PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KALANGAN MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KALANGAN MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009"

Transkripsi

1 PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KALANGAN MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009 Nurningsih Buamona 1, Baharuddin 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 Poltekkes Kemenkes Makassar 3 Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Sri Utami, 2012). Tujuan Penelitian Ini adalah Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswi tentang faktor risiko penyakit kanker payudara di Stikes Nani Hasanuddin Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 di Stikes Nani Hasanuddin Makassar sebanyak 286 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non probability sampling yaitu Purposive Sampling, didapatkan 74 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan responden tentang kanker payudara dikelompokkan menjadi dua kategori pengetahuan, yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan cukup. Berdasarkan hasil penelitian dari 74 orang responden, 28 orang (37.8%) memiliki pengetahuan baik, 46 orang (62.2%) memiliki pengetahuan cukup. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin Makassar angkatan 2009 berada dalam kategori cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi yang diterima baik melalui media cetak, maupun media elektronik, serta kurang atau rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai kanker payudara. Kata Kunci : Kanker Payudara, Pengetahuan, Perilaku, Makanan, Obesitas. PENDAHULUAN Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti kaum wanita, meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker payudara ini, walaupun masih sangat jarang terjadi. Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhannya (Endang Pruwoastuti, 2008). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah sesorang pelakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa, dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Ferry Efendi dkk, 2009). Kanker masih merupakan masalah kesehatan global yang mengancam penduduk dunia tanpa memandang ras, gender, ataupun status sosial ekonomi tertentu. Pada 2005, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat telah terjadi 7,6 juta kematian diseluruh dunia akibat kanker. Kanker pun merupakan salah satu objek investigasi terbesar dalam dunia kedokteran. Jutaan penelitian dan kajian ilmiah telah dilakukan. Berbagai institusi pendidikan, lembaga penelitian, ilmuwan, dan praktisi medis menunjukan perhatian yang besar pada penyakit ini. Beberapa langkah maju telah berhasil dibuat, khususnya dalam upaya deteksi dini dan terapi kanker. Kemajuan tersebut secara objektif dapat dibuktikan dengan meningkatnya angka harapan hidup pada penderita kanker. Namun, kita harus berbesar hati untuk menerima kenyataan bahwa jumlah penderita kanker terus meningkat. Kematian akibat kanker pun masih terus terjadi di berbagai belahan dunia (Monty P. Soemitro dkk, 2012). Kanker payudara menyentuh banyak kehidupan. Di Amerika Serikat ada lebih dari 2.5 juta survivor (orang yang selamat dari penyakit) kanker payudara. Peluang wanita didiagnosis kanker payudara invasif dalam hidupnya adalah 1 dari 7 dan hampir pria didiagnosis kanker payudara tiap 356

2 tahunnya. Dalam beberapa poin, kanker payudara akan mempengaruhi banyak dari kita dan kita akan dipenuhi banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban (Zora K. Brown, 2011). Khusus di Indonesia, kanker payudara disebut-sebut ada di posisi kedua sebagai kanker yang paling banyak menyerang wanita. Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa insidensi kanker payudara cenderung terus meningkat dan diperkirakan akan menjadi kasus kanker paling banyak di Indonesia (Monty P. Soemitro dkk, 2012). Angka kejadian kanker payudara di Sulawesi Selatan menempati peringkat kedua setelah kanker rahim. Berdasarkan data dari rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah pasien yang dirawat sepanjang tahun 2008 ditemukan 58 kasus kanker payudara, pada tahun 2009 ditemukan 72 kasus kanker payudara, dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 132 kasus kanker payudara (Mila Karmila, 2013). Telah banyak usaha yang dilakukan, baik oleh instansi, rumah sakit, maupun organisasi dalam menyebarkan informasi agar para wanita sadar dan waspada terhadap risiko-risiko yang berkaitan dengan kanker payudara. Begitu pula telah banyak program yang dibuat untuk membuat para wanita mengerti adanya kemungkinan dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk memahami kanker payudara. Namun, usaha-usaha tersebut masih terasa kurang karena pola hidup, kebiasaan sehat, dan pengertian tentang kanker payudara masih belum merata (Zaviera Pamungkas, 2011). Ketika kita bahkan tidak tahu secara pasti penyebab kanker payudara, kita masih bisa mengetahui faktor-faktor risiko tertentu yang dapat dikaitkan dengan penyakit ini. Faktor risiko adalah sesuatu yang mempengaruhi kesempatan seseorang untuk mengidap penyakit seperti kanker. Yang membedakan setiap kanker adalah faktor risiko. Sebagian faktor risiko, seperti merokok, minuman, dan makanan, bisa dikaitkan dengan hal-hal yang orang lakukan. Sedangkan yang lainnya, seperti usia seseorang, ras atau sejarah keluarga, tidak bisa diubah. Namun, faktor-faktor risiko tidak menyampaikan sesuatu kepada kita. Mempunyai satu faktor risiko, atau bahkan beberapa faktor resiko, tidak berarti orang tersebut akan mengidap kanker payudara (Zaviera Pamungkas, 2011). Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa betapa pentingnya memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko terjadinya kanker payudara. Besarnya angka kebutuhan informasi dan pengetahuan mendapat perhatian tersediri dan selayaknya diberikan kepada mereka yang berisiko tinggi. Disamping itu, mengingat jumlahnya yang makin meningkat, masalah lain kanker payudara di Indonesia ini adalah sebagian besar penderita datang ke dokter dalam keadaan yang sudah stadium lanjut. Keadaan ini akan menyulitkan dalam penanganannya di samping biaya yang sangat besar, hasilnya pun tidak memuaskan. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengetahui tata cara penanganan kanker payudara itu sendiri mulai dari deteksi dini, diagnostik, terapi dan rehabilitasi serta folllow up. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui faktor risiko terjadinya kanker payudara. Berangkat dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah : Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang faktor risiko penyakit kanker payudara di kalangan mahasiswi stikes nani hasanuddin makassar angkatan BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian ini dilakukan di Stikes Nani Hasanuddin Makassar yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 di Stikes Nani Hasanuddin Makassar. Proses pengambilan sampel menggunakan Non propability sampling yaitu purposive sampling, suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Besar sampel dalam penelitian berjumlah 74 orang. Kriteria inklusi 1. Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin Makassar. 2. Mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 yang aktif dalam perkuliahan. 3. Mahasiswi yang tidak memiliki penyakit atau kelainan pada payudara. 4. Mahasiswi yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi Mahasiswi yang berhalangan hadir dan mahasiswi yang tidak bersedia menjadi responden. Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari hasil pengumpulan kuisioner yang terdiri dari beberapa penyataan dan pertanyaan yang 357

3 telah disediakan oleh peneliti kepada responden. Pengumpulan data melalui koesioner dimaksudkan untuk mengetahui faktor resiko dari pengetahuan, perilaku, makanan, dan obesitas dengan kejadian penyakit kanker payudara. Data sekunder juga digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti seperti jumlah keseluruhan mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Data ini diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Stikes Nani Hasanuddin Makassar. Pengolahan dan Analisis Data Setelah pengumpulan data, selanjutnya data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Selecting 2. Editing 3. Koding 4. Tabulasi Data 5. Setelah data ditabulasi, selanjutnya dilakukan analisis univariat untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian dengan melihat distribusi n, mean, median dan modus. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Responden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Kelas n % Kelas A1 Kelas A2 Kelas A3 Kelas A Total Pada Tabel 1 menunjukan bahwa responden dengan berdasarkan kelas A1 sebanyak 24 orang (32.4%), kelas A2 sebanyak 9 orang (12.2%), kelas A3 sebanyak 32 orang (43.2%), dan kelas A4 sebanyak 9 orang (12.2%). Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Umur n % 21 Tahun 22 Tahun 23 Tahun Total Pada Tabel 2 menunjukan bahwa responden dengan umur 21 tahun sebanyak 16 orang (21.6%), responden dengan umur 22 tahun sebanyak 50 orang (67.6%), dan responden dengan umur 23 tahun sebanyak 8 orang (10.8%). Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Pendidikan n % SMU SMK Total Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMU sebanyak 69 orang (93.2%), dan responden dengan tingkat pendidikan SMK sebanyak 5 orang (6.8%). Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara di Hasanuddin Pengetahuan Tentang Kanker Payudara n % Baik Cukup Berdasarkan Tabel 4 tentang distribusi npengetahuan tentang kanker payudara responden, diketahui bahwa 37.8% responden atau sebanyak 28 orang dengan pengetahuan baik dan 62.2% responden atau sebanyak 46 orang dengan pengetahun cukup. Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Responden di Hasanuddin Makassar Pengetahuan n % Baik Cukup Pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa pengetahuan sebagai faktor risiko kanker payudara responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 34 orang (45.9%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 40 Orang (54.1%). Tabel 6 Distribusi Perilaku Responden di Hasanuddin Makassar Perilaku n % Baik Cukup Pada tabel 6 yang menunjukkan bahwa perilaku sebagai faktor risiko kanker payudara 358

4 responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 24 orang (32.4%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 50 Orang (67.6%). Tabel 7 Distribusi Makanan Responden di Hasanuddin Makassar Makanan n % Baik Cukup Pada tabel 7 yang menunjukkan bahwa makanan sebagai faktor risiko kanker payudara responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 orang (59.5%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 30 Orang (40.5%). Tabel 8 Distribusi Obesitas Responden di Hasanuddin Makassar Obesitas n % Baik Cukup Pada tabel 8 yang menunjukkan bahwa obesitas sebagai faktor risiko kanker payudara responden, diketahui yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 orang (29.7%), dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 52 Orang (70.3%). PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan tentang Pengetahuan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hasil tahu dari wanita mengenai kanker payudara baik dari segi penyebab, gejala, deteksi dini, dan faktor risiko terjadinya kanker payudara. Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah faktor Internal (pendidikan dan umur) dan faktor Eksternal (lingkungan dan sosial budaya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irna Setyowati dkk, pada tahun 2011 dengan judul Resiko Terjadinya Kanker Payudara Ditinjau Dari Pengetahuan, Perilaku, Sikap dan Pencegahan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang mengatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian kanker payudara. 2. Tingkat Pengetahuan tentang Perilaku sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Berdasarkan Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian, maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Sedangkan menurut Sunaryo (2006), perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Kristian Adi Pradana, 2012). Berdasarkan hasil data, sebanyak 50 responden (67.6%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 24 responden dengan tingkat pengetahuan baik (32.4%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irna Setyowati dkk, pada tahun 2011 dengan judul Resiko Terjadinya Kanker Payudara Ditinjau Dari Pengetahuan, Perilaku, Sikap dan Perilaku Pencegahan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang mengatakan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan kejadian kanker payudara, yang di dalam penelitiannya mengatakan perilaku pencegahan sangat berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit, jika perilakunya baik maka akan menghilangkan resiko terpajan faktor penyebab, begitupun sebaliknya. Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Ghana Syakira, 2009). SADARI, olahraga atau aktifitas fisik serta Diet merupakan cara untuk memelihara atau menjaga kesehatan organ tubuh, salah satunya ialah payudara. Para penderita kanker payudara umumnya memiliki aktifitas fisik yang rendah, tidak memeriksakan payudara secara rutin atau melakukan sadari, dan pola makan yang kurang baik serta kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang penting bagi tubuh. 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun 359

5 setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani sadari (periksa payudara sendiri saat menstruasi pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring (Okva Midwife, 2012). Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker payudara dapat mengurangi risiko sebesar 25 persen dengan berolahraga sedang atau berat hingga 5 kali seminggu dengan durasi 20 menit setiap kali latihan. Risiko tersebut akan menurun jika Anda berolahraga teratur dan mempertahankan gaya hidup sehat, berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Oktober dalam jurnal Breast Cancer Research. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan secara online bulan Februari dalam Journal of Clinical Oncology, wanita pasca menopause yang memulai berolahraga sedang hingga berat secara rutin menunjukkan perubahan kadar hormon dan protein yang diikuti oleh penurunan risiko kanker payudara. Beberapa temuan menunjukkan bahwa memulai program olahraga selama masa remaja dapat menunda timbulnya kanker payudara bagi wanita yang dapat membawa mutasi pada gen BRCA penyebab kanker payudara, tetapi tidak dapat mencegah penyakit berkembang (Linda Mayasari, 2012). Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari University of North Carolina-Chapel Hill. Memang selama ini menyusui lebih sering dianggap memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Namun sebenarnya menyusui juga memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan ibu dalam jangka panjang, menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara, penelitian tersebut dilakukan dengan mengamati dan menganalisis informasi detil tentang riwayat kesehatan dari wanita beserta kebiasaan menyusui mereka. Delapan tahun berikutnya, resiko kemunculan kanker payudara pada para peserta riset dibandingkan. Dampak menyusui tidak terlalu mencolok terlihat pada para wanita di usia pre-menopaus. Tetapi ketika hasil riset dibatasi pada wanita dengan riwayat kanker payudara pada keluarganya, penurunan resikonya cukup signifikan, yaitu menurun hingga 59%. Salah satu cara mencegah kanker payudara adalah dengan menjaga pola makan yang sehat. Ditaksirkan satu dari tiga kasus pengidap kanker payudara karena faktor pola makan. Pola makan yang baik yang akan membantu mempertahankan imun tubuh atau sistem kekebalan tubuh dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling diutamakan. Meskipun belum diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan pencegahan (Satriyo Sukemi, 2013). Dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku sebagai faktor risiko kanker payudara. Sebagian besar responden masih memerlukan pengetahuan tentang perilaku sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seorang menderita penyakit panker payudara. Tingginya prevalensi kanker payudara pada mereka yang sudah menderita kanker payudara dapat membuat mahasiswi lebih waspada dan lebih peduli tentang penyakit ini. 3. Tingkat Pengetahuan tentang Makanan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Orang-orang yang banyak menerima asupan makanan yang tinggi seratnya seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian juga memperlihatkan risiko rendah terkena kanker indung telur. Dari sejumlah penelitian dikatakan bahwa wanita yang mengkonsumsi daging merah atau aneka produk olahan daging akan memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, namun penelitian lainnya menemukan sebaliknya tak ada kaitan antara daging merah dan aneka daging yang telah diproses dengan penyakit kanker. Lemak jenuh yang ditemukan sebagian besar pada makanan kandungan protein hewani dikatakan memiliki kaitan erat dengan kanker payudara namun disejumlah penelitian lainnya hasilnya 360

6 bertentangan sama sekali. Sementara sebagian peneliti lainnya menganjurkan pola makan yang merupakan kombinasi dari petimbangan gizi dengan apa yang disukai masing-masing individu. Sebuah penelitian membandingkan pola makan wanita yang menderita kanker payudara dan indung telur dan membandingkannya dengan wanita yang sehat. Berdasarkan pada jawaban maka peneliti menemukan empat kelompok pola makan. Kelompok satu kelompok penganut pola `protein hewani. Kelompok kedua adalah kelompok yang memiliki pola makan kaya akan "vitamin dan serat. Kelompok dengan pola makan "lemak tak jenuh".kelompok keempat dengan pola makan yang kandungan karbohidrat tinggi protein nabati dan sodium. Dari keseluruhannya peneliti menemukan kelompok yang mengkonsumsi atau memiliki pola makan kaya akan vitamin dan kaya akan serat adalah kelompok dengan risiko kanker indung telur yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok dengan pola makannya rendah vitamin dan rendah serat (Kristiyadi, 2009). Berdasarkan hasil data, sebanyak 30 responden (40.5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 44 responden dengan tingkat pengetahuan baik (59.5%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini Indrati dkk, dengan judul Faktor Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita yang mengatakan bahwa ada hubungan antara makanan dengan kejadian kanker payudara yang didalamnya mengatakan bahwa pada diet lemak yang tinggi akan meningkatkan produksi estrogen karena meningkatnya pembentukan jaringan adipose. Peningkatan konsentrasi estrogen dalam darah akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara karena efek poliferasi dari estrogen. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dapat ditaksir satu dari tiga kasus pengidap kankar payudara karena faktor pola makan. Dengan responden yang memiliki sebagian besar pengetahuan baik tentang makanan, mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin dapat lebih meningkatkan pengetahuan, informasi, serta dapat memperhatikan pola makan serta jenis makanan yang dimakannya, mengingat bahwa kebiasaan remaja masa kini telah bergeser jauh dari makanan yang sehat. 4. Tingkat Pengetahuan tentang Obesitas sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Obesitas adalah kondisi berat badan yang melebihi dari berat badan ideal, karena adanya penumpukan zai gizi terutama lemak, karbohidrat dan protein. Kondisi tersebut disebabkan oleh konsumsi makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Menurut beberapa ahli juga berpendapat bahwa pengertian obesitas adalah kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Pada umumnya, obesitas timbul karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang dibakar. Jika keadaan ini berlangsung selama bertahun-tahun maka terjadilah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan dalam tubuh dan mengakibatkan obesitas (Anonim, 2013). Penelitian menunjukkan beberapa bukti hubungan potensial antara obesitas dan kanker payudara. Sebuah penelitian yang mengamati penderita kanker payudara menemukan bahwa wanita yang telah mengurangi berat badan dan atau mempertahankan berat idealnya memiliki risiko terkena kanker payudara primer atau potensi kambuh lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang tidak demikian(tipsdokter.com, 2012). Berdasarkan hasil data, sebanyak 52 responden (70.3%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 22 responden dengan tingkat pengetahuan baik (29.7%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang obesitas sebagai faktor risiko kanker payudara. Oleh karena itu sebagian besar responden masih memerlukan pengetahuan tentang obesitas sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seorang menderita penyakit kanker payudara. Mengingat prevalensi obesitas semakit meningkat, mahasiswi diharapkan dapat memperhatikan pola makan, mengonsumsi makanan tinggi serat dan vitamin, serta memperbaiki gaya hidup menjadi lebih baik, menjaga berat badan serta mencari informasi tentang obesitas sebagai pemicu kanker payudara lebih rutin agar dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara di indonesia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Loo 361

7 Hariyanto Raharjo, dengan judul Pengaruh Diet Vegan Terhadap Insiden Terjadinya Kanker Payudara yang mengatakan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan kejadian kanker payudara yang didalamnya mengatakan bahwa obesitas merupakan faktor yang signifikan untuk meningkatkan resiko terjadinya kanker. Pada orang yang bervegetarian cenderung mempunyai Body Mass Index yang lebih kecil dibandingkan dengan orang yang non-vegetarian, sehingga dengan berat badan yang lebih ringan mungkin merupakan faktor yang penting untuk menurunkan insiden kanker. KESIMPULAN Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Pengetahuan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 54.1% 1. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Perilaku sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 67.6% 2. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang Makanan sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 59.5% 3. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Obesitas sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara sebanyak 70.3%. SARAN 1. Kepada petugas kesehatan diharapkan meningkatkan peran sertanya di masyarakat dalam memberikan informasi kesehatan khususnya tentang faktor risiko serta pencegahan kanker payudara, menghadirkan program kerja mengenai pentingkan ASI bagi ibu dan bayi, serta informasi tentang ASI yang berkaitan dengan penyakit kanker payudara sehingga wanita atau penderita kanker payudara bisa memahami secara jelas tentang kejadian kanker payudara serta cara pengobatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan (morbiditas) maupun angka kematian (mortalitas) di negara indonesia. 2. Bagi institusi pendidikan agar menekankan pendidikan kesehatan terhadap wanita tentang pentingnya pengetahuan pencegahan, pengobatan dan intervensi keperawatan mengenai penyakit kanker payudara. 3. Kepada para pelajar khususnya mahasiswi agar lebih dapat memperhatikan dan memperbaiki gaya hidup lebih menjadi lebih baik, memiliki pola makan yag kaya akan vitamin dan serat serta beraktifitas fisik yang tinggi. 4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian tentang Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara, diharapkan agar lebih memperdalam penelitian untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan memuaskan. 5. Kepada penderita diharapkan agar senantiasa dapat menjaga keseimbangan kondisi fisik dalam menghadapi kondisi yang berdampak negatif, sehingga mengurangi tekanan psikologis yang berpengaruh terhadap penyakit yang diderita. DAFTAR PUSTAKA Adi, Kristian Pradana Konsep Perilaku, (online), (http ://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/konsepperilaku.html, diakses, 12 Juni 2013). Anonim Pengertian Obesitas Tren Penyakit masa Kini, (online), ( di akses 27 Juli 2013). Brown, Zora K dkk Tanya-Jawab Mengenai Kanker Payudara. Edisi Ketiga. PT Indeks : Jakarta. Efendi, Ferry dkk Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta. Khusnul Diet Sederhana Untuk Remaja, (online), ( diakses, 8 April 2013). Kristiyadi Hubungan Makana Berserat dan Risiko Kanker Payudara, (online), ( blogspot.com/2009/05/diet-terkait-erat-dengan-risiko-kanker.html, diakses, 28 Juli 2013). Kristiyansari, Weni ASI, Menyusui & SADARI. Nuha Medika : Yogyakarta. 362

8 Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta. Mayasari, Linda Jenis Kanker yang Dapat Dicegah dengan Olahraga, (online), ( read/2012/07/26/123005/ /763/7-jenis-kanker-yang-dapat-dicegah-dengan-olahraga?l771108bcj, diakses, 27 Juli 2013). Midwife, Okva Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), (online), ( 2012/06/pemeriksaan-payudara-sendiri-sadari.html, diakses, 27 Juli 2013). Pamungkas, Zaviera Deteksi Dini Kanker Payudara. Bukubiru. Jogjakarta. Purwoastuti, Endang Kanker Payudara : Pencegahan, Deteksi Dini. Kanisius : Yogyakarta. Soemitro, Monty P dkk Blak-blakan Kanker Payudara : Temukan Sedini Mungkin. Qanita, PT Mizan Pustaka : Bandung. Sukemi, Satriyo Faktor Resiko dan Cara Mencegah Kanker Payudara, (online), ( diakses, 28 Juli 2013). Syakira, Ghana Konsep Perilaku, (online), ( diakses, 27 Juli 2013). Tipsdokter.com Hubungan Antara Obesitas dan Kanker Payudara, (online), ( articles/details/hubungan-antara-obesitas-dan-kanker-payudara.html, diakses, 12 Juni 2013). Utami, Sri Aku Sembuh Dari Kanker Payudara : Mendeteksi Gejala Dini, Pencegahan, dan Pengobatan. Oryza : Jakarta Selatan. Wawan, A dkk Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika : Yogyakarta. 363

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DALAM MENCEGAH PENYAKIT CA MAMAE PADA MAHASISWI KEBIDANAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Lyssa Sumiarsih 1, H. Syamsul Rijal 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas payudara merupakan keganasan pada wanita yang menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi (Madjawati, 2008). Kanker payudara umumnya

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang dikategorikan sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker masih menjadi ancaman kesehatan bagi

Lebih terperinci

RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN

RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN Prosiding Seminar Nasional Food Habit and Degenerative Diseases RISIKO TERJADINYA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN Irna Setyowati 1, Noor Alis Setiyadi2, Ambarwati2

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan kanker solid yang mempunyai insiden tertinggi nomer satu di negara barat/ maju. Di Indonesia, kanker

Lebih terperinci

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ketahun dan merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi medis secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO 2005, di dunia tiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan penyebab kematian kelima

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL Subang Aini Nasution Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Korespondensi Penulis : subang_4ini@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia menurut World Health Organization (WHO) mencapai 289.000 jiwa terbagi atas beberapa negara antara lain Amerika Serikat sebanyak 9300

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu kelompok penyakit yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di seluruh dunia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia beserta kebudayaan. Penerapan dari ilmu antropologi mula mula adalah terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KEMIJEN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG Sri Mularsih 1, Frida Cahyaningrum 2, Endang Sri Rubiyanti 3 Email : srimularsih88@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker payudara merupakan lesi yang sering ditemukan pada wanita dan berbahaya, serta merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita setelah kanker serviks. Kanker menjadi momok bagi semua orang selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak kedua pada wanita setelah kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penderita kanker payudara sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman bagi setiap orang. Di antara berbagai jenis kanker, ada beberapa yang khas menyerang pada kaum wanita diantaranya

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGANDENGAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI. Sunarti Abdullah

ABSTRAK FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGANDENGAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI. Sunarti Abdullah ABSTRAK FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGANDENGAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI Sunarti Abdullah Kanker payudara adalah suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Hospital Based Case Control Study. Prinsip yang mendasari studi ini

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Setiawati Gusmadi 1610104472 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pemerintah semakin menggalakkan pemerataan pembangunan disegala bidang. Salah satu sektor yang sangat diperhatikan yaitu sektor kesehatan, terbukti dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut (WHO 2005), penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskuler, setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan proliferasi maligna dari sel epitel pada duktus atau lobulus payudara (Fauci, 2008). Menurut data WHO, kanker payudara menempati posisi kedua

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTROPI PROSTAT DI RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTROPI PROSTAT DI RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTROPI PROSTAT DI RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Maria Noviat Ngadha DJawa 1, H.Arham Alam 2, Yusran Haskas 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami pertumbuhan, yang biasanya akan mencapai perkembangan maksimal ketika mencapai usia 16-18 tahun. Dalam masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker serviks semakin hari menjadi salah satu penyakit yang semakin meresahkan manusia. Kanker diperkirakan menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL Dewy Indah Lestary 1), Febriani Anita Ria 2) Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma Malang Email : akbidwijayakusuma.ac.id 0341-7500328

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian, sebanyak 8,2 juta orang meninggal akibat kanker

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi (Body Mass Index And Hemoglobin Level Related To Wound Healing Of Patients Undergoing

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR Maryani 1, Sunarti Dode 2, Syafaraenan 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diet gagal ginjal adalah diet atau pengaturan pola makan yang dijalani oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir abad 20 prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden karsinoma kolorektal masih cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini banyak penyakit yang bermunculan dan di derita oleh manusia, seperti penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek terus berkembang meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia yang sangat kritis karena merupakan tahap peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Dianawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia

Lebih terperinci