ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISASINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISASINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM)"

Transkripsi

1 ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISASINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM) Parlin Siagian1, Usman Baafai2, Marwan Ramli3 Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara, 213 Abstrak Penyearah SPWM (sinusoidal pulse width modulation) satu fasa merupakan salah satu peralatan non linier yang banyak dipergunakan di masyarakat. Peralatan ini memberikan arus harmonisa ke jaringan sistem tenaga pada orde harmonisa rendah seperti harmonisa ke-3, 5, 7, 9, 11 dan 13. Oleh sebab itu perlu dilakukan filterisasi harmonisa. Filterisasi harmonisa dilakukan dengan terlebih dahulu merancang filter yang akan digunakan yaitu filter single dan double. Untuk melihat penurunan harmonisa sebelum dan sesudah menggunakan filter single dan double pada penyearah SPWM dilakukan melalui simulasi menggunakan program Matlab/simulink pada beban 2 watt dengan konfigurasi beban R dan RL, pada kondisi beban maksimum dan beban 5%. Arus harmonisa setelah dilakukan filterisasi pada penyearah SPWM untuk semua konfigurasi beban secara keseluruhan telah memenuhi standar IEC kelas D. Penurunan THDi yang dihasilkan penyearah SPWM sesudah penggunaan filter single adalah sebesar 51,9% sampai dengan 87,89% dan pada filter double sebesar 51,18% sampai dengan 87,34%. Kata kunci: SPWM, single, double, matlab, simulink 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak konsumen tenaga listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri yang disebabkan pemakaian peralatan elektronik dan penyearah AC ke DC. Dari peralatan penyearah yang digunakan masyarakat kebanyakan adalah penyearah satu fasa gelombang penuh dibandingkan penyearah tiga fasa yang biasanya dipakai oleh industri. Salah satu jenis penyearah yang banyak digunakan adalah modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation (PWM) hal ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan penyearah dioda dan SCR yang ada sebelumnya seperti tegangan keluaran tidak dapat dikendalikan sehingga besar nilai tegangan keluaran sangat tergantung pada besar tegangan masukan. Sedangkan penyearah SCR menimbulkan distorsi harmonisa yang besar pada jala-jala dan mempunyai faktor daya masukan yang rendah Gelombang tegangan input penyearah SPWM mendekati gelombang sinusoidal murni, akan tetapi gelombang arus input bukan merupakan gelombang sinusoidal murni tetapi mengandung distorsi harmonisa ke jaringan. Harmonisa yang ditimbulkan oleh penyearah perlu dikurangi agar tidak mengganggu kerja peralatan lain yang tersambung pada sumber yang sama. Untuk menurunkan harmonisa dapat dilakukan dengan menggunakan filter pasif seperti filter single.selain filter single dapat digunakan filter double yang mempunyai fungsi yang sama seperti single yang mana meredeuksi beberapa frekuensi harmonisa pada frekuensi tertentu yang dipilih. Pemasangan filter double ini juga dapat digunakan untuk tingkat daya kecil sampai daya besar. Filterisasi ini dilakukan sampai diperoleh nilai harmonisa sesuai standar IEC Penggunaan filter pasif harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, karena tanpa melakukan perhitungan yang tepat akan semakin mendistorsi gelombang input penyearah SPWM dan tidak mereduksi harmonisa yang dihasilkan. Filterisasi terhadap harmonisa yang dihasilkan penyearah SPWM dapat dilakukan dengan filter pasif jenis LCL sehingga diperoleh harga yang sesuai standar IEC

2 Penelitian ini bermaksud menganalisa perbandingan penggunaan filter harmonisa jenis single dengan double yang akan mereduksi atau mengurangi harmonisa pada input penyearah SPWM. 1.2 Permasalahan 1. Penyearah SPWM adalah penyearah yang menghasilkan arus harmonisa ke dalam system jaringan tenaga listrik sehingga diperlukan cara merancang filter single dan double untuk mereduksi harmonisa tegangan dan arus harmonisa pada penyearah SPWM satu fasa. 2. Bagaimana harmonisa yang dihasilkan sebelum dan sesudah filter single dan double terpasang pada penyearah SPWM satu fasa? 3. Bagaimana perbandingan harmonisa setelah filterisasi dengan menggunakan filter single dan double pada penyearah SPWM satu fasa? yang mempunyai suatu frekuensi yang merupakan kelipatan dari frekuensi dasarnya. Sedangkan interharmonisa adalah penyebaran komponen pada frekuensi yang bukan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi dasar sistem. Gambar 2.2 adalah ilustrasi dari bentuk gelombang fundamental, gelombang harmonik dan gelombang yang terdistorsi. Misalnya bila frekuensi fundamentalnya (h1) 5 Hz maka harmonisa ke-3 (h3) adalah gelombang sinusoidal dengan frekuensi 15 Hz, harmonisa ke-5 (h5) gelombang sinusoidal dengan frekuensi 25 Hz, harmonisa ke-7 (h7) gelombang sinusoidal dengan frekuensi 35 Hz dan seterusnya. Gambar 1.Bentuk tegangan dan arus akibat harmonisa 1.3 Batasan masalah Batasan permasalahan pada penelitian nini adalah:: 1. Penyearah SPWM yang digunakan merupakan penyearah SPWM satu fasa yang menggunakan IGBT. 2. Beban yang digunakan adalah beban resistif murni dan beban RL. 3. Filter single dan double untuk mereduksi harmonisa dipasang pada bagian input penyearah SPWM. 4. Analisa harmonisa hanya dibagian input penyearah SPWM. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan penggunaan filter harmonisa single dan double pada penyearah SPWM satu fasa dan merancang model filter single dan double untuk meredam harmonisa untuk mencapai standar yang ditentukan oleh IEC Prinsip kerja penyearah PWM Prinsip dasar daripada penyearah SPWM satu fasa adalah mengatur waktu untuk mematikan atau menyalakan masing-masing IGBT pada jembatan penyearah. Prinsip dasarnya dapat dijelaskan dengan mempergunakan Gambar 2.6 dimana IGBT pada gambar tersebut digantikan dengan S1, S2, S3 dan S4. Pada setengah siklus gelombang pertama, S1 dan S2 akan tertutup pada waktu yang bersamaan S3 dan S4 terbuka, arus akan mengalir melalui S1 melewati beban dan mengalir lagi melalui S2 menuju trafo. Pada setengah siklus berikutnya S1 dan S2 akan terbuka, pada saat yang sama S3 dan S4 akan tertutup arus mengalir melalui S4 kemudian mengalir ke beban selanjutnya melewati S3 dan kembali lagi menuju trafo. Dasar Teori Harmonisa dapat dinyatakan sebagai suatu penyebaran komponen dari gelombang periodik 57

3 dipindahkan ke beban. Pada saat yang sama, arus dari kapasitor C mengalir juga ke beban. Rangkaian ekuivalen untuk moda operasi ini ditunjukkan pada Gambar 4: Gambar 2. Rangkaian ekuivalen penyearah jembatan PWM satu fasa Adapun prinsip kerja dari keempat saklar pada rangkaian ekuivalen penyearah SPWM Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Selama t dts, Saklar S3 dan S4 terhubung (ON), arus Is mengalir dari jala-jala sumber Vs melalui Ls, S4, C, S3 dan kembali ke jala-jala. Pada interval waktu ini magnituda arus induktor naik dan energi disimpan dalam induktor. Rangkaian ekuivalen untuk keadaan ini ditunjukkan pada Gambar 3: Gambar 4. Rangkaian ekuivalen PWM untuk keadaan setengah siklus positif kedua Untuk operasi frekuensi konstan, tegangan ratarata dari induktor selama satu siklus pensaklaran dalam kondisi setengah mantap (quasi steady-state) adalah seimbang, yaitu [8]: atau: sehingga: dimana: Gambar 3. Rangkaian ekuivalen PWM untuk setengah siklus positif pertama [8] Persamaan arus yang mengalir pada rangkaian ditunjukkan dalam Persamaan (1) dan (2): 2. Selama d.ts t Ts, S3 dan S4 tidak terhubung (off), S1 dan S2 terhubung, arus Is mengalir dari jala-jala sumber Vs melalui L, D1, beban, D2, dan kembali ke jala-jala. Pada interval waktu ini, arus induktor turun dan energi dari induktor d = siklus kerja saklar S2 dan S3 Is = arus masukan Vs = tegangan masukan Vo = tegangan keluaran VL = tegangan inductor ton = waktu terhubung saklar S2 dan S3 toff = waktu padam saklar S2 dan S3 2.2 Batasan Harmonisa Untuk mengurangi harmonisa pada suatu sistem secara umum tidaklah harus mengeliminasi semua harmonisa yang ada, tetapi cukup dengan mereduksi sebagian harmonisa tersebut sehingga diperoleh nilai dibawah standar yang diizinkan. Hal ini berkaitan dengan analisa secara teknis dan ekonomis, dimana dalam mereduksi harmonisa secara teknis dibawah standar yang diizinkan sementara dari sisi ekonomis tidak membutuhkan biaya yang besar. Standar yang digunakan sebagai batasan harmonisa adalah yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) yang mengatur batasan harmonisa pada beban beban kecil satu fasa ataupun tiga fasa. Untuk beban tersebut umumnya digunakan standar IEC

4 Tabel 1. Batasan arus harmonisa menurut IEC Harmonisa Arus harmonisa maksimum yang ke-n diizinkan (A) Harmonisa Ganjil 3 2,3 5 1,14 7,77 9,4 11,33 13,21 15 n 39 2,25/n 3.2 Filter Harmonisa Tujuan utama dari filter harmonisa adalah untuk mengurangi amplitudo satu frekuensi tertentu dari sebuah tegangan atau arus. Dengan penambahan filter harmonisa pada suatu sistem tenaga listrik yang mengandung sumber-sumber harmonisa, maka penyebaran arus harmonisa ke seluruh jaringan dapat ditekan sekecil mungkin. 3.3 Filter single hubungan seri komponen-komponen pasif induktor, kapasitor dan tahanan. Adapun langkah-langkah dalam merancang filter single untuk orde harmonisa ke-h: a. Menentukan ukuran kapasitor Q, berdasarkan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya, dimana daya reaktif kapasitor Qc dapat ditentukan dengan Persamaan (2.38). Dimana: P= beban (kw), b. Menentukan reaktansi kapasitor (Xc): Dimana, V: tegangan terminal filter c. Menentukan kapasitansi dari kapasitor (C): d. Menentukan reaktansi induktif dari induktor ( ) pada saat resonansi seri: dimana : orde harmonisa yang dituning. e. Menentukan induktansi dari induktor (Ln): Gambar 5. Rangkaian listrik filter single Filter single (ST) adalah rangkaian R, L dan C yang dihubungkan secara seri yang ditala untuk meredam satu frekuensi harmonisa saja, umumnya memiliki karakteristik impedansi harmonisa yang rendah. Total impedansi yang diberikan adalah: f. Menentukan reaktansi karakteristik filter pada orde tuning: dari g. Menentukan tahanan (R) dari inductor dimana Q: faktor kualitas filter Filter double Perancangan filter single Perancangan filter single untuk menentukan besarnya komponen-komponen dari filter single tersebut, dimana filter single terdiri dari Rankaian dari sebuah ditunjukkan oleh Gambar 6: filter double 59

5 Gambar 6. Rangkaian dasar filter double [11] Sebuah filter double adalah diturunkan dari dua buah filter single seperti Gambar 7: Gambar 8. Grafik hubungan impedansi (Z) vs frekuensi (ω) filter single paralel dan filter double- ekuivalen [11] Berikut ini merupakan transformasi atau konversi dua buah filter single pada frekuensi yang berbeda menjadi filter double [11,14]. Gambar 7. Konversi filter single menjadi double. (a) filter single paralel, (b) ekuivalen filter double. Penggambaran karakteristik filter berupa hubungan antara impedansi filter (Z) versus frekuensi sudut (ω) antara dua buah filter single dan satu buah filter double ekuivalennya terlihat pada Gambar 8: 6

6 Dimana: Umumnya R1 tetap sedangkan R2 dan R3 dimodifikasi sehingga impedansi mendekati resonansi yang mana dalam prakteknya sama. Sedangkan L1 akan mempunyai tahanan yang sama yang mana nilainya sesuai dengan Persamaan (2.5). 4. Pelaksanaan Penelitian Pada penelitian ini akan digunakan metode simulasi dengan menggunakan program komputer Matlab/Simulink versi 7.7 R28b untuk menganalisis penggunaan dua buah filter untuk meminimalisir harmonisa pada sisi input suatu penyearah SPWM satu fasa. Dalam hal ini ada empat rangkaian kerja yang diperlukan, yaitu rangkaian penyearah SPWM satu fasa sebelum pemasangan filter single dengan beban R dan beban RL. Setelah diperoleh data simulasinya, maka pada rangkaian tersebut dipasang filter single dan dipasang filter double. Berikut ini adalah digram alir pelaksanaan penelitian: Gambar 9. Diagram alir pelaksanaan penelitian 4.2 Rangkaian Simulasi Sebelum dilakukan simulasi maka terlebih dahulu dihitung besar tahanan (R) dan induktansi (L) yang terpasang pada rangkaian. Ada beberapa ketentuan untuk merancang rangkaian simulasi yaitu sebagai berikut: 1. Tegangan input (Vrms) adalah 22 Volt merupakan tegangan rms jala-jala satu fasa. Daya output beban (Pout) dimisalkan sebesar 2 Watt. Frekuensi input adalah 5 Hz yang 61

7 merupakan frekuensi jala-jala sumber tenaga listrik di Indonesia dan frekuensi switching IGBT adalah 2 Hz. 2. Sebelum dilakukan simulasi akan diambil dua kondisi konfigurasi beban yang mewakili kondisi beban penyearah pada umumnya. Yaitu beban maksimum atau Vdcmax hal ini karena pada kondisi ini adalah kemampuan maksimum penyearah dan beban 5% beban maksimum atau Vdc5% karena pada saat Vdc5% effisiensi penyearah paling rendah atau terburuk sebesar 13,42% [5]: 3. Tegangan dc output maksimum (Vdcmax) dihitung dengan menggunakan Persamaan: Dengan frekuensi switching IGBT = 2 Hz, maka ada 2 buah pulsa dalam satu periode. Jumlah pulsa untuk setengah periode dari sampai π adalah 2/2=1 pulsa. Dengan demikian jumlah pulsa yang akan dijumlahkan sebanyak 1 buah (p=1) dan maka diperoleh Vdcmax = 198,1675 Volt 198 Volt. 4. Beban penyearah SPWM untuk kondisi beban maksimum penyearah dihitung sebagai berikut: 5. Beban penyearah SPWM untuk kondisi beban 5% beban maksimum penyearah dihitung sebagai berikut: Tegangan output dc pada saat ketika Vdc = Vdc5%.. Untuk menghitung hasilnya dapat menggunakan bantuan program Matlab berikut ini: function Vdc a=; c=22; vm=1.4142*c; pi=3.14; alfa_m=; delta_m=; n=1; for alfa_m=1:n; delta_m=1:n; Vd=(vm/pi)*((cos(alfa_m*(p i/n)))cos(alfa_m*(pi/n)+(pi/n))) ; a=vd+a; end abs(a) 6. Induktansi beban (L) ketika Vdc = Vdc5% : Diasumsikan XL = (3R) Ω 7. Induktansi beban (L) ketika Vdc = Vdcmax, dengan nilai R = 2 Ω 62

8 8. Untuk membuat kondisi beban R dan L pada beban Vdcmax dan Vdc5% dilakukan dengan mengatur induktansi input dan indeks modulasi pada rangkaian kontrol pulsa IGBT. Pada penyearah SPWM pengaturan tegangan dc output dapat dilakukan dengan mengatur lebar pulsa gate IGBT. Pulsa gate IGBT yang digunakan pada simulasi ini dihasilkan oleh generator 4 pulsa. Generator 4 pulsa ini menghasilkan gelombang seperti Gambar 1: Gambar 12. Model Simulink rangkaian simulasi SPWM IGBT Selected signal:.6528 cycles. FFT window not shown (invalid settings) G1 4.3 Perhitungan Parameter Filter Single Tune Selected signal:.6528 cycles. FFT window not shown (invalid settings) Time (s) G3 1 Selected signal:.6528 cycles. FFT window not shown (invalid settings) G2 G4 Mag (% of Fundamental) Mag (% of Fundamental) Mag (% of Fundamental) Mag (% of Fundamental) Time (s) 15 1 Selected signal:.6528 cycles. FFT window not shown (invalid settings) Time (s) Time (s) Frequency (Hz) Frequency (Hz) Frequency (Hz) Gambar 1: Gelombang pulsa gate IGBT dari atas ke bawah: pulsa IGBT1, IGBT3, IGBT2, IGBT4 2 Filter single dirancang dengan menggunakan rumus-rumus pada sub Bab 2.6.4, yaitu Persamaan (7) sampai (13). Untuk penyearah SPWM dengan beban R= 5 Ω perhitungan parameter filter single adalah sebagai berikut: 1. Menghitung kebutuhan daya reaktif yang diperlukan oleh rangkaian sesuai dengan cos φ yang ada mula-mula (cos φ1) menjadi nilai yang diinginkan (cos φ2). Daya reaktif yang diperlukan adalah: Adapun rangkaian simulasi Simulink pembangkit pulsanya adalah seperti Gambar 11: Frequency (Hz) Menghitung nilai reaktansi kapasitif filter yang diperlukan: Untuk dua buah filter single yang akan dipasang yaitu filter harmonisa orde ke-3 dan orde ke-5, maka kebutuhan daya reaktif masing masing filter adalah kebutuhan total dibagi dengan jumlah filter single yang akan dipergunakan orde ke-3 dan 5 yaitu: Gambar 11. Model Simulink rangkaian kontrol pembangkit 4 pulsa IGBT SPWM 3. Harga C dari masing-masing filter adalah: 63

9 4. Harga XL dari masing-masing filter adalah: Dari perhitungan di atas diperoleh parameterparameter filter single masing-masing orde harmonisa ke-3 dan 5 seperti ditunjukkan oleh Tabel 2: Tabel 2. Parameter filter single untuk filter harmonisa orde ke-3 dan 5 dengan beban R =5Ω 5. Harga Ln dari masing-masing filter adalah: 6. Harga R (Ω) L (mh) C (µf) Filter h(3),372 3,9 285,59 Filter h(5),223 1,4 285,59 dari masing-masing filter adalah: Gambar 13. Model Simulink rangkaian simulasi SPWM IGBT dengan filter single 4.4 Perhitungan Parameter Filter Double Tune Parameter filter double dilakukan dengan menggunakan parameter filter single dan rumus-rumus dari Persamaan (7) sampai (19). Untuk penyearah SPWM adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil perhitungan parameter filter double 64

10 Parameter filter Nilai hasil perhitungan R1 (Ω),1 L1 (mh) 1,4 C1 (µf) 571,11 R2 (Ω),179 L2 (mh),29711 C2 (µf) 2579,3 R3 (Ω),2659 dengan menggunakan filter single yang diparalelkan sebanyak 2 buah untuk Vdc5% beban R= 5 Ω, RL(R = 5 Ω, L= 5 mh) maka THDi secara keseluruhan dapat diturunkan menjadi di bawah 5,%. Namun untuk kondisi Vdcmax beban maksimum dengan RL(R= 2 Ω, L = 2 mh) THDi masih berada sedikit di atas 5,%. Tabel 4. Perbandingan THDi sebelum dan sesudah pemasangan filter single THDi (%) Beban Orde harmonisa yang difilter Awal Akhir R=5 Ω 4,22 2,3 3 dan 5 R=2 Ω 28,99 3,51 3,5,7 dan 9 14,88 4,46 32,5 9,28 R=5 Ω, L=5 mh R=2 Ω, L= 2 mh 3 dan 5 3,5,7 dan Pengaruh penggunaan filter double untuk mengurangi harmonisa penyearah SPWM Gambar 14. Rangkaian simulasi penyearah SPWM IGBT dengan filter double 5. Hasil dan Analisis Setelah dilakukan simulasi pada penyearah SPWM satu fasa dengan beban-beban R dan RL sebelum dilakukan filterisasi nilai THDv untuk semua rangkaian tidak melewati standar IEC613-2 yaitu %. Dari semua konfigurasi beban yang dilakukan simulasi harga THDi sebelum pemasangan filter melebihi standar yang ditetapkan IEC kelas D. Sebelum pemasangan filter rangkaian simulasi untuk menghasilkan tegangan keluaran dilakukan dengan mengatur pulsa masukan ke setiap gate IGBT. Oleh karena itu pulsa untuk menghidupkan atau mematikan IGBT harus dapat menghasilkan tegangan dc keluaran yang diinginkan dalam penelitian ini. Secara teratur lebar pulsa akan berubah sesuai dengan frekuensi gelombang referensi pada generator pulsa untuk IGBT. Secara teori hal ini sesuai dengan pembahasan pada landasan teori tentang pengaturan pulsa gate IGBT. Penggunaan filter double dilakukan dengan berdasarkan pada perancangan filter single, yaitu di pada orde yang arus harmonisa yang besar dan melebihi standar IEC kelas D. Dengan mengacu pada parameter filter single diperoleh perbandingan hasil filterisasi antara dua buah filter single dengan sebuah filter double dengan frekuensi yang sama. Pada simulasi penggunaan filter double untuk berbagai konfigurasi beban diperoleh penurunan THDi yang cukup besar, walaupun ada konfigurasi beban yang nilainya masih di atas 5% untuk Vdc5% beban R= 5 Ω, R= 2 Ω, RL(R= 5 Ω, L= 5 mh) maka THDi secara keseluruhan dapat diturunkan menjadi di bawah 5,%. Namun untuk kondisi Vdcmax beban maksimum dengan, RL(R= 2 Ω, L = 2 mh) nilai THDi masih berada di atas 5,%. Tabel 5. Perbandingan THDi sebelum dan sesudah pemasangan filter double THDi (%) 5.2 Pengaruh Penggunaan Filter Single Tune Beban Untuk Mengurangi Arus Harmonisa Penyearah SPWM R=5 Ω Pada simulasi penggunaan filter single untuk berbagai konfigurasi beban diperoleh bahwa Awal Akhir 4,22 2,6 Orde harmonisa yang difilter 3 dan 5 65

11 R=2 Ω R=5 Ω, L=5 mh R=2 Ω, L= 2 mh 28,99 3,67 14,88 4,46 32,5 9,5 3,5,7 dan 9 3 dan 5 3,5,7 dan Perbandingan Hasil Penggunaan Filter Single Tune dan Double Tune Pada Penyearah SPWM Pemasangan filter single dan double mampu menurunkan harmonisa yang dihasilkan penyearah SPWM. Penurunan harmonisa yang dihasilkan oleh kedua filter tersebut berbeda satu sama lain. Untuk melihat harmonisa yang dapat dikurangi oleh masing-masing filter tersebut, maka harmonisa yang dihasilkan setelah filterisasi dengan menggunakan filter single dibandingkan dengan harmonisa yang dihasilkan setelah penggunaan filter double. Perbandingan hasil filterisasi ditunjukkan oleh Tabel 6 sampai Tabel 1. Tabel 6. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single dengan double pada penyearah SPWM beban R= 5 Ω Para- Se- meter belum arus harmonisa orde ke-3 dengan filter single dari nilai 2,38 A menjadi,11 A atau sebesar 95,37% dan dengan filter double menjadi,35 atau 85,29%, pada harmonisa orde ke-5 dengan filter single dari nilai,27 menjadi,1 atau 96,3% dan dengan filter double menjadi,2 atau 88,66%. Sementara itu pada orde lain seperti orde ke-7 dan ke-9 juga terkoreksi, hal ini disebabkan kecuraman kurva filter single yang akan berpengaruh kepada frekuensi di sekitar orde tuning-nya. Pada filter double pada frekuensi di sekitar orde tuning penurunan arus harmonisanya tetap ada namun tidak sebesar akibat filter single. Tabel 7. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single dengan double pada penyearah SPWM beban R= 2 Ω Sebelum Setelah Filterisasi MengMenggunakan filter gunakan filter single double 91,4 193,15 193,56 Setelah Filterisasi Para meter Ifund (A) Meng- Meng- I3 (A) 25,21,52 2,45 gunakan gunakan I5(A) 4,19,2,2 filter single filter double I7(A),3,1,13 I9(A),21,,1 Ifund (A) 67,2 77,43 77,46 I11(A),18,6,6 I3 (A) 2,38,11,35 I13(A),12,6,6 I5(A),27,1,2 I7(A),8,4,4 I9(A),2,2,1 I11(A),1,1,1 I13(A),2,2,1 Dari Tabel 6 dapat dianalisa bahwa perancangan parameter filter single dan double dapat menurunkan arus harmonisa pada frekuensi tuningnya yaitu harmonisa orde ke-3 dan 5. Penurunan Pada Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan filterisasi terhadap arus harmonisa untuk 4 orde frekuensi sekaligus yaitu orde ke-3, 5, 7 dan 9 kejadian yang sama tetap terjadi sebagaimana analisa Tabel 6 seperti penurunan arus harmonisa pada frekuensi di dekat orde yang difilter. Penurunan arus harmonisa pada orde harmonisa yang difilter juga mengalami penurunan yang besar yaitu orde ke-3(97,94%), ke-5(96,67%), ke7(99,52%) dan ke-9(1%) atau secara umum di atas 95% pada kedua jenis filter single dan double. Pada orde ke-11 penurunan arus sebesar 66,66% dan 84% pada orde ke-13. Tabel 8. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single dengan double 66

12 pada penyearah SPWM beban R= 5 Ω, L=5 mh Setelah Filterisasi Parameter Sebelum filterisasi Ifund (A) 8,54 9,4 9,38 I3 (A) 2,22,34,35 I5(A) 1,19,7,8 I7(A),71,2,3 I9(A),44,1,1 I11(A),26,13,13 I13(A),16,13,13 dapat menurunkan arus harmonisa cukup besar. Semua konfigurasi beban yang digunakan dalam simulasi rata-rata arus harmonisa ganjil telah memenuhi standar standar IEC mengenai arus harmonisa ganjil pada peralatan kelas D. Mengguna kan filter single Menggunakan persentase penurunan filter double Tabel 1. Perbandingan THDi menggunakan filter single dan double Ifund 18,65 26,58 26,65 (A) THDi I3 (A) 2,46,4,11 sebelum THDi setelah Penumengmenggunakan I5(A),71,1, Beban runan gunakan filter (%) I7(A),3,18,17 filter (%) (%) I9(A),23,15,15 Single 2,3 51,9 I11(A),13,11,11 R= 5 Ω 4,22 Double 2,6 51,18 I13(A),11,7,7 Single 3,51 Analisa Tabel 8 memperlihatkan penurunan arus 87,89 R= 2 Ω 28,99 harmonisa terbesar pada orde harmonisa yang Double 3,67 87,34 difilter dan penurunan juga terjadi pada frekuensi di dekat frekuensi harmonisa yang difilter. Single 4,46 R= 5 Ω, 7,3 Tabel 9. Perbandingan arus harmonisa hasil L= 5 14,88 Double filterisasi filter single dengan double mh 4,46 7,3 pada penyearah SPWM beban R = 2 Single Ω, L = 2 mh 9,28 R= 2 Ω, 71,45 L= 2 32,5 Double mh 9,5 7,77 Setelah Filterisasi Sebelum filter Parameter Dari Tabel 1 dapat kita amati bahwa pada filter double filterisasi single beberapa konfigurasi beban pada penyearah SPWM untuk menurunkan harmonisa arus ke-3, 5, 7 dan 9 Analisa Tabel 9 memperlihatkan penurunan arus harmonisa terbesar pada orde harmonisa yang difilter dan penurunan juga terjadi pada frekuensi di dekat frekuensi harmonisa yang difilter. Dari Tabel 6 sampai Tabel 9 terlihat bahwa penggunaan filter pasif single dan double ternyata dengan menggunakan filter single lebih baik dibandingkan filter double. Secara keseluruhan THDi yang menjadi ukuran keseluruhan arus harmonisa yang dihasilkan peralatan telah dapat diturunkan dengan menggunakan filter single dan double. Sebagai contoh untuk penyearah SPWM dengan beban R= 2 Ω, menggunakan filter single THDi awal 28,99% dapat diturunkan menjadi 3,51% dan filter double menjadi 3,67%. Ini berarti menurunkan harmonisa arus sebesar 87,89% untuk single dan 87,34% untuk filter double. Dari Tabel 1 juga menunjukkan hasil filterisasi untuk semua konfigurasi beban dalam penelitian ini. 6. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Penyearah SPWM yang menghasilkan arus harmonisa ke dalam sistem jaringan tenaga 67

13 listrik dengan filter single dan double menghasilkan penurunan arus harmonisa sampai di bawah standar IEC613-2 kelas D. Filter single menurunkan arus harmonisa lebih baik dibandingkan dengan filter double. 2. Arus harmonisa yang dihasilkan penyearah SPWM satu fasa dengan beban sebesar 2 watt sebelum pemasangan filter single dan double berada di atas standar IEC613-2 kelas D. Sedangkan nilai THDi yang dihasilkan untuk beban R= 5 Ω sebesar 4,22%, R= 2 Ω sebesar 28,99%, RL(R = 5 Ω L= 5 mh) sebesar 14,88% dan RL(R= 2 Ω, L= 2 mh) sebesar 32,5%. Sementara itu sesudah filter single dan double terpasang pada penyearah SPWM satu fasa nilai arus harmonisa sudah sesuai standar IEC THDi yang dihasilkan rangkaian setelah pemasangan filter single untuk bebanbeban R= 5 Ω sebesar 2,3%, R= 2 Ω sebesar 3,51%, RL(R= 5 Ω L= 5 mh) sebesar 4,46%, RL(R= 2 Ω, L= 2 mh) sebesar 9,28%. THDi yang dihasilkan rangkaian setelah pemasangan filter double untuk bebanbeban R= 5 Ω sebesar 2,6%, R= 2 Ω sebesar 3,67%, RL(R= 5 Ω L= 5 mh) sebesar 4,46% dan RL(R= 2 Ω, L= 2 mh) sebesar 9,5%. B. Saran 1. Pada penyearah SPWM satu fasa penggunaan filter single dan double dipergunakan pada frekuensi harmonisa tertentu yang dipilih. Perlu ada filter harmonisa jenis lain untuk mengurangi harmonisa pada orde tinggi untuk beban maksimum penyearah SPWM satu fasa. DAFTAR PUSTAKA [1] Mohan, N. et.al., Power Electronics: Converters, Application and Design, John Willey and son, Inc., [2] Rivas, Darwin, et al, Improving Passive Filter Compenstion Performance with Active Techniques, IEEE, 2, pp [3] Babu, G. Suresh, Design Of Optimal Tuning Frequency Of A Single Tuned Harmonic Filter For An Alternator With Rectifier, Journal of Theoretical and Applied Information Technology, 21. [4] Zargari, Navid R., et al., Input Filter Design for PWM Current-Source Rectifiers, IEEE 1994, pp [5] Lastya, Hari Anna, Analisa Perbandingan Perancangan Filter LCL Pada Penyearah terkendali satu Fasa Full Converter Dengan Penyearah PWM Satu Fasa Full Bridge, Program Studi Magister Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan 212. [6] Kusko, Alexander and Thompson, Marc T., Power quality in Electrical Systems, Mc Graw Hill Companies Copyright 27, pp. 55. [7] J. Bauer, Single-Phase Pulse Width Modulated Rectifier, Vol. 48 No. 3/28. [8] Ahmudiarto, Yoyon, Aplikasi IGBTs Pada Static Inverter Kereta Rel Listrik Jabotabek, Buletin IPT, No. 1, Vol. VII, Januari - Februari 21, ISSN [9] Basu, Supratim, Bollen, Math H.J. and Undeland, Tore M. PFC Strategies In Light Of EN , Department Of Power Electronics Norwegian University Of Science And Technology, Trondheim, Norway, 24. [1] Cho, Young-Sik and Cha, Hanju, Single-d Passive Harmonic Filter Design Considering Variances of Tuning and Quality Faktor, Journal of International Council on Electrical Engineering Vol. 1, No. 1, pp. 7-1, 211. [11]. Das, J. C, Power System Analysis-ShortCircuit Load Flow and Harmonics, Marcel Dekker, Inc, 22, Chapter 2, pp [12] Basu, Supratim,, Single Phase Active Power faktor Correction Converter, Thesis For The Degree Of Doctor of Philosophy, Chalmers University Technology, Goteborg, Sweden, 26. [13] Dugan, Roger C. et al, Electrical Power System Quality, McGraw-Hill Companies, 24. [14] Arrillaga. J. and N.R. Watson, Power System Harmonics, Second Edition John Wiley & Sons, Ltd ISBN: ,

14 69

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor seperti di industri, perkantoran, rumah tangga dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini peralatan elektronika daya cukup berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada rumah tangga,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada pabrik pengolahan plastik. Penelitian direncanakan selesai dalam waktu 6 bulan dan lokasi penelitian berada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri seperti penggunaan rectifier, converter,

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer,

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sitem kelistrikan berkembang begitu cepat. Semakin berkembangnya kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, pendingin ruangan (AC),

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: AGUS WIDODO D 400

Lebih terperinci

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi 1 Analisis Perbandingan Faktor Daya Masukan Penyearah Satu Fasa dengan Pengendalian Modulasi Lebar Pulsa dan Sudut Penyalaan Syaifur Ridzal¹, Ir.Soeprapto,M.T.², Ir.Soemarwanto,M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISA SINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM) TESIS.

ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISA SINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM) TESIS. 1 ANALISA PERBANDINGAN FILTER HARMONISA SINGLE TUNE DAN DOUBLE TUNE PADA PENYEARAH SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION (SPWM) TESIS Oleh PARLIN SIAGIAN 097034005/TE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan berada di Desa Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., MT., Fikri Umar Bajuber Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Kampus UI, Depok, 16424,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa saat ini sudah sangat pesat, seperti Note Book, printer, Hand Phone, radio, tape dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP Abdul Haris Mubarak 1 Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-142 Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port Rahman Efandi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA

ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA ANALYSIS OF PASSIVE HARMONIC FILTER TO REDUCE HARMONICS AT SINGLE PHASE CONTROLLED RECTIFIER Elvinda J.R 1

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem distribusi dalam sitem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan bentuk gelombang tegangan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER UNTUK MEMINIMALISASI NILAI HARMONISA PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

harmonisa, filter pasif, full bridge dc-dc converter 1. Pendahuluan

harmonisa, filter pasif, full bridge dc-dc converter 1. Pendahuluan Filter Pasif Untuk Mereduksi dan Memanfaatkan Harmonisa Ke- dan pada Beban Konverter 6 Pulsa Sebagai Sumber Energi Dengan Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan nverter Suryono, Sutedjo, M. Zaenal

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7. NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Tegangan Tinggi DC Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika terapan dan tes instalasi kabel pada aplikasi industri. Unit pembangkit

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM ISSN: 1693-693 21 STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM Ahmad Saudi Samosir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Gedung H-FT

Lebih terperinci

Perancangan Filter LCL Pada Penyearah Terkendali Satu Fasa Full Converter

Perancangan Filter LCL Pada Penyearah Terkendali Satu Fasa Full Converter Perancangan Filter LCL Pada Penyearah Terkendali Satu Fasa Full Converter Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Aceh halastya@gmail.com Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban Wahri Sunanda Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung wahrisunanda@ubb.ac.id Abstract Harmonic is one of sinusoidal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah sistem mempunyai kualitas daya listrik baik atau buruk. Masalah yang ditimbulkan oleh pengaruh

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Oleh: Marselin Jamlaay 2211 201 206 Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Ir. Mochamad

Lebih terperinci

Analisa Perancangan Filter LCL Pada Penyearah PWM Satu Fasa Full Bridge

Analisa Perancangan Filter LCL Pada Penyearah PWM Satu Fasa Full Bridge CIRCUIT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik lektro, Vol.1, No.2, Agustus 2017, hal.108120 ISSN 25493698 (printed)/ 25493701 (online) Analisa Perancangan Filter LCL Pada Penyearah PWM Satu Fasa Full Bridge

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

REDUKSI HARMONISA DENGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF SINGLE TUNE DAN FILTER MATRIX (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PLASTIK) TESIS.

REDUKSI HARMONISA DENGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF SINGLE TUNE DAN FILTER MATRIX (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PLASTIK) TESIS. REDUKSI HARMONISA DENGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIF SINGLE TUNE DAN FILTER MATRIX (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PLASTIK) TESIS Oleh : MUHAMMAD IKHWAN FAHMI 117034013/MTE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa Iim Nursalim¹, Bambang Susanto², Agus Rusdiyanto³, Nanang Ismail 4 1,4 Teknik Elektro UIN SGD Bandung Jl. A.H. Nasution No.

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC ) ENGUKURAN TINGKAT HARMONISA ADA BEBERAA MERK JUICER (DENGAN STANDAR ) Vitra Juniva, Rachman Hasibuan Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya 1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM 79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI Mochamad Ashari 1) Heri Suryoatmojo 2) Adi Kurniawan 3) 1) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian awal sebelum perencanaan bagi pemilik dan penggunanya. Dengan demikian pemilihan peralatan

Lebih terperinci

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri 1 Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri Rizki Aulia Ratnani, Mochamad Ashari, Heri Suryoatmojo. Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

APLIKASI FILTER PASIF SEBAGAI PEREDUKSI HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASE

APLIKASI FILTER PASIF SEBAGAI PEREDUKSI HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASE APLIKASI FILTER PASIF SEBAGAI PEREDUKSI HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASE 1) Wahri Sunanda, 2) Yuli Asmi Rahman 1) Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 2) Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Implementasi LCL Filter dalam Mereduksi Harmonisa Akibat Penggunaan VSD (Variable Speed Drive) untuk Meningkatkan Kualitas Daya dan Efisiensi Energi

Implementasi LCL Filter dalam Mereduksi Harmonisa Akibat Penggunaan VSD (Variable Speed Drive) untuk Meningkatkan Kualitas Daya dan Efisiensi Energi Implementasi LCL Filter dalam Mereduksi Harmonisa Akibat Penggunaan VSD (Variable Speed Drive) untuk Meningkatkan Kualitas Daya dan Efisiensi Energi Fandi Juli Wirawan NIM. 131037 fandiwirawan746@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui

Lebih terperinci

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga PENGGUNAAN FILTER HIBRID KONFIGURASI SERI UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA FILTER PASIF DALAM UPAYA PENINGKATAN PEREDUKSIAN HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban elektronika diantaranya

Lebih terperinci

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-456 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh Stefanus Suryo Sumarno, Ontoseno Penangsang, Ni

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PASSIVE LC FILTER DAN PASSIVE SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA VARIABLE SPEED DRIVE DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PASSIVE LC FILTER DAN PASSIVE SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA VARIABLE SPEED DRIVE DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PASSIVE LC FILTER DAN PASSIVE SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA VARIABLE SPEED DRIVE DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Mustamam ), Usman Baafai ), Marwan Ramli 3) ABSTRAK Sebagian

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PERANCANGAN FILTER LCL PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA FULL CONVERTER DENGAN PENYEARAH PWM SATU FASA FULL BRIDGE TESIS.

ANALISA PERBANDINGAN PERANCANGAN FILTER LCL PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA FULL CONVERTER DENGAN PENYEARAH PWM SATU FASA FULL BRIDGE TESIS. ANALISA PERBANDINGAN PERANCANGAN FILTER LCL PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA FULL CONVERTER DENGAN PENYEARAH PWM SATU FASA FULL BRIDGE TESIS Oleh HARI ANNA LASTYA 107034003/MTE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harmonisa Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang yang mempunyai satu frekuensi yang merupakan kelipatan integer dari gelombang fundamental. Jika

Lebih terperinci

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik BAGUS PRAHORO TRISTANTIO, MOCHAMAD ASHARI, SOEDIBJO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

PENGATURAN ARUS KOMPENSASI UNTUK PEMBEBANAN NONLINIER PADA SISTEM FILTER AKTIF TIGA FASE

PENGATURAN ARUS KOMPENSASI UNTUK PEMBEBANAN NONLINIER PADA SISTEM FILTER AKTIF TIGA FASE PENGATURAN ARUS KOMPENSASI UNTUK PEMBEBANAN NONLINIER PADA SISTEM FILTER AKTIF TIGA FASE Indriarto Yuniantoro & Rudy S. Wahyudi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter Sigit Prasetya 1, M. Zaenal Efendi 2, Sutedjo 3 Teknik Elektro Industri, Politeknik

Lebih terperinci

Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter. Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP

Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter. Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP Abstract This paper presents the design and analysis of a low pass passive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit

Lebih terperinci

TESIS. Oleh RADHIAH / /TE

TESIS. Oleh RADHIAH / /TE ANALISIS KESESUAIAN ANTARAA DOUBLE TUNED FILTER DENGANN TYPE-C FILTER PADA BEBAN TRANSFORMATORR 400 kva POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE TESIS Oleh RADHIAH 197034008/ /TE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, peralatan listrik yang berbasis elektronika daya berkembang pesat, karena mempunyai efisiensi yang tinggi dan perancangannya

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Filter Pasif LC dalam Mengurangi Harmonik Arus

Efektivitas Penggunaan Filter Pasif LC dalam Mengurangi Harmonik Arus Azmi Rizki Lubis, Efektivitas Penggunaan Filter... ISSN : 2598 1099 (Online) ISSN : 2502 3624 (Cetak) Efektivitas Penggunaan Filter Pasif LC dalam Mengurangi Harmonik Arus Azmi Rizki Lubis Universitas

Lebih terperinci

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari DESAIN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI RUGI-RUGI HARMONISA AKIBAT VARIASI BEBAN PADA LABORATORIUM KOMPUTER DAN JARINGAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS RIAU Winner Inra Jefferson Batubara*, Firdaus**, Nurhalim**

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN DESAIN FILTER HARMONISA MENGGUNAKAN KAPASITOR EKSISTING PADA PABRIK SODA KAUSTIK DI SERANG - BANTEN

PENYEMPURNAAN DESAIN FILTER HARMONISA MENGGUNAKAN KAPASITOR EKSISTING PADA PABRIK SODA KAUSTIK DI SERANG - BANTEN PENYEMPURNAAN DESAIN FILTER HARMONISA MENGGUNAKAN KAPASITOR EKSISTING PADA PABRIK SODA KAUSTIK DI SERANG - BANTEN Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh November Kampus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 7 NO. 2 September 2014 STUDI PERBAIKAN KUALITAS ARUS DAN TEGANGAN PADA PENYEARAH SATU FASA MENGGUNAKAN FILTER PASIF Asnil 1 ABSTRACT Use of single phase rectifier includes a diversity of subject areas, either for residential,

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 013 ISSN 1693-404 PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Heri Sungkowo 13 Abstrak Penelitian pengaruh penggunaan

Lebih terperinci

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA TUGAS AKHIR RE 1599 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA FELDY MARTINUS CHANDRA NRP 2202100040 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng

Lebih terperinci

ANALISA SINGLE TUNE FILTER PADA POWER SUPPLY DC (STUDI KASUS MULTIPLIER DC 20 kv) TESIS. Oleh: SALAHUDDIN /TE

ANALISA SINGLE TUNE FILTER PADA POWER SUPPLY DC (STUDI KASUS MULTIPLIER DC 20 kv) TESIS. Oleh: SALAHUDDIN /TE 1 ANALISA SINGLE TUNE FILTER PADA POWER SUPPLY DC (STUDI KASUS MULTIPLIER DC 20 kv) TESIS Oleh: SALAHUDDIN 087034020/TE FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 2 ANALISA SINGLE TUNE FILTER

Lebih terperinci

REDUKSI HARMONISA PADA UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DENGAN SINGLE TUNED PASSIVE FILTER OLEH AGUS ALMI NASUTION

REDUKSI HARMONISA PADA UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DENGAN SINGLE TUNED PASSIVE FILTER OLEH AGUS ALMI NASUTION REDUKSI HARMONISA PADA UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DENGAN SINGLE TUNED PASSIVE FILTER OLEH AGUS ALMI NASUTION 127034013 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 REDUKSI HARMONISA PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Soedibyo dan Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Meningkatkan Kualitas Daya Listrik dengan Menggunakan Single Tuned Filter

Meningkatkan Kualitas Daya Listrik dengan Menggunakan Single Tuned Filter TEMU ILMIAH IPLBI 217 Meningkatkan Kualitas Daya Listrik dengan Menggunakan Single Tuned Misbahul Jannah (1), Raihan Putri (2) mjannah@unimal.ac.id (1) Elektronika Daya/Teknik Elektro/Arus Kuat, Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Satu Fasa Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER UNTUK BEBAN FL-2 PADA PL-LB/1 MENGGUNAKAN ETAP POWERSTATION

PERANCANGAN FILTER UNTUK BEBAN FL-2 PADA PL-LB/1 MENGGUNAKAN ETAP POWERSTATION PERANCANGAN FILTER UNTUK BEBAN FL-2 PADA PL-LB/1 MENGGUNAKAN ETAP POWERSTATION Erwin Dermawan 1*, Deni Almanda 2, Ery Diniardi 3, Syawaluddin 4, Anwar Ilmar Ramadhan 5 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kereta Rel Listrik (KRL) Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta yang menggunakan tenaga listrik dalam menggerakkan motornya. Pada Kereta Rel Listrik (KRL) dua macam sumber

Lebih terperinci

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM Agus Rusdiyanto P2Telimek, LIPI riesdian@gmail.com Bambang Susanto P2Telimek,

Lebih terperinci

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control Denny Prisandi, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penulis melakukan beberapa hal yang akan menjadi dasar dari penelitian ini. Dimulai dari studi pustaka, dimana penulis mencari dan mengkaji mengenai

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

PERANCANGAN DAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 99-106 PERANCANGAN DAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI Adha Rizky Juniawan, Wasimudin Surya S, Dadang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harmonisa Arus Di Gedung Direktorat TIK UPI Sebelum Dipasang Filter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harmonisa Arus Di Gedung Direktorat TIK UPI Sebelum Dipasang Filter BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Harmonisa Arus Di Gedung Direktorat TIK UPI Sebelum Dipasang Filter Dengan asumsi bahwa kelistrikan di Gedung Direktorat TIK UPI seimbang maka dalam penggambaran bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) fasa. Dengan beban linier yang seimbang dimana arus pada masing-masing fasa berbeda 120

Lebih terperinci

Variasi Tuning dan Quality Factor pada Perancangan Single-Tuned Passive Filter untuk Optimasi Reduksi Distorsi Harmonik

Variasi Tuning dan Quality Factor pada Perancangan Single-Tuned Passive Filter untuk Optimasi Reduksi Distorsi Harmonik Variasi Tuning dan Quality Factor pada Perancangan Single-Tuned Passive Filter untuk Optimasi Reduksi Distorsi Harmonik Fauziah Aini dan Ir. Agus R. Utomo, MT 1. Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN Wahri Sunanda 1, Yuli Asmi Rahman 2 1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Lebih terperinci

I. Voltage Source Inverter (VSI) II. Metode PWM. A. Six-Step VSI B. Pulse-Width Modulated VSI. A. Sinusoidal PWM

I. Voltage Source Inverter (VSI) II. Metode PWM. A. Six-Step VSI B. Pulse-Width Modulated VSI. A. Sinusoidal PWM I. oltage Source Inverter (SI) A. Six-Step SI B. Pulse-Width Modulated SI II. Metode PWM A. Sinusoidal PWM B. Hysteresis (Bang-bang) C. Space ector PWM 2/5 oltage Source Inverter Tiga Fasa Six Step Gambar

Lebih terperinci

Penanganan Harmonisa Terhadap Peningkatan Kualitas Daya Listrik Berbasis Software Etap (Studi Kasus : Pabrik Semen Tonasa V)

Penanganan Harmonisa Terhadap Peningkatan Kualitas Daya Listrik Berbasis Software Etap (Studi Kasus : Pabrik Semen Tonasa V) Penanganan Harmonisa Terhadap Peningkatan Kualitas Daya Listrik Berbasis Software Etap (Studi Kasus : Pabrik Semen Tonasa V) Syafaruddin, Sartika 1, Alvira Octaviani 2 Program Studi S2 Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya penggunaan power electronic pada sitem tenaga listrik telah menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power electronic tersebut seperti dioda, thyristor,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PASSIVE LC FILTER DAN PASSVE SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA VARIABLE SPEED DRIVE DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PASSIVE LC FILTER DAN PASSVE SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA VARIABLE SPEED DRIVE DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PASSIVE LC FILTER DAN PASSVE SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA VARIABLE SPEED DRIVE DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA TESIS OLEH NAMA : MUSTAMAM NIM : 107034005/TE FAKULTAS

Lebih terperinci