BAB I PENDAHULUAN. Studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menganalisis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menganalisis"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menganalisis krisis ekonomi yang terjadi di Asia disebabkan oleh lemahnya penerapan Corporate Governance, untuk mengatasinya maka ADB membuat rekomendasi yang diharapkan dapat menanggulangi krisis. Salah satunya adalah dengan memberikan perhatian yang baik terhadap kepentingan stakeholders (pihak-pihak yang terlibat langsung dalam perusahaan) yang bermuara pada prinsip-prinsip fairness (keadilan), transparency (keterbukaan), accountability (akuntabilitas), dan responsibility (pertanggungjawaban). Istilah Governance sebagai konteks korporasi modern telah mulai dibahas secara luas dan digunakan sehingga menyebabkan semakin populernya istilah Corporate Governance. Meluasnya penggunaan istilah tersebut seiring dengan pentingnya Corporate Governance dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menghadapi lingkungan yang berubah semakin dinamis dan semakin berkembangnya kepentingan stakeholders atas perusahaan. Lebih daripada itu, Corporate Governance telah menjadi aspek kritikal dalam menciptakan daya saing perusahaan dan memungkinkan akses yang lebih baik bagi perusahaan di pasar modal secara global. Di Indonesia isu Corporate Governance muncul setelah krisis 1997 yang mengakibatkan operasi perusahaan tersendat, nilai hutang swasta dan pemerintah membengkak, dan investasi asing enggan masuk ke 1

2 Indonesia serta banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Penyebab terbesar kebangkrutan tersebut adalah pengelolaan perusahaan yang buruk (Akhmad Syahroza, 2003). Corporate Governance yang tidak efektif merupakan penyebab utama terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan berbagai perusahaan di Indonesia akhirakhir ini. Menurut Hiro Tugiman perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional, diharapkan dapat menjadi tauladan dalam menerapkan Corporate Governance yang efektif. Perusahaan publik memberikan sumbangan yang sangat penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian serta menghindari terjadinya krisis dan kegagalan di masa depan. Keseriusan Pemerintah dalam menanggulangi masalah diatas terbukti ketika Menteri BUMN telah mengeluarkan KEP-117/M-MBU/2002 tentang penerapan Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Pada pasal 1 menyatakan bahwa Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Dapat dilihat bahwa Good Corporate Governance mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan usaha perusahaan terutama BUMN, sebab dari sekian banyak perusahaan yang ada di 2

3 Indonesia hanya BUMN yang dinilai lebih siap mewujudkan Good Corporate Governace dibandingkan perusahaan swasta. Hal ini dikarenakan BUMN dinilai berhasil melakukan penertiban sejak tahun 1995 dan itu menjadikannya lebih fleksibel. Kepres No.171 Tahun 1999, tentang Badan Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN dapat dijadikan suatu dasar keputusan yang paling pertama terhadap praktek Good Corporate Governance dalam perusahaan terutama BUMN (No.KEP-23/M-PBUMN/2000). Munculnya kajian tentang Good Corporate Governance bermula dari upaya untuk mencari mekanisme terbaik dalam menentukan bagaimana untuk menjembatani kepentingan antar persero, khususnya tangung jawab pengurusnya dengan pemegang saham. Sebagai perusahaan BUMN dengan saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek Jakarta, Surabaya dan London, PT Timah Tbk harus menjaga strategi pengembangan yang menjamin kembalinya investasi kepada pemegang saham. Namun strategi jangka pendek ini harus disesuaikan dengan visi jangka panjang agar perusahaan dapat mengamankan posisinya di masa datang. Dengan demikian, PT Timah Tbk dituntut untuk menerapkan Good Corporate Governance di dalam perusahaan dalam rangka penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) sesuai dengan TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 dan Undang-Undang No.28 Tahun 1999 sebagai tindak lanjut dari TAP MPR tersebut, PT Timah Tbk sebagai salah satu BUMN di Indonesia dituntut untuk bisa mengelola perusahaan dengan suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik. 3

4 Untuk menerapkan Good Corporate Governace juga diperlukan pengawasan yang efektif terhadap perusahaan yang salah satunya adalah dengan menerapkan pelaksanaan pemeriksaan intern yang baik di dalam perusahaan. Terbukti pada KEP-117/M-MBU/2002 pasal 22 dijelaskan bahwa perlunya dilakukan monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dan temuannya disampaikan kepada Komite Audit. Menurut Amin Widjadja Tunggal (2000 : 3), pelaksanaan pemeriksaan intern adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independent) di dalam suatu organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan pimpinan. Pemeriksaan intern juga dapat diartikan sebagai serangkaian proses dan teknik yang dilakukan oleh karyawan intern suatu organisasi untuk meyakinkan manajemen, serta observasi di tempat, apakah : - Pengendalian manajemen yang ada telah cukup memuaskan dan dibina secara efektif. - Catatan dan laporan keuangan, akuntansi dan lainnya menggambarkan dengan tepat dan segera kegiatan dan hasil yang sebenarnya. - Setiap bagian, seksi atau unit lainnya bekerja sesuai dengan rencana, seperti kebijakan dan prosedur yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Berdasarkan pengertian diatas nampak jelas bahwa pelaksanaan pemeriksaan intern sangat berperan bagi manajemen yang telah menerapkan pengendalian 4

5 intern yang merupakan bagian dari perusahaan terutama BUMN. Namun kita belum mengetahui sejauh mana pelaksaan pemeriksaan intern dapat mewujudkan Good Corporate Governace dalam perusahaan tersebut. Penelitian ini akan mencoba meneliti apakah pelaksanaan pemeriksaan intern yang diterapkan dapat memotivasi manajemen untuk mewujudkan prinsip Good Corporate Governace dalam perusahaan yaitu PT Timah Tbk. Bila ternyata pelaksanaan pemeriksaan intern dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung terwujudnya Good Corporate Governance ini, berarti ada dukungan dari dalam BUMN itu sendiri untuk mewujudkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Diharapkan BUMN tersebut dapat menjadi efisien dan dapat membantu masalah krisis moneter yang terjadi di negara ini terutama yang berhubungan dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Sehubungan dengan pentingnya pelaksanaan pemeriksaan intern dan Corporate Governance seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana hubungan pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance pada PT Timah Tbk. Penulis merumuskan penelitian ini dengan judul Hubungan Pelaksanaan Pemeriksaan Intern dengan Perwujudan Good Corporate Governance pada PT Timah Tbk 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 5

6 1. Apakah pemeriksaan intern yang dilaksanakan untuk menunjang perwujudan Good Corporate Governance telah berjalan secara efektif? 2. Apakah pemeriksaan intern yang diterapkan telah memadai? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance pada PT Timah Tbk? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk menyesuaikan ilmu yang didapat di kampus dengan melakukan penelitian di perusahaan dan juga untuk mengetahui, mempelajari, dan membandingkan teori dengan prakteknya terutama melalui kuesioner mengenai pelaksanaan pemeriksaan intern dalam struktur pengendalian intern, khususnya mengenai perwujudan prinsip-prinsip Good Corporate Governance oleh PT Timah Tbk. Selanjutnya data yang diperoleh diolah melalui metode statistika tertentu untuk menganalisis tingkat signifikan tertentu, kemudian ditarik kesimpulan. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan intern yang dilaksanakan auditor internal telah berjalan efektif. 2. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan intern yang memadai dapat membantu perusahaan dalam mewujudkan Good Corporate Governance. 6

7 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance. 1.4 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakup permasalahan, maka dalam penelitian ini perlu untuk diterapkan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pemeriksaan intern yang menjadi subjek penelitian merupakan suatu badan independen yang ada di perusahaan tersebut. 2. Jenis perusahaan yang dipilih adalah BUMN, karena BUMN dianggap lebih siap untuk mewujudkan Good Corporate Governace dibandingkan perusahaan swasta. 3. Penelitian hanya dilakukan pada kantor pusat PT Timah Tbk, jalan Jenderal Sudirman Pangkal Pinang, Bangka. 4. Pengukuran persepsi yang dilakukan adalah dalam sudut pandang auditor internal yang ada di PT Timah Tbk, karena mereka yang memonitoring manajemen dalam mewujudkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut. Sedangkan persepsi disini adalah pandanganpandangan seseorang terhadap objek atau kejadian pada saat tertentu yang dapat diukur melalui kuesioner 7

8 1.5 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh manfaat: 1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan serta sudut pandang penulis mengenai hubungan pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance, dan memperoleh gambaran secara langsung sampai sejauh mana kesesuaian antara teori dengan praktek sesungguhnya pada PT Timah Tbk, serta sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat sarjana pada Fakultas Ekonomi Akuntansi. 2. Bagi Perusahaan, diharapkan pengumpulan dan pengelolaan data penelitian ini menjadi informasi yang berguna sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pemeriksaan intern dan perwujudan Good Corporate Governance. 3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi untuk memahami pentingnya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut. 1.6 Rerangka Pemikiran Berawal dari keseriusan pemerintah dalam menerapkan Good Corporate Governance (tata kelola perusahaan yang baik) pada perusahaan-perusahaan terutama BUMN di Indonesia untuk menjembatani kepentingan antar persero khususnya tanggung jawab pengurus yaitu Direksi (Top Manajemen) dan 8

9 Manajemen terhadap pemegang saham juga untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia yang dipercaya akibat dari tidak diterapkannya Good Corporate Governance. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) merupakan kerangka paling penting bagi perundang-undangan yang ada mengenai Good Corporate Governance di Indonesia. Berdasarkan UUPT, suatu perusahaan adalah suatu badan hukum tersendiri dengan Direksi dan Komisaris yang mewakili perusahaan (seri tata kelola perusahaan (Corporate Governance) jilid 1 edisi ke-2). Selain undangundang terebut dibuat pula Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M- MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN. Pada KEP-117/M-MBU/2002 pasal 1 disebutkan bahwa pengertian Good Corporate Governance yaitu : Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai etika. Pada pasal 3 juga ditetapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang meliputi : a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam pelaksanaan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan b. Kemandirian, yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak 9

10 manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi sehat. e. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan Good Corporate Governance yang efektif menciptakan sistem pengendalian perusahaan, sehingga dapat menekan seminimal mungkin peluang terjadinya korupsi dan penyalahgunaan wewenang masing-masing organ perusahaan. Pihak manajemen sebagai bagian dari perusahaan yang harus menerapkan Good Corporate Governance dalam melakukan basic activity (kegiatan atau aktivitas yang ada di perusahaan), harus menerapkan struktur pengendalian intern agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dapat dilaksanakan dengan baik. Pengendalian intern menurut Standar Profesi Akuntan Publik adalah sebagai berikut : 10

11 Pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. (IAI, 2001 : ) Pengendalian intern yang diterapkan dalam manajemen perusahaan kemudian akan diperiksa oleh internal audit agar dapat segera diketahui jika terjadi pelanggaran-pelanggaran ketika manajemen melakukan basic activity untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu juga terdapat Komite Audit yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris memiliki fungsi untuk meningkatkan efektivitas fungsi internal audit dengan melakukan pemeriksaan terhadap internal audit dan mendorong perusahaan untuk menerapkan Good Corporate Governance. Pemerintah memperjelas sasaran Komite Audit dengan adanya Surat Edar Nomor SE-03/PM/2000. Komite Audit dalam pelaksanaan tugasnya mempunyai fungsi membantu Dewan Komisaris untuk: 1. Meningkatkan kualitas laporan keuangan. 2. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan. 3. Meningkatkan efektivitas internal audit maupun eksternal audit; dan 4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan intern sangat berpengaruh bagi seluruh bidang yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Pada awal perkembangannya, pemeriksaan intern merupakan 11

12 suatu aktivitas pengecekan ketepatan perhitungan matematis yang bertujuan agar setiap orang bersikap jujur, kini pemeriksaan intern merupakan alat yang independen yang dapat menghubungkan pimpinan perusahaan dengan setiap bidang aktivitas perusahaan, sehingga akhirnya pihak manajemen dapat memberikan penilaian terhadap operasi perusahaan maupun catatan financial perusahaan. Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa pakar dan nara sumber mengenai pemeriksaan intern. Pemeriksaan intern yang telah diredefinisikan kembali oleh Board of Directors IIA (Juni 1999) adalah: Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity design to add value and improve an organization s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process. Lima konsep pokok yang dikemukakan definisi diatas, yaitu independence dan objectivity, assurance dan consulting activities, adding value, organizational objectives, dan systematic disciplined approach berimplikasi pada fungsi internal audit yang harus diterapkan di Indonesia. Kelima konsep tersebut mencerminkan bagaimana suatu internal audit dapat berfungsi demi tercapainya tujuan perusahaan, serta mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan serta pengelolaan organisasi. Fungsi itu sesuai dengan yang diungkapkan Ratliff, yaitu Independent appraisal function establish within an organization to examine and evaluate each activities as a service to the organization. (Ratliff, 1996 : 49) 12

13 Auditor internal harus bersifat independen agar dapat berjalan dengan baik dalam memeriksa dan mengevaluasi setiap kegiatan dalam perusahaan. Selanjutnya Sttettler dan Howard dalam buku Auditing Principles : A system- Based Approach mengemukakan juga mengenai ruang lingkup pemeriksaan intern sebagai berikut:... it might be stated that internal auditors s is primarily concerened with evaluations, compliance and verifications. (Stettler, 1982 : 83) Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemeriksaan intern dalam mengaudit dan mengawasi basic activity dalam pengendalian intern memiliki tiga kegiatan utama, yaitu : 1. Compliance test (pengujian kepatuhan), pemeriksaan intern berkewajiban memeriksa apakah pelaksanaan operasi telah sesuai dengan : a. Prinsip akuntansi yang diterima umum b. Kebijakan dalam prosedur perusahaan c. Peraturan pemerintah 2. Verification, kegiatan verifikasi ini meliputi : a. Catatan-catatan dan laporan-laporan b. Aktiva dan pasiva 3. Evaluation, merupakan suatu usaha untuk menemukan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pengendalian intern perusahaan. 13

14 Pemeriksaan intern harus dapat memperoleh keyakinan bahwa pengendalian intern yang ada telah memadai dan operasi pada bagian perusahaan yang telah diperiksa telah berjalan sebagaimana yang diharapkan manajemen. Agar tercipta pemeriksaan intern yang baik, maka perlu dipenuhi kriteria pelaksanaan pemeriksaan intern yang memadai sebagai berikut : Independensi, independent harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya dan memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of interest) (SPPIA, IAI). Kecakapan professional, internal audit harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Program pemeriksaan, yaitu daftar prosedur yang akan dilakukan. Pelaksanaan pemeriksaaan, pelaksanaan pemeriksaan intern harus dapat mengidentifikasi, menganalisis, mengevalusi dan mendokumentasikan informasi yang memadai sehingga tercapai tujuan pelaksanaan pemeriksaan intern (SPPIA, IAI). Tahap-tahap dalam pelaksanaan-pelaksanaan tersebut meliputi perencanaan persiapan, pengujian dan pengevaluasian informasi, komunikasi hasil pemeriksaan dan tindak lanjut (SPPIA, IAI). Laporan hasil pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan mencakup audit objektif, ruang lingkup audit, prosedur umum, temuan dan rekomendasi (Ratliff, 1996 : 209). 14

15 Tindak lanjut, adalah bertolak dari tujuan pengawasan itu sendiri yaitu perbaikan (Hiro Tugiman, Pengenalan Internal audit, 1996 : 39). Pelaksanaan pemeriksaan intern merupakan salah satu upaya perusahaan dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Pada penelitian tentang peran auditor internal dalam menunjang Good Corporate Governance pada BUMN di Indonesia oleh Hiro Tugiman (26 April 2004) dijelaskan bahwa menurut organisasi profesi internal audit yang terdiri dari (IAI)-Indonesia Chapter; Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FKSPI) BUMN/BUMD; Yayasan Pendidikan Internal audit (YPIA); Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) dan Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) berkeyakinan bahwa fungsi internal audit merupakan dukungan penting bagi Komisaris, Komite Audit, Direksi dan Manajemen Senior dalam membentuk fondasi bagi perkembangan Corporate Governance. Jika Corporate Governance tidak efektif maka hal tersebut akan menjadi penyebab utama terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan berbagai perusahaan di Indonesia. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan hubungan antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance, bahwa pemeriksaan intern menunjang keberhasilan penerapan Good Corporate Governance di perusahaan agar terlaksana atau terwujud dengan baik. Pelaksanaan pemeriksaan intern diharapkan dapat memberikan sumbangan penting, yaitu informasi yang diperlukan oleh manajemen perusahaan dalam menilai dan memberikan saran sehingga dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan Good Corporate Governance tersebut. 15

16 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merancang bagan rerangka pemikiran sebagai berikut : Krisis ekonomi yang mendera bangsa ini disebabkan oleh pengelolaan entitas ekonomi (perusahaan) secara tidak sehat. Good Corporate Governance menjadi alternatif jawaban dalam mengatasi permasalahan tersebut. Peran internal audit semakin besar dan luas. Pelaksanaan Pemeriksaan Intern (Board of Director IIA (Juni 1999)) Perwujudan Good Corporate Governance (KEP-117/M-MBU/2002 pasal 1) Pelaksanaan pemeriksaan intern yang memadai harus memenuhi indikator-indikator sebagai berikut: Independensi Kecakapan profesional Program pemeriksaan Pelaksanaan pemeriksaan Laporan hasil pemeriksaan Tindak lanjut Perwujudan Good Corporate Governance harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: Transparansi Kemandirian Akuntabilitas Pertanggungjawaban Kewajaran Tujuan pemeriksaan intern: Memberikan jasa kepada pimpinan dengan cara melakukan evaluasi atau pemeriksaan terhadap kegiatan perusahaan. - Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance. - Ha : Terdapat hubungan positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance. Bagan 1. Rerangka pemikiran 16

17 Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance. 1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penilaian deskriptif analitis dengan pendekatan survey. Metode deskriptif yaitu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1998 : 63). Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta, gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang intuisi sosial ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Metode ini membedakan masalahmasalah serta mendapat pembinaan terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Penyelidikan dilakukan pada waktu bersamaan pada sejumlah individu atau unit dengan menggunakan sampel (Nazir, 1998 : 65). Penulis melakukan sensus yang merupakan suatu survey dimana informasi yang dikumpulkan diambil dari semua anggota populasi atau kelompok yang dipelajari (Suparmoko, 1995 : 35). 17

18 Sesuai dengan judul penelitian yaitu Hubungan Pelaksanaan Pemeriksaan Intern dengan Perwujudan Good Corporate Governance pada PT Timah Tbk, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu - pelaksanaan pemeriksaan intern sebagai variabel independen (variabel X) - perwujudan Good Corporate Governance sebagai variabel dependen (variabel Y) Kedua variabel ini merupakan variabel kualitatif yang diukur dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang dibagikan kapada auditor internal (sebagai auditee) pada PT Timah Tbk, Pangkal Pinang. Rancangan hipotesis ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, dimana hipotesa nol (Ho) yaitu suatu hipotesis yang umumnya diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang merupakan hipotesis penelitian dari penulis. Ho dan Ha tersebut dinyatakan sebagai berikut : - Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance. ( p-value > α ) - Ha : Terdapat hubungan positif antara pelaksanaan pemeriksaan intern dengan perwujudan Good Corporate Governance. ( p-value α ) 18

19 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Timah Tbk yang berlokasi di jalan Jenderal Sudirman Pangkal Pinang, Bangka, pada bulan November 2006 sampai dengan selesai. 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang terjadi di berbagai pelosok dunia termasuk di Amerika Serikat dan khususnya di Indonesia, dipercaya merupakan akibat dari tidak diterapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan, dan lain sebagainya. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak bisa lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jamsostek merupakan salah satu Perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Jasa Asuransi yang dihasilkan PT. Jamsostek ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia yang didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin maju telah membawa masyarakat ke arah masyarakat informasi, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar,

BAB I PENDAHULUAN. Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skandal perusahaan-perusahaan publik tidak hanya terjadi di negara-negara besar, ternyata skandal tersebut terjadi di Indonesia. Banyaknya kasus pelanggaran yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat menuntut pola kehidupan manusia sebagai makhluk yang dinamis pun turut berubah dalam arti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang Thailand, Bath, menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia tidak lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis perusahaan baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, negara Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan. Perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang semakin pesat. Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis pun semakin beragam, mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh karena itu muncul isu mengenai Corporate Governance yang telah menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.2 Pengertian Audit Internal Dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang diterbitkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja tetapi lebih merupakan world

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda kawasan asia yang dimulai pada pertengahan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda kawasan asia yang dimulai pada pertengahan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda kawasan asia yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, telah mengakibatkan perekonomian Indonesia mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan yang meningkat dalam segala bidang menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik itu cara hidup, pola pikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan maupun manufaktur selalu berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, Good Corporate Governance (GCG) sudah lama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir tahun 2015. Dampak berlakunya MEA adalah terciptanya pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang medis contohnya rumah sakit, terdapat manajemen yang akan melaksanakan semua kegiatan yang telah direncanakan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Advertising sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organisasi) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan untuk dapat mempertahankan

Lebih terperinci

Brink s Modern Internal Auditing

Brink s Modern Internal Auditing Brink s Modern Internal Auditing A Common Body of Knowledge ROBERT R. MOELLER John Wiley & Sons, Inc. Changing Definitions of Internal Auditing 1947 1981 1999 Independent appraisal activity within an organization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Reding, et al. (2013:1-3) bahwa audit internal adalah: An independent, objective

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1 Pengertian Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:409), Hubungan diartikan sebagai berikut: Hubungan adalah (1) keadaan berhubungan; (2) kontak; (3) sangkutpaut; (4) ikatan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mensana in corporesano, artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Itulah pepatah yang menunjukkan bahwa kesehatan merupakan hal yang paling

Lebih terperinci

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memburuknya perekonomian. Tahun 1997 dan 2013 sama-sama diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. memburuknya perekonomian. Tahun 1997 dan 2013 sama-sama diawali dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Trauma akan berulangnya krisis 1997/1998 memang membekas bagi semua pihak yang mengalaminya langsung. Salah satu yang membuat beberapa kalangan membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis ekonomi global menyebabkan banyak perusahaan (korporasi) di Indonesia diambang kehancuran. Krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menciptakan suatu keadaan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika pengendalian

Lebih terperinci

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-17 Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang independen atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya efektifitas kegiatan perusahaan (Mulyadi, 1998). Salah satu yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya efektifitas kegiatan perusahaan (Mulyadi, 1998). Salah satu yang perlu Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Internal auditor mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang tercapainya efektifitas kegiatan perusahaan (Mulyadi, 1998). Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi yang didirikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai dengan misi dan peran miliknya. Saat menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Good corporate governance, seperti yang kita ketahui, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi statu topik dan sorotan Publik, setelah berhasil membangun kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal Auditor dalam Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Operasional Unit Kerja pada BUMN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi dunia bisnis dapat memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia bisnis. Agar

Lebih terperinci

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan jasa yang menyediakan berbagai macam jasa untuk umum. Salah satunya adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 LATAR BELAKANG...1 TUJUAN...2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL...2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU...3 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 TUJUAN...6 PENETAPAN...6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh para pekerja dan keluarganya sebagai jaminan di masa pensiun nanti. Setiap dana pensiun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci