BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI"

Transkripsi

1 BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI 6.1. Analisis Lingkungan Internal Produksi dan Operasi Kegiatan produksi yang dilakukan KUD Giri Tani sudah cukup baik. KUD Giri Tani berusaha semaksimal mungkin beroperasi dengan biaya yang rendah namun memiliki kualitas dan tingkat produktivitas yang tinggi dalam setiap unit usaha, seperti: unit persusuan, unit konsentrat, unit kesehatan hewan, unit simpan pinjam. Namun, produksi utama dari KUD Giri Tani adalah susu sapi perah yang dikirim ke PT Cimory. Biaya yang dikeluarkan untuk produksi susu dioptimalkan serendah mungkin, namun tetap tidak mengurangi kualitas susu. Dalam melakukan operasinya kepada PT Cimory, KUD Giri Tani menerapkan sistem kontrak penjualan dengan PT Cimory, ketika PT Cimory didirikan pada tahun Kontrak penjualan itu berisi tentang: (1) PT Cimory akan menjadikan KUD Giri Tani sebagai prioritas utama dalam penerimaan bahan baku susu sebelum menerima susu dari daerah lain. Hal ini harus menjadi pemicu bagi KUD Giri Tani untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas susu para peternak anggotanya. (2) PT Cimory menetapkan harga jual susu lebih tinggi 10 persen dari PT Diamond Cold Storage. Berdasarkan kontrak penjualan ini, KUD Giri Tani menetapkan PT Cimory sebagai pelanggan utama KUD Giri Tani. Tidak ada hukuman khusus atau peraturan khusus yang mengatur proses pengiriman susu ke PT Cimory, semua kebijakan proses pengiriman diserahkan kepada kebijakan KUD Giri Tani. PT Cimory tidak turut ambil bagian dalam penentuan peraturan pengiriman susu ke PT Cimory. Upaya KUD Giri Tani untuk menghemat biaya produksi adalah dengan melakukan pengiriman langsung ke PT Cimory yang letak lokasinya tidak jauh dari KUD. Proses pengambilan susu dilakukan dua kali sehari yaitu pagi sekitar pukul dan sore hari sekitar pukul WIB. Untuk mengefisiensikan proses pengambilan susu dari peternak, KUD Giri Tani membagi empat kelompok, yaitu kelompok pertama mengambil susu ke Kelompok Tirta Kencana

2 dan Baru Sibereum, kelompok kedua mengambil susu ke kelompok Mekar Jaya, kelompok ketiga mengambil susu ke Kelompok Joglo (Bina Warga), dan kelompok keempat mengambil susu ke Kelompok Baru Tegal dan Bina Warga. Setelah mengambil susu, empat kelompok tersebut kemudian mengirimkan susu yang diambil langsung ke PT Cimory. Hanya saja, KUD Giri Tani masih kekurangan bahan baku untuk melakukan produksi susu sapinya. Hal ini dikarenakan KUD Giri Tani tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan PT Cimory sebanyak liter susu per harinya. KUD Giri Tani memiliki kemampuan produksi susu rata-rata sekitar 5000 liter susu per harinya, baik yang dikirim langsung dari peternak maupun yang dikirim melalui KUD Giri Tani. Selanjutnya untuk hubungan KUD dengan peternak-peternak yang kecil yang cukup baik dengan mereka yang masih aktif memberikan pasokan susu melalui KUD Giri Tani. Tetapi tidak demikian, dalam hal hubungan KUD dengan peternak besar anggota KUD Giri Tani yang memiliki sapi lebih dari 100 ekor. Saat ini banyak peternak besar anggota KUD Giri Tani yang mengirimkan susunya langsung ke PT Cimory tanpa melalui KUD Giri Tani. Hal ini membuat KUD merasa dirugikan, dan tidak dianggap sebagai badan hukum yang menaungi pengiriman susu dari peternak anggota KUD Giri Tani ke PT Cimory. Sebelumnya KUD Giri Tani memang sudah memiliki kontrol terhadap proses pengiriman ini, supaya setiap anggota koperasi melakukan pengiriman melalui KUD, namun terdapat kebijakan baru dari ketua KUD untuk mengadakan pengiriman langsung ke PT Cimory. Kebijakan ini dianggap tidak baik oleh pengurus lainnya seperti bendahara dan sekretaris KUD, karena dapat merugikan peternak kecil. Namun karena semua wewenang ada di tangan ketua, maka mereka tidak berhak melakukan perlawanan. PT Cimory pun sebenarnya tidak merasa dirugikan oleh kebijakan ini, maka PT Cimory bersedia saja menerima kebijakan baru ini. Sistem pengendalian dan perputaran fasilitas sudah berjalan optimal di KUD, tetapi tidak halnya dengan tata letak dan utilitas fasilitas. Banyak fasilitas di KUD Giri Tani yang tidak dipakai seperti cooling room, dan ruang lantai bawah yang kosong pada kantor KUD. Tata letak kantor dan interior kantor KUD juga

3 kurang baik, sehingga terlihat tidak menarik kantornya. Sedangkan untuk produksi dan operasi unit usaha konsentrat, juga sudah cukup baik. Unit usaha konsentrat merupakan unit yang menyediakan pakan konsentrat kepada peternak anggota KUD Giri Tani, dengan merk konsentrat yang disalurkan KUD Giri Tani diantaranya: HS (Himpunan Bersaudara), Prima Feed dan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia). Kekurangannya adalah KUD Giri Tani belum mampu membuat sendiri konsentrat. Semua konsentrat yang dijual masih merupakan pasokan dari pemasok makanan ternak. Jadi, mutu dan kualitas dari konsentrat tersebut tidak dapat dikontrol dengan seksama oleh KUD Giri Tani. Oleh karena kekurangan ini, KUD Giri Tani berniat untuk mendirikan pabrik pakan ternak sendiri agar dapat mempertahankan mutu yang dikehendaki oleh KUD sesuai dengan kondisi sapi dan dapat menyerap tenaga kerja baru dari sekitar KUD sehingga bisa mengurangi pengangguran. Selanjutnya untuk unit usaha kesehatan hewan (keswan), KUD Giri Tani memiliki produk obat-obatan dan Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan itu diberikan kepada peternak yang memiliki sapi yang sedang birahi agar sapi tersebut dapat hamil dan menghasilkan anak sapi. Sedangkan semen beku yang dimiliki KUD Giri Tani didapat dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Singosari, Jawa Timur. Obat-obatan yang dimiliki KUD Giri Tani diberikan kepada sapi yang sedang sakit supaya dapat kembali sembuh. Masalah yang dihadapi unit usaha ini adalah jumlah keterbatasan karyawan yang dimilikinya. Keterbatasan jumlah karyawan pada unit ini menyebabkan sering terjadinya keterlambatan dalam pelayanan usaha. KUD Giri Tani juga mempunyai pelayanan jasa bagi anggotanya, yaitu unit usaha simpan pinjam. Unit usaha simpan pinjam ini dapat memberikan kredit kepada peternak serta melakukan penerimaan dana dari anggota yang ingin menyimpan dananya pada KUD Giri Tani. Operasi unit usaha ini adalah apabila ada anggota yang ingin melakukan peminjaman dana maka jumlah transaksi ini pun harus diketahui oleh bagian simpan pinjam, supaya bagian simpan pinjam dapat mengetahui sejauh mana tingkat pengembalian kredit dari anggota yang akan meminjam. Jika anggota ingin menyimpan dananya pada KUD Giri Tani

4 maka anggota tersebut dipersilahkan menemui bagian simpan pinjam untuk pengurusan administrasi Keuangan Manajemen keuangan KUD Giri Tani sudah terorganisir dengan baik. Manajemen keuangan ini dipegang oleh bendahara yang mengorganisasikan perolehan dana, menggunakan dana dan sekaligus mengendalikan dana tersebut dalam rangka memaksimalkan keuntungan KUD Giri Tani. Modal KUD Giri Tani antara lain berasal dari bantuan hibah pemerintah, dana aspirasi Bupati Bogor, program skim pemerintah seperti kredit bank Bukopin, dan BRI. Selain itu, modal KUD Giri Tani juga berasal dari simpanan wajib anggota sebesar Rp. 1000,- per bulan dan simpanan pokok anggota pada awal masuk sebesar Rp ,-. Dan semua modal yang didapat KUD Giri Tani diinvestasikan dengan membeli sapi perah dan gedung untuk kantor KUD Giri Tani. Pemasukan KUD Giri Tani berasal dari unit usaha yang dijalankan, antara lain: unit usaha persusuan, unit usaha pakan ternak (konsentrat), unit usaha kesehatan hewan dan unit usaha simpan pinjam. Dana-dana yang di dapat digunakan lagi untuk menjalankan usaha tersebut supaya lebih maju dengan menambah banyak teknologi baru dan sapi perah dan atau Inseminasi Buatan, semen beku dan obat-obatan. Dana tersebut juga digunakan untuk kas KUD Giri Tani agar dapat memenuhi usaha simpan pinjam KUD tanpa harus meminjam ke bank. Semua dana yang didapat oleh KUD Giri Tani, diusahakan untuk tetap untung dan tidak besar pasak daripada tiang. KUD Giri Tani berusaha untuk mensejahterakan kehidupan anggotanya melalui manajemen keuangan yang sistematis, melalui pembukuan yang baik yang memberikan informasi aktual dan faktual mengenai kondisi kesehatan KUD Giri Tani. Berdasarkan sumber, KUD Giri tani sudah mampu memiliki omset kurang lebih satu miliar dalam kasnya. Dan bisa saja meningkat di masa yang akan datang karena permintaan susu terus meningkat. Namun dapat juga menurun, apabila banyak peternak anggota koperasi, terutama peternak besar yang tidak lagi mengirimkan susunya untuk dijual melalui KUD Giri Tani.

5 Sumberdaya manusia Sumberdaya manusia merupakan bagian yang paling penting bagi suatu organisasi. Rekrutmen sumberdaya manusia atau karyawan di KUD Giri Tani tidak terlalu rumit. Tidak ada proses penyeleksian dalam perekrutannya. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat sekitar KUD Giri Tani yang tidak memiliki pekerjaan. Daripada menjadi pengangguran, lebih baik mereka direkrut menjadi karyawan KUD, baru sesudah itu dilakukan pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia bagi mereka. Sebagian besar karyawan KUD Giri Tani memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi pengembangan KUD, karena karyawan KUD banyak mendapat pelatihan khusus dalam rangka mengoperasikan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Dari total karyawan sebanyak 23 orang, sebanyak 11 orang merupakan lulusan SD, enam orang merupakan lulusan SLTP, lima orang merupakan lulusan SMA, dan hanya satu orang yang merupakan lulusan S1. Pendidikan yang tidak terlalu tinggi ini menjadi dasar bagi KUD untuk melatih calon karyawan untuk dapat melakukan tugas dan job description. Contohnya calon karyawan untuk bagian administrasi yang bertugas mencatat banyaknya susu yang dikirim oleh peternak ke KUD tiap harinya, calon karyawan untuk menjadi supir, calon karyawan untuk bagian pemeliharaan gedung dan teknologi, dan calon karyawan untuk manajemen keuangan, sebelumnya mereka diberi pelatihan oleh pengurus KUD Giri Tani untuk dapat melakukan tugastugasnya masing-masing. Oleh karena itu, sangat diperlukan banyak pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan ketrampilan bekerja dan perlu juga dilakukan penilaian prestasi kerja serta penghargaannya, sehingga dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap KUD Giri Tani Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dilakukan KUD dengan tujuan untuk menjual barang dan jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. KUD Giri Tani melakukan berbagai upaya komunikasi pemasaran, diantaranya dengan terus menjaga kualitas produk dan jasa yang diproduksinya, seperti kualitas susu sapi yang baik dan segar, dan konsentrat yang dijual oleh KUD mempunyai kualitas yang baik. KUD juga melakukan kegiatan promosi dalam komunikasi pemasaran. Promosi yang

6 dilakukan KUD Giri Tani masih kurang optimal, sehingga masih banyak perusahaan susu atau konsumen lain yang membutuhkan pasokan susu tidak mengetahui keberadaan KUD Giri Tani sebagai pemasok susu utama di PT Cimory. KUD Giri Tani hanya dikenal oleh masyarakat sekitar Cisarua. Konsumen yang berada di luar KUD Giri Tani tidak mengetahui keberadaan KUD Giri Tani ini. KUD Giri Tani tidak sepopuler Greenfield, Malang, oleh karena KUD Giri Tani tidak mau membesarkan namanya. Plang-plang mengenai keberadaan KUD Giri Tani pun tidak ada di sekitar Cisarua, yang ada hanya plang-plang Cimory. Padahal pasokan susu yang di dapat oleh PT Cimory tersebut berasal dari KUD Giri Tani. Namun KUD Giri Tani tidak berusaha untuk memamerkan dirinya ke pasar luas sebagai pemasok susu utama ke PT Cimory. Kelemahan lain dari mekanisme komunikasi pemasaran KUD Giri Tani adalah belum luasnya jangkauan distribusi untuk melakukan kegiatan komunikasi pemasaran susu, membuat konsumen sulit untuk mendapatkan susu bahkan tidak mengenalinya sama sekali. Contoh kasusnya adalah lebih tenarnya PT Cimory daripada KUD Giri Tani, padahal pemasok susu utama dari PT Cimory tersebut adalah KUD Giri Tani Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen digunakan untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial. KUD Giri Tani pun melakukan sistem ini untuk melakukan manajemennya. KUD Giri Tani menyadari salah satu keberhasilan dalam suatu organisasi maupun suatu perusahaan terletak pada manajemennya. Unsur yang diterapkan KUD Giri Tani dalam manajemennya adalah planning, organizing, activating, dan controlling. KUD Giri Tani melakukan empat unsur tersebut dalam aktivitasnya dengan memiliki tiga komponen yang berperan penting dalam mengatur dan menjalankan jalannya aktivitas KUD dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen di atas. Tiga komponen tersebut antara lain: 1) Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi KUD Giri Tani. Penyelenggaraan RAT ini bertujuan untuk

7 mengontrol dan mengevaluasi kinerja KUD selama satu tahun. RAT juga dimaksudkan untuk membahas keputusan-keputusan strategis atau kebijakankebijakan baru yang dibuat oleh Badan Pengurus dalam menjalankan aktivitas ekonomi KUD Giri Tani untuk satu tahun ke depan. Namun hal ini tidak terlalu ditaati dengan baik oleh badan pengurus, dan ketua KUD tidak memiliki wibawa yang baik untuk berdisiplin melakukan RAT di tiap tahunnya. Ketua KUD Giri Tani bernama Heru Susanto, berdasarkan hasil wawancara banyak anggota yang kecewa dengan kepemimpinannya. Bapak Heru jarang datang ke kantor KUD untuk mengontrol KUD dan tidak memiliki ketegasan dalam memimpin. Beliau dipilih menjadi ketua melalui proses pemilihan dari anggota KUD, tetapi sebelumnya mereka tidak tahu bahwa loyalitas beliau terhadap KUD tidak kuat. Hanya sekretaris dan bendahara saja yang sadar akan pentingnya RAT. Namun karena posisi mereka yang berada di bawah ketua, maka mereka tidak mempunyai kuasa untuk mengadakan RAT tanpa ada izin dan tanpa kehadiran ketua KUD. Seperti contoh, selama periode berjalan, KUD Giri Tani tidak melakukan RAT selama dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2006 dan tahun 2007, hal ini dikarenakan adanya mutasi jabatan bagian pembukuan ke bagian lain, sehingga karyawan baru yang menempati posisi pembukuan belum dapat mengerjakan tugasnya secara optimal. Keterlambatan ini menghambat proses pembukuan yang digunakan untuk terselenggaranya RAT. Seharusnya penggantian posisi ini dilakukan setelah RAT, hal ini bisa menjadi kesalahan badan pengurus yang tidak tegas dalam mengurus, terutama untuk ketua KUD nya. 2) Badan pengawas Badan pengawas bertugas untuk mengawasi kinerja badan pengurus. Semua kegiatan badan pengurus, keputusan-keputusan strategis, dan kebijakankebijakan baru yang ditetapkan badan pengurus harus diketahui secara jelas oleh badan pengawas. Badan pengawas adalah anggota koperasi yang telah lama menjadi anggota KUD, pernah jadi pengurus, dan biasanya mencalonkan diri menjadi pengawas. Jika tidak ada anggota senior koperasi yang mau mencalonkan diri, badan pengurus yang memilih badan pengawas. Badan pengawas yang dipilih memiliki pendidikan yang cukup tinggi, mengerti seluk-beluk KUD dan mempunyai pekerjaan yang baik. Badan pengawaslah yang menganalisis apakah

8 semua kegiatan, keputusan-keputusan strategis dan kebijakan-kebijakan baru tersebut baik dan sesuai dengan kebutuhan KUD. Namun peran badan pengawas ini tidak dilakukan dengan baik. Selama masa jabatannya dari tahun , badan pengawas hampir tidak pernah turut ambil bagian dalam pengawasan pengurus KUD. Mereka tidak menjalankan fungsinya untuk mengawas dan menilai saat badan pengurus menetepkan kebijakan baru bagi KUD Giri Tani, baik itu merugikan maupun menguntungkan. Sebagai contoh, kebijakan ketua KUD yang memberikan izin kepada salah satu peternak besar anggota KUD untuk melakukan pengiriman langsung ke PT Cimory tanpa melalui KUD Giri Tani, tidak dikritik oleh badan pengawas. Padahal jelas-jelas, kebijakan ini merugikan KUD Giri Tani. Tindakan masa bodoh ini, dianalisis karena ada salah seorang anggota badan pengawas yang telah berafiliasi dengan PT Cimory karena telah menduduki jabatan tertenti di PT Cimory. Hal ini sungguh sangat menurunkan wibawa badan pengawas. 3) Badan Pengurus Badan pengurus merupakan jantung dari aktivitas KUD Giri Tani. Merekalah yang bekerja menentukan segala hal yang baik bagi perkembangan koperasi. Mereka yang mengambil keputusan-keputusan strategis bagi KUD dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang penting bagi kemajuan KUD. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kesolidan antar badan pengurus (ketua, sekretaris, dan bendahara). Mereka harus bekerja sama memberikan segenap kekuatan mereka untuk KUD. Namun kembali lagi hal ini tidak terlihat di tubuh badan pengurus. Berdasarkan hasil wawancara, ketua KUD Giri Tani tidak memiliki loyalitas yang tinggi kepada KUD. Beliau tidak memiliki wibawa yang baik dalam menjalankan tugasnya. Beliau juga jarang sekali datang ke KUD untuk mengawasi aktivitas KUD. Dan hal yang paling disayangkan adalah kebijakan yang diputuskannya mengenai pengiriman langsung susu sapi oleh peternak besar ke PT Cimory. Sebaliknya, sekretaris KUD dan bendahara memiliki kesamaan pandangan dalam mengelola KUD. Mereka tidak setuju adanya kebijakan ini, mereka berpendapat kalau memang para peternak besar mau mengirimkan langsung susunya ke PT Cimory, tanpa melalui KUD, lebih baik mereka diberhentikan sebagai anggota KUD Giri Tani. Namun hal ini sangat tidak

9 dihiraukan oleh ketua KUD. Ketua KUD masa bodoh dan tetap menjalankan kebijakannya tanpa memperhatikan peternak-peternak kecil anggota KUD yang merasa dirugikan karena pendapatan mereka menjadi berkurang. Selain itu, masih banyak lagi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di tubuh badan pengurus ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Cipto sebagai sekretaris, KUD Giri Tani sering mendapatkan banyak bantuan dana dari berbagai sumber baik pemerintah maupun swasta, namun dana tersebut tidak terlihat dan sangat tidak jelas masuk ke mana dalam aktivitas KUD, contohnya seperti bantuan dana dari PEMDA setempat sebesar Rp ,-, yang biasa diurus oleh ketua KUD tidak terlihat jelas penggunaannya. Alokasi dana bantuan tidak transparan dan tidak pernah masuk ke kas KUD. Bendahara dan sekretaris curiga, bantuan dana tersebut masuk ke kas Ketua Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan Pengembangan dilakukan suatu perusahaan untuk melakukan inovasi-inovasi produk. Inovasi-inovasi ini diperlukan untuk mengatasi kejenuhan pasar. Menurut pedoman koperasi, koperasi yang memiliki produk utama raw material tidak perlu melakukan penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, KUD Giri Tani tidak membuat divisi penelitian dan pengembangan karena susu sapi segar yang merupakan produk utama dari KUD Giri Tani merupakan raw material PT Cimory, jadi sebagai raw material atau bahan baku susu segar, KUD Giri Tani tidak akan pernah mengalami kejenuhan pasar Analisis Lingkungan Eksternal. Analisis lingkungan eksternal yang ada di KUD Giri Tani terdiri dari ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi, ancaman pendatang baru, ancaman pesaing, kekuatan tawar menawar konsumen, dan kekuatan tawar menawar pemasok Ekonomi Keadaan ekonomi baik secara makro maupun mikro, turut mempengaruhi aktivitas KUD Giri Tani sebagai penyedia susu sapi segar. Semakin stabil perekonomian negara, semakin stabil juga usaha KUD Giri Tani. Begitu juga

10 dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang ditetapkan pemerintah sangat berpengaruh pada kegiatan usaha KUD Giri Tani. Contohnya, seperti penetapan tarif bea masuk susu impor. Saat ini tarif bea masuk yang diberikan untuk produk susu dan kepala susu adalah nol persen, dengan tidak adanya tarif bea masuk untuk susu impor, maka semakin banyak susu impor yang beredar di pasaran dalam negeri. Harga bahan baku susu impor yang digunakan IPS di Indonesia saat ini berkisar Rp ,- sampai Rp ,- per liter. Harga tersebut otomatis menyebabkan biaya pembelian susu impor semakin meningkat, dan membuat harga susu impor tersebut naik di tingkat peternak lokal yang semula berharga Rp. 2100,- menjadi Rp. 2800,-. Namun untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan kebijakan protektif bagi industri susu Indonesia. Tujuan kebijakan protektif ini antara lain untuk meningkatkan produk domestik, meningkatkan pendapatan para peternak sapi perah dan melindungi industri persusuan di Indonesia. Kebijakan protektif tersebut antara lain: a) Kebijakan rasio impor Kebijakan rasio impor merupakan instrumen kebijakan yang paling kompleks dalam industri persusuan nasional. Kebijakan ini merupakan salahsatu bentuk nontarif trade barrier, dimana pemerintah menentukan jumlah bahan baku yang diimpor berdasarkan jumlah bahan baku susu domestik yang diserap IPS. Diantara seluruh kebijakan persusuan Indonesia, kebijakan ini diduga memberi efek yang paling signifikan kepada produsen susu domestik karena secara otomatis mengatur jumlah bahan baku susu impor dan sekaligus domestik dalam sebuah kesepakatan. Legitimasi kebijakan rasio impor ini dilakukan dengan penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian No.236/Kpb/VII/1982, No. 341/M/SK/7/1982, dan No. 521/Kpts/Um/7/1982 tentang Pengembangan Usaha Peningkatan Produksi Pengolahan dan Pemasaran Susu di Dalam Negeri. Ruang gerak untuk melindungi industri persusuan nasional menjadi semakin sempit pada era liberisasi perdagangan. Oleh karena itu, pemerintah dihadapkan pada opsi untuk mentransformasikan proteksi tersebut dalam bentuk tarif impor.

11 b) Tarif Impor Transformasi proteksi dari rasio impor menjadi tarif impor memberikan perubahan bagi produk impor. Pada tarif impor, pemerintah Indonesia menetapkan beban tarif sebesar lima sampai tiga puluh persen untuk semua bahan baku dan semua produk susu olahan yang diimpor. Bahan baku, seperti halnya nonfat dry milk powder (NFDM) yang merupakan input dari produk susu olahan dikenakan tarif sebesar tiga puluh persen sebelum dipasarkan di pasar produk susu olahan nasional. c) Lisensi Impor Kebijakan ekonomi lainnya yang juga mempengaruhi aktivitas KUD Giri Tani adalah kebijakan lisensi impor. Kebijakan lisensi impor menunjuk sejumlah importir untuk secara teknis melakukan impor bahan baku dan produk susu olahan yang tercantum dalam paket kebijakan Juni Beberapa perusahaan yang mendapatkan lisensi impor tersebut adalah: (1) PT Panca Niaga, mendapatkan lisensi untuk mengimpor bahan baku susu untuk industri non makanan yang berbasis susu. (2) PT Kerta Niaga mengimpor produk susu olahan (end products) untuk memenuhi kebutuhan domestik. (3) IPS diperbolehkan untuk mengimpor bahan baku susu menurut rasio impor yang telah ditetapkan. Kebijakan lisensi impor bagi importir terdaftar tersebut dilakukan sampai dengan tahun Setelah itu, pemerintah menghapuskan kebijakan tersebut dan mengeluarkan izin bagi para importir umum untuk melakukan impor bahan baku susu dan produk olahan susu Sosial Budaya Budaya minum susu di Indonesia belum terlalu terikat kuat. Masih banyak keluarga di Indonesia yang tidak terbiasa minum susu. Jumlah konsumsi susu di Indonesia masih rendah dibandingkan negara di Asia lainnya. Berdasarkan data statistik, masyarakat Indonesia meminum susu 9 liter per kapita per tahun, jauh lebih rendah dari negara lain, seperti Malaysia yang meminum susu 25,4 liter per kapita per tahun, Vietnam yang meminum susu 10, 7 liter per kapita per tahun, India meminum susu 30 liter per kapita per tahun, Jepang 40 liter per kapita per tahun, sementara negara seperti Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru mencapai 100 liter per kapita per tahun. Rendahnya budaya minum susu di

12 Indonesia mungkin dikarenakan tidak adanya kebiasaan dari keluarga untuk meminum susu setiap hari, atau mungkin memang orang Indonesia tidak menyukai rasa susu. Selain itu masih banyak warga Indonesia yang menganggap susu itu adalah barang mahal, terutama bagi warga kalangan menengah ke bawah. Dalam pemasarannya KUD Giri Tani menyadari kondisi ini. Tetapi karena KUD hanya memasok susu ke Cimory lalu Cimory yang mengolah, maka KUD tidak perlu khawatir akan kekurangan konsumen. KUD menyadari bahwa susu yang diproduksinya itu dikelola lebih baik dan lebih menarik lagi di PT Cimory, maka merupakan urusan PT Cimory untuk menarik perhatian publik untuk menerapkan budaya minum susu dalam kehidupan sehari-hari Politik Arah kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting untuk pemasaran. Begitu juga dalam pemasaran yang dilakukan KUD Giri Tani, KUD Giri Tani selalu memperhatikan pengaturan perusahaan harus beroperasi. KUD Giri Tani memperhatikan undang-undang lingkungan dan perburuhan dalam operasi pemasarannya, hal ini dibuktikan dengan kesadaran KUD Giri Tani untuk menjaga lingkungan KUD dan lingkungan sekitar peternakan tidak tercemar oleh limbah peternakan. KUD Giri Tani juga selalu memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja dari para karyawan dan sapi. Apabila ada karyawan, anggota, atau sapi yang sakit, KUD Giri Tani akan berupaya untuk membuat mereka sehat kembali, bisa dengan memberikan pinjaman untuk biaya pengobatan, dan bisa juga langsung diberikan obat. Sistem perpajakan juga selalu ditaati oleh KUD Giri Tani. Namun dalam perjalanannya KUD Giri Tani tentu saja pernah mengalami sandungan oleh karena kebijakan politik yang ada di Indonesia. Selama orde baru koperasi sering dijadikan alat politik pemerintah. Pendirian KUD di setiap desa didasari oleh keinginan penguasa negara untuk dapat menguasai masyarakat marjinal seperti petani, peternak, dan nelayan. Selanjutnya pembuatan undangundang koperasi yang isinya seringkali tidak sesuai dengan jati diri koperasi yang sebenarnya. Contohnya UU no.25 tahun 1992 yang mengatakan bahwa koperasi merupakan badan usaha, padahal yang namanya badan usaha itu merupakan lembaga yang berorientasi kepada profit. Hal ini bertentangan dengan jati diri

13 koperasi yang merupakan kumpulan individu atau kelompok yang berorientasi tidak hanya dari sisi ekonomi saja namun juga hubungan sosial antar anggota dan kesejahteraan masyarakat Teknologi Kemajuan teknologi dapat meningkatkan pasar baru yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik. Dalam aktivitasnya KUD Giri Tani telah menggunakan teknologi, diantaranya cooling unit yang digunakan untuk mendinginkan susu hingga 3-4 derajat celcius setelah diambil dari peternak. Sedangkan untuk menjaga kualitas susu yang diminta oleh PT Cimory, KUD Giri Tani mempunyai laboratorium yang digunakan untuk mengukur tingkat bakteri, total solid, dan lain sebagainya. Untuk sistem administrasinya, KUD Giri Tani juga sudah menggunakan teknologi komputerisasi Ancaman Pesaing Dalam kegiatan pemasarannya tentu saja KUD memiliki pesaing. Pesaing tersebut sama-sama merupakan pemasok susu, baik yang berupa koperasi maupun perseroan terbatas. Pesaing KUD Giri Tani antara lain pengalengan, Lembang, KUD Cipanas, dan GKSI Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti muncul dalam bentuk yang berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk pengganti dari susu adalah kopi, teh, syrup, soft drink, dan lain-lain Kekuatan Penawaran Pembeli atau konsumen Konsumen mempengaruhi industri susu melalui kemampuan mereka untuk menekan harga permintaan terhadap kualitas susu yang lebih baik dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. Kelompok konsumen kuat jika konsumen tersebut terkonsentrasi pada satu produsen dan membeli dalam jumlah yang besar. KUD Giri Tani memiliki konsumen yang kuat dalam aktivitas ekonominya, konsumen utama KUD Giri Tani adalah PT Cimory. PT Cimory memiliki loyalitas yang tinggi terhadap KUD Giri Tani. Loyalitas ini ditunjukkan

14 dengan ditetapkannya KUD Giri Tani sebagai pemasok utama susu kepada KUD Giri Tani, ditambah lagi dengan penawaran harga jual susu yang tinggi. Namun sayangnya ada peternak besar dari KUD Giri Tani yang mengirimkan langsung susunya ke PT Cimory tanpa melalui KUD Giri Tani, dan PT Cimory tidak berusaha untuk menghindari hal ini, malah mendukungnya.

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI TANI 5.1. Segmenting, Targeting, dan Positioning Susu sapi Perah KUD Giri Tani Penetapan segmenting, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan Oleh : Feryanto W. K. Sub sektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian serta bagi perekonomian nasional pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Kondisi Internal dan Eksternal KUD Puspa Mekar DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Koperasi Unit Desa (KUD)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dilihat dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dilihat dari ketersediaan sumberdaya yang ada di Indonesia, Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat Hal yang melatarbelakangi pembentukan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) adalah adanya permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH PENDAHULUAN Domestikasi sapi dan penggunaan susu sapi untuk konsumsi manusia di Asia dan Afrika sudah dimulai pd 8.000 6.000 SM. Sebelum sapi dijinakkan, daging dan susunya diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Daya Saing Analisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan komoditi susu sapi lokal dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Koperasi Dalam Perkembangan Agribisnis Persusuan Koperasi memiliki peran penting bagi perkembangan agribisnis persusuan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan

VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN. 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan VII. SISTEM PENGELOLAAN USAHA TERNAK SAPI MANDIRI CISURUPAN PERAH KUD 7.1 Struktur Organisasi dan Pengambilan Keputusan 7.1.1 Struktur Organisasi KUD Mandiri Cisurupan Dalam menjalankan usahanya manajemen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu alur pemikiran yang bersifat teoritis dengan mengacu kepada teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

Lebih terperinci

7.2. PENDEKATAN MASALAH

7.2. PENDEKATAN MASALAH kebijakan untuk mendukung ketersediaan susu tersebut. Diharapkan hasil kajian ini dapat membantu para pengambil kebijakan dalam menentukan arah perencanaan dan pelaksanaan penyediaan susu serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 I. SEJARAH BANGSA-BANGSA TERNAK PERAH 1. SEJARAH PETERNAKAN SAPI PERAH DAN PERSUSUAN Domestikasi sapi dan penggunaan susunya

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi Indonesia yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional mempunyai

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan berkembang. Pasar senantiasa merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA

V GAMBARAN UMUM USAHA V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum KUD Giri Tani 5.1.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Giri Tani KUD Giri Tani didirikan pada tanggal 26 maret 1973 oleh Alm. H. Dulbari, yang menjabat sebagai Kepala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai negara bebas melakukan perdagangan ekspor dan impor antar negara sehingga menuntut pelaku ekonomi untuk

Lebih terperinci

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

PEDOMAN KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan:

PEDOMAN KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan: NOMOR 2 TAHUN 1985 TANGGAL 15 Januari 1985 PEDOMAN KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Susu adalah

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan.  [10 II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi tinjauan komoditas kedelai, khususnya peranan kedelai sebagai sumber protein nabati bagi masyarakat. Tidak hanya itu, kedelai juga ditinjau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. Sumber : I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1985 TENTANG KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1985 TENTANG KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1985 TENTANG KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERSUSUAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang a. bahwa dalam rangka pemanfaatan produksi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 PROSPEK KERJASAMA PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 PROSPEK KERJASAMA PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 PROSPEK KERJASAMA PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA DENGAN AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU Oleh : Budiman Hutabarat Delima Hasri Azahari Mohamad Husein Sawit Saktyanu Kristyantoadi

Lebih terperinci

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun PENGANTAR Latar Belakang Upaya peningkatan produksi susu segar dalam negeri telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangan usaha sapi perah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan usaha sapi perah dilakukan untuk memenuhi gizi masyarakat dan mengurangi tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Usaha susu di Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Koperasi dapat membantu perekonomian masyarakat Indonesia karena koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (sumber: www.kemenkopmk.go.id).

Lebih terperinci

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc KOMPONEN AGRIBISNIS Rikky Herdiyansyah SP., MSc KOMPONEN AGRIBISNIS Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa mengetahui tentang komponen agribisnis Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) untuk

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Sebagian besar susu yang tersedia dan beredar di pasaran merupakan produk impor, kontribusi produksi nasional sangat kecil, itupun harus melalui perjuangan dari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Karakteristik Wilayah dan Sosial Ekonomi Masyarakat 5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Cisurupan terletak kurang lebih 18 Km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian

I. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian adalah peternakan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

Lebih terperinci

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken .VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken Kabupaten Blora telah berlangsung lama hingga lebih dari 10 tahun. Namun sebagian besar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, mengakibatkan krisis global yang berdampak pula pada Indonesia. Krisis ekonomi global di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Potensi Pengolahan Susu Di Kabupaten Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN Potensi Pengolahan Susu Di Kabupaten Boyolali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Pengolahan Susu Di Kabupaten Boyolali Melihat potensi pengolahan susu sapi perah pada saat ini sangat mungkin untuk dikembangkan, mengingat sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I. PENDAHULUAN.  [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan ekonomi yang menonjol di Indonesia saat ini diantaranya berupa kemiskinan, tidak meratanya pemilikan sumber dana, sumber daya dan sumber informasi.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR

V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR V. GAMBARAN UMUM KUD PUSPA MEKAR 5.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Puspa Mekar Strategi pembangunan ekonomi nasional difokuskan pada pembangunan kerakyatan, dimana pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Lahirnya Kelembagaan Lahirnya kelembagaan diawali dari kesamaan karakteristik dan tujuan masing-masing orang dalam kelompok tersebut. Kesamaan kepentingan menyebabkan adanya

Lebih terperinci

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG 7.1. Profitabilitas Privat dan Sosial Analisis finansial dan ekonomi usahatani jagung memberikan gambaran umum dan sederhana mengenai tingkat kelayakan usahatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua perusahaan yang ada, karyawan merupakan aset penting yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi perusahaan yang khususnya bergerak dibidang jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini negara kita dihadapkan pada kemajuan zaman yang begitu pesat. Pembangunan disegala bidang mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin modern, jaringan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri susu di Indonesia merupakan salah satu industri pangan yang

I. PENDAHULUAN. Industri susu di Indonesia merupakan salah satu industri pangan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri susu di Indonesia merupakan salah satu industri pangan yang strategis dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain berpeluang meningkatkan gizi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak

BAB II GAMBARAN UMUM. sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah singkat CV. Tumbuh Subur Tanaman kelapa sawit saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya, dan sektor

Lebih terperinci

Bisnis dan Lingkungannya

Bisnis dan Lingkungannya Bisnis dan Lingkungannya Putu Semaradana, S.Pd A. PENGERTIAN BISNIS Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN meluasnya globalisasi produksi, distribusi dan pasar. Revolusi teknologi clan informasi

I. PENDAHULUAN meluasnya globalisasi produksi, distribusi dan pasar. Revolusi teknologi clan informasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang melanda dunia telah mengubah tatanan berbisnis dengan gejala meluasnya globalisasi produksi, distribusi dan pasar. Revolusi teknologi clan informasi telah

Lebih terperinci

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan Sapi Perah KUD Mandiri Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut) CHICHI RIZKY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura. BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN A. Sejarah Singkat Koperasi Serai Serumpun Koperasi Serai Serumpun didirikan pada tanggal 17 September 1989. Koperasi ini berdiri berdasarkan hasil dari kesepakatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik dari dimensi ekonomi, sosial, maupun politik. Indonesia memiliki keunggulan komparatif sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI PENDAHULUAN

ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI PENDAHULUAN P R O S I D I N G 535 ANALISIS KEMITRAAN USAHA SUSU KOPERASI UNIT DESA (KUD) MUSUK DENGAN PT. SO GOOD FOOD (SGF) DI KABUPATEN BOYOLALI Nugraheni Retnaningsih 1), Joko Setyo Basuki 2), Catur Budi Handayani

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyediaan dan Peredaran Susu. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMENTAN/PK.450/7/2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEREDARAN SUSU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan a. Sejarah KPSBU Jawa Barat KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jawa Barat, yang berdiri sejak 8 Agustus

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Koperasi dan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian yang merupakan tempat para petani mencari nafkah, pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul tanggung jawab paling besar

Lebih terperinci

LINGKUNGAN PEMASARAN. MINGGU KEENAM FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

LINGKUNGAN PEMASARAN. MINGGU KEENAM FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. LINGKUNGAN PEMASARAN MINGGU KEENAM FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN LINGKUNGAN MIKRO PERUSAHAAN LINGKUNGAN MAKRO PERUSAHAAN PENGERTIAN LINGKUNGAN PEMASARAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pertanian sampai saat ini telah banyak dilakukan di Indonesia. Selain sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan petani, sektor pertanian

Lebih terperinci