TINJAUAN PUSTAKA. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Asuransi Definisi resmi asuransi konvensional disebutkan dalam pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang): Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan keuntungan, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti (Sembiring 2006). Amrin (2006) menyatakan bahwa menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional Sula (2004) menjelaskan beberapa prinsip yang membedakan asuransi syariah dan asuransi konvensional, yaitu: Tabel 1 Perbedaan antara Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional No Prinsip Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 1 Konsep Sekumpulan orang yang saling membantu, saling menjamin, dan bekerja sama dengan mengeluarkan dana tabarru. Perjanjian dua pihak atau lebih; pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung. 2 Akad Akad tabarru (derma) dan akad tijarah (termasuk mudharabah atau bagi hasil). Akad jual beli 3 Jaminan (Risiko) Sharing of Risk; saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya. Transfer risk; transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung.

2 No Prinsip Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 4 Pengelolaan Dana 5 Kepemilikan Dana Terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabarru dan dana peserta, sehingga tidak mengenal adanya dana hangus. Iuran merupakan milik peserta, sedangkan perusahaan hanya sebagai pemegang amanah dalam mengelola dana tersebut. Tidak ada pemisahan dana yang berakibat pada terjadinya dana hangus. Dana yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan. Perusahaan bebas menginvestasikannya kemana saja. 6 Unsur Premi Iuran terdiri dari unsur tabarru dan tabungan bebas riba. Unsur premi terdiri dari tabel mortalita, bunga (interest), biayabiaya asuransi. 7 Loading/ Komisi Agen 8 Sumber Pembayaran Klaim 9 Keuntungan/ Profit Sebagian asuransi loading dari dana pemegang saham. Sebagian lainnya dari 20-30% dari premi tahun pertama. Sehingga nilai tunai tahun pertama sudah terbentuk. Dari rekening tabarru, dimana peserta saling menanggung, dimana peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mendapat musibah, peserta lainnya ikut menanggung risiko. Profit dari hasil investasi bukan seluruhnya jadi milik perusahaan, tapi dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta. Loading cukup besar, terutama diperuntukkan bagi komisi agen. Bisa menyerap premi tahun pertama dan kedua. Sehingga biasanya nilai tunai tahun pertama dan kedua belum ada (masih hangus). Sumber biaya klaim adalah dari rekening perusahaan terhadap tertanggung murni bisnis dan tidak ada nuansa spiritual. Keuntungan dari hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan. 10 Dewan Pengawas Syariah Adanya Dewan Pengawas Syariah untuk menjamin jalannya bisnis sesuai syariah Islam Tidak ada dewan pengawas Dalam prosesnya asuransi menawarkan berbagai jenis produk, salah satunya adalah asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan merupakan suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang bermaksud menyediakan dana pendidikan, dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk putra-putrinya sampai sarjana (Sula 2004).

3 Sistem Asuransi Syariah (Takaful) Sistem asuransi takaful menempatkan peserta sebagai tertanggung dan penanggung. Perusahaan asuransi hanya sebagai pengelola dana. Saling menanggung terjadi antara peserta, perusahaan asuransi dan sesama peserta asuransi lainnya. Dalam asuransi pendidikan, terdapat manfaat takaful (diacu dari Divisi Pengembangan dan Pelatihan 2003) sebagai berikut : 1. Bila Peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka Peserta akan mendapatkan : Dana rekening tabungan yang telah disetor. Bagian keuntungan atas hasil keuntungan rekening tabungan (mudharabah) 2. Bila Peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan: Dana rekening tabungan yang telah disetor Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan (mudharabah) Selisih dari Manfaat Takaful Awal (rencana menabung) dan premi yang sudah dibayar. Selain itu bila anak (sebagai penerima hibah): Hidup sampai dengan 4 tahun di Perguruan Tinggi, yang bersangkutan akan mendapatkan dana pendidikan sesuai dengan Tabel 2 Meninggal, maka dana pendidikan yang belum sempat diterimanya akan dibayarkan pada ahli warisnya. 3. Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir dan bila anak (sebagai penerima hibah): Hidup sampai dengan 4 tahun di Perguruan Tinggi, maka penerima hibah akan mendapatkan dana pendidikan sesuai tabel. Meninggal sebelum seluruh dana pendidikan diterima, maka kepada peserta akan mendapatkan semua saldo rekening tabungan dan bagian keuntungan atas investasi rekening tabungan.

4 Tabel 2 Dana Pendidikan Dana Pendidikan pada saat Anak Usia Anak Masuk 4 tahun di Perguruan Tinggi (tahun) SD SMP SMU PT Th.2 Th.3 Th.4 Th %MT 15%MT 20%MT 10%MT 15%MT 20%MT MT = Manfaat Takaful Awal 40%MT 40%MT 45%MT 25%SRT 35%SRT 50%SRT 100%SRT 25%SRT 35%SRT 50%SRT 100%SRT 25%SRT 35%SRT 50%SRT 100%SRT SRT= Saldo Rekening Tabungan Perhitungan pada produk asuransi ini adalah sebagai berikut: MT = Premi x MP Mudharabah : 60% untuk peserta, 40% untuk perusahaan Biaya pengelolaan (BP) = (35 %) x Premi 1. MP = Masa Perjanjian = 18 tahun usia anak Usia anak = usia ulang tahun yang akan datang 2. Premi = Premi tahunan 3. Tabarru = (5.75%) x Premi (untuk umur 25 tahun) Tabarru = (19%) x Premi (untuk umur 40 tahun) 4. Jumlah Tabungan (JT) Besar tabungan tahun I = Premi Tabarru - Biaya Pengelolaan Besar tabungan tahun selanjutnya = Premi Tabarru Pada tahun dimana peserta menerima Dana Pendidikan JT akan dikurangi dengan dana pendidikan. 5. Jumlah Bagi Hasil (JBH) ROI : Return of investment (tingkat investasi) Besar bagi hasil tahun I = JT x ROI x 0.6 Besar bagi hasil tahun selanjutnya = (JT x ROI x 0.6) + (JBH tahun sebelumnya x ROI x 0.6) Pada tahun dimana peserta menerima Dana Pendidikan JBH akan ditambah dengan (dana pendidikan x ROI x 0.6). 6. Dana Kematian (DK) = MT Jumlah Premi

5 7. Nilai Tunai = JT +JBH 8. Santunan ahli waris = DK + NT 9. Saldo Rekening tabungan (SRT) = NT pada akhir masa perjanjian yang menjadi saldo awal tahun pada saat anak di Perguruan Tinggi. Sistem Asuransi Konvensional Sistem asuransi konvensional menempatkan peserta sebagai tertanggung dan perusahaan asuransi sebagai penanggung. Saling menanggung terjadi antara peserta dengan perusahaan asuransinya. Pada sisten konvensional manfaat yang akan diterima nasabah disebut dana kelangsungan belajar, yaitu : 1. Pemegang polis akan menerima dana kelangsungan belajar secara bertahap pada saat: 12 tahun sebelum berakhirnya pembayaran premi sebesar 10% Uang Asuransi 6 tahun sebelum berakhirnya pembayaran premi sebesar 20% Uang Asuransi 3 tahun sebelum berakhirnya pembayaran premi sebesar 30% Uang Asuransi Saat berakhirnya pembayaran premi sebesar 50% Uang Asuransi 2. Selanjutnya akan dibayarkan beasiswa secara berkala setiap bulan selama 5 tahun sebesar 1/60 x Uang Asuransi. 3. Apabila Tertanggung meninggal dunia dalam masa pembayaran premi, polis menjadi bebas premi (pembayaran premi berakhir), Uang Asuransi dibayar sebesar 100% dan dana belajar tetap dibayarkan. Dengan ketentuan : Premi (5 tahun pertama) = (Uang Asuransi/1000) x tarif premi x nilai baku Nilai baku = 1.05 Premi tahun berikutnya = (Uang Asuransi/1000) x tarif premi Tarif premi telah ditetapkan pada tabel Premi Tahunan yaitu sebesar untuk umur 25 tahun dan untuk umur 40 tahun (Ilustrasi asuransi Jiwasraya 2004).

6 Percobaan Ekono mi Percobaan Ekonomi merupakan salah satu cara pengumpulan data selain data yang tersedia di publikasi. Studi percobaan ekonomi menirukan suatu tingkah laku pasar dengan menggunakan hadiah (rewards) sebagai alat utamanya dan manusia sebagai pelaku percobaan. Menurut Juanda (2000), pengumpulan data dengan menggunakan metode percobaan dibandingkan dengan metode observasi dan survei memiliki kelebihan, diantaranya: peneliti leluasaan untuk melakukan pengawasan terhadap lingkungan atau sumber-sumber keragaman data (control). dapat menciptakan jenis perlakuan yag diinginkan dan kemudian mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada respon. telaahnya bersifat analitik, yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab-akibat antar berbagai faktor. Dalam melakukan percobaan ekonomi, sasaran utama yang harus diperhatikan oleh seorang perancang percobaan adalah naluri untuk menentukan suatu rancangan yang menawarkan kesempatan untuk mempelajari hal-hal yang berguna dan menjawab pertanyaan yang melatarbelakangi penelitian. Biasanya suatu rancangan dapat dikatakan efektif apabila rancangan tersebut dengan mudah dapat dibandingkan dengan realita dan lebih sederhana dari model formalnya. (Friedman dan Sunder, 1994). Suatu rancangan percobaan merupakan suatu kesatuan antara rancangan perlakuan, rancangan lingkungan dan rancangan pengukuran. Rancangan perlakuan adalah rancangan tentang bagaimana perlakuan -perlakuan tersebut dibentuk. Rancangan lingkungan merupakan rancangan yang berkaitan dengan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut ditempatkan pada unit-unit percobaan. Rancangan pengukuran adalah rancangan yang membicarakan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut dibentuk (Mattjik dan Sumertajaya 2002).

7 Mattjik dan Sumertajaya (2002) menyatakan bahwa ada tiga prinsip dasar dalam merancang suatu percobaan agar data yang dianalisis satistika dikatakan sah dan valid yaitu: 1. Harus ada ulangan, yaitu pengalokasian suatu perlakuan tertentu terhadap beberapa unit percobaan pada kondisi yang seragam. 2. Pengacakan, yaitu setiap unit percobaan harus memiliki peluang yang sama untuk diberi suatu perlakuan tertentu. 3. Pengendalian lingkungan, yaitu usaha utuk mengendalikan keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan. Untuk mengontrol karakteristik pelaku ekonomi yang sangat beragam, dalam metode percobaan ekonomi berkembang suatu teori yaitu induced-value theory. Teori ini dikembangkan oleh Prof.Vermon L Smith seorang ilmuwan AS dari George Mason University. Dengan adanya teori ini membuat ilmu ekonomi dapat diuji dalam laboratorium ekonomi seperti halnya ilmu-ilmu alam lainnya. Pada dasarnya teori ini menyatakan bahwa perobaan ekonomi dapat dilakukan dengan memberikan reward yang tepat sehingga para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan mengacu pada keinginan memperoleh keuntungan atau imbalan yang sebesar-besarnya. Friendman dan Sunder (1994) menyatakan bahwa inti dari induced-value theory adalah media imbalan yang tepat menjadikan peneliti dapat membangkitkan (induce) karakteristik awal pada peserta percobaan sehingga karakteristik bawaan peserta dapat diabaikan. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi agar karakteristik yang dibutuhkan didalam percobaan dapat dimunculkan : 1. Monotonicity. Pelaku percobaan harus selalu lebih menyukai imbalan yang lebih besar. 2. Salience. Imbalan yang diterima masing-masing pelaku percobaan tergantung dari tindakan mereka sendiri (dan pelaku-pelaku lain) sesuai aturan institusi yang mereka pahami.

8 3. Dominance. Adanya dominasi kepentingan pelaku di dalam pelaksanaan percobaan, yaitu mereka lebih mengutamakan imbalan dan mengabaikan pengaruh-pengaruh lain. Jika ketiga kondisi di atas dapat dipenuhi, maka dapat dikatakan bahwa eksperimenter telah berhasil melakukan kontrol terhad ap karakteristik pelaku percobaan. Friendman dan Sunder (1994) menyarankan beberapa hal praktis yang dapat dilakukan peneliti agar induced-value theory terpenuhi, antara lain: 1. Memilih mahasiswa atau pelajar sebagai pelaku percobaan. Karena mahasiswa atau pelajar merupakan pelaku percobaan yang mempunyai keinginan belajar yang kuat serta dapat dipuaskan dengan bayaran yang rendah. 2. Memotivasi pelaku percobaan menggunakan uang tunai (cash) atau menggunakan nilai/angka (grade) sebagai imbalan apabila pelajar yang digunakan sebagai pelaku percobaan. 3. Menciptakan lingkungan percobaan yang sesederhana mungkin namun dapat mewakili masalah dari hal-hal yang ingin diteliti. 4. Melakukan pemeriksaan pemahaman pelaku percobaan sebelum percobaan sebenarnya dilaksanakan. 5. Menghindari penggunaan identitas institusi yang ditirukan atau menggunakan penamaan yang menjurus pada hal-hal yang disukai atau tidak disukai pelaku percobaan. Percobaan Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Percobaan faktorial dicirikan oleh perlakuan yang merupakan komposisi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf dua faktor atau lebih. Jika diterapkan pada rancangan acak kelompok lengkap maka disebut rancangan faktorial dalam rancangan acak kelompok lengkap atau faktorial RAKL (Mattjik dan Sumertajaya 2002).

9 Adapun model dari rancangan ini adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + a i + ß j +(aß) ij +? k + e ijk dimana : Y ijk = Nilai pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan kelompok ke-k µ = Rataan umum a i ß j = Pengaruh faktor A taraf ke-i = Pengaruh faktor B taraf ke-j (aß) ij = Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B? k = Pengaruh kelompok ke-k e ijk = Galat percobaan untuk asuransi ke-i dengan umur ke-j periode ke-k Hipotesisnya dapat disusun sebagai berikut: Pengaruh utama faktor A: H 0 : α 1 =... = α a = 0 (faktor A tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati ) H 1 : paling sedikit ada satu i dimana α i 0 Pengaruh utama faktor B: H 0 : ß 1 =... = ß b = 0 (faktor B tidak berpengaruah terhadap faktor yang diamati ) H 1 : paling sedikit ada satu j dimana ßj 0 Pengaruh interaksi faktor A dengan faktor B: H 0 : (aß) 11 = = (aß) ab = 0 (interaksi dari faktor A dengan faktor Btidak berpengaruh terhadap respon yg diamati) H 1 : paling sedikit ada sepasang (i,j) dimana (aß)ij 0 Pengaruh pengelompokan: H 0 :? 1 = =? r = 0 (Blok tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati) H 1 : paling sedikit ada satu k dimana? k 0

10 Pengujian Hipotesis Aunuddin (2005) menyatakan bahwa analisis ragam adalah salah satu metode yang sering dipakai untuk analisis data. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher. Dalam pengertian uji hipotesis, analisis ragam digunakan untuk menilai kesamaan nilai tengah beberapa populasi yaitu memeriksa apakah µ 1 = µ 2 =...= µ p dengan tandingannya berupa pernyatan bahwa paling sedikit ada sepasang populasi yang berbeda. Fisher mengartikan analisis ragam sebagai cara menghitung jumlah kuadrat, memecah komponen keragaman data dan meringkas hasilnya dalam bentuk tabel analisis ragam. Tabel 3 Analisis Ragam untuk faktorial RAKL Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat 2 2 Y i Kuadrat Tengah F hitung.. A a-1 Y.. KTA KTA/KTG br abr 2 2 Y j B b-1.. Y.. ar abr KTB KTB/KTG JKP-JKA-JKB dimana, AB (a-1)(b-1) 2 2 KTAB KTAB/KTG = Yij. Y.. JKP r abr 2 2 Blok/ Y.. r-1 Kelompok k Y.. ab abr KTK KTK/KTG Galat (ab-1)(r-1) JKT JKP JKK KTG Total abr Y.. Y ijk abr Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji F. Untuk faktorial RAKL pengujian faktor A dan faktor B maupun interaksinya diuji dengan sebaran F, yaitu dengan menghitung rasio kuadrat tengah masing-masing sumber keragaman dengan kuadrat tengah galat (KTG). Penolakan hipotesis nol berimplikasi bahwa perlakuan yang diberikan terhadap unit-unit percobaan memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon yang diamati (Mattjik dan Sumertajaya 2002).

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN PADA SISTEM SYARIAH DAN KONVENSIONAL FITRIANA A.R

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN PADA SISTEM SYARIAH DAN KONVENSIONAL FITRIANA A.R PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA ASURANSI PENDIDIKAN PADA SISTEM SYARIAH DAN KONVENSIONAL FITRIANA A.R SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Rancangan Perlakuan

DATA DAN METODE. Rancangan Perlakuan DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil percobaan ekonomi menggunakan bantuan 24 mahasiswa Departemen Matematika Universitas Syiah Kuala Banda Aceh angkatan 2002

Lebih terperinci

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc.

Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial. Arum Handini Primandari, M.Sc. Percobaan Dua Faktor: Percobaan Faktorial Arum Handini Primandari, M.Sc. Pendahuluan Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis) pengelolaan atau penanggulangan risiko, pada hakikatnya bertujuan

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL

Rancangan Petak Terpisah dalam RAL Rancangan Petak Terpisah dalam RAL KULIAH 11 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Latar Belakang Sejarah : Rancangan ini awalnya berkembang pada bidang pertanian (Montgomery, 1997;

Lebih terperinci

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari

PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP. Arum Handini Primandari PERCOBAAN FAKTORIAL: RANCANGAN ACAK LENGKAP Arum Handini Primandari PENDAHULUAN Dalam berbagai bidang penerapan perancangan percobaan diketahui bahwa respon dari individu merupakan akibat dari berbagai

Lebih terperinci

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan 62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi dalam bahasa Arab disebut At ta min yang berasal dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang 52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah

Lebih terperinci

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ROZA AZIZAH PRIMATIKA, M.Si KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun analisis ragam

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 9 ANOVA (3) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 9 ANOVA (3) 9. ANOVA (3) Diagnosis Asumsi dalam Uji Hipotesis 1. bersifat bebas terhadap sesamanya. Nilai harapan dari nol, E 0 3. Ragam homogen, Var 4. Pola sebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia berkembang cukup pesat dan memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Indonesia dewasa ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian material dan

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Nilai Tunai Pada Asuransi Jiwa Unit Link Konvensional (PRU Link Assurance Account) PRU Link Assurance Account (PAA) adalah produk unit link yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah Setiap umat Islam dimanapun berada tidak ada yang tidak rindu untuk

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH

ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN 2 MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH ANALISIS PERANCANGAN PERCOBAAN MATERI 3: KONSEP NILAI HARAPAN KUADRAT TENGAH Pengantar Salah satu komponen penting dalam perancangan percobaan adalah analisis ragam (anova) Komponen utama dalam menyusun

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi. BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah

Lebih terperinci

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Bujur Sangkar Latin (Latin Square Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Pada kondisi-kondisi tertentu, keheterogenan unit percobaan tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga 91 BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung Harta Hak milik dalam arti sebenarnya tidak hanya sekedar aset biasa, akan tetapi memiliki arti yang sangat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penentuan nilai tunai pada asuransi jiwa unit link konvensional

Lebih terperinci

ASURANSI SYARIAH A. Pengertian Asuransi

ASURANSI SYARIAH A. Pengertian Asuransi ASURANSI SYARIAH A. Pengertian Asuransi Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance, yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep

Lebih terperinci

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan. ASURANSI JAMINAN SOSIAL Pihak-pihak yang sepakat utk mengumpulkan uang - money (menbentuk dana - fund) yang akan digunakan untuk member santunan atas suatu kejadian yang membawa dampak buruk. Bersama-sama,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Ade Setiawan 009 Rancangan Petak-Petak Terbagi (RPPT/Split-split Plot) merupakan perluasan dari Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada RPT kita hanya melakukan percobaan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BAB III LABA TERTAHAN (RETAINED SHARING) PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE A. Gambaran Umum Tentang PT. Prudential Life Assurance 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Asuransi Syariah II.1.1. Pengertian Asuransi Sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. Analisa Terhadap Penerapan Sistem Mud{a>rabah Musya>rakah Pada PT. Asuransi

Lebih terperinci

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok)

Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) Rancangan Blok Terpisah (Split Blok) KULIAH 13 PERANCANGAN PERCOBAAN (STK 222) rahmaanisa@apps.ac.id Rancangan Split Blok Kedua faktor merupakan petak utama Pengaruh yang ditekankan adalah pengaruh interaksi

Lebih terperinci

Contoh RAK Faktorial

Contoh RAK Faktorial 68 (1) Olah Tanah Pupuk Kelompok (K) Grand Total (A) Organik (B) 1 2 3 AB 1 0 154 151 165 470 10 166 166 160 492 20 177 178 176 531 30 193 189 200 582 2 0 143 147 139 429 10 149 156 171 476 20 160 164

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 7 ANOVA (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 7 ANOVA (1) Metode Pengumpulan Data Metode Percobaan Memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasaan terhadap sumber-sumber keragaman data Dapat menciptakan jenis

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil 158 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife Syariah Kantor

Lebih terperinci

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc.

Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Percobaan Satu Faktor: Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Randomized Block Design) Arum H. Primandari, M.Sc. Latar belakang Rancangan Acak kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keberadaaan prinsip indemnitas pada asuransi syariah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Hal ini berdasarkan fatwa-fatwa yang terkait dengan asuransi syariah yaitu Fatwa

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS

Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS 49 Lampiran 1. Prosedur Kerja Mesin AAS Prinsip Kerja berdasarkan penguapan larutan sampel. kemudian logam berat yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor (mekanik) yang berjalan diatas jalan darat (jalan aspal, jalan jalan berbatu, jalan Tanah/pasir)

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung 66 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Urgensi Sertifikasi Kelembagaan Asuransi Syariah (Takaful) Dalam Rangka Perlindungan Hukum Nasabah Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun Dr.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI (studi tentang ketentuan yang berlaku pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) A. Analisis Hukum

Lebih terperinci

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Sumber Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengaruh periode hari bulan terhadap hasil tangkapan dan tingkat pendapatan nelayan bagan tancap dilakukan selama delapan bulan dari bulan Mei 2009 hingga Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI

DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI DIAGNOSTIK SISAAN PADA MODEL LINIER RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP (RAKL) DUA FAKTOR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Artinya: Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Artinya: Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian besar yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu risiko yang kerap terjadi dan menimpa kehidupan manusia adalah terkait harta benda. Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan merupakan suatu uji dalam atau deretan uji baik menggunakan statistika deskripsi maupun statistika inferensia, yang bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. PENJELASAN SINGKAT TENTANG PT. ASURANSI TAKAFUL SURABAYA 1. Sejarah berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga

Lebih terperinci

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru Asuransi Syariah (Ta min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko dapat terjadi pada perseorangan maupun kelompok organisasi atau perusahaan. Setiap tahap

Lebih terperinci

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Aplikasi Reasuransi pada Tabungan Investasi di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Asuransi Syariah 2.1.1 Pengertian Asuransi Syariah Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: Sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan sebagian atau

Lebih terperinci

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor 53 BAB IV ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM ASURANSI PRUSYARIAH DALAM PERSPEKTIF PEMEGANG POLIS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR AGENCY CABANG KUDUS 1 A. Analisis Diferensiasi Produk Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga intermediasi secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu lembaga depositori, lembaga intermediasi investasi, dan lembaga intermediasi yang

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 17 Maret sampai dengan 17 April 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP PENDEKATAN REGRESI POLINOMIAL ORTHOGONAL PADA RANCANGAN DUA FAKTOR (DENGAN APLIKASI SAS DAN MINITAB) Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Pendekatan regresi polinomial orthogonal dapat

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April September 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungsi Keberlangsungan Hidup (Survival Function) Misalkan adalah usia seseorang saat menutup polis asuransi, sehingga adalah peubah acak waktu meninggal. Fungsi distribusi dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak beberapa tahun terakhir. Bila mendengar kata syariah, kita praktis akan mengaitkannya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H14050603 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN DIAN

Lebih terperinci

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH Oleh: Marita Kusuma Wardani Ibu_ayya@yahoo.co.id (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta) Abstract Praktek transaksi syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika rumusan ekonomi secara singkat sebagai ilmu tentang usaha manusia mencari kepuasan memenuhi kebutuhannya menuju kesejahteraan, maka jelas, bahwa asuransi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi atau Pertanggungan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (K.U.H.D) Republik Indonesia pasal 246 adalah Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada tema penelitian. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam BAB I PENDAHULUAN Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam merupakan hukum yang secara empirik hidup dalam masyarakat Indonesia (the living law) sejak masuknya Islam ke Nusantara.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Praktik dari Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra dan Asuransi Haji

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Praktik dari Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra dan Asuransi Haji BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Praktik dari Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra dan Asuransi Haji Mitra Mabrur di AJB Bumiputera Syariah cabang Sidoarjo AJB Bumiputera syariah menawarkan

Lebih terperinci

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. I.MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari 2014. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH: PERBEDAAN DALAM LINGKUP AKUNTANSI

ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH: PERBEDAAN DALAM LINGKUP AKUNTANSI 1 ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH: PERBEDAAN DALAM LINGKUP AKUNTANSI Nur Hidayati Rosidah Universitas Negeri Surabaya aida_first7@yahoo.co.id ABSTRACT Insurance is a form of risk control. Insurance

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan produk-produk syariah untuk berinvestasi seperti perbankan syariah, saham syariah, sampai asuransi syariah

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA

Lebih terperinci

CARlink Pro. Asuransi Pokok Uang Biaya Asuransi Masa Pertanggungan Tahun ke-1 Pertanggungan Berjangka Rp ,- Rp. Tahun

CARlink Pro. Asuransi Pokok Uang Biaya Asuransi Masa Pertanggungan Tahun ke-1 Pertanggungan Berjangka Rp ,- Rp. Tahun CARlink Pro DATA NASABAH Nama Tertanggung : Usia : Tahun Pria Wanita Merokok Tidak Merokok Nama Pemegang Polis : Usia : Tahun DATA INVESTASI Pria Wanita Merokok Tidak Merokok Mata Uang : Rupiah Masa Bayar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusiasaat ini sudah sedemikian sarat dengan beragam ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahan-kesalahanya, kealpaanya

Lebih terperinci

BAB III. A. Gambaran Umum PT Prudential Life Assurance. 1. Latar Belakang Berdirinya PT Prudential Life Assurance

BAB III. A. Gambaran Umum PT Prudential Life Assurance. 1. Latar Belakang Berdirinya PT Prudential Life Assurance 44 BAB III PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH DI PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE A. Gambaran Umum PT Prudential Life Assurance

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN

PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN JURNAL HUMANIORA TEKNOLOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN INES SARASWATI MACHFIROH

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para pihak IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Asuransi Jiwa Syariah 1. Terjadinya Perjanjian Asuransi Jiwa Syariah Sesuai dengan kehendak syariah, seluruh perikatan yang dilakukan para

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak BAB 4 PEMBAHASAN Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 4 ayat (1) yang saat ini berlaku di Indonesia mengandung pengertian bahwa, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen adalah proses pembuatan paving block yang dilakukan langsung di CV. Riau Jaya Paving. Paving

Lebih terperinci