MAKNA GRAMATIKAL DALAM MANTRA PENGOBATAN TRADISIONAL DI KANAGARIAN SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK SELVI HENI ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKNA GRAMATIKAL DALAM MANTRA PENGOBATAN TRADISIONAL DI KANAGARIAN SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK SELVI HENI ABSTRACT"

Transkripsi

1 MAKNA GRAMATIKAL DALAM MANTRA PENGOBATAN TRADISIONAL DI KANAGARIAN SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK SELVI HENI ABSTRACT The results spell of traditional medicine, there are three pieces of traditional healing spells are spells sakik garaman (sore molars), spell abscess (abdominal pain), and spells kalimpanan (smth) in Kanagarian Saok Laweh. 3 spells of traditional medicine, mantra 1 sakik garaman (sore molars) comprising 16 words and there are 7 dimaknakan denotative meaning and connotative meaning 9. Mantra 2 abscess (abdominal pain) comprised 13 dimaknakan words, there are 6 denotative meaning and connotative meanings 7, the next spell 3 kalimpanan (smth) comprises 9 dimaknakan said that there are 5 denotative meaning and connotative meanings 4. The third spell of the studied traditional medicine there are many meanings konotatifnya than denotative meaning. The conclusion is evident that the traditional medicine in Kanagarian spell Saok Laweh connotative and denotative meaning there. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu anggapan perasaan pengarang yang mampu memberikan pengalaman, pengetahuan, wawasan bagi penikmatnya dan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Sastra lahir dari masyarakat, pada akhirnya sastra tetap dilibatkan dengan masyarakat, dalam memahami hubungan karya sastra dengan masyarakat, maka melalui kesusastraan dapat pula diketahui kehidupan masyarakat yang bersangkutan, bisa dilihat berbagai aspek kehidupan dan tata nilai yang berlaku, karena sastra merupakan suatu bentuk dari hasil pekerjaan seni kreatif, yang mampu menunjukkan realita dengan imajinasi dan aspirasi, sehingga masyarakat dapat melihat identitas dirinya melalui hasil karya sastra yang dimiliki, sebagai objeknya adalah manusia dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya, dan cerminan dari kehidupan masyarakat tempat sastra itu lahir. Sastra diciptakan untuk dapat dipahami, dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastra merupakan salah satu cabang seni yang kehadirannya sejalan dengan adanya manusia. Keberadaan sastra tidak dapat ditolak ditengah-tengah kehidupan manusia, karena sastra itu ada dan muncul dari manusia itu sendiri, bahkan kehadiran sastra dapat diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu adalah kenyataan sosial. Karya sastra mengandung nilai-nilai yang

2 2 berhubungan dengan kehidupan manusia yang sangat luas, kompleks, rumit dan unik. Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia, melalui bahasa yang digunakan masyarakat itu juga terlahir sebuah sastra, dan sastra dibagi dua yaitu sastra lisan dan sastra tulis. Sastra lisan adalah disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut seorang pencerita atau penyair kepada seseorang atau kelompok pendengar. Danandjaya (1991:19) mengatakan bahwa sastra lisan adalah bagian dari folklor, folklor itu sendiri adalah sebagian kebudayaan yang kolektif, dan tersebar dan diwariskan secara turun temurun. Sedangkan sastra tulis adalah seni berbahasa yang disampaikan melalui media tulis baik dengan tulisan maupun dalam bentuk cetak, dengan menggunakan bahasa orang dapat mengemukakan buah pikiran atau isi hatinya, baik secara lisan maupun tertulis. Kehadiran karya sastra merupakan bagian dari repetisi masyarakat. Salah satu bentuk karya sastra lisan yang dikaji disini adalah mantra. Mantra tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat secara lisan (diturun-temurunkan dari mulut ke mulut). Di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, terdapat bermacam-macam mantra. Adapun jenis mantra di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok adalah mantra pengobatan tradisioal, diantaranya adalah mantra sakik garaman (sakit geraham), mantra barah (perut), mantra ulek (ulat), mantra kalimpanan (kelilipan) dan masih banyak jenis mantra lainnya. Masyarakat Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok menganggap bahwa mantra tidak bertentangan dengan agama islam. Karena menurut masyarakat, segala sesuatu benar atau salahnya tergantung kepada niat masing-masing. Masyarakat Saok Laweh memandang mantra sebagai permintaan atau permohon kepada Allah SWT. Masyarakat Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok percaya bahwa rezeki, maut, dan jodoh datangnya dari Allah SWT, dan juga yang menentukan atas segalanya. Ini berarti bahwa masing-masing masyarakat pemilik atau pengguna mantra memiliki ciri khasnya tersendiri yang membedakannya dengan mantra-mantra yang lain. Mantra pengobatan tradisional di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok adalah salah satu sastra lisan di daerah tersebut. Mantra ini digunakan dengan tujuan mengobati orang yang sakit. Mantra ini merupakan salah satu sastra lisan yang

3 3 diwariskan secara turun-temurun garis keturunannya. Mantra pengobatan tradisional di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, diwariskan kepada keturunannya supaya mantra pengobatan ini tidak hilang dan dapat diwariskan dan digunakan pada keturunan selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang makna dalam mantra pengobatan tradisional. Dengan alasan adalah keterkaitan aspek sosial budaya, masyarakat Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok yang tampak mulai pudar dan kurang percaya dengan mantra pengobatan tersebut atau jenis mantra lainnya dan juga mantra pengobatan ini lebih berdasarkan realitas aktual yang disampaikan secara terang-terangan. Peneliti memilih makna mantra pengobatan, agar pemahaman mantra dalam bentuk mantra lebih mudah dimengerti, dikarenakan hubungan kata perkata menciptakan suatu makna yang akan mewujudkan tujuan pemantra, sehingga kata perkata mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Makna adalah arti, maksud pembicaraan atau tulisan. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti dan dipahami. Salah satu jenis makna yaitu makna gramatikal. Makna gramatikal adalah makna satua bahasa yang terbentuk dari proses gramatis dan berada dalam tataran kalimat atau dalam tataran kata. Makna gramatikal ini juga terbagi atas makna kias, makna idiomatik, makna denotatif, makna konotatif dan juga makna istilah. Pada mantra pengobatan tradisional di kenagarian Saok Laweh Kabupaten Solok Kecematan Kubung banyak mengandung makna gramatikal. Untuk itu mantra perlu diteliti, agar peneliti serta masyarakat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terdapat pada mantra. Banyak terdapat makna gramatikal dalam mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh yakni makna kiasan, makna khusus, makna istilah, makna denotative, makna konotatif, makna umum, dan lain-lain. Mengingat keterbatasan peneliti dalam berbagai hal dan agar terpusatnya penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini dibatasi pada makna denotatif dan makna konotatif dalam Mantra Pengobatan Tradisional di Kenagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimanakah makna denotatif dan makna konotatif yang terdapat dalam Mantra Pengobatan di Kenagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok?

4 4 Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna denotatif dan makna konotatif yang terdapat dalam Mantra Pengobatan Tradisional di Kenagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Peneliti sendiri, hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang sastra lisan khususnya mantra. 2. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia sebagai referensi pada pengetahuan mengenai makna mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, khususnya tentang sastra lisan di daerah Minangkabau. 3. Guru yang mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia supaya bermanfaat dalam proses pembelajaran di Sekolah, kerana pilihan mantra dalam materi pelajaran yang tergolong pada jenis puisi, karena mantra merupakan sastra lisan tertua di Indonesia. 4. Kantor Wali Nagari Saok Laweh sebagai dokumentasi di nagari tersebut. 5. Peneliti berikutnya, dapat dijadikan acuan meneliti sastra, khususnya sastra lisan yaitu mantra. 6. Pemilik mantra (dalam) untuk menambah pengetahuan tentang makna yang terkandung di dalam mantra. Untuk mengarahkan pemahaman dalam penelitian ini maka beberapa istilah perlu didefinisikan sebagai berikut. 1. Gramatikal adalah makna satuan bahasa yang terbentuk akibat proses gramatis yang dapat berada dalam tataran kata atau berada dalam tataran kalimat. 2. Semantik adalah makna kata atau makna yang terkandung pada suatu bahasa. 3. Makna adalah arti atau maksud dari kata asli baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan. 4. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya, makna dasar dan menyampaikan sesuatu bersifat faktual atau nyata. 5. Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran atau makna yang mempunyai nilai rasa positif dan negatif. 6. Mantra adalah serangkaian kata berunsur puisi yang diciptakan dengan syarat tertentu yang dapat menimbulkan kekuatan ghaib. Selain itu mantra juga diartikan sebagai ucapan atau bacaan yang mengandung kekuatan ghaib yang diucapkan dengan maksud dan tujuan tertentu. 7. Mantra pengobatan adalah suatu ucapan atau ungkapan yang mengandung

5 5 kekuatan ghaib, yang digunakan dengan tujuan agar menjadi sembuh dari sakitnya. 8. Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara yang terdahulu, tanpa ada resep-resep dari dokter. 9. Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang merupakan daerah atau tempat peneliti melakukan penelitian atau tempat dimana penelitian ini dilakukan. B. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009:4) mendefenisikan bahwa kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang lain dan prilaku yang diamati. Menurut Moleong (2002:121) yang menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dengan alat yang dibutuhkan. Instrumen pertama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, selain itu peneliti juga menggunakan panduan wawancara dan dengan menggunakan alatalat sebagai berikut: alat perekam suara, dan peralatan tulis untuk mencatat data yang ingin diketahui berkenaan dengan mantra pengobatan tradisional pada informan yang merupakan penduduk Nagari Saok Laweh Jorong Bungo Tanjung Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Tabel 1. Pengumpulan data penelitian. No Mantra Mantra sakik garaman (sakit geraham) Mantra barah (perut) Mantra kalimpanan (kelilipan) C. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Kutipan Mantra Bahasa Bahasa Minangkabau Indonesia Makna gramatikal Deno atif Konotatif Deskripsi data yang dilakukan peneliti berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu mampu menggambarkan makna kata denotatif dan konotatif dalam mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Mantra erat hubungannya dengan kepercayaan masyarakat, terutama individu yang masih memegang teguh prinsip-prinsip anismisme. Mantra pengobatan tradisional dapat diartikan sebagai sarana untuk berhubungan kekuatan gaib, mantra ini bertujuan untuk menyembuhkan orang dari sakitnya. Pengambilan data dilakukan di rumah informan yaitu ibu Rosni Jam Wib hari Minggu, Tanggal 07 Maret Pada wawancara pertama, peneliti mendapatkan satu buah mantra pengobatan tradisional

6 6 yaitu mantra sakik garaman (sakit geraham). Beberapa hari berikutnya Jam Wib Tanggal 10 Maret 2013 peneliti masih mlakukan pengambilan data yang berhubungan dengan mantra pengobatan tradisional yaitu mantra barah (mantra sakit perut). Selanjutnya Jam 11.00, Tanggal 05 Mai 2013 yaitu mantra kalmpanan (kelilipan). Peneliti melakukan wawancara dengan informan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan mantra pengobatan tradisional di kenagaraian tersebut. Kemudian berdasarkan pertanyaan peneliti, informan bersedia memberikan data yang berhubungan dengan data mantra pengobatan tradisional, mantra disampaikan secara lisan dengan menggunakan bahasa Minangkabau, kemudian direkam dan ditranskripkan ke bahasa Indonesia. Mantra yang terkumpul yaitu mantra pengobatan tradisional yang ada di kenagarian Saok Laweh yaitu mantra sakik garaman (sakit geraham), barah (sakit perut), dan kalimpanan (kelilipan). Berikut adalah data yang ditemukan dalam penelitian dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia: 1. Mantra sakik garaman (sakit geraham) Hari Minggu, Tanggal 07 Maret 2013 Bahasa Minangkabau Aku tau asa kau jadi Banak yang kisik asa kau jadi Pailah engkau ke ujuang Hati sanu bari si anu Kalau kau tak pergi, kau akan Di sumpah surek al-quran 30 jus Kalau kau pai berpamili kito di ateh dunia nanko Tabat yada habi lahabiu watabek Tabang kalalawa Tabang timpo-timpo Masuak sakalian tawa Kalua sakalian biso Tawa Allah Tawa Muhammad Tawa bagindo Rasulullah Barakek kulimah laillah haillah Bahasa Indonesia Aku tau asal kau jadi Benak yang jahat asal kau jadi Pergilah engkau ke ujung Hati sanubari si anu Kalau kau tidak pergi, kau akan Di sumpah surat al-quran 30 jus Kalau kau pergi bersaudara kita di atas dunia ini Tabat yada habi lahabiu watabek Terbang kelalawar Terbang timpo-timpo Masuk semua mantra keluar semua biso Mantra Allah

7 7 Mantra Muhammad Mantra bagindo Rasulullah Berkat ucapan, lahillah haillah 2. Mantra barah (mantra sakit perut) Hari Rabu, Tanggal 10 Maret 2013 Bismillahhirrahmanirrahim Talua cacak talua bingkaruang Talatak di ateh param Aku Manawa paruik si anu Mukabur barakek doa guru dan aku Tawa Allah Tawa Muhammad Tawa bagindo Rasulullah Tabang kalalawa Tabang timpo-timpo Masuak sakalian tawa Kalua sakalian biso Barakek kulimah lahillah haillah Bahasa Indonesia Telur cecak telur kadal Terletak di atas bandul Aku memantra perut si anu Dikabulkan berkat doa guru dan saya Mantra Allah Mantra Muhammad Mantra bagindo Rasulullah Terbang kelelawar Terbang timpo-timpo Masuk semua mantra Keluar semua biso Berkat kulimah lahillah haillallah 3. Mantra kalimpanan (kelilipan) Hari Minggu, Tanggal 5 Maret 2013 Talatak talantiang karakok jao Aku di kalimpanan di ambuih takalantiang Di kakok tabao Tabang kalalawa Tabang timpo-timpo Masuak sakalian tawa Kaluan sakalian biso Barakek kulimah lahillah haillah Bahasa Indonesia Terletak tercampak batang yang tua Aku di kelilipan dihembus tercampak Di pegang terbawa Terbang kelelawar Terbang timpo-timpo Masuk semua tawa Keluar semua biso Berkat ucapan lahillah haillallah 2. Pembahasan Setelah data dianalisis baru dilakukan pemberian makna denotatif dan konotatif pada mantra pengobatan tradisional.

8 8 A. Mantra Sakik Garaman (sakit geraham) 1. Makna Denotatif a.. Terjemahannya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maknanya : Pengucapan bermaksud bahwa pemantra telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, dan meyakini berhasil atau tidaknya mantra adalah kekuasaan Allah SWT. b. Hati sanubari sianu. Terjemahannya : Hati sanubari dia. Maknanya : Mantra atau tawa yang diucapakan oleh pemantra pergi atau akan sampai ke hati menderita penyakit. c. Kalau kau pergi berpamili kito di ateh dunia nanko. Terjemahannya : Kalau kamu pergi bersaudara kita di atas dunia ini. Maknanya : Kalau penyakit tersebut pergi dari tubuh orang yang penderita maka kita akan bersaudara di atas dunia ini selamanya. d. Tabat yada habilahabiu watabek. Terjemahannya : Tabat yada habilahabiu watabek Maknanya : e. Masuak sakalian tawa. Terjemahannya : Masuk semua mantra. Maknanya : Masuk semua mantra yang diucapkan oleh pemantra ke dalam penyakit yang dideritanya. f. Kalua sakalian biso. Terjemahannya : Keluar semua bisa (penyakit). Maknanya : Keluar semua penyakit yang ada dalam tubuhnya. g. Barakek kulimah lahillahaillah. Terjemahannya : Berkat ucapan tiada Tuhan selain Allah Maknanya : Berkat doa pemantra yang tidak lupa dengan apapun yang dilakukannya tidak terlepas dari izin Allah SWT. 2. Makna Konotatif a. Aku tau asa kau jadi. Terjemahannya : Aku tahu asal kamu jadi. Maknanya : Maksudnya kita tahu asal kita semua yaitu dari Allah SWT yang menciptakan dan termasuk juga semua asal penyakit yang ada. b. Banak yang kisik asa kau jadi Terjemahannya : Pikiran yang jahat asal kamu jadi

9 9 Maknanya : maksudnya dari pikiran yang buruk asal terjadinya penyakit tersebut. c. Pergilah kau ke ujung Terjemahannya : pergilah kamu ke ujung Maknanya : meminta supaya mantra tersebut sampai ke orang yang menderita penyakit. d. Kalau kau tak pergi Terjemahannya : kalau kamu tak pergi, kamu akan Maknanya : seandainya penyakit itu tidak pergi, maka dia akan dikutuk. e. Di sumpah surat al-quran 30 jus. Terjemahanya : Kamu akan di sumpah atau dikutuk surat al-quran 30 jus. Maknanya : Seandainya penyakit yang ada di tubuh penderita belum juga pergi maka dia akan di sumpah surat alquran 30 jus. f. Tabang Kalalawa Terjemahanya : terbang kelelawar Maknanya : maksudnya masuk semua doa g. Tabang timpo-timpo Terjemahannya : terbang timpo-timpo Maknanya : maksudnya kelur semua penyakit h. Tawa Allah Terjemahannya : mantra Allah Maknanya : maksudnya segala yang kita lakukan tidak lepas dari Allah SWT. i. Tawa Muhammad Terjemahannya : mantra muhammad Maknanya : walaupun semuanya tidak leps dari pandangan Allah, kita juga tidak boleh lupa akan nabi kita yaitu Muhammad. j. Tawa bagindo rasulullah Terjemahannya : mantra bagindo rasulullah Maknanya : maksudnya berkat doa bagindo Rasulullah B. Mantra Barah (sakit perut) 1. Makna Denotatif a.. Terjemahannya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maknanya : Pengucapan bermaksud bahwa pemantra telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, dan meyakini berhasil atau tidaknya mantra adalah kekuasaan Allah SWT. b. Aku manawa paruik si anu. Terjemahannya : aku memantra perut si anu Maknanya : pemantra membaca doa untuk pengobatan perut orang yang sakit.

10 10 c. Mungkabur barakek doa guru dan aku Terjemahannya : dikabulkan berkat doa guru dan saya Maknanya : dengan berkat doa guru pemantra dan pemantra maka penyakitnya akan pergi atau sembuh dari sakitnya. d. Masuak sakalian tawa Terjemahannya : masuk semua mantra Maknanya : masuk semua mantra atau doa yang dibacakan dukun atau pawang pembaca mantra. e. Kalua sakalian biso Terjemahannya : keluar semua penyakit Maknanya : keluar semua penyakit yang ada dalam tubuh si penderita berkat mantra yang dibacakan. f. Barakek kulimah lahillah haillah Terjemahannya : berkat ucapan tiada tuhan selain Allah Maknanya : Berkat doa pemantra yang tidak lupa dengan apapun yang dilakukannya tidak terlepas dari izin Allah SWT. 2. Makna Konotatif a. Talua cacak talua bingkaruang Terjemahannya : telur cacak telur kadal Maknanya : hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. b. Talatak di ateh param Terjemahannya : terletak di ateh bandul Maknanya : jenis barang atau benda lainnya terletak di atas bandul. c. Tawa Allah Terjemahannya : mantra Allah Maknanya : maksudnya segala yang kita lakukan tidak lepas dari Allah SWT. d. Tawa Muhammad Terjemahannya : mantra Muhammad Maknanya : walaupun semuanya tidak leps dari pandangan Allah, kita juga tidak boleh lupa akan nabi kita yaitu Muhammad. e. Tawa bagindo rasulullah Terjemahannya : mantra bagindo rasulullah Maknanya : maksudnya berkat doa bagindo Rasulullah f. Tabang kalalawa Terjemahanya : terbang kelelawar Maknanya : maksudnya masuk semua doa g. Tabang timpo-timpo Terjemahannya : terbang timpo-timpo Maknanya : maksudnya kelur semua penyakit

11 11 C. Mantra Kalimpanan (kelilipan) 1. Makna Denotatif a.. Terjemahannya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maknanya : Pengucapan bermaksud bahwa pemantra telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, dan meyakini berhasil atau tidaknya mantra adalah kekuasaan Allah SWT. b. Aku dikalimpanan di hambuih takalantiang. Terjemahannya : Aku dikalimpanan di hembus tercampak. Maknanya : Karena adanya doa pemantra maka penyakit yang ada dalam matanya tercampak atau penyakit itu pergi. c. Masuak sakalian tawa. Terjemahannya : Masuk semua mantra. Maknanya : Masuk semua mantra yang diucapkan oleh pemantra ke dalam penyakit yang dideritanya. d. Kalua sakalian biso. Terjemahannya : Keluar semua bisa (penyakit). Maknanya : Keluar semua penyakit yang ada dalam tubuhnya. e. Barakek kulimah lahillahhaillah. Terjemahannya : Berkat ucapan tiada Tuhan selain Allah Maknanya : Berkat doa pemantra yang tidak lupa dengan apapun yang dilakukannya tidak terlepas dari izin Allah SWT. 2. Makna Konotatif a. Talatak talantiang karakok jao Terjemahannya : terletak tercampak batang yang tua Maknanya : maksudnya penyakit yang hilang bila diobati akan sembuh b. Dikakok tabao Terjemahannya : dipegang terbawa Maknanya : dengan kita membacakan mantra pengobatan tersebut maka penyakitnya akan hilang c. Tabang sikalalawa Terjemahannya : terbang kelalawar Maknanya : maksudnya masuk semua doa d. Tabang timpo-timpo Terjemahannya : terbang timpo-timpo Maknanya : maksudnya kelur semua penyakit

12 12 D. Simpulan Mantra pengobatan tradisional merupakan sejumlah kata-kata yang mengandung kekuatan ghaib yang diucapkanoleh seseorang dengan tujuan untuk mengobati orang sakit. Berdasarkan hasil penelitian makna yang terdapat dalam mantra pengobatan tradisional didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan analisis data terdapat 3 buah mantra pengobatan tradisional yaitu mantra sakik garaman (sakit geraham), mantra barah (sakit perut), dan mantra kalimpanan (kelilipan) di Kanagarian Saok Laweh. Dari 3 mantra pengobatan tradisional tersebut, mantra 1 sakik garaman (sakit geraham) terdiri 16 kata yang dimaknakan dan terdapat 7 makna denotatif dan 9 makna konotatif. Mantra 2 barah (sakit perut) terdiri 13 kata yang dimaknakan, terdapat 6 makna denotatif dan 7 makna konotatif, selanjutnya mantra 3 kalimpanan (kelilipan) terdiri 9 kata yang dimaknakan terdapat 5 makna denotatif dan 4 makna konotatif. Dari ketiga mantra pengobatan tradisional yang diteliti banyak terdapat makna konotatifnya daripada makna denotatif. Kesimpulannya terbukti bahwa pada mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh terdapat makna konotatif dan denotatif. E. KEPUSTAKAAN Alhafis Makna Kata Secara Semantik Mantra pamanih (pemanis) di Kanagarian Sungai Nanam Alahan Panjang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Skripsi: UMMY) Atmazaki Ilmu Sastra dan Terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya. Chaer, Abdul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Danandjaja, James Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafi. Djamaris, Edwar Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Djamaris, Edwar Menggali Khazana Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka. Kasim, Yuslina, dkk Pemetaan Bahasa Daerah di Sumatra Barat dan Bengkulu Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Margono,S Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

13 13 Meleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Mardalis Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Mahsun Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Miralis Syafti, Struktur Mantra Tolak Bala di Kanagarian Sisawah Kecematan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung. Skripsi. UMMY. Piris, W-P, dkk Sastra Lisan Ternate. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Pateda, Mansoer Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tamsin Sastra Lisan Minangkabau. Padang: FBBS IKIP. Soetarno, Peristiwa Sastra Melayu Lama. Surakarta: PT. Widya Duta Grafika. Sufiati, Nur Wahyu Sukses Bahasa Indonesia. Jakarta: Yudishtira. Nordasima Struktur Mantra Pengobatan Tataqua di Air Meruap Kinalai Pasaman Barat. Skripsi. Padang: FBBS UNP. Waluyo, Herman, J Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

ARTIKEL ILMIAH. diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

ARTIKEL ILMIAH. diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) SASTRA LISAN MANTRA PENANGKAL BISO DI NAGARI TALANG BABUNGO KECAMATAN HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATRA BARAT ARTIKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ragam kebudayaan di Indonesia yang dapat menunjukan identitas budaya pemiliknya ialah folklor. Menurut Danandjaja (1984:2), folklor didefinisikan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MAKNA MANTRA DALAM KAJI MUDO DI KANAGARIANKOTO RANAH BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN

FUNGSI DAN MAKNA MANTRA DALAM KAJI MUDO DI KANAGARIANKOTO RANAH BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN FUNGSI DAN MAKNA MANTRA DALAM KAJI MUDO DI KANAGARIANKOTO RANAH BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN Rizqanil Fajri 1), Syofiani 2), Romi Isnanda 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, kita mengenal adanya siklus hidup, mulai dari dalam kandungan hingga kepada kematian. Berbagai macam peristiwa yang dilalui merupakan saat-saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks sastra adalah teks artistik yang disusun dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Keanekaragaman ini merupakan kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keanekaragaman

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DI DESA SUNGAI GELAM KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI OLEH: KIKI AMELIA I1B113018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu cara manusia berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut interaksi sosial. Interaksi sosial ini dapat mengungkapkan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,

Lebih terperinci

MANTRA PELARIS DAGANGAN DALAM MASYARAKAT HILIA PARIK NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

MANTRA PELARIS DAGANGAN DALAM MASYARAKAT HILIA PARIK NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM MANTRA PELARIS DAGANGAN DALAM MASYARAKAT HILIA PARIK NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Metty Jasentika 1, Hamidin Dt. R. Endah 2, M.Ismail Nasution 3 Program Studi Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Herskovits dan Malinowski (Wilson, 1989: 18) mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS MANTRA PADA SUKU LAUT PULAU DUYUNG KABUPATEN LINGGGA

ANALISIS MANTRA PADA SUKU LAUT PULAU DUYUNG KABUPATEN LINGGGA ANALISIS MANTRA PADA SUKU LAUT PULAU DUYUNG KABUPATEN LINGGGA ARTIKEL E-JOURNAL OLEH: SENI ZAMU MIARTI NIM 100388201215 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI 1 ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI Andi nova 1,Dainur Putri 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ kanak-kanak, Gending Rare berarti nyanyian untuk bayi/ kanak-kanak. Gending Rare diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam potensi dan kreativitas dalam berimajinasi. Dalam menuangkan kemampuannya, manusia memiliki cara yang bervariasi dan beragam jenisnnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang menggunakan obatobatan yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: 1992). Obat ini merupakan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan didefinisikan sebagai cara-cara mendekati objek. Model pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan folklor modern. Pendekatan folklor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sembilan kabupaten dan satu kota madya. Bengkulu memiliki banyak suku dan

BAB I PENDAHULUAN. sembilan kabupaten dan satu kota madya. Bengkulu memiliki banyak suku dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bengkulu merupakan salah satu provinsi pemekaran dari SUMBAGSEL (Sumatra bagian selatan) 1. Provinsi Bengkulu terletak di barat provinsi Sumatra Selatan, utara provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa yang terdapat dalam karya sastra memiliki keunikan tersendiri. Begitu pun penggunaan bahasa dalam novel angkatan Balai Pustaka. Penulis novel angkatan

Lebih terperinci

SAJAK PERMAINAN ANAK PADA MASYARAKAT NAGARI MUARA PAITI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA (ANALISIS STRUKTUR, MAKNA, DAN FUNGSI) ABSTRACT

SAJAK PERMAINAN ANAK PADA MASYARAKAT NAGARI MUARA PAITI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA (ANALISIS STRUKTUR, MAKNA, DAN FUNGSI) ABSTRACT SAJAK PERMAINAN ANAK PADA MASYARAKAT NAGARI MUARA PAITI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA (ANALISIS STRUKTUR, MAKNA, DAN FUNGSI) Revika¹, Aruna Laila², Samsiarni² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL oleh WINDA NIM 110388201137 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah hasil karya imajinasi, dan seni kreatif manusia. Sehingga karya sastra mampu menimbulkan imajinasi tertentu pada benak penikmatnya. Sedangkan sebagai

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Isi yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra adalah proses karya budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA

ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA ANALISIS NILAI EDUKATIF DALAM LEGENDA BATU BERDAUN KECAMATAN SINGKEP KABUPATEN LINGGA e-journal Oleh: GUNTUR SAPUTRA NIM 120388201226 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

UNGKAPAN LARANGAN MASYARAKAT DI KANAGARIAN INDERAPURA KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

UNGKAPAN LARANGAN MASYARAKAT DI KANAGARIAN INDERAPURA KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN UNGKAPAN LARANGAN MASYARAKAT DI KANAGARIAN INDERAPURA KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Rosmina 1, Abdurahman 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

VARIASI MAKNA PADA TERJEMAHAN SURAT AL-MURSALAT

VARIASI MAKNA PADA TERJEMAHAN SURAT AL-MURSALAT VARIASI MAKNA PADA TERJEMAHAN SURAT AL-MURSALAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun oleh : LUSSY

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014 ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014 Ifah Hanifah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia berpikir, setelah berpikir dia ingin menyatakan pikirannya dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan manusia. Hal inilah kemudian yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang seni, yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang seni, yang menggunakan bahasa sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang seni, yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra juga merupakan wujud dari kebudayaan suatu bangsa dan salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut membentuk karya

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 198 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa ritual kaghotino buku merupakan tradisi masyarakat Muna dengan sistem pewarisan menggunakan lisan yang dilahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya peranan bahasa Indonesia antara lain bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk berinteraksi untuk bisa hidup berdampingan dan saling membantu. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi

Lebih terperinci

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan Nasional dari CV Grahadi Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMA dan MA Kelas XII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya dengan seni dan sastra seperti permainan rakyat, tarian rakyat, nyanyian rakyat, dongeng,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pemakai bahasa secara sadar atau tidak sadar menggunakan bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan kedudukan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satua merupakan salah satu karya sastra dari kesusastraan Bali purwa (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng (bahasa Indonesia)

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM Supadmi, A310090132, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI NOVIA ESTI NINGSIH A 310 070 021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA PENGOBATAN MASYARAKAT DI DUSUN SENEMPEK DESA LIMBUNG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA PENGOBATAN MASYARAKAT DI DUSUN SENEMPEK DESA LIMBUNG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA PENGOBATAN MASYARAKAT DI DUSUN SENEMPEK DESA LIMBUNG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII.1 DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN. Abstract

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII.1 DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN. Abstract KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII.1 DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN,, 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK 1 2 Hubungan Penguasaan Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks dengan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna ungkapan larangan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan panduan kepada peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan panduan kepada peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara untuk mengumpulkan data, sedangkan penelitian merupakan aktivitas dan cara berpikir yang menggunakan kerangka ilmiah yang terancang dan sistematis untuk memecahkan

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT SI BORU SARODING KAJIAN: RESEPSI SASTRA

CERITA RAKYAT SI BORU SARODING KAJIAN: RESEPSI SASTRA CERITA RAKYAT SI BORU SARODING KAJIAN: RESEPSI SASTRA Oleh Sandro Tamba Hendra K. Pulungan, S. Sos., M.I.Kom Pengkajian terhadap sastra merupakan kajian yang cukup menarik dengan memperhatikan segi media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

2016 PANDANGAN MASYARAKAT SUNDA TERHADAP ORANG BANGSA ASING

2016 PANDANGAN MASYARAKAT SUNDA TERHADAP ORANG BANGSA ASING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mantra merupakan puisi lisan yang bersifat magis. Magis berarti sesuatu yang dipakai manusia untuk mencapai tujuannya dengan cara-cara yang istimewa. Perilaku magis

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Oleh: Mentari Nurul Nafifa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mentarinurul.93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan pada hakikatnya merupakan wujud dari upaya manusia dalam menanggapi lingkungan secara aktif. Aktif yang dimaksud adalah aktif mengetahui bagaimana persoalan-persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terkait pada beberapa aspek pengetahuan, salah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang,

BAB I PENDAHULUAN. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Menurut Nugroho, 2005:1, bahwa permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi dalam bertukar pendapat. Bahasa dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi dalam bertukar pendapat. Bahasa dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana untuk bertukar pendapat, ide, maupun gagasan. Alat yang digunakan dalam komunikasi yaitu bahasa. Bahasa menjadi hal pokok yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan hingga pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Gaya Kata (Diksi) Pada naskah film Kembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Ada dua jenis metode penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci