ISU DAN FAKTA TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI ISBN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISU DAN FAKTA TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI ISBN:"

Transkripsi

1 ISBN: ISU DAN FAKTA TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI? Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2008

2 Penulis: Bahagiawati dan M. Herman Penyunting: M. Machmud dan Sutrisno Alamat: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor Tel. : (0251) , Faks.: (0251) borif@indo.net.id Hhttp:// Hhttp:// Hak Cipta C BB-Biogen 2008

3 ISU DAN FAKTA TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian

4 KATA PENGANTAR Bioteknologi pertanian merupakan ilmu dan teknologi yang relatif baru di mana salah satu cabangnya adalah perakitan tanaman transgenik menggunakan teknologi DNA rekombinan. Beberapa tanaman produk bioteknologi telah dilepas untuk komersialisasi di berbagai negara di dunia. Walaupun telah terjadi peningkatan yang sangat nyata dari adopsi produk bioteknologi ini secara global. Pemanfaatan produk ini masih tetap menjadi isu yang kontroversi. Oleh sebab itu, sebagai suatu lembaga riset di bidang bioteknologi pertanian maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB-Biogen) perlu menyampaikan isu yang berkembang di masyarakat dan fakta ilmiah yang ada sampai saat ini tentang produk bioteknologi. Buku ini diterbitkan oleh BB-Biogen dengan bantuan sebagian dana dari the Institute of International Agriculture, Michigan State University, danprogram for Biosafety System (PBS), International Food Policy Research Institute, Amerika Serikat. Semoga buku ini dapat memberikan informasi yang benar bagi masyarakat di Indonesia, khususnya para pengambil keputusan, peneliti, dan akademisi. Bogor, Juni 2008 iii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v ISU-ISU YANG TIDAK BENAR TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI... 1 ISU DAN FAKTA TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI... 3 Bioteknologi Umum... 3 Budi Daya Pertanian... 5 Lingkungan... 9 Kesehatan Manusia DAFTAR BACAAN v

6 ISU-ISU YANG TIDAK BENAR TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI Isu 1: Isu 2: Isu 3: Isu 4: Isu 5: Bioteknologi Umum Produk pertanian hasil pemulian dengan bioteknologi berbeda dengan produk pemuliaan tradisional. Bahan pangan yang dihasilkan dengan bioteknologi mengandung gen sedangkan bahan makanan yang dirakit dengan teknologi tradisional tidak mengandung gen. Sejak pertama kali produk bioteknologi dikomersialisasikan, tidak ada perkembangan adopsi dan aplikasi produk tersebut. Hanya negara industri/maju terutama Amerika Serikat yang memanfaatkan produk bioteknologi. Tanaman produk bioteknologi mengandung gen tidak halal. Budi Daya Pertanian Isu 6: Tanaman produk bioteknologi hanya cocok untuk petani di negara maju seperti Amerika Serikat. Isu 7: Produk bioteknologi merugikan petani. Isu 8: Tanaman produk bioteknologi telah merugikan petani Indonesia. Isu 9: Petani merugi karena tidak dapat menggunakan benih yang dihasilkannya sendiri. Isu 10: Petani Indonesia akan tergantung pada perusahaan multinasional jika menanam produk bioteknologi. Isu 11: Petani bisa didakwa oleh perusahaan benih multinasional. Isu 12: Tanaman produk bioteknologi mengancam pertanian organik. 1

7 Lingkungan Isu 13: Introduksi tanaman produk bioteknologi meningkatkan penggunaan pestisida. Isu 14: Perpindahan gen (gene flow) terjadi dari tanaman bioteknologi ke tanaman non bioteknologi mengancam biodiversitas. Isu 15: Tanaman produk bioteknologi dapat menimbulkan gulma super. Isu 16: Penanaman jagung Bt mengancam kupu-kupu monarch. Isu 17: Tanaman produk bioteknologi yang mengandung gen Bt dapat mematikan organisme bukan sasaran yang menguntungkan. Isu 18: Tanaman produk bioteknologi dapat menimbulkan hama super. Kesehatan Manusia Isu 19: Makanan yang berasal dari produk bioteknologi tidak aman bagi kesehatan manusia. Isu 20: Tanaman produk bioteknologi menyebabkan alergi. Isu 21: Tanaman produk bioteknologi meningkatkan risiko kanker. Isu 22: Tanaman produk bioteknologi meningkatkan kekebalan terhadap antibiotika. 2

8 ISU DAN FAKTA TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI Bioteknologi Umum Isu 1: Produk pertanian hasil pemuliaan dengan bioteknologi berbeda dengan produk pemuliaan dengan teknologi pertanian tradisional. Sebenarnya kedua produk di atas tidak berbeda, kecuali proses perakitannya. Pemuliaan dengan bioteknologi merupakan pengembangan teknik pemuliaan tradisional yang menggunakan sistem persilangan. Sistem persilangan tersebut ditujukan untuk memperbaiki sifat tanaman. Aplikasi bioteknologi dapat memperbaiki sifat tanaman dengan lebih efisien dan akurat karena gen dari sifat tertentu yang ingin ditambahkan sudah dikarakterisasi secara akurat serta dapat dilacak. Teknologi ini memberikan peluang bagi pemulia untuk merakit tanaman yang diinginkan dengan waktu lebih cepat. Di samping itu, bioteknologi dapat digunakan untuk pemuliaan tanaman dengan sifat tertentu yang tidak mungkin dilakukan dengan pesilangan tradisional. Isu 2: Bahan pangan yang dihasilkan dengan bioteknologi mengandung gen sedangkan bahan makanan yang dirakit dengan teknologi tradisional tidak mengandung gen. Semua makluk hidup mengandung gen, semakin tinggi tingkatan organisme semakin banyak dan kompleks gen yang dimiliki. Dengan 3

9 demikian setiap bahan pangan baik yang dihasilkan dengan teknologi tradisional maupun bioteknologi kedua-duanya mengandung gen. Isu 3: Sejak pertama kali produk bioteknologi dikomersialisasikan, tidak ada perkembangan adopsi dan aplikasi produk tersebut. Sejak dilepas pada tahun 1996 untuk tujuan komersialisasi, telah terjadi peningkatan luas areal penanaman produk bioteknologi secara global, yaitu dari 1,7 juta hektar menjadi 114,7 juta hektar pada tahun Pada 2007 produk bioteknologi ditanam di 23 negara yang terdiri atas 11 negara industri dan 12 negara berkembang. Selain negara yang menanam produk bioteknologi, ada 29 negara yang tidak menanam tetapi mengimpor produk bioteknologi untuk bahan pangan dan pakan. Isu 4: Hanya negara industri/maju terutama Amerika Serikat yang memanfaatkan produk bioteknologi. Negara yang memanfaatkan produk bioteknologi tidak hanya negara maju seperti Amerika Serikat. Pada awal penanamannya ada 5 negara lain, yaitu Kanada, Australia, Argentina, Afrika Selatan, dan Meksiko. Pada tahun 2007 ada 23 negara yang menanam produk bioteknologi, yaitu Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Kanada, India, Cina, Paraguay, Afrika Selatan, Uruguay, Filipina, Australia, Spanyol, Meksiko, Kolombia, Cili, Perancis, Honduras, Republik Chechnia, 4

10 Portugal, Jerman, Slovakia, Rumania, dan Polandia. Selain negara yang menanam produk bioteknologi, 29 negara mengimpor produk tersebut untuk pangan dan pakan, yaitu Jepang, Singapura, Indonesia, Thailand, New Zealand, Switzerland, Korea Selatan, Taiwan, Federasi Rusia, Malaysia, dan 19 negara Uni Eropa. Isu 5: Tanaman produk bioteknologi mengandung gen tidak halal. Sampai saat ini tidak ada tanaman produk bioteknologi yang telah diizinkan untuk dikomersialkan mengandung gen yang berasal dari hewan apalagi yang tidak halal. Dengan demikian, kekhawatiran bahwa tanaman produk bioteknologi mengandung gen tidak halal tidak beralasan. Budi Daya Pertanian Isu 6: Tanaman produk bioteknologi hanya cocok untuk petani di negara maju seperti Amerika Serikat. Isu ini tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapang karena ternyata petani di negara berkembangpun juga memanfaatkan produk bioteknologi, antara lain Afrika Selatan, Filipina, India, Cina, Argentina, Brazil, dan Meksiko. 5

11 Isu 7: Produk bioteknologi merugikan petani. Produk bioteknologi tidak merugikan petani. Sebagai contoh pada tahun 2003 petani di India yang menanam kapas Bt memperoleh keuntungan 84% lebih besar dari petani yang menanam kapas non Bt. Pada tahun 2006 jumlah petani yang menanam produk bioteknologi hanya 10,3 juta dari 22 negara, sedangkan pada tahun 2007 meningkat menjadi12jutapetanidari23negara,berartidalamsetahunterjadi peningkatan 14%. Hal ini mengindikasikan bahwa petani mau dan merasa senang menanam dan tidak merasa dirugikan. Di Asia, pada tahun 2007 sekitar 7,1 juta petani di Cina menanam kapas Bt sedangkan di India sekitar 3,8 juta petani yang menanam kapas Bt. Isu 8: Tanaman produk bioteknologi telah merugikan petani Indonesia. Isu ini tidak benar dan tidak terbukti, karena berdasarkan hasil studi sosiologi dan ekonomi yang dilakukan pada tahun 2001 dan 2002 menunjukkan bahwa petani-petani penanam kapas Bollgard di Sulawesi Selatan mendapat kenaikan hasil per ha. Pada tahun 2001 petani kapas Bt mendapat keuntungan bersih berkisar antara Rp Rp 5, /ha dibandingkan dengan petani kapas non Bt yang hanya memperoleh hasil rata-rata Rp Hasil studi 2002 menunjukkan bahwa 95,7% responden (petani kapas) di Sulawesi Selatan berkeinginan menanam kembali kapas Bt pada musim berikutnya. 6

12 Isu 9: Petani merugi karena tidak dapat menggunakan benih yang dihasilkannya sendiri. Benih tidak hanya merupakan input satu-satunya dalam sistem budi daya tanaman. Namun, membeli benih baru baik benih produk bioteknologi maupun bukan dilakukan petani karena terbukti tanaman yang dihasilkannya tumbuh lebih baik dan memberikan produksi dan keuntungan lebih tinggi. Hal ini juga telah terjadi di pertanian non bioteknologi seperti benih hibrida, sayuran, dan tanaman perkebunan dan industri, di mana benih yang mereka gunakan dibeli dari perusahaan benih yang pada umumnya menjual benih bersertifikat. Di negara maju telah menjadi kebiasaan petani membeli benih dari perusahaan benih sehingga petani mendapatkan benih yang baik dan bukan palsu. Hal ini juga telah terjadi di Indonesia, di mana banyak petani telah membeli benih khususnya tanaman hortikultura dari perusahaan benih pada setiap musim tanam. Isu 10: Petani Indonesia akan bergantung pada perusahaan multinasional jika menanam produk bioteknologi. Perusahaan multinasional tidak hanya memproduksi benih produk bioteknologi tetapi juga benih produk teknologi tradisional seperti varietas unggul dan varitas hibrida serta input pertanian lainnya seperti pestisida. Di samping itu produk bioteknologi pada saat kini tidak hanya diproduksi oleh satu perusahaan multinasional, tetapi beberapa perusahaan multinasional seperti Monsanto, Syngenta, Bayer, 7

13 Dow AgroScience, Mycogen, Dekalb, Pioneer, dan AgroEvo sehingga memperkecil terjadi monopoli. Di India dan Cina, produk bioteknologi juga diproduksi oleh perusahaan swasta nasional dan lembaga pemerintah. Di Indonesia, beberapa lembaga penelitian pemerintah telah melakukan perakitan tanaman transgenik yang diharapkan akan dimanfaatkan petani Indonesia di masa mendatang. Isu 11: Petani bisa didakwa oleh perusahaan benih multinasional. Hal ini dapat terjadi di mana saja terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, di mana hak kekayaan intelektual (HKI) telah diterapkan dengan baik. Adanya lisensi antara petani dan perusahaan benih karena paten yang dimiliki oleh perusahaan penghasil benih tersebut. Hal ini tidak hanya terjadi pada benih bioteknologi, tetapi juga benih-benih yang dihasilkan dari pemuliaan non bioteknologi terutama benih hibrida. HKI tidak hanya melindungi perusahaan tetapi juga petani agar dapat menggunakan benih dengan kualitas terjamin kemurniannya. Khusus untuk komoditas bioteknologi, petani di Amerika Serikat dan Kanada juga harus membayar technology fee (biaya teknologi). Biaya ini sebagai kompensasi biaya yang sangat besar yang telah digunakan perusahaan untuk perakitan dan perbanyakan benih. Meskipun demikian, petani di Amerika Serikat dan Kanada masih mendapatkan keuntungan sehingga mereka tetap menggunakan benih bioteknologi ini walaupun harus membayar lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan benih non bioteknologi. Perusahaan multinasional di negara-negara di luar Amerika Serikat seperti India, Cina, dan Filipina juga memasukkan biaya teknologi ke dalam harga benih. 8

14 Petani Isu 12: Tanaman produk bioteknologi mengancam pertanian organik. Pada saat ini tidak ada tanaman produk bioteknologi yang dilepas untuk tujuan komersial di Indonesia. Pengalaman petani di Amerika Serikat selama 12 tahun menunjukkan bahwa pertanian produk bioteknologi dapat berdampingan baik dengan pertanian organik maupun pertanian non bioteknologi. Terdeteksinya sejumlah kecil serbuk sari dari produk bioteknologi dalam produk organik tidak mendatangkan masalah dibandingkan dengan adanya residu pestisida dalam produk organik tersebut. Laporan menyatakan bahwa masalah residu pestisida merupakan 25% dari masalah kontaminasi produk organik di Amerika Serikat. Keharmonisan antara petani produk bioteknologi, non bioteknologi, dan organik juga terjadi di negara lain seperti Eropa. Lingkungan Isu 13: Introduksi tanaman produk bioteknologi meningkatkan penggunaan pestisida. Sejak tanaman produk bioteknologi mulai ditanam pada tahun 1996 telah terjadi penurunan penggunaan pestisida di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Australia, Brazil, Afrika Selatan, Cina, dan Filipina. Pada tahun 2003 Bayer melaporkan bahwa penjualan pestisidanya menurun sekitar 60% sebagai akibat peningkatan luas areal tanaman produk bioteknologi. Monsanto dan Bayer merupakan dua perusahaan multinasional yang dulunya mendominasi 9

15 produksi dan penjualan pestisida di dunia. Pada tahun 2008 Monsanto memperkirakan akan terjadi penurunan penjualan pestisida sebesar 28% karena peningkatan areal tanaman produk bioteknologi. Isu 14: Perpindahan gen (gene-flow) dari tanaman bioteknologi ke tanaman non bioteknologi mengancam biodiversitas. Perpindahan gen terjadi karena adanya persilangan antar spesies dan ini lebih banyak terjadi pada tanaman yang menyerbuk silang misalnya jagung, dan sulit terjadi pada pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain padi, kentang, dan kapas. Perpindahan gen merupakan fenomena alami yang dapat terjadi baik pada tanaman produk bioteknologi maupun tanaman non bioteknologi. Namun demikian, peluang keberhasilan persilangan antar spesies memberikan keturunan adalah kecil karena keberhasilan terbentuknya embrio sangat kecil. Dengan demikian ancaman tanaman produk bioteknologi mengganggu biodiversitas adalah sangat kecil. Isu 15: Tanaman produk bioteknologi dapat menimbulkan gulma super. Isu yang berkembang dari tanaman produk bioteknologi tahan herbisida adalah munculnya gulma super di sekitar tanaman tahan herbisida karena kemungkinan terjadinya perpindahan gen. Gulma super ini dikhawatirkan sulit dikendalikan dengan herbisida. Seperti yang telah dijelaskan pada fakta isu 14, perpindahan gen antar tanaman 10

16 secara alami sulit menghasilkan keturunan, sehingga kemungkinan terjadinya gulma super sangat kecil. Sampai saat ini belum dilaporkan terjadinya gulma di sekitar tanaman produk bioteknologi menjadi tahan herbisida. Isu 16: Penanaman jagung Bt mengancam kehidupan kupu-kupu monarch. Pada tahun 1999 Losey dan kawan-kawan melaporkan hasil penelitian pengaruh makanan buatan terhadap larva kupu-kupu monarch di laboratorium Cornell University. Makanan buatan tersebut terdiri atas campuran daun milkweed dan serbuk sari jagung Bt dalam jumlah yang sangat besar. Mereka menemukan bahwa 44% larva kupu-kupu monarch mati. Kematian ini terjadi karena larva kupu-kupu dipaksa makan makanan yang tidak alami. Di alam, makanan utama larva kupu-kupu monarch hanya daun milkweed, danmilkweed ini tidak banyak dijumpai pada lahan jagung, namun di padang rumput, di tepi hutan, dan di tepi jalan. Beberapa hasil penelitian lapang menyatakan bahwa jagung Bt tidak mengancam pertumbuhan dan perkembangan kupu-kupu monarch di alam. National Academy of Science (NAS) dan Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat menekankan bahwa jagung Bt tidak membahayakan perkembangan kupu-kupu monarch di lapang. Penanaman jagung Bt justru berpengaruh baik terhadap perkembangan kupu-kupu monarch karena menurunnya penggunaan pestisida yang berspektrum luas. 11

17 Isu 17: Tanaman produk bioteknologi yang mengandung gen Bt dapat mematikan organisme bukan sasaran (non-target) yang menguntungkan. Hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa produk bioteknologi yang mengandung gen Bt kiri atas aman terhadap organisme berguna yang berada di air dan tanah, seperti lebah madu, serangga predator (pemangsa hama tanaman) kumbang lady bird, lacewing, collembola (serangga dekomposer), cacing tanah, dan Daphnia magna (serangga air). Hasil penelitian lain juga menyatakan hal yang sama; populasi serangga berguna pada pertanaman produk bioteknologi dan non bioteknologi tidak berbeda. Hasil penelitian lapang terbatas di Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa pertanaman kapas Bt tidak berpengaruh terhadap organisme bukan sasaran. Isu 18: Tanaman produk bioteknologi dapat menimbulkan hama super. Kekhawatiran timbulnya hama super terjadi karena kemungkinan munculnya biotipe baru serangga yang lebih ganas akibat penanaman produk bioteknologi yang mengandung gen Bt. Hal ini dikaitkan dengan hasil penelitian laboratorium dan kasus di lapang mengenai terjadinya hama tahan pestisida Bt. Sampai saat ini, kasus munculnya hama super pada pertanaman produk bioteknologi yang mengandung gen Bt belum pernah dilaporkan. Petani di negara maju yang memiliki lahan luas seperti di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada yang menanam tanaman transgenik Bt 12

18 harus menyediakan sebagian lahannya untuk menanam tanaman non bioteknologi sebagai plot refugia untuk menghindari kemungkinan terbentuknya hama biotipe baru. Patahnya ketahanan tanaman terhadap hama biotipe baru merupakan fenomena alami yang dapat terjadi pada tanaman tahan hama yang dirakit dengan pemuliaan tradisional juga. Sebagai contoh di Indonesia adalah timbulnya hama wereng coklat biotipe baru pada pertanaman padi tahan wereng yang dapat dihindari dengan pergiliran tanaman. Kesehatan Manusia Isu 19: Makanan yang berasal dari produk bioteknologi tidak aman bagi kesehatan manusia. Produk bioteknologi dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan manusia karena dapat bersifat allergen, menyebabkan kanker dan menimbulkan kekebalan tubuh terhadap antibiotika. Namun sampai saat ini hal tersebut belum pernah terjadi. Hal ini karena produk bioteknologi merupakan suatu produk yang paling hati-hati dikaji keamanannya terhadap lingkungan, manusia, dan hewan sebelum dilepaskelapang. Isu 20: Tanaman produk bioteknologi menyebabkan alergi. Alergi terhadap suatu jenis makanan pada diri seseorang berbedabeda. Saat ini perakitan produk bioteknologi tidak dibenarkan meng- 13

19 gunakan gen yang berasal dari organisme yang menyebabkan alergi pada sekelompok orang. Sampai sekarang tidak terbukti bahwa produk bioteknologi yang telah mendapat izin untuk dikomersialkan dapat menimbulkan alergi karena sudah dilakukan pengkajian alergenisitas. Isu 21: Tanaman produk bioteknologi meningkatkan risiko kanker. Kekhawatiran ini berdasarkan pemikiran bahwa DNA tanaman produk bioteknologi tidak dapat dicerna oleh pencernaan lalu akan masuk ke jaringan saluran pencernaan manusia dan menyebabkan kanker. Isu ini tidak benar. DNA adalah molekul organik yang sangat mudah hancur dan dicerna begitu masuk saluran pencernaan manusia sehingga tidak ada peluang untuk masuk ke sel manusia dan menimbulkan kanker. Menurut ilmu kedokteran kanker diduga terjadi antara lain apabila seseorang makan makanan yang bersifat karsinogenik. Sampai saat ini, tidak terbukti adanya produk bioteknologi yang bersifat karsinogenik. Isu 22: Tanaman produk bioteknologi meningkatkan kekebalan terhadap antibiotika. Sampai saat ini kasus tanaman produk bioteknologi menimbulkan kekebalan terhadap antibiotika belum pernah terjadi. Kekebalan terhadap suatu antibiotik dapat terjadi apabila antibiotik diberikan ke 14

20 dalam tubuh tidak dengan semestinya (tidak tepat dosis). Kalau kita makan produk bioteknologi yang mengandung gen tahan antibiotika, maka gen tersebut akan dicerna dan tidak dapat berfungsi sehingga tidak mungkin ditransfer ke bakteri di dalam saluran pencernaan manusia. Dengan demikian kekhawatiran ini sangat kecil kemungkinannya terjadi. Malahan pemberian obat berupa antibiotika oleh dokter secara tidak benar telah terbukti menyebabkan kekebalan terhadap antibiotika tersebut. 15

21 DAFTAR BACAAN Agbios Agbios database. American Soybean Association Dispelling the myths. The real facts about agricultural biotechnology and biotech food. com/pdf/dispelling_may.pdf. Brookes, G. and P. Barfoot Co-existence in North America agriculture: Can GM crops be grown with conventional and organic crops? PG Economics Ltd (UK). Brookes, G. and P. Barfoot GM crops: The first ten years-global socio-economic and environmental impacts. ISAAA Brief No. 36. ISAAA Ithaca, NY. Carino, F.A., R.V. Ebora, E.M. Mendoza, I.F. Dalmaico, and F.V. Aninas What you want to know about genetically modified organizing. Philippine Council for Advanced Science and Development, Department of Science Technology. 16 p. Fessenden, M New study shows that transgenic plants don't hurt beneficial bugs Cornell Chronicle Online. edu/, June 3, Hilbeck, A. and D.A. Andow Environmental risk assessment of genetically modified organisms: Vol. 1. A case study of Bt maize in Kenya. CAB International, Wallingford, UK. Hilbeck, A., D.A. Andow, and E.M.G. Fontes Environmental risk assessment of genetically modified organisms: Vol. 2. A case study of Bt cotton in Brazil. CAB International, Wallingford, UK. Huang, J. and Q. Wang Agriculture biotechnology development and policy in China. AgBioForum, The Journal of Agrobiotechnology Management and Economics 5(4): James, C Global status of commercialized biotech/gm crops: ISAAA Brief No. 37. ISAAA Ithaca, NY. 16

22 Lokollo, E.M., A. Syam, dan A.K. Zakaria Kajian sosial ekonomi pengembangan kapas transgenik di Sulawesi Selatan MT Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Morse, S., R.M. Bennett, and Y. Ismael Genetically modified insect resistance in cotton: Some farm level economic impacts in India. Crop Protection 24: Siregar, H. dan L.M. Kolopaking Telaahan sosial ekonomi usahatani kapas Bt: Temuan awal dari Provinsi Sulawesi Selatan. Makalah disampaikan pada Seminar evaluasi penanganan kapas transgenik MT 2002 di Sulawesi Selatan. Hotel Salak, Bogor, 14 November Suwanto, A., Y. Hala, and N. Amin Environment risk assessment of transgenic cotton in South Sulawesi, Indonesia: Impact on soil microorganisme. Phase II Progress Report. November p. Trisyono, Y.A., E. Mahrub, dan B. Timan Kapas transgenik Bollgard: Efek terhadap hama sasaran dan organisme bukan sasaran. UGM. Yogyakarta. 52 hlm. USDA Butterflies and Bt corn: Allowing science to guide decision. Wu, K., Y. Peng, and S. Jia What we have learnt on impact of Bt cotton on non-target organisms in China. com (ABN 112). Yorobe, J.M. and C.B. Quicoy Economic impact of Bt corn in the Philippines. The Philippines Agricultural Scientist 89(3):

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bioteknologi adalah salah satu bentuk pemuliaan non konvensional yang dapat dipakai untuk meningkatkan mutu pemuliaan tanaman. Bioteknologi didefinisikan sebagai penggunaan proses

Lebih terperinci

Area Global Tanaman Biotek Terus Meningkat di Tahun 2005 Setelah Satu Dekade Komersialisasi

Area Global Tanaman Biotek Terus Meningkat di Tahun 2005 Setelah Satu Dekade Komersialisasi Area Global Tanaman Biotek Terus Meningkat di Tahun 2005 Setelah Satu Dekade Komersialisasi SAO PAULO, Brasil (11 Januari 2006) Permintaan petani akan tanaman biotek telah meningkat sebesar dua digit per

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bioteknologi modern merupakan hasil penerapan organisme hidup yang bagian-bagiannya mempunyai susunan genetik baru (Pasal 1 PP No.21 Tahun 2005 tentang keamanan hayati). Perkembangan

Lebih terperinci

BRIEF 34. Status Global dari Perdagangan Tanaman Biotek Atau Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: Clive James Ketua Dewan Direksi ISAAA

BRIEF 34. Status Global dari Perdagangan Tanaman Biotek Atau Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: Clive James Ketua Dewan Direksi ISAAA I S A A A INTERNATIONAL SERVICE FOR THE ACQUISITION OF AGRI-BIOTECH APPLICATIONS EXECUTIVE SUMMARY BRIEF 34 Status Global dari Perdagangan Tanaman Biotek Atau Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: 2005 Oleh

Lebih terperinci

LUAS GLOBAL TANAMAN BIOTEK Juta Hektar (1996 s/d 2006)

LUAS GLOBAL TANAMAN BIOTEK Juta Hektar (1996 s/d 2006) ISAAA INTERNATIONAL SERVICE FOR THE ACQUISITION OF AGRI-BIOTECH APPLICATIONS RINGKASAN EKSEKUTIF BRIEF 35 Status Global Komersialisasi Tanaman Biotek/Hasil Rekayasa Genetika: 2006 Oleh Clive James Ketua

Lebih terperinci

SIARAN PERS ISAAA. Tanaman Biotek Global Kembali Mencetak Pertumbuhan Dua-Digit

SIARAN PERS ISAAA. Tanaman Biotek Global Kembali Mencetak Pertumbuhan Dua-Digit Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi: Endah Dwi Ekowati Prisma Public Relations Telp. (021) 830-1500 Fax. (021) 830-3948 SIARAN PERS ISAAA Tanaman Biotek Global Kembali Mencetak Pertumbuhan Dua-Digit

Lebih terperinci

ISAAA LUNCURKAN LAPORAN MENGENAI STATUS TANAMAN REKAYASA GENETIK (RG) DI DUNIA PADA 2014

ISAAA LUNCURKAN LAPORAN MENGENAI STATUS TANAMAN REKAYASA GENETIK (RG) DI DUNIA PADA 2014 04 Februari 2015 GLOBAL ISAAA LUNCURKAN LAPORAN MENGENAI STATUS TANAMAN REKAYASA GENETIK (RG) DI DUNIA PADA 2014 Global Status of Commercialized Biotech/GM Crops: 2014 (ISAAA Brief 49) diluncurkan pada

Lebih terperinci

PG ECONOMICS LAPORKAN DAMPAK GLOBAL TANAMAN BIOTEKNOLOGI

PG ECONOMICS LAPORKAN DAMPAK GLOBAL TANAMAN BIOTEKNOLOGI CROP BIOTECH UPDATE 01 Juni 2016 GLOBAL PG ECONOMICS LAPORKAN DAMPAK GLOBAL TANAMAN BIOTEKNOLOGI Tanaman bioteknologi secara konsisten telah berperan penting dalam ekonomi dan meningkatkan produksi, meningkatkan

Lebih terperinci

IRRI LEPAS 44 PADI VARIETAS BARU DI AFRIKA DAN ASIA

IRRI LEPAS 44 PADI VARIETAS BARU DI AFRIKA DAN ASIA 26 Februari 2014 GLOBAL IRRI LEPAS 44 PADI VARIETAS BARU DI AFRIKA DAN ASIA International Rice Research Institute (IRRI) dan mitranya merilis 44 varietas padi baru dan unggul pada tahun 2013. Ini termasuk

Lebih terperinci

PBB BANTU NEGARA BERKEMBANG TINGKATKAN STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MEREKA

PBB BANTU NEGARA BERKEMBANG TINGKATKAN STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MEREKA 09 September 2015 GLOBAL PBB BANTU NEGARA BERKEMBANG TINGKATKAN STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MEREKA Sebuah program baru dari PBB dengan fokus membantu delapan negara berkembang meningkatkan dan memperkuat

Lebih terperinci

Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya

Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya Volume 2 Status Global Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Regulasinya Oleh: M. Herman Penyunting: Bambang Purwantara Machmud Thohari Balai

Lebih terperinci

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mendorong para produsen pangan untuk melakukan berbagai macam inovasi dalam memproduksi pangan.

Lebih terperinci

Highlight Status Global Komersialisasi Tanaman Biotek/Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: Oleh Clive James, Pendiri dan Ketua Dewan ISAAA

Highlight Status Global Komersialisasi Tanaman Biotek/Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: Oleh Clive James, Pendiri dan Ketua Dewan ISAAA Highlight Status Global Komersialisasi Tanaman Biotek/Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: 2009 Oleh Clive James, Pendiri dan Ketua Dewan ISAAA Dipersembahkan bagi mendiang Peraih Nobel Perdamaian, Norman

Lebih terperinci

PRODUK BIOTEKNOLOGI AKAN TERUS BERKEMBANG. Waber menyatakan bahwa produk-produk berikut ini merupakan produk yang dinanti antara lain :

PRODUK BIOTEKNOLOGI AKAN TERUS BERKEMBANG. Waber menyatakan bahwa produk-produk berikut ini merupakan produk yang dinanti antara lain : 29 Juni 2007 BERITA PRODUK BIOTEKNOLOGI AKAN TERUS BERKEMBANG Bioteknologi akan terus membuat perbedaan dalam perbaikan produktivitas petani, berkontribusi terhadap makanan yang lebih sehat dan peningkatan

Lebih terperinci

Mengantisipasi Pangan Transgenik Friday, 08 September 2006

Mengantisipasi Pangan Transgenik Friday, 08 September 2006 Mengantisipasi Pangan Transgenik Friday, 08 September 2006 Salah satu topik yang dibahas dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII adalah pangan transgenik. Menurut Prof Dr Soekirman, MPS-ID, Ketua

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN ISAAA MENGENAI TANAMAN BIOTEK TAHUN 2015 DIRILIS DI BEIJING, TIONGKOK

LAPORAN TAHUNAN ISAAA MENGENAI TANAMAN BIOTEK TAHUN 2015 DIRILIS DI BEIJING, TIONGKOK 20 April 2016 GLOBAL LAPORAN TAHUNAN ISAAA MENGENAI TANAMAN BIOTEK TAHUN 2015 DIRILIS DI BEIJING, TIONGKOK Brief (51) Tahunan ISAAA mengenai 20th Anniversary (1996 to 2015) of the Global Commercialization

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 21 5(2): 113 12 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA (Determinant Factors of Farmers Acceptance on Genetically Modified

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PAKAN REKAYASA GENETIK PERLU PRINSIP KEHATI-HATIAN

TEKNOLOGI PAKAN REKAYASA GENETIK PERLU PRINSIP KEHATI-HATIAN TEKNOLOGI PAKAN REKAYASA GENETIK PERLU PRINSIP KEHATI-HATIAN Produk rekayasa genetik pada saat ini sudah tersebar luas di berbagai negara, khususnya negara-negara maju dan di Indonesia pun sudah ada beberapa

Lebih terperinci

FAO: INDEKS HARGA MAKANAN DUNIA NAIK 6% DI BULAN JULI

FAO: INDEKS HARGA MAKANAN DUNIA NAIK 6% DI BULAN JULI 24 Agustus 2012 GLOBAL FAO: INDEKS HARGA MAKANAN DUNIA NAIK 6% DI BULAN JULI Indeks Harga Makanan FAO, sebuah ukuran perubahan bulanan terhadap harga internasional komoditas pangan dunia, telah melonjak

Lebih terperinci

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN DAN PEREKONOMIAN PERTANIAN INDONESIA MENURUT SUBSEKTOR Hortikultura Tanaman Pangan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. brief 37 Status Global Tanaman Biotek/Produk Rekayasa Genetika: Clive James Ketua Dewan Direksi ISAAA

RINGKASAN EKSEKUTIF. brief 37 Status Global Tanaman Biotek/Produk Rekayasa Genetika: Clive James Ketua Dewan Direksi ISAAA i s a a a International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications RINGKASAN EKSEKUTIF brief 37 Status Global Tanaman Biotek/Produk Rekayasa Genetika: 2007 Oleh Clive James Ketua Dewan Direksi

Lebih terperinci

SEJAUH MANA KEAMANAN PRODUK BIOTEKNOLOGI INDONESIA?

SEJAUH MANA KEAMANAN PRODUK BIOTEKNOLOGI INDONESIA? SEJAUH MANA KEAMANAN PRODUK BIOTEKNOLOGI INDONESIA? Sekretariat Balai Kliring Keamanan Hayati Indonesia Puslit Bioteknologi LIPI Jl. Raya Bogor Km 46 Cibinong Science Center http://www.indonesiabch.org/

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT UMUM DAN ILMUWAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

PANDANGAN MASYARAKAT UMUM DAN ILMUWAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN 11 Februari 2015 GLOBAL PANDANGAN MASYARAKAT UMUM DAN ILMUWAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN Pew Research Center melakukan survei mengenai pandangan ilmuwan yang tergabung dalam American Association for the

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan terhadap pangan khususnya beras, semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, sedangkan usaha diversifikasi pangan berjalan lambat. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PG ECONOMICS: PETANI TERUS DAPATKAN MANFAAT TANAMAN BIOTEK

PG ECONOMICS: PETANI TERUS DAPATKAN MANFAAT TANAMAN BIOTEK 25 Mei 2012 GLOBAL PG ECONOMICS: PETANI TERUS DAPATKAN MANFAAT TANAMAN BIOTEK Manfaat besar ekonomi dan lingkungan yang dirasakan para petani dan warga di negaranegara pengguna tanaman bioteknologi terus

Lebih terperinci

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( )

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( ) MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI (1414140003) RISKA AMELIA (1414142004) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapas merupakan salah satu bahan baku industri yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional karena kapas merupakan komoditas utama penghasil serat alam untuk

Lebih terperinci

FAO SERUKAN TINDAKAN MENDESAK UNTUK ATASI KELAPARAN

FAO SERUKAN TINDAKAN MENDESAK UNTUK ATASI KELAPARAN 13 Desember 2017 GLOBAL FAO SERUKAN TINDAKAN MENDESAK UNTUK ATASI KELAPARAN Dengan meningkatkan angka kelaparan global baru-baru ini, tindakan mendesak diperlukan untuk membalikkan keadaan ini, menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. CEKAMAN LINGKUNGAN BIOTIK 1. PENYAKIT TANAMAN 2. HAMA TANAMAN 3. ALELOPATI PEMULIAAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman Jagung. Kulit. Grit Tepung Pati. Pakan Kompos Industri Rokok. Pakan Pangan Bahan Baku Industri

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman Jagung. Kulit. Grit Tepung Pati. Pakan Kompos Industri Rokok. Pakan Pangan Bahan Baku Industri 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung dalam perekonomian nasional merupakan kontributor terbesar kedua setelah padi di subsektor tanaman pangan. Jagung merupakan komoditas strategis yang memiliki fungsi

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA TANAMAN

REKAYASA GENETIKA TANAMAN REKAYASA GENETIKA TANAMAN Ulat menyerang tongkol jagung Penggerek batang Kapas biasa Kapas-Bt LUAS PENANAMAN TANAMAN TRANSGENIK Jumlah negara dan luas tanaman transgenik (James 1996-2006) Tahun Jumlah

Lebih terperinci

PANGAN TRANSGENIK DALAM DILEMA PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN JAMINAN KEAMANAN PANGAN RAKYAT. Oleh : Anton Rahmadi

PANGAN TRANSGENIK DALAM DILEMA PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN JAMINAN KEAMANAN PANGAN RAKYAT. Oleh : Anton Rahmadi PANGAN TRANSGENIK DALAM DILEMA PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN JAMINAN KEAMANAN PANGAN RAKYAT Oleh : Anton Rahmadi Sejak dahulu dengan adanya teori bahwa pertumbuhan makanan berkembang menurut deret hitung

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena

Lebih terperinci

PERANAN BIOTEK PERTANIAN DALAM PERMASALAHAN KELANGKAAN AIR

PERANAN BIOTEK PERTANIAN DALAM PERMASALAHAN KELANGKAAN AIR 22 Februari 2008 BERITA PERANAN BIOTEK PERTANIAN DALAM PERMASALAHAN KELANGKAAN AIR Bioteknologi memiliki peranan berharga dalam menghadapi tantangan akan kelangkaan air di negara-negara berkembang. Namun,

Lebih terperinci

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP.   Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk. Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac,id Fusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, akibatnya agroekosistem menjadi tidak stabil. Kerusakan-kerusakan tersebut menimbulkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN BARU DIPERLUKAN UNTUK MEMENUHI TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENDEKATAN BARU DIPERLUKAN UNTUK MEMENUHI TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 30 Maret 2016 GLOBAL PENDEKATAN BARU DIPERLUKAN UNTUK MEMENUHI TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva meminta kementerian pemerintah dan lembaga internasional

Lebih terperinci

15 April 2015 GLOBAL VOICES AND VIEWS: WHY BIOTECH?

15 April 2015 GLOBAL VOICES AND VIEWS: WHY BIOTECH? 15 April 2015 GLOBAL VOICES AND VIEWS: WHY BIOTECH? Apakah ada tempat bagi bioteknologi di dunia? Apa dampaknya? Ini adalah beberapa pertanyaan yang dijawab oleh para ahli bioteknologi, petani, ekonom,

Lebih terperinci

Menyikapi Perkembangan Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan

Menyikapi Perkembangan Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Menyikapi Perkembangan Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Achmad M. Fagi Ringkasan Penerapan bioteknologi pada bidang pertanian terbukti bermanfaat, tetapi masih mengundang isu kontroversial di Indonesia.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

SOCIO-ECONOMIC CONSIDERATION ON AGRICULTURAL BIOTECHNOLOGY

SOCIO-ECONOMIC CONSIDERATION ON AGRICULTURAL BIOTECHNOLOGY PENGANTAR SOCIO-ECONOMIC CONSIDERATION ON AGRICULTURAL BIOTECHNOLOGY Oleh: Harianto Pembelajaran dari Revolusi Hijau Pada Abad 20, investasi publik yang besar dalam penelitian pertanian telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

GMO. Genetically Modified Organism (GMO): Peraturan dan Keresahan Pangan di Indonesia

GMO. Genetically Modified Organism (GMO): Peraturan dan Keresahan Pangan di Indonesia GMO Genetically Modified Organism (GMO): Peraturan dan Keresahan Pangan di Indonesia Mafrikhul Muttaqin (G34052008), Hirmas Fuady Putra (G34050863), Amaryllis Anindyaputri (G34050939), Alfa Mulia Wibowo

Lebih terperinci

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP.   Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk. Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac,id Keluaran

Lebih terperinci

G20 LUNCURKAN STRATEGI INOVATIF UNTUK TINGKATKAN KEAMANAN PANGAN

G20 LUNCURKAN STRATEGI INOVATIF UNTUK TINGKATKAN KEAMANAN PANGAN 06 Juli 2012 GLOBAL G20 LUNCURKAN STRATEGI INOVATIF UNTUK TINGKATKAN KEAMANAN PANGAN Para pemimpin G20 mengumumkan sebuah inisiatif inovatif untuk meningkatkan keamanan pangan global dan meningkatkan kehidupan

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA 30 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA Ada dua kecenderungan umum yang diprediksikan akibat dari Perubahan Iklim, yakni (1) meningkatnya suhu yang menyebabkan tekanan panas lebih banyak dan naiknya permukaan

Lebih terperinci

PARA PEMIMPIN PETANI DI UGANDA JANJI DUKUNG BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

PARA PEMIMPIN PETANI DI UGANDA JANJI DUKUNG BIOTEKNOLOGI PERTANIAN 17 Februari 2016 GLOBAL PADI RG TINGGI BESI DAN ZINK DIKEMBANGKAN Sekelompok ilmuwan transdisciplinary dari institusi di Filipina, Kolombia, Indonesia, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang telah berhasil

Lebih terperinci

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar TANAMAN TRANSGENIK Transgenik adalah suatu organisme yang mengandung transgen melalui proses bioteknologi (bukan proses pemuliaan tanaman), Transgen adalah gen asing yang ditambahkan kepada suatu spesies.

Lebih terperinci

LIEBERT PERSEMBAHKAN WOMEN IN BIOTECHNOLOGY LAW AND REGULATION

LIEBERT PERSEMBAHKAN WOMEN IN BIOTECHNOLOGY LAW AND REGULATION 29 Juli 2015 GLOBAL LIEBERT PERSEMBAHKAN WOMEN IN BIOTECHNOLOGY LAW AND REGULATION Sebuah fitur khusus mengenai Women in Biotechnology Law and Regulation diterbitkan oleh Mary Ann Liebert, Inc. sebagai

Lebih terperinci

UNDANGAN UNTUK AKSES GRATIS INFORMASI TENTANG TANAMAN BIOTEK

UNDANGAN UNTUK AKSES GRATIS INFORMASI TENTANG TANAMAN BIOTEK 25 August 2011 GLOBAL UNDANGAN UNTUK AKSES GRATIS INFORMASI TENTANG TANAMAN BIOTEK Crop Biotech Update, e-newsletter dari International Service for the Acquisition of Agribiotech Applications (ISAAA),

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah. pakan ternak. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan

PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah. pakan ternak. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah beras. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak. Dengan semakin

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI Pengembangan ekspor tidak hanya dilihat sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi nasional. Perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bawah presiden Susilo Bambang Yudhoyono memposisikan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. bawah presiden Susilo Bambang Yudhoyono memposisikan sektor pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Industri pestisida merupakan industri yang strategis di Indonesia. Pertanian menjadi sektor andalan perekonomian negara Indonesia. Pemerintah di bawah presiden Susilo

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi Lampung pada sektor tanaman pangan. Produksi komoditas padi di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

PENDIRI BRAC DIANUGRAHI SEBAGAI PEMENANG WORLD FOOD PRIZE 2015

PENDIRI BRAC DIANUGRAHI SEBAGAI PEMENANG WORLD FOOD PRIZE 2015 15 Juli 2015 GLOBAL PENDIRI BRAC DIANUGRAHI SEBAGAI PEMENANG WORLD FOOD PRIZE 2015 Tahun ini World Food Prize diberikan kepada Sir Fazle Hasan Abed, pendiri dan kepala Bangladesh Rural Advancement Committee

Lebih terperinci

PETA JARINGAN SISTEMATIS PERTAMA UNTUK ARABIDOPSIS

PETA JARINGAN SISTEMATIS PERTAMA UNTUK ARABIDOPSIS 20 Mei 2011 GLOBAL PETA JARINGAN SISTEMATIS PERTAMA UNTUK ARABIDOPSIS Pabrik mustard Arabidopsis thaliana merupakan organisme model yang populer untuk studi biologi tanaman. Sebuah konsorsium ilmuwan internasional

Lebih terperinci

NIGERIA GUNAKAN BIOTECH UNTUK MENGATASI MASALAH PANGAN

NIGERIA GUNAKAN BIOTECH UNTUK MENGATASI MASALAH PANGAN 13 Mei 2011 GLOBAL KONSULTASI ONLINE UNTUK KETAHANAN PANGAN Komite Ketahanan Pangan Dunia (CFS) telah meluncurkan konsultasi online baru dalam Ketahanan Pangan dan gizi. Hasil dari konsultasi online akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

PENYEBAB GANDUM TAHAN TERHADAP SCAB DITEMUKAN

PENYEBAB GANDUM TAHAN TERHADAP SCAB DITEMUKAN 06 Mei 2015 GLOBAL PENYEBAB GANDUM TAHAN TERHADAP SCAB DITEMUKAN Dr. Rachid Lahlali dari Canadian Light Source (CLS), bersama-sama dengan tim peneliti dari CLS, National Research Council Canada, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

STUDI TERBARU UNGKAP STAGNANSI HASIL PRODUKSI TANAMAN PANGAN, PERLU ADANYA AKSI REGIONAL

STUDI TERBARU UNGKAP STAGNANSI HASIL PRODUKSI TANAMAN PANGAN, PERLU ADANYA AKSI REGIONAL 19 Desember 2012 GLOBAL STUDI TERBARU UNGKAP STAGNANSI HASIL PRODUKSI TANAMAN PANGAN, PERLU ADANYA AKSI REGIONAL Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Nature Communications edisi 18 Desember, menguji

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL. Pokok Bahasan

ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL. Pokok Bahasan ANALISIS PELUANG DI PASAR GLOBAL Pokok Bahasan Pasar dan Pembeli Global, dengan Bahasan : Kerjasana Ekonomi dan Pengaturan Perdagangan, Kejasama Ekonomi Regional, Karakteristik Pasar Regional, Pemasaran

Lebih terperinci

AGUSTUS 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

AGUSTUS 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 AGUSTUS 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Secara sempit

Lebih terperinci

Praktik Pertanian yang Baik untuk Antisipasi Pasar Global

Praktik Pertanian yang Baik untuk Antisipasi Pasar Global Praktik Pertanian yang Baik untuk Antisipasi Pasar Global Oleh : Sudiarto Dalam era globalisasi, perdagangan komoditas pertanian akan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Penerapan praktik pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN TAMPILKAN MANFAAT EKONOMI DAN LINGKUNGAN DARI TANAMAN BIOTEK/TANAMAN HASIL REKAYASA GENETIKA SELAMA 20 TAHUN

LAPORAN TAMPILKAN MANFAAT EKONOMI DAN LINGKUNGAN DARI TANAMAN BIOTEK/TANAMAN HASIL REKAYASA GENETIKA SELAMA 20 TAHUN 7 Juni 2017 GLOBAL LAPORAN TAMPILKAN MANFAAT EKONOMI DAN LINGKUNGAN DARI TANAMAN BIOTEK/TANAMAN HASIL REKAYASA GENETIKA SELAMA 20 TAHUN Bioteknologi tanaman secara signifikan telah mengurangi dampak lingkungan

Lebih terperinci

PARIS CLIMATE AGREEMENT AKUI KETAHANAN PANGAN SEBAGAI PRIORITAS

PARIS CLIMATE AGREEMENT AKUI KETAHANAN PANGAN SEBAGAI PRIORITAS 16 Desember 2015 GLOBAL PARIS CLIMATE AGREEMENT AKUI KETAHANAN PANGAN SEBAGAI PRIORITAS Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa menyambut persetujuan Paris Climate Change Agreement,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi dan termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia, mengingat

Lebih terperinci

STUDI: TANAMAN RG DAPAT BANTU MEMELIHARA AGROBIODIVERSITAS

STUDI: TANAMAN RG DAPAT BANTU MEMELIHARA AGROBIODIVERSITAS 10 Juni 2015 GLOBAL STUDI: TANAMAN RG DAPAT BANTU MEMELIHARA AGROBIODIVERSITAS Selama revolusi hijau, petani mengganti sejumlah besar ras lokal dengan sejumlah kecil varietas unggul. Ada kekhawatiran bahwa

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 1 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani BIOTEKNOLOGI JAGUNG BT DAN KULTUR JARINGAN PISANG Oleh : Erwin Maulana 115100301111050 Farda Arifta Nanizza 115100301111054 Lidwina Roumauli A.S 115100307111008 Ramlah Hardiani 115100307111006 JURUSAN

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PARA MENTERI G20 NYATAKAN INOVASI DI BIDANG PERTANIAN KUNCI UNTUK AKHIRI KELAPARAN EKSTREM

PARA MENTERI G20 NYATAKAN INOVASI DI BIDANG PERTANIAN KUNCI UNTUK AKHIRI KELAPARAN EKSTREM 15 Juni 2016 GLOBAL PARA MENTERI G20 NYATAKAN INOVASI DI BIDANG PERTANIAN KUNCI UNTUK AKHIRI KELAPARAN EKSTREM Para Menteri Pertanian dari 20 ekonomi utama dunia diselenggarakan di Xi'an, Tiongkok pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan

Lebih terperinci

Inovasi Teknologi dan Pengembangan. Editor Sumarno Djoko Said Damardjati Mahyuddin Syam Hermanto

Inovasi Teknologi dan Pengembangan. Editor Sumarno Djoko Said Damardjati Mahyuddin Syam Hermanto Inovasi Teknologi dan Pengembangan Editor Sumarno Djoko Said Damardjati Mahyuddin Syam Hermanto Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 i Cetakan 2013 Hak Cipta Dilindungi

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

TREN GLOBAL DAN PERKIRAAN MENGENAI PENGUJIAN PASAR KEAMANAN PANGAN RG

TREN GLOBAL DAN PERKIRAAN MENGENAI PENGUJIAN PASAR KEAMANAN PANGAN RG 11 Mei 2016 GLOBAL TREN GLOBAL DAN PERKIRAAN MENGENAI PENGUJIAN PASAR KEAMANAN PANGAN RG Pengujian pasar keamanan pangan RG, diperkirakan berjumlah US $ 1,36 miliar pada tahun 2015, diproyeksikan mencapai

Lebih terperinci

FAO: UPAYA GLOBAL DIBUTUHKAN UNTUK HENTIKAN PENYAKIT PISANG MEMATIKAN

FAO: UPAYA GLOBAL DIBUTUHKAN UNTUK HENTIKAN PENYAKIT PISANG MEMATIKAN 07 Januari 2015 GLOBAL FAO: UPAYA GLOBAL DIBUTUHKAN UNTUK HENTIKAN PENYAKIT PISANG MEMATIKAN Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyerukan upaya global untuk memerangi penyakit

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penawaran Kedelai Dunia Penawaran kedelai dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat setiap tahunnya mengikuti deret pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

Sebelas Tahun Perkembangan Jagung Bt dan Statusnya secara Global

Sebelas Tahun Perkembangan Jagung Bt dan Statusnya secara Global Jurnal AgroBiogen 3(2):73-79 Sebelas Tahun Perkembangan Jagung Bt dan Statusnya secara Global M. Herman Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jl. Tentara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

Prospek Pengembangan Pertanian Organik di Yogyakarta

Prospek Pengembangan Pertanian Organik di Yogyakarta Prospek Pengembangan Pertanian Organik di Yogyakarta Oleh: Heri Akhmadi, S.P., M.A. Staf Pengajar Prodi Agribisnis UMY Disampaikan Pada Hari Rabu, 9 Agustus 2017 Dalam Acara Penyuluhan Pentingnya Pertanian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

KOMPARASI EKONOMI JAGUNG INDONESIA DENGAN NEGARA PRODUSEN UTAMA PENDAHULUAN

KOMPARASI EKONOMI JAGUNG INDONESIA DENGAN NEGARA PRODUSEN UTAMA PENDAHULUAN KOMPARASI EKONOMI JAGUNG INDONESIA DENGAN NEGARA PRODUSEN UTAMA P R O S I D I N G 95 Nuhfil Hanani Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang PENDAHULUAN Sektor pertanian

Lebih terperinci