UPAYA-UPAYA PENANGANAN WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GUINEA OLEH BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI PROVINSI PAPUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA-UPAYA PENANGANAN WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GUINEA OLEH BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI PROVINSI PAPUA"

Transkripsi

1 UPAYA-UPAYA PENANGANAN WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GUINEA OLEH BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI PROVINSI PAPUA ANNISA WANGGAI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Upaya Upaya Penanganan Wilayah Perbatasan Republik Indonesia Papua New Guinea Oleh Badan Provinsi Papua, dengan rumusan masalah bagaimana upaya-upaya penanganan wilayah perbatasan antara RI-PNG yang dilakukan oleh Badan Provinsi Papua, dengan tujuan mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Negeri Provinsi Papua. Untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana upaya penanganan wilayah perbatasan RI-PNG oleh Badan Provinsi Papua, maka penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, dan dasar penelitian ini adalah survey dengan mengambil 4 (empat) orang sebagai informan. Untuk memperoleh data maka penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data yaitu wawancara. Berdasarkan hasil penelitian ini, upaya penanganan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua telah sesuai dengan prosedur pengelolaan/manajemen yaitu dengan melakukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan, pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan dan pengawasan dari rencana melalui pelaksanaan untuk mengukur tingkat keberhasilan. I. PENDAHULUAN Papua merupakan salah satu provinsi yang berada pada posisi strategis di kawasan timur Republik Indonesia, yakni sebelah Utara berbatasan laut dengan Republik Palau, sebelah Selatan berbatasan dengan Australia dan sebelah Timur berbatasan laut dengan Papua New Guinea. Kawasan perbatasan negara merupakan manifestasi utama dan memiliki peran penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, keamanan dan keutuhan wilayah, dimana kawasan perbatasan memiliki persoalan sosial, politik, ekonomi, pertahanan keamanan menjadi semakin kompleks karena bersinggungan dengan kedaulatan negara lain. Letak Provinsi Papua (RI) yang berbatasan laut dan darat secara langsung dengan PNG menjadikan Papua sebagai pintu gerbang untuk kawasan Timur di Republik Indonesia. Perbatasan adalah akhir dari kedaulatan suatu negara yang bertemu dengan kedaulatan negara lain, hal ini menyebabkan sering timbulnya masalah yang berdampak bukan saja kepada individu melainkan kedaulatan negara terkait dengan penggunaan garis perbatasan sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan dalam negeri maupun hubungan luar negeri. Pengaturan perbatasan RI-PNG yang didasarkan pada persetujuan dasar tentang perjanjian perbatasan kedua negara ( Basic Agreement on Border Arrangements Between the Republic of RI and The Republic of PNG pada tahun 2013), sifatnya masih terbatas. Dinamika pengaturan perbatasan ini terus diupayakan paralel dengan kepentingan nasional kedua negara hingga saat ini. Kedua negara setuju untuk menjadikan masalah lintas batas orang dan barang dari dan ke wilayah perbatasan diatur bersama dalam sebuah Perjanjian Khusus untuk Pengaturan-Pengaturan khusus lintas batas Tradisional dan Kebiasaan antara RI-PNG (Special Arrangements for Tradisional and Customary Border Crossing Between RI and PNG). Dalam pengelolaannya perbatasan wilayah negara yang khususnya berada di Provinsi Papua dikelola oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua yang menjadi perwakilan atau kepanjangan tangan dari Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan. Badan ini mempunyai tugas pokok menyelenggarakan, mengembangkan potensi perbatasan dan kerjasama luar negeri dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

2 Banyaknya masalah yang terjadi di kawasan perbatasan RI-PNG di Provinsi Papua seperti masalah pertahanan dan keamanan, masalah pelintas batas ilegal, masalah warga negara PNG yang tinggal di wilayah perbatasan namun masuk pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan terbelakangnya penduduk kawasan perbatasan. Masalah-masalah ini tentunya harus dicari jalan keluar dan titik temu antara kedua negara yang berbatasan. Berdasarkan tugas dari instansi yang mengelola perbatasan maka harus ada fungsi pengelolaan seperti perencanaan yang baik bagi wilayah perbatasan demi meminimalisir masalah yang terjadi pada Kawasan Perbatasan RI-PNG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua dalam menangani masalah-masalah yang terjadi di wilayah perbatasan RI-PNG. II. METODE PENELITIAN Lokasi dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Provinsi Papua. Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, sedangkan dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan tentang bagaimana Negeri Provinsi Papua menangani masalah yang terjadi di wilayah perbatasan RI-PNG. Informan Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Negeri Provinsi Papua, Kepala Sub Bidang Pengelola Batas Wilayah, Staf Sub Bidang Infrastruktur Fisik dan Pemerintahan, dan Staf Sub Bidang Penataan Ruang Kawasan Perbatasan. Instrumen Pengumpulan Data Dengan metode deskriptif kualitatif maka data yang akurat dikumpulkan dengan teknik observasi yaitu mengamati langsung hasil dari apa yang telah dilakukan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri, wawancara dengan para pegawai dan dokumentasi untuk menjadi bukti penelitian ini. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul akan dianalisa secara deskriptif kualitatif yaitu, dengan menguraikan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis dari sejumlah dari sejumlah data kualitatif. Dimana data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi di lapangan untuk memperjelas gambaran hasil. III. Pembahasan dan Analisis Upaya penanganan wilayah perbatasan melalui perencanaan Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Negeri Provinsi Papua maka dapat diketahui bahwa Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri melaksanakan perencanaan yang akan dijadikan program kerja sesuai dengan visi misi dan tupoksi yang ditetapkan. Perencanaan juga bersumber dari kebutuhan yang ada di masyarakat dan juga kebutuhan pada wilayah perbatasan yang selama ini masih kurang lengkap sarana dan prasarananya. Dalam proses perencanaan, telah diketahui apa tujuan yang ingin dicapai, kemana sasaran perencanaan ini dan mana perencanaan yang harus ditetapkan sebgai rencana dan akan dijadikan program kerja. Rencana yang telah ditetapkan tidak hanya untuk pembangunan fisik akan tetapi juga bisa untuk membangun kualitas Sumber Daya Aparatur Badan Pengelola Perbatasan yang lebih baik. Karena untuk menjalankakn rencana yang telah ditetapkan diperlukan aparatur yang berkualitas. Rencana suatu organisasi akan menentukan kemana arah dan tujuan organisasi itu sendiri. Upaya penanganan wilayah perbatasan melalui pelaksanaan kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan oleh Badan banyak sekali kendala yang harus dihadapi seperti keadaan wilayah perbatasan yang kurang aman, juga masalah warga negara PNG yang tinggal di kawasan perbatasan yang masuk di wilayah Indonesia, masalah perijinan tinggal warga negara PNG di Indonesia, masalah kewarganegaraan dan masalah hak ulayat. Namun dengan melakukan banyak sosialisasi kepada masyarakat juga dengan adanya koordinasi yang baik dengan pihak negara tetangga maka kita dapat mengatasi masalah-masalah yang ada dan mendapatkan jalan keluar. Program kerja yang dilakukan oleh Badan Provinsi Papua meliputi semua aspek yang berguna bagi masyarakat dan dalam penanganan wilayah perbatasan. Kegiatan yang dilakukan meliputi aspek yang menjadi skala prioritas di Provinsi Papua yaitu: ekonomi, pendidikan, sosial budaya, infrastruktur. Adapun program yang menjadi prioritas pengelolaan bagi kawasan perbatasan RI-PNG yaitu: penegasan dan penetapan garis perbatasan antar negara,

3 peningkatan penertiban administrasi kependudukan dan status kewarganegaraan, peningkatan pengawasan lintas batas tradisional dan internasional, dan peningkatan hubungan kerjasama luar negeri. Upaya penanganan wilayah perbatasan melalui pengawasan seluruh pelaksanaan kegiatan Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri telah membangun Pos Pengamanan Lintas Batas (PPLB), membangun pasar untuk menumbuhkan aktifitas ekonomi bagi penduduk kawasan perbatasan, membangun tugu-tugu yang menjadi tanda batas bagi perbatasan RI-PNG, memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk meningkatkan pendapatan penduduk kawasan perbatasan, membersihkan tugu pilar batas RI- PNG, melaksanakan lomba lari lintas negara dan masih banyak lagi. Tujuan yang ingin dicapai dari rencana dan seluruh rangkaian kegiatan adalah sesuai dengan visi dari Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua yaitu Terwujudnya Kawasan Perbatasan yang Aman, Tertib, Sejahtera dan Terciptanya Hubungan yang Harmonis dengan Negara Sahabat. Dan juga telah melakukan kegiatan sesuai dengan tupoksi dari Negeri. Dengan mengamati hasil kerja yang telah dilaksanakan dan dari hasil wawancara maka dapat dipastikan bahwa Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri ini telah melaksanakan semua kegiatan berdasarkan rencana awal, dan tujuan dari semua rencana melalui pelaksanaan kegiatan telah tercapai sesuai keinginan dan tepat sasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian dalam Suhendra (2008:61) yang mengatakan bahwa Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Berikut hasil wawancara dengan pihak Negeri Provinsi Papua. Untuk mengetahui apakah yang mendasari proses perencanaan yang dilakukan oleh Badan Provinsi Papua dalam menangani wilayah perbatasan dapat dilihat dari hasil wawancara berikut dengan Ibu Suzana Wanggai yang mengatakan BPPKLN menyusun perencanaan berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan yaitu menyusun dan menetapkan rencana aksi pembangunan batas wilayah negara. Oleh karena itu kami melihat apa saja yang menjadi kebutuhan pada kawasan perbatasan maka akan kami lakukan proses penyusunan rencana lalu menetapkan rencana tersebut sebagai program kerja kantor BPPKLN. ( Hasil Bapak Yan Numberi selaku KaSub Bidang Pengelolaan Batas Wilayah mengatakan bahwa : Kami di Kantor ini menyusun rencana berdasarkan dengan kebutuhan di lapangan. Kami tidak mungkin melakukan rencana atas dasar kemauan kami sendiri karena ini adalah pengelolaan batas negara yang sangat sensitif, dan kami memiliki Visi dan Misi yang jelas maka kami tidak akan keluar dari jalur yang ada. (Hasil wawancara tanggal 1 Untuk mengetahui rencana apa saja yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri dapat dilihat dari hasil wawancara berikut, Ibu Suzana Wanggai mengatakan bahwa : Banyak rencana yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri, misalnya saja dalam penertiban administrasi bagi pelintas batas, melakukan kerjasama di bidang sosial budaya, melakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Aparatur pengelola perbatasan dan kerjasama luar negeri, rencana penyediaan sarana dan prasarana masyarakat kawasan perbatasan dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu persatu.( Hasil wawancara tanggal 1 Untuk mengetahui apakah perencanaan ini juga langsung menyentuh pada masyarakat perbatasan maka dapat diketahui dari hasil wawancara berikut dengan Ibu Suzana Wanggaiyang mengatakan mengatakan Tentunya kami melakukan perencanaan yang menyentuh langsung kepada masyarakat di kawasan perbatasan, sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat perbatasan. (Hasil wawancara tanggal 1 Sedangkan Bapak Yan Numberi mengatakan

4 Sudah pasti itu yang kami lakukan, tujuan kita ini kan jelas sesuai dengan visi dan misi dari kantor kami. (Hasil wawancara tanggal 1 Bapak Robert Muabuay mengatakan Apabila melihat dari hasil rencana yang telah ditetapkan maka saya juga dapat mengatakan bahwa iya rencana yang kami buat ini demi mensejahterakan masyarakat kawasan perbatasan dan wilayah perbatasan juga. (Hasil wawancara tanggal 1 Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri telah dilaksanakan berdasarkan tupoksi dan juga visi misi dari instansi ini serta dengan melihat kebutuhan di lapangan agar nantinya hasil dari perencanaan ini sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk mengetahui bagaimana memulai pelaksanaan sesuai rencana yang telah ditetapkan maka dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini dengan seorang pejabat struktural pada Badan, Ibu Suzana Wanggai mengatakan Berdasarkan rencana yang telah ditetapkan maka pelaksanaan pembangunan pada wilayah perbatasan dilakukan dengan cara pembagian tugas yang terstruktur. Jadi mengerjakan suatu pekerjaan juga harus sesuai dengan bidang-bidang yang telah dibentuk, dengan adanya pembagian tugas seperti ini maka akan mudah terkontrol pekerjaan yang sedang dilaksanakan. (Hasil wawancara 1 Seorang pejabat struktural Bapak Yan Numberi mengatakan Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami di percayakan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tupoksi pada masing-masing bidang. Jadi pelaksanaan kegiatanpun akan dilaksanakan sesuai rencana namum tak lepas dari apa yang menjadi program kerja sesuai dengan bidang tugas kami, agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan dalam melaksanakan kegiatan. Penempatan pegawai pada bidang-bidang ini juga sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh pegawai. Koordinasi kepada pimpinan dalam hal ini juga sangat penting agar pelaksanaan kegiatan juga tetap berjalan dengan lancar. (Hasil wawancara tanggal 1 Seorang staff yaitu Bapak Awin mengatakan Pelaksanaan kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan dana yang telah dianggrakan. Semangat dan dukungan yang diberikan dari pimpinan juga sangat penting bagi terselenggaranya kegiatan-kegiatan yang kami lakukan. (Hasil wawancara tanggal 1 Dari hasil wawancara dapat di analisis bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai rencana harus dilakukan dengan cara pembagian tugas sesuai keahlian, koordinasi yang baik, ketersediaan anggaran, dan pemberian motivasi. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan ibu Suzana Wanggai yang mengatakan: Masalah yang sering dihadapi adalah pelintas batas tradisional dan pelintas batas illegal. Banyak warga negara PNG yang tinggal di kawasan perbatasan yang masuk dalam wilayah Indonesia untuk berkebun. Menurut mereka itu adalah tanah ulayat milik keluarga turun temurun mereka. Cara mengatasinya adalah dengan selalu turun ke lapangan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana aturan pelintas batas, berkoordinasi dan menggandeng pihak Pemerintah Papua New Guinea untuk bersama-sama turun ke lapangan dan mencari tahu apa yang harus dilakukan, artinya kita mencegah jangan sampai ada petugas-petugas pemerikasa dari Pemerintah Indonesia maupun dari Pemerintah PNG dan akan menjadi masalah nantinya. Dari masing-masing negara harus mendata berapa jiwa/keluarga yang tinggal di wilayah Indonesia dan benar-benar di tanyakan kepada mereka berapa lama akan tinggal di wilayah Indonesia, dan apabila telah habis masa ijin tinggal maka akan diperpanjang. Namun apabila tidak di perpanjang maka akan ditanyakan apakah ingin menjadi Warga Negara Indonesia atau tidak? Apabila ingin pindah kewarganegaraan maka mereka akan langsung di catat namanya. (Hasil

5 Menurut Bapak Yan Numberi, seorang pejabat struktural pada BPPKLN : Kendala yang sering dihadapi saya rasa selain pelintas batas ilegal, dan penduduk tanpa ijin tinggal ada pula masalah yang lebih serius, yaitu masalah tanah adat/hak ulayat. Untuk mengatasinya adalah berkoordinasi dengan pimpinan dan kemudian akan ada keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut. (Hasil Untuk mengetahui apakah Badan Pengelola Perbatasan telah melaksanakan kegiatan berdasarkan skala prioritas di Provinsi Papua dapat dilihat dari hasil wawancara berikut dengan Ibu Suzana Wanggai yang mengatakan Ya kita telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan skala prioritas Provinsi Papua, pelaksanaan kegiatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, infrastruktur serta sarana dan prasarana yang memadai. Badan Perbatasan telah berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Misalnya dalam bidang pendidikan maka kami harus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, dalam bidang kesehatan maka kami akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan, dalam bidang ekonomi kami akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Perindustrian Dan Perdagangan, dan dalam bidang infrastruktur kami berkoordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum. Jadi semua dilakukan sesuai kebutuhan di kawasan perbatasan tentunya.(hasil Demikian juga yang disampaikan oleh bapak Robert Muabuay yang mengatakan Kami juga berkoordinasi dengan pihak pengelola perbatasan di daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea agar melaksanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan. Kegunaan dari koordinasi dengan pihak kabupaten adalah agar kami dapat memantau apa saja yang telah dilaksanakan oleh pengelola perbatasan di kabupaten di provinsi Papua. (Hasil wawancara tanggal 1 Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang sering menjadi kendala dalam pelaksanaan sesuai program kegiatan Badan adalah mengenai pelintas batas ilegal dan hak ulayat atas tanah. Dan kegiatan yang dilakukan juga telah sesuai dengan skala prioritas di Provinsi Papua. Untuk mengetahui apakah semua tahap pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh Negeri Provinsi Papua telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan dapat dilihat dari hasil wawancara berikut dengan Ibu Suzana Wanggaiyang mengatakan Semua kegiatan yang telah kami lakukan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dari awal. (Hasil Dari hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebagai program kerja. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang telah dilakukan oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua dapat dilihat dari hasil wawancara berikut dengan Ibu Suzana Wanggaiyang mengatakan Banyak yang telah kami laksanakan contohnya adalah pemeliharaan dan pembersihan pilar-pilar batas/ Tugu Perbatasan RI-PNG, pembangunan pagar dan gapura No Man S Land RI-PNG, melakukan tatap muka dengan masyarakat pelintas batas RI yang bermukim di Kiunga Western Province PNG, melaksanakan rapat koordinasi pembangunan perbatasan. (Hasil wawancara tanggal 1 Bapak Robert Muabuay mengatakan BPPKLN telah melakukan kegiatan di berbagai bidang seperti peningkatan pengawasan lintas batas tradisional dan internasional seperti pemberian bantuan GPS bagi nelayan Kabupaten Merauke dan Kota Jayapura, peningkatan hubungan bilateral yang harmonis dan saling menguntungkan dengan negara tetangga seperti melakasanakan pertemuan aparat dua negara RI-PNG, peningkatan kerjasama sosial budaya bagi masyarakat perbatasan RI-PNG seperti

6 memfasilitasi pengiriman tenaga guru dari Jayapura ke Vanimo. Untuk mengetahui apakah tujuan yang diinginkan telah tercapai dapat diketahui dari hasil wawancara berikut dengan Ibu Suzana Wanggaiselaku Kepala Badan mengatakan Tujuan yang kami inginkan adalah sesuai dengan visi dari Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua yaitu Terwujudnya Kawasan Perbatasan yang Aman, Tertib, Sejahtera dan Terciptanya Hubungan yang Harmonis dengan Negara Sahabat, dan itu telah tercapai, namun yang masih harus menjadi perhatian adalah masalah keamanan. (Hasil wawancara tanggal 1 Bapak Yan Numberi mengatakan Iya, kami telah melakukan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan telah sesuai dengan DPA pada bidang kami. (Hasil Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang yang berguna bagi kawasan perbatasan dan masyarakat kawasan perbatasan. Dan juga telah mencapai tujuan yang diinginkan. Kesimpulan Upaya Penanganan Wilayah Perbatasan RI- PNG Melalui Perencanaan adalah : Perencanaan bersumber dari kebutuhan di lapangan dan sesuai dengan Visi yang dimiliki oleh Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, serta dengan melihat apa yang menjadi prioritas pembangunan di Provinsi Papua. Rencana yang ditetapkan adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk kawasan perbatasan dan untuk pengelolaan kawasan perbatasan yang lebih baik lagi. Upaya Penanganan Wilayah Perbatasan RI- PNG melalui pelaksanaan adalah: Dalam proses pelaksanaan kegiatan, Badan Provinsi Papua telah membagi bidang-bidang kerja yang didalamnya terdapat aparatur sesuai dengan keahliannya agar pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Staff akan bekerja sesuai dengan arahan dari pimpinan. Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua telah melakukan koordinasi dengan negara tetangga terkait pengelolaan batas wilayah dan pembangunan infrastruktur serta pembangunan tanda batas RI- PNG. Upaya Penanganan Wilayah Perbatasan RI- PNG Melalui Fungsi Pengawasan Dari pengawasan yang dilakukan maka kegiatan yang telah dilaksanakan telah berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai TUPOKSI Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua. Masalah yang masih sulit diatasi adalah terkait masalah keamanan di wilayah perbataasan, pelintas batas illegal, dan masyarakat PNG yang tinggal di Wilayah Indonesia dengan alasan mereka mempunyai tanah ulayat di wilayah Indonesia. Dengan kondisi kawasan perbatasan yang belum aman maka seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu Terwujudnya Kawasan Perbatasan yang Aman, Tertib, Sejahtera dan Terciptanya Hubungan yang Harmonis dengan Negara Sahabat. Saran Dengan melihat adanya masalah-masalah yang belum bisa teratasi dengan baik adalah masalah keamanan, pelintas batas illegal, dan masalah hak ulayat Warga Negara PNG di Indonesia maka saran dari kami adalah : Dalam penyusunan perencanaan selanjutnya harus menyusun rencana tata ruang wilayah pertahanan darat, laut dan udara untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasional. 1. Menyesuaikan perencanaan tata ruang Provinsi/Kabupaten/ Kota sesuai dengan kebutuhan pertahanan. 2. Melakukan sosialisasi tentang peraturan administrasi pelintas batas sesuai aturan. 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur yang lebih baik lagi dengan cara melihat pengelolaan kawasan perbatasan di negara-negara lain. Dan mempelajari bagaimana mengatasi masalah di lapangan, agar dalam pelaksanaan kegiatan terkait pengelolaan perbatasan wilayah akan lebih baik lagi ke depannya.

7 4. Melakukan koreksi dan perbandingan dari tahap tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan, sampai pada pelaksanaan kegiatan dalam periode berjalan atau yang telah selesai dan dari perbandingan inilah akan didapatkan umpan balik agar dalam perencanaan kegiatan di periode selanjutnya akan lebih baik lagi. 5. Dalam melakukan pengawasan sebaiknya yang paling penting adalah mengawasi penggunaan biaya selama kegiatan berlangsung, mengawasi personel inti agar tidak ada penyimpangan dalam melaksanakan pekerjaan, dan mengawasi hasil pekerjaan apakah telah berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Daftar Pustaka Ardhana, I Ketut Dinamika Etnisitas dan Hubungan Ekonomi Pada Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur. Jakarta: Pusat Penelitian Sumber Daya Regional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Boga, Ananta Pramudya Pentingnya Penataan Batas Daerah di Indonesia. Bagian Perencanaan, Jakarta: Setditjen Bina Administrasi Kewilayahan. Elyas, Elfin Semangat Baru Mengubah Wajah Perbatasan Negara. Jakarta: Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Gunawan, Imam Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko, Hani Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Siagian P. Sondang Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta. Siswanto Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Suhendra, K Manajemen dan Organisasi. Bandung: Mandar Maju Peraturan : Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 18 Tahun 2007 tentang Standardisasi Sarana, Prasarana, dan Pelayanan Lintas Batas Antar Negara. Peraturan Gubernur Papua No. 49 Tahun Uraian Tugas dan Fungsi Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua. Jayapura: Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Sekteretariat Daerah Provinsi Papua. Surat Edaran Gubernur Papua Nomor : 190/1145/SET Tanggal 25 Mei Tahun 2005 Tentang Koordinasi Pembinaan dan Supervisi Pengembangan Kawasan Perbatasan Antar Negara. Surat Edaran Gubernur Provinsi Papua Nomor : 190/2250/SET Tanggal 9 Agustus 2007 Tentang Penatalayanan Kawasan PPLB Skouw.

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Pengawasan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah

BAB V PENUTUP. a. Pengawasan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: untuk memberikan kepastian hukum mengenai ruang lingkup wilayah 152 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pengawasan dan hambatan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: a. Pengawasan Pelaksanaan Special Arrangments 1993: Pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN INDONESIA

PENYUSUNAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN INDONESIA PENYUSUNAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN INDONESIA Oleh Staf Ahli Menneg PPN Bidang Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Tertinggal ikhwanuddin@bappenas.go.id

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan.

Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan. Grand Design Pembangunan Kawasan Perbatasan www.arissubagiyo.com Latar belakang Kekayaan alam yang melimpah untuk kesejahterakan rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan peraturan serta untuk

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS. NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS. NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang a. bahwa dalam rangka menserasikan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM... I-1 1.3. GAMBARAN UMUM JAWA BARAT... I-4 1.3.1.

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2012 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN RENSTRA SKPD Untuk melaksanakan kebijakan yang merupakan perwujudan dari Visi

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJ O, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURWOREJ O, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN 1 PERATURAN NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASIPENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2007 BUPATI PURWOREJ O, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

SENGKETA-SENGKETA PERBATASAN DI WILAYAH DARAT INDONESIA. Muthia Septarina. Abstrak

SENGKETA-SENGKETA PERBATASAN DI WILAYAH DARAT INDONESIA. Muthia Septarina. Abstrak SENGKETA-SENGKETA PERBATASAN DI WILAYAH DARAT INDONESIA Muthia Septarina Abstrak Sengketa perbatasan antar negara merupakan suatu ancaman yang konstan bagi keamanan dan perdamaian bukan hanya secara nasional

Lebih terperinci

LAMPIRAN II RENCANA KERJA PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KEAMANAN NASIONAL (PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN)

LAMPIRAN II RENCANA KERJA PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KEAMANAN NASIONAL (PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN) LAMPIRAN II RENCANA KERJA PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KEAMANAN NASIONAL (PENANGANAN KAWASAN PERBATASAN) 1 2 3 4 5 1. INDONESIA MALAYSIA. Garis batas laut dan 1. Departemen Pertahanan (Action - Anggaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 03 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN MAMUJU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 147 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan dan mensinergikan penataan ruang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut. Dalam hubungan dengan kedaulatan negara, maka suatu negara harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. laut. Dalam hubungan dengan kedaulatan negara, maka suatu negara harus memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap negara memiliki batasan wilayah dengan negara lain baik darat maupun laut. Dalam hubungan dengan kedaulatan negara, maka suatu negara harus memiliki batas-batas

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juli 2008 Pukul : 08.30 WIB Tempat : Balai Petitih Kantor

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb No.580, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengamanan Perbatasan. Pengerahan Tentara Nasional Indonesia. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGERAHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. RPJMD / Perencanaan Strategis Periode 2009 2013 Dalam sebuah organisasi perencanaan merupakan faktor yang sangat

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN BNPP NOMOR : 3 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Aksi (Renaksi)

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2008 BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.107,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH - 442 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL SUB 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe - 2-3 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI Menimbang : a.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI) TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI) Menghadapi era globalisasi dimana tingkat hubungan antar daerah sudah semakin transparan dan saling mempengaruhi, maka dibutuhkan suatu kelembagaan pemerintahan yang memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.190, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Wilayah. Penataan. Penetapan. Perencanaan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah : 1. Isu yang dikembangkan dalam tahap perumusan masalah dari kebijakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLAAN PERBATASAN PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLAAN PERBATASAN PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLAAN PERBATASAN PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGELOLA PERBATASAN PROVINSI SULAWESI UTARA Menimbang Mengingat GUBERNUR SULAWESI UTARA; : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN BNPP NOMOR : 3 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA AKSI PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Aksi (Renaksi)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 28 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat Pada tahun 1969, suatu badan yang menangani pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1999 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2009 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Instansi Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Dinas yang bergerak dalam bidang Ke Cipta Karyaan, sebelumnya bernama Dinas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.130,2016 Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. ORGANISASI. TATA LAKSANA. Kedudukan. Susunan Organisasi. Tugas. Fungsi. Tata

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016 . LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks berimplikasi kepada tuntutan masyarakat yang ingin terlayani

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM KAWASAN PERBATASAN KAWASAN NEGARA 1) Dr. Bambang Istijono, ME 2)

MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM KAWASAN PERBATASAN KAWASAN NEGARA 1) Dr. Bambang Istijono, ME 2) MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI DALAM KAWASAN PERBATASAN KAWASAN NEGARA 1) Dr. Bambang Istijono, ME 2) ABSTRAK Pengelolaan wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar, selama ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan

Lebih terperinci

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57 (1) Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai tugas membantu Asisten Daerah Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan wilayah. Namun

Lebih terperinci

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G G U B E R N U R L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G / 125 / B.I / HK / 2008 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2008 Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

2008, No hukum dan kejelasan kepada warga negara mengenai wilayah negara; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.177, 2008 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Aspek Kajian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Biro Organisasi terdapat beberapa

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 28 TAHUN 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI SEKREATRIAT

Lebih terperinci

P. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

P. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA - 336 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional dan

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) 6619431 6623480 M E D A N - 20222 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci