Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi. 1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi. 1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pencapaian Kinerja Mutu pada PT. Sumi Asih Oleochemical Industry Adapun beberapa pencapaian mutu yang dilakukan pada PT Sumi Asih adalah sebagai berikut: 1. Menyusun prosedur pembelian bahan baku berkualitas sesuai standard yang telah ditetapkan, yang kemudian dilakukan pengujian mutu oleh urusan laboratarium meliputi pengujian grade menyangkut klasifikasi stearine (bahan baku Asam Stearat dan Glycerine) berdasarkan kelayakan stearine tersebut untuk diproduksi serta kandungan kotorannya. 2. Pemeliharaan mesin produksi 3. Melengkapi produk dengan fasilitas laboratorium untuk pengujian produk. 4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dengan mengadakan pelatihan sesuai tugas dan pekerjaannya serta melaksanakan usaha-usaha pengembangan sistem dan alat produksi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja. 5. Melakukan pendokumentasian terhadap pencapaian mutu yang teiah ditetapkan sehingga memungkinkan adanya evaluasi secara berkala dengan melakukan pembandingan antara standard mutu dengan mutu yang telah dicapai. 6. Melakukan audit mutu untuk menjamin kepastian mutu secara periodik dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk urusan Quality Assurance, 53

2 54 Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian mutu pada PT Sumi Asih Oleochemical Industry adalah dengan : 1. Quality Cost Index Analisis berikut dilakukan dengan suatu tujuan melihat index pencapaian kinerja mutu dari suatu proses produksi. Seperti disebutkari, menurut teorinya perusahaan manufaktur yang menerapkan program zero defect akan mempunyai quality cost index ideal 100. berikut akan disajikan perhitungan besamya quality cost index dengan dasar waktu satu tahun. a. Dari hasil pengemlompokan aktivitas yang terkait dengan biaya kualitas terdapat 5 (lima) aktivitas yang berkaitan dengan inspeksi dan quality control yaitu supervisi proses produk, pengujian bahan baku, pengujian barang jadi, kalibrasi alat produksi dan uji, dan audit system mutu. Kelima aktivitas ini mengkonsumsi biaya tenaga kerja dan biaya overhead secara total seperti tercantum dibawah ini : (angka-angka dapat dilihat pada lampiran 4) Supervisi proses produksi = Rp ,07 Pengujian Bahan Baku - Rp ,80 Pengujian Barang Jadi =Rp ,25 Kalibrasi Alat Produksi dan uji = Rp ,13 Audit Sistem Mutu - Rp ,19 Rp ,11 (Total biaya tersebut sama dengan biaya penilaian keseluruhan)

3 55 b. Waste yang terjadi adalah 1018 unit. Harga jual rata-rata seeluruh produk adalah ,34. Maka nilai waste pada harga jual (misalkan waste tersebut dijual) adalah: 1018 unit x ,34 = Rp ,12 c. Hasil penjualan seluruh kedua produk sesuai data yang terdapat pada laporan keuangan tahun 2003 adalah Rp ,00 d. Maka sesuai rumus pada bab II Quality Cost Index = ( ,12+ Rp ,l I) Rp ,00 = ,865 = 102,86 Maka dari hasil perhitungan yang diperoleh hasil bahwa Quality cost index adalah 102,86. Sesuai teori apabila quality cost index berada sampai kisaran 105 dapat dilcatakan kinerja mutu secara keseluruhan menunjukkan hasil yang bagus. 2. Perbandingan Terhadap Harga Jual Salah satu perbandingan yang bisa dilakukan untuk tujuan anlisis adalah membandingkan total biaya mutu dengan harga penjualan baik untuk setiap produk maupun secara keseluruhan. Sesuai perhitungan diatas

4 56 dapat dapat diketengahkan bahwa rasio perbandingan biaya mutu glycerine dengan penjualan perunit: Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48 Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp ,67 Failure Cost perunit Glycerine = Rn Total Glycerine = Rp ,91 Harga jual produk glycerine adalah Rp ,75 dengan demikian presentase total biaya mutu terhadap harga jual produk adalah: Total CQQ perunit = Rp ,91 =3,84% Harga jual perunit Rp ,75 Apabila dirinci maka dapat dilihat seperti di bawah ini; Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48/Rp ,75 = 0,58% Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp ,67/Rp ,75 = 1,96% Failure Cost perunit Glycerine = Rp ,76/Rp ,75 = 1,30% Rp40.384,91/Rp ,75-3,84% Perbandingan biaya mutu dengan harga jual untuk satu jenis produk lainnya dapat dilihat pada tabel 4.1 :

5 57 TabeH.l Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Harga Jual No Item Glycerine Asam Stearat 1. Prevention Cost 0,58% 0,48% 2. Appraisal Cost 1,96% 1,22% 3. Failure Cost 1,30% 1,29% Total COQ 3,84% 2,99% Sumber: Data diolah (2005) Dari tabel diatas dapat dilihat secara koraparatif besarnya biaya perjenis biaya dari setiap jenis produk dengan harga jualnya. Dari angkaangka diatas terlihat bahwa perbandingan total COQ terhadap harga jual perunit relatif tidak begitu besar dengan kisaran 2-4 % tampaknya kinerja mutu dapat dikatakan memuaskan. Data ini lebih bennanfaat apabila terdapat data pembanding dari perusahaan sejenis karena rasio total cost of quality dengan harga jual akan menunjukkan batasan relatif biaya kualitas yang boleh dikeluarkan perusahaan ketika kompetisi harga meningkat maka indikator ini dapat memberikan sinyal adanya pengeluaran biaya mutu yang berlebihan. Secara sederhana kita dapat membuat analisis internal dengan membandingkan biaya mutu antar produk. Produk glycerine mengkonsumsi biaya mutu relatif lebih banyak dibandingkan dengan lain yaitu 3,84% dibanding asam stearat yang mengkonsumsi 2,99%.

6 Produk Glycerine bukan berarti mempunyai kinerja mutu yang Iebih buruk daripada produk asam stearat. Apabila dilihat lebih jauh maka tingginya total biaya mutu produk glycerine karena dalam struktur biaya mutu glycerine menggunakan 0,58% bmya pencegahan, 1,96% biaya penilaiannya dan 1,30% biaya kegagalannya Seperti telah dikemukakan tadi bahwa biaya mutu yang dikonsumsi oleh glycerine relatif Iebih tinggi terhadap asam stearat dan biaya kegagalan tertinggi pun justru terjadi pada glycerine sedangkan pada asam stearat biaya pencegahannya rendah yaitu 0,48*/o maka menghasilkan biaya kegagalan yang terjadi yaitu 1,29%. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas pencegahan yang dilakukan untuk produk glycerine dan asam stearat kurang maksimum dan biaya pencegahan yang timbul rendah maka hasilnya biaya kegagalan untuk kedua produk tersebut tinggi. Dengan demikian, apabila analisis dikaitkan dengan semboyan/klausa! yang menyebutkan bahwa untuk menurunkan biaya kualitas secara keseluruhan maka "do it right in the first time", dengan melakukan investasi maksimum pada biaya pencegahan maka biaya kegagalan akan menurun diikuti dengan turunnya biaya mutu secara keseluruhan dan klausal kedua menyatakan bahwa akan terjadi trade-off antara biaya-biaya tersebut sehingga sulit untuk mencari bauran yang dapat meminiinmalkan biaya mutu secara optimal. Maka manajemen dalam hal ini Quality Assurance hams segera mencari cara untuk melakukan trade-off antara biaya pencegahan dan biaya penilaian. Selain

7 59 itu yang juga perlu menjadi perhatian manajemen pada rasio-rasio tersebut diatas adalah kemungkinan hilangnya penjualan yang potensial. B. Perhitungan Biaya Mutu dengan Pendekatan Activity Based Costing System pada PT. Sumi Asih OleochemicaJ Industry /. Prevention Cost Glycerine a. Riset dan pengembangan COQperR&D = Banyaknya R & D = Rp ,68 35 kali = Rp ,84 _ Rate COQ per R & D x Frekuensi R & D ^ ^ ,84x10 = Rp 6.159,48 perunit Glycerine Jadi total biaya pencegahan perunit glycerine = Rp 6.159,48 2. Appraisal Cost a. Audit sistem mutu Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus adalah:

8 60 r^r\n a-. COQ perjam audit = ^ Banyaknya jam audit = RP , = Rp 8.946,16/jam audit Maka COQ perproduk untuk aktivitas ini bisa dibilang: Rate COQ perjam x jam audit used Rp 8.946,16x4.923 = Rp 7.726,65 perunit Glycerine b. Supervisi proses produk Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus adalah: COQ perjam pemeriksaan = Banyaknya jam pemeriksaan = Rp , jam - Rp ,93 COQttemnit = RateC Q/J5"1 pemeriksaaa x jam pemeriksaai used Jumlahproduk = Rp ,93x1085 = Rp 4.245,95 perunit Glycerine c. Pengujian bahan baku Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus:

9 61 r ^ +- COQ pertesting = Banyaknya testing = Rp , = Rp27.470,37/testing _ Rate COQ pertesting x testing Rp ,37x930 kali = Rp 4.482,01 perunit Glycerine d. Kalibrasi alat produksi dan uji Kalibrasi merupakan kegiatan pengujian untuk mengukur presisi alatalat mekanis. Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus: ~. COQ pertesting = J Banyaknya testing = Rp , = Rp ,68 / testing Rate COQ pertesting x testing Rp ,68x70 = Rp 2.520,60 perunit Glycerine e. Pengujian barang jadi

10 62 Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus:,- ^ *: COQpertestmg = Banyaknya testing = Rp , = Rp ,30/testing Rate COQ pertesting x testing = Rp ,30x119 = Rp 1.593,46 perunit Glycerine 3. Failure Cost a. Scrap/Waste Pembebanan biaya aktivitas ini sesuai rumus: rusak = Banyaknya unit rusak = Rp , unit = Rp ,55/unit Rate x unit rusak = Rp ,55x194 unit

11 63 = Rp ,76 perunit Glycerine Dengan perhitungan-perhitungan di atas, maka biaya mutu perunit Glycerine adalah: Prevention Cost perunit Glycerine = Rp 6.159,48 Appraisal Cost perunit Glycerine = Rp ,67 Failure Cost perunit Glycerine = Rp Total Glycerine = Rp ,91 Sama seperti perhitungan di atas secara singkat Cost Of Quality untuk produk asam stearat dapat dilihat pada Lampiran 6.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka dapat dihasilkan beberapa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT Liza Christina Garment Industry dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penyusunan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: UD. BJL merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti : performansi (performance), keandalan (reliability), mudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (Descriptive Research) karena pembahasannya disusun secara sistematis

Lebih terperinci

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN Fatimah 1, Diana Khairani Sofyan

Lebih terperinci

QUESTIONNAIRE UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN. 1. PT. Arindo Garmentama bergerak dibidang apa?

QUESTIONNAIRE UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN. 1. PT. Arindo Garmentama bergerak dibidang apa? QUESTIONNAIRE UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN 1. PT. Arindo Garmentama bergerak dibidang apa? 2. Apakah perkembangan usaha perusahaan terus meningkat? 3. Apakah lokasi perusahaan mendukung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Surakarta, pada saat ini perkembangan perusahaan yang mengolah air minum dalam kemasan semakin pesat. Hal itu dipengaruhi oleh kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan PT. X, khususnya pada bagian quality control, penulis menarik simpulam sebagai berikut

Lebih terperinci

10/6/ Pengantar

10/6/ Pengantar Lecturer Content: Pengantar Konsep Pengendalian Kualitas / QC Quality of Conformance (Kualitas Kesesuaian/Kesamaan} Konsep Biaya dalam QC Tools / Penerapan Teknik Statistika dalam QC Proses Evolusi QC

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v vii viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada 9 faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada CV. PATT ENGINEERING yang terletak di Jalan Raya Sempal Wadak KM. 1 Kecamatan Bululawang-Kabupaten Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaannya di pasar. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaannya di pasar. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan memasuki era pasar bebas, seluruh perusahaan semakin dituntut untuk dapat memuaskan konsumen dalam rangka tetap mempertahankan eksistensi perusahaannya

Lebih terperinci

untuk membuat dan mengantarkan barang ke pelanggan tersebut memerlukan

untuk membuat dan mengantarkan barang ke pelanggan tersebut memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki serangkaian aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa yang dikirimkan ke organisasi pelanggan (Atkinson,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan di bidang ilmu teknologi dan komunikasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan di dunia bisnis

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key word : Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, External Failure Cost, and Cost Control Product. viii

ABSTRACT. Key word : Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, External Failure Cost, and Cost Control Product. viii ABSTRACT Quality cost is a part of production cost, that has big influence in the production cost. Quality cost is important in industries to determine production cost. The purposes of this research are

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap aktivitas yang timbul karena adanya pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan produk yang berkualitas akan mengkonsumsi sumber daya; dan pengkonsumsian inilah

Lebih terperinci

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi Program Audit Perencanaan Produksi Nama Perusahaan : PT LASER METAL Periode Audit MANDIRI Persyaratan : Perencanaan Produksi 2013 No Jawaban ICQ

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data data yang ditampilkan dalam Bab sebelumnya akan dijadikan bahan analisa dalam mendukung dan mendukung usaha perbaikan mutu yang mengarah kepada peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

Just in time dalam Manajemen Logistik

Just in time dalam Manajemen Logistik Just in time dalam Manajemen Logistik Kerjakan secara benar sejak awal Bambang Shofari 1 JIT Menghasilkan produk/jasa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan oleh customers dalam jumlah sesuai kebutuhan pada

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi PENENTUAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS ( ACTIVITY BASED COSTING) Pendahuluan Keterbatasan penentuan harga pokok konvensional terletak pada pembebanan overhead. Dalam system biaya tradisional ada dua

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL Ayu Khusnul Khotimah 21213543 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.. iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO. v KATA PENGANTAR. vi DAFTAR ISI.... viii DAFTAR TABEL.....xii DAFTAR

Lebih terperinci

Pada saat ini dunia sedang berada pada masa transisi dari era persaingan. perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan berbagai sumber

Pada saat ini dunia sedang berada pada masa transisi dari era persaingan. perusahaan ditentukan oleh keberhasilan dalam memanfaatkan berbagai sumber 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia sedang berada pada masa transisi dari era persaingan industri ke em persaingan informasi. Pada era persaingaan industri, keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii v vi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... vi vii vii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Perumusan masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Kerangka Pemikiran Sistem perhitungan biaya produksi menggunakan metode ABC ini masih termasuk baru sehingga masih banyak perusahaan yang belum mengenal sistem ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba rugi periodik,

Lebih terperinci

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System Implementasi JIT Manufacturing Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk meningkatkan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia menunjukkan persaingan yang semakin ketat, oleh sebab itu perusahaan harus mampu bersaing dengan menawarkan produk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas ini, perusahaan semakin dituntut untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Dwi sumber adalah salah satu perusahaan manufaktur yang menawarkan varian produk dalam pembuatan sampul Ijazah/Raport, sampul STNK, dan sampul SPP. Perusahaan ini

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya merupakan entitas yang dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh para pendirinya. Salah satu tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Giat Printing Malang, yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiono no. 40-41 Gadang Malang. Giat Printing merupakan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk mendapatkan seberapa besar laba yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa. Ukuran yang esensial untuk suatu produk yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kapal sebagai sebuah wahana teknis terdiri dari beberapa sistem permesinan yang bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Pada setiap sistem dibangun oleh berbagai komponen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 69 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data, observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Persyaratan telah tertulis dalam kebijakan perusahaan (baik pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah

Lebih terperinci

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d #5 - of Quality 1 COST OF QUALITY Materi #5 EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 of Quality biasa disingkat dengan COQ. Merupakan segala biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi tingkat mutu yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu para manajer

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang memproduksi cup dari bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang dipesan dari kota-kota

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA. ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maraknya pertumbuhan usaha dan bisnis di tengah pertumbuhan yang semakin membaik menciptakan persaingan pasar yang semakin ketat. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL COST OF QUALITY PERTEMUAN #5 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan #5 - of Quality 1 EMA503 Manajemen Kualitas Pembahasan 2 Definisi Tingkat Kepentingan Alasan Penggunaan Dimensi Pengukuran Kategori Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. Nama : Adventia Diah Rosari NPM : 22209204 Pembimbing : B. Sundari, SE., MM. Latar Belakang: Pada

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC) dan process value analysis (PVA). ABC lebih berfokus pada pembebanan yang akurat atas biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mendistribusikan produk yang telah dihasilkannya tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir proses operasional setiap perusahaan baik manufaktur, dagang ataupun jasa adalah menghasilkan suatu produk atau output baik berupa barang ataupun pelayanan jasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MELALUI ANALISA BIAYA KUALITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Bahan Baku Makanan)

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MELALUI ANALISA BIAYA KUALITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Bahan Baku Makanan) PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MELALUI ANALISA BIAYA KUALITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Bahan Baku Makanan) Felecia, Tessa Vanina Soetanto Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan cepat menuju perekonomian global didukung perkembangan IT yang semakin canggih telah mempertajam kompetisi antar perusahaan di dunia ini. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas penduduk Indonesia masih menggantungkan hidup disektor pertanian. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas penduduk Indonesia masih menggantungkan hidup disektor pertanian. Sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha memiliki peran penting dalam sektor perekonomian, baik usaha skala kecil maupun usaha skala besar. Sektor pertanian memiliki peranan penting karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Untuk mendefinisikan biaya secara jelas, penulis akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan pengertian metode alokasi berbasis aktivitas (ABC) Mengalokasikan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia usaha, yaitu globalisasi ekonomi, pembukaan pasar, pengaplikasian teknologi komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga barang kebutuhan sehari-hari dan tidak menutup kemunginan harga bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga barang kebutuhan sehari-hari dan tidak menutup kemunginan harga bahanbahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenaikan harga minyak dunia, yang juga berimbas pada naiknya harga BBM di Indonesia tidak dapat dihindari lagi dampaknya. Hal ini sangat berdampak pada naiknya harga-harga

Lebih terperinci

Maintenance and Reliability Decisions

Maintenance and Reliability Decisions Chapter 17 Maintenance and Reliability Decisions Tujuan dari maintenance & reliability mengelola kapabilitas dari sistem. Sistem haruslah didesain dan dikelola untuk mencapai kinerja perusahaan yang diharapkan.

Lebih terperinci

PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK

PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK Nurmalia Indra Apriliani Widodo, Arief Rahman, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penulis telah melakukan serangkaian penelitian pada PT Super Plastin yang berkaitan dengan biaya kualitas dan kegagalan produk yang ada di perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

TARGET COSTING DRS. DEVIE., AK., EFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

TARGET COSTING DRS. DEVIE., AK., EFC., CFP., AEPP., CMA., CBA TARGET COSTING DRS. DEVIE., AK., EFC., CFP., AEPP., CMA., CBA MENGAPA BUTUH TARGET COSTING? ALAT STRATEGIS yang bernama Target Costing dapat mengurangi RESIKO KEGAGALAN dalam meluncurkan PRODUK BARU. ALAT

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Definisi overhead pabrik dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penanganan masalah quality control yang dialami pada PT. Krama Yudha Ratu Motor dan membutuhkan penyelesaian

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Pembelian Just In Time (JIT) untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan Manufaktur PENDAHULUAN

Penerapan Sistem Pembelian Just In Time (JIT) untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan Manufaktur PENDAHULUAN Penerapan Sistem Pembelian Just In Time (JIT) untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan Manufaktur 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin pesat, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan yang terjadi dalam dunia usaha. Hal tersebut juga mengakibatkan perubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Mojokerto

Lebih terperinci