 2" ,1 32 JJ )Ll 35 ) t l A'J Kecamatan Cisewu Caringin Talegong Bungbulang Mekarmukti Pamulihan Pakenleng Cikelet PameungPeuk Cibalong Cisompet Peundeuy Singajaya Cihurip Cikajang Banjarwangi Cilawu Bayongbong Cigedug Cisurupan Sukaresmt Samarang Pasirwangi Tarogong Kidul Tarogong Kaler Garut Kota Karangpawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan Sukawening Karangtengah Banyuresmi Leles Leuwigoong Cibaru Kersamanah Cibiuk Kadungora Bl. Limbangan Selaawi Ma Jumlah Rataan n Ternak di Kab Satuan Ternak (ST) 1s36,8 1328,5 t'764,3 1824, l ,8 1354,8 l6?ri ,' 1894,8 1364, 82' 7, l'769,2 813,3 4554,4 1198,3 ))154 37s' t,4 I 18,8 422,8 87, I 164,8 1362,9 {1S S 414,2 '766,8 948,4 461,9 3 86,8 385, 927,8 585,4 8, 859,2 919,2 '19,3 466,' 656,3 99,1 13,5 '199,9 Sapi Potong terkonsentrasi di sebagian wilayah kecamatanyang ada di kabupaten Garut' '78't r '\6\) ' l " r t93 32' ' r ' 7 36' r l 6365 '16528 '7r48 4t9' rl '7963' , r sr/1,54 r11 1,76 1,82 l,66 'I s{ l?{ 1,64 2,54 1,89 1,36,83 7,'17,81 4,55 r,2 ))) 3,76 1,18 4,2,87 1,64 1,36,52,41,77 oos,46,39,38,93,59,8,86,92,79,47,66,91 1,3,8 ii ha ST/ha t7283, 993, 1874, 14698, 5522, t3244, 19844, 17232, 4411, 21359, t7225, 5679, 6769, 442, 12495, 12382, 7'763, 4763, 312, 888, 3517, 5971, 46'7, 1946, <t<? n 2' 7'71, 527, 3526, 3383, r972, 3883, 2238, 4788, 7351, 1935, 4143, 165, 199, 3731, '7359, 347, ,9,13,16,12,3,12,7,9,58,9,8,15,26,2,36,1,29,'79,38,5,25,27,29,26,8,28,18,13,1I,2,24,26,17,12,48,19,28,33,24,14,23 Populasi sapi potong terbesar adalah di kecamatan -P;;;;sdk yaitu 2:4 ekor atau 3r'25vo' 5

5 U. Hidayat Tanuwiria, dkk., Potensi pakan serat dan daya dukungnya terhadap populasi ternak diikuti Malangbong 142 ekor (21,9yo) dan Cibalong 849 ekor (12,61%) dari populasi sapi potong Kabupaten Garut. Tabel 3. Populasi Temak Ruminansia Besar di Kabupaten Garut No 1 2 A l ll t2 l3 t4 l5 l6 t7 l8 t9 2 )l A LA 'l l 33 1 A J A1 Sapi Potong Sapi Perah Kerbau o/ Kecamatan Jml (ST) /o Ekor ST Ekor ST Ekor ST Cisewu Caringin Talegong Bungbulang Mekannukti Parnulihan Pakenjeng Cikelet Pameungpeuk Cibalong Cisompet Peundeuy Singajaya Cihurip Cikajang Banjarwangi Cilawu Bayongbong Cigedug Cisurupan Sukaresmi Samarang Pasirwangi Tarogong Kidul Tarogong Kaler Garut Kota Karangpawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan Sukawening Karangtengah Banyuresmi Leles Leuwigoong Cibaru Kersamanah Cibiuk Kadungora Bl. Limbangan Selaawi JI t57 o 44 t l8 l8 33 l t'l 239,4 )t 1 43,4 346,5 1472,8 594,3 122,5,,,,, ,,,,,,,,, 3' , ,9 19, ,5 345t 2415,7, ,1 3, ,3 5' 7,4 1,5 12,6 12,6 23,1 13,3 18,9 n 44,1 34.3, , ,7,,, 129 9,3 2' 7 18,9 l1 I 1, ,6,,,,,,,,,,, Malansbong I s l 13 t r r , 928, 123,2 625,6 621,6 326,4 512, 484,8 374,4 348, 522,4 36, 8l 1,2 293,6 64, 397,6 9,4 1,9 '77,6 512, 161,6 412,8 536, 124, 84, I 13,6 '72, 67,2 52,8 62,4 81,6 6,8 168,8 324,8 159,2 16,8 164,8 74,4 224,8 311,2 319,2 44. i64$ zje 16l, 3,8'7 123,2 3,73 842,6 3,7 861, 3,14 943,1 3,44 555,4 2,3 931,3 3,3 1847,2 6,74 942,3 3,44 644,9 2,35 36, l,3l gll,2 2,96 293,6 l,o7 2672,9 9,75 457,5 1,65 o??r? ,5 9,18 77,6, ,1 1,79 161,6,59 617,9 2,25 627,7 2,29 154,8,56 91,,33 197,6,72 231,6,84 143,5,52 '75 ) O )1 vt- 87,6,32 94,2,34 6,8,22 168,8,62 34' 7,9 t,27 t'72,5,63 179,7,66 164,8,6 '14,4,2' 1 224,8,82 355,3 1,3 353,5 1, , 5,1 Jumlah , l '7413 1

6 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 27, VOL.7 NO.2 Sapi perah hanya berkembang di beberapa kecamatan, populasi sapi perah terbanyak di kecamatan Cikajang yaitu ekor (27,98o/o), Cisurupan ekor (26,23Vo), dan Bayongbong 3451 ekor (25,91%) dari populasi sapi perah Kabupaten Garut. Pertumbuhan peternakan sapi perah terpusat hanya di tiga kecamatan yaitu Cikajang, Bayongbong dan kecamatan Cisurupan. Populasi ternak ruminansia besar di wilayah kabupaten Garut disajikan pada Tabel 3. Pengembangan petemakan sapi perah ke depan, tetap harus mempertimbangkan kondisi agroekosistem, selain itu pengembangan peternakan sapi perah sangat dibatasi oleh ketersediaan air (sapi perah membutuhkan air banyak dibandingkan temak lain) dan kondisi aksesibilitas (jalan). Aksesibilitas yang relatif tinggi dibutuhkan untuk mempercepat pengangkutan susu sampai ke tempat pendinginan (Cooling unit). Pada umulrlnya input pakan konsentrat untuk sapi perah sepenuhnya didatangkan dari luar, oleh Karena itu pengangkutan menj adi sangat penting. Populasi kerbau menyebar di semua wilayah kecamatan. Populasi kerbau terbanyak di kecamatan Talegong yaitu 1279 ekor (7,64o ), diikuti Caringin I16 ekor (6,94%) dan Singajaya 114 ekor (6,6%). Populasi kerbau di kecamatan lainnya umurnnya kurang da'.i 5% dari populasi kerbau di wilayah kabupaten Garut. Populasi Ternak Ruminansia Kecil di Kabupaten Garut Ruminansia kecil yang dominan dipelihara masyarakat Jawa Barat adalah domba, populasinya mencapai ekor. Populasi terbanyak berada di Kabupaten Bandung, sedangkan Kabupaten Garut hanya ekor atau 1,64 dari populasi yang ada di Jawa Barat. Populasi kambing di wilayah Kabupaten Garut relatif lebih sedikit yaitu sekitar ekor, Populasi domba dan kambing menyebar di semua wilayah kecamatan. Hal tersebut menunjukan bahwa petani ternak di Kabupaten Garut sangat mengenal budidaya domba dan kambing. Populasi domba dan kambing di wilayah kabupaten Garut disajikan pada Tabel 4. Populasi domba terbesar berada di Kecamatan Cikajang yaitu sekitar 2695 ekor (7,4'l%) diikuti Bayongbong 1688 ekor (4,83%), Cilawu 1557 ekor (4,43o/o) dan Cigedug ekor (4,33 ), sedangkan kecamatan lainnya kurang dari 1. ekor. Populasi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Cikelet yaitu 3728 ekor (5,2%) diikuti kecamatan Bungbulang yaitu 3671 ekor (5,12o/o), Garut Kota 3311 ekor (4,64%), dan Pameungpeuk 2957 ekor (4,12%) sedangkan kecamatan lainnya kurang dari 2 ekor. Potensi Pakan di Kabupaten Garut Tanaman palawija seperti jagung, kedelai kacang tanah, singkong dan ubi jalar merupakan sumber pakan ternak yang potensial disamping rumput. Limbah palawija tersebut berupa jerami atau bagian daun dan batang dari tanaman setelah diambil hasil panennya. Daun kedelai, kacang tanah, singkong dan daun ubi jalar di samping merupakan pakan serat juga merupakan pakan sumber protein bagi ternak ruminansia. Untuk mendukung produksi sapi perah laktasi ke dalam pakan tersebut masih harus ditambah konsentrat' Jerami padi dan jerami jagutg dapat dimanfaatkan sebagai pakan sumber serat. Pakan tersebut sangat dibutuhkan untuk sapi perah terutama untuk memperbaiki kadar lemak susu. Potensi rumput diestimasi dari luas lahan perkampungan, sawah, lahan darat, hutan dan lainlain yang diduga akan tumbuh rumput. Potensi jerami tanaman pangan diestimasi dari luasan panen dari setiap komoditas tanaman pertanian' Potensi pakan asal serat yang disajikan pada Tabel 5 sudah memperhitungkan bagian atau proporsi tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh ternak khususnya ternak ruminansia. Daya Dukung lvilayah Berdasarkan Potensi Pakan untuk Pengentbangan Ternak Ruminansia Besar Pakan asal limbah pertanian terdiri atas jerami padi, jerami kacang-kacangan dan daun singkong serta ubi jalar. Data potensi pakan yang dapat disajikan bahan pertimbangan bagi pengembangan ternak ruminansia besar disajikan pada Tabel 6. wilayah yang masih terbuka untuk dikembangkan ternak ruminansia besar seperti sapi atau kerbau adalah wilayah yang tingkat pemanfaatan hijauan pakan (pakan termanfaatkan) masih rendah. Wilayah kecamatan yang memiliki peluang besar untuk pengembangan ternak ruminansia besar adalah kecamatan Banyuresmi (6.88,3 ST), Bl. Limbangan (3.53,9 ST), Bungbulang (313'7 ST), Malangbong (365,3 ST), Peundeuy (3.46,4 ST), Leuwigoong (2552,2 ST) dan Pakenjeng (2532,3 ST) kecamatan lainnya kurang dari 25 ST, bahkan terdapat kecamatan yang melebihi kemampuan daya dukung pakan asal jerami dan limbah pertanian. Wilayah kecamatan yang sudah jenuh bahkan tidak direkomendasi untuk ditambah temak ruminansia besar adalah Cisurupan (- r22

7 U. Hidayat Tanuwiria, dkk., Potensi pakan serat dan daya dukungnya terhadap populasi ternak rr ) u n II k ri a o D a t, ,4 ST), Cikajang (-2,565,,9 ST), dan Bayongbong(-2.27A,7 ST). Tabel 4. Populasi Temak Ruminansia Kecil di Kabupaten Garut Domba Kambing No Kecamatan Jml ST Ekor ST Ekor ST I Cisewu , , 772,8 2,56 2 Caringin , ,8 267,5,89 J Talegong 8l5l 57, ,s 741,1 2,45 A rt Bungbulang , ,7 981,4 1?s Mekarmuhi , ,1 797,5 2,64 6 Pamulihan 7199,7 53, ,8 62,7 2, Pakenjeng ,8 I ,6 799,4 2,65 8 Cikelet , ,2 84,8 2,67 9 Pameungpeuk , ,6 697,5 2,31 l Cibalong r , ,2 952,5 3,16 I I Cisompet , I , 719,1 2,38 12 Peundeuy ,9 I ,1 467, 1,55 l3 Singajaya , 15 84, 958, 3,17 14 Cihurip ,1 l ,6 519,7 1,72 15 Cikajang , ,9 1881,5 6,23 l6 Banjarwangi ,5 t ,3 746,8 2,47 17 Cilawu I ,5 l95l 156,1 1241,6 4,11 l8 Bayongbong I 688 I 181, ,3 124,9 4,ll l9 Cigedug l5l l9 158, ,9 113,2 3,65 2 Cisurupan t ,9 l 34 82,7 165,7 3,53 21 Sukaresmi ,9 l ,6 78,5??s 22 Samarang 1t292 79, ,5 122,9 3,39 23 Pasirwangi ,2 282s 226, 735,2 2,44 24 Tarogong Kidul 4t , ,8 36,7 l,l9 25 Tarogong Kaler ,5 /)J 58,6 7)7 ) 1,7 26 Garut Kota ,3 331 I 264,9 569,2 1,89 27 Karangpawitan ,5 1Aa 928 I 1)L 716,8 Z,J I 28 Wanaraja , , I 318,4 los 29 Sucinaraja 37tl 259, ,8 3l 1,6 1,3 3 Pangatikan 354 I 247, ,5 297,4,99 3l Sukawening , ,1 833,6 2,76 32 Karangengah ,9 t271 11,7 524,6 1,74 33 Banyuresmi , I ,1 631,2 2,9 34 Leles ,4 t46l 116,9 5l 1,3 1,69 35 Leuwigoong , I 18,6 746,7 2,47 36 Cibatu 81 56, ,9 61,6 2,2 37 Kersamanah , ,1 31,9 1, 38 Cibiuk , ,2 581,9 1,93 39 Kadungora 7967 I ,6 684,3 ))1 4 Bl. Limbanean R R t25 96,4 675,2 2,24 41 Selaawi ,4 I , 446,4 l,48 42 Malangbong l ,1 2t74 173,9 9t4, 3,3 Jumlah , , 3186,3 1,

8 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 27, VOL' 7 NO' 2 Tabel 5. Potensi Pakan Serat Asal Rumput dan Limbah Pertanian (BK kg/tahun) Jerami K"ggl" t("'t*uh U'lulut U'tcuyo - ql' oo No Kecamatan. Cisewu 11388,19 gtg,6l-- r6qtf{ st+'so I18' 8 1 Cisgwu lljod'ly >rt'vr l:i' :: li:il':l 2Caringin4153,35,8356,563,21,48,18,149 3 Talegong 585'36 4'7, ,5 553,5 565,5 2,7,2 12,6 1338,61 4Bungbulangl7517,58 487,337735,522,53658,57,2286,23?14 5Mekarmukti 22,93,576',7,51245,6, 4', Pamulihan 8545,48, 6151'5 322'5 69' 25'2 122'4 1637'8 TPakenlenc 263,2589,75642,51,5288,66,36, Cikelet5956,1467,132866'519'52'71'514'4183' Pameungpeuk 5567,61 453, ,5, 2179,5 367,2 82'1 195'76 l Cibalong 85 7,.72 64'33 648, 55,5 213, 3, 189, 7989,54 l l Cisompet 2'72,'75 551,25 886,5 27, 27,5 19,2 156, 251.7,2 2 Peundeuy 232, 5, 9781,5 615' 595,5 19,8 25' ,65 13Singa.1aya572'12455,486''195'162'19'271 4 C i h u r i p 3 2 3, 6 4, 6 8 8, 5 3 1, 5 9 3, 2 ' 6, 7 5, , 1 5 C i k a j a n g , , ' ' ' 1 5 ' ' Banlarwangr 6193,5 178,5 2281,5 24, 352,5 225,6 288, 9723, 5 l'7cilawu2694,8421,538694'181'5345'5'72'4142' Bayongbong2436'65,'21'61'536'238'83252 l 9 C i g e d u g ' 9 5, 4 5 ' ' ' ' 4 5 ' 1 8 ' Cisurupan 328,7 2,3 ' ' ' 237 '6 I 86'3 3652'9 2l Sukaresmr ll54,gg ' ' ' ' 18' 96'9 l43l'89 22 Samarang l99l,7l 5,25?83' ' 148'5 253'2 65'4 126'7 '6 23Pasirwangi1433,34,4522'5'9'54'3' TarogongKidul455,214,181264'515'51'4'818' TarogongKaler ggl,'75, 3415'5 112'5 115'5 88'8 87'9 48ll'95 26 Garut Kota ll23,g8 35, 3451,5 232' 5 36' 8'4 93' 5376' Karangpawrtan 1396'41, 6624, 66, 292,5 168, 159, 9245'91 23Wanaraja 775,23,576,337,512,18,66,876 29sucinaraja 363,. 2,4914' 2.,512,4,836, Pangatikan 816'39, 4725, 24, 195, 24, 5?, 657 '39 3lSukaweningl198,836,136534'253'521'14'476' Karangtenga h 544,33, 528, '5 637,5 42,5 31,2 64,5 677,53 33Banyuresmi139.16, 9462,557,262,5135,6352,522 34Leles1632,4842,517'5367'5352'5252'21''796 35Leuwigoong59,8,81,3g,7,5388,5164,4151,29 36 Cibatu 14'75,35 5, ' 526'5 171' I 14' 187'5 9554'4 3'7 Ke rsamanah 642,18, 171 ' 67 '5 39' 54' 46'5 22'7 '18 '782,11 38 Cibiuk, 2587'5 96' 292'5 92'4 222' 4'12'51 39 Kadungora l36l'81 22,4 7515, 72,5 49,5 312, 258, 11132'2 4 Bl. Limbangan 2628'8 l1,3 l125, 21, 1485, 6, 36, 15536'1 41SeIaawi1634,927,837852'515'945'132'187'517 Jumlah ffi5983,8127,3o727,5o5788,86,746,44 42, l5lj9)'o) )qqz',to zvr>or, Jml Variasi pola konsumsi pakan ternak ruminansia tecll (domba dan kambing) lebih sempit, artinya jenis hijauan yang dijadikan pakan relaiif terbatis. Fenomena yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa pakan utama bagi ruminansia 124 kecil adalah rumput. Daya dukung wilayah terhadap p"ng"*buttgun domba atau kambing Ueraasartan p-udu k.gttediaan rumput disajikan pada Tabel 7.

9 U. Hidayat Tanuwiria, dkk., Potensi pakan serat dan daya dukungnya terhadap populasi ternak Tabel 6. Daya Dukung Wilayah terhadap Pengembangan Ternak Ruminansia Besar Berdasarkan Potensi Pakan AsalJerami dan Limbah Pertanian No Kecamatan Potensi Pakan Kapasitas Tampung Jumlah Ternak Riil (Ton BK) (ST) (ST) Potensi Pengembangan (ST) I Cisewu 345,73 138,9 764, 274,9 2 Caringin 1747,5 3235,7 161, 2174,7 3 Talegong 8295, ,4 123,2 1474,2 4 Bungbulang 13197, ,3 842,6 313,7 5 Mekarmukti 1949,2 556,7 861, -34,3 6 Pamulihan 7491,6 2255,5 943,1 1312,4 7 Pakenjeng 1255,75 387,7 555,4,s??? 8 Cikelet 552, , 831,3 83,7 9 Pameungpeuk 5338, ,2 1847,2-24, l Cibalong 9471, ,7 942,3 199,4 11 Cisompet 2244,45 675,7 644,9 3,8 l2 Peundeuy I 1314,5 346,4 36, 346,4 l3 Singajaya t47,2 423,7 811,2-387,5 l4 Cihurip 91,2 274, 293,6-19,6 l5 Cikajang i , 2672,9-2565,9 l6 Banjarwangi 353, I 162,9 451,5 6l 1,3 17 Cilawu 9957, ,8 973,8 224, 18 Bayongbong 916,3 245,9 25r6,5-227,7 l9 Cigedug 69, 183,4 77,6 15,9 2 Cisurupan 444,2 133,7 2957,1-2823,4 2l Sukaresmi 276,9 83,4 151,6-78,2 22 Samarang R?7S?S 2491,4 617,9 1873,5 23 Pasirwangi 4696,9 l414,l 627,7 796,4 24 Tarogong Kidul 144,39 422,9 154,8 268, 25 Tarogong Kaler 382,2 115,1 91, I 59, I 26 Garut Kota 4252,4 128,3 197,6 182,7 27 Karangpawitan 7849,5 2363,2 231,6 2131,6 28 Wanaraja 631,5 1897,2 143,5 l7 53,7 29 Sucinaraja 513,3 1544,6 75,2 1469,4 3 Pangatikan 5241, 1577,9 87,6 149,3 3l Sukawening 722, ,9 94,2 279,7 32 Karangtengah 6163,2 1855,5 6,8 1794,7 33 Banyuresmi 2783,1 6257,1 168,8 688,3 34 Leles 6331,5 196,2 347,9 1558,3 35 Leuwigoong 921,6 277,3 1' 7) S 2597,8 36 Cibatu 878, ,2 179,7 2252,5 37 Kersamanah 1629, 49,4 164,8 325,6 38 Cibiuk 329,4 99,6 74,4 976,2 39 Kadungora 877,4 264,5 224,8 2415,7 4 Bl. Limbangan 1298,3 3886,2 355,3 353,9 4l Selaawi 9159, ,7 353,5 244,2 42 Malangbong 14824,9 4463,3!39g, 365,3

10 F JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2OO7' VOL' 7 NO' 2 Tabel 7. Daya Dukung wilayah terhadap pengembangan Ternak Ruminansia Kecil Berdasarkan potensi Pakan Asal RumPut No Kecamatan I Cisewu 2 Caringin 3 Talegong 4 Bungbulang 5 Mekarmukti 6 Pamulihan 7 Pakenjeng 8 Cikelet 9 PameungPeuk l Cibalong I I CisomPet l2 PeundeuY l3 SingajaYa 14 CihuriP l5 Cikajang 16 Banjarwangt 17 Cilawu 18 Bayongbong l9 Cigedug 2 CisuruPan 2l Sukaresmi 22 Samarang 23 Pasirwangi 24 Tarogong Kidul 25 Tarogong Kaler 26 Garut Kota 27 KarangPawitan 28 Wanaraja 29 Sucinaraja 3 Pangatikan Potensi Pakan Kapasitas TamPung (Ton BK) (ST) I 1388, ,6 4153,35 125,4 585, , 17517, , 1221,93 367,9 )a1) R 8545, ,2 382,6 5956, ,2 5567,61 t6'76,2 8517,' ,4 1272,75 392,8 r?n? I 5 693,r L J V L ' L J 5'72, ,9 1323,64 398,5 5459,' l4 1643,8 6 I 93,5 1864,5 2694,84 811,3 '7aa 2436,65 6 l2'7,95 382,6 328,7 966, 1154,99 Jumlah Ternak Riil (ST) 11) R 267,5 741,r 981,4 797,5 6A2,7 799,4 84,8 697,5 952,5 719,1 467, 958, 519,7 I 881,5 746,8 1241,6 124,9 r13,2 165,7 78,5 722,9 '7a\ ) 36,7 a)7 ) 569,2 J+l,l 199r,7 599,6 1433,34 43r,5 455,2 137, 991,75 298,6 I 123,98 338,4 1396,41 42,4 716,8 11'7a )7 534,5 318,4 1363,72 41,6 311,6 816,39 245,8 297,4 3l Sukawening I 198,83 36,9 933,6 3? Karangtengah 544,33 163,9 524,6 33 Banl'uresmi 139, ,5 631,2 34 Leles 1632,48 491,5 511,3 1'7'1 35 Leuwtgoong 59,8 ' l 746,7. I r t ' 36 Cibatu 1475,35 444,2 61,6 3'7 Kersamanah 642,18 193,3 31,9,1S Jerr 38 Cibiuk 782,11,9 39 Kadungora I 361,81 41, 684,3 4 Bl. Limbangan 2628,8 791,2 675,2 1634,9 492, 446,4 A I al Selaawt 914, A1 +L Mala 3564,85 173,3 Potensi Pakan Ruminansia Kecil di Kabupaten Garut Dominan wilayah kecamatan di Kabupaten Garut mengalami kekurangan pakln asal rumput' hal ini diiidikasikan dengan tidak seimbangnya kapasitas tampung dingan jumlah nil 126 Potensi Pengembangan (ST) 2,655,8 983, 79, 4,292,6 429,6 1,97, 3,3,1 988,4 978,7 1,61,9 1 1,1a'7 226,1 759, -121,2-237,8 L,l17,7-43,2-57,3-72,6-99,6-36,8-423,3-33,6-223,7-24,6-23,8-296,4 216,r 99, -51,6 'alatl All 1-36,7-212,6-19,8-569,1-166,4-18,5-346,4-274,3 116, 45,5 r59,2 domba/kambing yang ada' Walaupun demikian masih terdapat beberapa wilayah kecamatan yang."tift berpotensi unt;k mengembangkan ternak domba/kambing, antara lain kecamatan Sr), Pakenjeng- (333' I sr)' a;";, tzlois,s ST), cisompet (2'373' 7 sr)'

11 U. Hidayat Tanuwiria, dkk., Potensi pakan serat dan daya dukungnya terhadap populasi ternak Pamulihan (1.97 ST dan Cibalong (1.611,9 ST), kecamatan laimya kurang dari 1 ST. Sedangkan wilayah kecamatan yang melebihi kemampuan daya dukung pakan asal rumput, atau sudah jenuh bahkan tidak direkomendasi untuk ditambah ternak ruminansia kecil adalah Cigedug (-72,6 ST), Leuwigoong (-569,1 ST), Bayongbong (-57,3 ST), Sukawening (-772,7 ST) dan Cilawu (-43,2 ST). Kesimpulan Potensi pakan asal rumput dan asal limbah tanaman pangan diseluruh wilayah kabupaten Garut adalah ,11 ton BlUtahun yang terdiri atas ton ,65 BK/tahun asal rumput dan ,46 ton Bl(/tahun asal limbah ranaman pangan. Daya dukung pakan terhadap populasi ternak adalah ST, yang terdiri atas ,5 ST ternak ruminansia besar dan 45.58,5 ST ternak ruminansia kecil. Wilayah kecamatan yang paling potensial dalam penyediaan pakan serat untuk pengembangan ternak ruminansia besar maupun kecil adalah Bungbulang, sedangkan wilayah kecamatan yang paling jenuh adalah Bayongbong. Dalam rangka memaksimumkan pemanfaatan pakan asal rumput dan limbah tanaman pangan yang tersedia di wilayah kabupaten Garut, maka jenis ternak yang dikembangkan disetiap wilayah harus disesuaikan dengan sosiokultur masyarakat setempat, Iklim, topografi, agroekosistem dan infrastuktur pendukungnya. Daftar Pustaka Abdel Komar Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Temak. Yayasan Dian Grahita Indonesia. Ashari, B. Wibowo, E. Juanni, Sumanto, A. Nurhadi, Soeripto, Suratman dan A Rukanda Nisbah Pertumbuhan Daerah atau Location Quotient untuk Petemakan. Dit. Bina Barbang. Ditjen Peternakan dengan Puslitbang Peternakan. Muller, Z.O Livestock Nutrition in Indonesia. LINDP, FAO, Rome, Italy Santosa, U., S. Kuswaryan, M Arifin, U.H. Tanuwiria, D Rahmat, dan A Suroto Proyek Penyusunan Rancana Penataan Peruntukan Lahan Peternakan di 2 Kabupaten DT II Purwakarta dan Indramayu. LPM UNPAD, Soedomo Reksohadiprodjo, Sukanto Lebdosukoyo, Subur Priono, dan Rostianto Utomo Nilai Makanqn Limbah Pertanian (Jntuk Ruminansia. Proceedings. Lembaga Penelitian peternakan, Bogor. Susetyo, S Padang Penggembalaan, Departemen IImu Ternak. Fakultas Peternakan. Bogor Sutardi. T Pengelolaan Tata Laksana Makanan dan Kesehatan Sapi Perah. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Van Soest, P.J Nutritional Ecology Of The Ruminant. O&B Books Inc., Oregon, USA.

U Hidayat Tanuwiria, A. Mushawwir, dan A Yulianti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

U Hidayat Tanuwiria, A. Mushawwir, dan A Yulianti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7 NO. 2, 117 127 Potensi Pakan Serat Dan Daya Dukungnya Terhadap Populasi Ternak Ruminansia Di Wilayah Kabupaten Garut (Agriculture by Product as Potential Feed

Lebih terperinci

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2006 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 2.925 3.669 19.642 53,54 011. Caringin 795

Lebih terperinci

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007

TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2007 TAMBAH TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN PADI SAWAH DI Kecamatan Tambah Tanam (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.861 2.568 14.265 55,55 011. Caringin 1.611 1.383 7.673 55,48 020. Talegong

Lebih terperinci

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha)

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008. Luas Panen (Ha) Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2008 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.087 3.359 19.790 58.92 011. Caringin 1.308 1.110 6.524 58.77 020. Talegong

Lebih terperinci

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha)

Tambah Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut Luas Panen (Ha) Tabel 5.1.03 : Tambah Tanam,, dan Tanaman Padi Sawah di Kab. Garut 2009 Tambah Tanam (Ton) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3.151 2.877 17.955 62,41 011. Caringin 1.562 1.503 9.345 62,18 020. Talegong

Lebih terperinci

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 33 629 12,676 2,424-011. Caringin - 701 632 6,921

Lebih terperinci

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan

JUMLAH SEKOLAH, KELAS, GURU, RUANG KELAS, MURID LULUSAN, MENGULANG DAN PUTUS SEKOLAH SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN Guru R. Kelas Murid Lulusan SD DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2004 Kecamatan Sekolah Jml Rombel Guru R. Kelas Murid Lulusan Mengulang Putus Sekolah Cisewu 27 168 154 167 3.647 598 35 - Caringin 20 145 91 107 3.844 556 24 11 Talegong 23

Lebih terperinci

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009

Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Tabel 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kab. Garut 2009 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambi ng (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 60 549-11.099 2.415 011. Caringin

Lebih terperinci

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba

Sapi Potong. Kerbau Kuda Domba 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab, Garut, 2010 Kecamatan Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Domba Kambin g (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 010. Cisewu - 500 452-15.559 2.291 011.

Lebih terperinci

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki

Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Tahun Murid laki-laki Tabel 4.1.02 : Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Taman Kanak- Kanak di Kabupaten Garut Sekolah Guru Murid laki-laki Murid Perempuan Total Murid (1) (2) (3) (4) (5) (6) 010. Cisewu 6 81 9 97 106 011.

Lebih terperinci

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005)

TABEL PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT 2005) TABEL 3.19. PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT, JENIS KELAMIN, DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH Laki-laki pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekol- pernah Masih bersekolsekolah 010. Cisewu

Lebih terperinci

U Hidayat Tanuwiria, A Yulianti, dan N Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

U Hidayat Tanuwiria, A Yulianti, dan N Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 112 120 Potensi Pakan Asal Limbah Tanaman Pangan dan Daya Dukungnya terhadap Populasi Ternak Ruminansia di Wilayah Sumedang (Agriculture by Product as Potential

Lebih terperinci

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009

Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 Tabel 4.2.19 : Jumlah Petugas Pelayanan Akseptor Baru Keluarga Berencana di Kabupaten Garut Tahun 2009 PLKB DOKTER BIDAN JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) 010. Cisewu 3-3 6 011. Caringin 3-2 5 020. Talegong 3-3

Lebih terperinci

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012.

Peternakan/Husbandary. Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012. 5.4. 01 : Jumlah Populasi Ternak Besar Menurut Jenis di Kab. Garut Tahun 2012 Number of livestocks by Kind in Garut, 2012 Kecamatan District Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Kuda (1) (2) (3)

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012

: Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 4.1.01 : Persentase Penduduk Usia 10 Tahun menurut Ijasah/STTB yang Dimiliki di Kabupaten Garut Tahun 2012 Ijasah/STTB yang Dimiliki Laki-laki Male Perempuan Female Jumlah Total (1) (2) (3) (4) Tdk punya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I : PERATURAN NOMOR TANGGAL : : 18 Tahun 2013 31 Desember 2013 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUN ANGGARAN 2014 Rekening Hal 1 dari 2 1 2 3 4. PENDAPATAN

Lebih terperinci

JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013

JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013 JADWAL PELATIHAN KURIKULUM DAN LOKASI PELATIHAN 2013 TPK KEC TANGGAL SDN LEUWIGOONG I LEUWIGOONG SDN BANYURESMI II BANYURESMI SDN KERESEK I CIBATU 1 SDN LIMBANGAN TIMUR II LIMBANGAN 2 s.d 6 SDN SELAAWI

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ketersediaan Limbah Pertanian Pakan ternak sangat beragam tergantung varietas tanaman yang ditanam petani sepanjang musim. Varietas tanaman sangat berdampak

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 268,6 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Garut Tahun 2013 sebanyak 32 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 315 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 446 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN NAMA-NAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI,

Lebih terperinci

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD ALAMAT : BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT : Jl. OTTISTA NO. 278 TAROGONG KIDUL NO Nama Kegiatan/Nama Paket Volume & Satuan Lokasi

Lebih terperinci

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH DIZKY ANTORIDA

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH DIZKY ANTORIDA POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH DIZKY ANTORIDA DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 93 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA

Geografi. Kab. SUMEDANG. Kab. CIANJUR. Kab. TASIKMALAYA GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Fisik Daerah Geografi Kabupaten Garut secara geografis terletak di antara 6 0 56 49-7 0 45 00 Lintang Selatan dan 107 o 25 8-1088 o 7 30 Bujur Timur dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TINGKAT KABUPATEN/KOTA Lampiran 2 MODEL DB1 - PWP REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM TINGKAT KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA PROVINSI : GARUT : JAWA BARAT A. SUARA SAH Garut Kota Karang pawitan Wanaraja PEROLEHAN

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2015, VOL. 15, NO. 1

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2015, VOL. 15, NO. 1 JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2015, VOL. 15, NO. 1 Evaluasi Potensi Pakan Serat dan Daya Dukung untuk Pengembangan Ternak Ruminansia di Wilayah Kabupaten Subang (Evaluation of Forage and Agricultural Waste

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE

PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE PENYUSUNAN RANCANGAN KALENDER TANAM BAWANG MERAH DAN CABE Perubahan iklim global yang berimbas terhadap pola hujan dan menjadi kendala bagi Program Peningkatan Produksi Sayuran terutama cabai dan bawang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat

Lebih terperinci

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT Model DB.1 - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT PUTARAN KEDUA DI TINGKAT KABUPATEN GARUT. Garut Kota Karang pawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT 37 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERTANIAN PADI KABUPATEN GARUT Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai konsep pengembangan wilayah berbasis pada sektor pertanian. Sektor pertanian dianggap penting dilihat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERBAU SEBAGAI SUMBERDAYA GENETIK LOKAL DI KABUPATEN GARUT KARYA ILMIAH

STRATEGI PENGEMBANGAN KERBAU SEBAGAI SUMBERDAYA GENETIK LOKAL DI KABUPATEN GARUT KARYA ILMIAH STRATEGI PENGEMBANGAN KERBAU SEBAGAI SUMBERDAYA GENETIK LOKAL DI KABUPATEN GARUT KARYA ILMIAH DEDI RAHMAT FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010 1 KATA PENGANTAR Kerbau merupakan ternak

Lebih terperinci

Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang

Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang Lampiran 86 Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang Gambar Gambar Longsor Sukalaksana, Kec.Sucinaraja X : 830452,Y : 9199898, Zona 48S Longsor Girimukti, Kec.Cisewu X : 77650,Y : 9188436, Zona 48S Longsor Pekenjeng,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%

Lebih terperinci

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT Model DB.1 - KWK.KPU CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN BUPATI GARUT DI TINGKAT KABUPATEN GARUT. Garut Kota Karang pawitan Wanaraja Sucinaraja Pangatikan Cilawu Selaawi

Lebih terperinci

Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut

Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut 1 Pengarahan Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Erna Rachmawati Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha

Lebih terperinci

SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009

SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009 SITUASI PENDERITA DBD DI KABUPATEN GARUT 1 JANUARI S.D.17 MARET 2009 I. Jumlah kasus seluruhnya SUSPEK DBD - Laki - laki - Perempuan DBD - Laki laki - Perempuan 488 orang 132 orang 147 orang 103 orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun

Lebih terperinci

Peluang Investasi Agrobisnis Padi Sawah

Peluang Investasi Agrobisnis Padi Sawah Halaman 1 Peluang Investasi Agrobisnis Padi Sawah Dalam kehidupan sehari-hari karbohidrat merupakan salah satu zat yang sangat penting bagi tubuh dan sangat mutlak diperlukan setiap hari. Karbohidrat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam menyediakan berbagai potensi sumber daya yang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia dengan alam berada dalam konteks keruangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas ternak ruminansia sangat tergantung oleh ketersediaan nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan produktivitas ternak tersebut selama

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S.

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S. LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HAERUDIN, S.Ag, MH No. Anggota A-477 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD : DINAS KEHUTANAN ALAMAT : JL. PATRIOT NO. 5 TAROGONG KIDUL GARUT TLP. (0262) 235785 Perkiraan Pagu Anggaran Pada Jenis Pengadaan (Rp)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu bentuk penutup lahan di permukaan bumi yang terbagi menjadi beberapa golongan antara lain berdasarkan fungsinya yaitu hutan lindung untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Total Mixed Ration (TMR) Pakan komplit atau TMR adalah suatu jenis pakan ternak yang terdiri dari bahan hijauan dan konsentrat dalam imbangan yang memadai (Budiono et al.,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan di Indonesia sampai saat ini masih sering dihadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya yaitu kurangnya ketersediaan pakan. Ketersediaan pakan khususnya

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar PENGANTAR Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan sektor peternakan dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam program pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Soedarto (2009:179) Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya adalah anak-anak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi 1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas ternak ruminansia adalah ketersediaan pakan yang berkualitas, kuantitas, serta kontinuitasnya terjamin, karena

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 0 rganisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya sektor produksi primer seperti kegiatan sektor pertanian di negara negara yang sedang berkembang merupakan sektor yang masih cukup dominan. Secara logis

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN

BAB III KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN BAB III KEBIJAKAN DAN KARAKTERISTIK KABUPATEN GARUT BAGIAN SELATAN Peran kota kecil tidak terbatas pada internal wilayahnya saja. Untuk melihat bagaimana suatu wilayah dapat tumbuh berkembang harus diperhatikan

Lebih terperinci

Daya Dukung Produk Samping Tanaman Pangan sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Daerah Sentra Ternak Berdasarkan Faktor Konversi

Daya Dukung Produk Samping Tanaman Pangan sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Daerah Sentra Ternak Berdasarkan Faktor Konversi Daya Dukung Produk Samping Tanaman Pangan sebagai Pakan Ternak Ruminansia di Daerah Sentra Ternak Berdasarkan Faktor Konversi Daya Dukung Produk Samping Tanaman Pangan sebagai Pakan Ternak Ruminansia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral

Lebih terperinci

D A F T A R I S I. Rencana Strategis Dinas Perkebunan

D A F T A R I S I. Rencana Strategis Dinas Perkebunan D A F T A R I S I PENETAPAN RENSTRA (RENCANA STRATEGIS) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014-2019 KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1.1 Latar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi sapi perah yang sedikit, produktivitas dan kualitas susu sapi yang rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat Jenderal Peternakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ransum merupakan campuran bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting dalam pemeliharaan ternak,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi dan Kecernaan Bahan Kering Konsumsi dan kecernaan bahan kering dapat dilihat di Tabel 8. Penambahan minyak jagung, minyak ikan lemuru dan minyak ikan lemuru terproteksi tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara masyarakat dan dimanfaatkan produksinya sebagai ternak penghasil daging dan sebagai tabungan. Domba memiliki

Lebih terperinci

Pengarahan Pusat Pertumbuhan melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut

Pengarahan Pusat Pertumbuhan melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut Pengarahan Pusat Pertumbuhan melalui Analisis Keunggulan Komparatif di Kabupaten Garut Endah Djuwendah, Hepi Hapsari dan Erna Rachmawati Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani, terutama daging kambing, menyebabkan

Lebih terperinci

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 38 No. 1 : (Januari 2018) ISSN

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 38 No. 1 : (Januari 2018) ISSN DAYA DUKUNG BAHAN KERING, PROTEIN KASAR DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIEN LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA DI KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA Adi Jonathan Ismael, Ch. L. Kaunang, K.

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba 33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF NDF adalah bagian dari serat kasar yang biasanya berhubungan erat dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN Sunanto dan Nasrullah Assesment Institution an Agricultural Technology South Sulawesi, Livestock research center ABSTRAK

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan domba-domba lokal. Domba lokal merupakan domba hasil persilangan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan domba-domba lokal. Domba lokal merupakan domba hasil persilangan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Domba Lokal Domba merupakan jenis ternak yang termasuk dalam kategori ruminansia kecil. Ternak domba yang dipelihara oleh masyarakat Indonesia umumnya merupakan domba-domba lokal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penentu dalam keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan pakan ternak secara kontinyu. Saat ini sangat dirasakan produksi hijauan makanan ternak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan Konsumsi Bahan Kering (BK) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan proses produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pakan Ternak Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan beragam dan tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama dalam jangka waktu yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama makanan ternak ruminansia adalah hijauan pada umumnya, yang terdiri dari rumput dan leguminosa yang mana pada saat sekarang ketersediaannya mulai terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Pengadilan Negeri Kelas IIB Garut secara geografis terletak di Kota Garut yang beralamat di Jalan Merdeka No. 123 Kabupaten Garut Jawa Barat. Wilayah hukum pada prinsipnya

Lebih terperinci

Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar

Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar 38 tersebut maka produksi NH 3 semua perlakuan masih dalam kisaran normal. Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar kisaran normal, oleh karena itu konsentrasi NH 3 tertinggi

Lebih terperinci

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta memiliki wilayah kepulauan yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Imbangan Hijauan Daun Singkong (Manihot

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Jagung Jerami jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak, baik

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022) Fax.(022) , Bandung 40171

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022) Fax.(022) , Bandung 40171 PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022)4264813 Fax.(022)4264881, Bandung 40171 Instrumen Pengajuan Pembuatan Komunitas Guru Form berikut digunakan u/ pengajuan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu jenis ternak pengahasil daging dan susu yang dapat dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang

Lebih terperinci