BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Hasil Akhir Analisis faktor fisik dan faktor data
|
|
- Teguh Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Hasil Akhir Dalam studi ini, penentuan cakupan area sistem selular dilakukan berdasarkan faktor-faktor penentuan cakupan area yang diperoleh dari berbagai literatur dan wawancara dengan pihak yang terkait dengan perencanaan jaringan selular. Parameter-parameter yang digunakan dalam studi ini mungkin tidak sepenuhnya sesuai untuk diaplikasikan dalam penentuan cakupan area sistem selular di wilayah studi. Namun berdasarkan pertimbangan bahwa wilayah studi mempunyai kriteria yang sama dengan daerah yang pernah dilakukan pengukuran sebelumnya dan berdasarkan wawancara dengan pihak terkait bahwa hal tersebut bisa dilakukan maka diasumsikan parameter-parameter yang digunakan cukup mewakili dalam studi ini Analisis faktor fisik dan faktor data Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang digunakan untuk penentuan cakupan area sistem selular berdasarkan faktor fisik dan faktor data yang saling berkaitan. Faktor fisik yang digunakan dalam penelitian ini akan menyebabkan adanya redaman propagasi terhadap gelombang yang digunakan sehingga jangkauan dari sistem selular tersebut terganggu. Faktor fisik yang dapat menggangu jangkauan dari suatu sistem selular adalah keadaan topografi dan tutupan lahan di area studi. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab bahwa besarnya sinyal yang diterima berdasarkan lintasan yang dilalui oleh gelombang sinyal. Selama antara pemancar dan penerima terdapat Line of Sight dan jaraknya masih dalam jangkauan maka besarnya kuat sinyal yang dikeluarkan oleh pemancar tersebut akan hampir sama dengan besarnya kuat sinyal yang diterima oleh pengguna. Karena pada penelitian ini digunakan resolusi data yang berbeda dalam maka hal tersebut juga dapat mempengaruhi cakupan area dari sistem selular tersebut. hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut ini. 29
2 Gambar 4.1 Line Of Sight (Li Qing, 05) Setiap resolusi yang berbeda menpunyai ukuran pixel yang berbeda sehingga informasi yang terkandung dalam setiap pixelnya juga berbeda. Hal tersebut menyebabkan apabila ada suatu objek pada resolusi data tertentu tidak mengganggu perambatan sinyal tetapi pada resolusi yang berbeda dapat menyebabkan gangguan pada perambatan sinyal. Berikut ini adalah perbandingan hasil cakupan area sistem selular dengan menggunakan beberapa resolusi peta yang berbeda Data dengan Klasifikasi Sama (3 klasifikasi) Commercial In-building Gambar 4.2. Perubahan area Commercial in-building 30
3 Urban In-building Gambar 4.3. Perubahan area Urban in-buiding Suburban In-building Gambar 4.4. Perubahan area Suburban in-building Handportable In-car Gambar 4.5. Perubahan area Handportable in-car 31
4 Rural Outdoor Gambar 4.6. Perubahan area Rural Outdoor Perubahan cakupan area pada commercial in-building yang paling besar bila dibandingkan dengan resolusi lainnya terjadi antara resolusi 30m ke 35m yaitu sebesar 0.73 persen sedangkan pada resolusi lainnya perubahan relatif stabil. Pada area Urban in-building perubahan terbesar terjadi antara resolusi 35m ke 40m yaitu sebesar 1.01 persen. Untuk area Suburban in-building perubahan terbesar terjadi antara resolusi 45m ke 50m yaitu sebesar 1.76 persen sedangkan untuk area Handportable in-car perubahan terbesar terjadi antara resolusi 35m ke 40m yaitu sebesar 0.7 persen. Pada area Rural outdoor perubahan terbesar terjadi antara resolusi 40m ke 45m. Tetapi secara garis besar perubahan yang terjadi pada tiap area untuk resolusi yang berbeda relatif kecil, perubahan yang paling besar hanya mencapai angka 4.15 persen. Kecilnya perubahan yang terjadi untuk setiap area juga di sebabkan oleh keadaan topografi area studi yang relatif datar topografinya dan kawasan disekitar pemancar tidak begitu padat Data dengan Klasifikasi Berbeda Resolusi yang digunakan untuk membandingkan data dengan klasifikasi berbeda adalah resolusi 20m dan 50m. 32
5 ACRES Resolusi 20m 21kelas m 3kelas Perubahan Luas (%) Dominan Kelas Commercial in-building Rural Urban Inbuilding Rural Suburban Inbuilding Rural Handportable In-car Rural Rural Outdoor Rural Tabel 4.1. Perbandingan Resolusi Tinggi Gambar 4.7. Cakupan Area 20m 21 kelas Gambar 4.8. Cakupan Area 50m 3 kelas 33
6 Resolusi 20m (21 klasifikasi dan 3 klasifikasi) Gambar 4.9. selisih cakupan area pada 21 dan 3 kelas Resolusi Commercial in-building 0.03 Urban Inbuilding 0.39 Suburban Inbuilding 0.78 Handportable In-car 0.86 Rural Outdoor Gambar Perubahan area pada resolusi 20m 34
7 m (15 klasifikasi dan 3 klasifikasi) Gambar selisih cakupan area pada 15 dan 3 kelas Commercial in-building 0.88 Urban Inbuilding 1.59 Suburban Inbuilding 1.11 Handportable In-car 1.01 Rural Outdoor Gambar Perubahan area pada resolusi 50m Dari hasil diatas perubahan pada resolusi 20m dengan klasifikasi 21 kelas apabila dibandingkan dengan resolusi 50m dengan klasifikasi 3 kelas tidak terlalu signifikan, paling besar perubahannya hanya 1.59 persen dan itu berada pada kelas rural (plantation, agriculture, open area, parks) dan tidak terjadi perbedaan pada kelas suburban (industrial area, residential, mean urban, building blocks, open in urban). 35
8 Dengan demikian untuk perencanaan sistem jaringan selular untuk studi kasus cikarang dapat menggunakan peta resolusi 50m dengan 3 kelas Analisis faktor biaya dan keperluan provider apabila dikaji dari faktor biaya maka perbandingan antara tingkat resolusi peta dengan harga dari peta itu sendiri berbanding kuadratik (PT. Damai Insan Citra). Untuk peta dengan resolusi 25m harganya bisa mencapai dua kali lipat dari harga peta dengan resolusi 50m. Sehingga harus dilakukan perencanaan yang baik dalam pemilihan peta dasar yang akan digunakan. Berikut ini grafik hubungan antara harga suatu peta dengan resolusi peta itu sendiri. hubungan harga dan resolusi peta harga resolusi peta Gambar Hubungan harga peta dan resolusi peta Sedangkan apabila dikaji dari faktor keperluan provider selular maka tiap provider pasti menginginkan bahwa jaringan mereka dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, baik itu yang tinggal di daerah perkotaan ataupun daerah pedesaan.oleh sebab itu provider membutuhkan peta dasar dengan jumlah klasifikasi yang mendetail agar mereka dapat merencanakan jaringannya dengan baik dan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. 36
Wikipedia. (2007). Non Line of Sight (NLOS), Kurniawan, Adit. (1995). Penentuan Kebutuhan Daya Pancar Pada Sistem Telepon Radio
DAFTAR PUSTAKA Aronoff, S. (1991). Geographic Information System : A Management Perspective, WDL publications, Ottawa, Canada. Banani, D.R. (1994). Perencanaan Sel Pada Sistem Komunikasi Bergerak Selular
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN CAKUPAN AREA BERDASARKAN MODEL REDAMAN PROPAGASI DAN PETA YANG DIGUNAKAN
BAB III PENENTUAN CAKUPAN AREA BERDASARKAN MODEL REDAMAN PROPAGASI DAN PETA YANG DIGUNAKAN 3.1 Model Propagasi COST 231-Hata European Co-operative for Scientific and Technical Research (EURO-COST) membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telepon selular sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Penggunaan telepon selular sudah melingkupi masyarakat
Lebih terperinciEVALUASI RESOLUSI SPASIAL DAN KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN DALAM PERENCANAAN SISTEM JARINGAN SELULAR TUGAS AKHIR. Oleh Muhammad Ridho
EVALUASI RESOLUSI SPASIAL DAN KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN DALAM PERENCANAAN SISTEM JARINGAN SELULAR TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh Muhammad Ridho 151
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR
BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR 2.1 Propagasi Gelombang Radio Propagasi gelombang radio merupakan sesuatu yang penting untuk mengetahui dan mengerti rintangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3
BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk
Lebih terperinciBAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima
BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900
ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900 Fadilah Rahma, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi dalam sistem komunikasi bergerak sudah berkembang cukup pesat. Seperti contoh teknologi yang banyak digunakan saat ini adalah teknologi 3.5G atau
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900
ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900 Fadilah Rahma, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciRadio dan Medan Elektromagnetik
Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menciptakan penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Mekanisme Propagasi Hal mendasar yang mempengaruhi mekanisme propagasi radio sehingga mempengaruhi rugi-rugi lintasan pada komunikasi bergerak adalah peristiwa refleksi (pemantulan),
Lebih terperinciPertemuan 6 PROPAGASI GELOMBANG RADIO. DAHLAN ABDULLAH
Pertemuan 6 PROPAGASI GELOMBANG RADIO DAHLAN ABDULLAH dahlan@unimal.ac.id APA DIPELAJARI?? Prinsip Umum Propagasi Ruang Bebas Propagasi Antar Dua Titik di Bumi Gelombang Permukaan Efek Ketinggian Antena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh adanya penempatan BTS (Base Tranceiver Station) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi selular terus mengalami perkembangan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dorongan bagi berkembangnya komunikasi bergerak terkait
Lebih terperinciPropagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat
Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang
Lebih terperinciBAB I Bab 1 PENDAHULUAN
BAB I Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari pertengahan tahun 1980-an hingga 1997 perekonomian Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan lebih dari 6% per tahun. Dengan tingkat pertumbuhan seperti ini,
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE
ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE Nining Triana, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.
BAB II PROPAGASI SINYAL 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari komunikasi
Lebih terperinciBAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik
BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal
ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal Oleh : Fidiyawati 3507 100 046 Pembimbing : 1. M. Nur Cahyadi, ST, MSc 2. Danang Surya Chandra,
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN MODEL PROPAGASI UNTUK KOMUNIKASI BERGERAK PADA SISTEM GSM 900. pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro.
ANALISIS PERBANDINGAN MODEL PROPAGASI UNTUK KOMUNIKASI BERGERAK PADA SISTEM GSM 900 Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal yang digunakan oleh berbagai macam teknologi komunikasi seluler. Salah satu fasilitas dalam komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia, Pasifik dan Australia dengan ketiga lempengan ini bergerak saling menumbuk dan menghasilkan suatu
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN
BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN Secara umum penentuan frekuensi pada jaringan fixed wireless meliputi beberapa tahap perancangan yang dapat dilihat dalam diagram flow berikut ini : MULAI Alternatif
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pembahasan
Bab IV Analisis dan Pembahasan IV.1 Analisis Ketelitian Citra IV.1.1 Titik Sekutu Berdasarkan hasil titik sekutu yang diperoleh dari dua variasi titik sekutu yang berbeda diperoleh nilai untuk 10 titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknologi komunikasi untuk standar 3G didalam komunikasi bergerak. 3G adalah standar teknologi internasional
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH
BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan infrastruktur bangunan di perkotaan terlihat sangat signifikan. Hal ini ditandai dengan banyaknya gedung-gedung pencakar langit yang dibangun. Gedung-gedung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kecelakaan pada kendaaraan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya [1]. Bahkan banyak orang terluka dan korban mati terjadi di jalan raya diakibatkan oleh
Lebih terperinciALOKASI FREKUENSI RADIO (RADIO FREQUENCY) DAN MEKANISME PERAMBATAN GELOMBANGNYA. Sinyal RF ( + informasi)
IV. LOKSI FREKUENSI RDIO (RDIO FREQUENCY) DN MEKNISME PERMTN GELOMNGNY Sinyal RF ( + informasi) Rx Gbr.IV.1: Sinyal RF sebagai pembawa informasi dari ke Rx Frekuensi radio (radio frequency : RF) adalah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 3.3.5 Persamaan Hubungan RTH dengan Suhu Udara Penjelasan secara ilmiah mengenai laju pemanasan/pendinginan suhu udara akibat pengurangan atau penambahan RTH adalah mengikuti hukum pendinginan Newton,
Lebih terperinciBAB III METODE PERENCANAAN
BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 PRINSIP PERANCANGAN MICROWAVE LINK Kondisi iklim tidak dapat diprediksi secara akurat, namun jika telah dilakukan pengamatan terhadap perubahan iklim selama beberapa tahun,
Lebih terperinciGambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama
BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Terhadap Hasil Pengolahan Data Gambar IV-1 menunjukkan peningkatan nilai korelasi dari sebelum transformasi wavelet dengan setelah transformasi wavelet pada level dekomposisi
Lebih terperinciEvaluasi Cakupan Sinyal BTS Secara Spasial Di Sebagian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali
Evaluasi Cakupan Sinyal BTS Secara Spasial Di Sebagian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali Susanti geokpjsusan@gmail.com Noorhadi Rahardjo noorhadi@ugm.ac.id Abstract The development of communication technology
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi baik oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciPEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR
PEMLHAN LOKAS RUMAH TNGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH D SURABAYA TMUR Nadira 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program Studi Pascasarjana Arsitektur Alur Perencanaan Real Estat, nstitut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Dalam proyek akhir ini penulis merancang penempatan BTS untuk sistem LMDS untuk mencangkup seluruh kota Denpasar hanya secara teknis tanpa tinjauan ekonomi dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS
BAB IV ANALISIS Dari proses pengolahan data dan penyajian hasil akhir, terdapat beberapa hal yang perlu dianalisis. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan seberapa jauh penelitian ini dilakukan dan juga
Lebih terperinciPROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK
Berita Dirgantara Vol. 10 No. 3 September 2009:64-71 PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, LAPAN RINGKASAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G
PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G Maria Ulfah 1*, Nurwahidah Jamal 2 1,2 Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan * e-mail : maria.ulfah@poltekba.ac.id Abstract Wave propagation through
Lebih terperinciANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL PROPAGASI WALFISCH-IKEGAMI
ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL PROPAGASI WALFISCH-IKEGAMI Retno Niti Amalia 1), Dasril 2), Fitri Imansyah 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciRancang Bangun Model Komputasi Perambatan Gelombang Radio Tiga Dimensi menggunakan Metode UTD Modifikasi
Rancang Bangun Model Komputasi Perambatan Gelombang Radio Tiga Dimensi menggunakan Metode UTD Modifikasi Dodi Sudiana 1), Dwi Putri P. 1), Arman Djohan Diponegoro 1) Departemen Teknik Elektro FTUI, Kampus
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG
Makalah Seminar Tugas Akhir ANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG Oleh : YULIE WIRASATI Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan kemudahan dan kemajuan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang telekomunikasi. Ini dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Penelitian dan Pengujian Jaringan 4G Pengukuran jaringan 4G LTE di frekuensi 1800 MHz pada provider Telkomsel yang dilakukan dengan metode drive test indoor
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciPerencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto
Perencanaan Transmisi Pengajar Muhammad Febrianto Agenda : PATH LOSS (attenuation & propagation model) FADING NOISE & INTERFERENCE G Tx REDAMAN PROPAGASI (komunikasi point to point) SKEMA DASAR PENGARUH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Teknologi radar telah menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Berdasarkan topik kajian yang akan dilakukan, ada beberapa penelitian terkait dengan dalam penelitian ini diantaranya : 1. Sofyan Harefa (2011) Analisis perbandingan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan 4.1.1. Analisis Penggunaan Lahan Tahun 2010 Pola penggunaan lahan Kecamatan Tembalang tahun 2010 menunjukkan bahwa penggunaan lahan sebagai
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA RADIO IP DALAM PENANGANAN JARINGAN AKSES MENGGUNAKAN PERANGKAT HARDWARE ALCATEL-LUCENT 9500 MICROWAVE PACKET RADIO (MPR)
ANALISIS UNJUK KERJA RADIO IP DALAM PENANGANAN JARINGAN AKSES MENGGUNAKAN PERANGKAT HARDWARE ALCATEL-LUCENT 9500 MICROWAVE PACKET RADIO (MPR) Syarifah Riny Rahmaniah 1), Fitri Imansyah 2), Dasril 3) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. broadband seperti high speed internet, digital video, audio broadcasting dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan teknologi komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat di berbagai belahan dunia. Perkembangan teknologi layanan broadband seperti high speed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia teknologi telekomunikasi dan informasi sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia teknologi telekomunikasi dan informasi sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan dan kestabilan akses internet. Maka diperlukan suatu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geomorfologi adalah salah satu hal yang menjadi dasar dalam ilmu geologi, karena geomorfologi dapat dijadikan panduan dalam pemetaan geologi, selain itu pengamatan
Lebih terperinciKARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT
KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT Putri Kusuma Ningtyas 2206100144 1) 1) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-6011
Lebih terperinciProses. Pengolahan. Pembuatan Peta. Analisa. Kesimpulan
Sistem Informasi Frequency Utilization sebagai Infrastruktur Jaringan Komunikasi Nirkabel di Surabaya Okkie Puspitorini, Nur Adi Siswandari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Path loss propagasi suatu daerah sangat penting dalam membuat perencanaan suatu jaringan wireless, termasuk diantaranya adalah jaringan broadcasting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota yang semakin pesat saat ini harus dapat berjalan seiring dengan peningkatan usaha pemenuhan kebutuhan hidup penduduk kota itu sendiri. Meningkatnya
Lebih terperinciJenis informasi pada siaran TV 1. Berita. Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing.
TUGAS AKHIR RA091381 SRI RISNAWANTI SISWANTO 3206100103 DOSEN PEMBIMBING : IRVANSYAH ST, MT. DOSEN KOORDINATOR : IR. SALATOEN P, MT STASIUN TELEVISI SWASTA MAKASSAR, TEMA : SINYAL Pengenalan Obyek Jenis
Lebih terperinciANALISIS RUGI-RUGI LINTASAN GELOMBANG RADIO DARI LUAR KE DALAM GEDUNG ANTARA PADA SISTEM GSM1800 DAN 3G
TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI-RUGI LINTASAN GELOMBANG RADIO DARI LUAR KE DALAM GEDUNG ANTARA PADA SISTEM GSM1800 DAN 3G Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana
Lebih terperinciVI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN
VI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN Pemilihan lokasi perumahan oleh penghuni, pengembang, dan pemerintah dianalisis berdasarkan hasil kuesioner dengan menggunakan sofware SPSS for windows. Penentuan faktor-faktor
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. pegunungan dengan lintasan 1 (Line 1) terdiri dari 8 titik MT yang pengukurannya
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Pengolahan Data 1 Dimensi Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data terhadap 21 titik pengamatan yang tersebar pada tiga lintasan, yaitu Lintasan 1, Lintasan 2 dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera
Lebih terperinciANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION UMTS
ANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION UMTS Selfi Sinaga, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi GSM (Global System for Mobile) merupakan salah satu teknologi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Teknologi GSM juga merupakan sistem dengan jaringan
Lebih terperinciRay Tracing S1 Teknik Informatika
Ray Tracing S1 Teknik Informatika 1 Definisi Ray tracing adalah salah satu dari banyak teknik yang ada untuk membuat gambar dengan komputer. Ide dibalik ray tracing adalah bahwa gambar yang benar secara
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN
GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini peta telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat. Peta memuat informasi spasial yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi suatu objek di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bumi terdapat kira-kira 1,3 1,4 milyar km³ air : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Data DEM/DTM Untuk mengetahui kualitas, persamaan, dan perbedaan data DEM/DTM yang akan digunakan untuk penelitian, maka dilakukan beberapa analisis. Gambar IV.1.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana komputer semakin menunjukkan kemajuan yang pesat. Sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Tutupan Lahan di Lapangan Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA..
viii Daftar Isi Halaman Judul. i Lembar Pengesahan ii Pernyataan.. iii Prakata. iv Intisari. vi Abstract.. vii Daftar Isi.. viii Daftar Tabel xi Daftar Gambar.. xii BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar Belakang..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat, khususnya dalam bidang seluler. Peningkatan jumlah pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia modern telah menjadikan keberadaan telepon seluler sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Hingga akhir tahun 2007
Lebih terperinciStudi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi
Jurnal radien Vol No Juli : - Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi Muhammad Isa, Nuriza Yani, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi yang berkembang pesat telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat. Salah satu kemajuan teknologi informasi yang saat ini telah
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM
ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan organik merupakan komponen tanah yang terbentuk dari jasad hidup (flora dan fauna) di tanah, perakaran tanaman hidup maupun mati yang sebagian terdekomposisi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. Lokasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN
BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Analisis Masalah dan Metode Perhitungan Power Link Budget Dalam mengevaluasi dan menilai performansi atau kinerja suatu jaringan dalam mengirimkan sinyal
Lebih terperinciAnalisa Pathloss Exponent Pada Daerah Urban dan Suburban
Analisa Pathloss Exponent Pada Daerah Urban dan Suburban Satrio Nindito 1 Nur Adi Siswandari. 2, Okkie Puspitorini 2 1 Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2 Dosen Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian dengan menganalisis fonomena ionosfer berdasarkan pengolahan dari data ALE. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu lintasnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi penduduk sehingga
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD
PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD Agastya, A.A.N.I. 1, Sudiarta, P.K 2, Diafari, I.G.A.K. 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL
Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL Aksto Setiawan [1], Imam Santoso, ST, MT [2], Ajub Ajulian Zahra, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terkait dengan pembangunan e-government, kalangan pemerintah daerah (pemda) seringkali menemui kendala terbatasnya sarana komunikasi di wilayahnya. Banyak faktor
Lebih terperinciSIMULASI MODEL EMPIRIS OKUMURA-HATA DAN MODEL COST 231 UNTUK RUGI-RUGI SALURAN PADA KOMUNIKASI SELULAR
SIMULASI MODEL EMPIRIS OKUMURA-HATA DAN MODEL COST 231 UNTUK RUGI-RUGI SALURAN PADA KOMUNIKASI SELULAR Sindak Hutauruk P.S. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas HKBP Nommensen Medan 20234 E-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini makin cepat dalam pengembagannya dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hal ini dirasakan oleh masyarakat Timor Leste pada umumya,
Lebih terperinciBAB 4. HASIL YANG DICAPAI. 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI 4.1 Proyeksi Timbulan dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru Proyeksi timbulan sampah dihitung berdasarkan data jembatan timbang (weight volume analysis) selama
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya laju perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan manusia, tidak terkecuali di bidang komunikasi jarak jauh atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya.
Lebih terperinciANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK
ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK Amir D Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. Banda Aceh Medan Km. 280.5
Lebih terperinci