POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA X JAWA TENGAH PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA X JAWA TENGAH PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA X JAWA TENGAH PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 05 NASKAH PUBLIKASI Oleh: IRNA FITRIANA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 05

2

3 POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA X JAWA TENGAH PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 05 POTENTIAL DRUG INTERACTION OF ANTIDEPRESSANTS IN X MENTAL HOSPITAL CENTRAL JAVA IN THE PERIOD OF JANUARY TO SEPTEMBER 05 Irna Fitriana, Nurul Mutmainah Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl AYani Tromol Pos, Pabelan Kartasura Surakarta 570 # irnafitriana88@gmail.com ABSTRAK Interaksi obat merupakan salah satu drug related problems (DRPs) sehingga yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Depresi lebih banyak dijumpai pada seseorang dengan kepribadian tertentu yang banyak ditentukan oleh genetik. Antidepresan pada pasien yang mengalami gangguan depresi, banyak dikonsumsi bersamaan dengan obat lain sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya interaksi.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya potensi interaksi obat yang terjadi pada pasien yang mendapatkan terapi antidepresan di Rumah Sakit Jiwa X Jawa Tengah periode Januari - September tahun 05. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan analisis deskriptif dan pengambilan data rekam medik secara retrospektif. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 73 yang memenuhi kriteria inklusi meliputi pasien yang mendapatkan terapi antidepresan, mendapatkan minimal obat dan data rekam medik lengkap, terdiri dari 5 pasien rawat inap dan rawat jalan. Kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan buku-buku standar dan database seperti pada menu drugs interaction checker.hasil penelitian menunjukkan obat antidepresan yang paling banyak digunakan adalah amitriptilin sebanyak 65,3%. Pasien yang mengalami potensi interaksi farmakokinetik sebanyak 59,9%, interaksi farmakodinamik 40,80%. Pasien yang mengalami potensi interaksi dengan level minor sebanyak 0,6%, level signifikan sebanyak 5,8% dan level serius sebanyak 4,%. Kata kunci: Depresi,obat, antidepresan, potensi interaksi. ABSTRACT Drug interaction is one kind of drug related problems (DRPs), therefore it can influence the clinical outcome of patient. Depression is commonly found in someone with a certain personality which is merely determined by genetics. Antidepressant for the patient who suffers from depression is usually consumed together with other drugs. In this case, it has tendency to the potential cause of interaction incident. This research was aimed to find out the possibility of the potential drug interaction incident occurred in patients having an antidepressant therapy at X Mental Hospital in Central Java in the period of January to September 05. This is non experimental research was done by using a descriptive analysis design and medical record data which was conducted retrospectively. The sample was taken by using purposive sampling method. The number of sample taken was 73 people who met the criteria of inclusion including the patients who had an antidepressant therapy, with minimum of two drugs and complete medical record data, consisting of 5 inpatients and outpatients. Then, the data were analyzed descriptively by using standard books and database such as on the menu of drugs interaction checker. The results of the research showed that the antidepressant drug that was commonly used is amitriptilin, 65.3%. Patients whohad the potential of pharmacokinetic interaction were a 59.9%, pharmacodynamic interaction was 40.80%. Patients who had the potential of interaction with a minor level were 0.6%, the level of significance was 5.8% and the level of severe reaction was 4.%. Keywords: Depression, drug, antidepressant, potentialinteraction.

4 PENDAHULUAN Penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan di Indonesia masih merupakan masalah. Adanya penggunaan polifarmasi lebih dari 50% menerima 4 atau lebih obat untuk setiap lembar resepnya, penggunaan antibiotika yang berlebihan (43%), waktu konsultasi yang singkat yang rata-rata berkisar 3 menit saja serta tidak adanya kepatuhan (Syamsudin, 0). Penggunaan antidepresan pada pasien yang mengalami gangguan depresi, banyak dikonsumsi bersamaan dengan obat lain sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya interaksi, prevalensi interaksi obat secara keseluruhan adalah 50% hingga 60%, obat-obatan yang mempengaruhi farmakodinamika atau farmakokinetika menunjukkan prevalensi sekitar 5% hingga 9%, sekitar 7% efek samping pemberian obat di rumah sakit disebabkan oleh interaksi obat (Syamsudin, 0). Obat antidepresan memiliki banyak interaksi yang bermakna klinis dengan obat-obat yang lain. Penelitian (Miguel and Albuquerque, 0) menunjukkan adanya interaksi obat antidepresan golongan trisiklik dengan obat antineoplastik, dimana antidepresan trisiklik menghambat isoenzim CYPC9 dan CYPD6, selain itu antidepresan golongan SSRI juga dapat menghambat isoenzim CYPC9,sehingga interaksi tersebut dapat mengganggu efektivitasantineoplastikdanmeningkatkantoksisitas.banyaknya interaksi yang bermakna klinis ini melandasi adanya penelitian tentang interaksi obat antidepresan di RSJ X Jawa Tengah. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang dilakukan dengan mengumpulkan data rekam medik pasien rawat inap dan rawat jalan megunakan studi retrospektif yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Data dicatat dalam lembar pengumpulan data. Subjek penelitian yang digunakan adalah pasien yang mendapatkan obat antidepresan dan yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSJ X Jawa Tengah. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengumpulan data, bukubuku standar seperti Stockley s Drug Interaction 8 th Edition dan Drug Interaction Fact serta programdatabase seperti pada menu drug interaction checker.bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medik pasien yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSJ X Jawa Tengah.

5 JALANNYA PENELITIAN. Tahap pertama adalah tahap perijinan Surat ijin penelitian dari fakultas diberikan kepada bagian penelitian dan pengembangan RSJ X Jawa Tengah untuk mendapatkan ijin melakukan penelitian.. Tahap kedua adalah presentasi proposal Presentasi dilakukan untuk menilai kelayakan dari sisi etik dan hukum. Proposal yang sudah dinilai layak dapat dilanjutkan untuk melakukan penelitian. 3. Tahap ketiga adalah penelusuran data Proses penelusuran data dimulai dengan permohonan pengambilan sampel di Instalasi Rekam Medik (IRM). IRM, berdasarkan kebijakan rumah sakit, memberikan sampel yang berupa daftar nama pasien dan nomor rekam medik beserta obat antidepresan yang diterima sebanyak 0 sampel, cara pengambilan sampel ditentukan dengan menyeleksi sampel-sampel tersebut sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan, kemudian dilakukan pencatatan semua data dari rekam medis meliputi nomer rekam medik pasien, usia, diagnosa, nama obat, dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi, lama pemberian, tanggal pemberian dan waktu pemberian obat. 4. Tahap keempat adalah pengolahan data Data rekam medis yang terpilih diolah untuk dianalisis apakah ada potensi interaksi secara teori berdasarkan hasil program databasewww.medscape.compada menu drug interaction checker, kemudian dari hasil tersebut dihitung persentase kejadian interaksi yang berpotensial. Data disajikan dalam bentuk tabel meliputi karakteristik pasien, distribusi penggunaan obat, dan persentase hasil potensi interaksi yang meliputi interaksi obat berdasarkan mekanisme, dan interaksi obat berdasarkan level signifikansinya. 5. Tahap kelima adalah presentasi hasil penelitian Presentasi dilakukan melaporkan seluruh hasil penelitian yang dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan surat keterangan selesai penelitian. ANALISIS DATA Analisis data diperoleh dengan cara mengolah data penggunaan obat pada rekam medik pasien yang mendapatkan terapi antidepresan menggunakan programdatabasewww.medscape.com pada menu drug interaction checker. Hasil dari analisis data tersebut dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui persentase kejadian interaksi obat yang meliputi interaksi minor, signifikan dan serius. Data pemberian obat dianalisis dengan buku Drug Interaction Handbook (Stockley, 008)dan Drug Interaction Fact (Tatro, 00). 3

6 HASIL & PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari penelitian ini menggunakan data rekam medik pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) X Jawa Tengah. Sepanjang periode Januari-September tahun 05 terdapat 38 pasien rawat inapdan rawat jalan dengan profil pengobatan menggunakan satu atau lebih obat antidepresan. Kebijakan Rumah Sakit mengijinkan pengambilan sampel sebanyak 0 data rekam medik. Sampelsampel tersebut selanjutnya diseleksi menggunakan kriteria inklusi dan didapatkan 73 data yang memenuhi kriteria tersebut. A. Karakteristik Pasien Tabel. Distribusi Pasien yang Menerima Pengobatan Antidepresan di RSJ X Jawa Tengah periode Januari- September tahun 05 (n= 73) Usia(Tahun) Kriteria Jumlah Persentase (%) ,7 67, 6,0 4, Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Diagnosa Depresi tipe skizoafektif Skizofrenia paranoid Depresi pasca skizofrenia Skizofrenia residual Depresi berat Depresi akut Skizofrenia katatonik Depresi gejala paranoid Status perawatan Rawat jalan Rawat inap ,,9 3,7 5,5,7,7,4 78, 8,8 Berdasarkan usia, pasien dengan rentang usia 3-46 memiliki prevalensi tertinggi mendapatkan terapi antidepresan. Gangguan depresi umumnya mulai muncul pada masa remaja dan terjadi dalam satu keluarga. Walaupun depresi dapat terjadi pada semua usia, namun kejadian terbesar gangguan depresi terjadi pada usia 8-44 tahun (Pieter et al., 0). Hasil penelitian ini menunjukkan pengguna obat antidepresan lebih banyak pada laki-laki (Tabel ). Secara teoritis, karakteristik gender pada kejadian depresi klinis maupun subklinis lebih tinggi dialami oleh perempuan(darmayanti, 00). Diagnosa terbanyak dari pasien yang didapat adalahskizoafektif tipe depresi (Tabel ). Skizoafektif tipe depresi dapat ditegakan apabila terdapat suatu tanda yaitu pada saat episode yang sama terdapat episode yang bersamaan antara depresi dengan gejala pada 4

7 skizofrenia yakni halusinasi, disorganisasi dalam berbicara, prilaku yang tidak terkontrol, katatonik, gejala negatif dan lain-lain. Dasar utama dari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah pemberian protokol antidepresan dan antimania jika semuanya diindikasikan dan diberikan antipsikotik hanya digunakan jika diperlukan untuk pengendalian jangka pendek (Surbakti, 04). B. Karakteristik Obat Distribusi penggunaan obat pada pasien di RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang dapat dilihat pada tabel. Tabel. Distribusi Penggunaan Obat pada Pasien dirsj. X Jawa Tengah Periode Januari-September Tahun 05 (n=73) Kelas Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Persentase (% ) Antidepresan Antidepresan trisiklik (TCA) Amitriptilin 49 65,3 SSRI Fluoksetin 4 3 Sertralin,3 Antipsikotik Antikolinergik Antihipertensi Antibiotik Neurotropik Antihistamin Antimania Vitamin Analgesik Laksatif Anti jamur Anti gastritis Suplemen Atipikal Fenotiazin Benzodiazepin Butirofenon - Antagonis kalsium Sefalosporin NSAID Lubrikan Imidazol Proton pumb Inhibitor - Escitalopram Risperidon Clozapin Olanzapin Quetiapin Trifluoroperazin Klorpromazin Alprazolam Clobazam Quetiapin Haloperidol Triheksifenidil Amlodipin Ceftazidim Ceftriaxon Piracetam Difenhidramin Lithium Vitamin B complex Vitamin B Ibuprofen Ketorolac Bisakodil Ketokonazol Omeprazole Curcuma Berdasarkan tabel, Pada penelitian ini antidepresan trisiklik paling banyak digunakan yaitu amitriptilin yang diresepkan pada 49 pasien sedangkan golongan Selective Serotonine Reuptake Inhibitors and Related Drugs (SSRI) diresepkan pada 6 pasien (Tabel ). Anderson, (000) menyatakan bahwa TCA lebih menguntungkan dari pada SSRI pada beberapa pasien rawat inap. Kedua obat memiliki efektifitas yang sama atau sebanding sebagai antidepresan, namun SSRI lebih mudah ditoleransi oleh pasien dibandingkan TCA.Golongan antidepresan trisiklik merupakan obat generasi pertama dan digunakan secara luas pada penanganan depresi. Obat ini efektif karena meningkatkan efek serotonergik dan noradrenergik. Namun antidepresan trisiklik juga memblok histamin, kolinergik, alpa adrenergik yang menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan yaitu ,3 6,6 8,8 6,8,4 8,8 0,6 5,5,4,4 8,8 95,9 4,,4,4 5,5 4,,7 4,,7,4,4,4,4,4,4 5

8 peningkatan berat badan, mulut kering dan konstipasi (Feighner, 999). Dosis harian total amitriptilin adalah 75-50mg/hari untuk rawat jalan dan mg/hari untuk rawat inap. Berdasarkan tabel, antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah Risperidon yang diresepkan pada 45 pasien atau sebesar 6,6% (tabel ). Risperidon adalah antipsikotik golongan atipikal. Risperidon merupakan obat utama pada penatalaksanaan semua fase dan semua tipe skizofrenia (Evoy, 008). Penambahan antagonis serotonin pada antagonis dopamine (mekanisme neuroleptik klasik) diperkirakan dapat memperbaiki gejala negatif dan menurunkan insiden efek samping ekstrapiramidal (Fuller and Sajatoviv, 00).Dari tabel dapat dilihat bahwa hampir semua pasien menggunakan Triheksifenidil. Triheksifenidil merupakan obat golongan antikolinergik. Antikolinergik digunakan bersama dengan antipsikotik bertujuan untuk meniadakan efek samping ekstrapiramidal dari antipsikotik (Stockley, 008). C. Interaksi Obat Tabel 3. Distribusi Interaksi Obat Antidepresan dengan Obat Lain Berdasarkan Mekanisme pada Pasien di RSJ X Jawa Tengah Periode Januari-September Tahun 05 (n=74) Mekanisme Obat A Obat B Rute Jumlah Kejadian Farmakokinetik Amitriptilin Trifluoroperazin 7 59,9 Presentase (%) Risperidon 8 Klorpromazin Haloperidol 8 Clozapin 6 Fluoksetin Risperidon 7 Farmakodinamik Escitalopram Amitriptilin Amitriptilin Klorpromazin Ibuprofen Clozapin Amitriptilin Triheksifenidil 36 40,80 Fluoksetin Alprazolam Olanzapin Ecitalopram Clobazam Risperidon 7 Amitriptilin Haloperidol 4 Clobazam Klorpromazin 3 Quantapin Sertralin Escitalopram Trifluoroperazin Haloperidol Jumlah

9 Interaksi obat dengan mekanisme farmakokinetik memiliki tingkat kejadian yang paling banyak yaitu 03 atau sebesar 59,9%.Interaksi dengan mekanisme farmakodinamik terjadi sebanyak 7 kejadian atau sebesar 40,80% (tabel 4).Interaksi farmakokinetik terjadi bila salah satu obat mempengaruhi obat yang kedua dalam hal ADME (Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi), sehingga kadar obat kedua dalam plasma darah menjadi meningkat atau menurun, sedangkan interaksi farmakodinamik merupakan interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologi yang sama sehingga menimbulkan efek aditif, sinergis atau antagonis tanpa menimbulkan perubahan kadar obat dalam plasma (Ganiswara, 008). Distribusi interaksi obat antidepresan dengan obat-obat lain berdasarkan level signifikikansinya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Distribusi Interaksi Obat Antidepresan dengan Obat Lain berdasarkan Level Signifikansi pada Pasien di RSJ X Jawa Tengah Periode Januari-September Tahun 05 (n=65) Level Obat A Obat B Interaksi yang terjadi Jumlah Persentase Signifikansi ((Medscape, 05) kejadian (%) Minor Sertralin Trifluoroperazin Peningkatan kadar atau efek trifluoroperazin 0,6 Signifikan Amitriptilin Ecitalopram Fluoksetin Triheksifenidil Risperidon Clozapin Alprazolam Olanzapin Clobazam Clozapin Haloperidol Clozapin Ibuprofen Clobazam Chlorpromazin Quetiapin Lithium Menurunkan efek atau transmisi kolinergik Menyebabkan efek samping ekstrapiramidal Peningkatan efek sedasi Peningkatan efek sedasi (sinergisme) Peningkatan efek sedasi (sinergisme) Peningkatan kadat atau efek amitriptilin Peningkatan kadar clozapin dalam darah Penurunan dosis haloperidol Penurunan dosis clozapin Peningkatan kadar atau efek ibuprofen Peningkatan kadar atau efek fluoksetin Peningkatan kadar atau efek klorprimazin Peningkatan QTC interval Menyebabkan sindrom serotonin ,8 Serius Amitriptilin Fluoksetin Trifluoroperazin Haloperidol Klorpromazin Escitalopram Risperidon Haloperidol Amitriptilin Klorpromazin Peningkatan QTC interval Peningkatan kadar amitriptilin dalam darah Peningkatan kadar klorpromazin dalam darah Menyebabkan sindrom serotonin Menyebabkan efek samping ekstrapiramidal Menyebabkan efek samping ekstrapiramidal Menyebabkan toksisitas Peningkatan klorpromazin dalam darah Jumlah , Interaksi obat paling banyak terjadi adalah interaksi dengan level signifikan, yaitu sebanyak 96 kejadian atau sebesar 58,8%. Kemudian diikuti level signifikansi serius sebanyak 68 kejadian atau sebesar 4,% dan level signifikansi minor sebanyak kasus atau sebesar 0,6% (tabel 5). 7

10 Rincian penjelasan mengenai interaksi obat-obat diatas adalah sebagai berikut:. Interaksi obat berdasarkan level serius a. Amitriptilin Haloperidol Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan haloperidol menyebabkan terjadinya peningkatan kadar amitriptilin dalam darah. Hal ini dikarenakan haloperidol menurunkan metabolisme dari amitriptilin. Manajemen dari interaksi ini adalah dengan memonitor konsentrasi serum dan efek amitriptilin. Dosis amitriptilin dapat dinaikan apabila diperlukan(tatro, 009). b. Amitriptilin Klorpromazin Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan klorpromazin menyebabkan peningkatan konsentrasi yang signifikan dari klorpromazin di dalam darah. Jika terapi kombinasi ini diberikan, maka dosis klorpromazin (75-300mg/hari) harus diturunkan atau saat pemberian dari kedua obat ini, dosis harus diturunkan untuk menjaga kadar terapetik dari klorpromazin (Rasheed et al., 994). Amitriptilin dan klorpromazin sama-sama merupakan substrat CYPD6 sehingga kompetisi antar keduanya untuk menduduki reseptor enzim tersebut menyebabkan peningkatan klorpromazin dalam darah (Mental, 0). c. Amitriptilin Trifluoroperazin Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan trifluoroperazin menyebabkankeduanya meningkatan QTC interval(medscape, 05)yaitu suatu bentuk aritmia jantung dimana terjadi perpanjangan interval QT sehingga dapat menyebabkan takikardi yang dapat berakibat fatal pada pasien bila tidak tertangani (Naibaho, 008). Abnormalitas dan perubahan pada EKG dapat disebabkan karena penggunaan dosis amitriptilin yang berlebih dan diikuti oleh pemberian trifluoperazin pada dosis terapetik (Yap & Camm, 003). d. Amitriptilin-Escitalopram Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan escitalopram dapat meningkatkan kadar serotonin. Hal ini berpotensi serius dan merupakan interaksi yang dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, kombinasi kedua obat ini dikontraindikasikan, kecuali bila terdapat pertimbangan keuntungan yang lebih besar dari pada risikonya atau ketidaktersediaan obat lain sebagai penggantinya (Medscape, 05). Amitriptilin dengan escitalopram menghambat reuptake serotonin akibatnya serotonin berada dalam jumlah yang banyak di celah sinaps. Antidepresan serotonergik dimetabolisme oleh sitokrom P450. Obat-obat yang menghambat enzim tersebut bertanggung jawab pada proses 8

11 metabolisme ini sehingga berdampak dan menyebabkan terjadinya sindrom serotonin (Bishop & Bishop, 0). e. Fluoksetin Risperidon Penggunaan secara bersamaan antara fluoksetin dengan risperidon dapat menyebabkan ekstrapiramidal yang gejalanya yaitu distonia,akatisia, gangguan parkinson (tremor, bradikardi) dan diduga terjadi peningkatan kadar prolaktin dan ginekomastia pada pasien. Fluoksetin menghambat metabolisme risperidon dengan menghambat enzim pemetabolismenya yaitu sitokrom P450 isoenzim CYPD6. Reaksi lain seperti sedasi, retensi urin, juga bisa terjadi sebagai efek samping dari pemberian risperidon dengan fluoksetin (Stockley, 008). f. Fluoksetin Haloperidol Penggunaan secara bersamaan antara fluoksetin dengan haloperidol menyebabkan terjadinya gejala ekstrapiramidal seperti parkinson atau akhatisia. Pada kasus lain, pasien yang mendapatkan kombinasi ini mengalami efek samping antimuskarinik yang parah, selain itu juga mengalami tremor dan akhatisia. Kondisi pasien biasanya membaik setelah satu minggu pemberian kedua obat ini dihentikan (Stockley, 008). Kombinasi tersebut perlu dimonitoring secara ketat terhadap efek ekstrapiramidal yang mungkin dialami pasien (Hansten & Horn, 000). g. Fluoksetin Amitriptilin Penggunaan secara bersamaan antara fluoksetin dengan amitriptilin dapat menyebabkan peningkatan kadar amitriptilin dalam darah sehingga meningkatkan kadar dari metabolit aktifnya nortriptilin. Walaupun kombinasi antara antidepresan trisiklik (TCA) dan Selective Serotonine Reuptake Inhibitors and Related Drugs (SSRI) sering digunakan dan memberikan hasil yang positif, respon pasien terhadap TCA harus dimonitoring secara ketat apabila SSRI dihentikan ataupun diubah dosisnya (Hansten & Horn, 000). h. Fluoksetin Klorpromazin Penggunaan secara bersamaan antara fluoksetin dengan klorpromazin, dapat menyebabkan peningkatan kadar atau efek dari klorpromazin melalui mekanisme penghambatan metabolisme oleh enzim CYPD6 di hati. Interaksi ini berpotensi serius atau mengancam jiwa sehingga perlu dimonitoring secara ketat dan diberikan obat lain sebagai pengganti bila tersedia (Medscape, 05). Fluoksetin dan klorpromazin sama-sama merupakan substrat CYPD6 sehingga kompetisi antar keduanya untuk menduduki reseptor enzim tersebut menyebabkan peningkatan klorpromazin dalam darah (Mental, 0). 9

12 . Interaksi obat dengan level signifikan a. Amitriptilin Triheksifenidil Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan triheksifenidil dapat menurunkan efek atau transmisi kolinergik. Interaksi bersifat potensial untuk terjadinya efek aditif antikolinergik. Interaksi ini perlu dimonitoring secara ketat dan bila perlu dilakukan penggantian obat (Medscape, 05). Penggunaan obat-obat antidepresan (amitriptilin) dengan antikolinergik (triheksifenidil) pada dosis terapetik dapat menyebabkan delirium akut karena aktivitas kolinergik (Moreau et al., 986). b. Amitriptilin Risperidon Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan risperidon dapat menyebabkan terjadinya reaksi ekstrapiramidal karena efek samping dari risperidon, mekanisme yang terjadi diduga karena terjadinya interaksi baik farmakokinetik maupun farmakodinamik. Oleh karena itu peresepan kedua obat ini perlu mendapatkan perhatian dan dimonitorng secara ketat(stockley, 008). c. Amitriptilin Clozapin Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan clozapin dapat menyebabkan peningkatan efek sedasi (sinergisme). Pemberian kedua obat ini memiliki potensi interaksi yang besar sehingga perlu monitoring terhadap penggunaan keduanya (Medscape, 05). Pemberian amitriptilin yang merupakan suatu antikolinergik bersamaan dengan clozapin akan meningkatkan efek antikolinergik yang juga dimiliki oleh clozapin (Young et al., 998). d. Amitriptilin- Olanzapin Olanzapin mengeblok reseptor serotonin (5-HT C ) menyebabkan kadar serotonin tinggi dan amitriptilin bekerja dengan memperpanjang aksi serotonin sedangkan salah satu efek serotonin adalah menyebabkan sedasi (Sharpley et al., 000). Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan olanzapin dapat menyebabkan peningkatan efek sedasi (sinergisme). Pemberian kedua obat ini memiliki potensi interaksi yang besar sehingga perlu monitoring terhadap penggunaan keduanya (Medscape, 05). e. Amitriptilin-Alprazolam Alprazolam dapat meningkatkan kadar serotonin dan amitriptilin bekerja dengan memperpanjang aksi serotonin sedangkan salah satu efek serotonin adalah sedasi (Bentue- Ferrer et al., 00). Penggunaan secara bersamaan antara amitriptilin dengan alprazolamdapat menyebabkan peningkatan efek sedasi (sinergisme). Pemberian kedua 0

13 obat ini memiliki potensi interaksi yang besar sehingga perlu monitoring terhadap penggunaan keduanya (Medscape, 05). f. Amitriptilin- Clobazam Clobazam merupakan inhibitor CYPD6 sedangkan amitriptilin merupakan obat yang dimetabolisme oleh CYPD6 sehingga penghambatan terhadap enzim tersebut meningkatkan kadar amitriptilin(walzer et al., 0) Interaksi bersifat signifikan sehingga perlu dimonitor secara ketat. Penurunan dosis obat yang dimetabolisme oleh CYPD6 diperlukan apabila kedua obat ini digunakan secara bersamaan (Medscape, 05). g. Escitalopram-Haloperidol Escitalopram merupakan inhibitor sitokrom P450 isoenzim CYPD6 sehingga menghambat metabolisme haloperidol. Penanganan dari interaksi ini adalah dengan menurunkan dosis haloperidol (Stockley, 008). h. Escitalopram-Clozapin Escitalopram meningkatkan kadar clozapin dengan mempengaruhi CYPD6 Interaksi bersifat signifikan sehingga perlu dimonitor secara ketat. Penurunan dosis clozapin diperlukan apabila kedua obat ini digunakan secara bersamaan (Medscape, 05). Escitalopram merupakan inhibitor CYPD6 yang dapat meningkatkan konsentrasi clozapin dalam plasma dan risiko kejang (Ewald Howarth et al., 004). i. Fluoksetin- Clozapin Fluoksetin meningkatkan kadar clozapin dengan mempengaruhi CYPD6. Interaksi bersifat signifikan sehingga perlu dimonitor secara ketat. Diperlukan penurunan dosis clozapin(stockley, 008). Fluoksetin merupakan inhibitor yang poten dan selektif untuk CYPD6 sehingga penghambatan ini berdampak pada peningkatan clozapin dalam darah (Wenzel-Seifert et al., 0). j. Fluoksetin-Ibuprofen Ibuprofen merupakan substrat dari enzim sitokrom CYPC9. Fluoksetin adalah obat yang bekerja dengan menghambat (inhibitor) enzim sitokrom CYPC9 (Lynch and Price, 007), sehingga adanya fluoksetin akan meningkatkan kadar atau efek dari ibuprofen dengan mempengaruhi enzim CYPC9. Interaksi ini memerlukan monitoring yang ketat (Medscape, 05). k. Fluoksetin-Clobazam Penggunaan secara bersamaan antara fluoksetin dengan clobazam dapat menyebabkan peningkatan kadar atau efek fluoksetin dengan mempengaruhi enzim CYPD6. Interaksi bersifat signifikan sehingga perlu dimonitor secara ketat. Penurunan

14 dosis fluoksetin obat yang dimetabolisme oleh CYPD6 diperlukan apabila kedua obat ini digunakan secara bersamaan (Medscape, 05). Clobazam yang memiliki aktivitas menghambat CYPD6 akan berdampak pada peningkatan serum fluoksetin secara signifikan (Italiano et al., 04). l. Fluoksetin-Quetiapin Penggunaan secara bersamaan antara fluoksetin dengan quetiapin menyebabkan keduanya meningkatkan QTC interval. Interaksi ini berpotensi membahayakan pasien. Hal ini mengakibatkan penggunaan kedua obat ini perlu mendapatkan perhatian dan dimonitor secara ketat (Medscape, 05). Fluoksetin berpengaruh moderat terhadap prolongasi QTC sedangkan quetiapin berpengaruh secara severesehingga kombinasi keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan QTC interval (Wenzel-Seifert et al., 0). m. Fluoksetin-Lithium Fluoksetin dan lithium menyebabkan sindrom serotonin (Stockley, 008). Fluoksetin merupakan inhibitor reuptake serotonin dan lithium adalah obat yang bekerja sebagai agonis reseptor serotonin sehingga kombinasi keduanya menyebabkan peningkatan kadar serotonin (Cooper & Sejnowski, 03). Interaksi ini berpotensi membahayakan, perlu perhatian dan monitoring secara ketat (Medscape, 05). 3. Interaksi obat dengan level minor a. Sertralin Trifluoroperazin Penggunaan secara bersamaan antara sertralin dengan trifluoperazin akan menyebabkan peningkatan kadar atau efek dari trifluoroperazin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYPD6 di hati. Interaksi ini bersifat tidak signifikan (Medscape, 05). Sertralin merupakan inhibitor yang bersifat lemah terhadap CYPD6 sehingga peningkatan kadar atau efek trifluoroperazin yang terjadi juga tidak bermakna klinis (Ewald Howarth et al., 004). Peran farmasis sangat penting dalam mengantisipasi atau menghindari kemungkinan terjadinya interaksi obat. Strategi yang dapat dilakukan oleh farmasis untuk mencegah dan menangani interaksi obat adalah: ) Mencegah kombinasi secara keseluruhan. Kombinasi perlu dihindari apabila risiko yang kemungkinan terjadi lebih besar dari manfaatnya. ) Penyesuaian dosis obat obyek. Dua obat yang berinteraksi bisa diberikan secara aman selama dosis obyeknya disesuaikan. 3) Memberi jarak waktu pemberian obat untuk mencegah interaksi.

15 4) Monitoring untuk deteksi dini. Interaksi bisa diatasi dengan monitoring laboratorium secara ketat untuk melihat, evidence based tentang interaksi obat sehingga bisa dilakukan perubahan dosis atau penghentian obat jika pelu. 5) Pemberian informasi tentang faktor risiko pasien yang meningkatkan risiko outcome negatif. 6) Perbaikan sistem terkomputerisasi. (Syamsudin, 0). KESIMPULAN. Pasien yang diteliti sebanyak 73 orang dan terdapat potensi interaksi obat antidepresan dengan obat-obat lain pada seluruh resep obat yang didapatkan oleh pasien-pasien tersebut.. Obat antidepresan yang paling banyak digunakan adalah amitiptilin sebanyak 65,3%. 3. Berdasarkan mekanismenya, dari 74 potensi interaksi tersebut, terdapat interaksi farmakokinetik sebanyak 03 atau sebesar 59,9% dan interaksi dengan mekanisme farmakodinamik terjadi sebanyak 7 kasus atau sebesar 40,80%, sedangkan ditinjau dari sisi dampaknya terdapat 65 potensi interaksi, dengan potensi interaksi atau sebersar 0,6% berdampak minor, 96 potensi interaksi sigifikan atau sebesar 58,8%, dan 68 potensi interaksi serius atau sebesar 4,%. DAFTAR PUSTAKA Anderson, I., 000. Review: selective serotonin reuptake inhibitors are as effective as tricyclic antidepressants overall but may be less effective in some patient subgroups. Affect Disord 3, 000. Bentue-Ferrer, D., Reymann, J., Tribut, O., Allain, H., Vasar, E., Bourin, M., 00. Role of dopaminergic and serotonergic systems on behavioral stimulatory effects of low-dose alprazolam and lorazepam. Eur Neuropsychopharmacol, 4 5. Bishop, J.R., Bishop, D.L., 0. How to prevent serotonin syndrome from drug-drug interactions. Curr. Psychiatr. 0, Cooper, B.E., Sejnowski, C.A., 03. serotonin syndrome: Recognition and Treatment. AACN Adv. Crit. Care 4, 5 0. Darmayanti, N., 00. Meta Analisis: Gender Dan Depresi Pada Remaja 35, Evoy, G.K.M., 008. American Society of health-system pharmacists formulary service. Bethesda. Ewald Howarth, Wainberg, M., Cournos, F., 004. Psychiatric Medications and HIV 3

16 Antiretrovirals: A Guide to Interactions For Clinical. In: NY/NJ AETC and the Columbia University HIV Mental Health Training Project. Feighner, J., 999. Mechanism of Action of Antidepressant Medications. J Clin Psychiatry 4,. Fuller, M., Sajatoviv, M., 00. Drug Information Handbook for Psychiatry. Lexy Comp, Kanada. Ganiswara, S.G., 008. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI, Jakarta. Hansten, philip D., Horn, J.R., 000. Managing Clinically Important Drug Interactions. Fact & Comparisions. Italiano, D., Spina, E., de Leon, J., 04. Pharmacokinetic and pharmacodynamic interactions between antiepileptics and antidepressants. Expert Opin. Drug Metab. Toxicol. 0, Lynch, T., Price, A., 007. The effect of cytochrome P450 metabolism on drug response, interactions, and adverse effects. Am. Fam. Physician 76, Medscape, 05. Drug Interaction Cheker [www Document]. online. URL Mental, H., 0. Graylands Hospital Drug Bulletin Cytochromes and Psychotripics. North Metrop. Area Heal. Serv. 8. Miguel, C., Albuquerque, E., 0. Drug interaction in psycho-oncology: Antidepressants and antineoplastics. Pharmacology 88, Moreau, A., Jones, B., Banno, J., 986. Chronic central anticholinergic toxicity in manic depressive illness mimicking dementia. Can J Psychiatry 3, Naibaho, D., 008. Hubungan Interval QTc Memanjang Dengan Derajat Disfungsi Hati pada. Uviversitas Sumatera Utara. Pieter, H.Z., Janiwarti, B., Ns. Marti Saragih, 0. Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Kencana, Jakarta. Rahmawati, F., Handayani, R., Gosal, V., 006. Kajian Retrospektif Interaksi Obat di Rumah Sakit Pendidikan Dr. SardjitoYogyakarta. Maj. Farm. Indones. 7, Rasheed, A., Javed, M., Nazir, S., Khawaja, O., 994. Interaction of chlorpromazine with tricyclic anti-depressants in schizophrenic patients. J Pak Med Assoc 44, Sharpley, A.L., Vassallo, C.M., Cowen, P.J., 000. Olanzapine increases slow-wave sleep: evidence for blockade of central 5-HT(C) receptors in vivo. Biol Psychiatry 47, Stockley, 008. Stockley s Drug Interaction, 8th Edition. Pharmaceutical Press., London. 4

17 Surbakti, R. br, 04. Case Report A 30 Years Old Man With Depressed Type Of Schizoaffective Disorder. J Medula Unila 3, Syamsudin, 0. Interaksi Obat Konsep Dasar dan Klinis. Universitas Indonesia (UI- Press), Jakarta. Tatro, D., 00. Drug Interaction Fact 6Ty edition, Facts Comparison. a Wolter Kluwers, St Louis. Tatro, D.., 009. Drug Interaction Fact The Autority Drug Interactions, Fact And Comparison. Wolter Kluwers, St Louis. Walzer, M., Bekersky, I., Blum, R., Tolbert, D., 0. Pharmacokinetic drug interactions between clobazam and drugs metabolized by cytochrome P450 isoenzymes. Pharmacotherapy 3, Wenzel-Seifert, K., Wittmann, M., Haen, E., 0. QTc prolongation by psychotropic drugs and the risk of Torsade de Pointes. Dtsch. Arztebl. Int. 08, Yap, G., Camm, A., 003. Drug induced QT prolongation and Torsades de Pointes. Heart 89, Young, C.R., Bowers, M.B., Mazure, C.M., 998. Management of the adverse effects of clozapine. Schizophr. Bull. 4,

POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2015 SKRIPSI

POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2015 SKRIPSI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDEPRESAN DI RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG PERIODE JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: IRNA FITRIANA K 100120158 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN PEDIATRI STUDI RETROSPEKTIF DI 3 APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2014 SKRIPSI

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN PEDIATRI STUDI RETROSPEKTIF DI 3 APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2014 SKRIPSI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA RESEP PASIEN PEDIATRI STUDI RETROSPEKTIF DI 3 APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JULI - DESEMBER 2014 SKRIPSI Oleh : FITRI NURSANTI K100120044 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gejala negatif skizofrenia merupakan dimensi psikopatologi penting yang mencerminkan tidak adanya atau berkurangnya perilaku dan fungsi normal, termasuk kekurangan

Lebih terperinci

SKRIPSI NIKO PRASETYO K Oleh:

SKRIPSI NIKO PRASETYO K Oleh: IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG REACTIONS (ADR) PENGGUNAAN OBAT ANTIDEPRESAN PADA PASIEN DEPRESI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PERIODE AGUSTUS TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: NIKO PRASETYO K 100120130

Lebih terperinci

POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH X PERIODE OKTOBER DESEMBER TAHUN

POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH X PERIODE OKTOBER DESEMBER TAHUN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH X PERIODE OKTOBER DESEMBER TAHUN 2015 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Analisis Potensi Interaksi Obat Pada Penatalaksanaan Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

Analisis Potensi Interaksi Obat Pada Penatalaksanaan Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Analisis Potensi Interaksi Obat Pada Penatalaksanaan Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Ida Lisni 1, Dharma Patti 1, Siti Saidah 2 1 Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, email: lisni_ida@yahoo.co.id

Lebih terperinci

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015 POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: Rinza Bagus Prakoso K100120169 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIDEPRESAN PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIDEPRESAN PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI EVALUASI TERAPI OBAT ANTIDEPRESAN PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2011-2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: YUNIASTUTI K 100 090 133 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan harta yang paling penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga negara seperti yang telah diatur oleh undang-undang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara deskriptif analitik dengan tujuan untuk mencari hubungan antara jumlah obat dengan potensi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG REACTIONS

IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG REACTIONS IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG REACTIONS (ADR) PENGGUNAAN OBAT ANTIDEPRESAN PADA PASIEN DEPRESI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PERIODE AGUSTUS TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: NIKO PRASETYO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan mencatat data-data yang diperlukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE JANUARI JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : TRI HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 KAJIAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD ABSTRAK IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Alfisah Fatrianoor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: TOUDA KURNIA ANDRIYA K 100 040 180 FAKULTAS

Lebih terperinci

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Oleh: DHIKA ASRI PURNAMISIWI K100120190 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh : Ery Rossatriaa M SURAKARTAA

Oleh : Ery Rossatriaa M SURAKARTAA EVALUASI PERESEPAN OBAT ANTIDEPRESAN PADA PASIEN DEPRESI DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan, berbagai studi dan temuan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan, berbagai studi dan temuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian obat yang tidak rasional merupakan masalah serius dalam pelayanan kesehatan karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Di banyak negara, pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakit biasanya akut tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN Salah satu penyakit degeneratif terbesar adalah Diabetes Mellitus. Diabetes Meliitus yang tidak

Lebih terperinci

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H. INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013 Nidayanti 1 ; Aditya Maulana.P.P

Lebih terperinci

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR GAMBARAN PERESEPAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir

BAB I PENDAHULUAN. Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir bersamaan berpotensi menyebabkan interaksi yang dapat mengubah efek yang diinginkan. Interaksi bisa

Lebih terperinci

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI Oleh : HAPSARI MIFTAKHUR ROHMAH K 100 050 252 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS

DRUG RELATED PROBLEMS DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS

Lebih terperinci

INTERAKSI OBAT TERHADAP PERESEPAN ANTIPSIKOTIK PASIEN SKIZOFRENIA DIRUMAH SAKITJIWA SAMBANGLIHUM KALIMANTANSELATANTAHUN2011

INTERAKSI OBAT TERHADAP PERESEPAN ANTIPSIKOTIK PASIEN SKIZOFRENIA DIRUMAH SAKITJIWA SAMBANGLIHUM KALIMANTANSELATANTAHUN2011 INTERAKSI OBAT TERHADAP PERESEPAN ANTIPSIKOTIK PASIEN SKIZOFRENIA DIRUMAH SAKITJIWA SAMBANGLIHUM KALIMANTANSELATANTAHUN2011 DRUG INTERACTION OF SKIZOFRENIA ATIPSHYCOTIC PRESCRIPTION IN PSYCHIATRIC HOSPITAL

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIDIABETIKA PADA PASIEN GERIATRI PENDERITA DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG TAHUN 2010 Ratna Suminar, Moeslich Hasanmihardja, Anis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drug Related Problems (DRPs) merupakan penyebab kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien yang

Lebih terperinci

(Submited : 13 Februari 2018, Accepted : 31 Maret 2018) Hendera, Sri Rahayu

(Submited : 13 Februari 2018, Accepted : 31 Maret 2018) Hendera, Sri Rahayu INTERAKSI ANTAR OBAT PADA PERESEPAN PASIEN RAWAT INAP PEDIATRIK RUMAH SAKIT X DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MEDSCAPE (Drug Interaction Between The Prescribing Pediatric Inpatients At Hospital X Using Medscape

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan jiwa dan psikososial menurut The World Health Report tahun 2001 dialami kira-kira 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sekarang ini, puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dituntut untuk menjadi gate keeper pelayanan

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Alfi Yasmina Psikotropika Antipsikotik/neuroleptik/major tranquilizer Antiansietas/ansiolitik/minor tranquilizer Antidepresi Psikostimulan Psikosis Ditandai: Gangguan

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Alfi Yasmina Psikotropika Antipsikotik/neuroleptik/major tranquilizer Antiansietas/ansiolitik/minor tranquilizer Antidepresi Psikostimulan 1 Psikosis Ditandai: Gangguan

Lebih terperinci

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3 INTISARI GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DENGAN DIAGNOSIS TB PARU DENGAN ATAU TANPA GEJALA HEMAPTO DI RSUD ULIN BANJARMASIN PADA TAHUN 2013 Ari Aulia Rahman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ ekskresi utama di samping hati. Fungsi yang paling penting adalah untuk membuang racun, membuang kelebihan garam dan air dalam bentuk urine (Stein,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini mengikuti desain non-eksperimental dengan rancangan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode retrospektif dari catatan

Lebih terperinci

* Dosen FK UNIMUS. 82

* Dosen FK UNIMUS.  82 Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Demam Tifoid Di Unit Rawat Inap Bagian Anak dan Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Periode Januari Desember 2004 Drug Use Evaluation of Adults and Children

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE 2012-2014 Darrel Ash - Shadiq Putra, 2015. Pembimbing I : Budi Liem, dr., M.Med dan Pembimbing II : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA Aulia Nisa, Victoria Yulita Fitriani, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: TEDY KURNIAWAN BAKRI NIM PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

SKRIPSI OLEH: TEDY KURNIAWAN BAKRI NIM PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 PROFIL PERESEPAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DARI POLI KARDIOVASKULAR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI MARET 2011 SKRIPSI OLEH: TEDY KURNIAWAN BAKRI NIM 091524002

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat,

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom kronik yang beranekaragam dari pemikiran yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat, paham yang

Lebih terperinci

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008 KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2008 Yulias Ninik Windriyati 1), Erwin Tukuru 1), Ibrahim Arifin 1) 1) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015 IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: NUR WIJAYANTI K 100 130 007 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. AGUSTUS 017 ISSN 0-49 ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG, DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ARI TYAS UTAMININGSIH K 100 040 176 FAKULTAS

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN EVALUASI POLA PERESEPAN BERDASARKAN BEERS CRITERIA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN PADA POLI PENYAKIT DALAM DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO PERIODE AGUSTUS 2010-MARET 2011 Dhian Rahayu Setyowati,

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO FAUZIAH PRASTIWI 2443011016 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt.

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD LUWUK PERIODE JANUARI MARET 2016

KAJIAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD LUWUK PERIODE JANUARI MARET 2016 KAJIAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD LUWUK PERIODE JANUARI MARET 2016 Yesia Stevani Mahamudu 1), Gayatri Citraningtyas 1), Henki Rotinsulu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RSUD PEKANBARU PADA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: REVTY AMELIA K100070004 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PENDERITA PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG PERIODE JANUARI JUNI 2015 EVALUATION OF ANTIBIOTIC USE AT CHILDRENS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA INTISARI HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Nurul Ainah 1, Aditya Maulana PP, M.Sc., Apt 2, Nadya Sari, S.Farm.,

Lebih terperinci

KOMBINASI OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN ASKES DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

KOMBINASI OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN ASKES DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO KOMBINASI OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN ASKES DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO Moeslich Hasanmihardja 1, Iskandar Sudirman 1, Budi Raharjo 2, Riris Nurmila D. 1 1 Fakultas Farmasi,

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016 EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016 SKRIPSI Oleh: ZAKIYAH NURUL HANIFA K.100120030 FAKULTAS

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID AKUT DI RS JIWA X JAKARTA

DRUG RELATED PROBLEMS ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID AKUT DI RS JIWA X JAKARTA Farmasains Vol. 2. No. 6, Oktober 2015 DRUG RELATED PROBLEMS ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID AKUT DI RS JIWA X JAKARTA DRUG RELATED PROBLEMS ANTIPSYCHOTIC ON ACUTE PARANOID SCHIZOPHRENIC

Lebih terperinci

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh :

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh : IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN BAGIAN ANAK RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif (non eksperimental). Pengambilan data dilakukan menggunakan metode retrospektif kemudian dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI Oleh: ELDESI MEDISA ILMAWATI K 100110038 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI JUNI 2012 SKRIPSI OLEH: CUT MAYA SARI

Lebih terperinci

Prosiding Farmasi ISSN:

Prosiding Farmasi ISSN: Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Kajian Interaksi Obat Antihipertensi pada Resep Pasien Rawat Jalan di Satu Puskesmas Kabupaten Bandung Barat Study of Antihypertension Drug Interactions in Outpatient

Lebih terperinci

POTENSIAL INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Oleh: PUTI TRI SULISTIATI K

POTENSIAL INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Oleh: PUTI TRI SULISTIATI K POTENSIAL INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Oleh: PUTI TRI SULISTIATI K 100 060 119 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang sering dijumpai dan termasuk gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia juga merupakan salah

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.

Lebih terperinci

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 Vanesha Sefannya Gunawan 1, Johan Arifin 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG RUTH AGUSTINA R. 2443009171 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : TITIN SETYANINGSIH K 100 060 098 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration)

BAB I PENDAHULUAN. keluaran klinik yang diharapkan. Kesalahan pemberian obat (drug administration) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drug Related Problems (DRPs) didefinisikan sebagai kejadian atau permasalahan yang ada dalam terapi obat atau mengganggu secara potensial hasil keluaran klinik

Lebih terperinci

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 6 SIMPULAN 6.1. Simpulan Dari hasil penelitian terhadap pola regimentasi obat pada pasien pneumonia di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya pada periode Januari 2009 sampai Desember 2009 dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai antikoagulan oral untuk terapi tromboembolisme vena dan untuk mencegah emboli sistemik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : WAHYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien diare di Puskesmas

Lebih terperinci

STUDI RETROSPEKTIF INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PEDIATRIK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 TESIS

STUDI RETROSPEKTIF INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PEDIATRIK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 TESIS STUDI RETROSPEKTIF INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PEDIATRIK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012 TESIS OLEH: UMI CHAIRANI MANIK NIM 107014006 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyumbang angka kematian terbesar di dunia. Disability-Adjusted Life Years (DALYs) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terutama di Instalasi Rekam Medik dan dilaksanakan pada Agustus 2015 Januari 2016. B. Jenis

Lebih terperinci

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS INTISARI PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS Rinidha Riana 1 ; Yugo Susanto 2 ; Ibna Rusmana 3 Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia atau geriatrik di dunia. Berdasar data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik, pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,

Lebih terperinci