PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai pclaksanaan ketentuan Pasal 111 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 42 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang pembentukan Badan Perwakilan Desa. 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur ; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ) ; 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848 ) ; 4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75. Tambahan Lembaran Negara Nomer 3851) ; 5. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1992 ; 6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang Rancangan Peraluran Pemerinlah dan Rancangan Keputusan Presiden ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undangundang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1988 tentang Prosedur Penetapan Produk-produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri ; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 92 Tahun 1992 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri ;

2 2 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Kelurahan ; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGAWI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati, adalah Bupati Ngawi. 2. Camat. adalah Kepala Pemerintah Kecamatan dalam Kabupaten Ngawi. 3. Desa. adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sisten 1 Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. 4. Pemerintahan Desa, adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa. 5. Pemerintah Desa, adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa. 6. Kepala Desa, adalah Kepala Pemerintah Desa dalam Kabupaten Ngawi. 7. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD. adalah Badan Perwakilan yang terdiri alas Pemuka-pemuka Masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adai istiadat, membuat Peraturan Desa. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 8. Pemuka masyarakat, adalah para tokoh yang terdiri dari tokoh organisasi sosial pol itik, tokoh agama. tokoh adat. golongan profesi yang bertempat tinggal di Desa yang bersangkutan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3 3 9. Dusun, adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa berdasarkan adat istiadat dan asal usul desa. BAB II PANITIA DAN BIAYA PEMILIHAN ANGGOTA BPD Pasal 2 (1) Panitia Pemilihan Anggota BPD terdiri dari para pemuka masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal I angka 8 yang diambilkan dari masing-masing dusun yang susunannya terdiri dari : a. ketua, merangkap anggota ; b. wakil Ketua, merangkap anggota : c. sekretaris, merangkap anggota ; d. wakil sekretaris, merangkap anggota ; e. bendahara, merangkap anggota ; f. wakil bendahara, merangkap anggota ; g. beberapa anggota, yangjumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. (2) Penentuan kedudukan dalam kepanitiaan pemilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) ditetapkan dengan musyawarah diantara panitia itu sendiri. (3) Apabila dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak memperoleh kata sepakat, maka ditempuh melalui tata cara pemungutan suara (voting). (4) Penetapan kepanitiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan BPD. (5) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : a. melakukan penjaringan bakal calon anggota BPD di masing-masing dusun ; b. menerima pendaftaran Bakal Calon Anggota BPD ; c. melakukan penelitian persyaratan calon Anggota BPD ; d. melakukan pendaftaran pemilih : e. mengajukan rancangan besarnya biaya pemilihan kepada Pemerintah Desa : f. menentukan jumlah calon anggota BPD dengan memperhatikan perimbangan jumlah penduduk ditiap-tiap dusun ; g. menyelenggarakan pemilihan calon anggota BPD ; h. membuat berita acara pemilihan dan melaporkan hasil pelaksanaan pemilihan anggota BPD kepada BPD. (6) Rancangan biaya pemilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf d ditentukan oleh Pemerintah Desa yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Pasal 3 Panitia pemilihan anggota BPD dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada BPD.

4 4 Pasal 4 Apabila diantara anggota Panitia Pemilihan anggota BPD ada yang ditetapkan sebagai bakal Calon Anggota BPD atau berhalangan keanggotaanya digantikan oleh anggota yang lain atau Pcmuka masyarakat yang telah disepakati oleh BPD. BAB III HAK MEMILIH DAN HAK DIPILIH Pasal 5 Yang dapat memilih dalam Pemilihan Anggota BPD adalah Penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia yang : a. terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus ; b. sudah berusia 2 I (dua puluh satu) tahun atau telah pernah kawin ; c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Pasal 6 (1) Yang dapat dipilih menjadi anggota BPD adalah penduduk desa warga Negara Republik Indonesia dengan syarat-syarat : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ; c. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang mengkhianati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, G 30 S/PKI dan atau organisasi terlarang lainnya ; d. pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Pertama dan atau berpengetahuan yang sederajat ; e. berumur sekurang-kurangnya 25 tahun ; f. sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan dokter; g. berkelakuan baik, jujurdan adil ; h. tidak berstatus sebagai Aparat Pemerintah Desa. istri atau suami Aparat Pemerintah Desa, Pegawai Negeri Sipil. Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik Indonesia ; i. tidak sedang menjalani hukuman penjara karena melakukan tindak pidana ; j. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) kecuali huruf f dibuktikan dengan surat pernyataan yang bersangkutan. BAB IV KEANGGOTAAN BPD Pasal 7 (1) Untuk dapat dipilih menjadi anggota BPD. seseorang harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (2) Anggota BPD harus bertempat tinggal didalam wilayah dusun yang bersangkutan kecuali Anggota BPD yang dipilih mewakili dusun lain. Pasal 8 Jumlah anggota Badan Perwakilan Desa ditentukan berdasarkan Jumlah penduduk desa yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut : a. jumlah penduduk sampai dengan 1500 jiwa, 5 orang anggota ; b sampai dengan 2000 jiwa, 7 orang anggota ;

5 5 c sampai dengan 2500 jiwa, 9 orang anggota ; d sampai dengan 3000 jiwa, 11 orang anggota : e. lebih dari 3000 jiwa. 13 orang anggota. Pasal 9 (1) Keanggotaan BPD diresmikan secara administrasi dengan Keputusan Camat atas nama Bupati. (2) Pelantikan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan oleh Camat atas nama Bupati. Pasal 10 (1) Masakeanggotaan BPDadalah 5(lima)tahun dandapatdipilih kembali untuk masajabatan berikutnya. (2) Masajabatan keangggotaan BPDberakhir pada saat anggota BPD yang baru dilantik. (3) Tiga bulan sebelum berakhirnya masajabatan, BPD membentuk panitia pemilihan anggota BPD yang ditetapkan dengan Keputusan BPD BAB V TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA BPD Bagian Pertama Pengumuman Rencana Pemilihan dan Pendaftaran Pemilih Pasal 11 Panitia Pemilihan Anggota BPD mengumumkan secara tertulis kepada masyarakat akan dilaksanakannya pemilihan anggota BPD. Pasal 12 (1) Tujuh hari setelah pengumuman, panitia pemilihan anggota BPD wajib melaksanakan pendaftaran pemilih. (2) Pendaftaran pemilih ditempat yang telah ditentukan, dilakukan secara aktif oleh pemilih dengan menunjukan KTP alau bukti diri lainnya yang sah. (3) Untuk wilayah dusun yang secara geografis sulit untuk dijangkau oleh pemilih dan atau kondisi masyarakat masih sulit berprakarsa untuk mendaftarkan diri. panitia pemilihan anggota BPD berkewajiban aktif melakukan pendaftaran pemilih yang bersangkutan. (4) Jadwal waktu dimulai dan berakhirnya pendaftaran pemilih ditentukan oleh panitia pemilihan anggota BPD. Pasal 13 (1) Pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilakukan dengan mencatat data pemilih dalam daftar pemilih. (2) Format daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan anggota BPD. (3) Pengesahan daftar pemilih dilakukan oleh Panitia Pemilihan Anggota BPD. Bagian Kedua Penetapan Bakal Calon Pasal 14 (1) Bakal Calon Anggota BPD diajukan dari dan oleh penduduk dusun setempat yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

6 6 (2) Jumlah Bakal Calon Anggota BPD dalam 1 (satu) desa ditetapkan sekurang-kurangnya 2 kali dari anggota BPD yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. Pasal 15 (1) Bakal calon hasil penjaringan ditingkat dusun wajib mendaftarkan diri ke panitia pemilihan anggota BPD dengan menyertakan permohonan dan syarat-syarat yang tclah ditentukan. (2) Panitia pemilihan anggota BPD mclakukan pendaftaran dan menyeleksi persyaratan bakal Calon Anggota BPD yang diusulkan sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (3) Penelitian berkas bakal calon anggota BPD dilakukan oleh panitia pemilihan dengan menuangkan hasilnya dalam Berita Acara. Pasal 16 (1) Hasil penelitian bakal Calon Anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayal (3) diusulkan oleh panitia pemilihan anggota BPD kepada BPD untuk ditctapkan sebagai calon anggota BPD yang berhak dipilih. (2) BPD berdasarkan usulan panitia pemilihan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) segera menetapkan Keputusan BPD tentang penetapan calon anggota BPD yang berhak dipilih. Pasal 17 (1) Anggota BPD dipilih dari bakal calon yang jelah ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2). (2) Pemilihan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat ( I ) dilaksanakan oleh penduduk dusun yang mcmpunyai hak pilih dan pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia Pemilihan anggota BPD. (3) Penduduk dusun yang mempunyai hak pilih sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat memiljh calon auggota BPD yang diusulkan dari dusunnya sendiri. Bagian Ketiga Pelaksanaan Pemilihan Pasal 18 (1) Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakannya pemilihan panitia wajib mengumumkan kepada pemilih tentang waktu dan tempat pemilihan. (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan secara tertulis dan dipasang ditempat umum yang mudah diketahui oleh masyarakat. Pasal 19 (1) Selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara Ketua Panitia sudah harus menyampaikan surat undangan kepada para pemilih. (2) Surat undangan dimaksud dalam ayat ( 1 ) diberi nomor urut sesuai nomor unit pada daftar pemilih yang sudah disahkan.

7 7 Pasal 20 (1) Pemilih yang hadir diberikan I (satu) lembar surat suara oleh Panitia. (2) Setelah menerima surat suara. pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak. pemilih berhak meminta surat suara yang baru setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak kepada Panitia. (3) Sebelum melaksanakan pemungutan suara. Panitia membuka kotak suara dan mem perl i hat kan kepada para pemilih yang hadir bahwa kotak suara dalam keadaan kosong serta menutupnya kembali. mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi Cap atau Stempel Panitia. Pasal 21 Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh Panitia. Setelah surat suara dicoblos, pemilih memasukkan surat suara kedalam kotak suara yang disediakan dalam keadaan terlipat. Pasal 22 (1) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, Panitia berkewajiban untuk: a. menjamin agar tata Demokrasi Pancasila berjalan dengan lancar. tertib. aman dan teratur ; b. menjamin pelaksanaan pemungutan suara berjalan dengan tertib, aman dan lancar. (2) Pada saat pemungutan suara dilaksanakan. para calon yang berhak dipilih harus berada ditempat yang telah ditentukan oleh Panitia. (3) Panitia menolak pemberian suara yangdiwakilkan dengan alasan apapun. Pasal 23 Calon Anggota BPD dan Panitia Pemilihan Anggota BPD tetap mempunyai hak untuk menggunakan hak pilihnya. Pasal 24 (1) Pemilihan Calon Anggota BPD dilaksanakan secara langsung. umum, bebas, rahasia,jujurdan adil oleh penduduk dusun yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan telah terdaftar dalam daftar pemilih yang sah. (2) Pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos fotq calon atau tanda gambar lain yang ditentukan oleh Panitia didalam bilik suara yang telah disediakan oleh Panitia Pemilihan Anggota BPD. (3) Seorang pemilih hanya memberikan suaranya kepada satu orang Calon yang berhakdipilih. (4) Seorang pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan. tidak dapat diwakilkan dengan cara apapun. Bagian Keempat Pclaksanaan Penghitungan Suara Pasal 25 (1) Penghitungan suara dilakukan setelah pemungutan suara dinyatakan selesai.

8 8 (2) Panitia membuka kotak suara dan menghitung surat suara yang masuk. dihadapan saksi-saksi yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Anggota BPD. (3) Penghitungan suara dicatat di papan tulis secara lerbuka agar dapat dilihat secara jelas oleh semua pemilih yang hadir. Pasal 26 (1) Surat suara dianggap tidak sah. apabila : a. tidak memakai surat suara yang tolah ditentukan ; b. tidak ditandatangani oleh Ketua Panitia dan Sekrctaris Panitia Pemilihan anggota BPD ; c. ditandatangani atau memuat landa yang menunjukkan identitas pemilih ; d. mencoblos surat suara lebih dari I (satu) coblosan ; e. mencoblos tidak tepat dalam kotak tanda gamhar yang telah disediakan ; f. mencoblos surat suara tidak dengan alat yang telah disediakan oleh Panitia. (2) Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah diumumkan kepada pemilih pada saat itu juga. Pasal 27 (1) Setelah selesai penghitungan sti;ira. Panitia Pemilihan Anggota BPD membuat berita acara hasil penghitungan suara yang ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan serta para saksi yang hadir. (2) Berita acara hasil penghitungan surat suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (I). harus memuat daftar unit calon berdasarkan perolehan suara masing-masing calon. (3) Panitia Pemilihan Anggota BPD wajib memberikan satu lembar berita acara hasil penghitungan suara kepada saksi yang hadir pada saat setelah penandatanganan selesai. (4) Ketua Panitia Pemilihan menguinumkan hasil pemilihan dan menyatakan sahnya pemilihan calon terpilih. BAB VI PENETAPAN CALON TERPILIH Pasal 28 Calon Anggota BPD yang dinyatakan terpilih adalah yang memperoleh suaraterbanyak berdasarkan urutan perolehan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) sesuai dengan jumlah Anggota BPD yang dibutuhkan ditiaptiap Dusun. BAB VII PIMPINAN BPD Pasal 29 (1) Pimpinan BPD terdiri dari ketua dan wakil ketua. (2) Wakil ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebanyak-banyaknya 2 orang sesuai dengan banyaknya jumlah Anggota BPD. (3) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD. (4) Rapat pimpinan BPD untuk pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.

9 9 Pasal 30 Dalam pelaksanaan tugasnya pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD. BAB VIII TATA CARA RAPAT BPD Pasal 31 (1) Rapat BPD dilakukan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam satu tahun. (2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin oleh ketua BPD. (3) Dalam hal Ketua BPD berhalangan. rapat dipimpin oleh seorang wakil ketua. (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan aval (3) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. BAB IX KEDUDUKAN DAN KEDUDUKAN KEUANGAN ANGGOTA BPD Bagian Pertama Tugas, Wewenang dan Fungsi BPD Pasal 32 (1) BPD dibentuk sebagai badan perwakilan merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila. (2) BPD berkedudukan sejajardan menjadi mitra dari Pemerintah Desa. Pasal 33 (1) BPD mempunyai tugas dan wewenang : a. menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa ; b. menyelenggarakan pemilihan dan pengangkatan BPD ; c. mengusulkan pengangkatan dan.pemberhentian Kepala Desa ; d. membentuk panitia pemilihan atau pengangkatan Perangkat Desa ; e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa ; f. bersama dengan Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa ; g. bersama dengan Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (2) Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam peraturan tata tertib BPD. BPD mempunyai fungsi : Pasal 34 a. mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang. di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan ; b. legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa ; c. pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa serta Keputusan Kepala Desa;

10 10 d. menampung, aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang ditcrima dari masyarakat kepada pejabal atau instansi lain berwenang. Bagian Kedua Hak, Kewajiban dan Larangan Anggota BPD Pasal 35 (1) BPD mempunyai hak : a. meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa : b. menilai, menerimaatau menolak pertanggung jawaban Kepala Desa ; c. meminta keterangan kepada pemerintah desa ; d. mengadakan perubahan Rancangan Peraturan Desa ; e. menetapkan Peraturan Tata Tertib BPD. (2) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) ditetapkan dalam peraturan Tata Tertib BPD. Pasal 36 (1) BPD mempunyai kewajiban : a. mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; b. mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta mentaati segala peraturan perundangan yang berlaku ; c. membina Demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa ; d. meningkatkan kesejahteraan masyarakat ; e. memperhatikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat. (2) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD. Pasal 37 Rangkap jabatan anggota dan pimpinan BPD dengan Kepala Desa Pcrangkat Desa tidak dibenarkan. Pasal 38 (1) BPD dilarang : a. melakukan kegiatan-kegiatan atau melalaikan tindakan yang menjadi kewajibannya, yang merugikan kepentingan Negara, Pemerintah. Pemerintah Daerah dan Masyarakat Desa : b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku dan atau bertentangan dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, serta melakukan perbuatan lain yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinannya sebagai anggota BPD, misalnya melakukan tindakan asusila. perjudian dan mabuk-mabukan. (2) Dalam hal anggota BPD melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) Pimpinan BPD mengusulkan kepada Bupati agar anggota BPD yang bersangkutan diberhentikan, sekaligus mengusulkan penggantian antar waktu.

11 11 Bagian Ketiga Kedudukan Keuangan Pasal 39 (1) Anggota BPD berhak menerima uang sidang sesuai kemampuan keuangan desa. (2) Besarnya uang sidang anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Pasal 40 (1) Untuk keperluan kegiatan BPD disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretariat BPD. (2) Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB X SEKRE TARIAT BPD Pasal 41 Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dipimpin Sekretaris BPD dan dibantu oleh staf sesuai kebutuhan yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD dan bukan berasal dari Aparat Pemerintah Desa. Pasal 42 Sekretariat BPD inempunyai tugas melaksanakan segala usaha dan kegiatan penyelenggaraan sidang-sidang pengurusan rumah tangga dan keuangan BPD. Pasal 43 Untuk melaksanakan tiigas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Sekretariat BPD mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian dalam arti mengatur dan membina kerjasama. mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruli penyelenggaraan tugas Sekretaris BPD ; b. perencanaan dalam arti penyiapan rencana. pengolah, penelaah kebijakan Pimpinan BPD ; c. pembinaan administrasi dalam arti membina tata usaha, mengelola dan membina kepegawaian. mengelola keuangan dan perbekalan BPD ; d. penyelenggaraan persidangan dan pembuatan risalah rapat-rapat yang diselenggarakan oleh BPD ; c. pemeliharaan dan pembinaan ketertiban serta keamanan kedalam. Pasal 44 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat BPD diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa. Pasal 45 Sekretaris BPD dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepadz Ketua BPD dan teknik administrasi mengikuti potunjuk dan dibina olel Sekretaris Desa.

12 12 Pasal 46 Kedudukan keuangan dan masa jabatan Sekretaris BPD dan staf sekretaria BPD diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa. BAB XI PEMBERHENTIAN ANGGOTA BPD Pasal 47 (1) Anggota BPD berhenti antar waktu sebagai anggota karena : a. meninggal dunia ; b. permintaan sendiri secara tertulis kepada pimpinan BPD ; c. bertempat tinggal diluar wilayah Desa yang bersangkutan ; d. tidak lagi memeriuhi sya'rat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 berdasarkan keterangan dari pejabat yang berwenang ; e. terkena larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 38 ayat(1). (2) Anggota BPD yang berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat ( I ) digantikan oleh Calon Anggota BPD dari dusun yang; bersangkutan berdasarkan lanjutan daftar urut perolehan suara pada saat pemilihan anggota BPD dan dari daerah pemilihan yang sama. (3) Anggota pengganti antar waktu menyesuaikan masa kerja anggota yang; digantikan. (4) Pemberhentian Anggota BPD diresmikan secara administrasi dengan Keputusan Camat atas nama Bupati. (5) Pemberhentian Anggota BPD karena tidak memenuhi lagi syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dan c dan atau yang bersangkutan melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasa 38 ayat (1) adalah pemberhentian dengan tidak hormat. BAB XII PERATURAN TATA TERTIB BPD Pasal 48 (1) Pengaturan lebih lanjut mengenai Peraturan Tata Tertib BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD. (2) Keputusan BPD sebagaimana dimnksud dalam ayat ( 1 ) dilaporkan kepada Bupati dengan tembusan Camat. BAB XIII TINDAKAN PENYIDIKAN Pasal 49 (1) Tindakan penyidikanterhadapanggoii BPDdilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Camat atas nama Bupati. (2) Hal-halyangdikecualikandari keteniuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih : b. dituduh telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam hukuman mati. (3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaporkan kepada Camat selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam.

13 13 BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 50 Sebelum BPD terbentuk. LMD sebagaimaira dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. melaksanaka' 1 tugas. wewenang. fungsi hak dan kewajiban BPD. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 51 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 52 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan. Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi. Disahkan di Ngawi pada tanggal 03 Juni 2000 BUPATI NGAWI, ttd HARSONO Diundangkan di Ngawi pada tanggal 08 Juni 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI ttd FAUZI SIDEKAN Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2000 Nomor 11

14 14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWl NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA I. UMUM Bahwa untuk mengakomodasikan berbagai macam aspirasi yang berkembang di masyarakat dan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan Pemerintalian Desa secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan pemerintahan dan pembangunan serta dengan semakin berkembangnya peranan Pemerintahan Desa. maka perlu dibentuk suatu Badan Perwakilan Desa yang anggota-anggotanya dipilih dengan proses pemilihan oleh penduduk desa yang memenuhi syarat yang telah ditentukan sehingga mencerminkan kedaulatan rakyal yang menjamin keterwakilan penduduk desa di dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai upaya manifestasi demokfasi yang berkembang di Desa. Badan Perwakilan Desa berfungsi sebagai lembaga legislasidan pengawasdalam pelaksanaan Peraturan Desa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta pelaksanaan Keputusan Kepala Desa. maka dipandang perlu membentuk peraturan yang mengatur tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 s/d 7 Angka 8 Yang dimaksud golongan profesi adalah profesi selain Pegawai Negeri Sipl Tentara Nasional Indonesia. Polisi Republik Indonesia dan Aparat Pemerintah Desa. Angka 9 Pasal 2 Ayat (1) Jumlah anggota Panitia Pemilihan Anggota BPD harus ganjil. Ayat (2) s/d ayat (4) Ayat (5) Huruf a s/d huruf e Pasal 3 Huruf f Apabila tidak ada Calon dari Dusun yang bersangkutan. maka Dusun tersebut dapat memilih Calon Anggota BPD dari Dusun lain dalam wilayah desa tersebut. Huruf g s/d huruf h Ayat (6) Sebelum BPD terbentuk, panitia pemilihan bertanggungjawab kepada LMD.

15 15 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Ayat ( I ) Sebelum BPD terbentuk, apabila "ada panitia yang ditetapkan sebagai bakal calon atau berhalangan, keanggotaannya digantikan oleh anggota lain atau pemuka masyarakat yang telah disepakati oleh anggota panitia itu sendiri. Huruf a s/d huruf c Huruf d Apabila tidak ada calon yang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, maka calon diperbolehkan yang berpendidikan Sekolah Dasar. Huruf e s/d huruf h Huruf i Yang dimaksud tidak sedang menjalani hukuman penjara adalah pada saat pendaftaran Calon anggota BPD tidak sedang menjalani hukuman Huruf j Ayat(2) Surat pernyataan yang dimaksud dibuat oleh yang bcrsangkutan atau calon, kecuali surat keterangan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam (1)huruf f. Pasal 7s/d 13 Pasal 14 Ayat ( 1 ) Dalam pengusulan Calon Anggota BPD dari masing-masing dusun harus mencerminkan unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 8 secara adil dan proporsional. Ayat (2) Apabila setelah diupayakan dalam penjaringan bakal calon terpaksa jumlah Calon Anggota BPD tidak dapat memenuhi 2 (dua) kali jumlah yang ditentukan dalam Pasal 8. maka pemilihan Calon Anggota BPD dapat di laksanakan. Pasal 15 s/d 21 Pasal 22 Ayat (1) Ayat (2) Dikecualikan bagi Calon Anggota BPD dalam keadaan sakit, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter atau surat pernyataan yang diketahui oleh panitia. Ayat (3) Pasal 23 s/d 37 Pasal 28 Ayat (1)

16 16 Ayat (2) Apabila yang inelakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pimpinan BPD maka yang bersangkutan dapat diberhentikan atas usulan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD Pasal 39 s/d 45 Pasal 47 Ayat (1) Ayat (2) Dalam hal calon anggota BPD dengan daftar urut berikutnya tidak ada, maka pergantian antar waktu anggota BPD dapat diambilkan calon anggota BPD dari dusun lain. Ayat (3) Pasal 48 s/d 52