BAB IV. Teknis Produksi Media

Transkripsi

1 BAB IV Teknis Produksi Media 1.1 Proses Perancangan Buku Pop Up a. Proses Kerja Dalam perancangan buku Pop Up, pertama kali langkah yang dilakukan adalah menentukan tema yang diambil dari permasalahan yang timbul dimasyarakat khususnya dikalangan anak usia 3-7 tahun. Setelah itu mengumpulkan data untuk selanjutnya menentukan konsep desain yang akan digunakan dan sesuai dengan target audiens. Setelah penentuan konsep desain, selanjutnya menentukan jalan cerita dan storyboard, penulis melakukannya dalam bentuk sketsa manual sebelum akhirnya diaplikasikan kedalam bentuk digital. Setelah storyboard telah fix, selanjutnya menentukan konsep Pop Up yang akan diaplikasikan kedalam kertas untuk setiap halamannya. Sebelum membuat buku Pop Up secara real dengan Art Karton dan laminating doff berukuran A3, ilustrasi yang telah diaplikasikan kedalam bentuk digital dicetak untuk dibuat dummy dalam bentuk kertas hvs berukuran A4 dan untuk diaplikasikan teknik Pop Up. 82

2 Pop up itu sendiri adalah suatu gaya bentuk timbul pada kertas datar yang berbentuk 3 dimensi dimana pada bagian-bagiannya ada yang dapat bergerak atau berputar ketika halaman tersebut dibuka. Tentunya buku Pop Upakan menambah nilai kebangaan tersendiri sebagai barang koleksi. Dalam pembuatan buku Pop Up ini berikut langkah-langkah yang penulis lakukan: 1. Proses Ilustrasi Dalam pembuatan ilustrasi pada buku Pop Up ini pertama-tama penulis membuat sketsa kasar berupa ilustrasi yang dibuat secara manual yaitu menggunakan alat tulis pensil dan sketchbook. Gambar 4.1 Sketsa Kasar 83

3 Setelah dibuat sketsa kasar, kemudian penulis melakukan teknik tracing ilustrasi dari bentuk sketsa menjadi bentuk digital, namun tidak semua ilustrasi dibuat secara teknik tracing, penulis juga langsung membuat secara digital dengan menggunakan pen tool. Dengan pen tool tersebut penulis membuat ilustrasi langsung menjadi bentuk digital tetapi tetap disesuaikan berdasarkan storyboard pada sketsa. Dalam pembutan digital ini, penulis menggunakan aplikasi komputer Adobe Illustrator. Karena menurut penulis aplikasi ini paling nyaman dan sederhana untuk membuat sebuah gambar ilustrasi. Gambar 4.2 Pembuatan Secara Digital 84

4 2. Membuat Dummy Yaitu dengan menyetak hasil digital dengan menggunakan kertas HVS. Sebelum akhirnya mencetak menggunakan Art Karton dan dibuat buku Pop Up secara real, untuk menhindari kesalahan penulis mencetaknya kedalam kertas HVS terlebih dahulu dan mencoba teknik Pop Up tersebut dalam kertas HVS tersebut untuk mengetahui letak kesalahan agar saat diaplikasikan secara digital printing teknik Pop Up menjadi tepat. Gambar 4.3 Dummy 3. Menggunting hasil cetak Setelah memastikan hasil cetak lewat dummy, selanjutnya dicetak di Digital Printing dengan media Art Karton. Kemudian menggunting dan memotong hasil cetak Art Karton tersebut sesuai dengan gambar yang dicetak. 85

5 Gambar 4.4 Memotong hasil cetak digital printing 2. Mengaplikasikan Teknik Pop Up Setelah menggunting dan memotong Art Karton yang telah dicetak tersebut, selanjutnya mengaplikasikan teknik Pop Up dari Art karton yang telah dipotong yaitu dengan cara melipat Art Karton yang telah dipotong dan rekatkan pada halaman background sehingga gambar tampak menjadi 3 dimensi saat dibuka. Gambar 4.5 Teknik Pop Up pada halaman 86

6 3. Membuat Halaman Cover Setelah semua halaman telah menjadi Pop Up, kemudian membuat cover. Untuk membuat cover ini, penulis menggunakan karton board agar menjadi hard cover. Gambar 4.6 Pemotongan Karton Board Karton board dipotong sesuai ukuran buku Pop Up yang akan dibuat, dipotong menjadi 3 bagian yaitu bagian depan, belakang dan punggung buku. 4. Finishing Berikut adalah proses finishing buku Pop Up mulai dari halaman art karton hingga menjadi buku. Pertama lipat halaman art karton yang telah diaplikasikan teknik pop up menjadi dua bagian sama rata. 87

7 Gambar 4.7 Finishing 1 Kedua, rekatkan salah satu sisi halaman pada sisi halaman berikutnya, lakukan pada semua halaman dari halaman pertama hingga terakhi, hingga semua halaman terhubung. Gambar 4.8 Finishing 2 88

8 Ketiga, siapkan cover yang telah direkatkan karton board, kemudian rekatkan sisi halaman terakhir pada bagian belakang cover, dan sisi halan pertama pada bagian depan cover. Setelah kedua sisi direkatkan, semua halaman yang terhubung menjadi tersampul dan berbentuk buku. Gambar 4.9 Finishing 3 89

9 b. Perancangan Ilustrasi Karakter Karakter yang digunakan pada perancangan ini adalah karakter ilustrasi dari tokoh-tokoh yang ada didalam cerita rakyat Situ Bagendit.Karakter dibuat dengan ilustrasi visual kartun yang sederhana dengan pewarnaan yang memberikan kesan ceria agar anak-anak menyukai karakter-karakter dalam buku cerita ini. 1. Nyai Endit Gambar 4.10 Karakter Nyai Endit Nyai Endit merupakan tokoh utama dalam cerita rakyat Situ Bagendit.Tokoh ini bersifat sombong dan kikir. Nyai Endit merupakan tokoh yang memberikan contoh yang tidak boleh ditiru atau harus dihindari oleh anak-anak. 90

10 2. Kakek Pengemis Gambar 4.11 Karakter Kakek Pengemis Karakter Kakek pengemis ini merupakan tokoh dalam cerita rakyat Situ Bagendit yang menguji Nyai Endit. Karena Nyai Endit kikir terhadapnya Kakek Pengemis ini pun memberi hukuman dengan menancapkan tongkatnya kedalam tanah dan saat dicabut oleh Nyai Endit dari dalam tanah menyemburkan air. Kakek pengemis ini seolah seperti utusan Tuhan yang memberikan peringatan pada orang-orang bahwa sebagai manusia tidak boleh kikir dan sombong. 91

11 3. Centeng Gambar 4.12 Karakter Centeng Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Centeng berarti 1 penjaga rumah (pabrik, gudang,dsb); 2 mandor di tanah partikelir; 3. Tukang pukul bayaran. 29 Centeng dalam buku cerita rakyat Legenda Situ Bagendit ini merupakan pengawal Nyai Endit yang dibayar untuk mengancam dan menakutnakuti warga desa agar warga desa menjual hasil pertaniannya dengan harga murah. Perlunya bimbingan orang tua dalam membacakan buku pop up ini untuk memberikan penjelasan tentang arti kata centeng, karena anak cendrung belum mengerti arti dari centeng diakses pada tanggal 20 Maret

12 4. Bapak Petani Gambar 4.13 Karakter Bapak Petani Dalam buku cerita rakyat Legenda Situ Bagendit ini, karakter Bapak Petani merupakan warga desa yang pekerjaannya bertani, setiap musim panen tiba ia diperas oleh Nyai Endit. Hasil pertaniannya terpaksa ia jual dengan harga yang murah sebab Nyai Endit mengancamnya dengan Centengnya, sehingga ia tidak berani untuk melawan. 93

13 5. Ibu Petani Gambar 4.14 Karakter Ibu Petani Karakter Ibu Petani dalam buku cerita rakyat Legenda Situ Bagendit ini merupakan warga desa istri dari Bapak Petani yang turut merasakan penderitaan atas penindasan yang telah dilakukan oleh Nyai Endit sebab ia harus membeli lagi hasil pertanian pada Nyai Endit dengan harga yang mahal. 94

14 1.2 Media Utama Media Utama dari perancangan ini berupa buku Pop Up. Pemilihan media ini didasaarkan dari pengumpulan data-data dan penyelesaian masalah yang ada di masyarakat. Adapun spesifikasi media utama dari buku Pop UpLegenda Situ Bagendit ini yaitu : Format Buku : Landscape Ukuran : 29,7cm x 42cm Cover : 32cm x 48cm Halaman isi : 11 Halaman Material : Art Karton 260gram, Karton Board untuk cover Desain Cover Cover buku Pop Up ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian depan cover, belakang cover dan sisi buku. Pada bagian cover depan terdapat teks cerita rakyat Legenda Situ Bagendit dengan gambar danau dipagi hari yang cerah dan terdapat tokoh Nyai Endit yang sedang tertawa diatas penderitaan orang lain sebab di belakang gambar Nyai Endit tersebut terdapat gambar Kakek Pengemis yang berekspresi muram. 95

15 Gambar 4.15 Cover Bagian Depan Pada bagian belakang cover, terdapat text yang memberikan keterangan tentang sinopsis isi buku dan terdapat gambar semua karakter yang ada didalam isi buku.pada bagian sisi buku terdapat text judul buku. Gambar 4.16 Cover Bagian Belakang dan Punggung 96

16 1.2.2 Isi Buku Halaman 1 Gambar 4.17 Halaman 1 Pada halaman 1 menunjukan gambar Nyai Endit yang sedang makan dengan makanan yang mewah dan dengan background harta Nyai Endit yang melimpah. Dengan isi teks Ada suatu desa yang bertanah subur di Jawa Barat.Disana hiduplah seorang janda kaya raya yang bernama Nyai Endit. 97

17 Halaman 2 Gambar 4.18 Halaman 2 Pada halaman 2 menunjukan ilustrasi Bapak Petani dan Ibu Petani yang sedang kelaparan, dengan ilustrasi meja makan yang tidak ada makanannya sehingga nampak mereka yang kekurangan. Dengan isi teks Walaupun desa bertanah subur, namun kehidupan para petani serba kekurangan. 98

18 Halaman 3 Gambar 4.19 Halaman 3 Halaman 3 menunjukan ilustrasi Nyai Endit yang sedang memaksa petani untuk menjual hasil pertaniannya, di samping mereka tampak seorang centeng yang diperintahkan Nyai Endit untuk mengancam petani.dengan isi teks Nyai Endit selalu menyewa centeng untuk mengancam petani agar menjual hasil pertanian dengan harga yang murah. 99

19 Halaman 4 Gambar 4.20 Halaman 4 Halaman 4 menunjukan ilustrasi Nyai Endit yang sedang menjual kembali hasil pertanian tersebut dengan harga yang tinggi, sehingga Ibu petani yang menjadi pembeli nampak sedih.denang isi teks Kemudian saat musim kemarau tiba Nyai Endit menjual kembali hasil pertanian dengan harga tinggi. 100

20 Halaman 5 Gambar 4.21 Halaman 5 Halaman 5 menunjukan ilustrasi seorang Kakek Pengemis yang menanyakan arah rumah Nyai Endit dan Ibu Petani yang menunjukan arah Nyai Endit.Dengan isi teks Hingga suatu hari datang seorang kakek pengemis, ia bertanya dimana rumah orang mampu didesa ini.ibu petani pun menunjukan rumah Nyai Endit. 101

21 Halaman 6 Gambar 4.22 Halaman 6 Halaman 6 menunjukan ilustrasi Kakek Pengemis yang diusir oleh Nyai Endit dari rumahnya. Dengan isi teks Kakek pengemis pun dating ke rumah Nyai Endit untuk meminta sedekah, namun Nyai Endit membentak dan mengusirnya. 102

22 Halaman 7 Gambar 4.23 Halaman 7 Halaman 7 menunjukan ilustrasi air mancur yang keluar dari dalam tanah akibat dari Nyai Endit yang mencabut tongkat yang tertancap di tanah.dengan isi teks Esok harinya Nyai Endit menemukan tongkat yang tertancap di tanah, setelah ia mencabut tongkat, itu tiba-tiba keluar air mancur dari dalam tanah. 103

23 Halaman 8 Gambar 4.24 Halaman 8 Halaman 8 menunjukan ilustrasi Nyai Endit yang tenggelam bersama hartanya akibat air mancur yang tak berhenti keluar dan Nyai Endit tidak meu meninggalkan hartanya.dengan isi teks Air mancur membanjiri seluruh desa, namun Nyai Endit tidak mau meninggalkan hartanya dan akhirnya tenggelam. 104

24 Halaman 9 Gambar 4.25 Halaman 9 Halaman 9 menunjukan ilustrasi Bapak Petani dan Ibu petani yang telah menyelamakan diri ke tempat yang lebih tinggi, mereka tengah melihat desa yang tenggelam.dengan isi teks Sementara itu, semua penduduk desa telah menyalamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. 105

25 Halaman 10 Gambar 4.26 Halaman 10 Halaman 10 menunjukan ilustrasi danau yang dinamakan Situ Bagendit yang terbentuk dari air mancur yang membanjiri desa.dengan isi teks Air mancur yang menenggelamkan desa membentuk sebuah danau, kemudian danau tersebut dinamakan Situ Bagendit. 106

26 Halaman 11 Gambar 2.27 Halaman 11 Pada halaman 11 ini, merupakan halaman menempel stiker, ditujukan sebagai game untuk anak. Ada 5 karakter dari cerita Legenda Situ Bagendit yang berwarna hitam putih dan harus ditempel stiker agar berwarna. Stiker telah disediakan dari pembelian satu buah paket buku. 107

27 1.2.3 Packaging Gambar 4.28 Packaging Packaging ini berfungsi sebagai tempat untuk menaruh buku Pop up, terbuat dari karton board yang di lapisi art paper dengan ilustrasi Nyai Endit pada bagian depan dan teks judul Legenda Situ Bagendit. 108

28 4.3 Gimmick dan Media pendukung Gimmick 1. Sticker Gambar 4.29 Sticker Sticker sebagai gimmick dalam perancangan ini berupa sticker chromo berukuran 6cm x 7cm dengan gambar karakter-karakter yang ada didalam buku cerita Pop Up Legenda Situ Bagendit. 2. Gantungan Kunci Gambar 4.30 Gantungan Kunci Gantungan kunci berbentuk pin ini dibuat dengan ukuran 4cm X4cm, dengan gambar Nyai Endit pada bagian sisi muka pin. 109

29 Media Pendukung 1. T-Shirt Gambar 4.31 T-Shirt T-shirt dibuat dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran anak usia dini. Gambar pada T-shirt berukuran 17cm x 8cm. 2. Celengan Gambar 4.32 Celengan Celengan ini dibuat dengan dengan 3 varian. Celengan ini berukuran 13,7cm dengan diameter 6,5cm. 110

30 3. Botol Tumbler Gambar 4.33 Botol Tumbler Penulis memilih botol tumbler sebagai gimmick karena bisasa digunakan anak-anak untuk membawa bekal air minum. Tumbler ini berukuran 19cm dengan diameter tutup 7cm. 4.4 Promosi Gambar 4.34 Youtube 111

31 Dalam mempromosikan buku Pop Up Legenda Situ Bagendit ini, penulis mengadakan story telling pada sebuah Taman Kanak-kanak. Penulis kemudian membuat video pada saat story telling dengan buku pop up tersebut dan mengupload video yang telah diedit kedalam Youtube. Link Youtube kemudian dibagikan melalui situs jejaring sosial yaitu Twitter dan Facebook. Gambar 4.35 Twitter dan Facebook 112