UPAH MINIMUM KABUPATEN CIREBON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAH MINIMUM KABUPATEN CIREBON"

Transkripsi

1 UPAH MINIMUM KABUPATEN CIREBON Oleh: ERUS RUSMANA Ka. Dinas T.K. dan Transmigrasi Kab. Cirebon dan JASIN IKRON Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon Dkk. ABSTRAKSI Dalam mengantisipasi perkembangan pengupahan,perlu dilakukan langkah-langkah nyata untuk membenahi pengaruh upah sesuai dengan kondisi perusahaan. Pengaturan upah tersebut dimaksudkan agar pekerja/buruh memperoleh upah yang adil dengan mempertimbangkan perkembangkan kebutuhan hidup, nilai senioritas dan masa kerja, produktivitas dan prestasi kerja, keseimbangan upah tertinggi dan terendah serta perkembangan dan kemampuan perusahaan. Penetapan Upah Minimum adalah suatu penetapan yang dikeluarkan oleh Pemerintah tentang keharusan perusahaan/seluruh usaha untuk membayarkan sejumlah upah minimum sekurang-kurangnya sebesar yang telah ditetapkan kepada pekerja yang paling rendah tingkatannya dan mempunyai masa kerja kurang 1 (satu) tahun. Sejalan dengan pelaksanaan demokratisasi dan otonomisasi, maka Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh dan diantaranya adalah ketentuan upah minimum yang ditetapkan oleh Gubernur. Sesuai kewenangannya sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor : Kep.226/Men/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per- 01/Men/1999 tentang Upah Minimum. Penetapan Upah Minimum ditetapkan adalah dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan pekerja dengan tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya.maka dengan telah keluarnya Surat Halaman 107

2 Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 561/Kep.1540-Bangsos/2011 tanggal 21 November 2011 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun 2012, perlu disosialisasikan dan di sebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat, Para Pengusaha dan Pekerja untuk dapat diketahui dan dilaksanakan oleh para pihak yang berkepentingan. KATA KUNCI: Upah Dan Upah Minimum PENDAHULUAN Upah merupakan salah satu unsur dalam pelaksanaan hubungan kerja,mempunyai peranan strategis dalam pelaksanaan hubungan industrial di tingkat perusahaan. Upah diterima seseorang sebagai imbalan atas jasa kerja yang dilakukannya bagi pihak lain, dengan demikian upah pada dasarnya harus sebanding dengan kontribusi yang diberikan oleh seseorang untuk memproduksi barang atau jasa tertentu. Di sisi lain, pengupahan di perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah pekerja/buruh. Pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh pada umumnya mempunyai kepentingan yang sama atas sistem dan kebijakan pengupahan. Pekerja dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang diterima untuk dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan dan kebutuhan lainnya. Oleh sebab itu para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh selalu mengharapkan upah yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di lain pihak, para pengusaha/pemberi kerja sering melihat upah sebagai bagian dari biaya saja, sehingga banyak pengusaha yang meningkatkan upah secara hati-hati. Dengan memperhatikan kepentingan kedua pihak tersebut, Pemerintah harus membuat kebijakan pengupahan yang pada titik tertentu menjaga tingkat upah tidak lebih rendah lagi. Dilain pihak diberi ruang bagi pengusaha dan pekerja merundingkan besaran upah di perusahaan masingmasing. Dengan ditetapkannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon tahun 2012 yang berlaku tanggal 01 Januari 2012, maka untuk diketahui oleh masyarakat khususnya masyarakat Pengusaha dan Pekerja perlu dilakukan sosialisasi melalui media massa, media elektronik dan literatur-literatur lainnya. Halaman 108

3 HASIL DAN PEMBAHASAN DISKRIPSI PENETAPAN UPAH MINIMUM 1. Pada tanggal 10 Juni 2011 bertempat di kantor Disnakertrans Kabupaten Cirebon telah dilaksanakan Rapat Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon dalam rangka pembahasan dan pengkajian mengenai pelaksanaan Survey Kebutuhan Hidup Layak, Parameter komponen Kebutuhan Hidup Layak dan Penentuan lokasi pasar yang akan menjadi obyek survey Kebutuhan Hidup Layak 2. Pada tanggal 14 sampai dengan 17 Juni 2011 dilaksanakan survey Kebutuhan Hidup Layak oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon. Survey dilaksanakan pada 4 (dua) pasar tradisional yaitu 2 (dua) pasar diwilayah Barat yaitu Pasar Junjang Arjawinangun dan Pasar Pasalaran Plered serta 2 (dua) pasar diwilayah Timur yaitu Pasar Mundu dan Pasar Ciledug. 3. Pada tanggal 13 Juli 2011 dilaksanakan Study Banding ke Dewan Pengupahan Kota Tanggerang. 4. Pada tanggal 29 Juli 2011 diadakan rapat pertemuan Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon dan Tim survey Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Cirebon dalam rangka membahas dan mengkaji hasil survey Kebutuhan Hidup Layak pada tanggal 14 sampai dengan 17 Juni 2011 dan menetapkan besaran nilai Kebutuhan Hidup layak Kabupaten Cirebon Tahun 2011 Bahwa besaran nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Cirebon tahun 2011 telah disepakati oleh Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon yaitu sebesar Rp ,66,- (Sembilan Ratus Limapuluh Enam Ribu enam Ratus Empatpuluh Dua Rupiah Enam Puluh Enam Sen) 5. Pada tanggal 15 sampai dengan 22 September 2011 dilaksanakan Study Banding ke Daerah Perbatasan Kabupaten Cirebon yaitu : a. Kabupaten Majalengka pada tanggal 15 September 2011; b. Kabupaten Indramayu pada tanggal 15 September 2011; c. Kabupaten Kuningan Pada tanggal 21 September 2011; d. Kabupaten Ciamis (Perbatasan Wilayah Cirebon dengan Wilayah Priangan Timur pada tanggal 21 September 2011); e. Kabupaten Brebes (Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 22 September 2011); Halaman 109

4 6. Pada tanggal 26 sampai dengan 30 September 2011 dilaksanakan Survey Kemampuan Perkembangan Perusahaan oleh tim survey Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon, dengan mengambil sample ke 20 (dua puluh) perusahaan. 7. Pada tanggal 11 sampai dengan 14 Oktober 2011 dilaksanakan survey pembanding nilai Kebutuhan Hidup Layak tahun 2011 oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon ke 4 (empat) Pasar Tradisional yang telah disurvey sebelumnya pada tanggal 14 sampai dengan 17 Juni 2011 yaitu 2 (dua) pasar di wilayah ke Pasar Mundu dan Pasar Ciledug serta 2 (dua) Pasar di wilayah Barat ke Pasar Pasalaran Plered dan Pasar Junjang Arjawinangun. 8. Pada tanggal 28 Oktober 2011 dilaksanakan Rapat Pleno Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon bertempat di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon dalam rangka Pembahasan Usulan Besaran Nilai Upah Minimum Kabupaten Cirebon (UMK) tahun 2012, dan telah disepakati bahwa usulan besaran Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012 adalah sebesar Rp ,- (Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah) atau 100,007 % dari nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Cirebon tahun 2011 (Rp ,66) atau naik 5,58 % dari Upah Minimum Kabupaten Cirebon tahun 2011 (Rp ,35,-). 9. Pada tanggal 03 November 2011 atas usulan dari Dewan pengupahan Kabupaten Cirebon, Bupati Cirebon merekomendasikan besaran Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012 sebesar Rp ,- (Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah) kepada Gubernur Jawa Barat. 10. Pada tanggal 21 November 2011 Gubernur Jawa Barat telah menetapkan Besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2012, bahwa besaran Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon Tahun 2012 sebesar Rp ,- (Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah) sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 561/Kep.1540-Bangsos/2011 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun Bahwa Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten mensosialisasikan/menyebarluaskan Besaran Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012 kepada masyarakat Pengusaha dan Pekerja dengan diterbitkannya Surat Edaran Bupati Cirebon Nomor : 561/3096/Disnakertrans tanggal 25 November Halaman 110

5 Adapun bentuk Sosialisasi adalah sebagai berikut: a. Mengundang para Pengusaha yang ada di Wilayah Kabupaten Cirebon dalam bentuk klasikal; b. Penyebarluasan Surat Edaran Bupati Cirebon Nomor. 561/3096/Disnakertrans tanggal 25 November 2011 tentang Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012, kepada Dinas/Instansi terkait, Kecamatan-kecamatan, para Kepala Desa Se - Kabupaten Cirebon, Perusahaan. c. Sosialisasi melalui media masa (Radar Cirebon, Rakyat Cirebon dan Kabar Cirebon). d. Sosialisasi melalui media elektronik (Radio RRI, Ranggajati, Cirebon FM, RCTV dan Cirebon TV). PROSES PENETAPAN UPAH MINIMUM Proses Penetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon Tahun 2012 di mulai dengan melaksanakan : A. Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dilaksanakan di empat Pasar Tradisional pada tanggal 14 sampai dengan 17 Juni 2011 yaitu : a. Wilayah Barat - Pasar Pasalaran Plered - Pasar Junjang Arjawinangun b. Wilayah Timur - Pasar Mundu - Pasar Ciledug Pasar yang menjadi lokasi survey ditetapkan dengan memperhatikan aspek geografis dan demografis. Secara geografis, lokasi pasar ditetapkan berdasarkan lokasi pasar yang berada di tengah serta bagian barat dan timur Kabupaten Cirebon. Secara Demografis lokasi pasar yang dipilih adalah pasar yang paling dekat dengan lokasi pemukiman para pekerja atau berada di lingkungan komunitas pekerja. Meski ditetapkan 4 (empat) lokasi pasar berdasarkan lokasi geografis dan kedekatan dengan pemukiman pekerja, Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Halaman 111

6 1. Survey harga di lakukan di pasar tradisional yang menjual barang eceran, bukan pasar induk/pasar swalayan; 2. Survey kebutuhan yang bukan termasuk pangan dan sandang tidak dilakukan di pasar tradisional adalah listrik, air, tempat rekreasi dan transportasi. Dengan memperhatikan fluktuasi harga di pasar yang tergantung pada waktu tertertentu saat jumlah permintaan meningkat sehingga harga-harga cenderung naik, maka penting untuk memperhatikan waktu pelaksanaan survey. Penetapan waktu dilakukan untuk memperoleh harga barang kebutuhan yang wajar/normal sesuai dengan praktek perniagaan seharihari. Oleh sebab itu, ditetapkan waktu yang paling memadai untuk memperoleh harga yang wajar bagi setiap barang kebutuhan yang tercakup dalam Kebutuhan Hidup Layak. Waktu yang dianggap pasar memberikan harga yang wajar adalah pada pagi hari antara pukul WIB, di luar bulan-bulan menjelang perayaan hari besar keagamaan dan menjelang tahun baru. Untuk memperoleh data yang diperoleh sesuai dengan kondisi nyata, maka Tim Survey Kebutuhan Hidup Layak menggunakan tehnik-tehnik sebagai berikut : 1. Membangun kedekatan dengan sumber data (penjual barang); 2. Bergaya sebagai pembeli; 3. Bertanya kepada pembeli. Besaran Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Cirebon Tahun 2011 telah disepakati sebesar Rp ,66,- (Sembilan Ratus Lima Puluh EnamRibu enam ratus Empat Puluh Dua Rupiah Enam Puluh Enam Sen). B. Study Banding Ke Daerah Perbatasan Kabupaten Cirebon 1. Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah - Bahwa besaran Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar Rp ,70; - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Brebes telah mengadakan sidang dengan Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah dan telah disepakati bahwa untuk besaran Nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Brebes diambil nilai rata-rata hasil Survey Kebutuhan Hidup Layak pada bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011; Halaman 112

7 - Dalam pelaksanaan sidang Dewan Pengupahan tersebut telah memperhatikan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Per.17/Men/VIII/2005 tanggal 26 Agustus 2005 yang telah mengisyaratkan bahwa Penetapan UMK dengan tahapan pencapaian KHL dalam musyawarah telah ditetapkan pentahapan pencapaian UMK terhadap KHL di Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut : a. Pentahapan UMK terhadap KHL tahun 2011 adalah 88 %; b. Pentahapan UMK terhadap KHL tahun 2012 adalah 94 %; c. Pentahapan UMK terhadap KHL tahun adalah 100 %. - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Brebes telah mengadakan Rapat penetapan Besaran Upah Minimum Kabupaten Brebes pada tanggal 21 September 2011 dan telah disepakati untuk besaran Upah Minimum Kabupaten Brebes tahun 2012 sebesar Rp ,00; 2. Kabupaten Majalengka - Bahwa survey Kebutuhan Hidup Layak di Kabupaten Majalengka dilaksanakan di 4 (empat) pasar tradisional; - Bahwa besaran nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Majalengka tahun 2011 sebesar Rp.903,504,26; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak tahun 2011 dilaksanakan oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Majalengka; - Bahwa Upah Minumum Kabupaten Majalengka Tahun 2011 sebesar Rp ,00; - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Majalengka telah mengadakan Rapat penetapan Besaran Upah Minimum Kabupaten Majalengka dan telah disepakati untuk besaran Upah Minimum Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebesar Rp ,- dengan mengalami kenaikan sebesar Rp atau 4,85 % dengan pencapaian KHL sebesar 88,54 %. 3. Kabupaten Kuningan - Bahwa survey Kebutuhan Hidup Layak di Kabupaten Kuningan dilaksanakan di 3 (tiga) pasar tradisional; Halaman 113

8 - Bahwa besaran nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Kuningan tahun 2011 sebesar Rp ,10; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak tahun 2011 dilaksanakan oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Kuningan; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak dilaksanakan dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011; - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Kuningan akan mengadakan Survey pembanding untuk Nilai Kebutuhan Hidup Layak pada minggu kedua pada bulan Oktober 2011; - Sedangkan besaran Upah Minimum Kabupaten Kuningan tahun 2011 sebesar Rp ,00; - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Kuningan telah mengadakan Rapat penetapan Besaran Upah Minimum Kabupaten Kuningan dan telah disepakati untuk besaran Upah Minimum Kabupaten Kuningan tahun 2012 sebesar Rp ,- dengan mengalami kenaikan sebesar Rp atau 7,48 % dengan pencapaian KHL sebesar 93,69 %. 4. Kabupaten Indramayu - Bahwa survey Kebutuhan Hidup Layak di Kabupaten Indramayu dilaksanakan di 4 (empat) pasar tradisional; - Bahwa besaran nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Indramayu tahun 2011 sebesar Rp ,00; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak tahun 2011 dilaksanakan oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Indramayu; - Sedangkan untuk besaran Upah Minimum Kabupaten Indramayu Tahun 2011 sebesar Rp ,00; - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Indramayu telah mengadakan Rapat penetapan Besaran Upah Minimum Kabupaten Indramayu pada tanggal 20 Oktober 2011 dan telah disepakati untuk besaran Upah Minimum Kabupaten Indramayu tahun 2012 sebesar Rp ,33,- dengan mengalami kenaikan sebesar Rp ,33 atau 5,37 % dengan pencapaian KHL sebesar 100 %. 5. Kota Cirebon Halaman 114

9 - Bahwa survey Kebutuhan Hidup Layak di Kota Cirebon dilaksanakan di 3 (tiga) pasar tradisional; - Bahwa besaran nilai Kebutuhan Hidup Layak Kota Cirebon tahun 2011 sebesar Rp ,75; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak tahun 2011 dilaksanakan oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kota Cirebon; - Sedangkan besaran Upah Minimum Kota Cirebon Tahun 2011 sebesar Rp ,00; - Bahwa Dewan Pengupahan Kota Cirebon telah mengadakan Rapat penetapan Besaran Upah Minimum Kota Cirebon pada tanggal 18 Oktober 2011 dan telah disepakati untuk besaran Upah Minimum Kota Cirebon tahun 2012 sebesar Rp ,- dengan mengalami kenaikan sebesar Rp atau 6,17 % dengan pencapaian KHL sebesar 99,95 %. 6. Kabupaten Ciamis (Wilayah Priangan Timur) - Bahwa survey Kebutuhan Hidup Layak di Kabupaten Ciamis dilaksanakan di 3 (tiga) pasar tradisional; - Bahwa besaran nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Ciamis tahun 2011 sebesar Rp ,-; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak dilaksanakan dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011; - Bahwa Survey Kebutuhan Hidup Layak tahun 2011 dilaksanakan oleh Tim Survey Dewan Pengupahan Kabupaten Ciamis; - Sedangkan besaran Upah Minimum Kabupaten Ciamis Tahun 2011 sebesar Rp ,00; - Bahwa Dewan Pengupahan Kabupaten Ciamis telah mengadakan Rapat penetapan Besaran Upah Minimum Kabupaten Ciamis dan telah disepakati untuk besaran Upah Minimum Kabupaten Ciamis tahun 2012 sebesar Rp ,- dengan mengalami kenaikan sebesar Rp atau 7 % dengan pencapaian KHL sebesar 86,93 %. Halaman 115

10 C. Survey Kemampuan, Perkembangan dan Kelangsungan Perusahaan Bahwa dari hasil Survey Kemampuan Perkembangan dan Kelangsungan Perusahaan yang dilaksanakan terhadap 20 (dua puluh) Perusahaan dapat disimpulkan bahwa untuk kenaikan Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012 perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Kelangsungan usaha untuk jangka panjang, apabila kenaikan yang tinggi ada kemungkinan perusahaan akan direlokasi ke Kabupaten lain. 2. Kenaikan Persentasi (%) agar melihat dan menyesuaikan daerah sekitar dan tidak melebihi inflasi serta dapat disesuaikan dengan perekonomian daerah. 3. Kenaikan untuk tidak memberatkan kepada Pengusaha agar kelangsungan Perusahaan tetap berjalan dan kedepan bisa menyerap tenaga kerja baru 4. Kenaikan dengan mempertimbangkan semua aspek termasuk kemampuan perusahaan agar iklim investasi di Kabupaten Cirebon menjadi baik. 5. Kenaikan agar disesuaikan dengan kebutuhan hidup pekerja dan dilaksanakan untuk memperbaiki kesejahteraan pekerja 6. Kenaikan agar ditinjau ulang karena banyak perusahaan yang sudah drop order 7. Kenaikan akan mengikuti dan berupaya menyesuaikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. D. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Laju Inflasi 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yaitu sebesar 4,96 %; 2. Laju Inflasi bulan September 2011 sebesar 0,27 %; Inflasi tahun ke tahun Kabupaten Cirebon (bulan September 2010 sampai dengan bulan September 2011) sebesar 3,30 %. E. Kondisi Pasar Kerja Pasar kerja sebagai proses mempertemukan kesempatan kerja dengan pencari kerja, sehingga sangat berpengaruh terhadap nilai tawar kerja. Halaman 116

11 Dalam keadaan dimana tingkat pengangguran tinggi mengakibatkan permintaan tenaga kerja lebih rendah dari permintaan, mengakibatkan posisi tawar tenaga kerja rendah dan akibatnya tingkat upah juga rendah. Sebaliknya dalam kondisi permintaan tenaga kerja lebih tinggi dari penawaran, maka posisi tawar pekerja juga meningkat, yang berpengaruh terhadap peningkatan upah. Kondisi pasar kerja dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011 yaitu : 1. Pencari Kerja sebanyak orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak orang dan perempuan sebanyak 8.361; 2. Penempatan Tenaga Kerja sebanyak orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak orang dan perempuan sebanyak orang Bahwa dapat disimpulkan kondisi pasar kerja Kabupaten Cirebon dari bulan Januari 2011 sampai dengan Agustus 2011 sekitar 40,84 %. UPAH MINIMUM KABUPATEN CIREBON TAHUN 2012 A. Tujuan Ditetapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon Tujuan ditetapkan Upah minimum Kabupaten (UMK) Cirebon adalah sebagai jaring pengaman agar upah tidak merosot, mengurangi kesenjangan upah terendah dan tertinggi dan meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat paling bawah. B. Pengertian 1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangan-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. 2. Upah Minimum Kabupaten (UMK) adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. 3. Perusahaan adalah : Halaman 117

12 a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak,milik orang perseorangan,milik persekutuan,atau milik badan hukum,baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain ; b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. C. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 90 dan pasal 185 tentang Sanksi Pidana tidak melaksanakan Upah Minimum; 2. Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2004 Tentang Dewan Pengupahan; 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per.01/Men/1999 Tentang Upah Minimum; 4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep- 226/Men/2000 tentang Perubahan Pasal (1),Pasal (3), Pasal 4 Pasal (8), Pasal (11), Pasal (20) dan Pasal (21) Permenaker Nomor : Per.01/Men/1999 tentang Upah Minimum; 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor.Per 17/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak (KHL); 6. Keputusan Bupati Cirebon Nomor: 560/Kep.372-Disnakertrans/2011 tanggal 27 Juli 2011 tentang Pembentukan Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon Masa Bhakti ; 7. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor.561/Kep.1540-Bangsos/2011 tanggal 21 November 2011 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun D. Keputusan Gubernur Jawa Barat Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2012 Upah Minimum Kabupaten Cirebon telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 561/Kep.1540-Bangsos/2011 Tanggal 21 November 2011 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota Di Jawa Barat Tahun Halaman 118

13 Bahwa besaran Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon Tahun 2012 sebesar Rp ,- (Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah) per bulan. E. Pelaksanaan UMK Semua perusahaan wajib melaksanakan ketentuan upah minimum. Bagi perusahaan yang melanggar ketentuan atau tidak melaksanakan ketentuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp ,- (Seratus juta Rupiah) dan paling banyak Rp ,- (Empat Ratus Juta Rupiah) dan merupakan tindak pidana kejahatan (Undang-undang Nomor.13 Tahun 2003 Pasal 185 ayat (1) Dalam melaksanakan Upah Minimum Kabupaten (UMK) berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Perusahaan dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum 2. Dalam hal perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketentuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) tidak dibenarkan untuk mengurangi dan atau menurunkan upah. 3. Bagi pekerja yang berstatus tetap,tidak tetap dan dalam keadaan masa percobaan upah diberikan serendah-rendahnya sebesar Upah Minimum Kabupaten (UMK). 4. Upah Minimum Kabupaten (UMK) hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. 5. Peninjauan besarnya upah pekerja dengan masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan atas kesepakatan tertulis antara pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha. 6. Bagi pekerja dengan sistem borongan atau berdasarkan satuan hasil yang dilaksanakan 1 (satu) bulan atau lebih rata-rata sebulan serendahrendahnya sebesar Upah Minimum Kabupaten (UMK). 7. Upah pekerja harian lepas, ditetapkan secara upah bulanan yang dibayarkan berdasarkan jumlah hari kehadiran dengan perhitungan upah sehari : a. Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 (enam) hari dalam seminggu, upah sebulan dibagi 25 (duapuluh Lima). Halaman 119

14 b. Bagi perusahaan dengan sistem waktu 5 (lima) hari dalam seminggu,upah sebulan dibagi 21 (duapuluh satu). 8. Peninjauan besarnya upah bagi pekerja yang telah menerima upah lebih tinggi dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon tahun 2012 dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja (PK), atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 9. Dengan kenaikan upah minimum, pekerja harus memelihara prestasi kerja sehingga tidak lebih rendah dari prestasi kerja sebelum kenaikan upah. 10. Ukuran prestasi kerja untuk masing-masing perusahaan dirumuskan bersama oleh pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja/serikat buruh atau LKS Bipartit yang bersangkutan. TABEL 1: REKAPITULASI DATA UPAH MINIMUM KABUPATEN CIREBON DENGAN PENCAPAIAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK : NO. TAHUN UPAH MINIMUM KABUPATEN (RP) KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (RP) PENCAPAIAN (%) , ,63 82, , ,54 83, , ,15 91, , ,00 91, , ,00 94,07 Halaman 120

15 , ,35 100, , ,66 100,007 TABEL 2: PERBANDINGAN UMK CIREBON TAHUN 2011 DENGAN TAHUN 2012 NO TAHUN BESARAN UMK UPAH HARIAN 5 HARI KERJA 6 HARI KERJA KET , , ,13 Kenaikan UMK sebesar Rp ,67 (5,58%) , , ,00 TABEL 3: PERBANDINGAN UPAH MINIMUM DI WILAYAH III CIREBON DAN WILAYAH PERBATASAN TAHUN 2012 NO KABUPATEN/KOTA BESARAN UMK KETERANGAN 1. KABUPATEN CIREBON Rp ,00 2. KOTA CIREBON Rp ,00 3. KABUPATEN KUNINGAN Rp ,00 Halaman 121

16 4. KABUPATEN MAJALENGKA Rp ,00 Terendah 5. KABUPATEN INDRAMAYU Rp ,33 Tertinggi 6. KABUPATEN BREBES (JATENG) Rp ,00 7. KABUPATEN CIAMIS Rp ,00 Perbatasan Provinsi Perbatasan Wil III dengan Wil Priangan Timur TABEL 4: REKAPITULASI UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2012 (SK Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.1540-Bangsos/2012 Tgl.21 November 2011) NO. KABUPATEN/KOTA BESARAN 1. Kabupaten Cianjur Rp ,00 2. Kota Sukabumi Rp ,00 3. Kota Cirebon Rp ,00 4. Kabupaten Cirebon Rp ,00 5. Kabupaten Garut Rp ,00 6. Kota Tasikmalaya Rp ,00 7. Kabupaten Tasikmalaya Rp ,00 8. Kabupaten Ciamis Rp ,00 9. Kota Banjar Rp , Kabupaten Bandung Rp , Kabupaten Bandung Barat Rp , Kota Bandung Rp , Kota Cimahi Rp , Kota Bogor Rp Halaman 122

17 15. Kabupaten Kuningan Rp , Kabupaten Majalengka Rp , Kota Indramayu Rp , Kabupaten Purwakarta Rp , Kabupaten Subang Rp , Kabupaten Subang Rp , Kabupaten Karawang Rp , Kabupaten Sukabumi Rp , Kota Bekasi Rp , Kabupaten Bekasi Rp , Kota Depok Rp , Kabupaten Bogor Rp ,00 F. Penangguhan Pelaksanaan UMK Bagi perusahaan yang tidak mampu melaksanakan ketentuan Upah Minimum dapat mengajukan penangguhan dengan persyaratan yang telah ditentukan. Permohonan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon diajukan kepada Gubernur Jawa Barat melalui Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. G.Pengajuan Penangguhan Pelaksanaan UMK Bagi perusahaan yang tidak mampu melaksanakan ketentuan Upah minimum Kabupaten (UMK) dapat mengajukan penangguhan Upah Minimum Kabupaten (UMK) kepada Gubernur Jawa Barat selambatlambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum berlakunya Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.1540-Bangssos/2011 tanggal 21 November 2011, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Permohonan penanguhan didasarkan atas kesepakatan tertulis antara pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon yang memiliki anggota lebih dari 50 % dari seluruh pekerja diperusahaan untuk dapat mewakili pekerja/buruh dalam perundingan untuk menyepakati penangguhan. Halaman 123

18 2. Dalam hal disatu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikat buruh,maka yang berhak mewakili pekerja/buruh melakukan perundingan untuk menyepakati penangguhan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang memiliki anggota lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja/buruh diperusahaan tersebut. 3. Apabila dalam point (2) tidak terpenuhi maka serikat pekerja/serikat buruh dapat melakukan koalisi sehingga tercapai jumlah lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja/buruh diperusahaan tersebut untuk mewakili perundingan dalam menyepakati penangguhan. Dan apabila masih tidak terpenuhi maka para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan anggota masing-masing serikat pekerja/serikat buruh. 4. Dalam hal perusahaan belum terbentuk serikat pekerja/serikat buruh, maka perundingan untuk menyepakati penangguhan pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon dibuat antara pengusaha dan pekerja/buruh yang mendapat mandat untuk mewakili lebih dari 50 % penerima Upah Minimum di perusahaan. Kesepakatan tersebut dilampiri : a. Naskah asli kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh atau pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan. b. Salinan akte pendirian perusahaan, c. Laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca perhitungan rugi/laba beserta penjelasan- penjelasan untuk 2 (dua) tahun terakhir. d. Perkembangan produksi dan pemasaran selama 2 (dua) tahun yang akan datang. e. Data upah menurut jabatan pekerja/buruh. f. Jumlah pekerja/buruh seluruhnya dan jumlah pekerja/buruh yang dimohonkan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon tahun g. Surat pernyataan kesediaan perusahaan untuk melaksanakan pembayaran upah minimum yang baru setelah berakhirnya waktu penangguhan. Halaman 124

19 5. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk, dapat meminta akuntan publik untuk memeriksa keadaan keuangan guna membuktikan ketidakmampuan perusahaan tersebut atas biaya perusahaan. 6. Persetujuan/penolakan penangguhan ditetapkan oleh gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh gubernur berlaku untuk paling lama 12 (dua belas) bulan. 7. Persetujuan penangguhan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon tahun 2012 diberikan kepada pengusaha dalam bentuk : a. Membayar Upah Minimum sesuai Upah minimum yang lama, atau ; b. Membayar Upah Minimum lebih tinggi dari Upah Minimum lama tetapi lebih rendah dari Upah Minimum baru, atau ; c. Menaikan Upah Minimum secara bertahap. 8. Persetujuan/penolakan atas permohonan penangguhan yang diajukan oleh pengusaha,diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterima secara lengkap permohonan penangguhan upah minimum. 9. Apabila waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud poin (7) telah melampaui dan belum ada keputusan dari Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur,permohonan penangguhan yang telah memenuhi persyaratan dianggap telah disetujui. 10. Selama permohonan penangguhan masih dalam proses penyelesaian, perusahaan yang bersangkutan dapat membayar upah yang biasa diterima pekerja. 11. Dalam hal permohonan penangguhan ditolak, upah yang diberikan pengusaha kepada pekerja serendah-rendahnya sama dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon yang berlaku terhitung tanggal mulai berlakunya ketentuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon yang baru. TATA CARA PENANGGUHAN Dasar Hukum : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 90 ayat (2) yang berisi Bagi perusahaan yang tidak mampu membayar upah minimum kabupaten dapat dilakukan penangguhan. Halaman 125

20 2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep.231/Men/2003 tanggal 31 Oktober 2003 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum. Bagi Perusahaan yang tidak mampu melaksanakan ketetapan Upah Minimum Kabupaten (UMK) dapat mengajukan Permohoonan ijin Penangguhan kepada Gubernur Jawa Barat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Permohonan penangguhan didasarkan atas kesepakatan tertulis antara pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang memiliki anggota lebih dari 50 % dari seluruh pekerja diperusahaan untuk dapat mewakili pekerja/buruh dalam perundingan untuk menyepakati penangguhan. 2. Dalam hal disatu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikat buruh,maka yang berhak mewakili pekerja/buruh melakukan perundingan untuk menyepakati penangguhan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang memiliki anggota lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja/buruh diperusahaan tersebut. 3. Apabila dalam point (2) tidak terpenuhi maka serikat pekerja/serikat buruh dapat melakukan koalisi sehingga tercapai jumlah lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja/buruh diperusahaan tersebut untuk mewakili perundingan dalam menyepakati penangguhan. Dan apabila masih terpenuhi, maka para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proposional berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan anggota masingmasing serikat pekerja/serikat buruh. 4. Dalam hal perusahaan belum terbentuk serikat pekerja/serikat buruh,maka perundingan untuk menyepakati penangguhan pelaksanaan Upah Minimum dibuat antara pengusaha dengan pekerja/buruh yang mendapat mandat untuk mewakili lebih dari 50 % penerima upah minimum diperusahaan, disertai dengan : a. Naskah asli kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh atau pekerja/buruh perusahaan yang bersangkutan b. Salinan Akte pendirian diperusahaan c. Laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca perhitungsn rugi/laba beserta penjelasan-penjelasan untuk 2 (dua) tahun terakhir. Halaman 126

21 d. Perkembangan produksi dan pemasaran selama 2 (dua) tahun terakhir,serta rencana produksi dan pemasaran untuk 2 (dua) tahun yang akan datang e. Data upah menurut jabatan pekerja/buruh f. Jumlah pekerja/buruh seluruhnya dan jumlah pekerja/buruh yang dimohonkan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten (UMK) g. Surat pernyataan kesediaan perusahaan untuk melaksanakan upah minimum yang baru setelah berakhirnya waktu penangguhan. 5. Permohonan Penangguhan pelaksanaan Upah Minimum diajukan oleh pengusaha kepada Gubernur melalui Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi provinsi Jawa Barat paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum tanggal berlakunya Upah Minimum Kabupaten (UMK). 6. Persetujan/penolakan penangguhan ditetapkan oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur berlaku untuk waktu paling lama 12 (duabelas) bulan 7. Persetujuan penangguhan Upah Minimum Kabupaten (UMK) diberikan kepada pengusaha dalam bentuk : a. Membayar Upah Minimum sesuai Upah minimum yang lama, atau ; b. Membayar Upah Minimum lebih tinggi dari Upah Minimum lama tetapi lebih rendah dari Upah Minimum baru, atau ; c. Menaikan Upah Minimum secara bertahap 8. Persetujuan/penolakan atas permohonan penangguhan yang diajukan oleh pengusaha,diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterima secara lengkap permohonan penangguhan upah minimum. 9. Apabila waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud point (7) telah melampaui dan belum ada keputusan dari Gubernur atau pejabat yag ditunjuk oleh Gubernur,permohonan penangguhan yang telah memenuhi persyaratan dianggap disetujui 10. Selama permohonan penangguhan masih dalam proses penyelesaian,perusahaan yang bersangkutan dapat membayar upah yang biasa diterima oleh pekerja 11. Dalam hal permohonan penangguhan ditolak, upah yang diberikan pengusaha kepada pekerja serendah-rendahnya sama dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon yang berlaku terhitung tanggal mulai berlakunya ketentuan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon yang baru. Halaman 127

22 KESIMPULAN 1. Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat (2) UUD 1945). 2. Bahwa besaran Upah Minimum Kabupaten (UMK) Cirebon Tahun 2012 sebesar Rp ,- (Sembilan Ratus Lima Puluh Enam Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah) per bulan. DAFTAR PUSTAKA 1. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep Bangsos/2011 tanggal 21 November 2011 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2012; 2. Surat Edaran Bupati Cirebon No. 561/3096/Disnakertrans tanggal 25 November 2011 tentang Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2010; 3. Rekomendasi Bupati Cirebon Nomor 560/2809/Disnakertrans tanggal 3 November 2011 tentang Rekomendasi Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012; 4. Berita Acara Kesepakatan Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon Tanggal 28 Oktober 2011 tentang Besaran Upah Minimum Kabupaten Cirebon Tahun 2012; 5. Berita Acara Kesepakatan Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon Tanggal 29 Juli 2011 tentang Besaran Nilai Kebutuhan Hidup Layak Kabupaten Cirebon Tahun 2011; 6. Keputusan Ketua Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon Nomor: Kep. 10-Depekab/VI/2011 tentang Pembentukan Tim Survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Tahun 2011; 7. Berita Acara Kesepakatan Dewan Pengupahan Kabupaten Kabupaten Cirebon Tanggal 10 Juni 2011 tentang Kesepakatan Komponen Survey Kebutuhan Hidup Layak Halaman 128

23 Kabupaten Cirebon Tahun 2011; 8. Rekapitulasi Data Upah Minimum Kabupaten Cirebon dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2012; 9. Perbandingan UMK Cirebon Tahun 2011 dengan Tahun Perbandingan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Wilayah III Cirebon dan Wilayah Perbatasan Tahun Rekapitulasi Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2012; 12. Keputusan Bupati Cirebon Nomor: 560/Kep.372-Disnakertrans/2011 tanggal 27 Juli 2011 tentang Pembentukan Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon Masa Bhakti ; 13. Dokumentasi Kegiatan Dewan Pengupahan Kabupaten Cirebon Tahun Halaman 129

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

KEPMEN NO. 231 TH 2003

KEPMEN NO. 231 TH 2003 KEPMEN NO. 231 TH 2003 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 231 /MEN/2003 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA SERTA PENANGGUHAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di Provinsi Jawa Tengah 1 Dasar Hukum 2 1. Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri KEP.564/MEN/92 " 115 Tahun 1992 Ketenagakerjaan Daerah;

8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri KEP.564/MEN/92  115 Tahun 1992 Ketenagakerjaan Daerah; 3. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta; 4. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh; 5.

Lebih terperinci

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA Sistem Penentuan Upah (pengupahan) yang berlaku di Indonesia adalah sistem yang berbasis indeks biaya hidup dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per Kapita sebagai proksi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG Membaca : PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA SERTA PENANGGUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG PENETAPAN BESARNYA UPAH MINIMUM PROVINSI (UMP), UPAH MINIMUM SEKTORAL DAN SUB SEKTORAL PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 Menimbang

Lebih terperinci

MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT

MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA Diana Fajarwati ABSTRACT Minimum regional wages is set by the government based on recommendation of the Board of Governors Wages. Minimum wage of city

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA Menimbang : KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 1737 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KOTA BATAM TAHUN 2016 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 1737 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KOTA BATAM TAHUN 2016 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 1737 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KOTA BATAM TAHUN 2016 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a. bahwa untuk melindungi upah pekerja/buruh agar tidak merosot pada

Lebih terperinci

d. bahwa untuk itu, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Nomor : Per-01/IVIEN/1999 UPAH MINIMUM

d. bahwa untuk itu, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Nomor : Per-01/IVIEN/1999 UPAH MINIMUM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Nomor : Per-01/IVIEN/1999 Tentang UPAH MINIMUM Menimbang: a. bahwa dalam rangka upaya mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja, perlu ditetapkan upah minimum dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 2443 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KOTA BATAM TAHUN 2017 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a. bahwa untuk melindungi upah pekerja/buruh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1999 Tentang UPAH MINIMUM

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1999 Tentang UPAH MINIMUM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1999 Tentang UPAH MINIMUM Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka upaya mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja,perlu ditetapkan upah minimum

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 255/MEN/2003 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Kepala

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 T E N T A N G UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN (UMK) DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN (UMSK) TAHUN 2015 KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2015 T E N T A N G UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2016 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010

3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010 3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010 Contributed by Administrator Friday, 11 December 2009 Pusat Peraturan Pajak Online KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN

Lebih terperinci

BAB IV REGULASI UPAH MINIMUM SEKTOR PERKEBUNAN (UMSP) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB IV REGULASI UPAH MINIMUM SEKTOR PERKEBUNAN (UMSP) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN BAB IV REGULASI UPAH MINIMUM SEKTOR PERKEBUNAN (UMSP) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN A. Pengupahan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.237, 2015 TENAGA KERJA. Pengupahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN Disampaikan pada acara: Members Gathering APINDO, Thema Implementasi PP Pengupahan, Gedung Permata Kuningan, Desember 2015 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2006, TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 32/MEN/XII/2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2016 T E N T A N G UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2017 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN (UMK) DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN (UMSK) TAHUN 2015 KABUPATEN MURUNG

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh

BAB III TINJAUAN TEORITIS. nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Umum Upah Minimum Upah adalah salah satu sarana yang digunakan oleh pekerja untuk meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 31 Undangundang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN TAHUN 2016 KABUPATEN BARITO SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN (UMK) DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN (UMSK) TAHUN 2015 KABUPATEN LAMANDAU

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Hubungan kerja

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 01 TH 1999

PERATURAN MENTERI NO. 01 TH 1999 PERATURAN MENTERI NO. 01 TH 1999 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-01/MEN/1999 TENTANG UPAH MINIMUM MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Menimbang a. bahwa dalam rangka upaya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERSETUJUAN PENANGGUHAN DAN PENOLAKAN PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR

Lebih terperinci

187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010

187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010 187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010 Contributed by Administrator Monday, 16 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No : 005/IMI - JABAR/SK-JUKLAK ADV. MOTOR/WIS/A/I/2014 Tentang

SURAT KEPUTUSAN No : 005/IMI - JABAR/SK-JUKLAK ADV. MOTOR/WIS/A/I/2014 Tentang SURAT KEPUTUSAN No : 005/IMI - JABAR/SK-JUKLAK ADV. MOTOR/WIS/A/I/2014 Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN EVENT ADVENTURE MOTOR RAPAT KERJA PROVINSI 2013 IKATAN MOTOR INDONESIA JAWA BARAT BAB I PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 984 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA (UMK) BATAM TAHUN 2014 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 06/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN TAHUN 2016 KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN

Lebih terperinci

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; DASAR HUKUM * UUD 1945, pasal 28 D ayat (2) : Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003

Lebih terperinci

TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing;

TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing; LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 183 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN KEANGGOTAAN DEWAN PENGUPAHAN KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN PERJANJIAN KERJA

Lebih terperinci

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan Pengupahan Upah Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu PK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN PENANGGUHAN DAN PENOLAKAN PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI TAHUN 2018 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DENGAN

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah masih tetap menjadi persoalan utama di

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Alokasi. Dana. SDA. Pertambangan. Panas Bumi. TA 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PMK.07/2012 TENTANG PERKIRAAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA Menimbang : GUBERNUR SULAWESI TENGGARA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Peran Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008 Membaca : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH MURUNG RAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH MURUNG RAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH MURUNG RAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPMEN NO. 234 TH 2003

KEPMEN NO. 234 TH 2003 KEPMEN NO. 234 TH 2003 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.234 /MEN/2003 TENTANG WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT PADA SEKTOR USAHA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PADA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak.

BERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN

MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN JAKARTA, 20 OKTOBER 2015 DPN APINDO Pentingnya Pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah Selama ini pengaturan terkait penetapan upah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai tenagakerja di Indonesia merupakan masalah nasional yang memang sulit diselesaikan. Selama ini pemerintah melihat masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

2 Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Repub

2 Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Repub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2099, 2014 KEMENAKER. Peraturan Perusahaan. Pembuatan dan Pendaftaran. Perjanjian Kerja Sama. Pembuatan dan Pengesahan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi Modul ke: Hubungan Industrial Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Proses

Lebih terperinci

132 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI ACEH

132 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI ACEH 132 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI ACEH Contributed by Administrator Friday, 06 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN GUBERNUR ACEHÂ NOMOR 132 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN UPAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 74 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENGUPAHAN KABUPATEN KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri.

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang era yang semakin liberal mendatang, Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang setidaknya harus menyiapkan upaya-upaya dini dalam mengantisipasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 150 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. setiap sektor bisnis. Di dalam menghadapi persaingan tersebut maka, suatu perusahaan

1 BAB I PENDAHULUAN. setiap sektor bisnis. Di dalam menghadapi persaingan tersebut maka, suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian di Indonesia sedang berkembang, ditandai dengan persaingan sengit di setiap sektor bisnis. Di dalam menghadapi persaingan tersebut maka, suatu perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERUMUSAN UPAH MINIMUM KOTA BEKASI TAHUN 2010

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERUMUSAN UPAH MINIMUM KOTA BEKASI TAHUN 2010 JRAK, Vol.2 No.1 Januari 2011 Hal. EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERUMUSAN UPAH MINIMUM KOTA BEKASI TAHUN 2010 Diana Fajarwati Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam 45 Bekasi ABSTRACT Objective

Lebih terperinci

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 15/02/32/Th.XVII, 16 Februari 2014 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota eranan ekonomi wilayah kabupaten/kota terhadap perekonomian Jawa Barat setiap tahunnya dapat tergambarkan dari salah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk keterlibatan pemerintah dalam hubungan industrial adalah dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah minimum. Upah minimum

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan

Lebih terperinci