BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
|
|
- Adi Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Yang Diamati Pekerjaan Pilar- Y Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan di lapangan, pekerjaan pilar- Y meliputi pekerjaan persiapan, penulangan, pemasangan bekisting dan perancah, serta pengecoran dan curing. Berdasarkan metode konstruksi yang telah direncanakan, berikut urutan umum dari pekerjaan pilar- Y. V-1
2 Gambar 5.1 Diagram Alir Pekerjaan Pilar- Y V- 2
3 Pada proyek pembangunan jalan bebas hambatan akses tanjung priok paket- 2 seksi E-2 terdapat 70 pilar dengan berbagai tipe pilar. Berikut lokasi dari pilbelar- Y pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Lokasi Pilar V- 3
4 Spesifikasi dari pilar tipe- Y adlah sebagai berikut : Mutu Beton = Kelas B-1 Baja Tulangan Grade = BJTD 40 TIPE Yield Stress = Ulir = 392 Mpa Diameter Tulangan = Sesuai gambar kerja yang telah disetujui Urutan pekerjaan pilar tipe- Y dalam satu siklus pekerjaan dijelaskan pada tabel di bawah ini : Tabel 5.2 Jadwal Pekerjaan Pilar Tipe - Y V- 4
5 1) Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan pilar tipe Y dilakukan setelah pekerjaan kepala pondasi selesai dan gambar kerja serta metode kerja telah disetujui oleh konsultan pengawas (engineer). Setelah disetujui,tim surveyor akan membidik titik-titik acuan dan as pilar. Gambar 5.2. Survey dan Persiapan 2) Pekerjaan Pabrikasi dan Pemasangan Tulangan Bagian awal penulangan pilar akan dipasang bersamaan dengan kepala pondasi (lihat gambar 5.3) atau disebut sebagai starter bar. Gambar 5.3. Penulangan Awal Pemasangan tulangan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahap pertama pemasangan tulangan bagian lurus (staright portion), kemudian pemasangan tulangan bagian lengan Y (Y-leg portion). V- 5
6 Langkah pabrikasi dan pemasangan penulangan pilar adalah sebagai berikut : Menyiapkan gambar kerja (shop drawing) penulangan pilar tipe Y, sebagai acuan bentuk, ukuran, jarak antar tulangan, dan jumlah dari penulangan yang akan dilakukan. Area kerja untuk pemotongan dan pembengkokan tulangan (workshop penulangan) berada pada lokasi lain yang tidak jauh dari proyek. Setelah pemotongan dan pembengkokan dilakukan sesuai dengan gambar kerja, kemudian didistribusikan ke lokasi-lokasi pekerjaan pilar tipe Y sesuai dengan kebutuhan. Penggabungan tulangan-tulangan yang sudah dipotong dan dibengkokan sesuai gambar, kemudian digabungkan di area kerja penulangan di sekitar lokasi pekerjaan pilar tipe Y. Jumlah dan jarak antar tulangan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja. Untuk perakitan tulangan pilar bagian lurus (straight portion), dilakukan langsung pada pilar. Sedangkan bagian lengan Y (Yleg portion), dilakukan pada area kerja di sekitar lokasi pekerjaan. Bagian lengan Y ( Y leg portion) perlu dipasang tulangan sementara yang berfungsi sebagai pengaku pada penulangan bagian lengan Y. Tulangan sementara dipasang pada kedua sisi sebelum tulangan tersebut diangkat dengan mobile crane untuk dipasang. V- 6
7 Pasang beton decking pada bagian bawah tulangan sebagai acuan selimut beton.beton decking adalah blok-blok beton yang disiapkan sesuai tebal selimut beton. Penggabungan penulangan bagian lengan- Y dengan bagian lurus dilakukan setelah pemasangan acuan dan perancah selesai dan dilakukan satu persatu (bagian kanan dan kiri). Penggabungan dilakukan dengan bantuan mobile crane. Setelah penggabungan tulangan bagian pertama selesai maka pengawas akan memeriksa sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya. Lakukan langkah yang sama untuk bagian berikutnya. Setelah itu pengawas akan melakukan pengecekan untuk dilakukan pekerjaan berikutnya. Gambar 5.4. Proses Pemasangan Tulangan Pada Pilar Bagian Gambar 5.5. Penulangan Pilar Type-Y V- 7
8 3) Pemasangan Bekisting Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan tulangan selesai. Dibawah ini akan dijelaskan langkah pekerjaan pemasangan bekisting untuk pilar tipe Y : Bekisting harus bebas dari karat, sebelum dipasang bekisting terlebih dahulu dilumasi dengan oli. Lapisi batang pengikat (tie rod) dengan pipa PVC. Untuk bekisting yang bagian atas, pasang penghubung antara perancah dengan bekisting. Cek kelurusan dari bekisting dengan bantuan unting-unting atau alat survey. Setelah pemasangan bekisting selesai, bersihkan dengan air compressor. Surveyor menandai elevasi beton yang akan di cor nantinya, kemudian minta pengawas mengecek apakah persiapan sudah selesai untuk selanjutnya dilakukan pengecoran. Gambar 5.6. Bekisting Pilar Type-Y V- 8
9 4) Pengecoran Beton Pengecoran beton dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama pada bagian lurus (straight portion) lalu tahap kedua pada bagian lengkungan lengan Y (Y leg portion). Berikut langkah pekerjaan pengecoran : Pengecoran dilakukan dengan pump care dan agitator truck. Konsistensi beton harus dicek sebelum dilakukan pengecoran. Konsistensi beton diukur dengan melakukan slump test (Gambar 5.7). Gambar 5.7. Slump Test Pastikan external vibrator telah terpasang pada posisi sebelum dilakukan pengecoran. Posisi dari external vibrator ditunjukkan pada (gambar 5.8). Untuk bagian lengan pilar tipe Y (Y-arm area), pastikan bagian atas bekisting terlebih dahulu dibuka untuk memasukkan selang cord an vibrator. Setelah pengecoran selesai, bagian bekisting yang V- 9
10 dibuka dapat ditutup kembali dan pengecoran dapat dilanjutkan pada bagian atas pilar tipe Y. Gambar 5.8. Posisi External Vibrator Pengecoran pada bagian atas pilar tipe Y dilakukan secara bergantian pada bagian kiri dan kanan setiap sekitar 1 m dari ketinggian beton. Pengecoran diilustrasikan seperti pada (gambar 5.9). Gambar 5.9. Ilusterasi Pengecoran Pilar Tipe-Y V- 10
11 Ketika sampai pada bagian sambungan, kasarkan bagian tersebut dengan sikat kawat untuk mengkasarkan permukaan beton. Bila terdapat kasus dimana proses pengkasaran ditunda, maka gunakan concrete retarder tipe admixture (BASF, Pazzolith 425 R) yang diberikan pada bagian sambungan. Penggunaan admixture harus berdasarkan petunjuk pemakaian. 5) Perawatan Sambungan Saat pilar sudah dilakukan pengecoran tahap pertama maka untuk melanjutkan ke tahap kedua terdapat bagian sambungan (Gambar 5.9). Perawatan yang tepat pada bagian sambungan (joint) memiliki dampak bagi keawetan beton tersebut. Tulangan pada pilar harus bersih dari sisa-sisa pengecoran sebelumnya. Permukaan beton pada bagian yang akan disambung harus dikasarkan, bebas dari bahan yang rapuh dan harus disemprot dengan air sebelum dilakukan pengecoran tahap berikutnya. Tinggi jatuh pengecoran harus diatur rentangnya agar terhindar dari segregasi. Gambar Bagian Sambungan V- 11
12 6) Pelepasan Bekisting Setelah semua tahap pengecoran selesai maka selanjutnya dilakukan pembongkaran bekisting dengan ketentuan umur beton mencapai : - Vertikal : 2 hari - Y leg Bekisting sisi Bekisting bawah : 2 hari : 14 hari Kegiatan pelepasan bekisting seperti pada (gambar 5.11) dibawah ini : Gambar Pelepasan Bekisting Bongkar bekisting dengan bantuan mobile crane dan sling yang dipasang pada bekisting. Lepaskan kontak antara beton dan bekisting dengan mengendurkan built-in screw (Gambar 5.12) satu persatu. V- 12
13 Gambar Built-in Screw Setelah terdapat cukup ruang, kemudian lepas sambungan baut antara perancah dan bekisting. Selama proses pelepasan perancah, jaringan pengaman harus tetap terpasang. Dengan hati-hati lepaskan perancah bagian sisi. Ketika perancah hampir mencapai tanah, pasang sling dari mobile crane lalu turunkan dengan bantuan kerekan secara hati-hati. Letakkan perancah pada tempat yang aman dan akses yang mudah untuk membersihkan bekisting. Lalu bongkar perancah lainnya dan penyokong perancah. Kemudian isi bagian lubang-lubang akibat batang pengikat (tie rod) dengan material yang sudah ditentukan oleh engineer. 7) Curing Beton Sesaat setelah bekisting dibongkar harus dilakukan curing pada beton. Setelah umur beton mencapai 7 hari, beton dilakukan curing dngan menggunakan karung goni basah atau sejenisnya. Untuk bagian sisi- V- 13
14 sisi dilakukan curing dengan menyemprotkan curing compound (Gambar 5.13). (a) (b) Gambar Curing Beton (a) Tahap 1 (b) Tahap 2 V- 14
15 8) Penyelesaian Perbaiki bagian yang terlihat rusak atau kurang rapih dengan mortar. Ada beberapa kerusakan dan tindakan yang perlu dilakukan, yaitu : - Honey Comb berukuran kecil menggunakan mortar. - Hole of tie rod (Lubang karena penggunaan batang pengikat) menggunakan mortar. - Cold joint (sambungan antara stage 1 dan 2) menggunakan mortar. Gambar Pilar Tipe-Y Pekerjaan Kepala Pilar (Pier Head) pada pilar tipe Y Kami mengamati proses pelaksanaan pekerjaan kepala pilar (Pier head) pada pilar tipe Y. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penulangan, pemasangan bekisting dan perancah serta pengecoran. Berdasarkan metode konstruksi yang telah direncanakan oleh pihak kontraktor, V- 15
16 dibawah ini adalah urutan pekerjaan kepala pilar (Pier head) pada pilar tipe Y. Gambar 5.15 Diagram Alir Pekerjaan Kepala Pilar (Pier Head) V- 16
17 Spesifikasi kepala pilar (pier head) pada pilar tipe Y ini adalah sebagai berikut : Mutu beton = kelas A-2 Baja tulangan - Grade = BJTD 40 - Tipe = Ulir - Yield Stress = 390 MPa - Diameter Tulangan = sesuai gambar kerja Urutan pekerjaan kepala pilar dalam satu siklus adalah seperti pada table dibawah ini : Tabel 5.3 Jadwal Pekerjaan Kepala Pilar pada pilar tipe Y V- 17
18 1) Pekerjaan persiapan Mempersiapkan lokasi kerja, gambar kerja dan peralatan kerja,. Membidik posisi pier head sesuai dengan gambar kerja. Tanda dari as harus dilebihkan dari batas bekisting, sebagai patokan untuk mengecek posisi tulangan vertical dan bekisting dikemudian hari. Gambar 5.16 Survey dan Persiapan 2) Pekerjaan pemasangan perancah dan bekisting Ada dua macam system perancah untuk kepala pilar, yaitu Shoring System Beam Cantilever dan Shoring System ESA + Schaffold Method (Gambar 5. 17). Perancah dimulai di atas permukaan kepala pondasi. (a) (b) Gambar 5.17 Sistem Perancah (a) Shoring System Beam Cantilever Method (b) Shoring System ESA+Schaffold Method V- 18
19 Langkah pemasangan perancah dan bekisting dijelaskan sebagai berikut: Pasang pedestal di atas permukaan kepala pondasi, setelah itu pasang perancah di atas pedestal (Gambar 5.18). Gambar 5.18 Padestal Pasang perancah satu persatu sesuai bagiannya. Setelah perancah terpasang, kemudian pemasangan bekisting. Bekisting yang digunakan adalah bekisting dengan material kayu (wooden mould) (Gambar 5.19 ). Gambar 5.19 Bekisting Kayu V- 19
20 Cek kelurusan bekisting dengan bantuan unting-unting atau alat surveying. Setelah bekisting terpasang, pengawas akan mengecek untuk melakukan pekerjaan selanjutnya. 3) Pekerjaan Pabrikasi dan Pemasangan Tulangan Langkah pelaksanaan pabrikasi dan pemasangan tulangan dijelaskan seperti di bawah ini: Potong dan bengkokan tulangan sesuai dengan kebutuhan pada gambar kerja (shop drawing). Pemotongan dan pembengkokan dilakukan di bengkel tulangan (workshop rebar) yang berada di luar lokasi proyek. Setelah proses pemotongan dan pembengkokan selesai, mobilisasi pada lokasi yang akan dilakukan pekerjaan kepala pilar. Penyimpanan tulangan diatur agar tidak menyentuh tanah dan air, untuk itu gunakan dudukan (sleeper) untuk mencegah bersentuhan dengan tanah dan gunakan terpal untuk menutupi tulangan dari air seperti pada Gambar. Gambar 5.20 Penyimpanan Tulangan V- 20
21 Kemudian tulangan dipasang dengan jumlah, jarak antar tulangan dan dimensi yang sesuai dengan gambar kerja. Sebelum pemasangan, tulangan harus diberikan beton decking sebagai acuan tebal selimut beton (Gambar 5.21 ). Gambar 5.21 Pemasangan Beton Decking Setelah pemasangan tulangan selesai, pengawas akan melakukan pengecekan untuk melakukan pekerjaan selanjutnya. Hasil dari pekerjaan penulangan pier head dapat dilihat pada (gambar 5.22) Gambar 5.22 Hasil Penulangan Pier Head V- 21
22 4) Pemasangan Angkur dan Aksesorisnya Sebelum pengecoran, angkur dan aksesorisnya dipasang dengan detail seperti pada (gambar 5.23) Gambar 5.23 Detail Angkur Prosedur pemasangan djelaskan sebagai berikut : Angkur dan tulangan pendukung bearing pad akan dipasang bersamaan dengan penulangan kepala pilar (pier head) (Gambar 5.24 dan Gambar 5.25). Gambar 5.24 Angkur V- 22
23 Gambar 5.25 Tulangan Pendukung Bearing Pad Mortar dengan ketebalan 20 mm disiapkan pada lokasi bearing pad. Pengaturan ketinggian dengan mortar, pemasangan kepala angkur dan bearing pad dilakukan sebelum pemasangan U-Girder. 5) Pengecoran Beton Setelah pengawas menyetujui untuk dilakukan pengecoran, maka persiapan pengecoran dilakukan. Pengecoran dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengecoran bottom pier head dan kedua pengecoran top pier head (Gambar 5. 26) Gambar 5.26 Tahap Pengecoran V- 23
24 Langkah pengecoran dijelaskan sebagai berikut : Persiapkan concrete pump pada lokasi yang akan di cor. Pasang vibrator, terdapat 6 vibrator, yaitu 4 electric vibrator dan 2 engine vibrator. Spesifikasi vibrator ditunjukkan pada (table 5.4) Tabel 5.4 Spsifikasi Vibrator Mobilisasi truck mixer, kemudian uji konsistensi beton dengan slump test. Jika konsistesi beton terpenuhi, maka lanjutkan pada pengecoran tahap 1, yaitu pengecoran bottom pier head. Tinggi jatuh pengecoran maksimum adalah 1,5m. Setelah pengecoran tahap 1 selesai, permukaan dikasarkan dan dibersihkan dari material lainnya dan bebas dari rongga-rongga. Hal tersebut dilakukan sebagai persiapan sambungan untuk pengecoran tahap 2. Perlakuan terhadap sambungan sangat penting dan berpengaruh pada keawetan beton. Setelah pengecoran tahap 1 selesai, maka tunggu sampai kekuatan beton mencapai 80% kekuatan rencana untuk selanjutnya dilakukan pengecoran tahap 2. V- 24
25 6) Curing Beton Curing beton dilakukan dengan dua cara, yaitu pada bagian atas kepala pilar (pier head) dengan dilapisi geotextile basah (Gambar 5.27) atau sejenisnya, dan bagian sisi dengan curing compound (Gambar 5. 28). Gambar 5.27 Curing Geotextile Basah Gambar 5.28 Curing Coumpound V- 25
26 Pekerjaan Post Tension untuk Kepala Pilar (Pier head) Pekerjaan ini meliputi persiapan. stressing, dan grouting. Pekerjaan Post tensioning untuk kepala pilar ini dikerjakan oleh sub-kontraktor VSL Indonesia. Berikut ini adalah urutan pekerjaan post tension untuk kepala pilar (Pier head) berdasarkan metode konstruksi : Gambar 5.29 Diagram Alir Pekerjaan Post Tensioning untuk Kepala Pilar (Pier Head) V- 26
27 1) Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan sudah dimulai ketika pekerjaan pier head. Untuk pemasangan selongsong, tendon, dan angkur dilakukan ketika pekerjaan pier head (Gambar 5.30), sedangkan pemasangan kepala angkur dan baji dilakukan ketika stressing akan dimulai (Gambar 5. 31). (a) (b) V- 27
28 (c) Gambar 5.30 Persiapan Pekerjaan Pier Head (a) selongsong (b) Tendon (c) Angkur Gambar 5.31 Kepala Angkur dan Baji Mutu tendon yang digunakan adalah Grade 270 Super, dengan tujuh lilitan. Tendon yang digunakan berdasarkan pada ASTM A416-90, JIS G3536, dan AASHTO M 204 M. Digunakan dua macam tendon, yaitu tendong dengan diameter 0,5 inci dan 0,6 inci dengan spesifikasi seperti pada (table 5.5) dibawah ini : V- 28
29 Tabel 5.5 Spesifikasi Tendon Selongsong adalah material berbahan seng yang digalvanis dan dibentuk dengan ulir seperti pada (gambar 5.32). fungsi selongsong adalah untuk melindungi tendon. Spesifikasi selongsong dapat dilihat pada table 4.6. Tabel 5.32 Selongsong Tabel 5.6 Spesifikasi Selongsong Panjang standar selongsong mencapai 4,00 m. Selongsong harus ditempatkan di daerah yang terlindung dari resiko pengaruh cuaca dan V- 29
30 harus memiliki sirkulasi udara yang baik dan ditempatkan pada bantalan kayu. Penyimpanan duct dapat dilihat pada (gambar 5.33) Tabel 5.33 Penyimpanan Selongsong Angkur yang digunakan telah memenuhi persyaratan, yaitu mampu menahan tendon tidak kurang dari 95% kuat tarik tendon. Dengan spesifikasi angkur seperti pada table 5.7 di bawah ini : Tabel 5.7 Spesifikasi Angkur For Strand Dia (mm) VSL Live Anchor Number of Strands 12,7 19S 13<n<19 15,2 12S 8<n<12 15,2 19S 13<n<19 Bentuk angkur dan kepala angkur untuk strand diameter 0,5 inci mm dan 0,6 inci adalah seperti pada gambar V- 30
31 Tabel 5.34 Angkur dan Kepala Angkur 2) Stressing Pelaksanaan stressing dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama setelah pengecoran kepala pilar tahap kedua dan kekuatan beton mencapai 80% dari kekuatan rencana, tahap kedua ketika semua girder telah diletakkan pada kepala pilar. Titik-ttik yang akan distressing tahap pertama dan kedua dapat dilihat pada (gambar 5.35). Tabel 5.35 Titik yang akan di stressing Tahap pertama dan Kedua V- 31
32 Detail urutan stressing dijelaskan sebagai berikut : Setelah dilakukan persiapan, pasang kepala angkur dan baji. Pasang hydraulic jack dan aksesorisnya dikedua sisi. Panel penjaga harus dipasang di belakang hydraulic jack selama proses stressing. Pada pekerjaan kali ini, digunakan hydraulic jack dengan koefisien gesek 0,2 dan wooble factor 0,008. Untuk memasang hydraulic jack, digunakan bantuan balok dengan katrol dan pengait yang dipasang pada top pier head. Setelah hydraulic jack terpasang, maka lakukan stressing secara bertahap setiap 10 MPa. Ilustrasi stressing seperti pada (gambar 5. 36). Setelah stressing dilakukan, selalu ukur perpanjangan dari strand. Kemudian data dari gaya penarikan dan perpanjangan (elongation) diinput kedalam prestressing control graph dimana grafik tersebut terdapat garis yang disebut lower line dan upper line. Dari setiap jacking force yang diberikan dan perpanjangan yang terjadi, akan didapat perpanjangan actual (actual elongation). Dimana perpanjangan actual (actual elongation) tersebut akan dibandingkan dengan perpanjangan teoritis (gross teory elongation). Stressing tersebut diperbolehkan apabila perbedaan antara gross teory elongation dengan actual elongation berada diantara +/- 5%. Hasil laporan stressing akan diberikan kepada pengawas, apabila memenuhi maka akan dilakukan pekerjaan selanjutnya. V- 32
33 Tabel 5.36 Ilustrasi Stressing Kelebihan tendon akan dipotong dan kepala angkur akan dilindungi oleh grouting sementara. 3) Grouting Grouting adalah akhir dari pekerjaan post tensioning. Grouting bertujuan untuk mengisi kesenjangan antara tendon, selongsong beton dan mengisinya dengan bahan grouting. Grouting juga bertujuan V- 33
34 sebagai perlindungan korosi dan juga pemadatan agar menjadi satu dengan beton. Sifat grouting dipengaruhi oleh variasi kedua bahan dan kondisi lingkungan seperti : a. Jenis, usia dan produsen semen b. Jenis dan jumlah larutan campuran. c. Faktor air semen d. suhu selama pencampuran dan pemompaan Langkah pekerjaan grouting adalah sebagai berikut : Persiapkan bahab grouting, seperti air, semen dan additive. Komposisi dari material grouting adalah sebagai berikut : - Semen : 50 kg - Air : (40-45)% dari berat semen (20-22,5) kg / kantong semen - Additive : (0,200-0,225) kg / kantong semen Cek kondisi titik masukan dan keluaran yang akan digrouting. Bersihkan selongsong dengan bantuan air compressor> Masukkan air kedalam bak pencampur. Nyalakan mesin pompa grouting, Kemudian masukkan admixture (non shrink additive) ke dalam bak pencampur, kemudian masukkan semen. Aduk hingga tercampur rata. Sambungkan selang mesin pompa grouting ke titik masukan yang digrouting. V- 34
35 Pompa grouting dari titik masukkan hingga memenuhi duct, dapat dikatakan selongsong telah terisi penuh apabila grouting telah keluar sampai pada titik keluaran. Pastikan konsistensi grouting pada bak pencampur sama dengan grouting yang telah diinjeksi pada duct. Tekanan pompa grouting harus 7 kg/cm2. Segera tutup selang grouting, kemudian berikan tekanan sekali lagi. Lakukan finishing dan pembersihan. V- 35
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL 7.1 Uraian Umum Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25
BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS
BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS 6.1 Pengertian Umum Beton prestress adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT 4.1.1 Material Yang Digunakan Dalam menangani dan menyiapkan material maka perlu metode konstruksi, jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang sifat-sifat material dan tata
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan
Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan
Lebih terperinciNama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017
METODE PELAKSANAAN Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 1. PEKERJAAN UMUM Mobilisasi Cakupan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Core Lift Core Lift/ Shear Wall merupakan unsur yang harus dimiliki oleh gedung bertingkat banyak sebagai struktur yang digunakan untuk pemasangan
Lebih terperinciBAB IV. PERALATAN dan MATERIAL
BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang
Lebih terperinciMETODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR
METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop
BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi
Lebih terperinci: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK, PELAT LANTAI DI LANTAI P1, P2, P3, P4, P5 PADA GEDUNG SATRIO TOWER DI JAKARTA SELATAN Nama : Rika Arba Febriyani NPM : 26312369 Pembimbing : Lia Rosmala Schiffer, ST.,
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti : - Pagar Sementara Pagar sementara
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice
Lebih terperinciLAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN
LAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN 1 FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN 1. Persiapan Material (1) Agregat Agregat yang digunakan terdiri
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di adakan persiapan lapangan seperti : - Papan Nama Proyek (Multy Plek) Gambar
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN
BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Pengadaan Alat dan Bahan Prosedur dalam pengadaan bahan dan alat adalah : 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data bahan/alat yang di
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,
BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN 4.1. Umum Kelancaran pada proyek tidak hanya dengan adanya manajemen struktur organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat,
Lebih terperinciBAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk
Bab IV BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek yaitu
Lebih terperinciBAB IV. PERALATAN dan MATERIAL
BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat - alat yang digunakan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD
LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING SYSTEM PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD Jl. BSD Boulevard, Parcel 55-F, Grand CBD BSD City, Tangerang, Indonesia Disusun
Lebih terperinciBAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan
BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas
Lebih terperinciII. PEKERJAAN PENDAHULUAN
METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan
Lebih terperinciBABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif
BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang
BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Pembahasan Tinjauan Khusus Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang telah di tugaskan oleh pembimbing kerja praktek kepada penulis, adapun pembahasan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Macam-macam Metode erection Karena pembahasan masalah kita mengambil metode erection, maka kita akan menjelaskan sedikit macam-macam metode pelaksanaan erection pada balok
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
BAB V Metode Pelaksanaan Struktur Atas BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian umum Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pada proyek Midtown Residence Summarecon Serpong Tangerang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Fly Over Fly over adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan
Lebih terperinciAnalisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai
Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahapan dimana suatu kegiatan yang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahapan dimana suatu kegiatan yang dijalankan untuk menyelesaikan sebuah proyek dan merupakan tahapan yang sangat menentukan
Lebih terperinci2. Penentuan Elevasi dan Making
2. Penentuan Elevasi dan Making Menentukan titik ground anchor dan posisi waller beam layer satu dengan elevasi 2m pada shop drawing, dan berada pada jarak 3,6 m yang bertumpu pada bentonit. 3. Pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan memaparkan tahapan pelaksanaan pekerjaan kolom precast dan konvensional, dan membandingkan biaya dan waktu
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL
BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan
METODE PELAKSANAAN Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Proyek Apartemen Nine Residence BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan pekerjaan pada proyek apartemen Nine Residence. Dalam proyek ini pekerjaan yang dilakukan kontraktor dibagi
Lebih terperinciBONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB
BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciPERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING
PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam sebuah proyek pembangunan, manajemen yang baik sangat diperlukan khususnya Manajemen Konstruksi yang sangat berpengaruh terhadap proses konstruksi. Manajemen
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Pelaksanaan pekerjaan merupakan implementasi perencanaan berupa gambar-gambar pada kertas kerja menjadi bangunan fisik. Pelaksanaan ini memerlukan
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN dan MATERIAL
BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat dapat berfungsi secara optimal perlu adanya
Lebih terperinciANALISIS WAKTU DAN BIAYA METODE PEKERJAAN PIER HEAD CAST IN SITU DAN PIER HEAD PRECAST PADA PROYEK INFRASTRUKTUR FLY OVER
ANALISIS WAKTU DAN BIAYA METODE PEKERJAAN PIER HEAD CAST IN SITU DAN PIER HEAD PRECAST PADA PROYEK INFRASTRUKTUR FLY OVER Mirnayani 1,Muhammad Zaenal Arifin 2 1 Dosen Teknik Sipil Universitas Mercu Buana,
Lebih terperinciMETODE PEKERJAAN BORE PILE
METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah
Lebih terperinciBAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Pembersihan Lahan Pada umumnya dalam membangun bangunan, harus ada tanah sebagai tempat dimana bangunan tersebut berada. Tanah yang digunakan harus bersih, tidak ada rerumputan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung
Lebih terperinciM-System & Proses Instalasi PT. DUTA SARANA PERKASA
M-System & Proses Instalasi PT. DUTA SARANA PERKASA M-SYSTEM Panel M-System : Single Panel Double panel Partisi kecil Partisi besar Panel partikon Single panel khusus (hp) Panel tangga Panel bordes Aksesoris
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERBANDINGAN
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN Dalam bab ini dibahas mengenai analisis efisiensi dan efektifitas biaya pelaksanaan dan waktu pelaksanaan dari penggunaan bekisting metode slip form pada pembuatan dinding
Lebih terperinci