BAB 1 PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka perlu adanya uraian terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dalam judul ini. Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami makna yang terkandung dari skripsi ini yang menyebabkan kurang terarahnya suatu penelitian maka terlebih dahulu diadakan penegasan judul. Adapun judul yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok untuk Resepsi (study di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran). Adapun uraian pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini, yaitu: Tinjauan adalah pendapat meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki dan mempelajari dan sebagainya). 1 Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat beragama Islam. 2 Arisan adalah pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang, lalu diundi diantara 1 W.J.S. Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992) h Amir syarifuddin, Ushul Fiqh jild I, cet VI (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu, 1997) h.5

2 2 mereka. Undian tersebut dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. 3 Bahan Pokok adalah jenis kebutuhan pokok masyarakat secara umum sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia. Sembako merupakan kebutuhan pokok utama sehari-hari yang wajib ada dijual bebas di pasar dan sesuatau hal yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan pemenuhan kebutuhannya atas pangan. 4 Resepsi adalah pertemuan (perjamuan) resmi yang diadakan untuk menerima tamu (pada pesta perkawinan, pelantikan). 5 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dalam judul skripsi ini Tinjauan Hukum Islam tentang Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok untuk Resepsi adalah suatu studi atau penelitian tentang bagaimana cara atau pelaksanaan arisan bahan pokok untuk resepsi yang dilaksanakan oleh masyarakat di desa Bunut Seberang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang didasarkan pada penerapan prinsip syariat Islam. B. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadi alasan dalam memilih dan menentukan judul tersebut adalah: 1. Alasan Objektif Arisan merupakan kegiatan yang sudah dikenal baik oleh masyarakat baik di desa, kota, kantor maupun tempat lainnya, tujuan utama dari kegiatan ini adalah saling membantu secara personal untuk berusaha 3 W.J.S. Purwadarminta, Op Cit., h pada tanggal 22 februari Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h.912

3 3 memenuhi kebutuhan dan keinginan dari masingmasing anggota arisan. 2. Alasan Subjektif Bahwa judul skripsi di atas dan materi yang tersaji hingga pembahasannya masih dalam ruang lingkup objek pembahasaan dalam kajian di fakultas syari ah, terkhusus jurusan muamalah. C. Latar Belakang Islam adalah agama Allah SWT yang memberikan pedoman kepada umat manusia, yang menjaminkan mendatangkan kebahagiaan hidup perseorangan, kelompok, jasmani, rohani, material dan spiritual di dunia maupun di akhirat. 6 Sebagai agama yang telah disempurnakan, agama Islam yang di bawa Nabi Muhammad S.A.W memberikan pedoman hidup yang menyeluruh meliputi bidang akidah yaitu cara bagaimana manusia harus percaya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, ibadah yaitu cara bagaimana seharusnya manusia mengabdi kepada Allah SWT. Ahklak yaitu cara bagaimana manusia melaksanakan kehidupan bertetangga, baik dalam kehidupan berkeluarga, bernegara, berekonomi, bergaul antar bangsa dan sebagainya. 7 Begitupun kehidupan manusia yang tidak dapat terlepas dari berbagai persoalan ekonomi, baik di daerah perkotaan maupun jauh di pelosok desa. Salah satu bentuk transaksi ekonomi dalam masyarakat yaitu persoalan pinjam meminjam maupun hutang piutang. 8 Islam menyeru kepada seluruh kaum muslimin untuk membantu orang yang lemah, memberi pinjaman kepada yang membutuhkan dan lain sebagainya. Semua itu menunjukkan bahwa hak seseorang hanyalah menurut apa yang telah diperbuatnya, ia dilarang 6 Hendi Suhendi, fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.2 7 Masduha Abdurrahman, Pengantar dan Asas-asas Hukum Perdata Islam, (FiqhMuamalah), cet. ke-1, (Surabaya: Central Media, 1992), h Ibid., h.75

4 4 menindas orang lain, karena menindas orang yang lemah dan meremehkan orang yang membutuhkan pertolongan adalah perbuatan-perbuatan yang tidak religius, tidak manusiawi dan melanggar norma-norma moral. 9 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-baqarah ayat 29 yaitu: Artinya: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. 10 Setiap orang mempunyai hak yang wajib di perhatikan orang lain dalam waktu sama juga memikul kewajiban itu diatur dengan kaidah-kaidah hukum guna menghindari terjadinya bentrok antara berbagai kepentingan. Kaidah- kaidah hukum guna mengatur hubungan hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat itu disebut hukum muamalat. 11 Mu amalah adalah hubungan antar manusia dalam usaha mendapatkan alat-alat kebutuhan jasmaniah dengan cara yang sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran dan tuntutan agama. Agama Islam memberikan norma dan etika yang bersifat wajar dalam usaha mencari kekayaan untuk memberi 9 Ahmad Azhar Basyir, M.A. Asas-asasHukum Mu amalat, edisi revisi (Yogyakarta: Perpustakaan Fakultas Hukum UII, 1993), h Departemen Agama RI, AL-Quran Dan Terjemahnya,(Bandung: PT Diponogoro, 2006), h Abdullah Siddik Al-Haji, Inti Dasar Dalam Hukum Islam,cet. ke- 1, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h.2

5 5 kesempatan pada perkembangan hidup manusia di bidang mu amalah dikemudian hari. Islam juga memberikan tuntutan supaya perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan-kesempitan salah satu pihak dan kebebasan yang tidak semestinya kepada pihak lain. 12 Berbagai macam usaha dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan tersebut, untuk menjaga kebutuhan yang bersifat lebih mendesak, pada tahap-tahap permulaan yang dibutuhkan adalah mengupayakan lembaga yang dapat bertindak sebagai mekanisme pendidikan yang beralih dari ekonomi statis ke ekonomi dinamis sekaligus membatasi peningkatan konsumsi yang terkandung dalam akses perubahan sosial. sebagaimana terdapat dalam Surah Al Maidah ayat 2, yaitu: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan 12 pada tanggal 22 februari 2016

6 6 binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalanghalangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. Ayat di atas menegaskan bahwa memberi pertolongan dalam Islam adalah merupakan tindakan yang terpuji serta mendapat pahala dari Allah SWT dengan suatu syarat bahwa memberi pertolongan itu bukan dimaksudkan untuk berbuat dosa dan kejahatan tetapi dimaksudkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. 13 Salah satu bentuk tolong menolong dari bentuk itu dinamakan arisan. Pada dasarnya perkumpulanperkumpulan arisan tidak bisa dipisahkan dari serangkaian aktifitas social, maupun kerjasama yang dilakukan masyarakat dengan menyiapkannya dalam bentuk lain (bukan uang) misalnya berupa bahan makanan pokok seperti padi atau dalam bentuk lainnya. 14 Bahkan ada juga arisan yang termasuk dalam kategori demi suatu pemenuhan kebutuhan kewajiban akan ibadah keagamaan tertentu misalnya arisan haji. Istilah arisan identik dengan tempat 13 Abdullah Siddik Al-Haji, Op Cit., h pada tanggal 22 februari 2016

7 7 berkumpulnya para wanita yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga.. 15 Arisan juga mempunyai manfaat yang sejatinya arisan merupakan ajang perkumpulan dari sekelompok orang, dimana mereka berinisiatif untuk tetap bertemu dan bersosialisasi. Selain itu dengan mengikuti arisan juga terlatih untuk belajar menabung dan merencanakan keuangan. Secara sadar atau tidak arisan membantu untuk menyisihkan uang dan ini akan lebih mudah dari pada menyuruh diri sendiri untuk menabung. Sehingga dapat merencanakan untuk membeli sesuatu jika giliran mendapatkan Arisan tiba. Arisan bisa dikatakan sebagai tabungan, hanyasaja tabungan yang semacam ini tidak bisa di ambil sewaktu-waktu karena melalui sistem perkocokan terlebih dahulu. Arisan adalah salah satu bentuk hutang. Hutang dalam arisan serupa dengan hutang-hutang biasa, hanya saja dalam arisan berkumpul padanya hutang dan menghutangkan (piutang) serta pemanfaatan lebih dari seorang. Namun kondisi ini tidak menyebabkan dia terlepas dari hakekat dan penamaan hutang. 16 Adapun praktek dimasyarakat desa Bunut Seberang dikenal sebagai jimpitan yaitu suatu kegiatan dimana sekelompok anggota arisan yang melakukan perjanjian tentang pengembalian barang atau bahan pokok kepada salah satu anggotanya dengan waktu yang tidak ditentukan, pada awal perjanjian adanya kesepakatan untuk memberikan sejumlah bahan pokok apabila salah satu anggota jimpitan melakukan resepsi atau khitanan dengan 15 Wawancara dengan ibu nurhayati (salah satu anggota arisann jimpitan di Bunut Seberang) tanggal 31 desember pada tanggal 22 februari 2016

8 8 waktu yang tidak ditentukan mengenai pengembalian barang atau bahan pokok. 17 Berdasarkan prosedur pengembalian bahan pokok adanya perjanjian dengan mengembalikan sejumlah bahan pokok dengan ukuran yang sama sesuai perjanjian kesepakatan diawal. Dalam prakteknya masih saja ada sebagian yang mendapatkan barang yang belum sesuai atau memiliki kwalitas yang berbeda. Dalam perbedaan kwalitas jenis barang tersebut sudah jelas pihak yang menyelenggarakan resepsi atau anggota yang mendapatkan giliran arisan mendapatkan kerugian dari perbedaan jenis barang tersebut. Dalam pelaksanaan arisan bahan pokok ini terdapat unsur unsur yang dapat merugikan anggota lain. Berdasarkan latar belakang di atas, maka sangat menarik untuk dikaji dengan bentuk skripsi tentang pelaksanaan arisan bahan pokok untuk resepsi dan pandangan Hukum Islam terhadap arisan bahan pokok untuk resepsi yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka akan merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan arisan bahan pokok untuk resepsi di desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran? 2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan arisan bahan pokok untuk resepsi di desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran? 17 Wawancara dengan ibu nurhayati (salah satu anggota arisann jimpitan di Bunut Seberang) tanggal 31 desember 2015

9 9 E. Tujuan dan Keguanaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pelaksanaan arisan bahan pokok untuk resepsi di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way ratay Kabupaten Pesawaran. b. Untuk mengetehui tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan arisan bahan pokok untuk resepsi di desa Bunut Seberang Kecamatan Way ratay Kabupaten Pesawaran. 2. Kegunaan penelitian Manfaat dan kegunaan penelitian ini diharapkan akan berguna antara lain: a. Segi Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian tentang Tinjauan Hukum Islam Tentang Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan diharapkan dapat di jadikan bahan informasi awal dan rujukan bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dalam penerapan pelaksanaan arisan dan juga untuk memperkaya khasanah pemikiran Hukum Islam khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan arisan di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran. b. Segi Praktis Kegunaan praktis, dapat melatih diri dalam melakukan penelitian dan mendapatkan pengalaman dengan memperluas wawasan pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan arisan. Penelitian ini berguna untuk memberikan penerangan kepada masyarakat desa Bunut

10 10 F. Metode Penelitian Seberang khususnya umat Islam tentang proses atau pelaksanaan arisan yang dilakukan tanpa merugikan pihak lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian itu sendiri, sehingga penelitian itu bisa dianggap valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan profesional. Sedangkan penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemahamannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta Jenis dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian Menurut jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari lokasi atau lapangan, yakni dari berbagai informasi yang berkaitan dan dari buku-buku yang membahas tentang hutang piutang yang terkhusus pada sistem arisan dalam Hukum Islam, termasuk juga data primer hasil interview dengan para pihak yang bersangkutan sebagai objek penelitian. Jenis penelitian kepustakaan (library research) yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan buku-buku literatur dan mempelajarinya Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Methodelogi Penelitian, (Jakarta:Bumi Aksara, Cet. II, 2010), h.1 19 Anwar Ahmadi Anwar, Prinsip-prinsip Metodelogi Research (Yogyakarta: Sumbangi, 1995) h.2

11 11 b. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam penelitian deskriptif, dititik beratkan pada observasi dan setting alamiah. Penelitian bertindak sebagai pengamat yang hanya membuat katagori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dengan tidak memanipulasi variabel Data dan Sumber Data Sumber data adalah semua keterangan yang diperoleh dari responden maupun yang berasal dari dokumen dokumen guna keperluan penelitian yang dimaksud. 21 Dalam penelitian lazimnya terdapat dua jenis data yang dianalisis, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli lapangan atau lokasi penelitian yang member informasi langsung dalam penelitian. 22 Selanjutnya data ini disebut data langsung atau data asli, adapun yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini diantaranya riset lapangan (field Research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam konsep kehidupan yang sebenarnya. Data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian yaitu data tentang Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok untuk Resepsi di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran. 20 Ibid., h.3 21 Abdurrahmat Fathoni, Metodelogi Penelitian dan Tekhnik Penyusunan Kripsi, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Bandung: Sinar Baru, 1991) h.132

12 12 b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung dari subjek penelitiannya. 23 Data ini kemudian dipergunakan sebagai data pendukung yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data sekunder yang dipakai adalah beberapa sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain: Al-Qur an, Hadits Kitab-kitab Fiqih, Kajian-kajian yang mengenai Hukum Perjanjian dalam Islam dan literatur-literatur lainnya yang mendukung 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah seluruh objek penelitian mungkin berupa manusia, gejala-gejala, bendabenda, pola sikap, tingkah laku, dan sebagainya yang menjadi objek penelitian. 24 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota arisan jimpitan yang ada di Desa Bunut Seberang Kec.Way Ratay Kab. Pesawaran. Populasi dalam penelitian ini para anggota arisan yang mencapai 20 orang. b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. 25 Sebagaimana Suharsimi Ariskunto, berpendapat bahwa sampel adalah Sebagian atau wakil populasi. 26 Jadi sampel adalah wakil yang telah dipilih untuk mewakili populasi yang ada. 23 Kartini, Pengantar Methodologi Research, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)h M. Iqbal Hasan, Op Cit., h Ibid., h Suharsimi Ariskunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi III Cet. Ke-4, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1998) h. 62

13 13 Kemudian untuk menentukan besarnya sampel ini, maka menggunakan pedoman sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Ariskunto yaitu Bila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. 4. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Wawancara Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang diwawancara. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 27 Metode ini dipergunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh atau dari lokasi penelitian sehingga bentuk yang dipergunakan bebas terpimpin, yaitu penelitian terlebih dahulu mempersiapkan kerangka pertanyaan dan kepada responden diberi keluasan serta kebebasan dalam mengemukakan jawaban. Dalam wawancara ini dilakukan dengan masyarakat yang mengikuti kegiatan arisan tersebut. 28 b. Observasi Menurut S. Margono Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis 27 Abdurrahmat Fathoni, Metodelogi Penelitian dan Tekhnik Penyusunan Kripsi, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h Ibid., h.106

14 14 terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 29 Observasi ini dilakukan di desa Bunut Seberang. Penggunaan observasi ini adalah masalah yang menjadi pokok penyelidikan bukanlah keseluruhan anggota masyarakat, akan tetapi sebagian masyarakat yang mengetahui dan yang melakukan kegiatan ini. 30 c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui dokumen-dokumen. 31 Studi ini dilakukan dengan cara melihat dokumen serta arsip terkait yang dijadikan objek penelitian. 5. Pengolahan Data Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. 32 Pengolahan data dalam penulisan ini dengan cara: a. Pemeriksaan data yaitu proses pemeriksaan untuk mengetahui apakah terdapat kekeliuran dalam pengisian data yang kurang lengkap, kurang jelas atau sudah benar dan sesuai atau relevan dengan masalah yang ada. b. Rekontruksi data yaitu penyusunan ulang secara teratur, berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasi. 33 c. Sistematisasi data yaitu melaporkan secara sistematis data yang sudah diedit dan urutan masalah Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h Ibid., h Ibid., h Ibid., h Ibid., h Ibid., h. 127

15 15 6. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dari lokasi penelitian. 35 Apabila analisis data sudah terkumpul secara keseluruhan kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode deduktif. Cara berfikir deduktif yaitu data dengan cara bermula dari data yang bersifat umum tersebut ditarik kesimpulan yang bersifat khusus Ibid., hal: Suharsimi Ariskunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi III Cet. Ke-4, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1998) h. 28

16 16

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan menegaskan arti dan maksud dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami makna yang terkandung dalam judul skripsi ini, penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan seperlunya. Adapun

Lebih terperinci

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran Islam mengandung unsur syariah yang berisikan hal-hal yang mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan antar sesama (hablu min nas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah memberikan pedoman bagi umat manusia agar selamat baik di dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan interpretasi maupun pemahaman makna yang terkandung didalam judul proposal ini, maka akan ditegaskan makna beberapa istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan menyeluruh meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Dalam melaksanakan kehidupan ini manusia tidak bisa berdiri

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Dalam melaksanakan kehidupan ini manusia tidak bisa berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan setiap manusia. Dalam kehidupan, manusia dibenturkan dengan masalah kebutuhan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi makelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Pada bagian sub bab ini penulis akan menjelaskan maksud dari judul skripsi ini supaya tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi pembaca dalam memahami judul tersebut.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah ANALISIS FIQH MU AMALAH TERHADAP JUAL BELI POHON SENGON DENGAN SISTEM PENEBANGAN DITANGGUHKAN DI DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini beroperasi di Pedesaan Mesir dan masih berskala kecil. Salah satu Negara pelopor utama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Arisan Bahan Pokok Untuk Resepsi Di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratay Kabupaten Pesawaran Sebagaimana telah dipaparkan terkait masalah pelaksanaan arisan di Desa Bunut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur an merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya sebuah interaksi. Maka tepatlah sebuah dogma yang mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berani untuk menghadapi segala perubahan yang ada dan tetap menjadi pemenang

BAB I PENDAHULUAN. berani untuk menghadapi segala perubahan yang ada dan tetap menjadi pemenang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi seperti saat ini sudah menjadi tantangan bagi setiap organisasi atau perusahaan, agar tetap bisa eksis di dalam ranah bisnis maka harus kuat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Hukum beribadah maupun muamalah berlaku bagi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Hukum beribadah maupun muamalah berlaku bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mengatur sekumpulan aturan keagamaan yang mengatur perilaku kehidupan masyarakat dalam segala aspek. Aspek tersebut menyangkut dua hal, yaitu ibadah dan muamalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia di dunia ini terdiri dari laki-laki dan perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar saling menyatu. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern ini banyak perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai perkembangan masyarakat muslim, di antara perubahan itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial dalam berbagai aktifitas kehidupannya, guna memenuhi kehidupan sehari-hari terkadang tidak dapat dicukupkan dengan harta benda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA 54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan semua kegiatan ekonomi (muamalah) seperti jual-beli, sewa-menyewa, kerja sama dan sebagainya tidak terkecuali arisan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan semua kegiatan ekonomi (muamalah) seperti jual-beli, sewa-menyewa, kerja sama dan sebagainya tidak terkecuali arisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Islam menganjurkan untuk memiliki kekayaan dan giat dalam berusaha supaya memperoleh kehidupan yang layak dan mampu melaksanakan semua rukun Islam. Dan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah

BAB I PENDAHULUAN. akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan beserta segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku sepanjang zaman. Rasulullah saw diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hal , hal , hal Moh.Saefulloh, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya:Terbit Terang,

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hal , hal , hal Moh.Saefulloh, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya:Terbit Terang, BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Skripsi ini berjudul Perspektif Hukum Islam Terhadap Pembayaran Upah Buruh Tani Setelah Panen (Studi pada Masyarakat Desa Tanjung Anom, Kecamatan Ambarawa Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga keuangan yang dikelola secara syariah kini mulai bermunculan di berbagai daerah. Berikut adalah gambar grafik potensi perkembangan lembaga keuangan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah ditentukan oleh Allah SWT. Baik dalam masalah ibadah ataupun muamalah. Agama Islam tentu membedakan

Lebih terperinci

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 46/DSN-MUI/VII/2005 Tentang POTONGAN TAGIHAN MURABAHAH (AL-KHASHM FI AL-MURABAHAH) Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia untuk bermasyarakat, saling tunjang menunjang, topang-menopang, dan tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak dan kewajiban. Setiap manusia mempunyai hak

Lebih terperinci

Konversi Akad Murabahah

Konversi Akad Murabahah Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Konversi Akad Murabahah Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umun Bahasa Indonesia Edisi ke Empat, Jakarta,, 2008,hlm. 1076

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umun Bahasa Indonesia Edisi ke Empat, Jakarta,, 2008,hlm. 1076 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum menjelaskan secara rinci guna untuk lebih memahami dan memudahkan dalam membuat skripsi tentang jual beli kotoran sapi sebagai pupuk kandang, maka terlebih

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari interaksi dengan sesama, sehingga manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu kerjasama antara satu pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan syariah telah memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di

Lebih terperinci

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 48/DSN-MUI/II/2005 Tentang Dewan Syariah Nasional setelah, PENJADWALAN KEMBALI TAGIHAN MURABAHAH Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar menukar keperluan dalam segala

Lebih terperinci

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 29/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH Menimbang

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menyerukan kepada umatnya dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat seluruh alam. Agama yang menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menabung merupakan kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut. Manfaat menabung bias diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN Kehidupan manusia selalu mengalami perputaran, terkadang penuh dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang memberikan pedoman kepada umat manusia secara menyeluruh dalam memenuhi kehidupan umatnya. Ketinggian tata nilai Islam jauh berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain. Hubungan ini disebut sebagai

Lebih terperinci

ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas

ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas Sistem pengendalian internal diperlukan oleh sebuah organisasi untuk menghindari kecurangan-kecurangan yang terjadi serta untuk mempertahankan eksistensi agar bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum, diantara hukum yang diatur Islam adalah manusia dengan manusia yang disebut dengan muamalah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya membuka peluang kepada siapapun untuk mengembangkan usaha di bidang perekonomian, hal ini karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ma arif, tth) h 33. h 146. Pemberdayaan Petani Pasal 1 (15) 1 Ahmad Sudjono, Filsafat Hukum Dalam Islam, (Bandung: PT

BAB I PENDAHULUAN. Ma arif, tth) h 33. h 146. Pemberdayaan Petani Pasal 1 (15) 1 Ahmad Sudjono, Filsafat Hukum Dalam Islam, (Bandung: PT BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum menjelaskan secara rinci peneliti akan menerangkan pengertian beberapa istilah dari judul skripsi: Tinjauan Hukum Islam Tentang Bantuan Dana Dinas Pertanian

Lebih terperinci

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI 80 PEDOMAN DOKUMENTER A. Kepala sekolah PAUD An-Najah Desa Bahalayung Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala. 1. Gambaran umum lokasi penelitian 2. Sejarah singkat berdirinya PAUD An-Najah B. Tata Usaha

Lebih terperinci

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 47/DSN-MUI/II/2005 Tentang PENYELESAIAN PIUTANG MURABAHAH BAGI NASABAH TIDAK MAMPU MEMBAYAR Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang : a. bahwa sistem pembayaran dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Disamping itu koperasi juga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai mahluk sosial, sehingga di dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain, sehingga masing-masing manusia saling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia sebagai makhluk individu dan sosial memiliki kebutuhan yang tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN A. Analisis terhadap Praktik Utang Piutang dalam Bentuk Uang dan Pupuk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Semua sisi kehidupan telah diatur dalam hukum Islam, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan berupa pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM 62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG PENJUALAN PAKET ZAHRA, e HASANAH DAN KEMITRAAN PT MPM Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, dalam Sidang Paripurna II pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara, ditandai dengan semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama bahwa Islam adalah merupakan agama yang paling sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah saja, namun di dalamnya

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi hasil adalah suatu sistem perjanjian pengelolaan tanah dengan upah sebagian dari hasil yang diperoleh dari pengelolaan tanah itu. Menurut Undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia disebut sebagai makhluk sosial, karena pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari berbagai permasalahan salah satunya adalah masalah pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan manusia dengan lainnya yang terbatas pada aturan-aturan pokok, dan seluruhnya tidak diatur secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling sempurna yang di ciptakan oleh Allah SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di antaranya adalah akal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu karya kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Oleh : HERMAN SETIYANTO I 000040025 JURUSAN SYARI AH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang langsung dilakukan pada responden. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah mengajarkan bahwa motivasi dan alasan bekerja adalah dalam rangka mencari karunia Allah SWT. Tujuan bekerja adalah untuk mendapatkan harta agar seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP 17 1 Pagelaran Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa tingkat intensitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persoalan kemiskinan merupakan salah satu persoalan krusial yang tengah dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia. Kota Bandung merupakan salah satu daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah meletakkan kaidah-kaidah dasar dan aturan dalam semua sisi kehidupan manusia, baik dalam ibadah maupun muamalat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 17 Kota Bandar Lampung Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa tingkat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED A. Pengertian Peran Strategis 1. Pengertian Peran Peran ialah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh yang memiliki kedudukan dalam masyarakat 13. Peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul A. Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN Pada sub bab ini akan menjelaskan maksud dari judul skripsi ini, Jual Beli Tanah Wakaf Pemakaman Dalam Pandangan Hukum Islam Studi Di Pekon Pajajaran Kecamatan Kotaagung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG KECAMATAN SUNGAI KANAN KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Islam merupakan

Lebih terperinci

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1 Hal. 1 MAKALAH Oleh : Leyla Fajri BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak tahun 1960-an perbincangan mengenai larangan riba bunga Bank semakin naik ke permukaan. Setidaknya terdapat dua pendapat yang

Lebih terperinci

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Syarat syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan suatu ikatan yang mempersatukan dua insan yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup bersama, hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data lapangan yaitu hasil dari wawancara dan dokumentasi, beserta data kepustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman Allah SWT dalam al-qur an Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dijadikan Allah sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam lapangan mu amalah ialah Ijarah. Menurut bahasa, Ijarah berarti upah atau ganti atau imbalan. Karena itu lafaz Ijarah mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dalam surat al-maidah ayat 2, sebagai berikut: saling tolong menolong dalam hal kebaikan sejalan dengan kenyataan itu

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dalam surat al-maidah ayat 2, sebagai berikut: saling tolong menolong dalam hal kebaikan sejalan dengan kenyataan itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sering kali disebut makhluk sosial dengan artian bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain antara manusia satu dengan manusia yang lain baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna dalam mengatur semua aspek kehidupan. Salah satunya adalah aturan atau hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia,

Lebih terperinci