Gambar 7 Peta wilayah Kota Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 7 Peta wilayah Kota Bandung"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Bandung, dengan luas wilayah ,00 hektar, terdiri dari 26 kecamatan. Gambar 8 menunjukkan peta administratif Kota Bandung yang terdiri dari 26 kecamatan. Kegiatan penelitian dilakukan dari pertengahan tahun 2004 sampai dengan awal tahun Gambar 7 Peta wilayah Kota Bandung 3.2. Formulasi Permasalahan Permasalahan umum dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah kapasitas atau kemampuan institusi atau pengelola yang lebih kecil dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola. Keadaan ini disebabkan oleh tidak seimbangnya sarana pengelolaan dengan jumlah sampah yang harus dikelola. Partisipasi nyata dari masyarakat sampai saat ini baru pada tahap membayar retribusi pengelolaan sampah. Di negara maju, misalnya Jepang, partisipasi sudah

2 30 sampai pada tingkat pemanfaatan sampah dengan tujuan memperkecil jumlah sampah yang harus dibuang (Budi 2006). Pemanfaatan sampah dapat dilakukan melalui usaha 3R yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang) dengan tujuan menekan jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Beberapa negara telah mengarah kepada program 3R, salah satunya adalah negara bagian Victoria di Australia. Pada tahun 2004 negara bagian Victoria mencanangkan The Towards Zero Strategy dengan target pemanfaatan sampah mencapai 75% pada tahun 2014 (the State of Victoria, 2005). Kota Bandung dengan komposisi sampah kota yaitu 63,56% sampah organik dan 36,44% sampah anorganik (BPS 2003) berpotensi untuk melakukan pemanfaatan sampah menjadi kompos dan produk daur ulang. Sumber sampah terbesar dari sampah kota adalah rumah tangga. Jumlah sampah dari rumah tangga di Kota Bandung mencapai 66% dari jumlah sampah kota (BPS 2003). Bila rumah tangga sudah melakukan 3R maka jumlah sampah kota bisa dipastikan akan menurun. Karena itu diperlukan analisis karakteristik pada tingkat rumah tangga terhadap pengelolaan persampahan kota, untuk melihat tingkat partisipasi pada pengelolaan sampah rumah tangga dan tingkat kesediaan untuk berpartisipasi. Berdasarkan kerangka pemikiran terdapat lima kelompok yang terlibat dalam pengelolaan persampahan kota yaitu: (1) kelompok penghasil sampah, (2) kelompok pemanfaat sampah, (3) kelompok pengelola sampah, (4) kelompok pemerhati lingkungan dan (5) pemerintah. Pada kelompok penghasil sampah yang terdiri dari rumah tangga akan dianalisis hubungan antara karakteristik rumah tangga dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Pada kelompok pengelola yang terdiri dari tingkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan; akan dianalisis hubungan karakteristik individu ketua dan lembaga terhadap pengelolaan sampah. Pada Perusahaan Daerah Kebersihan yang akan dikaji adalah kapasitas organisaasi meliputi: aspek kepemimpinan, manajemen, sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan dan manajemen, aspek pelayanan dan hubungan eksternal. Pada kelompok pemanfaat sampah yang terdiri dari pemulung, bandar/ lapak, pengusaha daur ulang dan pengusaha kompos akan dianalisis potensi dan kendala

3 31 yang dihadapi. Kelompok pemerhati lingkungan dan pemerintah tidak dianalisis, tetapi diikut sertakan dalam lokakarya untuk membangun skenario pengembangan kelembagaan pengelolaan persampahan kota berbasis partisipasi masyarakat Rancangan Penelitian Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari observasi terhadap responden sampel. Responden sampel terdiri dari kepala rumah tangga, ketua rukun tetangga (RT), ketua rukun warga (RW), lurah, dan camat. Pemilihan responden dilakukan dengan metode sampling acak klaster (random cluster sampling). Data primer diperoleh dari pemulung, bandar, lapak, pengusaha kompos, pengusaha barang daur ulang, dan lembaga swadaya masyarakat. Seluruh camat dari 26 kecamatan di Bandung terpilih sebagai responden. Dari setiap kecamatan, dipilih secara acak satu kelurahan. Kelurahan yang terpilih ditetapkan lurahnya sebagai sampel. Kelurahan dengan lurah yang terpilih sebagai sampel dipilih lagi secara acak satu rukun warga. Ketua dari rukun warga terpilih dijadikan sebagai sampel. Dari rukun warga terpilih, dipilih secara acak satu rukun tetangga (RT). Ketua dari rukun tetangga tersebut dijadikan sampel. Dari rukun tetangga terpilih dipilih secara acak 20 rumah tangga. Kepala dari rumah tangga terpilih dijadikan sebagai sampel, sehingga jumlah sampel adalah 26 camat, 26 lurah, 26 ketua RW, 26 ketua RT dan 520 kepala rumah tangga (Gambar 9). Kecamatan sebagai lokasi sampel dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu kepadatan tinggi (jumlah penduduk lebih dari 200 jiwa per hektar), wilayah dengan kepadatan sedang (jumlah penduduk adalah 100 sampai 200 jiwa per hektar) dan wilayah dengan kepadatan rendah (jumlah penduduk kurang dari 100 jiwa per hektar). Pada Gambar 10 ditunjukkan lokasi wilayah sampel terpilih yaitu wilayah dengan kepadatan tinggi berwarna merah, kepadatan sedang berwarna kuning dan kepadatan rendah berwarna hijau.

4 32 Tabel 1 Jumlah responden dan metode pengumpulan data No Responden Jumlah Metode pengumpulan data 1. Kepala rumah tangga 520 orang kuesioner dan wawancara 2. Ketua rukun warga (RT) 26 orang kuesioner dan wawancara 3. Ketua rukun warga (RW) 26 orang kuesioner dan wawancara 4. Lurah 26 orang kuesioner dan wawancara 5. Camat 26 orang kuesioner dan wawancara 6. Pemulung 100 orang kuesioner dan wawancara 7. Bandar 20 orang kuesioner dan wawancara 8. Pengusaha Daur Ulang 4 orang wawancara 9. Pengusaha kompos 3 orang wawancara 10 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 4 LSM wawancara Penentuan jumlah sampel pemulung berdasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus penentuan sampel. Penentuan sampel berdasarkan populasi diketahui, menggunakan rumus: n = N/ (N x d 2 ) + 1 (Riduwan dan Akdon 2006), dimana n merupakan jumlah anggota sampel, N adalah jumlah anggota populasi dan d adalah tingkat presisi. Jumlah populasi pemulung telah diketahui yaitu 5782 orang (BPS 2003). Bila tingkat presisi (taraf nyata) adalah 10%, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah 5782/ {5782 x (0.1) 2 } + 1 = 98,299. Jumlah sampel pemulung dibulatkan menjadi 100 orang. Penentuan sampel selain pemulung ditentukan dengan perkiraan dan alasan kemudahan karena jumlah populasi tidak diketahui. Jumlah responden pengusaha daur ulang sampah adalah empat orang, sedangkan jumlah responden pengusaha kompos hanya tiga orang. Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam bidang pengelolaan persampahan diwakili oleh empat LSM. Jumlah sampel dan metode pengumpulan data disajikan pada Tabel 1.

5 33 26 orang Camat dari 26 Kecamatan terpilih seluruhnya sebagai responden C1 C2 C C26 26 orang lurah terpilih secara acak dari setiap kecamatan L1 L2 L L26 26 orang ketua RW terpilih secara acak dari setiap kelurahan terpilih sebelumnya KRW1 KRW2 KRW KRW26 26 orang ketua RT terpilih secara acak dari setiap rukun warga (RW) terpilih sebelumnya KRT1 KRT2 KRT KRT26 Dari tiap RT terpilih, secara acak diambil 20 orang kepala rumah tangga RT1 RT2 RT3... RT20 RT1 RT2 RT3... RT20 Keterangan: C1 sampai C26 : Camat dari Kecamatan 1 sampai dengan Kecamatan 26 L1 sampai L26 Lurah dari Kelurahan 1 sampai dengan Kelurahan 26 KRW1 sampai KRW26 : Ketua Rukun Warga dari RW1 sampai RW26 KRT1 sampai KRT26 : Ketua Rukun Tetangga dari RT1 sampai RT26 RT 1 sampai RT20: Kepala rumah tangga pada rumah ke 1 sampai rumah ke 20. Gambar 8 Sampling responden sampel camat, lurah, ketua RW, ketua RT dan kepala rumah tangga (hasil analisis) Data sekunder berupa data jumlah sampah dan data jumlah penduduk. Data tersebut diperoleh dari PD Kebersihan dan Badan Pusat Statistik (BPS Kota Bandung).

6 34 Gambar 9 Lokasi sampel responden rumah tangga, rukun tetangga, rukun warga, kelurahan dan kecamatan terpilih Variabel/ Peubah yang Diamati Variabel atau peubah yang diamati berbeda pada setiap kelompok reponden. Pada tingkat rumah tangga dengan jumlah sampel 520 kepala rumah tangga variabel yang diamati adalah profil (data umum) responden. Profil responden meliputi usia, tingkat pendapatan pendidikan dan pekerjaan serta kondisi rumah tangga. Data cara pengelolaan sampah rumah tangga meliputi tingkat timbulan sampah dan cara penanganan sampah di sumber serta biaya yang dikeluarkan untuk penanganan sampah. Data persepsi tentang partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah kota meliputi tingkat pengetahuan tentang 3R dan kesediaan melakukan 3 R (Tabel 2).

7 35 Tabel 2 Variabel yang diamati Responden Tingkat rumah tangga Tingkat Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelurahan dan Kecamatan Pemulung, bandar (lapak) Pabrik daur ulang/ kompos Lembaga Swadaya Masyarakat Perusahaan Daerah Kebersihan Komponen pengamatan Profil kepala rumah tangga Pengelolaan sampah Persepsi tentang partisipasi masyarakat Profil Pengelolaan sampah Profil Profil Profil Kapasitas organisasi Variabel Usia Tingkat pendapatan Pendidikan Pekerjaan Kondisi rumah tinggal Tingkat timbulan sampah (jumlah sampah) Cara penanganan sampah di sumber Biaya untuk penanganan sampah Pengetahuan tentang 3 R Kesediaan melakukan 3R Usia Pendidikan Pekerjaan Penyediaan pelayanan sampah Tingkat pelayanan Biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan Sumber biaya Topik sosialisasi pengelolaan sampah Hubungan dengan pihak lain Usia Pendidikan Pendapatan per hari Jenis barang yang dipulung/ dijual Harga barang yang dipulung/ dijual Jenis usaha Sumber bahan baku Produk Harga jual produk Bentuk kegiatan Bentuk pelayanan Pembinaan Kepemimpinan Manajemen Sumberdaya manusia Sumberdaya keuangan Cara pelayanan Hubungan dengan pihak luar

8 36 Pada tingkat RT, RW, kelurahan dan kecamatan vaiabel yang diamati adalah data umum (profil) dan pengelolaan sampah. Pada aspek pengelolaan sampah variabel yang diamati meliputi penyediaan pelayanan sampah, tingkat pelayanan, biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan, sumber biaya, topik sosialisasi pengelolaan sampah dan hubungan dengan pihak luar.pada tingkat pemulung dan lapak variabel yang diamati meliputi barang dipulung atau dijual, harga, jenis/ macam barang, pendapatan per hari. Pada tingkat pabrik daur ulang dan kompos, variabel yang diamati adalah sumber bahan baku, produk dan harga jual. Pada tingkat LSM, aspek yang diamati adalah bentuk kegiatan, bentuk pelayanan dan pembinaan. Pada tingkat PD Kebersihan variabel yang diamati meliputi kepemimpinan, manajemen, sumberdaya manusia, sumberdaya keuangan dan cara pelayanan serta hubungan dengan pihak luar (Tabel 2) Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis statistik, analisis deskriptif, analisis kelembagaan dengan menggunakan Organisasional Capacity Assessment Tool (OCAT), analisis prospektif. Gambar 11 memperlihatkan diagram metode yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis statistik dengan menggunakan uji khi kuadrat (chi-square test) dilakukan terhadap data sampel rumah tangga, ketua RT, ketua RW, lurah dan camat. Variabel pengamatan dari sampel diklasifikasikan/tabulasi secara silang (cross-classified/cross-tabulation) menurut dua kriteria. Hasilnya adalah kriteria/variabel klasifikasi tidak saling bebas (ada hubungan) atau tidak ada hubungan. Analisis deskriptif dilakukan terhadap sampel pemulung, lapak, bandar, pengusaha kompos/ daur ulang dan LSM. Hasil dari analisis adalah peran dari responden sampel tersebut terhadap pengelolaan sampah kota yang berbasis partisipasi masyarakat.

9 37 Rumah tangga dari wilayah dengan kepadatan rendah Rumah tangga dari wilayah dengan kepadatan sedang Rumah tangga dari wilayah dengan kepadatan tinggi Analisis statistik Rumah tangga dari seluruh wilayah Kota Bandung RT, RW, Kelurahan, Kecamatan Analisis prospektif dengan metode lokakarya Pemulung / Bandar (Lapak) Pengusaha daur ulang/ kompos Analisis deskriptif Lembaga Swadaya Masyarakat Perusahaan Daerah Kebersihan Organisasional Capacity Assessment Tool (OCAT) Gambar 10 Diagram metode penelitian yang digunakan (hasil analisis) Analisis kelembagaan dengan menggunakan Organisasional Capacity Assessment Tool (OCAT) terhadap PD Kebersihan dilakukan baik oleh peneliti maupun pihak PD Kebersihan. Hasil dari asesmen ini adalah level atau tingkat kapasitas organisasi pada saat ini. Analisis prospektif dilakukan dengan metode lokakarya. Hasil analisis adalah skenario yang diperoleh untuk menentukan model pengembangan kelembagaan yang berbasis partisipasi masyarakat pada pengelolaan sampah.

10 Analisis Statistik dengan Uji Khi-kuadrat Uji khi-kuadrat ini pada hakikatnya adalah uji keselarasan (goodness of fit tests). Baik-buruknya keselarasan antara frekuensi-frekuensi yang teramati dan yang diharapkan ditentukan dengan cara memperbandingkan ukuran keselarasan hasil perhitungan terhadap suatu harga yang sesuai pada suatu distribusi yang dikenal sebagai distribusi kai-kuadrat (chi-square distribution). Asumsi-yang mendasari uji kai-kuadrat yaitu data terdiri atas sebuah sampel acak sederhana berukuran n dari suatu populasi yang diminati (Agresti & Finlay 1997) Hasil-hasil pengamatan dalam sampel diklasifikasikan/tabulasi secara silang (cross-classified/cross-tabulation) menurut dua kriteria, sehingga masing-masing hasil pengamatan memenuhi salah satu kriteria. Hipotesis yang diuji (Ho) adalah kedua kriteria/variabel klasifikasi saling bebas (tidak ada hubungan), dan hipotesis tandingan (H1) adalah kedua kriteria/variabel klasifikasi tidak saling bebas (ada hubungan). Dasar pengambilan keputusan adalah jika Chi Square lebih kecil dari Chi Square Tabel, maka Ho diterima, bila Chi Square lebih besar dari Chi Square Tabel, maka Ho ditolak. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas adalah jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak (Santoso 2000) Organisational Capacity Assessment Tool (OCAT) Organisational Capacity Assessment Tool (OCAT) merupakan tool yang didisain untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan relatif organisasi, tool ini menyediakan informasi dasar yang dibutuhkan untuk mengembangkan atau melakukan intervensi/ pengembangan. Sebagai alat OCAT dapat digunakan untuk memantau kemajuan organisasi. Alat ini dapat dibakukan untuk digunakan lintas organisasi. Organisational Capacity Assessment Tool (OCAT) sebagai alat asesmen organisasi dimaksudkan untuk mengkaji secara partisipatif tetapi dapat dilakukan dengan cara penilaian oleh pihak dari luar organisasi (eksternal). Tim pengkaji terdiri dari anggota organisasi dan beberapa anggota eksternal. Aspek yang diberi nilai/skor meliputi Governance, Management Practice, Human

11 39 Resources, Financial Resources, Service Delivery & External Relations.(Booth et al. 1998, GTZ 2005). Lembaran asesmen (assessment sheet) berisi skor dari setiap aspek organsiasi. Pemberian skor dengan skala 0 sampai 6 dengan arti skor seperti disajikan pada tabel 3. Tabel 3 Skor untuk asesmen analisis kelembagaan dengan OCAT (GTZ 2005) Skor Arti 0 tidak tersedia data, informasi tidak tersedia untuk asesmen 1 baru berjalan seadanya 2 hasilnya masih jauh dari yang diharapkan 3 hasilnya sudah ada namun belum maksimal 4 memerlukan perbaikan agar hasil dapat maksimal 5 memerlukan sedikit perbaikan agar hasil maksimal 6 tidak perlu perbaikan Hasil dari pemberian skor ini disajikan secara grafik. Hasil dari pemberian skor dirata-ratakan untuk setiap aspek organisasi. Skor akhir diberikan skala rate yang menggambarkan tingkat organisasi (stages of development) disajikan pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Skala rating disetarakan dengan tingkat pengembangan (GTZ 2005) Rating Tahap 0 1,4 Nascent (baru muncul) 1,5 2,9 Emerging (akan berkembang) 3 4,4 Expanding (pengembangan) 4,5 6 Mature (dewasa) Analisis Prospektif Metode Lokakarya Analisis prospektif ini dapat digunakan untuk mempersiapkan tindakan strategis dan melihat apakah perubahan dibutuhkan di masa depan (Treyer 2003).

12 40 Tahapan analisis prospektif dengan metode lokakarya adalah (1) menerangkan tujuan studi; (2) identifikasi kriteria; (3) analisis pengaruh antar faktor; (4) membuat keadaan suatu faktor; (5) membangun dan memilih skenario; (6) implikasi skenario. Pada tahap pertama dilakukan penjelsan dari tujuan studi kepada peserta lokakarya. Selanjutnya, pada tahap kedua dilakukan identifikasi kriteria-kritera. Seluruh kriteria yang diajukan peserta didiskusikan, kemudian ditetapkan kriteria yang terpilih untuk ditetapkan sebagai faktor. Setelah faktor ditetapkan, dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu analisis antar faktor. Seluruh peserta lokakarya memberikan penilaian terhadap faktor. Nilai hubungan antar faktor ditetapkan sebagai berikut: untuk dua faktor yang tidak ada saling pengaruh diberi nilai nol, sedangkan bila ada pengaruh antar faktor diberi nilai satu sampai tiga, nilai makin tinggimenunjukkan pengaruh makin kuat. Penilaian antar faktor pada analisis prospektif disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Skor atau nilai pengaruh antar faktor pada analisis prospektif (Treyer 2003, Godet 2000) Skor Keterangan 0 Tidak ada pengaruh 1 Berpengaruh kecil 2 Berpengaruh sedang 3 Berpengaruh besar Hasil penilaian peserta dirata-ratakan untuk mendapat satu hasil penilaian. Hasil penilaian ini kemudian dimasukkan kedalam software analisis prospektif untuk mendapatkan faktor kunci. Faktor yang menjadi kunci adalah faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang tinggi. Tahap selanjutnya adalah membuat keadaan atau state dari faktor kunci. Keadaan harus memiliki peluang sangat besar untuk terjadi. Selanjutnya, dari keadaan ini disusun skenario yang mungkin terjadi dan kemudian dibahas implikasi dari skenario.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengelolaan Sampah Kota Bandung Pengelola persampahan Kota Bandung adalah Perusahaan Daerah Kebersihan. Sebagian besar sampah Kota Bandung berasal dari rumah tangga (66%),

Lebih terperinci

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Jambangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya, Jawa Timur. Terletak pada 07 0 21 0 Lintang Selatan dan 112

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) ENDANG SARASWATI

MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) ENDANG SARASWATI MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) ENDANG SARASWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Depok Jawa Barat. Depok sebagai penyangga DKI Jakarta dihuni oleh masyarakat yang sangat heterogen dengan tingkat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulalowo wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo..

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menemukan hubungan modal

Lebih terperinci

(2000) yang dikutip oleh Kuncoro (2003) bahwa yang disebut dengan sampling yaitu

(2000) yang dikutip oleh Kuncoro (2003) bahwa yang disebut dengan sampling yaitu 49- Bab III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh elemen-elemen masyarakat di wilayah Yogyakarta yang menggunakan dan mengamati

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional dimana semua variabel yang ditetapkan diteliti pada waktu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh sumber data yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan

Lebih terperinci

V. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG. Abstrak

V. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG. Abstrak V. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG Abstrak Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran perguruan tinggi, badan usaha/pihak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Bekasi yang beralamat di Jalan Belanak II, Perumnas II, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menjadi salah satu masalah yang ada di perkotaan, karena timbulan sampah yang ada di perkotaan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA Shinta Dewi Astari dan IDAA Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) ENDANG SARASWATI

MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) ENDANG SARASWATI MODEL PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KOTA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) ENDANG SARASWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah adalah penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

Lebih terperinci

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan kompleks, salah satunya adalah permasalahan sampah. Sebagai kota terbesar ke dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Alamsyah dan Muliawati,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA Oleh : Sri Wahyono *) Abstract Paper waste is one type of municipal solid wastes that is not properly manage yet. It contributes about ten percent of MSW. Indonesia paper

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan tujuan untuk mempelajari korelasi antara faktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di dua lokasi. Lokasi pertama yaitu di kantor Unilever Indonesia Tbk, yaitu di Jl. Gatot Subroto kavling 15, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi pada penelitian ini adalah perempuan yang tinggal di daerah Paseban.

3. METODOLOGI. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi pada penelitian ini adalah perempuan yang tinggal di daerah Paseban. 26 3. METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu penelusuran dilakukan sesaat, artinya subjek diamati hanya

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan TPA Bakung kota Bandar Lampung masih belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, karena belum adanya salahsatu komponen dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. = 82,5 83 orang

BAB III METODE PENELITIAN. = 82,5 83 orang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di Kelurahan Derwati, Bandung. Peneliti memilih lokasi ini sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional, Alasan menggunakan ini yaitu penelitian ini

Lebih terperinci

Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta

Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP PERILAKU WARGA DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SEWU, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA Yonathan Suryo Pambudi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Di lingkup kelurahan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Di lingkup kelurahan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Di lingkup kelurahan Kecamatan Lowokwaru Kota Malang B. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT 1 TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (Kasus: Kampung Hijau Rawajati, RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Kotamadya Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta)

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif. Seluruh data yang dikumpulkan dari penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KELANJUTAN UNIT PENGOMPOSAN BERBASIS MASYARAKAT ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KELANJUTAN UNIT PENGOMPOSAN BERBASIS MASYARAKAT ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KELANJUTAN UNIT PENGOMPOSAN BERBASIS MASYARAKAT Selvie Diana 1 1 Email: selviepnl @yahoo.com ABSTRAK Sebagai antisipasi minimalisasi kebutuhan lahan TPA, Dinas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar Intisari Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii iv v vii viii ix xii xiii BAB I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Bidang penelitian di bidang gizi masyarakat yang dilakukan pada ibu-ibu rumah tangga desa Meteseh kecamatan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN. Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN:

Abstrak PENDAHULUAN. Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal. 91-101 Studi Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga terhadap Sikap dalam Pengelolaan Sampah Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya volume sampah di Surakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaan sampah. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Pada Data Primer Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat dengan melakukan penelitian / survei yang berjudul Gambaran Umum Status Gizi dan Kesehatan Baduta,

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN I DOKUMENTASI SURVEI LAPANGAN DAN PROSES RAPID RURAL APPRAISAL (RRA) Gambar 1. Mengurus Perijinan, Membangun Komunikasi, Serta Melakukan Wawancara dengan Tokoh-Tokoh Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Jakarta cenderung meningkat setiap tahun. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai perubahan pola konsumsi dan gaya hidup turut meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan permasalahan yang selalu dihadapi masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan, pertumbuhan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa lingkungan hidup yang baik merupakan hak asasi

Lebih terperinci

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR Ketentuan Lomba 1. Lomba terbuka bagi Rukun Tetangga dengan kriteria: a. Komplek perumahan b. Perumahan tidak teratur (Non- komplek perumahan) c. Permukiman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGOLAHAN SAMPAH DOMESTIK DALAM MEWUJUDKAN MEDAN GREEN AND CLEAN (MdGC) DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT II KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2016 Kota Bandung menghasilkan sampah sekitar 1.500-1.600 ton/harinya dan 56% dari sampah tersebut berasal dari rumah tangga. Adapun jumlah sampah terkelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penulis yaitu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yang merupakan daerah endemis demam berdarah dengue.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Timbulan sampah, proportional stratified random sampling, Kelurahan Bantan.

ABSTRAK. Kata Kunci : Timbulan sampah, proportional stratified random sampling, Kelurahan Bantan. ABSTRAK Timbulan sampah dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Untuk mengetahui berapa banyak total timbulan sampah yang dihasilkan baik organik maupun anorganik dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

Nuke Devi Indrawati.   Tlp : ABSTRAK ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELAYANAN KB YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR AKSEPTOR KB DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Nuke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun karakteristik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menimbulkan bertambahnya

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia

DAFTAR TABEL. 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Nilai tambah PDB menurut subsektor Tahun 2010-2013... 1 2. Daftar nama perusahaan teh celup Indonesia 2013... 7 3. Kandungan kimia dalam daun teh per gram... 14 4. Kajian

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI Candra Wahyu Hidayat Universitas Kanjuruhan Malang hidayatcandra76@yahoo.com Ida Nuryana Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang terdiri atas variabel bebas dan terikat (Hidayat, 2007). Metode penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 62 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Bandung Acuan normatif berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia saat ini yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T.

Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T. LAPORAN AKHIR Studi Kesadaran Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik pada Level Keluarga melalui Pembentukan Peer-Group pada Masyarakat Kota Semarang dan Yogyakarta Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menggambarkan atau

Lebih terperinci

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.1 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2015] Kajian Timbulan Sistem Pengelolaan Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain 35 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis. Tabel 5.1. Wilayah Kecelakaan Kerja Berdasarkan Periode Tahun

Bab 5 Analisis. Tabel 5.1. Wilayah Kecelakaan Kerja Berdasarkan Periode Tahun Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data kecelakaan yang sebelumnya telah dilakukan dibab 4, selanjutnya dapat dianalisa, yaitu terhadap banyaknya kecelakaan kerja diwilayah pabrik, kantor dan lalu lintas

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan BAB 4 METODOLOGI 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat suatu gambaran fenomena kesehatan masyarakat pada satu titik point waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mutlak. Peran penting

Lebih terperinci

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Nama Mahasiswa : Sriliani Surbakti NRP : 3308.201.007 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

RINGKASAN ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG

RINGKASAN ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG 1 RINGKASAN ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG Berdasarkan data dari PD Kebersihan Kota Bandung Tahun 2009, volume timbulan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... KATA PENGANTAR... 1 PROFIL KELURAHAN... 3 A. ADMINISTRATIF... 3 1. Visi, Misi dan Strategi... 3 a. Visi Kelurahan Rancanumpang... 3 b. Misi...

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan tujuan untuk mengamati hubungan antara pemilihan tenaga persalinan dengan faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman. No.274, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

Lebih terperinci

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Kota Tangerang Selatan yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tangerang propinsi Banten. Kota Tangerang Selatan mempunyai luas wilayah

Lebih terperinci

Indikator Konten Kuesioner

Indikator Konten Kuesioner Indikator Konten Kuesioner No Variabel Pertanyaan 1 Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai lokasi (positioning) kawasan jasa dan perdagangan di Jalan Pamulang Raya, Kecamatan

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan alur sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB IV POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH DI METROPOLITAN BANDUNG

BAB IV POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH DI METROPOLITAN BANDUNG BAB IV POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH DI METROPOLITAN BANDUNG Seperti diuraikan pada bab selanjutnya bahwa karakteristik dari pembangunan berkelanjutan adalah

Lebih terperinci