Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS
|
|
- Suharto Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS
2 ABSTRAK Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular tertua yang menyerang manusia. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium Tuberculosis, yang merupakan bakteri penyebab penyakit Tuberkulosis. Di Indonesia, jumlah pasien Tuberkulosis menempati urutan ke tiga terbanyak didunia setelah Cina dan India. Model matematis Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection dimodelkan sebagai permasalahan pengendalian optimal yang diselesaikan menggunakan metode langsung dengan mentransformasikan kedalam bentuk permasalahan pemerograman tak linear (Non linear Programing, NLP). Pengendalian dalam penelitian ini terdiri dari kendali isolasi, daya tahan tubuh dan pengobatan yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah penduduk terinfeksi dan menular melalui penerapan pengendalian optimal. Hasil Penelitian tesis ini ditinjau dari dua keadaan dimana Ro (Bilangan Reproduksi Dasar), dengan Ro> untuk kasus terjadinya endemik dan upaya tambahan Ro < untuk kasus tidak terjadinya endemic. Kata Kunci: Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection, Pengendalian Optimal, Bilangan Reproduksi Dasar
3 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai penyumbang Tuberkulosis terbesar nomor 3 di dunia setelah Cina dan India dengan jumlah kasus baru sekitar 539. dan jumlah kematian sekitar. pertahun. Exogenous Reinfection Merupakan Infeksi Ulang dari orang yang sudah pernah terkena Tuberkulosis tapi menjadi terkena Tuberkulosis kembali dikarenakan Infeksi ulang dari Orang lain yang sedang terkena Tuberkulosis Aktif. Oleh karena itu, Exogenous Reinfection memiliki peranan penting dalam perkembangan serta penularan penyakit Tuberkulosis.
4 Tujuan penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk penanganan pengendalian optimal Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection Menentukan kendali optimal dari kendali isolasi, daya tahan tubuh dan pengobatan pada Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection Mengetahui performansi dari state variable serta kendali dari pengendalian optimal Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection.
5 BATASAN MASALAH a. Model dasar sistem dan parameter yang digunakan diambil dari referensi. b. Sistem dalam keadaan terkontrol dan lama pengendalian pada interval waktu tertentu. c. Simulasi menggunakan program MISER3 versi2..
6 MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bahwa pengendalian optimal yang diperoleh dapat menjadi suatu solusi optimal dalam menentukan kebijakan untuk mengatasi penyebaran serta penularan penyakit Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection
7 METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas : Analisis Model Terdiri dari asumsi model, daerah penyelesaian model, titik setimbang model, dan kestabilan model Penyelesaian Kendali Optimal Penyelesaian kendali optimal Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection dilakukan dengan menggunakan kendali Isolasi, daya tahan tubuh dan pengobatan dengan menggunakan Prinsip Maksimum Pontryagin. Simulasi Simulasi menggunakan bantuan program komputer Untuk mencari kendali optimal pada model Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection.
8 HASIL PENELITIAN Untuk mengendalikan penyebaran Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection digunakan model kompartemen yang dikembangkan oleh Sunhwa Choi,dkk (29). ds dt de dt di dt dt dt dn dt Λ u t cs I cs p ce N u t I p ce Λ di u2 t I ke u3 t r ct k E N N u 3 t ri N S N u t u t I I u2 t ct I N d I T N S= Individu Sehat, E= Individu Terinfeksi, I= Individu menular T= Individu Sembuh, N= Total Populasi (N=S+E+I+T)
9 Deskripsi Model Tuberkulosis dengan Exogeenous Reinfection Populasi Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas S, E, I, dan T dengan S adalah populasi Susceptible (sehat) yaitu populasi yang rentan terhadap penyakit Tuberkulosis, E adalah populasi Exposed (terinfeksi) yang merupakan individu yang terjangkit penyakit Tuberkulosis namun tidak menularkan penyakit dan belum menunjukkan adanya gejala penyakit awal, I adalah populasi Infectious (menular) yang merupakan individu yang terjangkit Tuberkulosis dan dapat menularkan penyakit. T adalah populasi Treatment (sembuh) yang merupakan individu yang sembuh dari Tuberkulosis namun masih memiliki bibit penyakit Tuberkulosis. Jumlah total populasi yang bergantung pada waktu diberikan dengan N = S(t) + E(t) + I(t) + T(t).
10 Susceptible (sehat) Susceptible (sehat) ialah populasi normal yang rentan terhadap penyakit Tuberkulosis, atau dengan kata lain ialah populasi manusia yang belum terjangkit penyakit Tuberkulosis. Populasi sehat meningkat dengan adanya laju rekruitment dari individu yang masuk ke dalam suatu wilayah dan menurun dengan laju kematian alami ( μ). Laju rekruitment meliputikelahiran, imigrasi dan emigrasi. Penularan dapat terjadi akibat hubungan antara populasi sehat dengan menular yang mengakibatkan populasi ini menjadi terinfeksi atau bahkan menjadi menular. Penularan pada populasi ini juga mengakibatkan populasi menjadi berkurang. Pada populasi ini akan kita berikan kendali Isolasi ( ) sebagai pencegah hubungan antara populasi sehat dengan populasi menular, diharapkan dengan adanya kendali ini kontak antara populasi sehat dan menular dapat diputuskan. Koefisien transmisi populasi sehat ialah β dan c.
11 Exposed (terinfeksi) Exposed (terinfeksi) ialah populasi yang terdeteksi sudah terinfeksi tetapi belum menginfeksi, namun secara medis gejala penyakit Tuberkulosis belum menyebar dikarenakan oleh daya tahan tubuh yang masih kuat atau bakteri penyakit yang belum berkembang. Total populasi ini dinotasikan E, berkembangnya populasi terinfeksi karena laju perubahan dari populasi sehat menjadi terinfeksi, Hal ini dipengaruhi oleh β dan c serta perubahan dari kelas sembuh ke kelas terinfeksi yang dipengaruhi oleh σβ dan c. Berkurangnya populasi pada kelas ini disebabkan berubahnya populasi terinfeksi menjadi menular, hal ini dipengaruhi oleh k (tingkat perkembangan dari Exposed menjadi Infectious), ρ (tingkat Exogenous Reinfection) serta adanya laju kematian alami dari populasi terinfeksi (μ E). Pada populasi ini nantinya akan kita berikan kendali isolasi ( ) untuk mencegah penularan dari populasi Infectious dan daya tahan tubuh ( ) untuk mengatasi penularan dengan Exogenous Reinfection (Penularan ulang populasi yang telah sembuh dari Tuberkulosis namum masih memiliki bibit tuberkulosis).
12 Infectious (menular) Infectious (menular) ialah populasi yang muncul setelah berkembangnya gejala terinfeksi menjadi menular yang dipengaruhi oleh k(tingkat perkembangan dari Exposed menjadi Infectious) serta penularan Exogenous Reinfection (ρ). Populasi ini berkurang dengan adanya kematian akibat penyakit Tuberkulosis (d), kematian alami (μ) dan orang yg sembuh dari penyakit Tuberkulosis (r). Hubungan populasi pada kelas ini dengan kelas lainnya dapat terjadi dengan populasi kelas sehat, terinfeksi, dan sembuh. Oleh sebab itulah maka perkembangan populasi ini harus ditekan semaksimal mungkin karena merupakan sumber dari penyebaran penyakit Tuberkulosis. Untuk menekan perkembangan populasi pada kelas ini kita berikan kendali isolasi ( ) yang nantinya akan memutus hubungan antara populasi kelas ini dengan populasi sehat dan terinfeksi. Selanjutnya akan kita berikan kendali pengobatan ( ), sehingga populasi kelas ini nantinya akan habis dan menjadi populasi kelas sembuh.
13 Treatment (sembuh) Treatment (sembuh) ialah Populasi yang telah sembuh dari penyakit Tuberkulosis namum masih memiliki bibit penyakit Tuberkulosis. Populasi berasal dari individu terinfeksi (I) yang telah disembuhkan dengan adanya pengobatan. Penurunan populasi ini disebabkan karena adanya laju kematian alami (μ) dan berubahnya populasi kelas ini ke populasi kelas terinfeksi yang dipengaruhi oleh σβ dan c. Pada populasi di kelas ini kita akan ) sebagai cara untuk memberikan kendali pengobatan ( memperbanyak populasi pada kelas ini, serta memberikan kendali daya tahan tubuh ( ) untuk mencegah populasi pada kelas ini kembali menjadi populasi yang terinfeksi.
14 Diagram kompartemen dari hubungan keempat kelas model Tuberkulosis dengan adanya kendali sebagai berikut : cs I N p cs I N S S ke E ri I ( E ct I N d )I T T
15 Hasil Analisis Model Titik setimbang bebas penyakit Titik setimbang Endemik Bilangan reproduksi dasar pada model Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection adalah R c k r d k
16 Kestabilan Lokal Titik Setimbang Bebas Penyakit
17 Penyelesaian Kendali Optimal Pada penyelesaian kendali optimal ini akan dibahas penggunaan kendali isolasi, daya tahan tubuh, dan pengobatan Kendali adalah kendali isolasi yang merupakan upaya yang mencegah infeksi individu rentan dengan individu menular. Hal ini akan mengurangi jumlah individu yang dapat mengembangkan Tuberkulosis aktif. ialah kendali daya tahan tubuh yang merupakan upaya untuk mencegah infeksi ulang dari Tuberkulosis. ialah kendali pengobatan, (pemberian Obat obatan secara intensif dan terkendali) yang merupakan upaya pada penanganan individu yang terinfeksi aktif untuk menjadi sembuh. B, B 2, B 3 adalah parameter pembobotan, menyeimbangkan kepentingan relatif dan ukuran persyaratan dalam fungsional objektif.
18
19 a. KONDISI STASIONER Selanjutnya berdasarkan prinsip maksimal didapatkan : Ada tiga kasus dalam menentukan karakter yang spesifik dalam pengendalian optimal yaitu:
20 Dengan mengkombinasikan tiga kasus dalam menentukan karakter yang spesifik dalam pengendalian optimal dapat dibentuk dalam bentuk kompak sebagai berikut:
21 SIMULASI Pada tahap simulasi ini akan dibandingkan sistem sebelum dikendalikan (tanpa memberikan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan) dan sesudah dikendalikan (dengan memberikan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan), sehingga kita dapat mengukur sejauh mana keefektifan dari kendali yang dilakukan. Pada sistem yang diberikan kendali kita akan membuat dua macam persoalan yaitu: Persoalan ketika R < artinya tidak ada terjadinya endemik Penyakit. Penularan penyakit tergolong normal serta masih dalam taraf yang biasa. Persoalan ketika R > Pada kasus R > artinya terjadinya endemik penyakit. Penularan penyakit tergolong diatas normal atau dikatakan dapat menular dan menyebar dengan cepat.
22 STRATEGI YANG DIGUNAKAN PADA KASUS < DAN > Berikut adalah berbagai macam strategi yang digunakan pada masing masing kasus
23 Nilai dari parameter diambil dari nilai parameter yang berasal dari Sunhwa Choi dkk(29) yaitu : PARAMETER KOMPUTASI SIMBOL NILAI t f 365 B B2 B3 Λ 47 β 8 Waktu akhir Batas bawah kendali Batas atas kendali Jumlah faktor yang mempengaruhi u Jumlah faktor yang mempengaruhi u2 Jumlah faktor yang mempengaruhi u3 Tingkat rekrutmen konstan Jumlah rata-rata individu sehat yang rentan terinfeksi oleh satu individu menular yang berhubungan langsung per unit waktu Rata rata tingkat kematian alami Jumlah rata-rata individu sembuh yang rentan terinfeksi oleh satu individu menular yang berhubungan langsung per unit waktu Hubungan rata rata perkapita Angka kematian perkapita akibat Tuberkulosis Tingkat pegembangan dari terifeksi menjadi menular Tingkat Exogenous Reinfection Tingkat pengobatan perkapita Total Populasi Nilai awal Populasi Susceptible Nilai awal Populasi Exposed Nilai awal populasi Infectious Nilai awal populasi Treatment µ σ c d k ρ r N S() E() I() T(.67.9.,
24 SIMULASI MODEL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION TANPA 5 NORMAL TERINFEKSI x 4 MENULAR 3 2 SEMBUH
25 SIMULASI MODEL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION DENGAN PADA SAAT <. Strategi (Penerapan kendali isolasi) a. Grafik kendali u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) u (PENGOBATAN).5.25
26 b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI 2.5 NORMAL 5 MENULAR 25 2 SEMBUH 5 5 5
27 2. Strategi 2 (Penerapan kendali Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u 2 (VAKSINASI) u (PENGOBATAN)
28 b. Grafik state 5 5 NORMAL 5 TERINFEKSI 2.5 x 4 MENULAR 2 25 SEMBUH
29 3. Strategi 3 (Penerapan kendali Pengobatan) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u (VAKSINASI) u (PENGOBATAN) 2
30 b. Grafik state 5 NORMAL 5, 5 25, 6 TERINFEKSI MENULAR SEMBUH
31 4. Strategi 4 (Penerapan kendali Isolasi dan Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u (VAKSINASI) u 3 (PENGOBATAN)
32 b. Grafik state 2.5 x 4 25 TERINFEKSI 2.5 NORMAL MENULAR SEMBUH 5 5 5
33 5. Strategi 5 (Penerapan kendali Isolasi dan Pengobatan) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u 2 (VAKSINASI) u (PENGOBATAN) 3
34 b. Grafik state 2.5 x TERINFEKSI NORMAL MENULAR 5 5 SEMBUH 5
35 6. Strategi 6 (Penerapan kendali Daya tahan tubuh dan Pengobatan) a. Grafik kendali u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) u (PENGOBATAN) 3
36 b. Grafik state 2.5 x NORMAL.5 MENULAR 5 5 TERINFEKSI 75 SEMBUH 5 5
37 6. Strategi 7 (Penerapan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan) a. Grafik kendali u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) u (PENGOBATAN) 3
38 b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI 2.5 NORMAL MENULAR 5 2 SEMBUH 5
39 Tabel hasil akhir pada kasus Ro< (Penyebaran Penyakit Normal) Populasi Tanpa u Strategi Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Normal Terinfeks i Menular Sembuh Total
40 SIMULASI MODEL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION DENGAN PADA SAAT >. Strategi (Penerapan kendali isolasi) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u 2 (VAKSINASI) u 3 (PENGOBATAN)
41 b. Grafik state 2.5 x 4 5 TERINFEKSI NORMAL MENULAR 25 2 SEMBUH 5
42 2. Strategi 2 (Penerapan kendali Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u 2 (VAKSINASI) u 3 (PENGOBATAN)
43 b. Grafik state 5 NORMAL 5 TERINFEKSI x MENULAR 3 2 SEMBUH
44 3. Strategi 3 (Penerapan kendali Pengobatan) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u 2 (VAKSINASI) u (PENGOBATAN) 3
45 b. Grafik state 5 NORMAL 5 TERINFEKSI x 4 MENULAR SEMBUH 2 5 5
46 4. Strategi 4 (Penerapan kendali Isolasi dan Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) u 3 (PENGOBATAN)
47 b. Grafik state 2.5 x TERINFEKSI NORMAL MENULAR 25 SEMBUH
48 5. Strategi 5 (Penerapan kendali Isolasi dan Pengobatan) a. Grafik kendali u (ISOLASI) u 2 (VAKSINASI) u (PENGOBATAN) 3
49 b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI NORMAL MENULAR 5 5 SEMBUH 5
50 6. Strategi 7 (Penerapan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan) a. Grafik kendali.75 u (ISOLASI) u (VAKSINASI) u (PENGOBATAN)
51 b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI NORMAL MENULAR 5 2 SEMBUH 5 5
52 Tabel hasil akhir pada kasus Ro> (Penyebaran Penyakit Endemik) Populasi Tanpa u Strategi Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Normal Terinfeks i Menular Sembuh Total
53 Kesimpulan KESIMPULAN dan SARAN
54 Saran
55 DAFTAR PUSTAKA
56
57 terimakasih TERIMA KASIH Terima kasih TEriMa kasih terrima KAsih Terima Kasih Free Powerpoint Templates
PENGENDALIAN OPTIMAL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION
Prosiding Seminar asional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas egeri Yogyakarta, 4 Mei PEGEDALIA OPTIMAL TUBERKULOSIS DEGA EXOGEOUS REIFECTIO Hasnan asrun, Subchan, M.Yunus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maternal antibody merupakan kekebalan tubuh pasif yang ditransfer oleh ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di akhir masa kehamilan.
Lebih terperinciIII PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5
III PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Model yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah model SIDRS (Susceptible Infected Dormant Removed Susceptible) dari penularan penyakit malaria dalam suatu populasi.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dilakukan analisis model penyebaran penyakit AIDS dengan adanya transmisi vertikal pada AIDS. Dari model matematika tersebut ditentukan titik setimbang dan kemudian dianalisis
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model matematika penyakit campak dengan pengaruh vaksinasi, diantaranya formulasi model penyakit campak, titik ekuilibrium bebas penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan karena jika seseorang mengalami masalah kesehatan maka aktivitas seseorang tersebut akan terganggu. Masalah
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A
ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI Oleh : Lisa Prihutami J2A 002 035 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibentuk model matematika dari penyebaran penyakit virus Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada parameter laju transmisi. A.
Lebih terperinciIII. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD
III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD 8 3.1 Model SIR Model SIR pada uraian berikut mengacu pada kajian Derouich et al. (2003). Asumsi yang digunakan adalah: 1. Total populasi nyamuk dan total populasi
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model dan kontrol optimal penyebaran polio dengan vaksinasi. Dari model matematika penyebaran polio tersebut akan ditentukan titik setimbang dan kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Tuberkulosis adalah penyakit yang penularannya langsung dari penderita TB yang terinfeksi oleh strain TB yaitu Microbacterium tuberculosis. Menurut
Lebih terperinciOleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.
PERMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG (MATHEMATICAL MODEL AND STABILITY ANALYSIS THE SPREAD OF AVIAN INFLUENZA) Oleh : Dinita Rahmalia NRP 1206100011 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN DAN DESAIN KENDALI OPTIMAL UNTUK MODEL PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION
ANALISIS KESTABILAN DAN DESAIN KENDALI OPTIMAL UNTUK MODEL PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika
Lebih terperinciIII MODEL MATEMATIKA S I R. δ δ δ
9 III MODEL MATEMATIKA 3.1 Model SIRS Model dasar yang digunakan untuk menggambarkan penyebaran pengguna narkoba adalah model SIRS. Model ini dikemukakan oleh Kermac dan McKendric (1927) sebagai model
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPTIMAL DISTRIBUSI VAKSIN PADA MODEL EPIDEMIK RABIES DENGAN MASA KELAHIRAN PERIODIK
PENDAHULUAN PENGENDALIAN OPTIMAL DISTRIBUSI VAKSIN PADA MODEL EPIDEMIK RABIES DENGAN MASA KELAHIRAN PERIODIK Oleh : Qurrotu Ainy Jufri (1210100072) Dosen Pembimbing : Drs. Kamiran, M.Si. Jurusan Matematika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan makhluk hidup ini banyak permasalahan yang muncul seperti diantaranya banyak penyakit menular yang mengancam kehidupan. Sangat diperlukan sistem untuk
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya Stabilitas Global Model SEIR Pada Penyakit Mewabah. Penelitian ini membahas tentang pembentukan model Epidemis
Lebih terperinciKENDALI OPTIMAL PADA PENCEGAHAN WABAH FLU BURUNG DENGAN ELIMINASI, KARANTINA DAN PENGOBATAN
KENDALI OPTIMAL PADA PENCEGAHAN WABAH FLU BURUNG DENGAN ELIMINASI, KARANTINA DAN PENGOBATAN OLEH : TASLIMA NRP : 1209201728 DOSEN PEMBIMBING 1. SUBCHAN, M.Sc, Ph.d 2. Dr. ERNA APRILIANI, M.Sc ABSTRAK Salah
Lebih terperinciDINAMIKA PROBLEMA PENYAKIT MALARIA
Vol. 02, No. 04 (2014), pp. 361 371. DINAMIKA PROBLEMA PENYAKIT MALARIA Junliade Sinaga Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem dinamik penyakit malaria, menentukan titik kesetimbangan
Lebih terperinciMODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS
e-jurnal Matematika Vol 1 No 1 Agustus 2012, 52-58 MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS K QUEENA FREDLINA 1, TJOKORDA BAGUS OKA 2, I MADE EKA DWIPAYANA
Lebih terperinciAnalisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis
Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis Nara Riatul Kasanah dan Sri Suprapti H Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.
Lebih terperinciIII PEMODELAN. (Giesecke 1994)
4 2.2 Bilangan Reproduksi Dasar Bilangan reproduksi dasar adalah potensi penularan penyakit pada populasi rentan, merupakan rata-rata jumlah individu yang terinfeksi secara langsung oleh seorang penderita
Lebih terperinciEsai Kesehatan. Disusun Oleh: Prihantini /2015
Esai Kesehatan Analisis Model Pencegahan Penyebaran Penyakit Antraks di Indonesia Melalui Vaksin AVA sebagai Upaya Mewujudkan Pemerataan Kesehatan Menuju Indonesia Emas 2045 Disusun Oleh: Prihantini 15305141044/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dibidang Matematika memberikan peranan penting dalam membantu menganalisa dan mengontrol penyebaran penyakit. Kejadian-kejadian yang ada
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 163-172 ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA Auliah Arfani, Nilamsari Kusumastuti, Shantika
Lebih terperinciFOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2
FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, 13 23 MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2 1, 2 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang mengungkap perilaku suatu permasalahan yang nyata. Model matematika dibuat berdasarkan asumsi-asumsi.
Lebih terperinciAbstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran
ANALISIS KESTABILAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) DENGAN VAKSINASI MENGGUNAKAN MODEL ENDEMI SIR Marhendra Ali Kurniawan Fitriana Yuli S, M.Si Jurdik Matematika FMIPA UNY Abstrak: Makalah ini bertujuan
Lebih terperinciOleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si
Oleh Nara Riatul Kasanah 1209100079 Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 PENDAHULUAN
Lebih terperinciMODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI
MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI Mohammmad Soleh 1, Siti Rahma 2 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl HR Soebrantas No 155 KM 15 Simpang Baru Panam Pekanbaru muhammadsoleh@uin-suskaacid
Lebih terperinciModel Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi
Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2017 Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi Sischa Wahyuning Tyas 1, Dwi Lestari 2 Universitas Negeri Yogyakarta 1 Universitas
Lebih terperinciT 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis
T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis Adi Tri Ratmanto dan Respatiwulan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret adi.triratmanto@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Mengenai Tuberkulosis 2.1.1 Pengertian dan Sejarah Tuberkulosis Tuberkulosis TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala
BAB III PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyata Flu Burung (Avian Influenza) Avian Influenza atau yang lebih dikenal dengan flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A.
Lebih terperinciANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR
ANALII MODEL EIR (UCEPTIBLE, EXPOED, INFECTIOU, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOI DI KABUPATEN BOGOR, Rahayu Cipta Lestari Embay Rohaeti Ani Andriyati Program tudi Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA
Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA Pada bab ini akan dimodelkan permasalahan penyebaran virus flu burung yang bergantung pada ruang dan waktu. Pada bab ini akan dibahas pula analisis dari model hingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan diferensial Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang di dalamnya terdapat turunan-turunan. Jika terdapat variabel bebas tunggal, turunannya merupakan
Lebih terperinciArisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya
ANALISIS KESTABILAN DAN MEAN DISTRIBUSI MODEL EPIDEMIK SIR PADA WAKTU DISKRIT Arisma Yuni Hardiningsih 1206 100 050 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 346 Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember (Analysis of SIR Model with
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV ditemukan pada tahun 1966 oleh Dr. Baruch Blumberg berdasarkan identifikasi Australia antigen yang sekarang
Lebih terperinciModel Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba
Vol. 7 No. 3-22 Juli 2 Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba Kasbawati Syamsuddin Toaha Abstrak Salah satu epidemi yang sedang mengancam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan diferensial Persamaan diferensial merupakan persamaan yang melibatkan turunanturunan dari fungsi yang tidak diketahui (Waluya, 2006). Contoh 2.1 : Diberikan persamaan
Lebih terperinciStudi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS I. Murwanti 1, R. Ratianingsih 1 dan A.I. Jaya 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako, Jalan Sukarno-Hatta
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas tinjauan pustaka yang akan digunakan untuk tesis ini, yang selanjutnya akan di perlukan pada Bab 3. Tinjauan pustaka yang dibahas adalah mengenai yang mendukung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang akan digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari penelitian yang kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
Lebih terperinciSIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI
SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI Siti Komsiyah Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu analisis yang dapat diterima secara ilmiah terhadap setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
Lebih terperinciKESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI
KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI Mohammad soleh 1, Leni Darlina 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Feces (kotoran manusia) yang terinfeksi oleh bakteri Vibrio cholerae
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feces (kotoran manusia) yang terinfeksi oleh bakteri Vibrio cholerae banyak ditemui di permukaan air. Melalui makanan, seperti sayuran yang telah dipupuk dengan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI
ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi
Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi 1 Firdha Dwishafarina Zainal, Setijo Winarko, dan Lukman Hanafi Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Penentuan Titik Tetap I HAIL DAN PEMBAHAAN Analisis titik tetap pada sistem persamaan diferensial sering digunakan untuk menentukan suatu solusi yang tidak berubah terhadap waktu (solusi konstan). Titik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema yang akan menjadi landasan untuk pembahasan pada bab III nanti, di antaranya model matematika penyebaran penyakit,
Lebih terperinciOLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc
OLEH : IKHTISHOLIYAH 1207 100 702 DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Pemodelan matematika
Lebih terperinciMODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG
MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG MANSYUR A. R.1 TOAHA S.2 KHAERUDDIN3 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km.
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Pada Tahun 1995, WHO (World Health Organisation) mencanangkan kedaruratan
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny
JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 11 PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny Program Studi Matematika, Jurusan MIPA, Fakultas Sains
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis model epidemik beserta simulasinya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disimpulkan hasil analisa model epidemik bertipe SIA dengan transmisi vertikal, dan penyakit menyebar melalui transfer transpacental (bersifat turun temurun) dengan
Lebih terperinciBab III Model Matematika Transmisi Filariasis Tanpa Pengobatan
Bab III Model Matematika Transmisi Filariasis Tanpa Pengobatan Situasi filariasis dalam kehidupan nyata telah dijelaskan di Bab I dan II Selanjunya, penyederhanaan masalah untuk memudahkan pembentukan
Lebih terperinciKesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka
BAB VI Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka VI.1 Kesimpulan Secara umum model yang dihasilkan dapat menunjukkan adanya endemik di suatu daerah untuk nilai parameter tertentu. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI
ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI STABILITY ANALYSIS OF THE HEPATITIS B VIRUS TRANSMISSION MODELS ARE AFFECTED BY MIGRATION Oleh : Firdha Dwishafarina
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal 173 182. ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS
Lebih terperinciSTRATEGI OPTIMAL PADA MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT HIV PADA INDUSTRI SEKS KOMERSIAL
STRATEGI OPTIMAL PADA MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT HIV PADA INDUSTRI SEKS KOMERSIAL Firman Riyudha 1), Endrik Mifta Shaiful 1) 1) Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Univerisitas
Lebih terperinciKESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)
KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang) Melita Haryati 1, Kartono 2, Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika
Lebih terperinciDinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam
Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 10 No 1, April 2014, hal 1-7 Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam Ni matur Rohmah, Wuryansari Muharini Kusumawinahyu Jurusan Matematika,
Lebih terperinciMODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL
MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL ILMIYATI SARI 1, HENGKI TASMAN 2 1 Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma, ilmiyati@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciKONTROL PENGOBATAN OPTIMAL PADA MODEL PENYEBARAN TUBERKULOSIS TIPE SEIT
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (2), Mei 2017, pp. 137-142 ISSN: 2303-1751 KONTROL PENGOBATAN OPTIMAL PADA MODEL PENYEBARAN TUBERKULOSIS TIPE SEIT Jonner Nainggolan Jurusan Matematika - Universitas Cenderawasih
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 101 110 PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS Dwi Haryanto, Nilamsari Kusumastuti,
Lebih terperinciANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS
ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS Nur Hamidah 1), Fatmawati 2), Utami Dyah Purwati 3) 1)2)3) Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Kampus
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Titik Tetap Analisis titik tetap pada sistem persamaan diferensial sering digunakan untuk menentukan suatu solusi yang tidak berubah menurut waktu, yaitu pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk, (2013: 64) menyebutkan bahwa
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA
ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA ANALYSIS OF STABILITY OF SPREADING DISEASE MATHEMATICAL MODEL WITH TRANSPORT-RELATED INFECTION
Lebih terperinciKestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi
Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik Migrasi Mohammad soleh 1, Parubahan Siregar 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan ilmu pengobatan tidak menjamin manusia akan bebas dari penyakit. Hal ini disebabkan karena penyakit dan virus juga
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Tugas Akhir yang berjudul Analisis Kestabilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit merupakan sesuatu yang sangat berhubungan dengan makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Penyakit dapat mempengaruhi kehidupan makhluk
Lebih terperinciModel Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka
Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka M Soleh 1, D Fatmasari 2, M N Muhaijir 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciKAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih
KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih 126 1 5 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL SEII T (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL- ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TUGAS AKHIR SKRIPSI
ANALISIS KESTABILAN MODEL SEII T (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL- ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciModel Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah Umrah/Haji Indonesia. Disusun Oleh: Benny Yong, S.Si., M.Si.
Perjanjian No: III/LPPM/2015-02/40-P Model Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah Umrah/Haji Indonesia Disusun Oleh: Benny Yong, S.Si., M.Si. Livia Owen, S.Si.,
Lebih terperinciOleh: Shelvi Sheptianti Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. M. Setijo Winarko, M.Si
Oleh: Shelvi Sheptianti 1206 100 065 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. M. Setijo Winarko, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTRATEGI MODEL PENGENDALIAN PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA. Noviana Pratiwi 1 dan Kartono 2. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang
urnal Matematika Vol No3 Desember 8: 4-45 ISSN: 4-858 STRATGI MODL PNGNDALIAN PNYBARAN VIRUS INFLUNZA Noviana Pratiwi dan Kartono urusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro ln Prof H Soedarto SH Tembalang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS- CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh Virus-Corona yang menyerang
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG
PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG Dinita Rahmalia Universitas Islam Darul Ulum Lamongan, Abstrak. Di Indonesia terdapat banyak peternak unggas sebagai matapencaharian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar bakteri ini menyerang paru-paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Price & Wilson, 2006). Penyakit ini dapat menyebar melalui
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penulis
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim... Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR
ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR Oleh: Drs. M. Setijo Winarko, M.Si Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Subchan, Ph.D Drs. Kamiran, M.Si Noveria
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik
Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik Mohammad soleh 1, Seri Rodia Pakpahan 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DENGAN POPULASI KONSTAN. Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman
MODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DEGA POPULASI KOSTA T 10 Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK. Dalam paper ini dibahas tentang model penyebaran penyakit
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS
Analisis Kestabilan Model... (Hesti Endah Lestari) 9 ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS STABILITY ANALYSIS OF SEIIT MODEL (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL
Lebih terperinciPemodelan Penyakit Jantung Koroner Dengan Menggunakan Modifikasi Model Sei
Pemodelan Penyakit Jantung Koroner Dengan Menggunakan Modifikasi Model Sei Wardatul Jannah 1), Syarifah Meurah Yuni 2) 1,2, Jurusan Matematika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia Email: 2 sy.meurah.yuni@unsyiah.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah adalah tempat hunian atau berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan dan panas) serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah melakukan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate
Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate I Suryani 1 Mela_YuenitaE 2 12 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakuakan di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG
Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 235-244 ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG Hidayu Sulisti, Evi Noviani, Nilamsari Kusumastuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya Tuberkulosis terjadi pada paru, tetapi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinci