BAB I PENDAHULUAN. tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya untuk membangun, tetapi lebih dari itu harus didukung pula oleh ketersediaan sumber daya ekonomi, baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumber daya modal, yang produktif. Pada banyak negara dunia ketiga, yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Masih relatif lemahnya kemampuan partisipasi swasta domestik dalam pembangunan ekonomi, mengharuskan pemerintah untuk mengambil peran sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional (Lily dan Heny, 2002). Dalam pembangunan ekonomi, peran keadaan ekonomi negara lain tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan tersebut. Hal itu karena suatu negara akan membutuhkan negara lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak dapat di produksi sendiri. Keadaan ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan ekonomi dan perdagangan antar negara yang sering kali dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan negara yang bersangkutan (Sukirno,2000). Sejalan dengan semakin berkembangnya proses globalisasi perekonomian, maka 1

2 di bidang perdagangan internasional hambatan-hambatan semakin berkurang yang berindikasi pada peningkatan volume dan nilai perdagangan internasional (Wiguna dan Suresmiathi, 2012). Melalui perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lainnya, yang menjadi kesempatan bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya serta mempertinggi pertumbuhan ekonomi melalui lalu lintas barang dan jasa yang terjalin di antara negara. Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam perdagangan internasional tercipta persaingan di pasar internasional antar negara-negara di dunia. Menurut Tambunan (2000), perdagangan internasional merupakan perdagangan antar atau lintas negara yang meliputi kegiatan ekspor dan impor. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak (Yoga dan Saskara, 2013). Semua negara akan bersaing dalam perdagangan di pasar internasional. Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Hal ini sejalan dengan Teori Keunggulan Absolut yang dikemukakan oleh Adam Smith, yaitu bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan 2

3 melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Suatu negara perlu melakukan perdagangan internasional disebabkan kelebihan jumlah produksi dalam negerinya atau kekurangan jumlah produksi dalam negerinya (Adlin, 2013). Perdagangan internasional harus senantiasa di kembangkan untuk dapat meraih peluang dan memperoleh keuntungan (Novella, 2012). Terdapat manfaat nyata dari perdagangan internasional yakni berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal, dan bertambahnya kesempatan kerja. Perdagangan internasional harus senantiasa di kembangkan untuk dapat meraih peluang dan memperoleh keuntungan. Disisi lain, perdagangan internasional dapat menimbulkan tantangan dan kendala yang banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Tantangan dan kendala yang dimaksud seperti eksploitasi terhadap negara-negara berkembang, rusaknya industri lokal, keamanan barang menjadi rendah dan sebagainya. Secara umum kegiatan perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut. Menurut Nicita dan Looi (2007) elasitisitas permintaan impor lebih tinggi di negara-negara yang berkembang dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang luas dibandingkan dengan di beberapa negara maju, hal itu dikarenakan dalam negara besar membutuhkan berbagai barang-barang produksi dimana 3

4 terdapat kemungkinan negara tersebut belum mampu memproduksi secara efisien untuk mencukupi permintaan. Disamping itu untuk melakukan kegiatan produksi, sebuah negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dalam segi pengadaan barang modal seperti mesin-mesin atau alat-alat modern untuk memproduksi kebutuhan dalam negeri. Dari proses ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan menghasilkan atau memproduksi sendiri barang-barang yang sebelumnya harus diimpor yang diperuntukan dalam pengadaan produksi dalam negeri. Dengan adanya kegiatan produksi yang baik di dalam negeri, di harapkan mampu menjadi landasan untuk pengadaan ekspor yang berperan penting dalam aktivitas ekonomi suatu negara dalam penambahan devisa, posisi neraca pembayaran dan penguatan nilai mata uang. Selain membawa pengaruh positif dalam suatu perekonomian, adanya kebijakan impor berpeluang mematikan produk dan jasa sejenis dalam negeri dan yang paling mendasar dapat menguras pendapatan negara yang bersangkutan (Christianto, 2014). Makin besar impor, makin banyak uang negara yang ke luar negeri. Jumlah impor ditentukan oleh kesanggupan atau kemampuan dalam menghasilkan barang-barang yang bersaing dengan barang-barang buatan luar negeri. Semakin rendah kemampuan dalam menghasilkan barang-barang tersebut, makin tinggi pula impor barang yang dilakukan. Selain itu jumlah impor sangat sensitif terhadap posisi nilai tukar mata uang asing dan besarnya cadangan devisa yang dimiliki pada suatu negara (Mingwei Yuan dan Kalpana, 1994). Impor dapat dibedakan menjadi tiga golongan penggunaan barangnya, 1) barang konsumsi, bahan baku atau penolong, dan 2) barang modal. Sedangkan 4

5 berdasarkan komoditasnya, 1) impor migas dan 2) impor non-migas. Impor migas terdiri dari minyak mentah, hasil minyak, dan gas. Aktivitas impor Indonesia sangat didominasi oleh impor sektor non-migas. Dari laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, peranan impor migas hanya 22,95 persen terhadap total impor pada tahun tersebut, sedangkan impor non-migas peranannya 77,05 persen. Impor non-migas diantaranya adalah mesin, besi dan baja, kendaraan bermotor, plastik, bahan kimia, kapas, pesawat udara, dan masih banyak jenis lainnya. Pada kuartal empat tahun tersebut, impor non-migas terbesar seperti impor mesin dan peralatan mekanik juta USD. Barang-barang impor nonmigas berasal dari ASEAN, Uni Eropa, dan negara-negara lain seperti Jepang, Cina, Amerika Serikat, Australia, dll (BPS, 2012). Kegiatan impor non-migas di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian. Hal ini di karenakan tingginya nilai impor setiap tahunnya tidak luput dari dampak positif maupun negatif. Efek negatif yang di timbulkan diantaranya ketergantungan masyarakat terhadap barang-barang impor seperti produk otomotif, dari data statistik keuangan Indonesia impor produk kendaraan roda 4 memiliki nilai impor tinggi setiap tahunnya yaitu 4,454,756 ribu USD, 5,842,187 ribu USD, 7,580,873 ribu USD dari tahun 2010 hingga 2012.Begitu pula produk elektronik, tekstil. Dengan disediakanya barang-barang inpor untuk dibeli, masyarakat menjadi sangat konsumtif dan memperlambat pertumbuhan industri dalam negri akibat persaingan yang begitu ketat dalam pasar internasional. 5

6 Selain hal tersebut, impor non-migas setiap tahunnya tidak luput dari tingginya impor-impor dari komoditas yang seharusnya menjadi produk andalan dalam negeri. Berdasarkan data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, hasil pertanian memiliki nilai impor yang tinggi tiap tahunnya, dari ribu USD pada tahun 2010 hingga ribu USD pada tahun Indonesia yang tergolong negara agraris seharusnya mampu menekan impor pada komoditi hasil pertanian, laporan yang sama menyebutkan Indonesia mengimpor rempahrempah yang seharusnya mampu diproduksi dengan baik di dalam negeri dengan nilai yang cukup tinggi, yaitu ribu USD pada tahun 2010 hingga ribu USD pada tahun Demikian juga halnya pada sayur-sayuran dan buahbuahan yang memiliki nilai impor yang tinggi. Namun dibalik dampak negatif tersebut terdapat dampak positif dari impor sektor non-migas. Melalui kegiatan impor pemerintah mampu mengadakan barang-barang yang berguna dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti produk obat-obatan, impor produk farmasi pada tahun 2012 sebesar 560,115 ribu USD mampu melengkapi produk-produk farmasi yang tidak dapat di produksi didalam negri. Begitu pula dengan pengadaan barang modal yang meningkatkan pertumbuhan industri dalam negri dan barang-barang yang mampu meningkatkan pembangunan infrastruktur negara. Dari tahun Indonesia selalu mengalami fluktuasi dalam kegiatan impor non-migas. Dengan rata-rata perkembangan nilai impor non-migas 0,13% per tahun yang diperlihatkan pada Tabel 1.1. Impor terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu senilai ,2 juta USD, menurun dari tahun sebelumnya yang 6

7 bernilai ,7 juta USD. Dan impor dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2012 senilai ,3 juta USD.Pada tahun 2009 penurunan jumlah nilai impor non-migas menunjukan angka yang cukup tinggi dengan perkembangan dari tahun sebelumnya sebesasar 0,21 %. Penurunan tersebut diduga akibat dari krisis global yang terjadi di tahun Berikut ini dijabarkan mengenai jumlah dan perkembangan impor non-migas Indonesia kurun waktu tahun Tabel 1.1 Perkembangan Impor Non-Migas Indonesia Kurun Waktu Tahun (Juta USD) Tahun Impor Non- Migas Perkembang an (persen) Tahun Impor Non- Migas Perkemban gan (persen) , ,2-0, , ,3 0, ,4 0, ,3-0, ,5 0, ,1-0, ,4 0, ,8 0, ,6 0, ,5 0, ,5 0, ,2 0, ,6 0, ,6 0, ,2 0, ,6 0, ,1 0, ,4 0, ,9 0, ,5-0, , ,6 0, ,7-0, ,1 0, ,2-0, ,3 0,09 Rata-rata Perkembangan 0,13 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 (data digabung dan diolah) Banyak faktor yang menentukan perkembangan jumlah dan nilai impor pada suatu negara salah satu diantaranya cadangan devisa yang digunakan untuk membiayai impor. Cadangan devisa (foreign exchange reserves) adalah simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan aset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve 7

8 currency) seperti dolar AS, euro, yen, dan mata uang asing lainnya dan digunakan untuk menjamin kewajiban, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Menurut Augustine (2007), kenaikan cadangan devisa menimbulkan efek positif yang signifikan terhadap permintaan impor baik dalam jangka panjang dan jangka pendek di semua negara. Berikut ini dijabarkan mengenai jumlah dan perkembangan cadangan devisa Indonesia kurun waktu tahun Cadangan devisa tersebut dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan antar negara, yang dimana suatu negara memiliki keterbatasan dan kelangkaan sumber daya (Kusuma dan Kembar, 2012). Kegunaan umum cadangan devisa adalah untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri. Untuk Indonesia, pembiayaan impor dan pembayaran utang merupakan fungsi utama dari cadangan devisa. Hal ini dikarenakan mata uang rupiah tidak dapat diterima secara global sehingga dalam transaksi internasional pemerintah menggunakan mata uang internasional yaitu dolar AS. Perkembangan posisi cadangan devisa Indonesia pada kurun waktu tahun menunjukan perkembangan yang baik, sesuai dengan Tabel 1.2 ratarata perkembangan menunjukan angka 0,13%. Gejolak krisis pada tahun 1997 memang sempat membuat cadangan devisa Indonesia menurun dari 1.912,0 juta USD menjadi ,0 juta USD di tahun Setelah penurunan tersebut posisi cadangan devisa Indonesia selalu mengalami peningkatan yang positif dan mempunyai keseimbangan yang baik dalam pembiayan total impor non-migas Indonesia. 8

9 Tabel 1.2 Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia Kurun Waktu Tahun Tahun Cadangan Devisa (Juta USD) Perkemba ngan (Persen) Tahun Cadangan Devisa (Juta USD) Perkemban gan (Persen) , , ,2-0, , ,3 0, , ,2-0, , ,0 0, , ,3 0, , ,7 0, , ,9 0, , ,1 0, , ,0 0, , ,0 0, , ,0 0, , ,0-0, , ,0 0, ,02 Rata-rata Perkembangan 0,13 Sumber: Bank Indonesia, 2013 (data digabung dan diolah) Perkembangan posisi cadangan devisa Indonesia pada kurun waktu tahun menunjukan perkembangan yang baik, sesuai dengan Tabel 1.2 ratarata perkembangan menunjukan angka 0,13%. Gejolak krisis pada tahun 1997 memang sempat membuat cadangan devisa Indonesia menurun dari 1.912,0 juta USD menjadi ,0 juta USD di tahun Setelah penurunan tersebut posisi cadangan devisa Indonesia selalu mengalami peningkatan yang positif dan mempunyai keseimbangan yang baik dalam pembiayan total impor non-migas Indonesia. 9

10 Hingga tahun 2005 cadangan devisa Indonesia kembali mengalami penurunan dengan tingkat perkembangan -0,06% dan penurunan yang lebih tinggi tahun 2008 dari ,0 juta USD menjadi 51.63,0 atau turun sebesar 0,07% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi akibat dari gejolak krisis finansial global yang menyendatkan arus perdagangan keluar negeri khususnya ke negara Amerika yang menjadi sumber dari krisis finansial tahun Setelah penurunan tersebut posisi cadangan devisa Indonesia semakin meningkat hingga tahun Selain cadangan devisa yang digunakan sebagai pembiayaan impor, volume dan nilai impor suatu negara tidak terlepas dari besaran perkembangan pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri. Abba dan Hassan (2005) menyatakan PDB merupakan indikator penting terhadap total impor di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mencerminkan masyarakat yang siap untuk melakukan konsumsi sesuai dengan kemampuan dari pendapatannya. Hal ini sehubungan dengan teori konsumsi oleh John Maynard Keynes, jumlah konsumsi saat ini (current disposable income) berhubungan langsung dengan pendapatannya. Dalam skala nasional pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari jumlah Produk Domestik Bruto (PDB), PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya pertahun). Apabila total pendapatan negara terus mengalami peningkatan maka menjurus pada pertambahan konsumsi pada suatu barang, termasuk juga pertambahan terhadap barang impor. 10

11 Tabel 1.3 Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kurun waktu Tahun Tahun PDB ADHK 2000 (Miliar Rp) Perkem bangan (persen) Tahun PDB ADHK 2000 (Miliar Rp) Perkemban gan (persen) , ,0 0, ,6 0, ,2 0, ,2 0, ,6 0, ,1 0, ,6 0, ,4 0, ,3 0, ,1 0, ,8 0, ,6 0, ,2 0, ,0 0, ,9 0, ,2 0, ,3 0, ,3 0, ,1 0, ,6 0, ,4 0, ,3 0, ,8 0, ,9 0, ,1 0, ,0-0, ,4 0,06 Rata-rata Perkembangan 0,05 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 (datadigabung dan diolah) Keternangan : PDB = Produk domestik bruto. ADHK = Atas dasar harga konstan. Pada Tabel 1.3 memperlihatkan pertumbuhan PDB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama kurun waktu tahun dengan rata- rata perkembangan 0.05% per tahun. Dimulai dari tahun 1985 tingkat PDB dengan Rp ,8 miliar mengalami peningkatan setiap tahun hingga tahun 1997 sebesar Rp ,9 miliar.pada pertengahan tahun 1997, Indonesia seperti negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara mengalami krisis ekonomi, hingga tahun 1998 terjadi penurunan menjadi Rp milliar. Penurunan pendapatan nasional menyebabkan kemampuan untuk mengkonsumsi barang impor menurun dengan ditandainya penurunan daya beli oleh masyarakat. Adapun 11

12 besarnya pendapatan nasional dipengaruhi oleh produktifitas suatu negara dalam menghasikan barang-barang yang kompetitif, gejolak ekonomi pada tahun 1998 sangat jelas berdampak pada pendapatan nasional pada tahun tersebut. Pada tahun 1999, dampak krisis ekonomi tersebut mulai membaik dan PDB terus mengalami perkembangan yang positif sampai tahun Berikut ini dijabarkan mengenai jumlah dan perkembangan produk domestik bruto (PDB) Indonesia kurun waktu tahun Perdagangan internasional baik ekspor maupun impor tidak terlepas dari prosespembayaran. Pembayaran tersebut dengan pihak luar menggunakan uang asing, mata uang asing ini disebut denganvaluta asing (Indrayani dan Yogi Swara, 2013). Kurs merupakan harga atau nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain (Sukirno, 2004). Menurut Tobin dan Sebastian (2011), nilai tukar yang fleksibel akan membawa dampak yang lebih tinggi terhadap guncangan perdagangan luar negeri pada suatu perekonomian. Mata uang yang umum di gunakan dalam proses perdagangan antar negara ini adalah mata uang Amerika yaitu dollar AS, yang merupakan mata uang internasional. Posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat menentukan besarnya perkembangan jumlah impor, dalam kondisi posisi mata uang yang lemah akan membawa dampak terhadap keinginan masyarakat dalam mengkonsumsi barang impor. Hal ini karena mengkonsumsi barang impor ketika mata uang rupiah stabil jumlah uang yang di bayarkan terhadap barang impor berbeda dengan ketika nilai rupiah melemah terhadap mata uang asing. Jumlah impor khususnya impor non- 12

13 migas sangat bergantung terhadap kondisi terapresiasi atau terdepresiasinya nilai tukar (Mario dan Robert, 2005). Dalam kondisi nilai tukar rupiah terapresiasi, konsumsi masyarakat terhadap barang-barang impor khususnya impor non-migas akan cenderung meningkat, dan sebaliknya dalam kondisi terdepresiasi, konsumsi masyarakat terhadap impor non-migas akan menurun.berikut ini dijabarkan mengenai jumlah dan perkembangan kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kurun waktu tahun Tabel 1.4 Perkembangan Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Kurun Waktu Tahun Tahun Kurs (Rp/USD) Perkembang an (persen) Tahun Kurs (Rp/USD) Perkemban gan (persen) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,10 Rata-rata Perkembangan 0,1 Sumber: Bank Indonesia, 2013 (data digabung dan diolah) Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1998 telah membawa dampak dalam perkembangan perekonomian nasional baik dalam sektor moneter maupun sektor riil. Depresiasi 13

14 nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi sangat besar pada awal penerapan sistem tersebut. Dapat dilihat dari Tabel 1.4,dengan rata-rata perkembangan sebesar 0,1%, sebelum di terapkan sistem tersebut dari tahun 1985 hingga tahun 1997 pergerakan nilai tukar rupiah tergolong rendah. Setelah diberlakukan sistem tersebut nilai tukar rupiah menunjukan angka angka yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan rata-rata perkembangan sebesar 0,1% nilai tukar rupiah mengalami berbagai fluktuasi yang dimulai pada Tahun 2001 nilai tukar rupiah terhadap dollar US meningkat menjadi Rp per US $. Peningkatan ini terjadi akibat peningkatan suku bunga AS dan penguatan mata uang $ US terhadap berbagai mata uang dunia. Tahun nilai rupiah kembali menguat masing-masing dengan perkembangan sebesar -0.14% menjadi Rp per US $ tahun 2002 dan dari tahun 2002 sebesar -0.05% menjadi Rp 8.465,3 per US $ tahun Tahun 2004 dan 2005 nilai rupiah kembali melemah menjadi Rp per US $ tahun 2004 dan Rp per $ US pada tahun Tahun 2006 nilai rupiah menguat dengan perkembangan -0.08% yaitu Rp per US $ dan tahun 2007 nilai rupiah kembali menguat menjadi Rp per $ US. Pada tahun 2008 nilai rupiah kembali mengalami pelemahan drastis menjadi Rp per US $. Pelemahan ini dipicu oleh krisis finansial global yang dialami oleh Amerika, krisis ini yang berawal dari Amerika Serikat pada tahun 2007 yang semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia termasuk negara berkembang pada tahun 2008 (Laporan BI, 2008). Permintaan rupiah oleh dollar Amerika mengalami penurunan yang drastis. Ketidakpastian perekonomian Indonesia 14

15 sebagai dampak dari krisis keuangan AS memberikan peluang terjadinya capital outflow secara besar-besaran di pasar modal Indonesia pada tahun tersebut (Aminah, 2012). Setelah penurunan nilai rupiah yang terjadi ditahun 2008, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tetap stabil hingga tahun Selain karena faktor jumlah cadangan devisa, PDB dan nilai tukar rupiah, inflasi juga memiliki pengaruh yang erat terhadap impor, khususnya impor nonmigas. Inflasi merupakan kondisi ekonomi dimana dicirikan dengan dirasakan dan ditandainya suasana harga barang yang tinggi secara mayoritas, yang menyebabkan masyarakat seolah-olah kehilangan keseimbangan antara daya beli dibandingkan dengan pendapatan sampai pada kurun waktu tertentu. Menurut Amalia (2007), inflasi menyebabkan masyarakat kehilangan keseimbangan dimana budget yang semula telah disusun sesuai dengan tingkat pendapatan tidak lagi dapat diterapkan karena situasi tersebut. Atau dalam keadaan lain, inflasi mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap suatu barang baik barang domestik maupun barang yang di impor. Menurut Alex dan Karen (2008) negara yang menerapkan perdagangan terbuka, inflasi yang terjadi didalam perekonomiannya akan membawa pengaruh pada kondisi impor dan ekspor. Tingkat inflasi tinggi biasanya dikaitkan terhadap kondisi ekonomi yang terlalu panas (overhead), berarti kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas produknya, dan mengakibatkan harga-harga cenderung mengalami peningkatan (Yogi dan Saputra, 2013). Ketika inflasi terjadi dan harga barang-barang yang diproduksi dalam negeri mengalami peningkatan, masyarakat akan mulai beralih 15

16 mengkonsumsi barang-barang yang diproduksi dari luar negeri yang harganya relatif lebih murah. Untuk membatasi akibat dari peningkatan tingkat inflasi, perusahaan domestik suatu negara harus mampu bersaing dalam perekonomian terbuka untuk mencapai keseimbangan antara ekspor dan impor (Jonathan,2000). Tabel 1.5 Perkembangan Inflasi Indonesia Kurun waktu Tahun Tahun Inflasi (persen) Perkembang an (persen) Tahun Inflasi (persen) Perkembang an (persen) , ,01-0, ,83 1, ,4 3, ,9 0, ,6 0, ,47-0, , ,97 0, ,1-0, ,53 0, ,4 0, ,52 0, ,11 1, ,94-0, ,6-0, ,77 0, ,59 0, ,42-0, ,06 0, ,64-0, ,78-0, ,47-0, ,96 1, ,03 0, ,79-0, ,6 6, ,3 0,40 Rata-rata Perkembangan 0,49 Sumber: Bank Indonesia, 2013 (data digabung dan diolah) Dari Tabel 1.5 dapat di ketahui tingkat inflasi di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun dengan rata-rata pekembangan pertahun 0,49 persen. Meskipun di lihat dari perkembangan rata-rata menunjukkan angka yang tidak tergolong tinggi namun perekonomian Indonesia sempat mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi. Dimulai dari tahun 1997 dengan tingkat inflasi 11,03 persen naik perlahan ditahun berikutnya sebesar 77,6 persen. Penurunan situasi ekonomi pada tahun 1998 dikarenakan pada masa itu perekonomian Indonesia 16

17 sedang mengalami goncangan ekonomi dengan adanya krisis politik dan moneter. Seiring dengan membaiknya kinerja ekonomi nasional, maka tingkat inflasi mulai turun dan pertumbuhan inflasi dapat dikendalikan pada tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut, perekonomian suatu negara apapun bentuk sistem ekonominya selalu melaksanakan perdagangan yang berupa ekspor-impor, dengan melaksanakan perdagangan tersebut berbagai variabel sangat berpengaruh. Variabel-variabel tersebut seperti cadangan devisa yang merupakan simpanan mata uang asing atau aset negara, sehingga semakin tingginya nilai cadangan devisa yang dimiliki maka pembiayaan impor dan kecenderungan impor akan semakin tinggi. Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan cerminan dari pertumbuhan ekonomi, semakin tingginya PDB maka menggambarkan semakin tingginya pendapatan masyarakat yang bepengaruh langsung terhadap daya beli masyarakat termasuk daya beli terhadap produk impor. Kurs Dollar Amerika merupakan mata uang internasional yang digunakan dalam perdagangan, posisi mata uang domestik terhadap USD sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat terhadap produk impor, semakin tinggi kurs USD terhadap mata uang lokal maka harga yang dibayarkan menjadi mahal dan impor cenderung melemah. Inflasi, inflasi merupakan peningkatan keseluruhan hargaharga didalam negri sehingga ketika inflasi terjadi masyarakat cenderung mengkonsumsi produk-produk impor. Semua variabel tersebut akan mempengaruhi bila suatu negara akan melaksanakan impor khususnya impor nonmigas Indonesia yang akan dianalisis kurun waktu tahun

18 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka faktor-faktor yang dimaksud mempengaruhi impor non-migas di Indonesia pada kurun waktu tahun adalah cadangan devisa, produk domestik bruto (PDB), nilai tukar dollar Amerika, dan inflasi. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah,: 1. Bagaimana pengaruh cadangan devisa, produk domestik bruto (PDB), kurs dollar Amerika, dan inflasi secara simultan berpengaruh terhadap impor nonmigas Indonesia kurun waktu tahun ? 2. Bagaimana pengaruh cadangan devisa, produk domestik bruto (PDB), kurs dollar Amerika, dan inflasi secara parsial berpengaruh terhadap impor nonmigas di Indonesia kurun waktu tahun ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruhcadangan devisa, produk domestik bruto (PDB), kurs dollar Amerika, dan inflasi secara simultan terhadap impor non-migas di Indonesia kurun waktu tahun Untuk mengetahui pengaruhcadangan devisa, produk domestik bruto (PDB), kurs dollar Amerika, dan inflasi secara parsial terhadap impor non-migas di Indonesia kurun waktu tahun

19 1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya ragam penelitian dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi mahasiswa. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pertimbangan bagi pemerintah khususnya dalam merumuskan dan menentukan kebijakan dalam perdagangan internasional baik dalam kebijakan ekspor maupun impor di Indonesia Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadilima bab, yaitu sebagai berikut: Bab IPendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. Bab IIKajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini yaitu mengenaikonsep perdagangan internasional, konsep ekspor, kurs valuta asing, hubungan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap volume ekspor dan teori dan konsep daya saing. 19

20 Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai objek penelitian, jenis data, metode penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari penyusunan laporan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh. 20

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan menjadi sasaran utama pembangunan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia ini melakukan perdagangan antar bangsa atau yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan baik barang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses 115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Jika suatu negara memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain maka

Lebih terperinci

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia sektor perdagangan internasional mempunyai peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada sektor perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia, karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang ikut serta dalam kerjasama internasional, maka dari itu perekonomian Indonesia tidak lepas dari yang namanya ekspor dan impor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional adalah salah satu komponen penting yang dapat memajukan perekonomian suatu negara, seperti di Indonesia. Sebagai salah satu negara yang berkeinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK Judul Nama : Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu 1994-2013 : I Kadek Edi Wirya Berata Nim : 1206105079 ABSTRAK Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor perdagangan di Indonesia. Istilah tekstil yang dikenal saat ini berasal dari bahasa latin, yaitu texere

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh karena itu Indonesia harus giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Tujuan utama pembangunan adalah tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara seringkali menggunakan perhitungan mengenai keuntungan dan kerugian yang dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak adanya batas antar negara di dunia serta nampaknya setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Impor dan Pembangunan Ekonomi Selain ekspor, impor juga berperan penting dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi persaingan bebas dan juga mengatasi krisis moneter yang berkepanjangan maka kebijaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat besar sehingga sangat membutuhkan dana yang besar untuk melakukan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci